PENDAHULUAN 1 TINJAUAN PUSTAKA 7 METODE PENELITIAN 28 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 37 KESIMPULAN DAN SARAN 45

4.2 Analisis Data Hasil Penelitian 40 4.2.1 Uji Normalitas 40 4.2.2 Uji Homogenitas 41 4.2.3 Uji Hipotesis 42 4.3 Pembahasan 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 45

5.1 Kesimpulan 45 5.2 Saran 45 DAFTAR PUSTAKA 46 LAMPIRAN 48 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 29 Tabel 3.2 Kisi – kisi Soal 30 Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Pretes 38 Tabel 4.2 Ringkasan Hsail Postes 39 Tabel 4.3 Hasil Analisis Normalitas Data Penelitian 41 Tabel 4.4 Hasil Analisis Homogenitas Data Penelitian 41 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Kerucut pengalaman Edgar Dale 10 Gambar 2.2. Saluran Pencernaan Manusia 14 Gambar 2.3 Rumus gigi pada Manusia 16 Gambar 2.4 Penampang Gigi 16 Gambar 2.5 Lidah 17 Gambar 2.6 Kelenjar Ludah 17 Gambar 2.7 Proses Gerak Bolus Secara Peristaltik dari Esofagus 18 Menuju Lambung Gambar 2.8 Struktur Lambung 19 Gambar 2.9 Pankreas, Hati dan Kantung Empedu 21 Gambar 2.10 Penampang Usus Halus Manusia 22 Gambar 2.11 Usus Besar Manusia 23 Gambar 2.12 Rektum 24 Gambar 4.1 Diagram rata-rata nilai pretes untuk kelas 39 eksperimen I dan Eksperimen II Gambar 4.2 Diagram rata-rata nilai postes untuk kelas 40 eksperimen I dan Eksperimen II DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Diagram Alur Program 48 Lampiran 2 Peta Materi 49 Lampiran 3 Silabus 50 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 52 Lampiran 5 Instrumen Penelitian 68 Lampiran 6 Kunci Jawaban 78 Lampiran 7 Perhitungan Validitas Instrumen Penelitian 79 Lampiran 8 Perhitungan Reliabilitas Instrumen Penelitian 83 Lampiran 9 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 84 Lampiran 10 Perhitungan Daya Beda Soal 85 Lampiran 11 Data Hasil Penelitian 87 Lampiran 12 Perhitungan Rata- rata, Standart Deviasi dan 89 Varians Lampiran 12 Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa 92 Lampiran 13 Uji Homogenitas 95 Lampiran 14 Uji Hipotesis 97 Lampiran 16 Dokumentasi Penelitian 102 Lampiran 17 Tabel Harga Kritik Dari r Product Moment 106 Lampiran 18 Tabel Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors 107 Lampiran 19 Tabel Distribusi Normal Standar FZi 108 Lampiran 20 Tabel Distribusi t Uji Hipotesis 112 Lampiran 21 Tabel Distribusi F 114

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya, proses belajar mengajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya memiliki berbagai komponen yang saling bekerja sama dan terpadu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan pengajaran, guru dan peserta didik, bahan pelajaran, metode dan strategi belajar mengajar, alat atau media, sumber pelajaran dan evaluasi. Tentu saja, sebelum memutuskan untuk menerapkan metode dan media tertentu dalam pembelajaran, guru hendaknya terlebih dahulu mengenali karakteristik siswa dan karakteristik bahan ajar. Dalam konsep lama model penyampaian informasi, pendidik teacher berperan sebagai seorang expert yang menyampaikan informasi kepada peserta didik learner. Akan tetapi, seiring dengan perubahan kurikulum, pembelajaran dituntut untuk lebih melibatkan peran aktif peserta didik Nurul, 2009. Apalagi saat ini siswa mempunyai kreativitas yang lebih tinggi, memiliki keinginan untuk mencari dan mendapatkan sesuatu yang baru, anti kemonotonan dan berjiwa dinamis. Karakter seperti ini tentu saja harus diikuti dengan pola pengajaran guru yang mampu menampung perubahan tersebut. Guru hendaknya memiliki kepekaan menyediakan, menunjukkan, membimbing, dan memotivasi siswa agar mereka dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar yang ada. Berdasarkan observasi dan pengalaman yang di dapat peneliti pada masa Pelatihan Pengalaman Lapangan Terpadu PPLT 2010 di SMA dan juga hasil diskusi dengan guru biologi SMA Swasta Panca Budi Medan, yaitu bapak Sugangsar adalah satu kesulitan yang seringkali guru hadapi adalah ketika merancang kegiatan pembelajaran biologi yang memuat konsep abstrak. Sehingga membuat siswa terkadang susah untuk memahami materi tersebut. Hal ini mengakibatkan nilai mata pelajaran biologi menjadi rendah, yaitu memiliki rata- rata 60, dimana seharusnya nilai yang harus dicapai adalah di atas nilai rata-rata KKM yakni 70. Sebagai contoh kasus ialah pembelajaran konsep sistem organ pada makhluk hidup, metabolisme dan anabolisme, sistem saraf, sistem regulasi, sistem reproduksi, sistem pencernaan makanan manusia yang meliputi materi tentang alat pencernaan dan juga proses pencernaan makanan manusia. Beberapa materi tersebut di atas merupakan materi yang sulit dipahami oleh siswa karena di dalamnya terkandung konsep yang bersifat abstrak. Sehingga seringkali pemahaman siswa terhadap konsep ini masih belum optimal. Misalnya saja kegiatan pada proses pencernaan makan manusia sulit untuk dieksplorasi secara detil karena tidak ada obyek langsung yang dapat dipelajari. Salah satu solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan memberikan pengalaman langsung kepada siswa terhadap materi melalui pengamatan dan praktikum. Namun, tidak jarang beberapa sekolah belum mempunyai gedung laboratorium dengan peralatan praktek biologi yang lengkap. Kondisi demikian dapat menyebabkan kesulitan bagi siswa untuk menguasai dan memahami konsep-konsep abstrak. Untuk mencapai keberhasilan pembelajaran seorang guru dituntut untuk dapat memilih dan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan bahan ajar yang akan diberikan kepada peserta didik, dengan mempertimbangkan kemampuan media pembelajaran yang membangkitkan rangsangan indra penglihatan, pendengaran maupun penciuman atau kesesuaiannya dengan tingkat hirarki belajar. Pemilihan media yang tidak tepat dan kurang menarik dapat menyulitkan guru untuk menyampaikan materi biologi dengan konsep abstrak dan dapat mengganggu hubungan komunikasi yang baik antara guru dan siswa. Dalam mengembangkan profesionalnya, guru dituntut mempunyai sejumlah kemampuan. Salah satu diantaranya menciptakan suasana belajar yang kondusif, misalnya dengan memilih media pengajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan. Slameto 2003 mengemukakan bahwa alat pelajaran atau media erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat atau media pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai siswa untuk menerima bahan pelajaran. Berangkat dari hal tersebut Makromedia Flash menjadi salah satu alternatif pemecahan.

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB DAN POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

5 39 50

PERBANDINGAN PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB DAN POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

1 6 16

PENGARUH PENGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA N 1 Talang Padang Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 6 54

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA 3D ANOTRUS TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA

2 19 67

PERBANDINGAN MODEL JIGSAW DENGAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN

6 17 204

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA 3D ANOTRUS TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM GERAK PADA MANUSIA

1 33 76

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CUACA DAN PENGARUHNYA BAGI MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS III A DI SDN 004 PINANG SERIBU

0 0 8

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN BLENDED LEARNING DAN E-LEARNING PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

0 0 7

PENGARUH PENERAPAN MEDIA MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA DI SMPN 2 MANONJAYA TASIKMALAYA

0 0 8

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH 1 KETAPANG

0 1 6