SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

SPESIFIKASI TEKNIS 1. Lingkup Pekerjaan PEKERJAAN BETON Bagian ini meliputi pengasdaan bahan-bahan, peralatan, tenaga kerja dan alat-alat Bantu lainnya serta pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton berikut pembersihan sesuai yang tercantum dalam gambar struktur. Semua beton struktur pondasi, Balok Slof, Kolom dan plat, lantaiatap menggunakan beton site – Mix 2. Pengendalian Pekerjaan Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan- ketentuan seperti tertera dalam : NI – 2 – PBI 1983 NI – 3 – 1770 NI – 5 – 1960 STKM – JIS G 3445 2.1. Bahan – Bahan a. Agregat Beton - Agregat beton harus sesuai dengan dengan spesifikasi agregat beton menurut ASTM – C 33. - Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm - Sistim penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan pekerjaan dan menjaga agar tidak erjadi kontaminasi bahan yang tidak diinginkan. - Agregat harus bersih dari segala kotoran, tidak melebihi 5 b. Agregat Kasar kerikil koral - Agregat beton harus berupa batu pecah. - Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir- butir yang kasar, keras tidak berpori dan berbentuk kubus. Bila ada butir-butir yang pipih jumlanya tidak boleh melampaui 20 dari jumlah berat seluruhnya. - Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50 kehilangan berat menurut tes mesin Los Anggeles ASTM – C 131 – 55. - Agrekat kasar harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau substansi yang merusak beton. Saringan Ukuran Lewat saringan 1 “ 25 mm 100 3 4 “ 20 mm 90 - 100 3 8 “ 95 mm 20 - 55 No. 4 4,76 mm - 10 c. Agregat Halus - Agregat halus dapat digunakan pasir alam dengan kwalitas terbaik. - Pasir harus bersih dari bahan organis, zat-zat alkali dan substansi-substansi yang, merusak beton. Pasir tidak boleh mangandung mengandung segala jenis substansi tersebut lebih dari 5 - Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton - Pasir harus terdiri dari partikel-parikel yang tajam dan keras. - Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi yang tidak diinginkan. d. PC Portland Cement Semua semen yang diguankan adalah cement Portland lokal dengan syarat-syarat : a. Peraturan Cement Portland Indonesia NI.8 – 1972 b. Peraturan Beton Indonesia NI. 2 – 1972 c. Mempunyai sertifikat Uji test sertifikat. d. Mendapat persetujuan pemberi tugas. Semua semen yang dapat dipakai harus dari suatu merek yang sama tidak diperkenankan menggunakan bermacam-macam juenismerek semen untuk suatu konstruksi struktur yang sama dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam kantong – kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus diterimakan dalam sak kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan di gudang yang cukup ventilasinya dan diletakkan pada tempat paling ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Zak-zak semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m atau maksimum 10 zak, setiap pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan, dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya. Untuk semen yang diragukan mutunya dan kerusakan-kerusakan akibat penyimpanan, dianggap sudah rusak, membantu, dapat ditolak penggunaannya tanpa melalui tes lagi. Bahan yang telah ditolak harus dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam. e. Pembesian Penulangan Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara sedemikian rupa, sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab maupun basah. Besi diameter 14 mm dipakai besi beton polos U – 24BJ TP 24 dan untuk besi diameter 16 mm mutunya U – 24BJ TD 24. Besi penulangan harus disimpan berkelompok berdasarka ukuran-ukuran masing- masing. Besi penulangan rata maupun besi penulangan bergelombang deformed Bars harus sesuai dengan persyaratan NI – 2 tersebut diatas yang dinyatakan sebagai U – 22 Seperti dinyatakan dalam gambar-gambar. Besi Penulangan yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain, apabila harus dibersihkan dengan cara disikat atau digosok tanpa mengurangi diameter penampang bes, atau denga bahan cairan sejenis “Vikaoxi Off” yang disetujui pengawas. Direksi pengawas berhak memerintahkan untuk menambah besi tulangan ditempat yang dianggap perlu sampai maksimum 5 dari tulangan yang ada di tempat tersebut, meski tidak tertera dalam gambar struktur, tanpa biaya tambahan. f. Kawat Pengikat Harus berukuran minimal 1mm seperti yang disyaratkan dalam NI – 2 tersebut diatas. g. Air Air harus bersih dan jernih sesuai dengan persyaratan peraturan beton Indonesia NI – 2 – 1971 Sebelum air untuk pengecoran beton dipergunakan, harus terlebih dahulu diperiksakan pada laboratorium PAMPDAM setempat yag disetujui pengawas dan biaya sepenuhnya ditanggung oleh kontraktor. Kontraktor harus menyediakan air atas biaya sendiri. h. Addivite. Untuk mencapai slump yang disyaratkan dengan mutu yang tinggi, bila diperlukan campuran beton dapat menggunakan bahan-bahan Addivite merk Pozzolith 300 R atau yang setara. Bahan tersebut harus disetujui oleh Pengawas. Addivite yang mengandung cholide atau nitrat tidak boleh dipergunakan. 1. Sebelum dilaksanakan kontraktor harus dilaksanakan Trial Test atau Mixed design yang dapat memebuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan dapat tercapai. Dari hasil test tersebut ditentukan oleh pengawas. “Deviasi Standard” yang akan dipergunakan untuk menilai mutu beton selama pelaksanaan. a. Pelaksanaan Pengecoran Pengecoran Beton dapat dilaksanakan setelah kontraktor mendapat ijin secara tertulis dari Pengawas. Permohonan ijin rencana pengecoran harus diserahkan paling lambat 2 dua hari sebelumnya. Sebelum Pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah menyiapkan seluruh stek-stek maupun anker-anker dan sparing-sparing yang diperlukan, pada kolom-kolom, balok-balok beton untuk bagian yang akan berhubungan dengan dinding bata maupun pekerjaan instalasi. Kecuali dinyatakan lain pada gambar, maka stek-stek dan anker-anker dipasang dengan jarak setiap 1 meter. b. Pengecoran Beton. - Memberitahukan Direksi dan Konsultan Pengawas selambat- lambatnya 24 jam sebelum suatu pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan Direksi untuk mengecor beton berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan besi serta bukti bahwa kontraktor dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan. Persetujuan tersebut diatas tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor atas pelaksanaan pekerjaan beton secara menyeluruh. - Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen dan Agregat atau semen pada Agregat telah melampaui satu jam dan waktu ini dapat berkurang lagi jika Direksi dan Konsultan Pengawas menganggap perlu didasarkan pada kondisi tertentu. - Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindarkan terjadinya pemisahan material segregation dan perubahan letaj tulangan. Cara penuangan dengan alat-alat pembantu seperti tulangan, pipa, chute dan sebagainya, harus mendapat persetujuan Direksi. - Alat-alat penuang seperti tulang, pipa chute dan sebagainya harus selalu bersih dan bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari dua meter. Selama dapat dilaksanakan sebaiknya digunakan pipa yang etrisi penuh adukan dengan pangkalnya terbenam dengan adukan yang baru dituang. - Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami “ Initulset” atau yang telah mengeras dalam batas dimana akan terjadi Plastis karena getaran. - Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah harus diberi lantai dasar setebal 5 cm agar menjamin duduknya tulangan dengan baik dan penyerapan air semen dengan tanah. - Bila pengecoran harus berhenti sementara sedang beton menjadi keras dan tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen laitances dan partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup sampai tercapai beton yang padat. Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang melekat pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan. c. Pemadatan Beton. - Kontraktor harus bertanggungjawab untuk menyediakan peralatan untuk mengangkut dan menuangkan beton dengan kekentalan secukupnya agar didapatkan beton padat tanpa mengetarkan secara berlebihan. - Pelaksanaan penuangan dan penggetaran beton adalah sangat penting. Beton digetarkan dengan Vibrator secukupnya dan dijaga agar tidak berlebihan overvibrate. Hasil beton yang berongga-rongga dan terjadi pengantongan beton tidak akan diterima. Vibrator yang dipakai harus dari type Rotari Out Of Balance, dengan frekuensi 6000 Cycles permenit. Pengetaran tidak boleh dengan maksud mengalirkan beton. - Pada daerah pembesian yang penuh padat harus digetarkan dengan penggetar berfrekuensi tinggi O 2 cm, agar dijamin pembesian beton dan pemadatan yang baik. - Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang mengerti dan terlatih. d. Beton Rabat. Beton rabat dengan mutu Bo yang digunakan harus dari campuran 1 : 3 : 5 dipasang pada tempat-tempat yang ditunjukan dalam gambar dimana dibawahnya terlebih dahulu harus diberikan pasir padat 10 cm. e. Slump Kekentalan Beton. Kekentalan beton untuk jenis konstruksi berdasarkan pengujian dengan PBI – 1971 adalah sebagai berikut : Jenis Konstruksi SlumpMax mm mm Min - Kaki dan dinding Pondasi - Plat, Balok dan 125 150 50 75 dinding - Kolom 150 75 - Pelat diatas tanah 125 50 Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekwensi getaran tinggi harga tersebut diatas dapat dinaikkan sebesar 50 , tetapi dalam hal apapun tidak boleh meleihi 150 mm. g. Penyambung Beton dan Water Stop. - Setiap penyambungan beton, permukaan beton harus dibersihkan dikasarkan dan diberi bahan bonding agent seperti : EMAGG atau sejenis yang dapat menjamin kontinuitas adukan beton lama dengan yang baru. - Tempat-tempat penyambungan pengecoran yang terletak dibawah permukaan tanah atau tempat-tempat yang berhubungan dengan genangan air hujanair kotor harus diberi PVC Water Stop LWG 9’ dan dipasang sesuai petunjuk pengawasprodusen. h. Contruktion Joint sambungan Beton. - Rencana atau skedul pengecoran harus dipersiapkan untuk penyelesaian satu struktur secara menyeluruh. Dalam schedule tersebut direksi dan pengawas akan memberikan persetujuan dimana letak Construction Joint tersebut. Dalam keadaan mendesak Direksi dan Pengawas dapat merubah letak Construction Joint. - Permukaan Contruktion Join harus bersih dan dibuat kasar dengan mengupas seluruh permukaan sampai didapat permukaan beton yang padat dengan menyemprotkan air pada permukaan beton sesudah 2 jam tapi kurang dari 4 jam setelah beton di tuang. - Bila pada sambungan beton coran timbul retak bocor, perbaikan dilakukan dengan CONCRESIVE SGB Proces. i. Pengujian Kekuatan Beton Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinyu dari hasil-hasil pemeriksaan benda uji. Paling sedikit setiap 3 m 3 beton harus di buat satu benda uji. Benda uji harus diperiksa kekuatan tekannya di laboratorium yang diasetujui Pengawas dan biaya sepenuhnya ditanggung oleh kontraktor. Ketentuan-ketentuan PBI – 1983 pasal 3.5 harus dipenuhi. Mutu beton struktur K 200, K 175 , K 150 dan K 100 . j. Pemeriksaan Lanjutan. Apabila hasil pemeriksaan terserbut diatas masih meragukan, maka pemeriksaan lanjutan dilakukan dengan menggunakan concerete gun atau kalau perlu dengan coredrilling untuk meyakinkan penilaian terhadap kualitas beton yang sudah ada sesuai pasal 4.8 PBI 1971. Seluruh pekerjaan pemeriksaan lanjutan ini sepenuhnay menjasi tanggungjawab Kontraktor. 4.5. CETAKAN BETON a. Standard Seluruh cetakan harus mengikuti persyaratan-perrsyaratan normalisasi dibawah ini : N – 2 - 1971 N – 3 – 1970 b. Bahan – Bahan - Bahan pelepas acuan Relasi Agent harus sepenuhnya digunakan pada semua acuan untuk pekerjaan beton. - Cetakan untuk beton cor ditempat biasa. Bahan cetakan harus dibuat dari kayu lapis atau logam dengan diberi penguat-penguat secukupnya sehingga keseluruhan form work dapat berdiri stabil dan tidak terpengaruh oleh desakan-desakan beton pada waktu pengecoron serta tidak terjadi perubahan bentuk, yang disetujui oleh pengawas. - Rencana Design seluruh cetakan menjadi tangguingjawab kontrakror. - Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas bidang dari hasil beton yang diinginkan oleh perencana dalam gambar-gambar. - Cetakan harus sedemikian rupa menghasilkan muka beton yang rata. Untuk itu dapat digunakan cetakan dari multiplex, plat besi atau papan dengan permukaan yang halus dan rata. - Sebelum beton di tuang konstruksi cetakan harus diteliti untuk memastikan bahwa benar dalam letak, kokoh, rapat, tidak terjadi penurunan dan pengembangan pada saat beton dituang serta bersih dari segala benda yang tidak diinginkan dan kotoran-kotoran. Permukaan cetakan harus diberi minyak yang biasa dipergunakan form oil untuk menjegah retaknya betonpada cetakan. Pelaksanaannya agar berhati-hati jangan terjadi kontak dengan besi yang dapat mengurangi daya letak besi dan beton. - Permukaan cetakan ahrus dibasahi dengan rata tidak terjadi penyerapan air beton yang baru dituang. - Bekas cetakan beton untuk bagian bagian kontruksi yang terpendam dalam tanah harus dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan pengurugan tanah kembali. c. Hasil Pengecoran dan Finising. - Semua permukaan beton yang dihasilkan harus rapih, bersih dan tanpa cacat, lurus dan tepat pada posisinya sesuai dengan gambar rencana. - Permukaan beton yang akan di finish dengancat, tidak akan diplester lagi tetapi di beri plamur dan cat. - Pengecatan dapt dilaksanakan setelah pengawas memeriksa dan menyatakan persetujuannya. Peralatan 1. Alat Pancang Alat pancang terdiri atas : tripod, palu beton, katrol, tambang dan mesin alkon

2. Peralatan Sederhana

Peralatan sederhana yang diperlukan antara lain, gergaii, pahat, kunci pas, Linggis, katrol, tambang, selang.

BAB XIII. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Keterangan Untuk Kontrak Harga Satuan atau Kontrak Gabungan Harga Satuan dan Lump Sum 1. Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada Peserta IKP, Syarat-Syarat Umum Kontrak SSUK dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak SSKK, Spesifikasi Teknis dan Gambar. 2. Pembayaran terhadap prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan kuantitas pekerjaan aktual yang dimintakan dan dikerjakan sebagaimana diukur oleh Penyedia dan diverifikasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen PPK, serta dinilai sesuai dengan harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. 3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya pekerjaan, personil, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi, laba, pajak, bea, keuntungan, overhead dan semua risiko, tanggung jawab, dan kewajiban yang diatur dalam Kontrak. 4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas dari apakah kuantitas dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai untuk mencantumkan harga untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan tersebut dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran lain dalam Daftar Kuantitas dan Harga. 5. Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak harus dianggap telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika mata pembayaran terkait tidak ada maka biaya dimaksud harus dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran yang terkait. 6. Pokja ULP akan melakukan koreksi aritmatik atas kesalahan penghitungan dengan ketentuan sebagai berikut: a jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf pada Surat Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf; dan b jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga satuan pekerjaan maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan volume pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan dan harga satuan tidak boleh diubah. Keterangan Untuk Kontrak Lump Sum 1. Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada Peserta IKP, Syarat-Syarat Umum Kontrak SSUK dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak SSKK, Spesifikasi Teknis dan Gambar. 2. Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam SSUK dan SSKK. 3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya pekerjaan, personil, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi, laba, pajak, bea, keuntungan, overhead dan semua risiko, tanggung jawab, dan kewajiban yang diatur dalam Kontrak. 4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas dari apakah kuantitas dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai untuk mencantumkan harga untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan tersebut dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran lain dalam Daftar Kuantitas dan Harga. 5. Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak harus dianggap telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika mata pembayaran terkait tidak ada maka biaya dimaksud harus dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran yang terkait. 6. Pokja ULP akan melakukan koreksi aritmatik terhadap volume pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan. REKAPITULASI PROGRAM : REHABILITASI DAN PEMILIHARAAN PRASARANA DAN FASILITAS LLAJ KEGIATAN : REHABPEMBANGUNAN TAMBATAN PERAHU DERMAGA PELABUHAN TOKOFI LOKASI : KOTA TERNATE TAHUN ANGGARAN : 2013 NO URAIAN PEKERJAAN JUMLAH HARGA Rp. A PEKERJAAN PERSIAPAN 0.00 B PEKERJAAN BETON

0.00 A

JUMLAH 0.00 B PPN 10 x A

0.00 D

JUMLAH TOTAL 0.00 E DIBULATKAN

0.00 TERBILANG : --

PROGRAM : REHABILITASI DAN PEMILIHARAAN PRASARANA DAN FASILITAS LLAJ KEGIATAN : REHABPEMBANGUNAN TAMBATAN PERAHU DERMAGA PELABUHAN TOKOFI LOKASI : KOTA TERNATE TAHUN ANGGAR : 2013 HARGA JUMLAH HARGA NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME SATUAN SATUAN Rp. Rp.

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

1 1 m2 Membersihkan Lapangan dan Perataan 54.00 M 2 0.00 0.00 2 1 m2 Pembuatan Direksi Keet 4.50 M 2 0.00 0.00 3 Papan Nama Proyek 1.00 Ls 0.00 0.00 4 Administrasi dan Dokumentasi 1.00 Ls 0.00 0.00 Jumlah 0.00 II PEKERJAAN BETON 1 Pemancangan Tiang Pancang ≥ 200 Cm 42.00 M 0.00 0.00 2 1 m3 Membuat Kolom Beton Bertulang, 204,5 kg + Bekesting 8.44 M 3 0.00 0.00 3 1 m3 Membuat Balok Beton Bertulang, 230 kg + Bekesting 6.17 M 3 0.00 0.00 5 Plat Lantai Jembatan, t=15 cm 8.70 M 3 0.00 0.00 Jumlah 0.00

BAB XIV. BENTUK DOKUMEN LAIN A. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANGJASA SPPBJ

[kop surat KLDI] Nomor : Lampiran : , 20 Kepada Yth. di Perihal : Penunjukan Penyedia untuk Pelaksanaan Paket Pekerjaan Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor tanggal perihal dengan [nilai penawaranpenawaran terkoreksi] sebesar Rp _ kami nyatakan diterimadisetujui. Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia BarangJasa SPPBJ ini Saudara diharuskan untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani Surat Perjanjian paling lambat 14 empat belas hari kerja setelah diterbitkannya SPPBJ. Kegagalan Saudara untuk menerima penunjukan ini yang disusun berdasarkan evaluasi terhadap penawaran Saudara, akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya. Satuan Kerja Pejabat Pembuat Komitmen [tanda tangan] [nama lengkap] [jabatan] NIP. Tembusan Yth. : 1. [PAKPA KLDI] 2. [APIP KLDI] 3. [Pokja ULP] ......... dst

B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA SPMK

[kop surat satuan kerja KLDI] SURAT PERINTAH MULAI KERJA SPMK Nomor: Paket Pekerjaan: Yang bertanda tangan di bawah ini: [nama Pejabat Pembuat Komitmen] [jabatan Pejabat Pembuat Komitmen] [alamat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen] selanjutnya disebut sebagai Pejabat Pembuat Komitmen; berdasarkan Surat Perjanjian nomor tanggal , bersama ini memerintahkan: [nama Penyedia Pekerjaan Konstruksi] [alamat Penyedia Pekerjaan Konstruksi] yang dalam hal ini diwakili oleh: selanjutnya disebut sebagai Penyedia; untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan ketentuan- ketentuan sebagai berikut: 1. Macam pekerjaan: ; 2. Tanggal mulai kerja: ; 3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan ketentuan Kontrak; 4. Waktu penyelesaian: selama _ hari kalenderbulantahun dan pekerjaan harus sudah selesai pada tanggal 5. Denda: Terhadap setiap hari keterlambatan pelaksanaanpenyelesaian pekerjaan Penyedia akan dikenakan Denda Keterlambatan sebesar 11000 satu per seribu dari Nilai Kontrak atau bagian tertentu dari Nilai Kontrak sebelum PPN sesuai dengan Syarat-Syarat Khusus Kontrak. , 20 Untuk dan atas nama Pejabat Pembuat Komitmen [tanda tangan] [nama lengkap] [jabatan] NIP: Menerima dan menyetujui: Untuk dan atas nama [tanda tangan] [nama lengkap wakil sah badan usaha] [jabatan]

C. BENTUK SURAT-SURAT JAMINAN Jaminan Sanggahan Banding dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan] GARANSI BANK sebagai JAMINAN SANGGAHAN BANDING No. Yang bertanda tangan dibawah ini: dalam jabatan selaku dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama [nama bank] berkedudukan di [alamat] untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN dengan ini menyatakan akan membayar kepada: Nama : [Pokja ULP] Alamat : selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN sejumlah uang Rp terbilang dalam bentuk garansi bank sebagai Jaminan Sanggahan Banding atas pekerjaan berdasarkan Dokumen Pengadaan No. tanggal , apabila: Nama : [peserta pelelangan] Alamat : selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, sanggahan banding yang diajukan oleh YANG DIJAMIN dinyatakan tidak benar. Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Berlaku selama _ hari kalender, dari tanggal s.d. 2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat Jawaban Sanggahan Banding yang menyatakan bahwa Sanggahan Banding tidak benar dari [MenteriPimpinan LembagaKepala DaerahPimpinan Institusi LainPejabat yang menerima penugasan menjawab sanggah banding] paling lambat 14 empat belas hari