orange. Albescens
: waktu muda buah berwarna kuning pucat : tembus cahaya karena
mengandung sedikit karoten. Pada varietas nigrescens maupun virescens dijumpai buah yang memiliki carpel
bersayap dan dikenal sebagai di wakka-wakka.
2.7. Buah
Setelah bunga betina dibuahi; maka terjadi perkembangan pembentukan buah sebagai berikut
- Sampai 2 bulan setelah penyerbukan daging buah berwarna putih kehijauan,
terdiri dari air, serat dan khloropil sedangkan minyak belum terbentuk. Setelah 3 bulan mulai terjadi perubahan warna daging buah menjadi kuning kehijauan dan
hal ini menunjukkan telah terbentuknya minyak. -
Sebulan setelah penyerbukan cangkang telah terbentuk tapi masih tipis dan lembut. Pengerasan berlangsung terus dan setelah mencapai 3 bulan cangkang
sudah mengeras dan warnanya berunbah menjadi coklat muda. -
Inti, mulai berubah bentuknya dari cairan menjadi agar-agar, 2 bulan setelah penyerbukan dan setelah bulan ke 3, inti sudah berbentuk padatan yang agak
keras.
Universitas Sumatera Utara
- Lembaga atau embrio akan dapat dilihat 3 bulan seelah penyerbukan dan
ukurannya telah mencapai 3 mm. tim penulis, 1996
2.8. Pematangan Buah
Dalam proses pematangan buah terjadi pembentukan komponen buah dan setelah terjadi kejenuhan setiap unsur komponen makan mulailah terjadi fase pematangan. Pada fase
pematangan buah terjadi beberapa hal : a.
Perubahan karbohidrat menjadi gula, yang ditandai dengan rasa manis pada inti sawit dan daging buah.
b. Perombakan hemiselulosa menjadi sakarida sederhana, ini dapat dilihat bahwa
ikatan antar serat kurang dengan tekstur yang lunak. c.
Perubahan warna dari hitam kehijau-hijauan berubah menjadi hujau kekuning- kuningan kemudian berubah menjadi orangemerah jingga.
d. Fisik buah berubah yaitu malam yang berkilat berubah menjadi
suram.Naibaho,1998
Universitas Sumatera Utara
2.9. Pengolahan Kelapa sawit
Tahap-tahap pengolahan buah kelapa sawit adalah sebagai beikut : 1.
Penimbangan Tandan Buah Sawit TBS dari lapangan diangkut ke pabrik dengan truk
langsung ditimbang di pabrik, kemudian buah dipindahkan keloading ramp. 2.
Bongkaran Buah Loading Ramp Setelah truk buah ditimbang, kemdian dibongkar di loading ramp. Pada
kesempaan ±5 dari jumlah truk buah disortasi untuk penilaian mutu. Selanjutnya buah dipisahkan keranjang lori rebusan yang berkapasitas ±2,5 ton.
3. Perebusan sterilizer
Lori-lori yang tela berisi TBS dimasukkan ke ketel rebusan dengan batuan seperti loko, kapstander dan lier. TBS dipanaskan dengan uap air yang bertekanan 2,8 – 4
kgcm
2
. Per ton TBS memerlukan ±0,5 ton uap air yang dihasilkan ketel uap. Tekanan haris berada antara 2,8 – 3 kgcm
2
dan lamanya perebusan sekitar 90 meni.
4. Penebahan Stripping, threshing
Setelah perebusan, lori rebusan ditarik keluar, kemudian di angkat ke atas dengan Hoisting Crane. Dengan alat pengangkut ini lori yang berisi buah rebusan ini
dibalikkan di atas mesin penebah Stripping yang berfungsi melepaskan buah dari tandan. Buah yang lepas brondolan jatuh kebawah dan melalui Conveyor serta
Elevator dibawa menuju ketel adukan digester.
Universitas Sumatera Utara
5. Pengadukan Degestion
Buah di aduk hingga daging buah terlepas dari biji. 6.
Pengempaan Pressing Proses ini bertujuan untuk mengeluarkan minyak dan cairan. Minyak yang keluar
ditampung dengan talang dan di alirkan kedalam Crude Oil Tank tangki minyak kasar melalui saringan getar.
7. Pemurnian Clarification
Melalui stasiun terakhir ini minyak dimurnikan secara bertahap menghasilkan minyak sawit mentah CPO. Proses pemisahan minyak dengan air dan kotoran ini
dilakukan dengan proses pengendapan, sentrifugal dan penguapan, selanjutnya CPO disimpan dalam tangki timbun CPO Storage. Risza.1994
2.10.Proases Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi PKO
Palm kernel Oil PKO adalah minyak yang dihasilkan dari inti sawit. Proses awalnya sama seperti pengolahan kelapa sawit menjadi CPO. Pada pengolahan kelapa sawit
menjadi PKO setelah proses pengepresan maka terjadi pemisahan antara minyak sawit dengan kernel, sabut dan ampasnya. Biji yang masih bercampur dengan Ampas dan
serabut kemudian diangkut menggunakan Cake breaker conveyor yang dipanaskan dengan uap air agar sebagian kandungan air dapat diperkecil, sehingga Press Cake terurai
dan memudahkan proses pemisahan menuju depericarper. Pada Depericaper terjadi proses pemisahan fibre dan biji. Pemisahan terjadi akibat perbedaaan berat dan gaya isap blower.
Universitas Sumatera Utara
Biji tertampung pada Nut Silo yang dialiri dengan udara panas antara 60 – 80°C selama 18- 24 jam agar kadar air turun 20 sampai 40.
Sebelum biji masuk ke dalam Nut Craker terlebih dahulu diproses di dalam Nut Grading Drum untuk dapat dipisahkan ukuran besar kecilnya biji yang disesuaikan
dengan fraksi yang telah ditentukan. Nut kemudian dialirkan ke Nut Craker sebagai alat pemecah. Masa biji pecah dimasukkan dalam Dry Seperator Proses pemisahan debu dan
cangkang halus untuk memisahkan cangkang halus, biji utuh dengan cangkanginti. Masa cangkang bercampur inti dialirkan masuk ke dalam Hydro Cyclone untuk
memisahkan antara inti dengan cangkang dengan menggunakan prinsip perbedaan massa. Cara lain untuk memisahkan inti dengan cangkang adalah dengan menggunakan Hydro
clay bath yaitu pemisahan dengan memanfaatkan lumpur atau tanah liat. Cangkang yang terpisah kemudian digunakan sebagai bahan bakar boiler.
Inti kemudian dialirkan masuk ke dalam Kernel Drier untuk proses pengeringan sampai kadar airnya mencapai 7 dengan tingkat pengeringan 50°C, 60°C dan 70°C
dalam waktu 14-16jam. Selanjutnya guna memisahkan kotoran, maka dialirkan melalui Winnowing Kernel Kernel Storage, sebelum diangkut dengan truk ke pabrik pemproses
berikutnya. http:habibiezone.wordpress.com20101013makalah-teknologi- pengolahan-kelapa-sawit-menjadi-cpo-dan-pko
Universitas Sumatera Utara
2.11. Inti Sawit