15 3. Fungsi komunikasi
Dalam penyusunann anggaran, berbagai unit dan tingkatan organisasi berkomunikasi dan berperan serta dalam proses penyusunan anggaran.
4. Fungsi motivasi Anggaran berfungsi pula sebagai alat untuk memotivasi para pelaksana dalam
melaksanakan tugas-tugas atau mencapai tujuan. 5 Fungsi pengendalian dan evaluasi
Anggaran dapat berfungsi sebagai alat pengendalian kegiatan karena anggaran yang sudah disetujui merupakan komitmen dari pelaksana yang ikut
berperan serta dalam penyusunan anggaran tersebut. 6 Fungsi pendidik
Anggaran juga berfungsi sebagai alat untuk mendidik para manajer mengenai bagaimana bekerja secara terinci pada pusat pertanggungjawaban yang
dipimpin sekaligus menghubungkan dengan pusat pertanggungjawaban lain di dalam organisasi yang bersangkutan.
F. Keterbatasan Anggaran
Banyak manfaat yang diperoleh dengan menyusun anggaran, namun masih terdapat beberapa kelemahan yang membatasi anggaran. Menurut
Adisaputro 1996:53 kelemahan-kelemahan tersebut antara lain: 1. Anggaran disusun berdasarkan estimasi maka terlaksananyadengan baik
kegiatan-kegiatan sangat tergantung pada ketepatan estimasi tersebut.
16 2. Anggaran hanya merupakan rencana dan rencana tersebut baru berhasil
apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. 3. Anggaran hanya merupakan
alat yang dipergunakan untuk membantu manajer dalam melaksanakan tugasnya, bukan menggantikannya.
4. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan sebelumnya, karena itu anggaran perlu memiliki sifat yang luwes.
G. Partisipasi Penyusunan Anggaran
Proses penyusunan anggaran merupakan kegiatan penting dan kompleks, karena kemungkinan dampak fungsional dan disfungsional sikap dan perilaku
anggota organisasi yang ditimbulkannya Milani, 1975 dalam Fahrianta dan Ghozali, 2002, lebih lanjut dikemukakan bahwa tingkat keterlibatan dan
pengaruh bawahan terhadap pembuatan keputusan dalam proses penyusunan anggaran merupakan faktor utama yang membedakan antara anggaran partisipatif
dan anggaran non-partisipatif. Anggaran memiliki peranan penting dalam perusahaan, oleh karena itu
harus berhati-hati dalam proses penyusunannya. Bila anggaran yang ditetapkan terlalu longgar maka peran anggaran sebagai alat untuk memotivasi tidak
tercapai. Sebaliknya jika anggaran yang ditetapkan terlalu berat, dapat menimbulkan ketegangan-ketegangan yang berakibat tidak tercapainya sasaran
dari anggaran tersebut. Dalam hal ini jelas terlihat bahwa partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran yang sangat diperlukan. Dengan berpartisipasi,
bawahan akan mengetahui dengan jelas target yang harus dicapai dana upaya apa
17 yang harus dilakukan untuk mencapai target tersebut. Melalui anggaran yang
bersifat partisipatif, diharapkan agar anggaran tersebut dapat dicapai karena proses penyusunnya yang melibatkan bawahan secara optimal.
Partisipasi dalam proses penyusunan anggaran dapat diartikan sebagai keterlibatan individu sebagai pelaku anggaran dalam pembuatan anggaran.
Browell 1982 dalam Supomo dan Indriantoro 1998 mendefinisikan partisipasi sebagai suatu proses mengevaluasi kinerja para individu dan menetapkan
penghargaan atas dasar sasaran anggaran yang telah dicapai serta keterlibatan dan pengaruh para individu dalam penyusunan anggaran.
Menurut Supriyono 1999:350 agar dapat memotivasi para pelaksana dalam penyusunan anggara perlu dipertimbangkan hal-hal berikut :
1. Partisipasi Manajemen Puncak Untuk memotivasi manajer pelaksana diperlukan partisipasi maanjer puncak
agar sistem anggaran dapat efektif. Partisipasi dari manajemen puncak dapat berupa melakukan peninjauan, pengesahan anggaran dan mengikuti hasil-
hasil pelaksanaan anggaran sehingga memperoleh umpan balik yang efektif dalam memotivasi para pelaksana.
2. Tingkat Kesulitan Tingkat kesulitan anggaran adalah sasaran anggaran, mencakup pencapaian
sasaran yang longgar dan mudah dicapai sampai tidak mudah dicapai. Apabila anggaran dianggap terlalu ketat dan sulit dicapai, manajer tidak akan
terdorong untuk mencobanya karena merasa kemungkinan besar akan gagal,
18 sebaliknya jika anggaran terlalu longgar, maka para manajer tidak akan
termotivasi untuk melaksankannya. 3. Kewajaran
Setiap pusat pertanggungjawaban harus percaya bahwa anggaran yang disusun untuk pusat pertanggungjawabannya adalah wajar untuk dicapai.
4. Laporan yang Akurat dan Tepat Waktu Laporan yang akurat dan tepat waktu diperlukan untuk menyusun laporan
realisasi anggaran, sehingga antisipasi terhadap penyimpangan yang merugikan bisa segera dilakukan.
Partisipasi yang sukses akan memberikan beberapa manfaat antara lain: a Memberi hasil suatu rencana yang lebih baik, karena adanya kombinasi
pengetahuan beberapa individu. b Memberi pengaruh yang sehat kepada kepentingan inisiatif, moral dan
antusiasme. c Dapat meningkatkan kerjasama antar departemen atau divisi.
d Para karyawan dapat lebih menyadari situasi masa yang akan datang, respek pada sasaran dan pertimbangan lainnya.
H. Kinerja Manajerial