Terminologi Medis Kerangka Teori Kerangka Konsep Hipotesis Jenis dan Rancangan Penelitian

5 Menurut Kasim dan Erkadius dalam Hatta 2011, Sembilan langkah dasar dalam menentukan kode, antara lain : 1. Menentukan tipe pernyataan yang akan dikode dan membuka buku ICD-10 volume 3 alphabetical index kamus. 2. Kata panduan leadterm untuk penyakit dan cedera 3. Membaca dengan seksama dan mengikuti petunjuk volume 3. 4. Membaca istilah yang terdapat dalam tanda kurung “ ” sesudah leadterm 5. Mengikuti secara hati-hati setiap rujukan silang cross reference dan perintah see dan see also yang terdapat di dalam indeks. 6. Melihat daftar tabulasi volume 1 untuk mencari nomor kode yang paling tepat. 7. Mengikuti pedoman inclusion dan exclusion pada kode yang pilih 8. Menentukan kode yang dipilih. 9. Melakukan analisis kuantitatif dan kualitatif data yang dikode

E. Terminologi Medis

Terminologi medis adalah ilmu peristilahan medis yang merupakan bahasa khusus antar profesi mediskesehatan yang merupakan sarana komunikasi antara mereka yang berkecimpung langsungtidak langsung di bidang asuhanpelayanan medis kesehatan. Oleh karena itu, istilah medis ini harus dipahami dan dimengerti oleh setiap profesi kesehatan agar dapat terjalin komunikasi yang baik. 6 Terminologi medis terbentuk terdiri dari 3 komponenunsur kata yaitu: Root akar kata ; Prefix awalan dan Suffix akhiran Tidak semua istilah medis mengandung unsur kata prefix atau root atau suffix secara lengkap. Contoh: 1 Hyperlipoproteinemia a. Prefix : hyper = berlebihan b. Root : lipo = lemak ; protein = protein c. Suffix : -emia = kondisi darah Jadi Hyperlipoproteinemia adalah: kondisi darah yang ditandai dengan jumlah lemak dan protein yang berlebihan. 2 Ectopic pregnancy a. Prefix : ec = luar ; ectopic = di luar b. Root : pregnancy = hamil kehamilan Ectopic pregnancy adalah kehamilan di luar rahim kandungan

F. Kerangka Teori

DRM Penulisan Diagnosis Kode Diagnosi Bahasa Terminologi Medis ICD-10 Ketepatan Penulisan Diagnosis Keakuratan Kode Diagnosis 7

G. Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel terikat

H. Hipotesis

Ha : Ada hubungan ketepatan penulisan diagnosis dengan keakuratan kode diagnosis pasien rawat inap kasus Obstetri Gynecology di RSUD. Dr. Saiful Anwar Malang. Ketepatan Penulisan Diagnosis Keakuratan Kode Diagnosis 8 METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan study korelasi yaitu mencari hubungan antara satu keadaan dengan keadaan lain yang terdapat dalam satu populasi yang sama Azwar, 2011. Dalam hal ini adalah hubungan antara ketepatan penulisan diagnosis dengan keakuratan kode diagnosis pada kasus obstetric gynecology. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional. Di dalam penelitian cross sectional seksional silang, variable ketepatan penulisan diagnosis dan keakuratan kode diagnosis dilakukan dengan cara observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat point time approach. Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja pada saat yang sama dan pengukuran dilakukan terhadap variable subjek pada saat pemeriksaan.Notoatmodjo, 2010.

B. Populasi dan Sampel

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KUALIFIKASI CODER DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS RAWAT JALAN BERDASARKAN ICD-10 Hubungan Kualifikasi Coder Dengan Keakuratan Kode Diagnosis Rawat Jalan Berdasarkan Icd-10 Di Rspau Dr S Hardjolukito Yogyakarta 2015.

0 4 28

HUBUNGAN KETEPATAN PENULISAN DIAGNOSIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS KASUS OBSTETRI GYNECOLOGY Hubungan Ketepatan Penulisan Diagnosis Dengan Keakuratan Kode Diagnosis Kasus Obstetri Gynecology Pasien Rawat Inap Di RSUD. Dr. Saiful Anwar Malang.

0 1 18

PENDAHULUAN Hubungan Ketepatan Penulisan Diagnosis Dengan Keakuratan Kode Diagnosis Kasus Obstetri Gynecology Pasien Rawat Inap Di RSUD. Dr. Saiful Anwar Malang.

0 1 7

HUBUNGAN KESESUAIAN PENULISAN DIAGNOSIS DENGAN KEAKURATAN KODE PENYAKIT PASIEN JAMKESMAS DI BALAI PENGOBATAN Hubungan Kesesuaian Penulisan Diagnosis Dengan Keakuratan Kode Penyakit Pasien Jamkesmas di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru Yogyakarta.

0 1 16

HUBUNGAN BEBAN KERJA CODER DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS PASIEN RAWAT INAP BERDASARKAN ICD-10 HUBUNGAN BEBAN KERJA CODER DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS PASIEN RAWAT INAP BERDASARKAN ICD-10 DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2011.

3 7 16

HUBUNGAN KELENGKAPAN ANAMNESIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS PASIEN KASUS KECELAKAAN BERDASARKAN Hubungan Kelengkapan Anamnesis dengan Keakuratan Kode Diagnosis Pasien Kasus Kecelakaan Berdasarkan ICD-10 di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

0 7 16

HUBUNGAN KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME MEDIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS KASUS OBSTETRI Hubungan Kelengkapan Pengisian Resume Medis dengan Keakuratan Kode Diagnosis Kasus Obstetri Berdasarkan ICD-10 di RSUD DR Moewardi Surakarta.

0 4 16

PENDAHULUAN Hubungan Kelengkapan Pengisian Resume Medis dengan Keakuratan Kode Diagnosis Kasus Obstetri Berdasarkan ICD-10 di RSUD DR Moewardi Surakarta.

0 1 6

HUBUNGAN KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME MEDIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS KASUS OBSTETRI Hubungan Kelengkapan Pengisian Resume Medis dengan Keakuratan Kode Diagnosis Kasus Obstetri Berdasarkan ICD-10 di RSUD DR Moewardi Surakarta.

0 1 13

HUBUNGAN ANTARA KETEPATAN PENULISAN DIAGNOSIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS KASUS OBSTETRI DI RS PKU MUHAMMADIYAH SUKOHARJO

1 22 7