4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Etiologi Penyakit Rabies
Rabies merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dari family Rhabdoviridae dan genus Lyssavirus memiliki bentuk seperti peluru, terdiri dari
asam nukleat RNA, protein, lemak, dan karbohidrat. Inti virus dikelilingi oleh ribonukleoprotein yang disebut kapsid berkombinasi dengan inti dan membentuk
nukleokapsid. Virus rabies memiliki ukuran 180 nm dengan diameternya 75 nm, di permukaannya terdapat bentuk-bentuk paku spikes yang panjangnya sekitar 9
nm Dharmojono, 2001. Virus rabies mengandung lipida yang mudah dilarutkan dengan pelarut
lemak seperti sabun, ether, kloroform, ethanol 45-70 , dan preparat iodine. Sifat dari virus rabies sendiri dapat bertahan hidup pada bangkai hewan yang tertular
rabies selama 24 hari dan di dalam air sampai 3 tahun. Penyakit rabies dapat ditularkan pada hewan berdarah panas yaitu anjing, kucing, kera, rakun,
kelelawar. Namun, di Indonesia kelelawar tidak dapat menularkan rabies dikarenakan jenis kelelawar yang ada di Indonesia merupakan pemakan buah
Dharmawan, 2009. Penyakit rabies memiliki virus yang tahan terhadap pemanasan dengan
derajat celcius tertentu. Seperti pada pemanasan 56
o
C, virus dapat bertahan sampai 30 menit dan dalam kondisi pemanasan kering sampai dengan 100
o
C masih dapat tahan hidup selama 2-3 menit. Dan jika disimpan dalam gliserin 50,
virus dapat tahan hidup sampai satu tahun. Di dalam gliserin yang tidak diencerkan, virus dapat tahan hidup beberapa lama dalam suhu kamar dan tahan
berbulan-bulan dalam temperatur 4
o
C. Dalam keadaan kering beku dengan penyimpanan 4
o
C virus dapat tahan sampai bertahun-tahun, dan penyimpanan suhu -70
o
C virus tahan sampai waktu tak terbatas. Di dalam air liur dengan suhu udara panas, virus dapat tahan selama 24 jam. Waktu paruh kurang lebih 4 jam
pada temperatur 40
o
C, dan 30 detik pada temperatur 60
o
C Dharmawan, 2009.
4
5
Berdasarkan sifatnya, virus rabies dibagi menjadi 2 jenis, yaitu virus liar dan virus fixed. Virus liar adalah virus yang diisolasi di alam dari penderita rabies.
Memiliki masa tunas dan daya tular yang bervariasi dan mempunyai kemampuan untuk memasuki kelenjar air ludah. Sedangkan, virus fixed adalah virus yang
didapat dari cara pembiakan virus liar di laboratorium pada hewan percobaan. Virus fixed memiliki masa tunas yang lebih pendek dan tidak memasuki kelenjar
air ludah, selain itu virus ini tidak memiliki kemampuan membentuk badan Negri Akoso, 2007.
2.2 Penyebaran Rabies