BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Profil Perum DAMRI
Secara historis Perum DAMRI unit angkutan bis Kota Bandung atau perum X unit angkutan bis kota Bandung, memiliki rentang sejarah yang cukup panjang. Sejalan dengan
perjalanan sejarah bangsa Indonesia, perjalanan kehidupan Perum DAMRI pun mengalami beberapa periode. Periodesasi dari perjalanan sejarah Perum DAMRI Unit Angkutan Bis Kota
Bandung tersebut, antara lain meliputi :
1. Periode pendudukan Jepang 1943-1945. Pada tahun 1943 pemerintah pendudukan
militer Jepang membentuk dua “Jawatan Angkutan” resmi yaitu Zidosha Sokyoku jawatan mobil atau kendaraan dan Konso atau Jawa Unju Zigyosha Jawatan angkutan barang. Zidosha
Sokyoku memiliki tugas menyelenggarakan angkutan penumpang dengan kendaraan bermotor. Konso atau Jawa Unju Zigyosha memiliki tugas menyelenggarakan angkutan barang dengan
truk dan gerobak. Kedua jawatan ini memonopoli penyelenggaraan angkutan pada waktu itu. Tujuan utama dari pembentukan jawatan tersebut adalah untuk menyelenggarakan angkutan
dengan maksud untuk keperluan strategi militer disamping untik keperluan angkutan umum lainnya.
2. Tahun 1945 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Setelah proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia dikumandangkan 1945, angkatan muda dari Zidosha Sokyoku dan Jawa Unju Zigyosha mengambil alih kedua jawatan ini dari tangan Jepang dengan segala fasilitasnya.
Setelah kedua jawatan tersebut dapat direbut dan berada dibawah pemerintahan RI, maka dirubahlah namanya menjadi :
• Jawatan angkutan darat Unju Zigosha Sokyoku
• Jawatan pengangkutan untuk Jawa Unju Zigyosha.
3. Tahun 1946 menjadi DAMRI. Pada tanggal 25 Nopember 1946 dengan peraturan
Dewan Pertahanan Negara no.29 dan berdasarkan malkumat Menteri Perhubungan no.1DAM46 tanggal 25 November 1946, kedua jawatan tersebut secara resmi digabungkan
seluruhnya menjadi satu jawatan perhubungan RI. Semenjak itulah kedua jawatan tersebut dirubah namanya menjadi DAMRI Djawatan Angkutan Motor Republik Indonesia. Dari
sinilah era DAMRI, sebagai BUMN mulai beroperasi.
4. Periode 1946-1950. Pada masa ini DAMRI berstatus jawatan vertikal dan bergerak
secara berdikari dalam pembiayaan. Pada masa itu pula alat-alat angkutan hanya dimiliki oleh DAMRI. Sejak tahun 1948, DAMRI dimiliterisasikan, fungsi untuk melayani angkutan umum
tetap diadakan dan bidang ini diletakkan dibawah pengawasan. Setelah penyerahan kedaulatan
4‐1
4‐2
RI, maka pada tahun 1950 DAMRI menerima penyerahan sejumlah kendaraan bermotor dari MTD Militer Transport Dienst yang terdiri dari sejumlah kendaraan bermotor yang
dipergunakan untuk keperluan sipil, yaitu: bis, truk, sedan, ambulans dan lain-lain. Sebagian alat-alat tersebut pada tahun 1950-1955 telah diserahkan pada kesatuan TNI Angkatan Darat dan
instansi pemerintah klainnya sehingga DAMRI hanya mengurus truk dan bis saja.
5. Periode 1950-1955. Setelah revolusi kemerdekaan selesai, DAMRI terdesak