Bayan Al-Thariq (Dirasah Gilulujiyyah)

S.Hum

S.Hum

NB. 427

Perpustakaan Nasional RI, Jakarta

. Tas/03/PNRI/4009

ABSTRAK

Saza Kamilah : Bayān al- Tharīq : Studi Filologi
Naskah Bayān al- Tharīq merupakan salah satu naskah koleksi terbaru
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Jakarta, dengan nomor koleksi NB
427B. Naskah ditulis atas kertas Dluwang, dan naskah ini merupakan Naskah
tunggal yang telah dikaji ulang pada Tahun 4009 dengan nomor Th/
70/PNRI/4009. Naskah ditulis menggunakan bahasa arab. Setelah peneliti
mempelajari naskah, peneliti menemukan adanya pemikiran-pemikiran yang
terkandung dalam naskah, dan peneliti bertujuan mempelajarinya, setelah
melakukan penelitian, ditemukan hasil penelitian berupa kandungan pemikiran

yang terdapat dalam naskah Bayān al- Tharīq seperti: tahap perjalanan mendapat
makrifat, makna tersirat didalam iman, yaitu meliputi hakikat iman dan tempat
iman di dalam diri manusia, kaitan iman dan roh, juga perbedaan antara iman
dan amal.
Setelah peneliti mengumpulkan beberapa data dan melewati tahap
penelitian, maka peneliti memperlakukan naskah ini sebagai naskah tunggal, dan
pada penelitian ini, peneliti akan melakukan kajian dengan metodologi kritik teks,
dimana menulis ulang teks, dengan membetulkan kesalahan-kesalahan kecil atau
ketidak sengajaan, dan semua perubahan yang diadakan dicatat ditempat yang
khusus agar selalu dapat diperiksa dan diperbandingkan, serta mengeluarkan
terjemah dari bahasa arab ke bahasa indonesia.

(PerpustakaanNasional RI, Jakarta)

Achdiati Ikram, Filologi Nusantara, (Jakarta: Pustaka Jaya, 7991), Cet. 7, h. 42
Ikram, Filologi Nusantara, h.731
Oman fathurrahman, Tarekat Syattariah di Minangkabau: (Jakarta: Prenada Media
Group, 4001),Cet. 7, h. 71

4000


Edi sedyawati, “Menyingkapi Warisan Budaya” “dalam Media Indonesia, 42 Maret

Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Nusantara dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan
XVIII, (Bandung,: Mizan, 7992), Cet.II, h.34

Siti Barorih Baried dkk, Pengantar Teori Filologi, (Yogyakarta: Badan Penelitian dan
Publikasi Fakultas (BPPF) Seksi Filologi, Fakultas Sastra Universitas Gajah Mada, 7992), Cet. II ,
h.2
Baried, Pengantar Teori Filologi, h.2
Baried, Pengantar Teori Filologi, h.1

Dhofier, Tradisi Pesantren Studi Pandangan Kyai dan Visinya Mengenai Masa Depan
Indonesia, h .21
Zamarkhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi Pandangan Kyai dan Visinya Mengenai
Masa Depan Indonesia, ( Jakarta, LP3ES: 7914,) Cet. I, h. 17

Paul Maas, Textual Criticism, (Oxford, Clarendon Press: 7921), h. 7
S.O Robson, Prinsip-prinsip Filologi Indonesia, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa& Universitas Leiden: 7992), h. 71

72

Perpustakaan Nasional RI, Jakarta

NB

Tas/03/PNRI/4009

Dluwang

(Rubrication(

(Scholia(

Alihan /

illustrasi
Chatchword

.7

.4
.3
.2
.2
.1

‫‪ :‬والص وة‬

‫‪ :‬السا‬

‫‪ :‬الطريق‬

‫‪:‬‬

‫فيكو‬

#

#


‫‪:‬‬

‫‪ :‬فؤد‬

‫‪ :‬اتي اه‬

:

(Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi penyayang)
/7/Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, shalawat serta salam
ditujukan kepada rasul-Nya Muhammad SAW beserta keluarganya.
Pada pembahasan ma’rifat Islam dan Bayān al-Tharīq terdapat tiga tahap,
pertama: syariat, kedua: tarekat, dan ketiga: hakikat. Syariah adalah apa-apa yang
diwajibkan Allah SWT, dan apa saja yang disunnatkan oleh Nabi Muhammad
SAW. Tarekat adalah berbuat dengan ketaqwaan dengan sesuatu yang mendekati
kemuliaan. Hakekat merupakan sampainya pada suatu yang dimaksud. Syariat
diibaratkan sebuah perahu, tarekat ibarat laut, dan hakikat ibarat permata. Barang

siapa yang mengendarai perahu pada jalurnya, niscaya sampailah ia menuju
mutiara (tujuan) tersebut, dan barangsiapa yang meninggalkan urutan/ tahap

tersebut, niscaya usahanya tidak akan tercapai, walaupun ia melihat seseorang
yang terbang di langit, berjalan di atas air, ataupun seseorang yang memakan api
dan sebagainya, yang sedemikian itu disebut karomah. /4/ Karomah diperoleh
karena melaksanakan kewajiban daripada kewajiban Allah SWT, dan sunnah
daripada sunnah Nabi SAW, barangsiapa yang dengan sengaja meninggalkan hal
tersebut, maka sesungguhnya ia bagaikan tukang sihir pembohong, karena umat
yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad SWT termasuk orang-orang mukmin di
antara orang-orang muslim. Allah SWT berfirman: “Katakanlah jika kau )benarbenar) mencintai Allah, maka ikutilah aku,

niscaya Allah mencintaimu dan

mengampuni dosa-dosamu”.
Terdapat dua hikmah dari Abu Yazid: suatu ketika Abu Yazid bertujuan
mengunjungi laki-laki soleh, dan terkenal dengan kezuhudannya juga berperangai
baik. Ketika sesampainya Abu Yazid di masjid, ia melihat orang tersebut
membuang ludah ke arah kiblat, lalu Abu Yazid

langsung pergi tanpa

mengucapkan salam kepadanya (menyalaminya). Abu Yazid berkata, “Adab ini

tidak terpuji. Ini sungguh tidak sesuai dengan adab Rasulullah SAW, dan
seseorang dikatakan beriman apabila mengikuti apa yang didaKwahkanNya. .
((permasalahan)) Jika dikatakan kepadamu bahwasanya iman itu laki-laki
atau perempuan, maka jawablah bahwasanya iman bukanlah laki-laki atupun
perempuan, /3/ akan tetapi iman ibarat laki-laki dan perempuan, karena iman
merupan

perjanjian,

petunjuk,

dan

kepercayaan.

Hidayah

merupakan

menempatkan Tuhan sebagai tempat berzikir, berjanji, dan pembenaran.

Penempatan Tuhan sebagaimana kedudukan anak kepada kedua orang tuanya
yang berbuat ta’at dan dan melakukan amal sholeh.
((permasalahan)) Jika dikatakan kepadamu “Apabila anak Adam
meninggal dunia, maka iman nya akan pergi bersama ruh atau kekal bersama
jasad? Apabila ikut terbawa bersama ruh, maka jasadnya akan kosong dari iman,
dan apabila kekal bersama jasadnya maka akan menjadi kosong daripada iman.
Maka jawabannya adalah “Katakanlah bahwasanya iman akan bersama ruh, akan
tetapi tidak terpisah dari jasad dan ruh, karena ruh merupakan penopang cahaya
yang saling berkaitan”, sebagimana matahari, apabila terbit maka /2/ cahayanya
akan menerangi bumi, dan tidak terputus daripada langit dan segala ciptaan-Nya,
begitu juga iman, di antara jasad dan ruh.
((permasalahan)) Jika ditanyakan di mana tempat iman di dalam diri
seseorang? Jawabannya katakanlah iman ada empat hal: Pertama, di dalam hati.
Sebagaimana Allah berfirman: mereka itulah orang-orang yang di dalam hatinya
telah ditanamkan Allah keimanan (al-Mujādalah:44). Kedua, di dalam dada.
Sebagaimana Allah berfrman: Maka apakah orang-orang yang dibukakan hatinya
oleh Allah untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya
(sama dengan orang yang membatu hatinya)? (az-Zumar:44). Ketiga, di dalam
hati/ fikiran (fu’adun). Allah berfirman : Hatinya tidak mendustakan apa yang
telah dilihatnya (an-najm:77). Keempat, pada lisan. sebagaimana Allah

berfiirman: hanya orang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran( ar-Ra’d:
79) , Nabi Muhammad SAW bersabda; Hakikat iman terdapat lima bagian;

berjanji dengan lisan, mempercayai dengan hati, berkerja dengan rukun-rukun,
dan bekerja dengan niat, kesepakatan dan kebersamaan. /2/ Jika berjanji dengan
lisan dan belum beriman dengan hati, maka dia dikatan munafik, sebagaimana
Allah berfirman: sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar pendusta
(al-Munāfiqun:7), dan barang siapa yang mengetahui dengan hati dan belum
berkata pada lisannya maka dia seperti orang yahudi , sebagaimana Allah
berfirman: orang-orang yang telah kami beri kitab (Taurat dan Injil) mengenalnya
(Muhammad)11 seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri( alBaqarah:721). Apabila berjanji dengan lisannya dan mengetahui dengan hatinya
dan belum mengerjakan sepenuh jiwanya, ia bagaikan iblis, sebagaimana Allah
berfirman: ia (iblis) menolak dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan
kafir (al-Baqarah:32). Apabila berjanji dengan lisannya dan mengetahui dengan
hatinya dan mengerjakan sepenuh jiwanya tapi belum memiliki niat, maka ia
bagaikan orang yang sholat tanpa niat, sebagaimana Allah berfirman: katakanlah
)Muhammad(,” setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masingmasing ( al-Isra’: 12). Nabi Muhammad SAW bersabda: barang siapa sholat
tanpa niat sebagaimana sholat tanpa kiblat, sebagaimana Allah berfirman: Maka
hadapkanlah wajahmu ke arah masjidil haram.
((permasalahan))/1/ Apa perbedaan antara iman dengan amal?

Jawabannya, katakan terdapat empat macam: Pertama, iman diikuti dan amal
mengikuti, kedua, iman itu tetap dan amal ditangguhkan/ berhenti, ketiga, iman
wajib bagi orang-orang muslim dan kafir dan amal wajib khusus bagi orang-orang
Mengenal kenabian Muhammad SAW, dan sifat-sifatnya sebagaimana yang tetrsebut dalam
Taurat dan Injil.

muslim, keempat, hukum-hukum orang muslim berkaitan pada iman bukan
dengan amal, kelima, iman diterima tanpa amal, dan amal tidak diterima tanpa
iman, keenam, syurga wajib dengan iman bukan dengan amal, ketujuh, pahala
iman diberkan, dan pahala amal tidak diberikan, kedelapan, (iman) tidak dapat
ditimbang, dan amal dapat ditimbang, kesembilan, dibolehkan berwasiat dengan
amal, dan tidak dibolehkan wasiat dengan iman, kesepuluh, nabi-nabi ditetapkan
dengan iman bukan dengan amal.
(( permasalahan)) Jika dikatakan kepadamu bahwasanya iman itu kekal
atau akan hancur? Jawabannya katakana padanya, iman merupakan berjanji
dengan lisan dan mempercayai dengan hati, maka berjanji dan pecaya merupakan
perbuatan seorang hamba yang baru, karena seorang hamba yang baru apabila
terjadi daripada yang baru maka akan menjadi baru, dan hidayah adalah
menempatkan Tuhan, yaitu kekal, dan setiap yang datang dari kekekalan akan
menjadi kekal. Selesai kitab yang dinamakan Bayān al-Tharīq . Allah yang maha

benar.

‫سورة الز ر‪ ،‬اآية‪:‬‬
‫أبي حا د ح د ب‬

‫ح د الغزالي‪ ،‬إحياء ع و الدين‪ ،‬ط‪ .‬دارالريا ل را ‪ ،‬قاهرة‬

http://www.kasnazan.com/article.php?id=
Syaikh Abd. Qadir Isa, Hakekat Tasawuf ( Jakarta: Qisthi press 4002), hal 332.

‫ص "بيان الطريق" ص‪.‬‬

‫ص "بيان الطريق" ص‪.‬‬

Habib Usman Bin Yahya, Awaluddin sifat dua puluh (Jakarta : S.A. Alaydrus).

‫ص "بيان الطريق" ص‪.‬‬

NB. 427

)Perpustakaan Nasional RI, Jakarta
(Tas/03/PNRI/4009
(Daluwang (

22-29

Azra, Azyumardi, Jaringan Ulama Nusantara dan Kepulauan Nusantara Abad
XVII dan XVIII, cet. II, Bandung,: Mizan, 7992
Baried ,Siti Baroroh, Pengantar Teori Filologi cet.II, Yogyakarta: BPPF 7992
Chambert-Loir, Henri dan Oman Fathurahman, Khazanah Naskah : Panduan
Koleksi Naskah-naskah Indonesia Sedunia (World Guide to Indonesia

Manuscript Collections), cet.I. Jakarta: Ecole francaise d’Extreme-Orient dan
Yayasan Obor Indonesia, 7999
Dhofier, Zamarkhsyari, Tradisi Pesantren Studi Pandangan Kyai dan Visinya
Mengenai Masa Depan Indonesia, cet.I. Jakarta, LP3ES: 7914
Faturrahman, Oman dkk, Filologi dan Islam di Indonesia, cet.I, Jakarta:
puslitbang Lektur Keagamaan, Desember 4070
Fathurrahman, Oman fathurrahman, Tarekat Syattariah di Minangkabau, cet. 7,
Jakarta: Prenada Media Group, 4001
Ikram, Achdati, Filologi Nusantara, cet.I. Jakarta: Pustaka Jaya, 7991.
Isa, Syaikh Abd. Qadir, Hakekat Tasawuf , Jakarta: Qisthi press 4002
Lubis, Nabilah, Naskah, Teks, dan Metode Penelitian Filologi cet. 3 Jakarta:
Media Alo Indonesia 4001
Maas, Paul , Textual Criticism, Oxford: Clarendon Press, 7921

Munawwir, achmad warson dan Muhammad Fairuz, Kamus Al-Munawwir
Indonesia – Arab, Surabaya: Pustaka Progressif, 4001.
Robson, S.O, Prinsip-prinsip Filologi Indonesia, Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa& Universitas Leiden: 7992

Tim penulis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ensiklopedi Tasawuf Jilid III,
cet.7, Bandung : Angkasa, 4001
ALA-LC Romanization Tables, Cataloging and Acquisitions. Library of
Congress.
http://www.kasnazan.com/article.php?id=10