Tahap ini dapat dijadikan indikator keberhasilan partisipasi masyarakat, selain itu dengan melihat posisi masyarakat sebagai subjek pembangunan
maka manfaat akan semakin besar dirasakan.
2.6 Tingkatan Partisipasi
Arnstein dalam Wicaksono 2010 membagi tingkatan partisipasi menjadi beberapa tingkatan yaitu :
a. Manipulasi manipulation
Merupakan tingkatan partisipasi masyarakat yang paling rendah, karena hanya nama yang dipakai sebagai anggota. Dalam hal ini tidak ada peran
serta masyarakat secara langsung karena anggota hanya bersifat sebagai alat publikasi.
b. Penyembuhan therapy
Tingkatan partisipasi yang hanya melibatkan masyarakat sebagai pendengar pasif, dalam kegiatannya hanya bertujuan untuk mengubah pola pikir
masyarakat yang ikut didalamnya. c.
Pemberian informasi informing Tingkatan partisipasi yang hanya bersifat pemberitahuan kepada masyarakat,
dalam tingkatan partisipasi ini lebih menekankan informasi yang ingin disampaikan kepada masyarakat.
d. Konsultasi consultation
Tingkatan partisipasi yang mengundang opini masyarakat terhadap sesuatu, partisipasi ini sering digunakan untuk melakukan penilaian terhadap
masyarakat dan metode yang sering digunakan adalah survei tentang arah
pikiran, pertemuan lingkungan masyarakat dan mendengar pendapatt masyarakat.
e. Perujukan placation
Tingkatan partisipasi yang menempatkan masyarakat yang dianggap mampu kedalam anggota, walaupun usul masyarakat kadang diperhatikan namun
suara masyarakat sering tidak didengar karena kedudukan masyarakat masih relatif rendah.
f. Kemitraan partnership
Tingkatan partisipasi yang terbentuk atas kesepakatan bersama dan berbagi tanggung jawab dalam perencanaan, pengendalian keputusan, penyusunan
kebijakan dan pemecahan masalah yang dihadapi. g.
Pelimpahan kekuasaan delegated power Tingkatan partisipasi yang memberikan kekuasaan kepada anggota dan
memberikan kewenangan untuk membuat keputusan pada rencana atau program tertentu.
h. Masyarakat yang mengontrol citizen control
Tingkat partisipasi dimana segala sesuatu dikendalikan oleh masyarakat termasuk kekuatan untuk mengatur program atau kelembagaan yang
berkaitan dengan kepentingan.
2.7 Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan