berupa pupuk kompos dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Kesiman Ketalangu yang didapat melalui penjualan sampah anorganik. Dalam
pelaksanaan pengolahan sampah yang dilakukan, tempat pengelolaan sampah terpadu 3R TPST- 3R mengalami beberapa kendala seperti Kurangnya partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan sampah yang ada di tempat pengelolaan sampah terpadu 3R TPST- 3R. Kurangnya partisipasi masyarakat dapat menghambat
kelanjutan program tersebut, karena menurut Aryenti 2011 partisipasi masyarakat merupakan aspek yang sangat menunjang keberhasilan dari program 3R dan menurut
Chaerunissa, C 2014 partisipasi masyarakat merupakan hal utama dan terpenting dalam keberhasilan program.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin mengetahui faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat Desa Kesiman Kertalangu Kota Denpasar.
1.2 Rumusan Masalah
Japan International Cooperation Agency membantu pengolahan sampah di tempat pengelolaan sampah terpadu 3R TPST- 3R Desa Kesiman Kertalangu
dimulai dari Desember 2015 sampai saat ini, pengolahan sampah dengan prinsip pemilahan sampah pada sumbernya telah dilaksanakan di lingkungan tempat
pengelolaan sampah terpadu 3R TPST- 3R Desa Kesiman kertalangu. Tempat pengelolaan sampah terpadu 3R TPST- 3R ingin memperluas cakupan pengolahan
sampah, sehingga sangat penting bagi tempat pengelolaan sampah terpadu 3R TPST- 3R untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat Desa Kesiman
Kertalangu terhadap pengolahan sampah. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti dapat merumuskan permasalahan yaitu faktor apakah yang mempengaruhi tingkat
partisipasi masyarakat terhadap program pengolahan sampah di tempat pengelolaan sampah terpadu 3R TPST- 3R Desa Kesiman Kertalangu Denpasar.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat terhadap program pengolahan sampah di TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu kota Denpasar?
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat terhadap pengolahan sampah di tempat pengelolaan sampah terpadu 3R TPST- 3R
Desa Kesiman Kertalangu kota Denpasar.
1.4.2 Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat terhadap program
pengolahan sampah di tempat pengelolaan sampah terpadu 3R TPST- 3R Desa Kesiman Kertalangu kota Denpasar.
b. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat
terhadap program pengolahan sampah di tempat pengelolaan sampah terpadu 3R TPST- 3R Desa Kesiman Kertalangu kota Denpasar.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Teoritis
a. Memberikan kontribusi bagi institusi mengenai penelitian terkait gambaran
tingkat partisipasi masyarakat terhadap pengolahan sampah di tempat
pengelolaan sampah terpadu 3R TPST- 3R Desa Kesiman Kertalangu kota Denpasar.
b. Dapat dijadikan referensi dalam pengembangan dan penelitian selanjutnya.
1.5.2 Praktis
a. Memberikan masukan kepada pengelola tempat pengelolaan sampah terpadu
3R TPST- 3R Desa Kesiman Kertalangu dalam pengembangan cakupan program.
b. Memberikan masukan kepada dinas kebersihan dan pertamanan kota
Denpasar dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilaksanakan oleh Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran, penelitian ini
mempunyai ruang lingkup kesehatan lingkungan dan memiliki tujuan Untuk mengetahui gambaran tingkat partisipasi masyarakat terhadap pengolahan sampah di
tempat pengelolaan sampah terpadu 3R TPST- 3R Desa Kesiman Kertalangu kota Denpasar.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sampah
2.1.1 Pengertian sampah
Sampah padat merupakan sesuatu yang tidak diinginkan dan telah dibuang Osei-mensah, P., dkk. 2014 atau sampah merupakan benda yang tidak terpakai,
tidak disenangi dan telah dibuang yang berasal dari kegiatan manusia Mubarak, W. I dan Chayatin, N. 2009 serta menurut American Public Health Association dalam
bukunya Sumantri, A. 2015, sampah merupakan sesuatu yang telah digunakan, tidak terpakai dan telah dibuang yang berasal dari hasil kegiatan manusia dan tidak
terjadi dengan sendirinya. Pengertian sampah mempunyai batasan-batasan seperti adanya suatu benda atau zat padat serta bahan, adanya hubungan langsungtidak
langsung dengan aktivitas manusia, bendazat padatbahan tersebut tidak dipakai dan telah dibuang, dan pembuangan dilakukan dengan cara yang diterima oleh umum.
2.1.2 Penggolongan sampah berdasarkan sumbernya
Menurut Babayemi, J.O dan Dauda, K.T 2009 Sampah yang terbentuk dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan sumber keluaran sampah.
Yaitu :
a. Sampah pemukiman penduduk sampah rumah tangga
Sampah yang keluar dari area penduduk rumah tangga biasanya dihasilkan oleh satu atau beberapa orang yang tinggal di dalam area pemukiman, jenis
sampah yang biasanya dihasilkan adalah sisa makanan, sampah kering, abu dan sisa tumbuhan.
b. Industri
Industri yang dimaksud adalah perusahaan yang melakukan suatu proses sehingga dalam prosesnya tersebut mengeluarkan sampah, sampah yang biasa
dihasilkan adalah sampah basah, sampah kering dan sampah berbahaya. c.
Tempat umum tempat perdagangan Tempat umum merupakan tempat yang memungkinkan banyak orang
berkumpul untuk melakukan kegiatan dan termasuk juga tempat perdagangan, sampah yang biasa dihasilkan adalah sisa makanan, sampah
kering, dan lainnya. d.
Pertanian Merupakan tempat yang digunakan untuk bercocok tanam seperti kebun,
ladang, dan sawah. Sampah yang biasanya dihasilkan adalah tumbuhan yang sudah membusuk dan pembungkus pupuk atau pembasmi hama.
e. Sarana umum
Tempat yang dimaksud ialah rumah sakit, sekolah, tempat hiburan, tempat rekreasi, dan lainnya. Tempat-tempat tersebut biasanya menghasilkan sampah
kering.
2.2 Jenis-Jenis Sampah Padat
Menurut Sumantri, A. 2015, sampah dapat dibedakan menjadi beberapa jenis seperti sebagai berikut :
a. Berdasarkan zat kimia
1. Sampah organik merupakan jenis sampah yang mudah membusuk seperti
sisa makanan, daun, sayur, buah dan lainnya. 2.
Sampah anorganik merupakan jenis sampah yang tidak mudah membusuk seperti kaleng, besi, plastik, gelas dan lainnya.
b. Berdasarkan ciri sampah
1. Garbage, dimana sampah ini terdiri dari zat-zat yang mudah membusuk
dan dapat terurai dengan cepat. Karena mudah teruraimembusuk maka jenis sampah ini sering kal menimbulkan bau yang tidak sedap.
2. Rubbish, merupakan jenis campuran sampah yang terdiri dari zat organik
dan anorganik. 3.
Ashes, merupakan jenis sampah hasil pembakaran dari industri. 4.
Street sweeping, merupakan sampah yang berasal dari jalan akibat aktivitas mesin maupun manusia.
5. Dead animal, merupakan jenis sampah yang berasal dari bangkai
binatang yang mati akibat kecelakaan oleh manusia atau alami. 6.
House hold refuse, merupakan jenis sampah campuran seperti garbage,ashes dan rubbish yang berasal dari pemukiman.
7. Abandoned vehicle, merupakan jenis sampah yang berasal dari bangkai
kendaraan.
8. Demolision waste,merupakan jenis sampah yang berasal dari sisa-sisa
bangunan. 9.
Sampah industri, merupakan sampah yang berasal dari pertanian, perkebunan dan industri.
10. Santage solid, merupakan jenis sampah yang terdiri dari benda-benda
solid biasanya bersifat organik yang berasal dari pintu masuk pengolahan limbah cair.
11. Sampah khusus, merupakan jenis sampah yang memerlukan penangan
khusus.
2.2.1 Faktor yang mempengaruhi jumlah sampah
Menurut Osei-mensah, P. dkk 2014 bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah sampah yaitu :
a. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk mempengaruhi jumlah sampah, karena semakin banyak penduduk maka aktivitas dari manusia semakin meningkat. Aktivitas yang
dimaksud adalah pendidikan, pekerjaan dan lainnya. b.
Sosial ekonomi dan budaya Sosial ekonomi mempengaruhi jenis sampah yang akan ditimbulkan karena
masyarakat dengan sosial ekonomi yang sama mengonsumsi makanan yang sama sehingga menghasilkan sampah yang sama, sedangkan budaya
mempengaruhi jumlah sampah dimana jumlah sampah yang terbentuk tergantung dari apa yang dilakukan oleh masyarakat.
c. Waktu
Jumlah sampah yang terbentuk tergantung pada waktu seperti harian, mingguan, bulanan dan bahkan tahunan.
d. Jenis rumah
Perbedaan rumah pada suatu populasi akan mempengaruhi jumlah dan jenis sampah yang akan terbentuk seperti sampah pada rumah sederhana akan
berbeda dengan rumah yang mempunyai beberapa fasilitas di dalamnya. e.
Jenis kegiatan Perbedaan kegiatan pada suatu populasi akan mempengaruhi jumlah dan jenis
sampah seperti sampah dari aktivitas industri akan berbeda dari sampah dari aktivitas rumah tangga.
f. Musim
Musim mempengaruhi jenis dan jumlah sampah karena jumlah dan jenis sampah musim hujan sangat berbeda dengan jumlah dan jenis sampah musim
panas. g.
Sistem pengelolaan yang digunakan Dari semua faktor yang ada, faktor ini yang paling berpengaruh pada jumlah
sampah yang ada. Misal pengangkutan sampah dengan menggunakan gerobak akan memperlambat pengelolaan sampah dan menyebabkan
terjadinya penumpukan sampah.
2.2.2 Komposisi sampah padat
Menurut Das, S., dkk 2013 bahwa sampah padat yang terbentuk terdiri dari beberapa sampah yaitu :
a. Logam seperti kaleng, paku, besi dan lainnya.
b. Kertas seperti koran, majalah, karton, buku dan lainnya.
c. Plastik seperti botol plastik, gelas plastik, pembungkus plastik dan lainnya.
d. Kaca seperti gelas kaca, lampu, dan lainnya.
e. Garbage seperti sisa makanan, sayuran, buah dan lainnya.
Selanjutnya komposisi sampah padat tersebut dikelompokkan oleh Osei- mensah, P. dkk 2014 menjadi organic waste sayuran, sisa makanan, daun dan
lainnya, Recyclable waste kertas, kaca, plastik, logam dan lainnya, soiled waste kain dan lainnya, dan toxic waste alat rumah sakit dan lainnya.
2.3 Pengolahan Sampah Terpadu
Menurut Rizal, M. 2011 umumnya ada beberapa tahapan dalam pengelolaan sampah padat yaitu pengumpulan, pengangkutan dan pengolahan akhir
akhirpemusnahan. Namun, dalam pengolahan sampah terpadu terjadi beberapa kegiatan tambahan seperti pemilahan, penggunaan ulang, dan pengolahan sebelum
pengolahan akhir BPLHD Provinsi DKI Jakarta, 2011. Adapun kegiatan yang terjadi pada pengolahan sampah terpadu yaitu :
a. Pengumpulan
Sampah yang terbentuk dari aktivitas manusia dikumpulkan dalam suatu wadah atau tempat sementara sebelum dibawa ke tempat pengolahan,
menurut Sumantri, A. 2015, sebaiknya tempat pengumpulan sampah sementara harus memenuhi persyaratan seperti konstruksi harus kuat dan
tidak boleh bocor, memiliki penutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan serta ukuran tempat sampah yang sesuai sehingga mudah diangkut.
Dari tempat pengumpulan tersebut selanjutnya sampah akan dibawa ke rumah sampahdipo, adapun menurut Sumantri, A. 2015 pembangunan dipo
harus memenuhi beberapa persyaratan seperti dibangun diatas permukaan tanah dengan ketinggian bangunan setinggi kendaraan pengangkut sampah,
memiliki dua pintu, pintu masuk dan pintu untuk mengambil sampah, memiliki lubang ventilasi yang tertutup kawat halus untuk mencegah lalat
serta binatang lain masuk ke dalam dipo, ada keran air untuk membersihkan tangan, tidak menjadi tempat tinggal atau sarang lalat dan tikus, dan mudah
dijangkau oleh masyarakat. b.
Pemilahan Tujuan pemilahan sampah adalah untuk mendapatkan sebanyak
mungkin sampah yang masih bisa digunakan, dimanfaatkan ataupun memiliki nilai ekonomi. Pemilahan sampah disesuaikan dengan jenis sampah yaitu
organik, anorganik dan residu. c.
Pengolahan Pengolahan yang dilakukan di tempat pengolahan sampah terpadu
adalah pengolahan sampah organic, dimana sampah organik diolah menjadi pupuk kompos sehingga mengurangi volume sampah yang akan dibuang ke
tempat pembuangan akhir.
d. Pengangkutan
Menurut Sumantri,
A. 2015,
Setelah sampah
dari pemukimanmasyarakat terkumpul di dipo, selanjutnya sampah tersebut
diangkut menuju tempat pengolahan atau tempat pembuangan akhir. e.
Pengolahan akhirpemusnahan Merupakan tahap akhir dalam pengelolaan sampah, dalam tahap ini
sampah yang diolah merupakan residu sampah yang harus dimusnahkan. Biasanya teknik pengolahan yang dilakukan menggunakan pembakaran
Incenerator
2.4 Jenis-Jenis Teknologi Pengelolaan Sampah