5
Berdasarkan sifatnya, virus rabies dibagi menjadi 2 jenis, yaitu virus liar dan virus fixed. Virus liar adalah virus yang diisolasi di alam dari penderita rabies.
Memiliki masa tunas dan daya tular yang bervariasi dan mempunyai kemampuan untuk memasuki kelenjar air ludah. Sedangkan, virus fixed adalah virus yang
didapat dari cara pembiakan virus liar di laboratorium pada hewan percobaan. Virus fixed memiliki masa tunas yang lebih pendek dan tidak memasuki kelenjar
air ludah, selain itu virus ini tidak memiliki kemampuan membentuk badan Negri Akoso, 2007.
2.2 Penyebaran Rabies
Penyakit rabies telah dilaporkan kejadiannya di Indonesia sejak tahun 1889 pada seekor kerbau di Bekasi dan rabies pada manusia pertama kali
dilaporkan oleh E.V. de Haan pada tahun 1894 Soeharsono, 2002. Sampai saat ini masih belum berhasil diberantas, bahkan daftar wilayah tertular semakin
panjang. Pemberantasan di Indonesia sendiri kasus rabies tidak akan menurun bahkan daerah yang awalnya merupakan wilayah bebas semisal Bali kini menjadi
daerah endemis dan telah mengakibatkan korban meninggal pada manusia dengan tingkat kesakitan yang sangat tinggi.
Di Provinsi Bali kasus rabies pertama kali pada bulan November tahun 2008 ditemukan di Kedonganan Kabupaten Badung. Hal ini tertuang dalam
keputusan Menteri Pertanian No. 1637.I2008 tertanggal 1 Desember 2008 yang menyatakan Bali secara resmi tertular rabies. Pada kajian kasus rabies manusia
dan hewan, diperkirakan penyakit rabies masuk ke semenanjung bukit Kabupaten Badung pada bulan April tahun 2008 Putra et al., 2009a. Pada awalnya kasus
penyakit rabies dilaporkan hanya terjadi pada daerah Semenanjung Badung, tetapi kemudian tersebar ke semua wilayah Bali Putra et al., 2009b. Penyakit rabies
saat itu terus menyebar menular secara cepat hingga bulan Juni 2010 di seluruh kota dan Kabupaten Bali. Penyempurnaan program penanganan kasus rabies telah
dilakukan Putra, 2010; Dinas Peternakan Provinsi Bali, 2010. Tetapi, pada kenyataanya kasus rabies tidak dapat dikendalikan Putra dan Gunata, 2009.
6
Terdapat dua macam siklus penularan rabies yaitu siklus silvatic cylvatic cycle dan siklus rabies di lingkungan pemukiman penduduk urban cycle. Siklus
urban rabies biasanya terjadi pada anjing liar yang bebas tanpa pemeliharaan khusus. Di negara maju, pemahaman masyarakat terhadap rabies sangat tinggi dan
pemeliharaan hewan pembawa rabies HPR sangat bagus, maka jarang dijumpai adanya siklus penularan urban yaitu antar hewan domestik. Di Indonesia
umumnya kasus rabies bersifat siklus urban yaitu melalui gigitan anjing, kucing dan monyet. Namun, yang paling berperan menularkan rabies adalah anjing.
2.3 Patogenesis Rabies