Prosedur penyesuaian Aktivitas Belajar

Conselor bersama kepala sekolah merencanakan bimbingan yang sistemtis dan terpadu yaitu meliputi : 1. Program pengembangan para guru 2. Program konsultasi untuk orang tua dan guru 3. Program konseling untuk murid 4. Program penilaian hasil belajar

G. Prosedur penyesuaian

Prosedur penyelesaian dalam bimbingan dan penyuluhan menggunakan teknik – teknik sebagai berikut : 1. Teknik derektif 2. Teknikk non derektif Dalam teknik derektif, si terbimbing melaksanakan petunjuk – petunjuk yang diputuskan oleh pembimbing. Dalam teknik non derektif, pembimbing hanya merekfleksiakan saja, sehingga si terbimbing dapat mengambil keputusannya sendiri. Adapun teknik pendekatan yang dipakai dalam prosedur penyelesaian adalah : a Pendekatan individu. Teknik pendekatan individu yaitu hubnungan pribadi antara si terbimbing dan pembimbing melauli wawancara nasehat atau konseling. Sebagaimana dikemukakan oleh I. Djumhur dan Drs. Moh. Surya, bahwa dalam pendekatan individu ada tiga teknik khusus dalam konseling yaitu : 1. Derektivee conseling, yaitu konseling dimana yang paling berperan adalah konselor. Konselor berusaha mengerahkan konseling sesuai dengan masalahnya. 2. Non Derektive Conseling, teknik ini merupakan kebalikan dari teknik diatas, yaitu semuanya berpusat pada konseling menampung pembicaraan konselor. Konseling bebas berbicara sedang konselor menampung dan mengarahkan. 3. Collective Conseling, yaitu campurnan dari teknik diatas. Langkah – langkah yang ditempuh dalam konseling adalah sebagai berikut : 1. Menentukan masalah 2. Pengumpulan Data 3. Analisa Data 4. Hipotesis atau menetapkan latar belakang masalah 5. Programa atau menetapkan langkah 6. Terapi yaitu pelaksanaan bantuan 7. Evaluasi dan follow up yaitu melihat hasil yang ditempuh b Teknik pendekatan kelompok Pendekatan semacam ini dapat dilakukan baik di kelas, disekolah, yaitu meliputi : 1. Pendekatan kelompok 2. Sosiodrama 3. Penerangan secara kelompok 4. Widya Wisata

H. Aktivitas Belajar

Aktivitas berasal dari kata activity bahsa Inggris yang berarti pelajaran atau kegiatan. Sebagai pendapat S. Tejo Wasito dan WJS. Poerwadarminta yang artinya : aktifitas adalah pekerjaan kegiatan. Dalam hal ini berarti siswa harus secara aktif dalam proses belajarnya agar tercapai hasil belajar yang semaksimal mungkin. Belajar adalah suatu aktifitas yang harus dikerjakan dengan sadar baik di luar sekolah maupun di sekolah didalam kelas. Pengertian aktivitas belajar adalah meliputi : a Kegiatan yang dilaksanakan siswa dalam belajarnya b Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar c Peran serta siswa dalam ikut ambil bagian dalam belajarnya. Oleh Karena itu perlu adanya pembinaan, pengarahan dan bimbingan khususnya bagi guru bidang studi dalam menjalankan tanggung jawabnya meningkatkan pelayananya dalam membimbing siswa, meliputi : a Jangan menggangap bahwa kelompok siswa adalah kelompok yang utuh, siswa sendiri dari berbagai kelompok dan individu yang mempunyai kepentingan sendiri – sendiri. b Hadapi siswa itu sebagai individu yang khas, yang mempunyai persoalan cita – cita, sifat dan latar belakang tersendiri. c Yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa selain guru di sekolah juga factor lain seperti pengaruh keluarga dan masyarakat. d Harus ada tekad yang kuat untuk benar –benar membina para siswanya. Disamping itu guru harus dapat membangkitkan minat siswa terhadap pelajarannya sehingga guru harus : a Guru mempunyai semangat dan gairah yang maksimal terhadap bidang studinya. b Kemampuan guru untuk memajukan siswanya. c Guru hendaknya tanggap ing sasmita d Guru harus berpenampilan menarik, menyenangkan dan harmonis e Guru harus mampu memberikan dorongan terhadap siswanya. Dalam hubungannya dengan aktivitas belajar yang tinggi akan merubah siswa dalam proses belajar mengajar dari pasif menjadi aktif, sebagaimana dikemukakan oleh MC. Kenchi tentang proses belajar mengajar variasi cara belajarsiswa aktif CBSA sebagai berikut : a Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan belajar mengajar. b Tekanan pada aspek afektif dalam pelajaran c Partisipasi siswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar terutama berbentuk interaksi siswa. d Penerimaan acceptance pengajar terhadap perbuatan dan kontribusi siswa yang kurang relevan atau balikan sama sekali rendah. e Kehensipan siswa kelas sebagai kelompok f Kebebasan atauy kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk mengambil keputusan penting dalam kehidupan sekolah. g Jumlah waktu yang dipergunakan untuk menanggulangi masalah pribadi siswa, baik yang tidak mampu, baik yang tidak mampu yang berhubungan dengan pelajaran. Berdasarkan pandangan diatas, bahw agar terjadi proses belajar mengajar variasi CBSA secara optimal, guru harus memiliki kompetensi agar dalam proses belajar mengajar diperoleh kemanusiaan antara metode yang dipilih dengan : a Materi yang disampaikan b Karakteristik masing – masing siswa c Fasilitas yang tersedia d Tujuan yang ingin dicapai e Situasi dan kondisi lingkungan I. Prestaasi Belajar Pengertian prestasi belajar menurut WJS. Poerwadarminto menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah “Hasil yang dicapai atau dilakukan………” Sedangkan menurut Sumartono prestasi belajar adalah “sesuatu nilai yang menunjukan hasil yang tinggi dalam belajar yang ingin dicapai menurut kemampuan anak dalam mengerjakan sesuatu pada saat tertentu…………..” Berdasarkan pendapat diatas berarti hasil belajar seseorang tidak tergantung situasi yang mempengaruhi baik yang bersumber pada anak maupun dari lingkungannya. Disekolah prestasi belajar tersebut ditujukan dalam buku raport prestasi belajar merupakan kecakapan nyata yang berarti hasil yang ingin dicapai oleh seorang siswa pada suatu periode tertentu. Menurut Hamalik bahwa : “Belajar adalah susatu bentuk pertumbuhan atas perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara – cara bertingkah laku yang baru berangkat pengalaman dan latihan” Perubahan baru yang baru penulis kemukakan sebagai hal – hal yang belum diketahui sebelumnya, timbul pengertian – pengertian baru, perubahan sikap, kebiasaan, ketrampilan, perubahan sifat social, emosional, pertumbuhan jasmaniah serta rohaniah. Perubahan belajar merupakan hal yang komplek sebab merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh factor intern maupun ekstern siswa itu sendiri. J. Usaha – usaha Bimbingan dan Penyuluhan dalam Menunjang Prestasi Belajar Siswa Demi Tercapainya Prestasi Belajar di Sekolah Pelayanan yang diberikan oleh sekolah, khususnya oleh petugas bimbingan dan penyuluhan dalam meningkatkan prestasi belajar semaksimal mungkin di antaranya : a Membantu individu yang bermasalah baik secara individu maupun kelompok. b Menunjukan kepada individu tentang cara – cara belajar yang baik. c Mengenal sifat – sifat dan ciri – ciri dari masalah yang dihadapi individu d Penggunaan pengalaman – pengalaman masa lampau terhadap tugas, diferensiasi dan integrasi. e Berusaha menciptakan situasi baru sesuai dengan pengalamannya f Berusaha mengurangi dan memberikan kesalahan – kesalahan Disamping itu agar dalam belajarnya memiliki pedoman dan belajar secara efektif dan efesien, perlu adanya prinsip – prinsip belajar sebagai berikut : a Belajar adalah suatu proses aktif yang dipengaruhi oleh kondisi dinamis lingkungannya. b Tujuan yang ingin dicapai sudah jelas c Dalam belajar perlu adanya pedoman belajar, baik dari pembimbing maupun dari buku – buku. d Dalam belajar perlu adanya latihan – latihan e Belajar perlu adanya pedoman belajar, baik dari pembimbing maupun buku – buku. f Dalam belajar dibutuhkan pula komprehensif. g Belajar adalah kemamauan siswa dalam mentransfer pengalaman yang diperolehnya. Berdasarkan prinsip – prinsip belajar diatas diharapkan agar siswa akan memperoleh prestasi belajar yang maksimal, Drs. Soemartono mengemukakan bahwa : a Membangkitkan motivasi dan gairah dalam kegiatan belajar siswa. b Petugas bimbingan dan penyuluhan melaksanakan koordinasi dengan guru bidang studi, khususnya bidang studi PKn untuk mencari jalan keluar. Memberikan petunjuk – petunjuk tentang cara belajar yang baik atau yang tepat c Mewmberikan wawasan kepada siswa tentang masa depannya. d Mengusahakan agar siswa dapat memahami keadaan lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah

J. Latar Belakang Keluarga Orang Tua