Analisis isi pesan dakwah dalam novel bidadari-bidadari surga karya Tere-Liye

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh:

NUR DAMAYANTI NIM: 1110051000081

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014 M/1435 H


(2)

(3)

(4)

iii Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sastra 1di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah jakarta.

Ciputat, 7 Juli 2014


(5)

iv

Perkembangan zaman yang telah membawa kehidupan sampai saat ini, telah menimbulkan perubahan yang sangat signifikan dalam menyebarkan agama Islam. Kegiatan dakwah saat ini tidak hanya di lakukan melalui lisan saja seperti ceramah dari mulut ke mulut, tetapi dakwah juga dapat di lakukan melalui media tulisan atau dakwah bil’qalamyaitu sarana dan metode dalam penyampaian pesan-pesan dakwah kepada mad’u melalui media-media cetak baik koran, novel, buku-buku ataupun tulisan artikel lannya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pertanyaannya adalah Apa isi pesan dakwah yang terkandung dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga, karangan Tere-Liye? dan Apa saja pesan dakwah yang paling dominan dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga, karangan Tere-Liye?

Isi pesan yang terkandung di dalam novel Bidadari-Bidadari Surga ini adalah isi pesan yang mengandung pesan aqidah yang terdiri iman kepada Allah, iman kepada Rosull, iman Malaikat, iman kepada kitab, iman kepada hari akhir, dan iman kepada qodho dan qodhar.Pesan akhlak yang terdiri dari akhlak kepada Allah dan akhlak kepada manusia, dan pesan syariah yang terdiri dari muamalah dan ibadah. Dan pesan yang domnan dari novel Bidadari-Bidadari Surga iyalah pesan syariah.

Metodologi yang di gunakan dalam skripsi ini ialah Analisis Isi berdasarkan metodologi Kualitatif. Yakni teknik peneitian untuk memperoleh gambaran isi pesan komunikasi massa yang dilakukan secara objektif, sistematik, dan relevan dengan melalui studi dokumentasi.

Teori yang di gunakan dalam skripsi ini yaitu teori R. Holsty, adalah suatu metode analisis isi pesan suatu cara yang sistematis yang menjadi petunjuk untuk mengamati dan menganalisa pesan tertentu yang dapat disampaikan oleh komunikator. Sedangkan yang kualitatif di mana pendekatan ini menggunakan seperangkat tema sebagai pedoman dalam membahas seluruh isi pesan dan mencoba menerangkan bagaimana tema tersebut dikembangkan oleh suatu sumber media dan cenderung untuk meneliti masalah yang tidak mencangkup jumlah atau kuantitas

Pesan dakwah yang paling dominan dalam novel Bidadari-Bidadari Surga dari 6 sub judul yang di pilih, pesan syariahlah yang paling dominan yakni memiliki 14 dialog, pesan akhlak memiliki 10 dialog dan pesan akidah memiliki 9 dialog.

Aktifitas dakwah ternyata tidak hanya dapat dilakukan diatas mimbar saja, melainkan masih banyak metode atau media-media yang dapat menunjang keberhasilan dari sebuah aktifitas dakwah salah satunya media novel. Novel telah menjadi alat media massa yang cukup efektif untuk berdakwah, melalui cerita yang ada didalamnya terdapat suatu pesan dakwah tertentu bagi pembacanya.


(6)

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam tiada kata yang pantas diucapakn selain kata syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan nikmat sehat, rejeki, dan sebagainya. Shalawat serta salam kepada baginda Rasulullah SAW yang memiliki banyak jasa kepada umat manusia.

Dengan kesehatan dan kelancaran yang diberikan Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir atau skripsi ini dengan penuh kesabaran, kekuatan fisik, dan kekuatan mental untuk menyelesaikan skripsi ini dengan judul, Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga.

Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan serta dorongan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:

1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr.Suparto. M.Ed, M.A, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Drs. Jumroni, M. Si, selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi dan Keuangan, dan Dr. H. Sunandar, M.A selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan. 2. Rachmat Baihaki, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islamdan Fita Fathurokhmah, M. Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan skripsi.


(7)

vi penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan yang bermanfaat.

5. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan pelayanan peminjaman buku-buku untuk digunakan dalam penulisan skripsi ini.

6. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Jamal Shodik dan Ibunda Sri Rahayu. Terima kasih atas pengorbanan, dorongan semangat dan membiayai kuliah hingga usai, serta do’a yang terus dipanjatkan untuk penulis. Serta dukungan moril, materil dan juga tenaga serta do’a dari kakak dan adik yaitu Abdul Aziz, dan Luthfi Taufiqul Hafiz.

7. Tere-Liye sebagai penulis buku Bidadar-Bidadari Surga, yang telah memberikan inspirasi terhadap penulisan skripsi ini.

8. Muhammad Samih Rozin S.Kom.i terimakasih karena telah banyak meluangkan waktunya untuk menemani dan membantu menyusun skripsi ini. 9. Untuk sahabat-sahabat Erni, Atik, Siska, Elis, Heni, Lia, Ida, Indah, Anis,

Diyah terimakasih telah memberikan makna arti sahabat sebenarnya.

10. Seluruh teman-teman KPI C angkatan 2010 danTeman-teman KKN Soccers semua, yang berkesan dan menyimpan banyak kenangan didalamnya.


(8)

vii

mudah-mudahan bermanfaat bagi semuanya khususnya bagi penulis. Akhirnya tiada satu ucapan melainkan ucapan terima kasih penulis kepada suluruh para Dosen yang telah memberikan ilmunya semoga ilmu tersebut menjadi ilmu yang bermanfaat dan barokah.

Jakarta, 7 Juli 2014


(9)

viii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Metodologi Penelitian... 7

E. Tinjauan Pustaka ... 10

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II LANDASAN TEORI A. PengertianAnalisis Isi ... 13

B. PengertianDakwah... 13

C. TujuanDakwah ... 15

D. PesanDakwah ... 16

1. Pengertian Pesan ... 16

2. PengertianPesanDakwah ... 16

E. Novel ... 24


(10)

ix

2. Unsur Instrinsik dalam Novel ... 26

F. Jenis Novel ... 31

G. Novel Sebagai Media Dakwah ... 31

BAB III DESKRIPSI NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE-LIYE A. Sinopsis Novel Bidadari-Bidadari Surga ... 33

B. Biografi Tere-Liye ... 36

C. Karya-karya Tere-Liye ... 39

BAB IV PESAN DAKWAH DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE-LIYE A. PesanDakwah yang terkandungdalam Novel Bidadari-bidadariSurgaKaryaTereLiye ... 44

1. PesanAkidah ... 44

2. PesanAkhlak ... 50

3. PesanSyariah ... 57

B. PesanDakwah yang paling Dominandalam Novel Bidadari-bidadariSurgaKaryaTereLiye ... 65

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 68

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA………. 70 LAMPIRAN


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman yang semakin maju, menjadikan media komunikasi semakin berkembang pesat, hadirnya beraneka ragam media komunikasi merupakan salah satu sarana yang sebaiknya di manfaatkan secara optimal oleh manusia untuk berkomunikasi, dan tentunya umat Islam juga dapat memanfaatkan media komunikasi sebagai mediator untuk menyampaikan pesan moral yang baik.

Di awal kemunculannya Islam disebarkan dengan cara bil lisan, walaupun banyak hambatannya tetapi pada saat itu cara penyampaian dari mulut ke mulut ini sangat efektif. Karena pada saat itu telah menjadi kewajiban bagi umat Islam untuk menyampaikan ajaran islam kepada seluruh umat manusia.

Perkembangan zaman yang telah membawa kehidupan sampai saat ini, telah menimbulkan perubahan yang sangat signifikan dalam menyebarkan agama Islam, Kegiatan dakwah saat ini tidak hanya di lakukan melalui lisan saja seperti ceramah dari mulut ke mulut, tetapi dakwah juga dapat di lakukan melalui media tulisan atau dakwah bil’qalamyaitu sarana dan metode dalam penyampaian pesan-pesan dakwah kepada mad’u melalui media-media cetak baik koran, novel, buku-buku ataupun tulisan artikel lannya.

Pengarang-pengarang muslim yang telah menyumbangkan karya monumentalnya dalam bidang dakwah, seperti Adam Abdulah Aluri dalam


(12)

karyanya tarikh Al-Dakwah Al-Islami, Jum’ah Amin Abd Aziz dalam

Al-Dakwah, Qawa’id wa Usul, Muhammad Husayn Fadullah dalam karyanya,

Uslub Al-Dakwah fi Al-Quran, dan lain-lain.1

Pesan dakwah adalah semua pernyataan yang bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadits, amanat yang harus dilakukan atau disampaikan oleh komunikator, atau juga dapat berupa lambang. Lambang yang dimaksud adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung menterjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan bahasa yang lain banyak digunakan dalam komunikasi adalah jelas, karena hanya bahasalah yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain2.

Sudah jelas motivasi Al-Quran yang memerintahkan umatnya untuk belajar membaca. Hal itu secara eksplisit disebutkan dalam lima ayat permulaan surat Al-Alaq 1-5:3

                                          Artinya:

1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

1

Suf Kasman, Jurnalisme Universal Menelusuri Prinsip-Prinsip Da’wah Bi Al-Quran dalam Quran, (Bandung: PT. Mizan Media Utama, 2004), cet. ke 4, hal. 3

2

Onong Uchjana Efendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), cet. Ke 8, h. 18

3

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjamahannya, ( Depok, Cahaya Quran, 2008), h. 597


(13)

Secara umum karya tulis terbagi tiga yaitu, prosa, puisi dan drama. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif yang biasanya dalam bentuk cerita.

Novel sebagai salah satu media komunikasi yang mampu dijadikan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan bisa di manfaatkan oleh para da’i dan dai’yah. Sifat novel yang mampu mengubah sikap hidup seseorang tentunya menjadikan sarana yang efektif untuk kegiatan berdakwah, karena intinya kegiatan dakwah yang dimaksudkan untuk mengubah prilaku yang buruk menjadi baik.

Novel atau karya sastra yang memberikan ruang berfikir bagi para pembacanya untuk sepakat atau tidak sepakat. Bagi seorang sastrawan adalah kegiatan produktif dan kespresif kaum intelektual dimanapun dan kapanpun.4 Novel merupakan media komunikasi yang sangat berpengaruh bahkan ampuh dalam menyampaikan pesan-pesannya kepada masyarakat. Pesan yang di buatpun di buat secara halus dan menyentuh hati tanpa merasa di gurui.5 Lewat tulisan, sastrawan mencoba memberikan pengetahuan, wawasan, dan pengalaman kepada para pembacanya.

Penggunaan novel, sebagai salah satu genre karya sastra yang secara fisik berbentuk buku, sering kali hanya dilihat fungsi utamanya sebagai media untuk memberikan hiburan. Novel tidak dibatasi oleh batasan faktual yang sering kali membatasi fungsi hiburannya. Dalam sebuah karya fiksi berbentuk

4

As Haris Sumadirja, Menulis Artikel dan Tajuk Rencana,(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005), cet. Ke 2, h. 7

5

Jakob Subardjo, Seluk Beluk dan Petunjuk Menulis Novel dan Cerpen, (Bandung: Pustaka Latifah, 2004), h. 24


(14)

novel, cerpen, maupun puisi, realitas bisa dipermainkan sesuka hati oleh penulisnya. Kadang realitas hanya dijadikan sebagai latar, dan sebaliknya, isi novel itu dibentuk oleh imajinasi yang kadang melebihi akal sehat.

Salah seorang muslim dan aktifis dakwah yang memilih berdakwah melalui tulisan dan memilih al qalam sebagai media dakwah yaitu Tere-Liye. Dari banyak novel yang dikarang Tere-Liye, Novel Bidadari-Bidadari Surga merupakan salah satu best seller. Karya-karya Tere-Liye, sangat banyak diminati terutama novel Bidadari-Bidadari Surga.6 Selain karena novel ini di sajikan dengan gaya sederhana namun sangat menyentuh. Dan novel inipun disajikan tidak hanya untuk remaja saja tetapi juga untuk anak-anak dengan harapan dan tujuan agar anak-anak lebih mencintai Allah dan hamba-hamba-Nya. Dan ditunjukan kepada orang tua agar dapat membimbing dan mengarahkan anak-anak mereka untuk memberitahu bahwa kunci meraih kebahagiaan yaitu ikhlas, sabar, dan syukur.

Novel Bidadari-Bidadari Surga ini menceritakan seorang wanita sulung dari lima bersaudara, yang begitu sayang dengan keluarganya yang rela meninggalkan bangku sekolahnya demi ke empat adiknya selepas ayahnya meninggal dunia. Seorang kakak yang selalu memberikan semangat yang luar biasa kepada adik-adiknya agar kelak nanti tidak mengalami hidup yang seperti sekarang ini, serba kesusahan. Tidak hanya memberikan semangatnya dalam kehidupan, tapi ia pun selalu memberikan pengarahn ibadah yang baik,

66


(15)

mengajarkan kepada adik laki-lakinya untuk selalu shalat di masjid secara berjamaah, mengaji, dan membantu mamak di ladang.

Dalam epilog novel di tertulis wahai, wanita-wanita yang hingga usia tiga puluh, empat puluh, atau lebih dari itu, tetapi belum juga menikah (mungkin karena keterbatasan fisik, kesempatan, atau tidak pernah ‘terpilih’ di dunia yang amat keterlaluan mencintai materi dan tampilan wajah). Yakinlah, wanita-wanita salehah yang sendiri, namun tetap mengisi hidupnya dengan indah, berbagi, berbuat baik, dan bersyukur. Kelak di hari akhir sungguh akan menjadi bidadari-bidadari surga. Dan kabar baik itu pastilah benar, bidadari surga parasnya cantik luar biasa.

Itulah hubungan novel dengan dakwah sebagai media komunikasi dimana didalamnya terdapat proses komunikasi yang mengandung pesan-pesan moral. Biasanya pesan-pesan moral itu mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan tentang nilai-nilai kebenaran.7

Dengan mengikuti alur logika tersebut, dapat dikatakan bahwa karya sastra Tere-Liye yang berjudul Bidadari-Bidadari Surga yang menjadi pokok penelitian dapat memuat pesan-pesan keagamaan yang terkandung dalam ajaran Islam. Karena Tere-Liye adalah seorang penulis novel muslimah, dan oleh karenanya tidak mustahil bila ia mendasari pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran sebagaimana yang diajarkan Islam. Sejalan dengan ini, Hasyim mengatakan dan telah dikatakan oleh Prof. DR. Nabilah Lubis Apabila karya sastra itu mengajak kejalan yang benar, dan menegakan amal shaleh melalui tokoh-tokohnya maka ia berarti mereka menganut ajaran bahwa

7

Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakrta : Gajahmada University Press, 1995), Cet. Ke-1, h.322.


(16)

segala sesuatu dari Allah, untuk Allah, dan kerena Allah. Sedangkan bila sastra itu mempunyai tujuan lain dan melepaskan diri dari ajaran agama, maka karya-karya sastranya mengandung ajaran seni untuk seni atau seni untuk sastra.8

Nabila Lubis pun mengatakan bahwa seorang “sastrawan” termasuk khalifah Allah dibanding bahasa dan sastra mempunyai tanggung jawab dan kewajiban seperti khalifah Allah pada bidang-bidang yang lain, dan harus bergerak dalam melaksanakan amanat Allah mengajak Umat untuk menuju ke jalan yang benar dan menjauhi larangan-Nya, yaitu “amar ma’ruf nahi

munkar”.9

Hal inilah yang menjadi landasan mengapa peneliti tertarik mengangkat judul Analisis Isi Pesan Dakwa dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere-Liye.

B. Perumusan dan Batasan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Untuk lebih memperjelas dan penelitian ini lebih terarah, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini mengenai konteks pesan-pesan dakwah dari katagori Aqidah, Akhlak dan Syariah yang terkandung dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga, karangan Tere-Liye.

Peneliti hanya mengambil 6 sub judul dalam 44 sub judul yang ada yaitu, Kau Tidak Harus Menunggu (7 halaman), Sesederhana Itu (5

8

Nabilah Lubis, Naskah Teks dan Metodologi Penelitian Filologi, (Jakarta : penerbit Yayasan Media Alo Indonesia, 2001), Cet ke-2, h. 12.

9


(17)

halaman), Perjodohan-Perjodohan (7 halaman), Pernikahan Kedua dan Ketiga (11 halaman), Bidadari-Bidadari Surga (9 halaman), dan Pernikahan Terakhir (11 halaman).

2. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apa isi pesan dakwah yang terkandung dalam Novel Bidadari-Bidadari

Surga, karangan Tere-Liye?

2. Apa saja pesan dakwah yang paling dominan dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga, karangan Tere-Liye?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan

a. Mengetahui pesan dakwah apa saja yang terkandung dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga

b. Mengetahui tema apa saja yang mendominasi pesan dakwah dalam NovelBidadari-Bidadari Surga

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Praktis : menambah pengetahuan dan wawasan dari sebuah Novel

b. Manfaat Akadekis : memberikan kontribusi tentang pengembangan media dakwah dengan memasukan pesan dakwah ke dalam karya tulis berupa sebuah Novel

D. Metodelogi Penelitian 1. Metodelogi Penelitian


(18)

Untuk meneliti isi pesan dalam novel, penulis menggunakan metode kualitatif dengan teknik analisis isi (content analysis) yang seringkali digunakan untuk mengkaji pesan-pesan dakwah. Dan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu bertujuan untuk mencari makna kata maupun kalimat serta makna tertentu yang terkandung dalam sebuah karya sastra.

Menurut Burhan Bungin, pendekatan kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan sebuah makna dari gejala-gejala sosial di dalam masyarakat. Objek analisis dalam pendekatan kualitatif adalah makna dari gejala sosial dan budaya dengan menggunakan kebudayaan dari masyarakat bersangkutan untuk memperoleh gambaran mengenai kategorisasi tertentu.10

Metode analisis isi digunakan untuk menelaah isi dari suatu dokumen, dalam penelitian ini dokumen yang di maksud adalah novel Bidadari-Bidadari Surga.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dan objek penelitian adalah tempat memperoleh data. Dalam penelitian ini yang menjad subjek penelitian adalah Novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere-Liye. Dan sebagai objek penelitiannya adalah pesan-pesan dakwah yang terdapat dalam novel tersebut baik secara tersirat (kontekstual), maupun tersurat (tekstual).

3. Teknik Pengumpulan Data

10

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2008), h. 302


(19)

Adapun tahap-tahap dalam pengumpulan data yang dgunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Observasi, secara luas observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran. Disni, observasi atau pengamatan diartikan lebih sempit, yatu pengamatan dalam penggunaan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.11 Observasi dilakukan dengan membaca dan mengamati setiap paragraf dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga. b. Dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data-data berupa

buku-buku penelitian, buku-buku dakwah, buku-buku komunikasi, dan buku-buku-buku-buku Novel, serta data tentang Novel yang di dapat dari internet.

c. Penjurian, yaitu dengan memilih tiga orang ahli yang berkompeten untuk melakukan penjurian berdasarkan kesepakatan pada peneliti. Hal ini bertujuan sebagai referensi peneliti untuk menentukan pesan dakwah di dalam novel Bidadari-Bidadari Surga.

4. Teknik Analisis Data

Pada tahapan data penelitian menampilkan pesan dakwah berdasarkan kategorisasi secara sistematik yang terdiri dari Akidah, Syariah dan Akhlak. Kemudian di buat konstruksi katagori, melalui semacam alat yang digunakan untuk mengupas permasalahan dalam penelitian. Kategori yang dibuat berfungsi memilih isi pesan yang tersurat menjadi gambaran berupa data yang dapat di analisis untuk menjawab permasalahan yang diajukan,

11

Irwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesehjateraan Sosial dan Ilmu Lainnya, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), cet. Ke-1, h. 69


(20)

yang terbagi dalam tiga katagori di atas. 5. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan yang digunakan mengacu pada buku

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang

disusun oleh tim penulis Hamid Nasuhi, dkk, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah, (Ciputat: CeQDA, 2007).

E. Tinjauan Pustaka

Penelitin mengenai analisis media cetak terutama novel-novel memang telah banyak di temui, khususnya lagi difakultas Dakwah dan Komunikasi Uninersitas Islam Negri Jakarta, namun tidak mengecilkan hati dan minat penulis untuk meneruskan penelitian. Beberapa karya tulis yang menjadi tolak ukur diantaranya adalah:

1. Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel “ Bumi Cinta” Karya

Habiburrahman El-Shirazy. Yang di tulis oleh Setia Ningrum, 2013. Yang

dalam penelitianya menggunakan pendekat penelitian yang sama dengan penelitian yang saya lakukan yaitu menggunakan pendekatan kualitatif.

2. Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel “Surat Kecil Untuk Tuhan”

karya Agnes Davonar. Yang di tulis oleh Khoirunnisa, 2012. Penelitian

yang digunakan dalam skripsinya menggunakan metode yang sama yaitu kualitatif.

3. Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel “Hafalan Surat Delisa” Karya


(21)

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan presentasi aqidah 22,5%, syariah 49,4%, dan akhlak 28,1%.

F. Sistematika Penulisan

Agar penulisan skripsi ini lebih sistematis sehingga tampak adanya gambaran isi tulisan yang terarah, logis dan saling berhubungan antara satu bab dengan bab yang berikutnya, maka penulis skripsi ini disusun menjadi lima bagian, yaitu :

BAB I Meliputi : Pendauluan yang meliputi Latar Belakang, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.

BAB II Meliputi : tinjauan umum tentang analisis isi, yang berisi seputar ruang lingkup Dakwah, dan ruang lingkup Novel.

BAB III Meliputi : Deskripsi NovelBidadari-Bidadari Surga , Biografi Tere-Liye, dan unsur Intrinsik Novel Bidadari-Bidadari Surga. BAB IV Meliputi : Analisis Data, Katagori isi pesan dakwah dalam

Novel Bidadari-Bidadari Surga.

BAB V Penutup

Kesimpulan dan Saran-saran dari hasil penelitian yang dilakukan.


(22)

12

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Analisis Isi

Analisis isi merupakan teknik penelitian untuk memperoleh gambaran isi pesan komunikasi massa yang dilakukan secara objektif, sistematik, dan relevan secara sosiologis. Uraian dalam analisisnya boleh saja menggunakan tata cara pengukuran kuantitatif atau kualitatif, atau bahkan keduanya sekaligus.1

Teknik penelitian yang digunakan dalam analisis isi yaitu untuk mendapatkan gambaran isi pesan komunikasi yang diuraikan menggunakan tata cara pengukuran kualitatif atau kuantitatif, dan bisa juga menggunakan keduanya.

Analisis isi menurut R. Holsty, adalah suatu metode analisis isi pesan suatu cara yang sistematis yang menjadi petunjuk untuk mengamati dan menganalisa pesan tertentu yang dapat disampaikan oleh komunikator. Sedangkan yang kualitatif di mana pendekatan ini menggunakan seperangkat tema sebagai pedoman dalam membahas seluruh isi pesan dan mencoba menerangkan bagaimana tema tersebut dikembangkan oleh suatu sumber media dan cenderung untuk meneliti masalah yang tidak mencangkup jumlah atau kuantitas.2

1

Zulkarimein Nasution, M.Sc, Sosiologi Komunikasi Massa (Jakarta: Pusat Penelitian Universitas Terbuka, 2002) cet, ke-3, h.32.

2

R. Holsty et.al, Content Analisis dalam Handbook of Social Psycology Edited By Darder Kindzay & Billiot Aronson, (Cambridge Massactusset Addision Wesley, 1969), h. 589-600


(23)

Analisis isi banyak dipakai dalam lapangan ilmu komunikasi. Bahkan, analisis isi merupakan salah satu metode utama dalam disiplin ilmu komunikasi. Analisis isi terutama dipakai untuk menganalisis isi media cetak maupun elektronik. Analisis isi adalah metode ilmiah untuk mempelajari dan menarik kesimpulan atas suatu fenomena dengan memanfaatkan dokumen (teks).3

Adapun lima tujuan analisis isi, antara lan: (1) menggambarkan isi komunikasi, (2) menguji hipotesis karakteristik-karakteristik suatu pesan, (3) membandingkan isi media dengan “dunia nyata”, (4) melalui imej suatu kelompok tertentu dan masyarakat, (5) menciptakan titik awal terhadap studi efek madia. 4

Dalam teknik analisis isi juga memiliki kekurangan yaitu content

analysis dibatasi pada pengujian komunikasi tercatat untuk suatu hal.

Komunikasi demikian bisa lisan atau tulisan tetapi harus dicatat dengan beberapa cara untuk memungkinkan analisis.5

B. Pengertian Dakwah

Ditinjau dari segi bahasa “Da’wah” berarti penggilan, seruan atau ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab disebut mashdar. Sedangkan bentuk kata kerja (fi’il) nya adalah berarti : memanggil, menyeru

3

Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta, Kencana 2011), cet. Ke-1, h.10

4

Andi Bulaeng, Metodologi Penelitian Komunikasi Kontemporer, (Yogyakarta: Penerbit Andi Offset, 2004), h.171

5

Andi Bulaeng, Metodologi Penelitian Komunikasi Kontemporer, (Yogyakarta: Penerbit Andi Offset, 2004), h.184


(24)

atau mengajak (Da’a, Yad’u, Da’watan).6 Dalam pengertian istilah dakwah diartikan oleh beberapa tokoh sebagai berikut :

1. Prof. Toha Yahya Oemar menyatakan bahwa dakwah islam sebagai upaya mengajak umat dengan cara bijakasana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat.

2. Syaikh Ali Makhfudz, dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin memberikan definisi dakwah sebagai berikut : dakwah islam yaitu; mendorong manusia agar berbuat baik dan mengikuti petunjuk (hidayah),menyeru mereka berbuat kebaikan dan mencegah dari kemungkaran, agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.

3. Menurut Prof. Dr. Hamka dakwah adalah seruan panggilan untuk menganut suatu pendirian yang ada dasarnya berkonotasi positif dengan substansi terletak pada aktivitas yang memerintahkan amar ma’ruf nahi mungkar. Dan

4. Menurut Muhammad Natsir adalah dakwah mengandung arti kewajiban yang menjadi tanggung jawab seorang Muslim dalam amar ma’ruf nahi mungkar.

Dari definisi-definisi tersebut, meskipun terdapat perbedaan dalam perumusan, maka penulis memahami pengertian-pengertian dakwah yakni merupakan kewajiban seorang Muslim untuk mengajak, menyeru, serta mendorong umat manusia kepada kebaikan dan mencegah mereka untuk membuat perbuatan tercela (nahi mungkar).

6

Drs. Wahidin Saputra, M.A., Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. 1, h. 1.


(25)

Karena dakwah mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga mengandung makna sebagai aktivitas menyampaikan ajaran Islam, menyuruh berbuat baik, dan mencegah perbuatan mungkar, serta memberi kabar gembira dan peringatan manusia. Dakwah dapat pula diartikan sebagai upaya terus menerus untuk melakukan perubahan pada diri manusia ke jalan Allah, sehingga terbentuk sebuah masyarakat Islami.

C. Tujuan Dakwah

Tujuan dakwah (Maqashid al-Dakwah); adalah tujuan yang hendak dicapai oleh kegiatan dakwah. Adapun tujuan dakwah itu dibagi dua yaitu :

1. Tujuan jangka pendek, yang dimaksud adalah agar manusia mematuhi ajaran Allah dan Rasul-Nya dalam kehidupan keseharian.

2. Sedangkan Jangka panjang, untuk menciptakan manusia yang berakhlak mulia, dan tercapainya individu yang baik (khoiru al-fardiyah), keluarga yang sakinah/harmonis (khairu al-Usrah), komunitas yang tangguh(khairu

al-jama’ah), masyarakat madani/civil society (khairu al-Ummah) dan pada

akhirnya akan membentuk bangsa yang sejahtera dan maju (khairu

al-baldah) atau dalam istilah yang disebut dalam Al-Qur’an yaitu : Baldatun

thoyyibatun wa robbun ghofur.7

Sedangkan jika dilihat dari aspek psikologi tujuan dakwah adalah untuk menumbuhkan pengertian kesabaran, penghayatan, dan pengalaman

7

Drs. Wahidin Saputra, M.A., Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. 1, h. 9.


(26)

ajaran agama yang disampaikan oleh da’i. Sehingga ruang lingkup dakwah disini menyangkut masalah pembentukan sikap mental dalam pembangunan motivasi yang bersifat positif dalam segala segi kehidupan manusia.

D. Pesan Dakwah 1. Pengertian Pesan

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian pesan adalah perintah, nasihat, permintaan amanat yang harus dilakukan atau disampaikan kepada orang lain.8 Pesan digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampakan sesuatu kepada komunikan agar komunikasi yang dijalankan itu menjadi efektif dan langsung dapat di terima.

Dalam bahasa Inggris kata pesan adalah massage yang memiliki arti pesan, warta, dan perintah suci. Ini diartikan bahwa pesan adalah perintah suci, dimana terkandung nila-nilai kebaikan.

2. Pengertian Pesan Dakwah

Dakwah (da’a – yad’u – da’watan) artinya seruan, ajakan, atau panggilan, yakni menyampaikan seruan Islam, mengajak dan memanggil umat manusia agar menerima dan mempercayai keyakinan dan pandangan hidup Islam. Dakwah dapat pula diartikan sebagai upaya terus-menerus untuk melakukan perubahan pada diri manusia menyangkut pikiran

(fikrah), perasaan (syu’ur), dan tingkah laku (suluk), sehingga terbentuk

8

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1997) h.761


(27)

sebuah masyarakat islami (al-mujtama’ al-Islami).9 Dakwah berkaitan dengan bagaimana membangun dan membentuk masyarakat yang baik, berpijak pada nilai-nilai kebenaran dan hak-hak asasi manusia.

Pesan dalam Islam ialah nasehat, permintaan, amanah yang harus disampaikan kepada orang lain. Sedangkan pesan dakwah adalah semua pernyataan yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah baik secara tertulis maupun bentuk pesan-pesan (risalah).10

Jadi pesan dakwah mengandung pengertian segala pernyataan yang berupa seperangkat lambang yang bermakna yang disampaikan untuk mengajak manusia ( individo atau golongan ) baik melalui meda lisan maupun tulisan agar mengikiti ajaran islam dan mampu menyosialisasikan dalam kehidupan dengan tujuan mendapat kehidupan yang bahagia baik dunia maupun akhirat.

Adapun pesan dakwah secara garis besar dapat dikelompokan menjadi Aqidah, Syariah dan Akhlak berikut penjabaran tentang pesan dakwah:

1. Akidah

Menurut bahasa akidah di ambil dari kata al-aqd, yaitu mengikat, menguatkan, teguh, dan menguatkan. Menurut istilah akidah ialah iman yang kuat kepada Allah dan apa yang diwajibkan berupa tauhid (meng-Esakan Allah dalam peribadatan), beriman kepada malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, takdir baik dan buruknya dan

9

Asep Syamsul M. Romli. SIP, Jurnalistik Dakwah Visi dan Misi Dakwah Bil Qalam, (PT. Remaja Rosdakarya: Bandung 2003), cet. Ke-1, h. 6

10

Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1987), cet. Ke-1, h.43


(28)

mengimani semua cabang dari pokok-pokok keimanan ini serta hal-hal yang masuk dalam kategorinya berupa prinsip-prinsip agama.11

Dalam menghayati ajaran Islam, maka akidah menduduki tempat yang paling pokok. Ibarat bangunan gedung ia merupakan pondasi, bila pondasinya rapuh maka kondisi gedung itupun akan mudah roboh, ia akan mudah terkena goncangan angin dari kanan dan kiri. Ayat yang berkaitan dengan akidah atau keimanan telah termaktub dalam surat An-Nisa ayat 136:                                                 

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.12

Akidah dalam Islam adalah bersifat ‘Itiqad bathiniyah yang mencangkupmasalah-masalah yang erat hubungannya dengan iman.13 a. Iman kepada Allah

11

Abdullah bin Abdul Aziz Al-jibrin, Cara Mudah Memahami Aqidah Sesuai Al-Quran As-sunnah dan Pemahaman Salafush Shalih, (Jakarta: Pustaka At-Tazkia, 2007) cet. Ke-1, h.3

12

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan terjemahannya, (Surabaya: Penerbit Cv. Jaya Sakti, 1989), H. 100

13


(29)

Kata“iman” berasal dari bahasa Arab yang artinya percaya.Sedangkan percaya berarti pengakuan terhadap adanya sesuatu yang bersifat ghaib, atau sesuatu itu benar.14

Iman kepada Alah berarti menyakini bahwa Allah adalah satu-satunya tempat mengabdi, menghambakan diri, serta mengadu (tauhid al-ibadah), dan Allah sebagai satu-satunya pembuat peraturan yang sempurna (tauhid al-tasyri).

b. Iman kepada Malaikat-Nya

Iman kepada malaikat yaitu meyakini tanpa ragu di dalam hati dan pikiran bahwa selain menciptakan manusia Allah juga menciptakan malaikat dari cahaya, dan bahwa malaikat adalah makhluk yang paling taat dan tidak sekalipun berbuat maksiat.

c. Iman kepada Kitab-Kitab-Nya

Pengertian kepada kitab-kitab Allah adalah mempercayai dan meyakini sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada para nabi atau rasul yang berisi wahyu Allah untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia.

d. Iman kepada Rasul-Rasul-Nya

Yang dimaksud iman kepada rasul ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah SWT. Untuk menerima wahyu dari-Nya untuk disampaikan kepada

14

Abdullah bin Abdul Aziz Al-jibrin, Cara Mudah Memahami Aqidah Sesuai Al-Quran As-sunnah dan Pemahaman Salafush Shalih, (Jakarta: Pustaka At-Tazkia, 2007) cet. Ke-1, h.8


(30)

seluruh umat manusia agar menjadi pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.

e. Iman kepada hari akhir

Yang dimaksud dengan hari akhir adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menetapkan hari akhir sebagai tanda akhir dari kehidupan di dunia dan awal dari kehidupan di akhirat.Karena itu, manusia janganlah lengah, lupa diri, ataupun terpesona dengan kehidupan di dunia yang sifatnya hanya sementara.

f. Iman kepada qadha dan qadhar

Iman kepada Qadha dan Qadhar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menentukan segala sesuatu bagi makhluk-Nya.

2. Syariah

Syariah secara bahasa berarti jalan yang harus diikuti, jalan ketempat pengairan, jalan menuju kemenangan. Secara istilah syariah adalah segala titah Allah yang berhubungan dengan tingkah laku manusia diluar yang mengenai akhlak, atau nama bagu hukum-hukum yang bersifat maliyah.15

Syariah dalam Islam adalah berhubungan erat dengan amal lahir dalam rangka mentaati semua peraturan Allah, guna mengatur hubungan antar manusia dengan tuhannya begitu pula pergaulan hidup dengan manusia.16

Keyakinan merupakan dasar dari pada syariah. Dan syariah adalah hasil dari kepercayaan, sebab, perundang-undangan tanpa keimanan

15

Dr.Hj.Zurinal. Z dan Aminuddin,M.Ag, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Lembaga Penelitiaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah: 2008), cet. Ke-1 h.4

16


(31)

bagaikan bangunan yang tidak bertumpuan dan keimanan dengan atidak disertai syariah untuk melaksanakannya, hanyalah akan merupakan teori, ajakan, yang tiada berdaya dan berhasil. Oleh karena itu, dalam Islam kita temukan suatu hubungan yang erat anatar iman dan syariah yang mengatur segala tingkah laku, dan barang siapa menolak hal itu, maka mereka tidak dapat dianggap orang muslim. Allah SWT brfirman dalam surat Al-Jaatsiyah ayat 17-18:

                                                                      

Artinya: “Dan kami berikan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata tentang urusan (agama); maka mereka tidak berselisih melainkan sesudah datang kepada mereka pengetahuan. Karena kedengkian memutuskan anatara mereka pada hari kiamat terhadap apa yang mereka selalu berselisih padanya. Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikut hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.”17

a. Ibadah

Ibadah secara umum memiliki arti mengikuti segala hal yang di cintai Allah dan di ridhoi-Nya, baik perkataan maupun perbuatan lahir dan batin. 18

Dalam Islam, ibadahlah yang memberikan latihan rohani yang diperlukan manusia. Semua ibadah yang ada di dalam Islam seperti

17

Departemen Agama Replubik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya, h.500

18

Abdullah bin Abdul Aziz Al-jibrin, Cara Mudah Memahami Aqidah Sesuai Al-Quran As-sunnah dan Pemahaman Salafush Shalih, (Jakarta: Pustaka At-Tazkia, 2007) cet. Ke-1, h.41


(32)

shalat, puasa, zakat, dan haji, bertujuan untuk membuat ruh manusia agar senantiasa tidak lupa kepada Allah SWT, bahkan senantiasa dekat dengan-Nya.Karena tujuan diciptakan manusia adalah untuk beribadah kepada-Nya.

Allah berfirman dalam surat adz-dzariyaat ayat 59:

                 

Artinya: “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan

supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.19

b. Muamalah

Kata muamalah berasal dari fiil madhi amala yang berarti bergaul dengannya, berurusan (dagang). Sedangkan muamalah adalah ketetapan Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya, dan dengan lingkungannya (alam sekitar)nya. Muamalah berarti aturan-aturan (hukum) Allah yang mengatur hubungan manusia dengan sesama dan lingkungan sekitarnya.Kaitannya dengan hubungan antar sesama manusia, maka dalam muamalah ini mengatur hal-hal yang berkaitan dengan masalah ekonomi, politik, sosial, hukum, dan kebudayaan.20 3. Akhlak

Akhlak dari segi istilah (terminologi) ialah budi pekerti, yang berarti perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanisfetasi pada karsa dan tingkah laku. Menurut Ibnu Maskawih sebagai pakar akhlak terkemuka dalam kitabnya Tahdzibul Akhlak dalam konsepnya akhlak

19

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya, h.523

20


(33)

adalah suatu sikap mental yang mendorong untuk membuat tanpa fikir dan pertimbangan.

Ada pula yang mengartikan secara bahasa akhlak (Etimologi): perkataan, jamak dalam bahasa arab dari kata khluk. Khulk dalam kamus Al-Munjid berarti budi pekerti, perangai tingkah laku atau tabiat. Di dalam Da’iratul Ma’arif dikatakan akhlak adalah sifat-sifat manusia yang terdidik.21

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir dalam perbuatan baik, disebut akhlak yang mulia, atau perbuatan buruk, disebut akhlak tercela, sesuai pembinaanya. Sebagaimana firman Allah pada Q.S. Al- Ahzah: 21

                                Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.

a) Akhlak Kepada Allah

akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada Allah.

21

Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1992), cet. Ke-1, h. 1


(34)

Berkaitan dengan akhlak kepada Allah telah berfirman dalam suratAl-Maidah ayat 11:

                                             

Artinya: “hai orang-orang yang beriman ingatlah kamu nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, diwaktu sewaktu kau bermaksud hendak menggerakan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat). Maka Allah menahan tangan mereka dari kamu.Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakal.”22

b) Akhlak Kepada Manusia

Seorang manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk ciptaan Allah, tidak hanya berkewajiban untuk beribadah dan beriman sebagai titik tolak akhlak kepada Allah, tetapi juga memiliki kewajiban untuk menebar kasih sayang, menciptakan rasa aman, saling menghormati, menghargai (toleransi), berkerja sama dalam kebaikan.

E. Novel

1. Pengertian Novel

Novel sebagai salah satu bentuk dari prosa fiksi, mempunyai arti sebagai sebuah karangan prosa yang panjang mengandung ruang menceritakan rangkaian kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.

Istilah novel sendiri sama dengan istilah roman. Kata novel berasal

22


(35)

dari bahasa Italia yang kemudian berkembang di Inggris dan Amerika Serikat. Sedangkan istilah roman berasal dari genre romance dari abad pertengahan yang merupakan cerita panjang tentang kepahlawanan dan percintaan. Istilah roman berkembang di Jerman, Belgian, Perancis, dan bagian-bagian Eropa dataran lainnya. 23

Novel dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita seseorang dengan orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.24

Novel memberikan peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat, boleh jadi keberadaanya turut membentu perubahan sosial, karena novel bukan hanya ajaran, serta tingkah laku dan pola-pola kehidupan masyarakat. Novel sebagai sebuah media komunikasi yang didalamnya terjadi proses komunikas banyak mengandung pesan baik pesan sosial, pesan moral, maupun pesan keagamaan.

Novel memungkinkan adanya penyajian secara panjang lebar mengenai tempat tertentu. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika posisi manusia dalam masyarakat memiliki dimensi ruang dan waktu, tetapi peran seseorang tokoh dalam masyarakat berupa dan berkembang dalam waktu. Khususnya novel, mencapai keutuhannya secara inklusi, yaitu bahwa novelis mengukuhkan keseluruhannya dengan kendali tema karyanya.

23

Jakob Sumardjo dan Saini K.M, Apreiasi Kesustraan, (Jakarta: Gramedia, 1986), cet. Ke-1, h. 29

24

DepDikNas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), edisi ke-3, h. 788


(36)

2. Unsur Intrinsik Dalam Novel

Unsur intrinsik dalam novel adalah unsur-unsur yang (sacara langsung) turut membangun cerita, kepaduan antara berbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebah novel terwujud. Unsur yang dimaksud antara lain plot, tokoh dan penokohan, latar atau setting, sudut pandang. Sedangkan unsur ekstrinstik adalah unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi hubungan atau sistem organisme karya sastra unsur-unsur tersebut menurut Wellek dan Warren, sebagaimana di kutip Burhan Nurgiantoro, adalah antara lain keadaan subjektivitas pengarang yang memiliki sikap, keyakinan dan pandangan hidup yang kesemuanya itu akan dipengaruhi karya yang ditulis.25

Berikut secara rinci beberapa unsur intrinsik dalam novel atau kara sastra:

a. Tema

Gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra disebut tema. Atau gampangnya, tema adalah sesuatu ang menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita.26

Tema merupakan jiwa dari seluruh bagian cerita. Kerena itu,

25

Burhan Nugiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajahmada University Perss, 1995), cet. Ke-1, h. 23

26

Burhan Nugiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajahmada University Perss, 1995), cet. Ke-1, h.66


(37)

tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita. Tema dalam banyak hal bersifat “mengikat” kehadiran atau ketidakhadiran cerita, konflik serta situasi tertentu, termasuk pula berbagai unsur intrinsik yang lain. b. Amanat

Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya. Sebagaimana tema, amanat dapat disampaikan secara implisit yaitu dengan cara memberikan ajaran moral atau pesan dalam tingkah laku atau peristiwa yang terjaddi pada tokoh menjelang cerita berakhir, dan dapat pula disampaikan secara eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat, anjuran, atau larangan yang berhubungan dengan gagasan utama cerita. c. Plot

Plot merupakan unsur fiksi yang penting, bahkan tak sedikit orang yang menganggapnya sebagai yang terpenting diantara berbagai unsur fiksi lannya.27

Secara teoritis, plot dapat dibedakan menjadi dua kategori. Pertama, plot Progresif atau plot lurus, yaitu jika peristiwa-peristiwa yang di kisahkan bersifat kronologis, peristiwa pertama diikuti boleh (atau: menyebabkan terjadinya) peristiwa-peristiwa yang kemudan. Atau secara runtut cerita dimulai dari tahap awal (penyituasian, pengenalan, pemunculan konflik), tengah (konflik meningkat, klimaks), dan akhir (penyelesaian). Kedua, plot regresif atau alur sorot

27

Burhan Nugiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajahmada University Perss, 1995), cet. Ke-1, h.110


(38)

balik (flash-back), yakni peristiwa yang dikisahkan tidak bersifat kronologis. Cerita tidak dimuala dari tahap awal melainkan mungkin dari tahap tengah atau bahkan tahap akhir, baru kemudian tahap awal cerita dikisahkan.28

d. Tokoh dan Penokohan

Daya tarik sebuah novel terpancar lewat imajinasi lewat si pengarang. Lewat imajinasi pengarang itulah pembaja dapat berkenalan dengan sejumlah variasi tipe manusia berikut masalahnya. Unsur perwatakan ini mengandung dua makna. Arti pertama, perwatakan sebagai dramatic pesona yang menunjukan pada pribadi yang mengambil bagian didalamnya. Kedua, menunjukan kualitas khas perwatakan tersebut pada pribadi tertentu.

Seseorang yang membaca sebuah novel biasanya tertarik akan persepsi, penafsiran dan pemahaman tokoh-tokoh yang dihadirkan pengarang. Sedangkan tokoh sendiri dapat dibedakan menjadi lima, diantaranya adalah tokoh utama, protagonis, antagonis, tritagonis, dan tokoh pembantu.

1) Tokoh Utama, adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam sebuah novel. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik secara pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian, termaksud, konflik sehingga tokoh tersebut mempengaruhi perkembangan plot.

28

Burhan Nugiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajahmada University Perss, 1995), cet. Ke-1, h. 154-157


(39)

2) Tokoh pratagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan positif atau penyampaikan nilai-nilai positif. Biasanya tokoh ini diperankan oleh tokoh utama yang digambarkan selalu bersifat baik, sabar dan nyaris sempurna.

3) Tokoh antagonis adalah tokoh atau pelaku yang menantang dalam tokoh protagonis sehingga terjadi konflik dalam cerita.29

4) Tokoh tritagonis adalah tokoh yang menjadi penengah antara pelaku protagonist dan antagonis

5) Tokoh pembantu dan tambahan adalah pelaku bertugas membantu pelaku utama dalam rangkaian mata rantai cerita pelaku pembantu, mungkin berperan sebagai pahlawan, mungkin juga sebagai penenang atau sebagai penenang jika terjadi konflik.

e. Setting atau Latar

Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, suasana, dan situasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok:30

1) Latar tempat, yaitu mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi

2) Latar waktu, berhubungan dengan masalah ‘kapan’ terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.

29

Burhan Nugiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajahmada University Perss, 1995), cet. Ke-1, h. 180

30

Najid Mohammad, Mengenal Apresiasi Prosa Fiksi, (Surabaya: University Perss, 2003), h. 25


(40)

3) Latar sosial, mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan prilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial bisa mencangkup kebiasaan hidup, agama dan kebudayaan.

f. Point of View atau sudut pandang

Dalam hal ini, masalah sudut pandang memang lebih banyak muncul dalam fiksi daripada dalam drama. Dan yang di maksud dengan sudut pandang adalah hubungan yang terdapat antara sang pengarang dengan alam fiktif ceritanya, ataupun antara sang pengarang dengan pikiran dan perasaan para pembacanya. Sang pengarang haruslah dapat menjelaskan kepada para pembaca bahwa ia selaku narator atau pencerita mempunyai tempat berpijak tertentu dalam hubungannya dengan cerita itu.31

g. Gaya Bahasa

Adalah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah. Pengolahan bahasa harus didukung oleh diksi (pemilihan kata) yang tepat. Namun, diksi bukanlah satu-satunya hal yang bisa membentuk gaya bahasa

Gaya bahasa dapat menciptakan suasana yang berbeda-beda: berterus terang, satiris, simpatik, menjengkelkan, emosional, dan sebagainya. Bahasa dapat menciptakan suasana yang tepat bagi adegan seram, adegan cinta, adegan peperangan dan lain-lain.

31


(41)

F. Jenis Novel

Adapun jenis novel amatlah beragam, ada beberapa ahli yang memiliki pendapat yang berbeda, seperti Mochtar Lubis, bahwa jenis-jenis novel itu terdiri dari:

1. Novel Avontur, yaitu dipusatkan pada seorang lakon utama. Pengalaman lakon dimulai pada pengalaman pertama, dan diteruskan pada pengalaman-pengalaman selanjutnya hingga akhir cerita. Jenis novel ini mempunyai cerita yang kronologis dari awal sampai akhir.

2. Novel Psikologis, yaitu novel yang berisi kepuasan tentang bakat, watak, karakter para pelakunya beserta kemungkinan perkembangan jiwa.

3. Novel Detektif, yaitu novel yang melukiskan cara penyelesaian suatu peristiwa atau kejadian, untuk membokar suatu kejadian.

4. Novel Sosial, yaitu pelaku pria dan wanita tenggelam dalam masyarakat, kelas atau golongan. Dalam reaksi setiap golongan terhadap masalah-masalah yang timbul dan pelaku hanya dipergunakan sebagai pendukung jalan cerita.

5. Novel Politik, yaitu uraian mengenai novel politik dapat pula dipakai dari lukisan bentuk sosial.

6. Novel Kolektif, yaitu novel yang melukiskan tentang semua aspek-aspek kehidupan yang ada, atau semua jenis novel diatas dikumpulkan menjadi sebuah cerita. Dan dalam novel ini, tidak hanya dimainkan oleh satu pemeran saja tetapi pemeran pendukung. Sesuai dengan alur cerita pada setiap bab, yang kesemua cerita merupakan gambaran fenomena kehidupan nyata yang sering kita alami dan rasakan dalam kehidupan sehari-hari.

G. Novel Sebagai Media Dakwah

Berdakwah lewat tulisan sudah ada sejak zamanRasulullah, yaitu seperti pengiriman surat kepada raja-raja dengan tujuan mengajak mask islam. Sampai saat inipun berdakwah lewat tulisan masih sangat relevan, hanya saja dalam menghadapi zaman yang semakin moderen ini para da’i harus lebih cerdas dan kreatif mengemas dakwah melalui tulisan.


(42)

Maka dari itu para juru dakwah islam menekankan bahwa semua bidang kebudayaan manusia termaksuk seni sastra harus digalakan untuk menginggikan syiar islam lewat karya sastra yang bertema pengajaran islam. Sehingga dakwah islam mengambil kesempatan menggunakan cerita-cerita sebagai media untuk melakukan dakwah islamiah.

Dakwah melalui tulisan bisa dikemas secara populer dan disebarluaskan dan di media massa misalnya, koran, majalah, tabloid, novel maupun bulletin. Dengan demikian dakwah bisa di terima oleh massa yang sebanyak-banyaknya.32 Berdakwah melalui novel merupakan salah satu cara yang cukup efektif, novel bisa dibawa kemana-mana, dibaca kapan saja dan dikemas dengan bahasa yang menarik.

Novel merupakan karya fiksi yang di terbitkan secara massa, secara otomatis bisa mengcover mad’u sebanyak-banyaknya. Novel bisa dinikmati oleh semua kalangan, mulai dari anak-anak, remaja dan orang tua. Novel sebagai media dakwah dangat efektif khususnya bagi mad’u yang memiliki minat dan hobi membaca, tidak banyak menyita waktu.

32


(43)

33

TERE-LIYE

A.Sinopsis Novel Bidadari-Bidadari Surga

Sebuah keluarga dari pedalaman Sumtera, terselip dibalik rimbunnya hutan sumatera dengan keadaan yang tak teralu menguntungkan, lembah lahambay menjadi tempat dimulainya cerita ini. Mamak Lainuri dan anak tertuanya, Laisa atau kak Laisa yang dipanggil adik-adiknya, bekerja keras tidak hanya untuk bekal hidup tetapi juga untuk sekolah, sekolah keempat adik-adiknya. Tak seperti penduduk desa lainnya yang tidak tamat sekolah dasar.

Ke empat adiknya Dalimunte, wibisana, ikanuri dan yashinta begitu beruntung memiliki kakak sebaik, setangguh, sekuat kak Laisa. Peran Laisa untuk keempat adiknya sangatlah berarti, ketika mamak Lainuri yang seorang janda yang ditinggal mati sang suami karena diterkam harimau di gunung kewalahan membiayai hidup dan sekolah anak-anaknya, Laisa gadis gimbal dan gempal ini rela meninggalkan sekolahnya demi kelangsungan hidup dan biaya sekolah adik-adiknya walaupun pada awalnya Mamak menolak kinginan Laisa, tetapi aisa tetap memaksa biarlah Laisa yang mengalah. Laisa sejak umur 12 tahun membantu Mamak bekerja di ladang di tengah panas terik matahari yang membuat kulitnya semakin menghitam. Laisa adalah anak dari mantan suami mamak yang pergi meninggalkannya, walau begitu kasih


(44)

sayang mamak terhadapnya sama seperti anak Mamak lainnya, begitupun Laisa menyangi mamak seperti ibu kandungannya sendiri dan menyayangi adik-adiknya seperti sadara kandung.

Laisa tidak hanya membantu Mamak mencari uang tetapi juga mengomeli, menyemangat, dan menginspirasi adik-adiknya. Tak pernah lelah Laisa untuk selalu mengajarkan adik-adiknya arti kerja keras, sepulang sekolah adik-adiknya wajib membantu mamak dan laisa untuk bekerja diladang, malam harinya tak lupa untuk mengaji kemudian belajar. Laisalah yang mengontrol kegiatan adik-adiknya. Itu semua dilakukan agar ke empat adiknya tidak menjadi pribadi yang manja dan sukses di masa depan.

Dalimunte yang sukses menjadi Ilmuan besar, namanya begitu terkenal tak jarang orang menganalnya. Lembah lahambay memiliki sungai dengan cadas setinggi 5 meter menjadikan anugerah tersebut tak bisa dimafaatkan oleh masyarakat. Mereka pernah membuat kincir besar untuk mengangkat air sungai tersebut namun sayang hasilnya gagal. Dalimunte, satu-satu warga lahambay yang berhasil duduk di bangku kelas enam SD diam-diam membuat kincir-kincir, saat asyik dengan ‘proyek’nya tersebut, kak laisa yang sedang berjalan pulang melewati sungai bersama adik terkecilnya Yashinta tak sengaja melihatnya. Sontak sang kaka langsung memarahi dalimunte, ia seharunya sekolah malah sekarang berada di sungai pikir laisa dalimunte sedang bermain-main. Yashinta hanya terdiam walau tak tega melihat dalimunte di marah-marahi kak laisa. Yashinta dan kak laisa baru saja pulang dari dalam hutan untuk melihat anak berang-berang yang


(45)

sangat lucu, yashinta jatuh cinta pertama pada alam hingga saat dewasa ia sukses menjadi ahli konservasi.

Kincir-kincir lah yang akhirnya menjadi pemacu semangat Dalimunte untuk menjadi sukses. Saat Dalimunte mempresentasikan proyeknya tersebut banyak warga yang menolak tetapi kak Liasa yang akhirnya tahu apa yang dilakukan Dalimunte saat di sungai, ia membela Dalimunte “jika gagal semua akan sia-sia, tapi jika berhasil desa ini tak perlu lagi menggantungkan hidup pada air hujan demi ladang mereka”. Dalimunte merasa kakaknya bak malaikat yang menolong Dalimunte.

Pengorbanan Laisa yang tanpa pamrih dan cinta yang sangat tulus kepada adik-adiknya memang luar biasa hingga nyawa pun dikorbankan, pengorbanan laisa yang datang bersama Dalimunte masuk kedalam hutan atau tepatnya sarang harimau! Karena kedua adiknya Wibisana dan Ikanuri berniat kabur dari rumah menuju kota, sebelumnya Ikanuri telah menyakiti hati laisa dengan mengatakan bahwa ia bukan kakaknya! Laisa hitam dan jelek sedangka ia putih. Tetapi laisa telah memaafkannya.

Saat detik-detik terakhir keduanya akan menjadi santapan harimau laisa datang bersama dalimunte “puyang jangan makan mereka” puyang pergi” laiasa menghadang harimau tersebut dan menyuruh dalimunte membawa ikanuri dan wibisana untuk lari. Rupanya Tuhan tidak mengijinkan harimau tersebut untuk membunuh laisa. Laisa yang sebenarnya juga ketakutan tetapi tetap menghadang harimau tersebut. Entah karena kekuatan apa Harimau tersebut akhirnya pergi.


(46)

Setelah dewasa, dalimunte sukses menjadi ilmuan fisika, ikanuri dan wibisana memiliki usaha bengkel di kota, sedangkan Yashinta menjadi Ahli konservasi lingkungan. ketika mereka berempat telah sukses dan tinggal dikota besar

Berat hati mereka ketika waktu untuk menikah datang, sedang Laisa dengan fisik yang tidak ‘sempurna’ belum juga menikah, dalimunte, ikanuri, wibisana dan yashinta keempatnya tidak enak hati untuk ‘melintas’ kak laisa namun pada akhirnya laisa juga yang merasa baik-baik saja, jodoh ada ditangan tuhan kalau sudah jadwalnya ia pasti akan mendapatkan jodohnya, begitu kira-kira.

Ketika mereka sedang bekerja sebuah sms datang, laisa sakit keras, sudah tak tertolong lagi. Waktunya tinggal sebentar. Walau pada akhirnya kak laisa pergi meninggalkan keempat adiknya dan mamak setelah semua pengorbanan dan perjuangannya telah usai, keempat adiknya sukses. Limpahan air mata kesedihan menangis kepergian seorang kakak.

B.Biografi Tere-Liye

Gambar 1. Foto Tere-Liye1

1

ht t p:/ / bppmpsikomedia.w ordpress.com/ 2013/ 06/ 29/ t er liyundang-ant usiasm e-masyarakat / diakses pada 22 april 2014


(47)

Nama “Tere-Liye” merupakan nama pena seorang penulis berbakat tanah air. Tere-Liye sendiri di ambil dari bahasa India dan memiliki arti “untukmu”. bisa untuk ayah, bunda, adik, kakak, keponakan, tetangga, kucing kesayangan, teman, dan seterusnya, tapi di atas segalanya tentu saja Tere-Liye yang dimaksud disini adalah “Untuk-Mu’ untuk Sang Penguasa Kehidupan. beliau lahir pada 21 Mei 1979 di Tandaraja, Palembang dan memiliki nama asli Darwis. Menempuh pendidikan SMAN 9 Bandar Lampung sejak tahun 1994-1997, dan melanjutkan studynya ke perguruan tinggi Universitas Indonesia sejak tahun 1998-2002 dengan spesifikasi pendidikan Jurusan Accounting.

Hobi yang disukainya yaitu backpero, mendaki menyelam, fotografi,

bird-watching, membaca dan tentu saja menulis. Dalam hal backpackers ia

menargetkan untuk menjelajahi empat sampai lima tempat yang berbeda di setiap tahunnya karena menurutnya hal tersebut salah satu kegiatan yang dapat membagun ide-idenya dalam berkarya. Salah satu tempat yang ingin ia kunjungi dalam waktu dekat ini adalah Carstenz Pyramid karena ia sangat ingin melihat secara langsung bukti sejarah Islam yang disebut-sebut sebagai salah satu kota terindah di dunia itu.2

Meski pun setiap karya yang di hasilkan laku di pasaran dan menjadi best seller.Namun Tere-Liye seperti menghindari dan menutupi kehidupannya. Kalau penulis yang lain bias anya banyak menerima panggilan acara baik itu berupa seminar tentang tips-tips menulis, bedah buku, works

2

ht t p:/ / t anya-biografi.blogspot .com/ 2013/ 01/ biografi-t ere-liye.ht ml diakses pada 22 april 2014


(48)

hop atau kegiatan yang lainnya terkait dunia tulis-menulis. Tapi tidak dengan Tere-Liye.

Dari karya-karyanya Tere-Liye ingin membagi pemahaman bahwa sebetulnya hidup ini tidaklah rumit seperti yang sering terpikir oleh kebanyakan orang. Hidup adalah anugerah yang Kuasa dan karena anugerah berarti harus di syu

kuri. “bekerja keras dan selalu merasa cukup, mencintai, berbuat baik dan selalu berbagi, senantiasa bersyukur serta berterima kasih, maka Ia percaya bahwa kebahagiaan itu sudah berada di genggaman kita”. Itulah sedikit kutipan yang penulis dapatkan, terkesan bahwa ia menegaskan syukuri saja setiap apapun yang kita punya, baik itu berupa kekurangan terlebih kalau itu suatu kelebihan.

Sungguh sangat istimewa, bahwa di negeri kita tercinta ini lahir banyak penulis berkualitas. Serta dengan karya-karyanya tersebut telah membuat negeri ini di kenal luas. Terlebih lagi Tere-Liye berasal dari pedalaman Sumatera Selatan. Menjadikan nilai tambah sebagai nilai positif untuk terus meneladani kepiawaiannya di dunia tulis-menulis.

Karya Tere-Liye biasanya mengetengahkan seputar pengetahuan, moral dan agama islam. Penyampaiannya yang unik serta sederhana menjadi nilai tambah bagi tiap novelnya. Justru Karena kesederhanaannya, tiap membaca lembaran demi lembaran novelnya, kita seras amelihat di depan mata apa yang Tere-Liye sedang sampaikan. Uniknya kita tidak akan merasa


(49)

sedang di gurui meskipun dari tulisan-tulisannya itu tersimpan pesan moral, islam serta sosial yang penting.

Kesederhanaanlah yang mampu membuka hati, dan kalau hati kita sudah terbuka maka akan sangat mudah setiap pesan-pesan positif itu sampai. C.Karya-karya Tere-Liye

Tere-Liye telah menghasilkan 19 novel yang telah di tulisnya, dan karyanya yang selalu di nanti para penggemarnya tak hayal kalu karyanya selalu menjadi novel Best seller, berikut daftar novel karya Tere-Liye:

Tabel 1

Karya-Kaya Tere-Liye

Judul Novel Tahun Penerbit

Hafalan Shalat Delisa 2005

Kisah Sang Penandai 2005

The Gogons: James & The Incredible Incident

2006

Moga Bunda Disayang Allah

2006

Bidadari-Bidadari Surga 2008

Burliam (serial anak-anak mamak, buku 2)

2009

Pukat (serial anak-anak mamak, buku 3)


(50)

Eliana (serial anak-anak mamak, buku 4)

2011

Sunset Bersama Rose 2011

Ayahku (bukan) Pembohong

2011

Sepotong Hati Yang Baru

2012

Negeri Para Bedebah 2012

Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah

2012

Berjuta Rasanya 2012

Amelia (Serial Anak-anak mamak, buku 1)

2013

Negeri Diujung Tanduk 2013


(51)

Gambar 2 Karya-karya Tere-Liye3

Novel-novel yang telah di tulis oleh Tere-Liye banyak diantaranya merupakan novel Best seller. Dan karya-karyanya pun telah banyak yang di angkat ke layar lebar seperti, Hafalan Shalat Delisa, Bidadari-Bidadari Surga, dan Moga Bunda Disayang Allah. Tak hanya itu Novel Bidadari-Bidadari Surga pun diangkat ke layar kaca di salah satu stasiun televisi swasta yakni SCTV.

Novel yang penulis analisis adalah novel Bidadari-Bidadari Surga salah satu novel andalannya, berikut profil tentang novel Bidadari-Bidadari Surga:

Judul Novel : Bidadari-Bidadari Surga

Jumlah Halaman : 362 halaman

3


(52)

Cetakan : PT. Gramedia, Jakarta

Penerbit : Republika

Penulis : Tere-Liye

Desain dan Isi Smpul : Eja-creative 14

Salah satu novel yang memberikan motifasi dan kecerahan bagi wanita, sebagaimana epilog dalam novel tersebut “Wahai, wanita-wanita yang hingga usia 30, 40, atau lebih dari itu, tetapi belum juga menikah (mungkin karena keterbatasan fisik atau tak pernah “terpilih” di dunia yang amat keterlaluan mencintai materi dan tampilan wajah). Yakinilah, wanita-wanita sesalehah sendiri, namun tetap mengisi hidupnya dengan indah berbagi, berbuat baik, dan bersyukur, kelak di hari akhir sengguh akan menjadi bidadari surga. Dan kabar baik itu pastilah benar, bidadari-bidadari surga parasnya cantik luar biasa”.


(53)

43

KARYA TERE-LIYE

Analisis tentang isi pesan dakwah dalam novel Bidadari-Bidadari Surga Karya Tere-Liye, menggunakan pedoman tiga kategori yakni:

Tabel 2 Kategori Pesan

No KATEGORI SUB KATEGORI

1 Pesan Akidah Iman Kepada Allah

Iman Kepada Malaikat Allah Iman Kepada Kitab Allah Iman Kepada Rasul Allah Iman Kepada Hari Akhir Iman Kepada Qadha dan Qadhar

2 Pesan Akhlak Akhlak Kepada Allah

Akhlak Kepada Manusia

3 Pesan Syariah Ibadah

Muamalah

Untuk menguatkan data tentang pesan dakwah yang terkandung dalam novel Bidadari-Bidadari Surga, penulis mengadakan pengujian kepada tiga orang ahli yang dianggap kredibel, yang terdiri dari: Yeyeh Mardiah. S.Ag, lulusan Universitas Muhammadiyah Jakarta (Guru), Herawati.S.Pd, lulusan Universitas Negeri Yogyakarta (Guru), H. Abdul Razak.S.Ag, lulusan IAIN Jakarta (Ustaz atau Ulama). Adapun hasil dari penjurian ini tidak


(54)

dimaksudkan untuk diuji secara statistik kuantitatif melainkan hanya sebagai penguat data.

A. Pesan Dakwah Yang Terkandung Dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga Karya Tere-Liye

Pesan dakwah yang terkandung dalam novel Bidadari-Bidadari Surga, dapat terlihat dalam kalimat atau dialog kemudian di analisis secara detail, dari 44 sub judul dalam novel Bidadari-Bidadari Surga, peneliti hanya mengambil 6 sub judul dan telah dianalisis oleh tiga orang ahli yang telah ditentukan.

Berikut ini adalah kandungan pesan dakwah dalam novel Bidadari-Bidadari Surga Karya Tere-Liye:

1. Pesan Akidah

Kandungan pesan dakwah yang mengandung kategori Akidah diantaranya adalah:

a. Iman Kepada Allah

Adapun paragraph atau dialog dalam novel yang mengandung iman kepada Allah dapat dibaca dari cuplikan novel sebagai berikut: “segeralah menikah…Dengan kebaikan Allah, tentu saja Mamak akan segera sembuh, esok lusa mamak akan tetap bersama kita” (Pernikahan Kedua dan Ketiga. P.34)1

Dari kalimat di atas kak Laisa memberikan ketegaran kepada adik-adiknya, seperti kalimat yang terdapat pada dialog diatas “...dengan kebaikan Allah” kalimat tersebut mengatakan keimanan

1


(55)

Kak Laisa kepada Allah, agar adik-adiknya tidak terlalu sedih atas penyakit yang di derita Mamak, dan menyuruh adik-adiknya untuk menyerahkan atas kesembuhan Mamak hanya kepada Allah SWT. Seperti yang terkandung dalam HR. Bukhari dan Muslim yang berbunyi: “tidaklah seorang muslim yang tertimpa gangguan berupa penyakit atau semacamnya, kecuali Allah akan menggugurkan bersama dengannya dosa-dosanya, sebagaimana pohon yang menggugurkan daunnya”.

Begitu pula dengan pendapattiga orang ahli yaitu, Yeyeh Mardiah S.Ag, Herawati S.Pd, dan H. Abdul Razak S.Ag mereka sepakat bahwa dialog tersebut mengandung pesan iman kepada Allah.2 “Kau aneh sekali, Tere…selalu hanya memakan satu butir buah strawberry setiap kali datang ke sini..dan selalu saja marasa wajib untuk bilang sedah memetiknya… kau bagian dari keluarga ini, anakku..”(Pernikahan Terakhir. P. 5)3

Dialog di atas pada kalimat “selalu saja merasa wajib untuk bilang sudah memetiknya..” menunjukan Goughsky yang selalu bilang untuk memakan makanan yang belum halal untuk dia makan, walaupun hanya satu buah strawberry saja tapi tetap baginya wajib untuk bilang dulu baru memakannya. Yang menunjukan kadar Iman kepada Allah,Sebagaimana surah An-nahl: 114:

2

Yeyeh Mardiah, Herawati, dan H. Abdul Razak.

3


(56)

                       

Artinya: Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.

Begitu pula dengan pendapat tiga orang ahli yaitu, Yeyeh Mardiah S.Ag, Herawati S.Pd, dan H. Abdul Razak S.Ag mereka sepakat bahwa dialog tersebut mengandung pesan iman kepada Allah.4 b. Iman Kepada Kitab Allah

Adapun paragraph atau dialog dalam novel yang mengandung iman kepada Kitab Allah dapat dibaca dari cuplikan novel sebagai berikut:

“Dan sungguh di surga ada bidadari-bidadari bermata jeli (Al Waqiah:22). Pelupuk mata bidadari-bidadari itu selalu berkedip-kedip bagaikan sayap burung indah. Mereka baik lagi jelita (Ar Rahman: 70)” (Bidadari-Bidadari Surga. P. 33)5

Dalam kalimat di atas Mamak bercerita tentang bidadari-bidadari surga kepada anak dan cucu-cucunya, Mamak bercerita sesuai dengan apa yang ada di dalam Al-Quran yang menandakan bahwah mamak beriman dan mempercai dengan apa yang telah terkandung dalam kitab Allah.

4

Yeyeh Mardiah, Herawati, dan H. Abdul Razak.

5


(57)

Begitu pula dengan pendapat dua orang ahli yaitu, Yeyeh Mardiah S.Ag, dan H. Abdul Razak S.Ag mereka sepakat bahwa dialog tersebut mengandung pesan iman kepada kitab Allah.6

“andaikata ada seorang wanita penghuni surga mengintip ke bumi, niscaya dia menerangi ruang antara bumi dan langit. Dan niscaya aromanya memenuhi ruang antara keduanya. Dan sesungguhnya kerudung di atas kepalanya lebih baik daripada dunia seisinya (Hadits Al Bukhari)”. (Bidadari-Bidadari Surga. P. 34)7

Pada kalimat di atas, Mamak yang senang sekali menceritakan tentang cerita Bidadari-Bidadari Surga yang juga di gemari oleh anak-anaknya sampi cucuk-cucuknya, tetapi apa yang Mamak ceritakan kepada mereka buka sekedar cerita fiksi, melainkan cerita berdasarkan hadits. Itu menunjukan bahwa Mamak beriman dengan kitab Allah dan juga selalu mengajarkan kepada anak dan cucuknya tentang apa yang telah tertulis di dalam kitab Allah.

Begitu pula dengan pendapat dua orang ahli yaitu, Yeyeh Mardiah S.Ag, dan Herawati. S.Pd mereka sepakat bahwa dialog tersebut mengandung pesan iman kepada kitab Allah.8

“Suara mamak berkata lembut terniang di telinganya: bidadari-bidadari surga, seolah-olah adalah telur yang tersimpan dengan baik (Ash-Shaffat:49)”. (Bidadari-Bidadari Surga. P. 37)9

6

Yeyeh Mardiah, dan H. Abdul Razak

7

Bidadari-Bidadari Surga. Hal. 337-338

8

Yeyeh M ardiah dan Heraw at i. 9


(58)

Mamak yang sedang mendoakan anaknya Laisa yang terbaring sakit, agar menjadi bidadari surga di akhirat kelak sebagaimana yang telah tertulis dalam Al-Quran.

Begitu pula dengan pendapat dua orang ahli yaitu, Yeyeh Mardiah S.Ag, dan H. Abdul Razak S.Ag mereka sepakatt bahwa dialog tersebut mengandung pesan iman kepada kitab Allah.10

c. Iman Kepada Rasul Allah

Adapun paragraph atau dialog dalam novel yang mengandung iman kepada Rasul Allah dapat dibaca dari cuplikan novel sebagai berikut:

“Mamak menyempatkan diri lima belas menit hingga setengah jam bercerita tentang Nabi-Nabi, sahabat Rasul, tentang keteladanan manusia” (Bidadari-Bidadari surga. P. 25)11

Pada kalimat“bercerita tentang Nabi-Nabi, sahabat Rasul” di atas menunjukan Mamak yang selalu menyempatkan dirinya untuk bercerita tentang ketauladanan para Nabi, dan sahabat Rasul yang memiliki sifat dan akhlak yang mulia, dan berharap agar anak-anaknya kelak memiliki sifat ketauladanan para Nabi dan Rasul.

Begitu pula dengan pendapat dua orang ahli yaitu, Yeyeh Mardiah S.Ag, dan H. Abdul Razak S.Ag mereka sepakat bahwa dialog tersebut mengandung pesan iman kepada Rasul Allah.12

d. Iman Kepada Qadha dan Qadhar

10

Yeyeh Mardiah, dan H. Abdul Razak

11

Bidadari-Bidadari Surga. Hal.335

12


(1)

68 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Isi pesan dakwah yang terkandung dalam novel Bidadari-Bidadari Surga terdapat tiga kategori yang masing-masing kategori memiliki sub kategori. Yakni, pesan akidah yang terdiri dari iman kepada Allah, iman kepada Malaikat, iman kepada Rasul, iman kepada kitab, iman kepada hari akhir dan inam kepada Qadha dan Qadhar, pesan akhlak yang terdiri dari akhlak kepada Allah dan akhlak kepada manusia, dan pesan ayariah yang terdri dari ibadah dan muamalah.

2. Pesan dakwah yang paling dominan dalam novel Bidadari-Bidadari Surga dari 6 sub judul yang di pilih, pesan syariahlah yang paling dominan yakni memiliki 14 dialog, pesan akhlak memiliki 10 dialog dan pesan akidah memiliki 9 dialog.

B. Saran-Saran

Fiksi remaja di Indonesia cenderung didominasi oleh tema-tema percintaan yang mengarah pada pergaulan bebas. Hal it tentu saja kurang sehat bagi perkembangan mental generas muda. Seharusnya fiksi remaja yang bertemakan Islam yang hadir sebagai pembawa angin segar. Contohnya kemunculan karya-karya Tere-Liye yang sarat mengandung novel Islami


(2)

69

Pada era revormasi sekarang ini yang ditandai maraknya media masa dan alat pembentuk opini publik, para mubaligh, aktifis dakwah, dan umat Islam pada umumnya yang memang terkena kewajiban secara syari melakukan dakwah, harus mampu memanfaatkan meda masa untuk melakukan dakwah bil Qalam. Dakwah bil Qalam juga merupakan senjata kita dalam melakukan serbuan dalam pemikiran (Al-ghazwul fikri) pihak yang hendak merusak aqidah, pemikiran, dan prilaku Islami umat Islam melalui media masa memang alat efektif untuk membentuk opini publik, bahkan bisa mempengaruhi orang secara kuat.

Para sastrawan sebagaipengarang karya sastra sekaligus bisa menjadi seorang da’i dengan menungkatkan perhatiannya dalam usaha mencerdaskan pembacanya lewat karya-karya yang berkualitas dan mendidik dan mengoptimalkan penggunaan metode cerita yang merupakan salah satu metode dakwah yang digali dari ajaran Al-Quran maupun Hadits. Kemunculan beberapa novel Islami seharusnya tidak hanya sekedr dibaca, lebih penting lagi adalah ditindak lanjuti dalam perbuatan karena harus ada upaya agar umat Islam kembali mencintai ilmu dan dapat memberikan pencerahan dan orang tua sebagai contoh yang pertama dan utama dalam keluarga, mengoptimalkan perhatian dan pengawasannya terhadap anak-anaknya sehingga terhindar drai bacaan maupun tontonan serta segala hiburan yang tidak memdidik.


(3)

70

Abdullah bin Abdul Aziz Al-jibrin, Cara Mudah Memahami Aqidah Sesuai Al-Quran As-sunnah dan Pemahaman Salafush Shalih, Jakarta: Pustaka At-Tazkia, 2007, cet. Ke-1.

Asep Kusnawan, Asep, Berdakwah Lewat Tulisan,Bandung: Mujahid, 2004. Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1992,

cet. Ke-1.

Bulaeng, Andi, Metodologi Penelitian Komunikasi Kontemporer, Yogyakarta: Penerbit Andi Offset, 2004.

Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2008. Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjamahannya, Depok,

Cahaya Quran, 2008.

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan terjemahannya, Surabaya: Penerbit Cv. Jaya Sakti, 1989.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997.

DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, edisi ke-3.

Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta, Kencana 2011, cet. Ke-1.

Guntur Tarigan, Henri, Prinsip-Prinsip Dasar Kritik Sastra.

Kasman, Suf, JURALISME UNIVERSAL Menelusuri Prinsip-Prinsip Da’wah Bi Al-Quran dalam Quran, Bandung: PT. Mizan Media Utama, 2004, cet. ke 4.

Lubis, Nabilah, Naskah Teks dan Metodologi Penelitian Filologi, Jakarta : penerbit Yayasan Media Alo Indonesia, 2001, Cet ke-2.

Mohammad, Najid, Mengenal Apresiasi Prosa Fiksi, Surabaya: University Perss, 2003.

Nasution, Drs. Zulkarimein M.Sc, Sosiologi Komunikasi Massa, Jakarta: Pusat Penelitian Universitas Terbuka, 2002) cet, ke-3.


(4)

71

Nata, Abuddin, Akhlak tasawuf, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008. Nugiantoro, Burhan, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gajahmada University

Perss, 1995, cet. Ke-1.

Nurgiantoro, Burhan, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakrta : Gajahmada University Press, 1995, Cet. Ke-1.

R. Holsty et.al, Content Analisis dalam Handbook of Social Psycology Edited By Darder Kindzay & Billiot Aronson, Cambridge Massactusset Addision Wesley, 1969.

Saleh, E. Hasan, Stadi Islam Di Perguruan TinggiPembinaan IMTAQ dan Pengembangan Wawasan, Jakarta: ISTN, 2000, h.55

Saputra, Drs. Wahidin M.A, Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011, Cet. 1.

Subardjo, Jakob, Seluk Beluk dan Petunjuk Menulis Novel dan Cerpen, Bandung: Pustaka Latifah, 2004.

Suhendi, Hendi, Fiqqh Muamalah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007, edisi 1-3.

Sumadirja, As Haris, Menulis Artikel dan Tajuk Rencana,Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005, cet. Ke 2

Sumardjo, Jakob, dan Saini K.M, Apreiasi Kesustraan, Jakarta: Gramedia, 1986, cet. Ke-1.

Syamsul, Asep, Romli, Muhammad, SIP, Jurnalistik Dakwah Visi dan Misi Dakwah Bil Qalam, PT. Remaja Rosdakarya: Bandung 2003, cet. Ke-1. Syukir, Asumsi, Dasar-Dasar Strategi Dakwah islam. Surabaya: Al-Ikhlas,1983. Tasmara, Toto, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1987, cet.

Ke-1.

Uchjana Efendi, Onong,Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994, cet. Ke 8.

Z, Dr.Hj.Zurinal, dan Aminuddin,M.Ag, Fiqih Ibadah, Jakarta: Lembaga Penelitiaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah: 2008.


(5)

Internet

http://bppmpsikomedia.wordpress.com/2013/06/29/tere-liye-undang-antusiasme-masyarakat

http://tanya-biografi.blogspot.com/2013/01/biografi-tere-liye.html


(6)

Iman Kepada Allah Iman Kepada Malaikat Iman Kepada Kitab Iman Kepada Rasul Iman Kepada Hari Akhir Iman Kepada Qadha dan Qadhar Akhlak Kepada Allah Akhlak Kepada Manusia Ibad ah Mu-amala h 1 √ 2 3 4 5 6 7 8 √ 9 10 √ 11 12 13 √ 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 2 3 4 5 6 7 8 9 √ 10 Akidah 2 Kau Tidak Harus Menunggu Sesederhan a itu 1

TABEL KALIMAT ATAU DIALOG YANG MENGANDUNG UNSUR PESAN

DAKWAH, PADA NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA

KARYA TERE LIYE

Akhlak Syari'ah

No. Judul

Para graf

ke


Dokumen yang terkait

EKRANISASI NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE DAN FILM “BIDADARI-BIDADARI SURGA”: KAJIAN HUMANIORA

7 57 106

NOVEL BIDADARI BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE (TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN)

7 150 223

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Aspek Sosial Dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga Karya Tere Liye: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 1 12

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Aspek Sosial Dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga Karya Tere Liye: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 2 14

KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL “BIDADARI-BIDADARI SURGA” KARYA TERE LIYE.

0 1 14

N NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE: Tinjauan Struktural, Nilai Pendidikan, dan Relevansinya dalam Pembelajaran Sekolah Menengah Atas di Surakarta.

1 1 15

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 138

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA DARWIS TERE LIYE - Raden Intan Repository

0 0 110

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE DAN KAITANNYA DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMA

0 1 130

KECEMASAN DAN KONFLIK TOKOH LAISA DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE : KAJIAN PSIKOANALISIS SOSIAL KAREN HORNEY - Repository UNRAM

0 1 30