4.2 Analisis Data Hasil Penelitian 40
4.2.1 Uji Normalitas 40
4.2.2 Uji Homogenitas 41
4.2.3 Uji Hipotesis 42
4.3 Pembahasan 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 45
5.1 Kesimpulan 45
5.2 Saran 45
DAFTAR PUSTAKA 46
LAMPIRAN 48
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
29 Tabel 3.2 Kisi
– kisi Soal 30
Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Pretes 38
Tabel 4.2 Ringkasan Hsail Postes 39
Tabel 4.3 Hasil Analisis Normalitas Data Penelitian 41
Tabel 4.4 Hasil Analisis Homogenitas Data Penelitian 41
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Kerucut pengalaman Edgar Dale
10 Gambar 2.2. Saluran Pencernaan Manusia
14 Gambar 2.3 Rumus gigi pada Manusia
16 Gambar 2.4 Penampang Gigi
16 Gambar 2.5 Lidah
17 Gambar 2.6 Kelenjar Ludah
17 Gambar 2.7 Proses Gerak Bolus Secara Peristaltik dari Esofagus
18 Menuju Lambung
Gambar 2.8 Struktur Lambung 19
Gambar 2.9 Pankreas, Hati dan Kantung Empedu 21
Gambar 2.10 Penampang Usus Halus Manusia 22
Gambar 2.11 Usus Besar Manusia 23
Gambar 2.12 Rektum 24
Gambar 4.1 Diagram rata-rata nilai pretes untuk kelas 39
eksperimen I dan Eksperimen II Gambar 4.2 Diagram rata-rata nilai postes untuk kelas
40 eksperimen I dan Eksperimen II
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Diagram Alur Program
48 Lampiran 2 Peta Materi
49 Lampiran 3 Silabus
50 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
52 Lampiran 5 Instrumen Penelitian
68 Lampiran 6 Kunci Jawaban
78 Lampiran 7 Perhitungan Validitas Instrumen Penelitian
79 Lampiran 8 Perhitungan Reliabilitas Instrumen Penelitian
83 Lampiran 9 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
84 Lampiran 10 Perhitungan Daya Beda Soal
85 Lampiran 11 Data Hasil Penelitian
87 Lampiran 12 Perhitungan Rata- rata, Standart Deviasi dan
89 Varians
Lampiran 12 Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa 92
Lampiran 13 Uji Homogenitas 95
Lampiran 14 Uji Hipotesis 97
Lampiran 16 Dokumentasi Penelitian 102
Lampiran 17 Tabel Harga Kritik Dari r Product Moment 106
Lampiran 18 Tabel Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors 107
Lampiran 19 Tabel Distribusi Normal Standar FZi 108
Lampiran 20 Tabel Distribusi t Uji Hipotesis 112
Lampiran 21 Tabel Distribusi F 114
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya, proses belajar mengajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya memiliki berbagai komponen yang saling bekerja sama dan terpadu
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan pengajaran, guru dan peserta didik, bahan pelajaran, metode dan strategi
belajar mengajar, alat atau media, sumber pelajaran dan evaluasi. Tentu saja, sebelum memutuskan untuk menerapkan metode dan media tertentu dalam
pembelajaran, guru hendaknya terlebih dahulu mengenali karakteristik siswa dan karakteristik bahan ajar.
Dalam konsep lama model penyampaian informasi, pendidik teacher berperan sebagai seorang expert yang menyampaikan informasi kepada peserta
didik learner. Akan tetapi, seiring dengan perubahan kurikulum, pembelajaran dituntut untuk lebih melibatkan peran aktif peserta didik Nurul, 2009. Apalagi
saat ini siswa mempunyai kreativitas yang lebih tinggi, memiliki keinginan untuk mencari dan mendapatkan sesuatu yang baru, anti kemonotonan dan berjiwa
dinamis. Karakter seperti ini tentu saja harus diikuti dengan pola pengajaran guru yang mampu menampung perubahan tersebut. Guru hendaknya memiliki
kepekaan menyediakan, menunjukkan, membimbing, dan memotivasi siswa agar mereka dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar yang ada.
Berdasarkan observasi dan pengalaman yang di dapat peneliti pada masa Pelatihan Pengalaman Lapangan Terpadu PPLT 2010 di SMA dan juga hasil
diskusi dengan guru biologi SMA Swasta Panca Budi Medan, yaitu bapak Sugangsar adalah satu kesulitan yang seringkali guru hadapi adalah ketika
merancang kegiatan pembelajaran biologi yang memuat konsep abstrak. Sehingga membuat siswa terkadang susah untuk memahami materi tersebut. Hal ini
mengakibatkan nilai mata pelajaran biologi menjadi rendah, yaitu memiliki rata- rata 60, dimana seharusnya nilai yang harus dicapai adalah di atas nilai rata-rata
KKM yakni 70. Sebagai contoh kasus ialah pembelajaran konsep sistem organ
pada makhluk hidup, metabolisme dan anabolisme, sistem saraf, sistem regulasi, sistem reproduksi, sistem pencernaan makanan manusia yang meliputi materi
tentang alat pencernaan dan juga proses pencernaan makanan manusia.
Beberapa materi tersebut di atas merupakan materi yang sulit dipahami oleh siswa karena di dalamnya terkandung konsep yang bersifat abstrak. Sehingga
seringkali pemahaman siswa terhadap konsep ini masih belum optimal. Misalnya saja kegiatan pada proses pencernaan makan manusia sulit untuk dieksplorasi
secara detil karena tidak ada obyek langsung yang dapat dipelajari. Salah satu solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan memberikan pengalaman
langsung kepada siswa terhadap materi melalui pengamatan dan praktikum. Namun, tidak jarang beberapa sekolah belum mempunyai gedung laboratorium
dengan peralatan praktek biologi yang lengkap. Kondisi demikian dapat menyebabkan kesulitan bagi siswa untuk
menguasai dan memahami konsep-konsep abstrak. Untuk mencapai keberhasilan pembelajaran seorang guru dituntut untuk dapat memilih dan menggunakan media
pembelajaran yang sesuai dengan bahan ajar yang akan diberikan kepada peserta didik, dengan mempertimbangkan kemampuan media pembelajaran yang
membangkitkan rangsangan indra penglihatan, pendengaran maupun penciuman atau kesesuaiannya dengan tingkat hirarki belajar. Pemilihan media yang tidak
tepat dan kurang menarik dapat menyulitkan guru untuk menyampaikan materi biologi dengan konsep abstrak dan dapat mengganggu hubungan komunikasi
yang baik antara guru dan siswa. Dalam mengembangkan profesionalnya, guru dituntut mempunyai
sejumlah kemampuan. Salah satu diantaranya menciptakan suasana belajar yang kondusif, misalnya dengan memilih media pengajaran yang sesuai dengan materi
pelajaran yang diajarkan. Slameto 2003 mengemukakan bahwa alat pelajaran atau media erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat atau media
pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai siswa untuk menerima bahan pelajaran. Berangkat dari hal tersebut Makromedia Flash
menjadi salah satu alternatif pemecahan.