PERBANDINGAN MODEL JIGSAW DENGAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN

(1)

ABSTRAK

PERBANDINGAN MODEL JIGSAW DENGAN NUMBERHEAD TOGETHER(NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN

(Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kedondong Kabupaten Pesawaran Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh

ELDI RIDHO AKMAL

Penelitian ini dilaksanakan pada SMA Negeri 1 kedondong Kabupaten

Pesawaran dan bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang lebih tinggi antara pembelajaran model kooperatif tipe Jigsaw dengan NHTpada materi pokok sistem pencernaan. Desain penelitian adalah pretes-postes kelompok pembanding. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI IPA1 dan XI IPA2 yang

dipilih secara purposive sampling. Data penelitian berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa, diperoleh dari rata-rata nilai pretes, postes, dan N-gain yang dianalisis secara statistik menggunakan uji-t dan uji-u. Data kualitatif berupa aktivitas belajar siswa yang dianalisis secara deskriptif.


(2)

iii

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran model NHT meningkatkan hasil belajar siswa dengan rata-rata N-gain sebesar 0,43 ± 0,08. Peningkatan hasil belajar juga terjadi pada indikator aspek kognitif (C2, C3, C4 dan C5) dengan rata-rata N-gain pada indikator C2 sebesar 0,57 ± 0,16; indikator C3 sebesar 0,25 ± 0,10; indikator C4 sebesar 0,44 ± 0,16; indikator C5 sebesar 0,44 ± 0,22. Rata-rata aktivitas belajar siswa semua aspek seperti bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok, mengemukakan ide/ pendapatdan mempresentasikan hasil diskusi kelompok pada kelas NHT yaitu 59,03 ± 1,84 dengan kriteria sedang, pada kelas Jigsaw 53,70 ± 3,28 berkriteria rendah. Dengan demikian, model pembelajaran NHT berpengaruh signifikan dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pokok sistem pencernaan.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Penengahan 31 Agustus 1991, yang merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Effendi Suar dan Ibu Siti Zuhro. Tempat tinggal penulis di Penengahan Rt/Rw 013/007 No. 21, Kecamatan Wai Khilau, Kabupaten Pesawaran. Cp (081320048511).

Penulis mengawali Pendidikan formal di SD Negeri 1 Penengahan, Pesawaran (1997-2003), SMP Negeri 1 Pardasuka, Pringsewu (2003-2006), MAN 1 Bandar Lampung (2006-2009). Pada tahun 2009, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Ujian Mandiri (UM) Perguruan Tinggi Negeri.

Selama menjadi mahasiswa penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP PGRI 1 Sukadana dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Kabupaten Lampung Timur tepatnya di Desa Pakuan Aji Kecamatan Sukadana (Tahun 2012) dan penelitian pendidikan di SMA Negeri 1 Kedondong untuk meraih gelar sarjana pendidikan/S.Pd. (Tahun 2014).


(8)

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan nikmatnya yang tak

terhitung. Sholawat beriring salam selalu tercurahkan kepada

Rasullullah Muhammad SAW

segala apa yang telah aku miliki dan aku dapatkan adalah berkat Izin dan

Ridho dari

NYA, serta doa dari orang-orang yang mencintaiku.

Kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang yang akan selalu

berharga dala hidupku:

Ayahanda Effendi Suar dan Ibunda Siti Zuhro

Yang telah mendidik dan membesarkan aku dengan segala doa terbaik mereka,

pengorbanan yang selalu menguatkan aku, kesabaran dan limpahan kasih

sayang serta mendukung segala langkahku menuju kesuksesan

Adikku M. Alwin Fathoni, Alwazir Guna Putra dan Azzahara Suci Najia

yang selalu memberi semangat, bantuan ketika dalam kesulitan serta

memotivasi aku dan menyayangi aku serta keluarga besar yang ku sayangi

hingga akhirnya terselesaikan sebuah persembahan ini 

Guru dan murobbi, atas nasihat, ilmu dan arahan yang telah kau berikan

Sahabat-sahabatku serta teman-teman sejati (mahasiswa pendidikan biologi

angkatan 2009 Unila)


(9)

MOTO

Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki,

tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai.

(Aldus Huxley)

Tiada keyakinan yang membuat orang takut menghadapi tantangan

dan saya percaya pada diri saya sendiri.

(Thomas Alva Edison)

Selalu jadi diri sendiri dan jangan pernah menjadi orang lain meskipun

mereka tampak lebih baik


(10)

xi

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “ PERBANDINGAN MODEL JIGSAW

DENGAN NUMBERHEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN (Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kedondong Kabupaten Pesawaran Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

dan Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

4. Dr. Tri Jalmo, M. Si., selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai; 5. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan


(11)

xii

6. Suiryono, S.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 1 Kedondong dan M. Febriansyah Putra, S.Si., selaku guru mitra yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;

7. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas XI IPA1 dan XI IPA2

SMA Negeri 1 Kedondong atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung;

8. Sahabat-sahabatku seperjuangan (Pendidikan Biologi 2009) atas doa dan bantuannya, semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang terjalin hingga saat ini;

9. Almamater tercinta, Universitas Lampung;

Semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca. Aamiin.

Bandar Lampung, Januari 2015 Penulis


(12)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

F. Kerangka Pikir ... 7

G. Hipotesis ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif ... 10

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 12

C. Model Pembelajaran Number Head Together (NHT) ... 15

D. Hasil Belajar ... 18

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

B. Populasi dan Sampel ... 21

C. Desain Penelitian ... 21

D. Prosedur penelitian ... 22

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 30

F. Teknik Analisis Data ... 32

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36

B. Pembahasan ... 39

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 51


(13)

xiv

DAFTAR PUSTAKA ... 52

LAMPIRAN 1. Silabus ... 55

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 61

3. Lembar Kerja Kelompok ... 84

4. Soal Pretes dan Postes ... . 169

5. Data Hasil Penelitian ... 184

6. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 192


(14)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Lembar observasi aktivitas belajar siswa ... 31

2. Kriteria aktivitas siswa ... 35

3. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen I dan eksperimen II ... 36

4. Hasil uji statistik terhadap pretes, postes, dan N-gain ... 37

5. Hasil uji normalitas, homogenitas, uji t dan uji U nilai N-gain untuk setiap indikator hasil belajar siswa kelas eksperimen I dan eksperimen II ... 38

6. Contoh jawaban siswa indikator C2 (LKS kelas Jigsaw pertemuan 1) ... 42

7. Contoh jawaban siswa indikator C2 (LKK kelas NHT pertemuan 1) ... 42

8. Contoh jawaban siswa indikator C3 (LKS kelas Jigsaw pertemuan 2) ... 43

9. Contoh jawaban siswa indikator C3 (LKK kelas NHT pertemuan 2) ... 44

10.Nilai pretes, postes, dan N-gain kelas eksperimen I ... 184

11.Nilai pretes, postes, dan N-gain kelas eksperimen II ... 185

12.Analisis butir soal kelas eksperimen I... 186

13.Analisis butir soal kelas eksperimen II ... 187

14.Analisis butir soal per indikator kelaseksperimen I ... 188

15.Analisis butir soal per indikator kelaseksperimen II ... 189

16.Analisis data observasi aktivitas belajar siswa kelas eksperimen I ... 190


(15)

xvi

18.Uji normalitas pretes kelas eksperimen I dan eksperimen II ... 192

19.Uji Mann-Withney U kelas eksperimen I dan eksperimen II ... 192

20.Uji normalitas postes kelas eksperimen I dan eksperimen II ... 193

21.Uji Mann-Withney U kelas eksperimen I dan eksperimen II ... 193

22.Uji normalitas N-gain kelaseksperimen I dan eksperimen II ... 194

23.Uji Mann-Withney U kelaseksperimen I dan eksperimen II ... 194

24.Uji normalitas indikator kognitif C2 kelaseksperimen I dan eksperimen II ... 195

25.Uji Mann-withney U indikator kognitif C2 kelas eksperimen I dan eksperimen II ... 195

26.Uji normalitas indikator kognitif C3 kelaseksperimen I dan eksperimen II ... 196

27.Uji Mann-withney U indikator kognitif C3 kelas eksperimen I dan eksperimen II ... 196

28.Uji normalitas indikator kognitif C4 kelaseksperimen I dan eksperimen II ... 197

29.Uji Mann-withney U indikator kognitif C4 kelas eksperimen I dan eksperimen II ... 197

30.Uji normalitas indikator kognitif C5 kelaseksperimen I dan eksperimen II ... 198

31.Uji Mann-withney U indikator kognitif C5 kelas eksperimen I dan eksperimen II ... 198


(16)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 8

2. Pembentukan kelompok Jigsaw ... 14

3. Desain pretes-postes kelompok pembanding. ... 22

4. Contoh jawaban siswa indikator C4 (LKS model Jigsaw pertemuan 2)... 44

5. Contoh jawaban siswa indikator C4 (LKK model NHT pertemuan 2)... 45

6. Contoh jawaban siswa indikator C5 (LKS model Jigsaw pertemuan 2)... 47

7. Contoh jawaban siswa indikator C5 (LKK model NHT pertemuan 2)... 47

8. Contoh jawaban siswa pada soalpretes dan posteskelas Jigsaw ... 48

9. Contoh jawaban siswa pada soalpretes dan posteskelas NHT ... 48

10.Contoh jawaban LKS siswa pada kelas Jigsaw ... 49

11.Contoh jawaban LKS siswa pada kelas NHT ... 49

12.Siswa sedang sedang mengerjakan Pretes-postes kelas yang menggunakan model Jigsaw ... 199

13.Siswa sedang mengerjakan LKS dan berdiskusi dalam kelompok ahli pada kelas yang menggunakan model Jigsaw ... 199

14.Siswa sedang berdiskusi kelompok asal yang menggunakan model Jigsaw ... 200

15.sedang mempresentasikan hasil diskusi kelompok kelas yang menggunakan model Jigsaw ... 200


(17)

xviii

17.Siswa sedang mengerjakan Pretes-postes pada kelas menggunakan

model NHT ... 201 18.Siswa sedang berdiskusi kelompok kelas yang menggunakan model

NHT ... 202 19.Siswa sedang mempresentasikan hasil diskusi kelompok kelas yang


(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kelestarian dan kemajuan bangsa. Pendidikan di Indonesia terus diusahakan agar lebih maju dan bermutu. Upaya peningkatan mutu pendidikan dilaksanakan antara lain dengan mengusahakan penyempurnaan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar meliputi seluruh aktivitas yang menyangkut pemberian materi pelajaran agar siswa memperoleh kecakapan dan pengetahuan

bermanfaaat. Peningkatan mutu dan penyempurnaan proses belajar mengajar bertujuan agar siswa memperoleh prestasi belajar yang lebih baik (Feriyati, 2008: 3).

Pada kenyataannya bahwa proses pembelajaran di Indonesia masih belum optimal. Hal ini terungkap dalam hasil Programme for International Student Assesment (PISA). Hasil studi PISA tahun 2009 menyatakan peringkat Indonesia untuk IPA hanya menduduki rangking 61 dari 65 negara dengan rata-rata skor 371, sementara rata-rata skor internasional pada saat itu adalah 496 (Wardhani dan Rumiati, 2011: 1). Hal ini menunjukkan prestasi

pendidikan Indonesia berada di bawah rata-rata skor internasional yaitu 500 dan berada jauh di bawah negara tetangga lainnya seperti Thailand, Malaysia


(19)

2

dan Singapura (Lince, 2012: 1). Berdasarkan informasi PISA terlihat bahwa kualitas proses pembelajaran yang dilakukan di Indonesia kurang optimal sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena proses pembelajaran masih didominasi oleh guru.

Hasil observasi dan wawancara dengan guru SMA Negeri 1 Kedondong mengenai pembelajaran biologi terutama pada materi sistem pencernaan menyatakan bahwa hasil belajar pada materi pokok sistem pencernaan siswa kelas XI IPA diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa masih rendah yaitu 63. Nilai tersebut belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 70. Rendahnya nilai rata-rata pelajaran Biologi di SMA tersebut karena guru masih mengajar secara konvensional yaitu menggunakan metode ceramah belum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw maupun NHT. Aktivitas siswa pada proses

pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah hanya duduk, diam, mendengarkan dan mengerjakan tugas dari guru. Siswa tidak banyak terlibat baik dari segi berpikir maupun bertindak, siswa hanya menerima informasi yang telah diberikan oleh guru akibatnya siswa tidak dapat mengembangkan pengetahuannya secara mandiri sehingga hasil belajar siswa menjadi kurang optimal.

Model pembelajaran yang dianggap dapat mengatasi masalah tersebut salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Banyak


(20)

pilihan model kooperatif yang dapat digunakan pada saat ini diantaranya tipe

Jigsaw dan NHT.

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawmemacu siswa meningkatkan rasa tanggung jawab siswa, siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengerjakan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain sehingga pengetahuannya jadi

bertambah, menerima keragaman dan menjalin hubungan sosial yang baik dalam hubungan dengan belajar, meningkatkan berkerja sama secara

kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan (Silberman, 2009: 180). Sedangkan model pembelajaran NHT membantu siswa berinteraksi baik antar siswa, bertanggung jawab, meningkatkan semangat kerjasama, meningkatkan sikap positif positif terhadap pelajaran (Lie, 2004: 59).

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran

kooperatif memberikan dampak yang positif bagi siswa terutama bagi yang memiliki hasil belajar yang rendah. Hal ini sesuai dengan penelitian

pembelajaran kooperatif yang telah dilakukan Riad (2005: 34) menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Prayoga (2010: 50)

menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Mengacu pada kedua hasil penelitian tersebut, peneliti yakin bahwa kedua tipe model pembelajaran kooperatif tersebut apabila diterapkan pada siswa yang sebelumnya masih menggunakan pembelajaran yang bersifat konvensional akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Akan tetapi dari kedua tipe pembelajaran kooperatif tersebut


(21)

4

belum diketahui manakah yang cocok apabila diterapkan pada pembelajaran biologi di SMA Negeri 1 Kedondong demi tercapainya hasil belajar yang diinginkan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw dan NHT terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Sistem Pencernaan. (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kedondong Kabupaten Pesawaran Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Manakah rata-rata hasil belajar siswa yang lebih tinggi antara pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw dengan NHT pada materi pokok sistem pencernaan?

2. Manakah rata-rata aktivitas siswa yang lebih tinggi antara pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw dengan NHT pada materi pokok sistem pencernaan?


(22)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rata-rata.

1. Hasil belajar siswa yang lebih tinggi antara pembelajaran model kooperatif tipe Jigsaw dengan NHT pada materi pokok sistem pencernaan.

2. Aktivitas siswa yang lebih tinggi antara pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw dengan NHT pada materi pokok sistem pencernaan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi. 1. Peneliti, yaitu memberikan wawasan serta pengalaman baru dalam

melaksanakan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan NHT.

2. Guru, yaitu penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan tipe NHT diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi pokok sistem pencernaan.

3. Siswa, yaitu penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan tipe NHT diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang berkesan bagi siswa, sehingga mampu meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa khususnya pada materi pokok sistem pencernaan.


(23)

6

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari anggapan yang berbeda terhadap masalah yang dibahas maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut.

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dilaksanakan dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok diberi materi yang berbeda untuk dipahami (tim asal), anggota dari kelompok yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli), siswa itu kembali ke tim asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok, presentasi masing-masing kelompok untuk menyajikan hasil diskusi agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah strategi pembelajaran yang dilaksanakan melalui tahap pembentukan kelompok, penomoran anggota kelompok, pembagian bacaan tentang materi, diskusi, memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban hasil diskusi dan memberi

kesimpulan.

3. Aktivitas belajar siswa yang diamati selama proses pembelajaran dalam penelitian ini meliputi: 1) bekerjasama dengan teman dalam

menyelesaikan tugas kelompok; 2) mengemukakan pendapat; 3) mempresentasikan hasil diskusi.

4. Hasil belajar pada aspek kognitif yang diukur berdasarkan nilai yang diperoleh dari pretes, postes dan N-gain pada materi sistem pencernaan.


(24)

1. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA1 (sebagai kelas

eksperimen Jigsaw) dan kelas XI IPA2 (sebagai kelas eksperimen NHT)

2. Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem

pencernaan dengan KD 3.3 yaitu “menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan (misalnya ruminansia)”.

F. Kerangka Pikir

Salah satu permasalahan mendasar yang dihadapi pendidikan di Indonesia saat ini adalah berkenaan dengan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang dipandang masih belum efektif karena guru masih menggunakan metode ceramah sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa yang rendah, untuk meningkatkan hasil belajar maka guru harus merubah metode ceramah yang telah dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif karena dengan pembelajaran kooperatif dapat menumbuh rasa saling membutuhkan, hormat menghormati, dan tanggung jawab bersama mengenai tugas-tugas yang diberikan kepada kelompok. Saat ini berbagai macam model

pembelajaran kooperatif digunakan sebagai acuhan pembelajaran kelas untuk merangsang aktivitas siswa dalam mengembangkan pengetahuan untuk meningkatkan hasil belajar adalah model Jigsaw dan NHT.

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat melatih siswa untuk aktif dalam mencari informasi, mendorong tumbuhnya kesadaran individu, kerjasama antar siswa dan rasa saling ketergantungan positif antar anggota kelompok. Adanya tanggung jawab mengajarkan materi kepada anggota


(25)

8

kelompok lain dapat meningkatkan dorongan dan kebutuhan belajar serta melatih rasa percaya diri siswa. Melalui pembelajaran kooperatif Jigsaw

ketekunan siswa untuk mengerjakan tugas dapat ditingkatkan, karena siswa harus melaksanakan tugas membaca agar dapat mengajarkan materi kepada anggota kelompok sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa.

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok, melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan sehingga diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Penelitian ini mengenai hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan NHT. Untuk memperjelas faktor-faktor yang diteliti maka faktor tersebut dibedakan dalam bentuk variabel. Variabel bebasnya yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw (X1) dan NHT (X2), sedangkan variabel terikat (Y) adalah hasil belajar siswa.

Hubungan antara kedua variabel tersebut dapat digambarkan dengan diagram berikut ini:

Keterangan: Tipe teoritis variabel bebas perbandingan model pembelajaran koperatif tipe Jigsaw (X1) dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (X2) terhadap variabel terikat (Y) hasil belajar siswa. Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

X1

X2


(26)

Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. H0 : rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw sama dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

H1: rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi dari siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.


(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kontekstual dengan sistem pengajaran pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem belajar kelompok yang terstruktur, terdapat empat unsur pokok yang termasuk dalam belajar terstruktur yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal dan keahlian bekerjasama (Amri dan Ahmadi, 2010: 90). Pembelajaran

kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya (Trianto, 2010: 58).

Pada pembelajaran kooperatif yang diajarkan adalah keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan Nurulhayati (dalam Rusman, 2012: 203). Pembelajaran kooperatif sebagai pembelajaran kelompok kooperatif yang menuntut diterapkannya pendekatan


(28)

belajar siswa yang sentris, humanistik, dan demokratis yang disesuaikan dengan kemampuan siswa dan lingkungan belajarnya. Dengan demikian, maka pembelajaran kooperatif mampu membelajarkan diri dan kehidupan siswa baik di kelas maupun di sekolah (Isjoni, 2010: 19).

Pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan dalam beberapa perspektif yaitu: 1) perspektif motivasi artinya penghargaan yang diberikan pada kelompok yang dalam kegiatannya saling membantu untuk memperjuangkan

keberhasilan kelompok; 2) perspektif sosial artinya melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan; 3) perspektif

perkembangan kognitif artinya dengan adanya interaksi antara anggota dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai informasi (Sanjaya, 2009: 242).

Pembelajaran kooperatif menekankan pembentukan suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas atau untuk mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya. Keberhasilan dalam sebuah kerja dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Seperti yang

dikemukakan oleh Slavin (2010: 4) bahwa pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Para siswa kelas kooperatif diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan, berargumentasi untuk mengasah


(29)

12

pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.

Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok konvensional yang menerapkan sistem kompetisi yaitu keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh kerjasama antarsiswa yang saling ketergantungan dalam keberhasilan kelompoknya (Amri dan Ahmadi, 2010: 93).

B. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

Rusman (2012: 218) mengemukan bahwa pembelajaran model Jigsaw ini dikenal dengan kooperatif para ahli. Setiap anggota kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda. Tetapi permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama, setiap utusan siswa dalam kelompok yang berbeda membahas materi yang sama sebagai tim ahli. Sementara Colost dan Zales (1998: 3) menjelaskan bahwa:

Kelompok asal yang dipisahkan dan siswa masuk kedalam kelompok ahli yang terdiri dari beberapa anggota dari kelompok yang berbeda (kelompok asal) yang mempunyai bagian materi yang sama, dikelompok ahli para siswa berdiskusi mengenai materi agar mereka dapat mengerti. Kemudian siswa kembali kekelompok asalnya dan memberikan penjelasan mengenai materi yang telah dipelajari kepada kelompoknya.

Jigsaw ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain.


(30)

Dengan demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan (Lie dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 95). Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untu mencapai materi yang maksimal (Isjoni, 2010: 54).

Lie (dalam Rusman, 2012: 219) menyatakan bahwa kelebihan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, yaitu (1) siswa terlibat di dalam pembelajaran model kooperatif tipe Jigsaw memperoleh prestasi yang baik; (2) mempunyai sikap yang lebih baik dan lebih positif terhadap pembelajaran; (3) siswa saling menghargai perbedaan dan pendapat orang lain.

Kunci keberhasilan Jigsaw menurut Lie (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 95) adalah siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. Saat terlibat di dalam satu kegiatan Jigsaw, siswa menjadi pakar mengenai satu bagian tertentu dari tugas belajar dan menggunakan keahlian mereka untuk mengajari siswa lain. Pernyataan yang hampir sama dikemukaan oleh Lewis (2012: 2) bahwa:

Pembelajaran tipe Jigsaw membantu siswa yang mempelajari materi yang diberi dengan diatur secara kelompok dan kemudian berdiskusi dengan kelompok kelompok ahli yaitu penyatuan dari beberapa kelompok yang mempunyai materi yang sama. Pembelajaran jigsaw pada dasarnya siswa adalah yang pertama menjadi “ahli” di dalam kelompok kecil dari seluruh materi yang dipelajari dan kemudian siswa yang belajar dalam kelompok ini merupakan bagian dari materi yang sama.


(31)

14

Menurut Arends (1997: 57) pada model pembelajaran kooperatif teknik

Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya, kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.

Gambar 2. Contoh pembentukan kelompok Jigsaw

1.Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.

2. Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.

3. Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.


(32)

4. Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi pembelajaran

C. Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

Pembelajaran kooperatif NHT (Numbered Head Together) atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. NHT pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut (Trianto, 2010: 82). Hal senada diungkapkan oleh Ibrahim (2003: 28) yang menyatakan bahwa Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang

menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan

akademik.

Nurhadi (2004: 119) menyatakan bahwa mengklasifikasikan pembelajaran kooperatif tipe NHT sebagai salah satu metode struktural yaitu metode yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk

mempengaruhi pola-pola interaksi siswa. Struktur-struktur ini menghendaki agar para siswa saling bekerjasama saling bergantung dalam kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. NHT adalah salah satu struktur yang dapat digunakan untuk mengajar keterampilan sosial. Lebih lanjutnya


(33)

16

yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut.

Lie (2004: 58) menyebutkan langkah umum (sintaks) penerapan NHT sebagai berikut.

1. Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.

2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya. 3. Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan

memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini.

4. Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.

Menurut Trianto (2010: 82-83) dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks NHT.

a. Fase 1: Penomoran

Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5. b. Fase 2: Mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya.

misalnya, “berapakah jumlah gigi orang dewasa?” atau berbentuk arahan,

misalnya “pastikan setiap orang mengetahui 5 buah kota provinsi yang terletak di Pulau Sumatera.”


(34)

c. Fase 3: Berpikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim. d. Fase 4: Menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab

pertanyaan untuk seluruh kelas.

NHT adalah dimana guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dengan memberikan nomor 1- 4 kepada setiap siswa. Kemudian, guru memberikan penjelasan secara dan memberikan pertanyaan. Siswa berdiskusi dengan kelompok masing-masing mengenai pertanyaan yang diberikan setiap anggota untuk mengetahui jawabannya. Guru memanggil sebuah nomor dan hanya anggota tim dengan nomor yang disebut yang mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan. Tujuan dari NHT ini adalah agar seluruh siswa mampu belajar bekerja sama. Dengan tambahan, struktur sosial dari beberapa kelompok yang beraneka ragam (Kagan, 1994: 3).

Ibrahim (2003: 18) menyatakan bahwa ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah antara lain adalah: 1) rasa harga diri menjadi lebih tinggi; 2) memperbaiki kehadiran; 3) penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar; 4) perilaku mengganggu menjadi lebih kecil; 5) konflik antara pribadi berkurang; 6) pemahaman yang lebih mendalam; 7) meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi; 8) hasil belajar lebih tinggi.


(35)

18

D.Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengatasi aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukan Nasution (1995: 23) yang mengatakan bahwa hasil belajar adalah suatu usaha atau keinginan anak untuk menguasai bahan-bahan pelajaran yang diberikan guru sekolah. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut bergantung apa yang diperlajari oleh siswa. Oleh karena itu, apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang dicapai oleh siswa setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.

Sudjana (2006: 3) mendefinisikan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Sukmadinata (2009: 102) menyatakan bahwa hasil belajar atau achievement

merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Hampir sebagian terbesar dari perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Perilaku ini dapat berupa perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir


(36)

maupun keterampilan motorik. Tingkat penguasaan hasil belajar biasanya dilambangkan dengan angka 0-10 pada pendidikan dasar dan menengah serta huruf A, B, C, D pada pendidikan tinggi.

Menurut Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan enam jenis prilaku ranah kognitif sebagai berikut:

a. pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan ini berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip atau metode. b. pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang

hal yang dipelajari.

c. penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip.

d. analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruh dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.

e. sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun program.

f. evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan beberapa kriteria tertentu. Misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan.

Menurut Syah (2002: 144) menyebutkan tiga faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu faktor dari dalam, faktor dari luar dan pendekatan belajar. a. Faktor dari dalam yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar yang

berasal dari siswa belajar. Faktor dari dalam meliputi dua aspek, fisiologi dan psikologis.

1. Fisiologi, faktor ini meliputi kondisi jasmaniah secara umum dan kondisi panca indra.


(37)

20

2. Psikologis, faktor ini meliputi kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi dan kemampuan kognitif.

b. Faktor dari luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar siswa yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor-faktor ini meliputi lingkungan sosial dan lingkungan non sosial.

1. Lingkungan sosial yang dimaksud adalah manusia atau sesama manusia, baik manusia itu ada (kehadirannya) ataupun tidak langsung hadir. Lingkungan sosial yang mempengaruhi belajar siswa ini dapat dibedakan menjadi tiga yaitu rumah, sekolah dan masyarakat.

2. Lingkungan non sosial meliputi keadaan udara, waktu belajar, cuaca, lokasi gedung sekolah dan alat-alat pembelajaran.

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yaitu jenis upaya belajar yang meliputi strategi, model dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.


(38)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014 di SMA Negeri 1 Kedondong Kabupaten Pesawaran.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kedondong Tahun Pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari empat kelas. Dari seluruh populasi yang ada diambil siswa dari dua kelas sebagai sampel penelitian dengan cara teknik purposive sampling (Margono, 2010: 113).

Terpilih siswa kelas XI IPA1 sebagai kelas eksperimen I dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan siswa kelas XI IPA2 sebagai kelas eksperimen II menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT. C. Desain Penelitian

Pada penelitian ini, menggunakan eksperimental semu (quasi eksperiment)

dengan desain pretes-postes kelompok pembanding (Dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 90).


(39)

22

Struktur desain penelitian ini sebagai berikut. Kelompok Pretes Perlakuan Postes I O1 X1 O2

II O1 X2 O2

Keterangan : I = kelas eksperimen I, II = kelas eksperimen II, O1 = prestes, O2 = postes, X1 = perlakuan Jigsaw, X2 = perlakuan NHT

Gambar 3. Desain pretes-postes kelompok pembanding

Terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok Jigsaw dan kelompok NHT. Dengan pengambilan teknik purposive sampling. Kelas eksperimen I

diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw sedangkan kelas eksperimen II diberikan perlakuan dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Setelah itu kedua kelas diberi pretes-postesyang sama kemudian hasilnya dibandingkan.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut sebagai berikut. 1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut:

a. membuat surat izin untuk penelitian pendahuluan (observasi) ke sekolah tempat diadakannya penelitian.

b. mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang menjadi subjek penelitian.


(40)

c. menentukan sampel penelitian untuk kelas eksperimen I yaitu kelas XI IPA1 dan kelas eksperimen II yaitu kelas XI IPA2 dengan teknik

purposive sampling.

d. membuat perangkat pembelajaran (Silabus, RPP, LKS) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk kelompok eksperimen I dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk kelompok eksperimen II.

e. membuat instrumen evaluasi yaitu soal tes awal dan tes akhir untuk kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II.

f. membuat lembar observasi aktivitas siswa.

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Pada awal pertemuan pertama dilakukan tes awal dan diakhir pertemuan kedua dilakukan tes akhir. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

1. Kelas eksperimen I (Jigsaw) a. Kegiatan awal

1 ) Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

2) Siswa mengerjakan soal tes awal dalam bentuk uraian.

3) Siswa memperhatikan apersepsi dan menjawab pertanyaan dari guru pada pertemuan :

(1) pertama: apakah kalian sudah makan? makanan apa saja yang kalian makan? apakah yang anda rasakan jika anda


(41)

24

seharian tidak makan? kalian tahu zat apa sajakah yang dibutuhkan oleh tubuh manusia?

(2) kedua: mengapa makanan harus dikunyah terlebih dahulu? mengapa sapi, kambing dan kerbau pada waktu istirahat selalu mengunyah padahal mereka sedang tidak memakan rumput?

4) Siswa mendengarkan motivasi dari guru pada pertemuan: (1) pertama: guru memberikan penjelasan bahwa kita makan

sangat penting untuk aktivitas sehari-hari. Apabila kita tidak makan maka aktivitas sehari-hari terganggu. Makanan tidak hanya memberi rasa kenyang tetapi harus mengandung unsur gizi yang cukup yaitu mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral. Untuk itu perlu kita mempelajari mengenai zat makanan dan fungsinya dalam tubuh pada pertemuan ini.

(2) kedua: guru memberikan penjelasan bahwa makanan

dikunyah untuk mempermudah proses pencernaan ke organ pencernaan yang sesuai fungsinya. Sapi, kambing dan kerbau terlihat mengunyah pada waktu istirahat karena makanannya berupa rumput yang sulit untuk dicerna. Pertemuan ini akan membahas Sistem pencernaan manusia, hewan ruminansia dan kelainan penyakit yang terjadi pada organ pencernaan. 5) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen


(42)

b. Kegiatan Inti

1) Siswa mengkondisikan diri berada dalam kelompok masing-masing.

2) Siswa dibagikan kartu nama berwarna berbeda-beda dalam setiap kelompok. satu kelompok ada 6 orang siswa, maka dibuat:

siswa 1 : kartu warna merah siswa 2: kartu warna kuning siswa 3: kartu warna hijau siswa 4: kartu warna biru siswa 5: kartu warna hitam siswa 6: kartu warna ungu

3) keenam kartu di atas dibagikan kepada masing-masing kelompok yang berada dalam kelompok asal.

4) Siswa menerima lembar kerja yang diberikan guru serta

mendengarkan arahan dari guru mengenai cara pengisian LKS. 5) Siswa mengkondisikan diri berada dalam kelompok ahli sesuai

dengan warna kartu yaitu siswa yang memiliki kartu merah membentuk kelompok ahli pertama, siswa yang memiliki kartu kuning membentuk kelompok ahli kedua, siswa yang memiliki kartu berwarna hijau membentuk kelompok ahli ketiga, siswa yang memiliki kartu berwarna biru membentuk kelompok ahli keempat, siswa yang memiliki kartu berwarna hitam membentuk


(43)

26

kelompok ahli kelima dan siswa yang memiliki kartu berwarna ungu membentuk kelompok ahli keenam.

6) Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli untuk mendiskusikan LKS pada pertemuan:

pertama: berkaitan dengan sub materi zat makanan dan fungsinya.

kedua: berkaitan dengan sub sistem pencernaan pada manusia, hewan ruminansia dan gangguan/kelainan pada sistem

pencernaan pada manusia.

7) Guru memantau dan membimbing siswa dalam berdiskusi pada kelompok ahli.

8) Setiap siswa kembali ke kelompok asal dan menjelaskan pada teman satu kelompoknya mengenai hasil diskusi dengan kelompok ahli.

9) Siswa presentasi mengenai hasil diskusi, dan kelompok lain memberikan tanggapan.

c. Kegiatan Penutup

1) Guru bersama-sama siswa, membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah berlangsung.

2) Siswa bersama guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.


(44)

4) Guru memberikan penghargaan pada kelompok asal yang mendapat nilai LKS tertinggi.

5) Siswa memperhatikan penyampaian rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya dari guru.

2. Kelas Eksperimen II (NHT) a. Kegiatan Awal

1) Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

2) Siswa mengerjakan soal tes awal dalam bentuk uraian.

3) Siswa memperhatikan apersepsi dan menjawab pertanyaan dari guru pada pertemuan :

(1) pertama: apakah kalian sudah makan? makanan apa saja yang kalian makan? apakah yang anda rasakan jika anda seharian tidak makan? kalian tahu zat apa sajakah yang dibutuhkan oleh tubuh manusia?

(2) kedua: mengapa makanan harus dikunyah terlebih dahulu? mengapa sapi, kambing dan kerbau pada waktu istirahat selalu mengunyah padahal mereka sedang tidak memakan rumput?

4) Siswa mendengarkan motivasi dari guru pada pertemuan: (1) pertama: guru memberikan penjelasan bahwa kita makan

sangat penting untuk aktivitas sehari-hari. Apabila kita tidak makan maka aktivitas sehari-hari terganggu. Makanan tidak hanya memberi rasa kenyang tetapi harus mengandung unsur


(45)

28

gizi yang cukup yaitu mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral. Untuk itu perlu kita mempelajari mengenai zat makanan dan fungsinya dalam tubuh pada pertemuan ini.

(2) kedua: guru memberikan penjelasan bahwa makanan dikunyah untuk mempermudah proses pencernaan ke organ pencernaan yang sesuai fungsinya. Sapi, kambing dan kerbau terlihat mengunyah pada waktu istirahat karena makanannya berupa rumput yang sulit untuk dicerna. Sistem pencernaan manusia, hewan ruminansia dan kelainan penyakit yang terjadi di organ pencernaan akan dibahas pada pertemuan ini. 5) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen yang

masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa oleh guru.

b. Kegiatan Inti

1) Siswa mengkondisikan diri berada dalam kelompok masing-masing.

2) Siswa dibagikan kartu nama yang telah diberi nomor setiap kelompok. Satu kelompok ada 6 orang siswa, maka dibuat: siswa 1: kartu nama nomor 1

siswa 2: kartu nama nomor 2 siswa 3: kartu nama nomor 3 siswa 4: kartu nama nomor 4 siswa 5: kartu nama nomor 5 siswa 6: kartu nama nomor 6


(46)

keenam kartu di atas akan dibagikan kepada masing-masing kelompok.

3) Siswa menerima lembar kerja yang diberikan guru serta mendengarkan arahan dari guru mengenai cara pengisian LKS tersebut.

4) Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mendiskusikan LKS pada pertemuan:

pertama: berkaitan dengan sub materi zat makanan dan fungsinya.

kedua: berkaitan dengan sub sistem pencernaan pada manusia, hewan ruminansia dan gangguan/kelainan pada sistem

pencernaan pada manusia.

5) Siswa menyatukan pendapatnya mengenai jawaban pertanyaan dan meyakinkan tiap anggota timnya telah mengetahuinya. 6) Guru memanggil suatu nomor pada kelompok tertentu,

kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan

c. Kegiatan Penutup

1) Guru bersama-sama siswa, membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah berlangsung.

2) Siswa bersama dengan guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.


(47)

30

4) Siswa menerima penghargaan kelompok yang mendapat nilai LKS tertinggi dari guru.

5) Siswa memperhatikan penyampaian rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya dari guru.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut. 1. Jenis Data

Terdapat dua jenis data yang diperoleh dari penelitian ini yaitu data kuantitatif dan kualitatif yang diuraikan sebagai berikut.

1) Data Kuantitatif

Data kuantitatif berupa data penguasan materi yang diperoleh dari nilai pretes, nilai postes, dan N-gain pada materi pokok sistem pencernaan. 2) Data Kualitatif

Data kualitatif berupa lembar observasi aktivitas.

2. Teknik Pengumpulan Data

Data diambil dengan menggunakan instrumen yang berupa pretes, postes, dan lembar observasi aktivitas.

1) Tes

Tes berupa pretes di awal pembelajaran untuk mengetahui pengetahuan awal siswa dan postes di akhir pembelajaran untuk mengetahui pengetahuan yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran baik pada kelas eksperimen I maupun II. Pretes dan postes berupa soal esai terstruktur sebanyak 8 soal. Kemudian


(48)

dihitung selisih antara nilai pretes dengan postes. Selisih tersebut disebut sebagai skor N-gain.

2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran di kedua kelas yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara

memberi angka pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.

Tabel 1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa.

No Nama

Skor Aspek Aktivitas Belajar Siswa

∑xi ̅

A B C

1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

4

Dst

Jumlah skor Skor maksimum Persentase Kriteria Keterangan aspek aktivitas belajar siswa.

A. Bekerja sama dengan teman dalam menyelesaikan tugas kelompok

1. Tidak bekerja sama (diam saja).

2. Bekerja sama, namun dengan satu atau dua orang saja. 3. Bekerja sama dengan semua anggota kelompok.

Petunjuk penilaian: observer menilai dengan mengamati kegiatan siswa selama berdiskusi

B. Mengemukakan pendapat


(49)

32

2. Mengemukakan pendapat/ide namun kurang relevan dengan materi.

3. Mengemukakan pendapat/ide yang relevan dengan materi. Petunjuk penilaian: observer menilai dengan mengamati pendapat/ide yang dikemukakan oleh siswa secara tertulis. C. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1. Siswa tidak dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara sistematis dan tidak dapat menjawab pertanyaan. 2. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil

diskusi kelompok dengan secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar atau dapat mempresentasikan hasil diskusi secara sistematis tetapi tidak dapat menjawab

pertanyaan.

3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar. Petunjuk penilaian: melihat siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

F. Teknik Analisis Data

a) Data Kuantitatif

Nilai pretest, postest, dan N-gain pada kelas eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas dan kesamaan dua varians (homogenitas) data. Untuk mendapatkan skor yang diharapkan dari pretes dan postes menggunakan rumus berikut:

S = x 100 Keterangan:

S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = Jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008: 112).

Untuk mendapatkan N-gain pada setiap pertemuan menggunakan rumus Hake (1999: 1) yaitu:

R N


(50)

N-gain =

100

max

i i f

S

S

S

S

Keterangan:

N-gain = nilai normalitas gain Sf = nilai postes Smax = nilai maksimal Si = nilai pretes

1. Uji Normalitas Data

Uji ini menggunakan programSPSS 17 untuk mengetahui uji sampel berdistribusi normal atau tidak.

a. Rumusan hipotesis

H0 = data berdistribusi normal.

H1 = data tidak berdistribusi normal.

b. Kriteria pengujian

Terima H0 jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak H0 untuk

harga yang lainnya (Sudjana, 2005: 466).

2. Uji Homogenitas Data

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan program SPSS versi 17.

a. Rumusan Hipotesis

H0 = kedua data mempunyai varians yang sama.

H1 = kedua data mempunyai varians berbeda.

b. Kriteria Uji

- Jika F hitung < F tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka H0 diterima.

- Jika F hitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak.


(51)

34

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata–rata dan perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17. a) Uji hipotesis dengan uji t

1. Uji Kesamaan Dua Rata-rata a) Hipotesis

H0 = rata-rata N-gain kedua sampel sama.

H1 = rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama.

b) Kriteria Uji

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima.

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka H0 ditolak.

(Pratisto, 2004: 18). 2. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

a) Hipotesis

H0 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen I sama

dengan kelompok eksperimen II.

H1 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen I lebih

tinggi dari kelompok eksperimen II. b) Kriteria Uji

Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak

(Pratisto, 2004: 12).

b) UjiU (Mann-Whitney)

Bila data yang tidak berdistribusi normal dilanjutkan dengan Uji U atau Uji Mann-Whitney.

a) Hipotesis

Ho: rata-rata nilai pada kelas eksperimen I dan kelas

eksperimen II sama

H1: rata-rata nilai pada kelas eksperimen I dan kelas


(52)

b) Kriteria Uji

Ho ditolak jika sig< 0,05 dalam hal lainnya Ho diterima (Anonim, 2009: 166).

b) Data Kualitatif

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dengan menghitung persentase aktivitas belajar siswa. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut.

1) Menghitung persentase aktivitas dengan menggunakan rumus: Persentase = 100%

2) Menafsirkan atau menentukan persentase aktivitas belajar siswa sesuai kriteria pada Tabel 2.

Tabel 2. Klasifikasi Aktivitas Siswa Interval Kategori 0,00 – 29,99 Sangat Rendah 30,00 – 54,99 Rendah

55,00 – 74,99 Sedang 75,00 – 89,99 Tinggi

90,00 – 100,00 Sangat Tinggi

Sumber: dimodifikasi dari Hake (dalam Widiyaningrum, 2010: 46). Skor perolehan


(53)

1

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Rata-rata penguasaan materi siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi sistem pencernaan pada manusia dan hewan ruminansia.

2. Aktivitas belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Peneliti lain yang akan menerapkan model Jigsaw maupun NHT, hendaknya

terlebih dahulu mengajar materi lain dengan model Jigsaw atauNHT sehingga siswa terlatih dan terbiasa dengan model yang digunakan.

2. Untuk pengukuran aktivitas belajar dibutuhkan pengawasan observer yang lebih banyak mengingat terdapat banyak kelompok di dalam kelas.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, I. 2001. Komunikasi Pembelajaran Pendekatan Konvergensi dalam Peningkatan Kualitas dan Efektivitas Pembelajaran. UPI. Bandung.

Abdurrahman, M. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta. Jakarta. Amri dan Ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Prestasi Pustaka.

Jakarta.

Anonim. 2009. Panduan Praktis SPSS 17 untuk Pengolahan Data Statistik. Wahana Komputer. Semarang.

Arends, R. 1997. Classroom Instruction and Management. New York. McGraw-Hill Companies, Inc.

Colost, C.R. 1998. High School Graduates in Entery Level Jobs: What do Employer Biology Laboratory Course.bioscience.di akses pada 31 Agustus 2013 dari

http://www.hraljournal.com/Page/4%20Tzu-Pu%20Wang.pdf.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah, S.B dan A. Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.. Dwihartini, N. 2011. Hasil Belajar Biologi Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran

Learning Starts With A Question Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011. Diakses pada 07 Agustus 2013 dari http://biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2011/05/32.pdf.

Feriyati, S. 2008. Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw dan Group Investigation (GI) ditinjau dari Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa (skripsi). Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Hake, R. R. 1999. Analizing Change/Gain Score. Diakses pada 25 Juni 2013 dari http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf.

Kagan, S. 1994. Cooperative Learning CA: Kagan Cooperative Learning. Diakses pada 1

september 2013 dari http://aim.cast.org/sites/aim.cast.org/files/ Peer MedInstrucNov3.pdf.


(55)

53

Isjoni. 2010. Cooperative Learning. Alfabeta. Bandung.

Lewis, R. 2012. The Effects of Jigsaw Learning on Students’ Attitudes in a Vietnamese Higher Education Classroom. Diakses pada 31 Agustus 2013 dari

http://dx.doi.org/10.5430/ijhe.v1n2p9.

Lie, A. 2004. Cooperatif Learning. Grasindo. Jakarta.

Lince, E.N. 2012. Prestasi Sains dan Matematika Indonesia Menurun. Jakarta: Kompas.com. Diakses pada 19 Juni 2013 dari

http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434/Prestasi.Sains.dan.Matematika.I ndonesia.Menurun.

Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. Nasution, S. 1995. Di daktik Azas-azas Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Grasindo. Jakarta.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.

Prayoga, C. 2010. Upaya Meningkatkan Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Riad, A. 2005. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika(Skripsi). Universitas Lampung. Bandar

Lampung.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Rajawali Pers. Jakarta.

Sanjaya, W. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana. Jakarta. Sardiman, A.M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Slavin. 2010. Cooperative Learning. Nusa Media. Bandung.

Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Bumi Aksara. Jakarta.

Silberman, M. 2009. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Pustaka Insan Madani. Yogyakarta.


(56)

Sukmadinata, S. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Eka Cipta. Yogjakarta. Suyatna, A. 2008. Model Pembelajaran PAIKEM. Unila. Lampung.

Syah, M. 2002. Psikologi Belajar. Grafindo Persada. Jakarta.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta. Wardhani, S dan Rumiati. 2011. Instrumen Penilaian Hasil Belajar SMP Belajar dari PISA

dan TIMSS. Diakses pada 19 Juli 2013 dari www.p4tkmatematika.org. Widiyaningrum, N. 2010. Pengaruh Media Lingkungan Sekitar Sekolah Melalui

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kecakapan Berpikir Rasional Siswa (Skripsi).Universitas Lampung. Bandar Lampung.


(57)

SILABUS (Kelas Eksperimen I) Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Kedondong

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas / Semester : XI / 2 (Genap)

Standar Kompetensi : 3.Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas

Kompetensi

Dasar Materi Pokok

Kegiatan

Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi Waktu Sumber/ Alat/Bahan Nilai Karakter 3.3 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta kelainan/peny akit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan (misalnya ruminansia) 1. Zat-zat makanan dan fungsinya Berdiskusi dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawuntuk menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta

kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem

pencernaan makanan pada manusia dan hewan (misalnya ruminansia)

• Menjelaskan zat-zat yang terdapat pada bahan makanan dan fungsinya bagi tubuh. • Menganalisis variasi

dan komposisi makanan serta menyusun menu seimbang. Jenis: 1. Tes tertulis 2. Nontes Bentuk: 1. Uraian 2. Lembar observasi aktivitas siswa

2 x 45 menit

Sumber: Maryati, sri. 2006.Biologi untuk SMA kelas XI. Erlangga. Jakarta. Santoso, begot. 2007.Biologi untuk SMA/MA kelas XI. Erlangga. Jakarta. Alat : -Bahan:LKS Jujur, kerja keras, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, toleransi, bersahabat/ komunikatif, gemar membaca. L am p ir an

1. S

ila

b

u

s


(58)

pencernaan makanan pada manusia, hewan ruminansia dan penyakit/kel ainan yang terjadi pada sistem pencernaan manusia. model pembelajaran kooperatif tipe JigsawBerdiskusi dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawuntuk menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta

kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem

pencernaan makanan pada manusia dan hewan (misalnya ruminansia)

keterkaitan struktur dan fungsi dan proses dalam sistem

pencernaan makanan pada manusia dan hewan ruminansia. • Menjelaskan

keterkaitan antara kelainan struktur dan fungsi sistem organ pencernaan dalam suatu penyakit. 1. Tes tertulis 2. Nontes Bentuk: 1. Uraian 2. Lembar observasi aktivitas siswa

menit Maryati, sri. 2006.Biologi untuk SMA kelas XI. Erlangga. Jakarta. Santoso, begot. 2007.Biologi untuk SMA/MA kelas XI. Erlangga. Jakarta. Alat : -Bahan:LKS keras, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, toleransi, bersahabat/ komunikatif, gemar membaca. 56


(59)

Bandar Lampung, Mei 2014

Guru Mitra Peneliti

M. Febriansyah Putra, S.Si Eldi Ridho Akmal

NIP. 198502262009021001 NPM. 0913024090

Mengetahui,

Kepala SMA Negeri 1 Kedondong

Suiryono, S.Pd.

NIP. 196707241991031006


(60)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Kedondong Mata Pelajaran : Biologi

Kelas / Semester : XI /2 (Genap)

Standar Kompetensi : 3.Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

Kompetensi

Dasar Materi Pokok

Kegiatan

Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi Waktu Sumber/ Alat/Bahan Nilai Karakter 3.3 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta kelainan/penya kit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan (misalnya ruminansia) 1. Zat-zat makanan dan fungsinya Berdiskusi dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta

kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem

pencernaan makanan pada manusia dan hewan (misalnya ruminansia)

• Menjelaskan zat-zat yang terdapat pada bahan makanan dan fungsinya bagi tubuh. • Menganalisis variasi

dan komposisi makanan serta menyusun menu seimbang. Jenis: 1. Tes tertulis 2. Nontes Bentuk: 1.Uraian 2.Lembar observasi aktivitas siswa

2 x 45 menit

Sumber: Maryati, sri. 2006.Biologi untuk SMA kelas XI. Erlangga. Jakarta. Santoso, begot. 2007.Biologi untuk SMA/MA kelas XI. Erlangga. Jakarta. Alat : -Bahan:LKS Jujur, kerja keras, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, toleransi, bersahabat/ komunikatif, gemar membaca. 58


(61)

Kompetensi

Dasar Materi Pokok

Kegiatan

Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi Waktu Sumber/ Alat/Bahan Nilai Karakter 2. Proses pencernaan makanan pada manusia, hewan ruminansia dan penyakit/kel ainan yang terjadi pada sistem pencernaan manusia. Berdiskusi dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta

kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem

pencernaan makanan pada manusia dan hewan (misalnya ruminansia)

• Menjelaskan

keterkaitan struktur, fungsi dan proses dalam sistem

pencernaan makanan pada manusia dan hewan ruminansia. • Menjelaskan

keterkaitan antara kelainan struktur dan fungsi sistem organ pencernaan dalam suatu penyakit. Jenis: 1. Tes tertulis 2. Nontes Bentuk: 1. Uraian 2. Lembar observasi aktivitas siswa

2 x 45 menit

Sumber: Maryati, sri. 2006.Biologi untuk SMA kelas XI. Erlangga. Jakarta. Santoso, begot. 2007.Biologi untuk SMA/MA kelas XI. Erlangga. Jakarta. Alat : -Bahan:LKS Jujur, kerja keras, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, toleransi, bersahabat/ komunikatif, gemar membaca. 59


(62)

M. Febriansyah Putra, S.Si Eldi Ridho Akmal

NIP. 198502262009021001 NPM. 0913024090

Mengetahui,

Kepala SMA Negeri 1 Kedondong

Suiryono, S.Pd.

NIP. 196707241991031006


(63)

61

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN 1

Sekolah :SMA Negeri 1 Kedondong

Mata Pelajaran :Biologi

Kelas /Semester :XI /II (dua)

Pertemuan ke- :I

Alokasi Waktu :2 x 45 menit

A. Standar Kompetensi

3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

B. Kompetensi Dasar

3.3 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan (misalnya ruminansia).

C. Indikator 1. Kognitif

a. Produk

1. Menjelaskan zat-zat yang terdapat pada bahan makanan dan fungsinya bagi tubuh.

2. Menganalisis variasi dan komposisi makanan serta menyusun menu seimbang.

b. Proses

1. Mendiskusikan LKS tentang zat-zat yang terdapat pada bahan makanan dan fungsinya bagi tubuh serta Menganalisis variasi dan komposisi makanan serta menyusun menu seimbang melalui model pembelajaran tipeJigsaw.


(64)

2. Afektif

1. Nilai karakter: jujur, kerja keras, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, toleransi, bersahabat/ komunikatif, gemar membaca.

2. Keterampilan sosial: bekerja sama dengan teman kelompok, mengemukakan pendapat, mempresentasikan hasil diskusi. D. Tujuan Pembelajaran

1. Kognitif

Setelah melakukan kegiatan diskusi dengan modelJigsawsiswa mampu:

a. Produk

1. Menjelaskan 3 macam penggolongan karbohidrat dan minimal 3 fungsi karbohidrat bagi tubuh.

2. Menjelaskan 2 macam penggolongan protein dan minimal 3 fungsi protein bagi tubuh.

3. Menjelaskan 2 macam penggolongan lemak dan minimal 3 fungsi lemak bagi tubuh.

4. Menjelaskan 2 macam penggolongan vitamin dan minimal 3 fungsi vitamin bagi tubuh.

5. Menjelaskan 2 macam penggolongan mineral dan minimal 3 fungsi mineral bagi tubuh.

6. Menganalisis variasi dan komposisi makanan serta menyusun menu seimbang.

b. Proses

1. Mendiskusikan LKS tentang zat-zat yang terdapat pada bahan makanan dan fungsinya bagi tubuh serta kandungan zat-zat makanan yang sehat dan menu seimbang melalui model pembelajaran tipeJigsaw.


(65)

63

2. Afektif

Setelah melakukan kegiatan diskusi dengan tipeJigsawsiswa mampu mengembangkan:

1. Nilai karakter: jujur, kerja keras, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, toleransi, bersahabat/komunikatif, gemar membaca.

2. Keterampilan sosial: bekerja sama dengan teman kelompok, mengemukakan pendapat, mempresentasikan hasil diskusi. E. Materi Pembelajaran

- Zat makanan dan fungsinya. F. Strategi Pembelajaran

Model pembelajaran kooperatif tipeJigsaw.

G. Langkah Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Sintak Model

Jigsaw

Waktu I Pendahuluan

a. Pretes dilakukan diluar jam pelajaran.

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. c. Guru memberikan

apersepsi: apakah kalian sudah sarapan? makanan apa saja yang kalian makan? kalian tahu zat apa sajakah yang dibutuhkan oleh tubuh? d. Memberikan motivasi:

sarapan yang kalian makan tidak hanya memberi rasa kenyang tetapi harus mengandung unsur gizi yang cukup. Gizi yang terkandung dalam makanan harus mengandung karbohidrat, a. Siswa mengerjakan pretes b. Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. c. Siswa memperhatikan apersepsi dan menjawab pertanyaan dari guru. d. Siswa mendengarkan motivasi dari guru. 15 menit


(66)

protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Untuk itu perlu kita mempelajarinya pada pertemuan ini. II. Kegiatan Inti

a. Guru menugaskan siswa duduk dalam

kelompoknya masing-masing yang setiap kelompok terdiri dari 6 anggota kelompok.

b. Guru membagi kartu nama yang warnanya berbeda (merah, kuning, hijau, biru,hitam dan ungu) pada masing-masing anggota kelompok yang berada dalam kelompok asal. c. Guru menempatkan

kelompok ahli sesuai dengan warna kartunya, yaitu siswa yang memiliki kartu merah berkumpul membentuk kelompok ahli pertama, siswa yang memiliki kartu kuning berkumpul membentuk kelompok ahli kedua, siswa yang memiliki kartu berwarna hijau berkumpul membentuk kelompok ahli ketiga, siswa yang

memiliki kartu berwarna biru berkumpul

membentuk kelompok ahli keempat, siswa yang memiliki kartu berwarna hitam membentuk

kelompok ahli kelima dan siswa yang memiliki kartu berwarna ungu berkumpul membentuk kelompok ahli keenam.

a. Siswa

mengkondisikan diri berada dalam kelompok

masing-masing. b. Siswa

mendapatkan kartu dalam satu kelompok dengan warna yang berbeda-beda. c. Siswa mengkondisikan diri berada dalam kelompok ahli sesuai dengan warna kartunya. d. Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli.

e. Siswa kembali kekelompok asal dan menjelaskan kepada teman satu kelompoknya mengenai hasil diskusi dengan kelompok ahli. Kelompok asal Menunjuk kelompok ahli Kelompok ahli Rapat ahli Instruksi rekan 60 menit


(67)

65

d. Guru membimbing siswa selama diskusi dalam kelompok ahli

e. Guru menugaskan siswa kembali ke kelompok asal dan menginformasikan kepada teman satu kelompoknya mengenai hasil diskusi dengan kelompok ahli.

f. Guru menginstruksikan salah satu kelompok untuk presentasi mengenai hasil diskusi, dan kelompok lain memberikan tanggapan.

g. Guru membahas kembali dan membenahi hasil diskusi LKS yang telah dipresentasikan.

f. Siswa kelompok asal

mempresentasi kan hasil diskusi kelompoknya g. Siswa mendengarkan dan memahami penjelasan dari guru Review III Penutup

a. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

b. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang

memeroleh nilai rata-rata LKS tertinggi dalam satu kelompok.

c. Guru memberitahukan mengenai sub topik yang akan dipelajari di

pertemuan selanjutnya.

a. Siswa membuat kesimpulan. b. Siswa menerima penghargaan dari guru c. Siswa memperhatikan penyampaian dari guru. Evaluasi Penghargaan kelompok dan penutup 15 menit

H. Media/Sumber belajar

Sumber : Maryati, S. 2006.Biologi untuk SMA kelas XI. Erlangga. Jakarta. Santoso, B. 2007.Biologi untuk SMA/MA kelas XI.Erlangga. Jakarta. Alat :


(68)

I. Penilaian: Jenis penilaian:

 Test tertulis

 Non test

Bentuk instrumen:

 Uraian

 Lembar observasi aktivitas siswa

Bandar Lampung, Mei 2014

Guru Mitra Peneliti

M. Febriansyah Putra, S.Si Eldi Ridho Akmal NIP. 198502262009021001 NPM. 0913024090

Mengetahui,

Kepala SMA Negeri 1 Kedondong

Suiryono, S.Pd.


(69)

67

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN I

Sekolah :SMA Negeri 1 Kedondong

Mata Pelajaran :Biologi

Kelas /Semester :XI /II (dua)

Pertemuan ke- :II

Alokasi Waktu :2 x 45 menit

A. Standar Kompetensi

3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

B. Kompetensi Dasar

3.3 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan (misalnya ruminansia)

C. Indikator 1. Kognitif

a. Produk

1. Menjelaskan keterkaitan struktur dan fungsi dan proses dalam sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan ruminansia.

2. Menjelaskan keterkaitan antara kelainan struktur dan fungsi sistem organ pencernaan dalam suatu penyakit.

b. Proses

1. Mendiskusikan LKS tentang struktur,fungsi dan proses dalam sistem pencernaan makanan pada manusia, hewan ruminansia dan kelainan/penyakit yang terjadi pada sistem pencernaan manusia melalui model pembelajaran tipeJigsaw.


(70)

2. Afektif

1. Nilai karakter: jujur, kerja keras, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, toleransi, bersahabat/ komunikatif, gemar membaca.

2. Keterampilan sosial: mengemukakan pendapat/ide, bertukar informasi, mempresentasikan hasil diskusi, dan kemampuan bertanya.

D. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif

Setelah melakukan kegiatan diskusi dengan modelJigsawsiswa mampu:

a. Produk

1. Menjelaskan keterkaitan struktur dan fungsi organ pencernaan manusia.

2. Menjelaskan keterkaitan struktur dan proses organ pencernaan manusia.

3. Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi dan proses organ pencernaan manusia

4. Menjelaskan keterkaitan struktur dan fungsi organ pencernaan hewan ruminansia.

5. Menjelaskan keterkaitan struktur dan proses organ pencernaan hewan ruminansia.

6. Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi dan proses organ pencernaan hewan ruminansia

7. menjelaskan perbedakan antara sistem pencernaan manusia dengan hewan ruminansia.

8. Menjelaskan keterkaitan antara kelainan struktur dan fungsi sistem organ pencernaan dalam suatu penyakit.

b. Proses

1. Mendiskusikan LKS tentang struktur,fungsi dan proses dalam sistem pencernaan makanan pada manusia, hewan ruminansia dan


(71)

69

kelainan/penyakit yang terjadi pada sistem pencernaan manusia melalui model pembelajaran tipeJigsaw.

2. Mempresentasikan hasil diskusi sesuai dengan kaidah. 2. Afektif

Setelah melakukan kegiatan diskusi dengan modelJigsawsiswa mampu mengembangkan:

1. Nilai karakter: jujur, kerja keras, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, toleransi, bersahabat/ komunikatif, gemar membaca. 2. Keterampilan sosial: mengemukakan pendapat/ide, bertukar

informasi, mempresentasikan hasil diskusi, dan kemampuan bertanya.

E. Materi Pembelajaran

- Sistem pencernaan pada manusia. - Sistem pencernaan hewan (ruminansia).

- Kelainan/ penyakit berkaitan dengan sistem pencernaan pada manusia. F. Strategi Pembelajaran

Model pembelajaran kooperatif tipeJigsaw.

G. Langkah Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Sintak Model

Jigsaw

Waktu I Pendahuluan

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Guru memberikan

apersepsi: mengapa makanan harus dikunyah terlebih dahulu?

mengapa sapi, kambing dan kerbau pada waktu istirahat selalu

mengunyah padahal mereka sedang tidak memakan rumput? a. Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. b. Siswa memperhatikan apersepsi dan menjawab 10 menit


(72)

c. Memberikan motivasi: guru memberikan penjelasan bahwa makanan dikunyah untuk mempermudah proses pencernaan ke organ pencernaan yang sesuai fungsinya. Sapi, kambing dan kerbau adalah hewan pemamah biak pemakan rumput yang susah dicerna oleh hewan pemamah biak.

pertanyaan dari guru. c. Siswa mendengarkan motivasi dari guru.

II. Kegiatan Inti

a. Guru menugaskan siswa duduk dalam kelompok ahli seperti pada

pertemuan sebelumnya. b. Guru membimbing

siswa selama diskusi dalam kelompok ahli untuk mendiskusikan LKS.

c. Guru menugaskan siswa kembali ke kelompok asal dan

menginformasikan kepada teman satu kelompoknya mengenai hasil diskusi dengan kelompok ahli.

d. Guru menginstruksikan salah satu kelompok untuk presentasi

mengenai hasil diskusi, dan kelompok lain memberikan tanggapan. e. Guru membahas

kembali dan membenahi hasil diskusi LKS yang telah dipresentasikan a. Siswa mengkondisikan diri berada dalam kelompok ahli seperti pada pertemuan sebelumnya. b. Siswa berdiskusi

dalam kelompok ahli.

c. Siswa kembali kekelompok asal dan menjelaskan kepada teman satu kelompoknya mengenai hasil diskusi dengan kelompok ahli. d. Mempresentasi kan hasil diskusi kelompok kelompok asal. e. Siswa mendengarkan dan memahami penjelasan dari guru. Kelompok ahli Rapat ahli Instruksi rekan Review 50 menit


(73)

71

III Penutup

a. Guru mengarahkan siswa untuk

menyimpulkan materi yang telah dipelajari. b. Guru memberikan

penghargaan kepada kelompok yang memeroleh nilai rata-rata LKS tertinggi dalam satu kelompok.

c. Guru Memberikan test akhir kepada siswa berupa postes dari materi yang telah diajarkan.

a. Siswa membuat kesimpulan.

b. Siswa menerima penghargaan dari guru.

c. Siswa mengerjakan postes dari guru

Evaluasi

Penghargaan kelompok

Mengerjakan postes

30 menit

H. Media/Sumber belajar

Sumber : Maryati, S. 2006.Biologi untuk SMA kelas XI. Erlangga. Jakarta. Santoso, B. 2007.Biologi untuk SMA/MA kelas XI.Erlangga. Jakarta. Alat :

-Bahan : LKS I. Penilaian:

Jenis tagihan:

 Test tertulis

 Non test

Bentuk instrumen:

 Uraian


(1)

Tabel 28. Hasil uji normalitas C4 (N-gain) kelas eksperimen I dan eksperimen II

kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Ngain

C4

1.00 .203 24 .011 .882 24 .009

2.00 .156 24 .137 .947 24 .236

Jika salah satu atau kedua kelas tidak berdistribusi normal, maka lanjut ke uji U (Mann-Whitney

U) tanpa melalui uji t.

Tabel 29. Hasil uji Mann-Whitney U C4 (N-gain) kelas eksperimen I dan eksperimen II

Interpretasi:

Uji Mann-Whitney U n gain kelas eksperimen I dan eksperimen II Hipotesis : Ho = rata-rata nilai kedua sampel berbeda tidak signifikan

H1 = rata-rata nilai kedua sampel berbeda secara signifikan

Kriteria Uji :

 Jika probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima  Jika probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak

Oleh karena nilai probabilitasN-gainkelas eksperimen I dan eksperimen II 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak, artinya rata-rata nilai kedua sampel berbeda secara signifikan.

kelas N Mean Rank Sum of Ranks Ngain

C4

1.00 24 15.40 369.50

2.00 24 33.60 806.50

Total 48

ngain Mann-Whitney U 69.500

Wilcoxon W 369.500

Z -4.555

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 Interpretasi:

Uji normalitas data N-Gainkelas eksperimen I dan ekperimen II Hipotesis : Ho= Sampel berdistribusi normal

H1= Sampel tidak berdistribusi normal

Kriteria Uji :

 Jika Lhitung < Ltabelatau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima

 Jika Lhitung > Ltabelatau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak

L tabel eksperimen I = , = , = ,, = 0,181 L tabel eksperimen II = , = , = ,, = 0,181 Oleh karena:

 nilai probabilitas N-gainkelas eksperimen I 0,011 < 0,05 atau Lhitung (0,203)> Ltabel (0,181),

maka Ho ditolak, artinya sampel tidak berdistribusi normal;

 nilai probabilitas N-gainkelas ekperimen II 0,137> 0,05 atau Lhitung (0,156) < Ltabel (0,181) ,


(2)

Tabel 30. Hasil uji normalitas C5 (N-gain) kelas eksperimen I dan eksperimen II

Jika salah satu atau kedua kelas tidak berdistribusi normal, maka lanjut ke uji U (Mann-Whitney

U) tanpa melalui uji t.

Tabel 31. Hasil uji Mann-Whitney U C5 (N-gain) kelas eksperimen I dan eksperimen II kelas N Mean Rank Sum of Ranks

Ngain C5

1.00 24 23.88 573.00

2.00 24 25.13 603.00

Total 48

Ngain Mann-Whitney U 273.000

Wilcoxon W 573.000

Z -.334

Asymp. Sig. (2-tailed) .738 Interpretasi:

Uji Mann-Whitney UN-gainkelas eksperimen I dan eksperimen II Hipotesis : Ho = rata-rata nilai kedua sampel berbeda tidak signifikan

H1 = rata-rata nilai kedua sampel berbeda secara signifikan

Kriteria Uji :

 Jika probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima  Jika probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak

Oleh karena nilai probabilitasN-gainkelas eksperimen I dan eksperimen II 0,738 > 0,05 maka Ho diterima, artinya rata-rata nilai kedua sampel berbeda tidak signifikan.

kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Ngain

C5

1.00 .271 24 .000 .698 24 .000 2.00 .307 24 .000 .732 24 .000 Interpretasi:

Uji normalitas data n gain kelas eksperimen I dan ekperimen II Hipotesis : Ho= Sampel berdistribusi normal

H1= Sampel tidak berdistribusi normal

Kriteria Uji :

 Jika Lhitung < Ltabelatau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima

 Jika Lhitung > Ltabelatau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak

L tabel eksperimen I = , = , = ,, = 0,181 L tabel eksperimen II = , = , = ,, = 0,181 Oleh karena:

 nilai probabilitasN-gain kelas eksperimen I 0,000 < 0,05 atau Lhitung (0,271)> Ltabel (0,181),

maka Ho ditolak, artinya sampel tidak berdistribusi normal;

 nilai probabilitasN-gainkelas ekperimen II 0,000 < 0,05 atau Lhitung (0,307) > Ltabel (0,181) ,


(3)

Lampiran. Foto-Foto Penelitian

KELAS EKSPERIMEN I

Gambar 12. Siswa sedang mengerjakan Pretes-postes kelas yang menggunakan model

Jigsaw

Gambar 13. Siswa sedang mengerjakan LKS dan berdiskusi dalam kelompok ahli pada

kelas yang menggunakan model

Jigsaw


(4)

Gambar 14. Siswa sedang berdiskusi kelompok asal yang menggunakan model

Jigsaw

Gambar 15. Siswa sedang mempresentasikan hasil diskusi kelompok kelas yang

menggunakan model

Jigsaw


(5)

KELAS EKSPERIMEN II

Gambar 16. Guru sedang menyampaikan tujuan pembelajaran

Gambar 17. Siswa sedang mengerjakan pretes-postes pada kelas yang menggunakan

model NHT


(6)

Gambar 18. Siswa sedang berdiskusi kelompok kelas yang menggunakan model NHT

Gambar 19. Siswa sedang mempresentasikan hasil diskusi kelompok kelas yang

menggunakan model NHT.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Number Head Together Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Materi Ajar Sistem reproduksi (Penelitian Tindakan Kelas Di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan

0 3 14

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) PADA SUB MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI DI KELAS XI SMA SWASTA NUR AZIZI TANJUNG MORAWA TP. 2012/2013.

0 1 22

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN DI SMA PANCA BUDI MEDAN.

0 2 19