PENDANAAN DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN

2 Kepala sekolahPKBM wajib melarang dan mengawasi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan terhadap penggunaan minuman kerasberalkohol dan penyalahgunaan narkotika serta psikotropika. Pasal 92 1 Tugas tambahan sebagai kepala sekolah diberikan untuk satu masa tugas selama 4 empat tahun dan dapat diperpanjang serta diangkat kembali untuk 1 satu kali masa tugas. 2 Guru yang melaksanakan tugas tambahan sebagai kepala sekolah 2 dua kali masa tugas berturut-turut dapat ditugaskan kembali menjadi kepala sekolah apabila : a. telah melewati tenggang waktu paling sedikit 1 satu kali masa tugas; atau b. memiliki prestasi yang istimewa, dengan tanpa tenggang waktu dan ditugaskan di sekolah lain. Pasal 93 1 Kepala sekolahPKBM dapat membentuk asosiasi sebagai wadah yang bersifat mandiri. 2 Asosiasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1, bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan manajemen pendidikan, serta profesionalisme dalam penyelenggaraan pendidikan. 3 Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan asosiasi kepala sekolahPKBM sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

BAB XXI PENDANAAN DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN

Bagian Kesatu Pendanaan Pendidikan Pasal 94 1 Daerah wajib mengalokasikan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah ABPD untuk sektor pendidikan sekurang kurangnya 20 danatau berdasarkan analisis kebutuhan pendidikan need analysis. 2 Pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan, berkelanjutan, transparan dan akuntabel. 3 Daerah mengalokasikan dana darurat untuk mendanai keperluan mendesak dalam penyelenggaraan pendidikan yang diakibatkan peristiwa tertentu. 4 Daerah dapat mengalokasikan anggaran untuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat dalam bentuk bantuan biaya pendidikan. 5 Daerah wajib mengalokasikan dana pendamping untuk menunjang pembangunan pendidikan baik negeri maupun swasta. 6 Satuan pendidikan yang diselenggarakan Pemerintah Daerah berwenang dalam pengelolaan dana pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. 7 Satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat serta badan hukum penyelenggara satuan pendidikan berwenang dalam pengelolaan dana pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. 8 Setiap pengelolaan dana pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 2, ayat 3, ayat 4, ayat 5, ayat 6 dan ayat 7 dilaksanakan berdasarkan prinsip keadilan, efisiensi, transparansi dan akuntabilitas publik. 9 Penyelenggara danatau pengelola satuan pendidikan wajib mendayagunakan dana pendidikan, guna menjamin kelangsungan dan peningkatan mutu pendidikan. Pasal 95 1 Biaya pendidikan meliputi : a. biaya satuan pendidikan; b. biaya penyelenggaraan danatau pengelolaan pendidikan;dan c. biaya pribadi peserta didik. 2 Biaya satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1huruf a terdiri atas : a. Biaya investasi yang terdiri atas : 1. biaya investasi lahan pendidikan;dan 2. biaya investasi selain lahan pendidikan. b. Biaya operasional yang terdiri atas: 1. biaya personalia;dan 2. biaya non personalia. c. Bantuan biaya pendidikan;dan d. Beasiswa. Bagian Kedua Sumbangan Pendidikan Pasal 96 1 Sumbangan biaya penyelenggaraan pendidikan dapat bersumber dari masyarakat meliputi: a. dunia usaha; b. dunia industri; c. warga masyarakat lainnya. 2 Dana sumbangan yang diterima dari tokohanggota masyarakat, pengusaha, organisasi sosialkemasyarakatan yang diterima langsung, penggunaannya diprioritaskan untuk pengembangan institusi. 3 Pengelolaan biaya pendidikan harus berprinsip pada : a. keadilan; b. efisiensi; c. transparansi;dan d. akuntabilitas. 4 Setiap satuan pendidikan wajib menyusun perencanaan dan pengembangan sekolah berbasis data dengan melibatkan Tim Pengembang Sekolah TPS untuk memperoleh pengesahan dari dinas pendidikan. 5 Perencanaan dan pengembangan sekolah berbasis data yang telah disahkan dilaporkan, dipertanggungjawabkan serta dipublikasikan di papan pengumuman sekolah. 6 Satuan pendidikan dapat mengembangkan unit produksi yang menghasilkan sumber dana pendidikan dalam bentuk kerja sama dengan masyarakat sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. 7 Dana bantuan pengembangan satuan pendidikan dari Pemerintah, danatau Pemerintah Daerah, pelaksanaannya dilakukan berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. 8 Satuan pendidikan tidak diperkenankan menarik dana di luar ketentuan yang sudah ditetapkan. Bagian Ketiga Pengelolaan Pendidikan Pasal 97 1 Pengelolaan pendidikan di daerah dilakukan oleh : a. Pemerintah Daerah; b. Badan hukum penyelenggara satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non formal. 2 Pengelolaan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diarahkan pada : a. pemerataan akses pendidikan dan pencapaian standar nasional pendidikan dan mutu layanan pendidikan; b. peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan; c. peningkatan efektifitas, efisiensi, akuntabilitas dan pencitraan publik. Bagian keempat Tanggung Jawab Pemerintah Daerah Pasal 98 1 Pemerintah Daerah bertanggung jawab mengelola sistem pendidikan di daerah dan menetapkan kebijakan daerah di bidang pendidikan sesuai dengan kewenangan. 2 Pengelolaan pendidikan oleh Pemerintah Daerah didasarkan pada program kerja dan anggaran tahunan yang disusun sesuai dengan ketentuan Peraturan perundang-undangan. 3 Kebijakan daerah dibidang pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dituangkan sekurang-kurangnya dalam : a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD; b. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD; c. Peraturan Perundang-undangan bidang pendidikan . Pasal 99 1 Program kerja dan anggaran tahunan sebagaimana dimaksud pada Pasal 98 ayat 2 yang disusun oleh Pemerintah Daerah didasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD. 2 Program kerja dan anggaran tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 yang disusun badan hukum penyelenggara satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal danatau badan hukum penyelenggara satuan pendidikan pada jalur pendidikan non formal didasarkan pada rencana strategis masing- masing yang mengacu pada RPJMD dan RPJPD. Pasal 100 Kebijakan daerah di bidang pendidikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 98 mengikat : a. semua perangkat daerah; b. badan hukum penyelenggara satuan pendidikan; c. satuan pendidikan yang belum berbadan hukum; d. penyelenggara pendidikan formal, non formal dan informal; e. dewan pendidikan kota; f. pendidik dan tenaga kependidikan; g. komite sekolah atau nama lain yang sejenis; h. tim pengembang sekolah; i. peserta didik; j. orang tuawali peserta didik; k. masyarakat; l. pihak-pihak lain yang terkait dengan pendidikan. Pasal 101 1 Pemerintah Daerah mengarahkan, membimbing, mensupervisi, mengawasi, mengkordinasikan, memantau, mengevaluasi dan mengendalikan penyelenggara satuan, jalur, jenjang dan jenis pendidikan sesuai dengan kebijakan nasional bidang pendidikan dan kebijakan daerah bidang pendidikan dalam kerangka pengelolaan sistem pendidikan nasional. 2 Pemerintah Daerah bertanggung jawab : a. menyelenggarakan, memfasilitasi, dan mengkordinasikan satuan pendidikan formal, non formal, informal, pendidikan khusus dan jenis pendidikan lainnya; b. menuntaskan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun dan pendidikan menengah tiga tahun; c. mendorong percepatan pencapaian target nasional bidang pendidikan; d. mengevaluasi penyelenggara dan pengelola satuan pendidikan formal, jalur non formal, informal, pendidikan khusus dan jenis pendidikan lainnya untuk pengendalian dan penjaminan mutu pendidikan. Pasal 102 1 Pemerintah Daerah mengembangkan dan melaksanakan sistem informasi pendidikan daerah secara online dan selaras compatible dengan sistem informasi pendidikan nasional pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang dikembangkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2 Sistem informasi pendidikan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dirancang untuk menunjang pengambilan keputusan, kebijakan pendidikan yang dilakukan pemerintah daerah dan dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan. Bagian Kelima Pengelolaan oleh Badan Hukum Penyelenggara Satuan Pendidikan Formal dan Pendidikan Non Formal Pasal 103 1Daerah dapat mendirikan pendidikan menengah yang berbentuk Badan Hukum Pendidikan Pemerintah Daerah BPHPD. 2Penyelenggara danatau satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang didirikan oleh masyarakat berbentuk badan hukum pendidikan. 3Badan hukum penyelenggara satuan pendidikan formal danatau badan hukum penyelenggaraan pendidikan non formal bertanggung jawab terhadap satuan danatau program yang diselenggarakan. 4Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi : a. menjamin ketersdiaan sumber daya pendidikan secara teratur dan berkelanjutan bagi terselenggaranya pelayanan pendidikan sesuai dengan standar nasional pendidikan; b. menjamin akses pelayanan pendidikan bagi peserta didik yang memenuhi syarat sampai batas daya tamping satuan pendidikan; c. mensupervisi dan membantu satuan danatau program pendidikan yang diselenggarakannya dalam melakukan penjaminan mutu, dengan berpedoman pada kebijakan nasional bidang pendidikan, standar nasional pendidikan dan pedoman penjaminan mutu yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; d. memfasilitasi akreditasi satuan danatau program pendidikan oleh Badan Akreditasi Sekolah Tingkat NasionalProvinsi atau Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Non formal danatau lembaga akreditasi lain yang diakui oleh Pemerintah; e. membina, mengembangkan dan mendayagunakan pendidik dan tenaga kependidikan yang berada di bawah binaan pengelola. f. Tanggung jawab lainnya sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang- undangan; Pasal 104 Pengelolaan pendidikan secara keseluruhan oleh BHPD didasarkan pada prinsip: a. Otonomi, yaitu kewenangan dan kemampuan untuk menjalankan kegiatan secara mandiri baik dalam bidang ademik maupun non akademik; b. Akuntabilitas, yaitu kemampuan dan komitmen untuk mempertanggungjawabkan semua kegiatan yang dijalankan BHP kepada pemangku kepentingan sesuai dengan peraturan perundang-undangan; c. transparansi, yaitu keterbukaan dan kemampuan menyajikan informasi yang relevan secara tepat waktu sesuai dengan peraturan perundangundangan dan standar pelaporan yang berlaku kepada pemangku kepentingan; d. penjamin mutu, yaitu kegiatan sistemik dalam memberikan layanan pendidikan formal yang memenuhi atau melampaui standar nasional pendidikan, serta dalam meningkatkan mutu pelayanan pendidikan secara berkelanjutan; e. layanan prima, yaitu orientasi dan komitmen untuk memberikan layanan pendidikan formal yang terbaik demi kepuasan pemangku kepentingan, terutama peserta didik; f. akses yang berkeadilan,yaitu memberikan layanan pendidikan formal kepada calon peserta didik dan peserta didik tanpa memandang latar belakang agama, ras, etnis, gender, status sosial dan kemampuan ekonominya; g. keberagaman, yaitu kepekaan dan sikap akomodatif terhadap berbagai perbedaan pemangku kepentingan bersumber dari kekhasan agama, ras, etnis dan budaya masing-masing; h. keberlanjutan, yaitu kemampuan memberikan pelayanan pendidikan formal kepada peserta didik secara terus menerus dengan menerapkan pola manajemen yang mampu menjamin keberlanjutan layanan; i. partisipasi atas tanggungjawab negara, yaitu keterlibatan pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan pendidikan formal untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang sesungguhnya merupakan tanggung jawab negara. Bagian Keenam Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Pasal 105 Pengelolaan oleh satuan pendidikan meliputi perencanaan program, pengembangan kurikulum, penyelenggaraan pembelajaran, pendayagunaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, pengelolaan sarana dan prasarana, penilaian hasil belajar, pengendalian, pelaporan dan fungsi-fungsi manajemen pendidikan lainnya sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolahsatuan pendidikan non formal. Pasal 106 1 Pengelolaan oleh satuan pendidikan dilaksanakan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan dengan prinsip manajemen berbasis sekolah MBS berdasarkan pada prinsip kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas. 2 Standar Nasional Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sekurangkurangnya terdiri dari: a. standar isi; b. standar proses; c. standar kompetensi lulusan; d. standar pendidik dan tenaga kependidikan; e. standar sarana dan prasarana; f. standar pengelolaan; g. standar pembiayaan; h. standar penilaian pendidikan.

BAB XXII SARANA DAN PRASARANA