3
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rekam Medis
Menurut Departemen Kesehatan R.I , rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas , anamnesis, pemeriksaan,
diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada seorang pasien selama di rawat di rumah sakit.
Tujuan rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit,
tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, tertib administrasi rumah sakit tidak akan berhasil sebagaimana yang
diharapkan. Dengan majunya teknologi informasi, kegunaan rekam medis dapat dilihat dalam 2 kelompok besar. Pertama, yang paling berhubungan
langsung dengan pelayanan pasien primer. Kedua, yang berkaitan dengan lingkungan seputar pelayanan pasien namun tidak berhubungan langsung
secara spesifik sekunder Hatta, 2011. Menurut Mc. Gibony, kegunaan rekam medis dapat dikatakan mencakup
unsur : A-L-F-R-E-D yakni Administration administrasi, Legal hukum, Financial keuangan, Research penelitian, Education pendidikan,
Documentation dokumentasi.
4
B.
Kompetensi Perekam Medis
Kompetensi perekam medis digolongkan menjadi 2 kompetensi, yaitu kompetensi pokok dan kompetensi pendukung. Salah satu kompetensi
pokok adalah klasifikasi dan kodefikasi penyakittindakan. Pada kompetensi tersebut diharapkan perekam medis harus mampu menentukan
nomor kode diagnosis , mengumpulkan kode diagnosis pasien untuk memenuhi sistem pengelolaan, penyimpanan data pelaporan untuk
kebutuhan analisis sebab tunggal penyakit yang dikembangkan dan mengklasifikasikan data kode diagnosis yang akurat bagi kepentingan
informasi morbiditas dan sistem pelaporan morbiditas yang diharuskan.
C. ICD-10
International Statistical Classification of Disease and Related Health Problem Tenth Revision atau disingkat dengan ICD-10 adalah sistem
klasifikasi yang komprehensif dan diakui secara internasional. ICD-10 berisi pedoman untuk merekam dan memberi kode penyakit, disertai dengan materi
baru yang berupa aspek praktis penggunaan klasifikasi WHO, 2004.
D.
Keakuratan kode
Kecepatan dan ketepatan pengkodean dari suatu diagnosis sangat tergantung kepada pelaksana yang menangani rekam medis tersebut, yaitu:
Tenaga medis dalam menetapkan diagnosis, tenaga perekam medis sebagai pemberi kode dan tenaga kesehatan lainnya
5
Menurut Kasim dan Erkadius dalam Hatta 2011, Sembilan langkah dasar dalam menentukan kode, antara lain :
1. Menentukan tipe pernyataan yang akan dikode dan membuka buku
ICD-10 volume 3 alphabetical index kamus. 2.
Kata panduan leadterm untuk penyakit dan cedera 3.
Membaca dengan seksama dan mengikuti petunjuk volume 3. 4.
Membaca istilah yang terdapat dalam tanda kurung “ ” sesudah leadterm
5. Mengikuti secara hati-hati setiap rujukan silang cross reference dan
perintah see dan see also yang terdapat di dalam indeks. 6.
Melihat daftar tabulasi volume 1 untuk mencari nomor kode yang paling tepat.
7. Mengikuti pedoman inclusion dan exclusion pada kode yang pilih
8. Menentukan kode yang dipilih.
9. Melakukan analisis kuantitatif dan kualitatif data yang dikode
E. Terminologi Medis