Analisis Rasio Keuangan Calon Debitur Dalam Keputusan Pemberian Kredit Perbankan Pada Bank Tabungan Negara

(1)

ANALISIS RASIO KEUANGAN CALON DEBITUR DALAM

KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PERBA

B

DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyaratUjianSidang

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

ANALISIS RASIO KEUANGAN CALON DEBITUR DALAM

KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PERBA

PADA BANK TABUNGAN NEGARA

(Studi Kasus Pada Keuangan PT. Bintang)

Financial

BankLoan

(Case Study On TheF

DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyaratUjianSidang GunaMemperolehGelarAhliMadyaEkonomi

Program StudiKeuangandanPerbankan

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

ANALISIS RASIO KEUANGAN CALON DEBITUR DALAM

KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PERBA

PADA BANK TABUNGAN NEGARA

(Studi Kasus Pada Keuangan PT. Bintang)

inancial

RatiosAnalysis

oan

Decisions to Bank Tabungan Negara

(Case Study On TheF

TUGAS AKHIR

DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyaratUjianSidang GunaMemperolehGelarAhliMadyaEkonomi

Program StudiKeuangandanPerbankan

Irhamdani A.N.

215080

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

ANALISIS RASIO KEUANGAN CALON DEBITUR DALAM

KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PERBA

PADA BANK TABUNGAN NEGARA

(Studi Kasus Pada Keuangan PT. Bintang)

Analysis O

ecisions to Bank Tabungan Negara

(Case Study On TheFinancial PT. Bintang)

TUGAS AKHIR

DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyaratUjianSidang GunaMemperolehGelarAhliMadyaEkonomi

Program StudiKeuangandanPerbankan

Oleh :

Irhamdani A.N.

21508016

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2011

ANALISIS RASIO KEUANGAN CALON DEBITUR DALAM

KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PERBA

PADA BANK TABUNGAN NEGARA

(Studi Kasus Pada Keuangan PT. Bintang)

Of Borrowers

ecisions to Bank Tabungan Negara

inancial PT. Bintang)

TUGAS AKHIR

DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyaratUjianSidang GunaMemperolehGelarAhliMadyaEkonomi

Program StudiKeuangandanPerbankan

Irhamdani A.N.

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

ANALISIS RASIO KEUANGAN CALON DEBITUR DALAM

KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PERBANKAN

PADA BANK TABUNGAN NEGARA

(Studi Kasus Pada Keuangan PT. Bintang)

orrowers

In

ecisions to Bank Tabungan Negara

inancial PT. Bintang)

DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyaratUjianSidang GunaMemperolehGelarAhliMadyaEkonomi

Program StudiKeuangandanPerbankan

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

ANALISIS RASIO KEUANGAN CALON DEBITUR DALAM

KAN

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA


(2)

iv

ABSTRAK

Irhamdani Aprili Nugraha (21508016). Judul : Analisis Rasio Keuangan Calon Debitur Dalam Keputusan Pemberian Kredit Perbankan Pada Bank Tabungan Negara (studi kasus pada keuangan PT. Bintang) dibawah bimbingan Bapak Mulyadi, SE,.MM.

Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat perusahaan, badan-badan pemerintah dan swasta, maupun perorangan menyimpan dana-dananya. Melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan. Dalam memberikan kredit kepada masyarakat, bank harus yakin bahwa kredit yang diberikan itu akan dapat dikembalikan beserta bunganya. Oleh sebab itu, bank harus melakukan analisis terlebih dahulu sebelum menentukan apakah akan menerima atau menolak permohonan kredit.

Objek penelitian pada tugas akhir ini adalah Analisis rasio keuangan calon debitur dalam keputusan pemberian kredit perbankan disini yang menjadi objek peneliti yaitu analisis rasio keuangan di suatu bank pada saat permohonan pemberian kredit.

Adapun analisis yang dilakukan adalah analisis terhadap rasio keuangan. Dengan menggunakan analisis rasio keuangan dimungkinkan untuk dapat diketahui tingkat likuidtas dan kefektifan operasi serta derajat keuntungan suatu perusahaan. Dalam melakukan analisis rasio keuangan, analis Bank BTN cenderung untuk membandingkan rasio keuangan calon debitur dengan rasio proyek yang akan datang.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa bank menggunakan 4 jenis analisis rasio keuangan yaitu : rasio likuiditas, rasio leverage, rasio keuntungan dan rasio aktivitas. Keempat jenis rasio inilah yang berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit yang dilakukan oleh Bank Tabungan Negara Cabang Bandung.


(3)

v

Assalamu alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dengan mengambil judul

ANALISIS RASIO KEUANGAN CALON DEBITUR DALAM

KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PERBANKAN PADA BANK TABUNGAN NEGARA .

Dalam penyusunan laporan ini pembahasan yang di sajikan merupakan hasil usaha yang maksimal dari penulis. Namun penulis menyadari sepenuhnya laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun yang dapat memberikan manfaat dan kemajuan bagi peningkatan penulis dalam penulisan laporan ini dimasa yang akan datang.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan semangat, dorongan dan pengarahan kepada penulis. Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.


(4)

vi

3. Bapak Mulyadi, SE., MM, selaku Dosen Pembimbing dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini yang dengan sabar membimbing dan memberi masukan dan saran kepada penulis.

4. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5. Ibu Trustorini Handayani, SE., M.Si., dan Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si., selaku dosen penguji, terima kasih banyak sudah memberikan kemudahan dalam sidangnya.

6. Ibu Windi Novianti, SE., MM., selaku dosen wali KP-1.

7. Kepada Dosen dan seluruh Staff Program Studi Keuangan dan Perbankan. 8. Neddy Aditya,SE. Selaku pembimbing penelitian di Bank Tabungan Negara

(BTN) Cabang Bandung yang telah membimbing dan memberi arahan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan penelitian ini semoga Allah SWT membalas semua kebaikan bapak, amin.

9. Pimpinan dan Segenap Karyawan Bank Tabungan Negara (BTN) Cabang Bandung, terutama kepada Bapak Hadiono yang telah mengizinkan penulis melaksanakan penelitian di Bank Tabungan Negara (BTN) Cabang Bandung. 10.Kepada kedua orang tua saya, bapak dan mama serta saudaraku terima kasih

atas kasih sayang dan do a yang tulus atas semua dukungan baik materil maupun moril, sujud baktiku semoga memberikan kebahagiaan walau jasamu takkan pernah bisa terbalas.

11.Buat sahabat-sahabat serta teman-teman seperjuangan Anak-Anak KP-08 terima kasih atas bantuannya selama ini.


(5)

vii

Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini, masih jauh dari sempurna baik dari segi isi maupun bentuk penyajiannya. Kritik dan saran Penulis harapkan guna perbaikan dan penyempurnaan penulisan laporan dimasa yang akan datang. Penulis berharap laporan ini dapat berguna bagi penulis khusunya dan untuk pembaca pada umumya.

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

Bandung, Agustus 2011 Penulis


(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materil dan spiritual yang dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh aspek kehidupan.

Dalam kehidupan dewasa ini, pemerintah berusaha mengembangkan pembangunan disegala bidang. Perkembangan pembangunan ini diharapkan akan mendorong peningkatan sektor-sektor dunia usaha, sehingga akan menyerap tenaga kerja yang sampai saat ini masih merupakan masalah utama dalam pembangunan. Untuk mengembangkan sektor dunia usaha tadi, dibutuhkan modal usaha sebagai modal awal untuk menjalankan suatu usaha atau perusahaan, hal ini tentu berkaitan erat dengan masalah pemberian kredit oleh bank kepada masyarakat ataupun badan usaha.

Pemberian kredit oleh bank menunjukan betapa pentingnya perananan bank dalam pembangunan, meskipun kenyataannya pada saat kondisi perekonomian Indonesia dilanda krisis ekonomi berkepanjangan banyak bank-bank yang dilikuidasi sehingga kepercayaan masyarakat terhadap bank menurun drastis karena adanya kekhawatiran dari masyarakat atas kesehatan dunia perbankan saat itu.


(7)

2

Dalam memasuki era perdagangan era bebas dan industrialisasi saat ini perbankan merupakan suatu industri jasa yang amat dominan dan menompang hampir seluruh program-program pembangunan ekonomi, kelancaran transaksi antara permintaan dan penawaran, kelancaran modal investasi dan kelancaran dunia usaha lainnya juga banyak dipengaruhi oleh kinerja pelayanan bank. Industri perbankan adalah industri jasa yang bersifat padat karya, karenanya pertumbuhan dan perluasan industry perbankan di era perdagangan saat ini harus disertai dengan usaha yang sungguh-sungguh untuk mempersiapkan staf dan pimpinan yang memiliki kredibilitas yang tinggi untuk menjamin kinerja yang memuaskan, karena perkembangan dunia usaha saat ini menurut kesigapan bank dalam memberikan pelayanan yang baik kepada nasabahnya, sehingga dalam hal ini juga bank turut berperan sebagai patner usaha mereka.

Didalam undang-undang Perbankan no. 10 th 1998 tentang perubahan undang-undang no. 7 th 1992 mengenai Perbankan disebutkan sebagai berikut :

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak

Dalam hal ini, khususnya bank umum merupakan inti dari suatu system keuangan dimana bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan, badan-badan usaha pemerintah dan swasta maupun perorangan untuk menyimpan pelaksanaan dari suatu fungsi penyaluran dana kepada masyarakat, sehingga bank telah melayani kebutuhan pembiayaan dan melancarkan mekanisme serta pembayaran bagi semua sektor perekonomian.


(8)

3

Seperti halnya perusahaan, tujuan akhir bank adalah menjaga kelangsungan hidup bank, melalui usaha penarikan dana dari masyarakat dan pemberian kredit kepada masyarakat. Pengelolaan serta sistem pengendalian manajemen bank yang baik sangat mempengaruhi tingkat kinerja bank dalam memperoleh kepercayaan dari masyarakat.

Pola manajerial dalam pelayanan pemberian kredit harus bisa membantu nasabah ataupun debitur untuk berperan dalam persaingan pasar yang membutuhkan kesigapan dan kecerdikan dalam melihat peluang pasar.

Walaupun dirasakan paling penting dan menguntungkan, namun tugas ini menuntut pengawasan dan manajemen yang ketat dari bank, seperti diantaranya kebijakan mengenai jenis dan besar pinjaman, jangka waktu pinjaman, jenis agunan dan skedul pelunasan serta kebijakan-kebijakan lain yang dianggap perlu untuk mengurangi resiko adanya pinjaman yang tidak diharapkan atau kredit macet.

Selain itu juga dalam setiap pemberian kredit, bank harus yakin akan kemampuan dan kemauan nasabah/debitur untuk mengembalikan pinjaman beserta bunga tepat pada waktunya, karena dalam hal pemberian kredit terkandung beberapa unsur, diantaranya : 1) resiko, sebagai akibat adanya waktu antara pemberian prestasi dengan kontra prestasi, 2) waktu, adalah masa yang memisahkan pemberian prestasi dengan kontra prestasi, 3) prestasi, adalah objek kredit yang diberikan. Pemberian kredit kepada masyarakat ini, baik perorangan maupun dalam bentuk badan usaha harus dianalisis dan dievaluasi terlebih


(9)

dahulu dengan penuh pertimbangan dan ketelitian, diantaranya dengan cara mengetahui gambaran keuangan calon debitur yang biasanya dituangkan dalam bentuk laporan keuangan ataupun slip gaji karyawan untuk yang perorangan. Aspek keuangan merupakan aspek terpenting, karena dengan melakukan analisis terhadap aspek keuangan ini, maka akan diketahui likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas calon debitur serta berapa lama kredit dapat dikembalikan, sehingga manajemen bank bisa meminimumkan tingkat resiko yang akan muncul. Salah satu alat yang digunakan untuk menganalisis pemberian kredit adlaah dengan menggunakan analisis keuangan, analisis trend, analisis laporan keuangan dengan prosentase per kompenen, analisis sumber dan penggunaan modal kerja dan kas, analisis rasio keuangan, analisis perubahan laba kotor, dan analisis break event point.

Dalam tugas akhir ini penulis menggunakan analisis rasio keuangan yang akan memperlihatkan efisiensi dan efektivitas pada periode tertentu dengan memperbandingkan suatu komponen-komponen suatu perhitungan keuangan dimana baik buruknya posisi keuangan perusahaan dapat diketahui dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai suatu ruleof thumb atau kebiasaan sehingga akan diketahui tingkat likuiditas, solvabilitas, dan keefektifan derajat keuntungan suatu perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai masalah penilaian bank terhadap permohonan kredit calon debitur, maka penulis hanya meninjau dari segi analisis rasio keuangan perusahaan calon debitur dengan mengajukan judul :


(10)

5

ANALISIS RASIO KEUANGAN CALON DEBITUR DALAM KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PERBANKAN PADA BANK TABUNGAN NEGARA (Studi kasus pada keuangan PT. Bintang)

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah pemberian kredit perbankan untuk calon debitur yang ditinjau dari segi rasio keuangan calon debiturnya sehingga dapat diambil suatu keputusan dari pihak bank dengan kelayakan pemberian kredit tersebut, akad ini kurang diminati oleh calon debitur karena tingkat kesulitannya sangat tinggi pada pemberian kredit yang harus meninjau rasio keuangan terlebih dahulu.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah penelitian tersebut, maka penulis dapat menguraikan identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Sejauhmana Bank melakukan analisis rasio keuangan perusahaan calon debitur

2. Bagaimana hasil analisis rasio keuangan dapat membantu manajemen bank dalam pemberian keputusan kredit


(11)

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.4.1 Maksud Penelitian

Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang berhubungan dengan permohonan pemberian kredit perbankan dengan menggunakan perhitungan analisis rasio keuangan calon debitur di Bank Tabungan Negara.

1.4.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk memperoleh data tentang analisis rasio keuangan yang dilakukan pihak bank terhadap permohonan kredit calon debitur.

2. Untuk mengetahui hasil analisis rasio keuangan yang dilakukan Bank dalam pemberian keputusan kredit kepada calon debitur.

1.5 Kegunaan Penelitian

1.5.1 Kegunaan Akademis

1. Bagi penulis, penelitian ini dapat secara langsung menambah ilmu pengetahuan, khususnya mengenai analisa rasio keuangan untuk keputusan pemberian kredit perbankan.

2. Bagi penulis lain , masalah ini bisa dijadikan literature untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.


(12)

7

1.5.2 Kegunaan Praktis

Bagi bank yang meliputi tempat penelitian adalah sebagai informasi yang bisa dijadikan masukan berharga dalam memberikan keputusan pemberian kredit kepada calon debitur, sehingga dapat meningkatkan pelayanannya.

1.6 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Bank Tabungan Negara yang beralokasikan di Bandung.

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Maret April Mei Juni Minggu Minggu Minggu Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pra Survei

2 Usulan Penelitian

3 Pengambilan Data

4 Analisis Data

5 Penyusunan Laporan


(13)

8

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Tinjauan Tentang Bank

2.1.1.1 Pengertian Bank

Definisi mengenai bank pada dasarnya tidak berbeda satu dengan lainnya. Kalaupun ada perbedaan hanya terletak pada tugas atau usaha bank. Ada yang mendefinisikan bank sebagai suatu badan yang tugas utamanya menghimpun uang dari pihak ketiga. Sedangkan definisi lain mengatakan, bak adalah suatu badan yang tugas utamanya sebagai perantara untuk menyalurkan penawaran dan permintaan kredit pada waktu yang ditentukan. Ada juga yang menyebutkan bahwa bank adalah suatu badan yang usaha utamanya menciptakan kredit. Abdurrachman dalam Ensiklopedia Ekonomi keuangan dan Perdagangan seperti diikuti dalam buku Kelembagaan Perbankan Menurut Thomas Suyatno (1999:1) mengatakan bahwa bank adalah:

Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaan-perusahaan dan lain-lain .


(14)

9

Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan disebutkan bahwa:

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak .

Dilihat dari definisi diatas, pada dasarnya bank adalah suatu lembaga yang bergerak di bidang keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit (pinjaman) kepada masyarakat melalui sumber dana yang berasal dari modal sendiri, dana masyarakat maupun melalui penciptaan uang giral yang di tujukan terutama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

2.1.1.2 Fungsi Bank

Reed, Cotter, Gill, Simth dalam buku Comercial Banking, yang dikutip oleh Thomas Suyatno dalam Kelembagaan Perbankan mengatakan bahwa perbankan, khususnya bank komersial (bank umum) mempunyai beberapa fungsi yaitu :

Pemberian jasa-jasa semakin luas, meliputi pelayanan dalam mekanisme pembayaran (transfer of funds), menerima tabungan, memberikan kredit, pelayanan dalam fasilitas pembiayaan perdagangan luar negero, penyimpanan barang-barang dan trust service (jasa-jasa yang diberikan dalam bentuk pengamanan dan pengawasan harta karun milik) .(Thomas Suyatno, 1999:2)


(15)

Thomas Suyatno sendiri mengemukakan bahwa pada dasarnya fungsi bank adalah:

1. Menghimpun atau menerima uang serta dana-dana lainnya dari masyarakat dengan sasaran meminimumkan biaya (cost of fund) dalam bentuk:

a. Simpanan atau tabungan biasa yang dapat diminta atau diambil kembali setiap saat.

b. Deposito berjangka, yang merupakan tabungan atau simpanan yang penarikannya kembali hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu yang ditentukan habis.

c. Simpanan dalam bentuk rekening koran atau giro atas nama si penyimpan giro yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau perintah tertulis kepada bank. 2. Menyalurkan dana yang dihimpun melalui sumber yang berasal dari

modal sendiri, simpanan/tabungan masyarakat maupun melalui penciptaan uang giral, yang disalurkan dalam bentuk seperti pemberian kredit, investasi pada surat-surat berharga yang bertujuan untuk mengoptimumkan keuntungan.

3. Memberikan pelayanan jasa-jasa perbankan yang meliputi:

a. Jasa-jasa bank bidang keuangan seperti transfer, inkaso, letter of credit, jaminan bank, menerbitkan traveller s cheque, money changer, dsb.


(16)

11

Di dalam penjelasan yang tercantum dalam UU No. 10 Tahun 1998 tersebut mempunyai dua fungsi, diantaranya:

a. Penghimpun Dana Masyarakat

b. Penghimpun dana masyarakat bisa berbentuk simpanan (deposito berjangka), giro, tabungan, dan lain-lain yang dipersamakan dengan itu.

c. Menyalurkan dana masyarakat bisa berbentuk kredit atau yang dipersamakan dengan itu

2.1.1.3 Jenis dan Kegiatan Usaha Bank

Bank sebagai lembaga keuangan negara yang mempunyai fungsi utama sebagai lembaga yang menghimpun dana pada dasarnya terdiri dari beberapa jenis. Dahlan Siamat dalam bukunya Manajemen Lembaga Keuangan mengelompokkan jenis-jenis bank sebagai berikut:

1. Menurut Kepemilikan Modal

a. Bank badan usaha milik negara (BUMN), adalah bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Oleh karena itu bank-bank ini sering juga disebut bank pemerintah. Bank BUMN saat ini berjumlah empat bank, yaitu Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Tabungan Negara, dan Bank Mandiri (hasil gabungan Bank Dagang negara, Bank Bume Daya, Bank Ekspor Impor dan Bank pembangunan Indonesia).


(17)

b. Bank milik Pemerintah Daerah, adalah Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang terdapat pada setiap Daerah Propinsi Tingkat1, dimana pendirinya didasarkan pada UU No. 13 Tahun 1962. Dalam UU Perbankan No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan disebutkan bahwa BPD-BPD tersebut harus memilih dan menetapkan badan hukumnya apakah menjadi Perseroan Terbatar, Koperasi atau Perusahaan Daerah. Contoh : PT. Bank Jabar.

c. Bank Swasta Nasional, adalah bank yang berbadan hukum Indonesia dan sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh warganegara Indonesia dan atau badan-badan hukum yang peserta dan pimpinannya terdiri atas warga negara Indonesia. Bank-bank milik swasta ini bergabung dalam organisasi yang bernama Perhimpunan Bank-bank Nasional Swasta. Beberapa diantara bank-bank swasta nasional telah ditetapkan sebagai bank devisa, yaitu bank yang dapat melakukan transaksi dengan valuta asing (membeli dan menjual valuta asing, menerima simpanan dan memberikan kredit dalam valuta asing termasuk jasa-jasa keuangan yang terkait dengan valuta asing, misalnya letter of credit, traveler check).


(18)

13

d. Bank Swasta Asing, merupakan kantor cabang dari suatu di luar Indonesia yang seluruh sahamnya dimiliki oleh warga negara asing atau badan-badan hukum yang peseta dan pimpinannya terdiri atas warga negara asing, dimana kegiatan operasinya diatur berdasarkan ketentuan tersendiri. Bank asing yang akan membuka cabangnya harus termasuk bank yang memiliki aset 200 terbesar dunia dan memiliki raiting A lembaga peringkat internasional. Jumlah bank asing yang beroperasi di Indonesia saat ini berjumlah 10 bank, antara lain:

City Bank (Amerika Serikat), bank Of Tokyo(Jepang), Standard Chartered Bank (Inggris).

2. Menurut Fungsinya

a. Bank Sentral, adlah Bank Indonesia sebagaimana diatur dalam UU No 23 Tahun 1999, yang merupakan lemabaga negara yang independen , bebas dari campur tangan diatur dalam Undang-undang yang mengaturnya.

b. Bank Umum, adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan /atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. Dalam pengumpulan dananya menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan dalam kegiatan usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.


(19)

c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, BPR menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

d. Bank Tabungan, adalah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk tabungan dan dalam kegiatan usahanya terutama memperbungakan dananya dengan investasi dalam surat-surat berharga.

e. Bank Pembangunan, adalah bank yang dalam pengumpulan dananya menerima simpanan dalam bentuk deposito dan / atau menerbitkan kertas berharga jangka menengah dan panjang, serta dalam kegiatan usahanya terutama memberikan kredit jangka menengah dan panjang di bidang pembangunan.

f. Bank Koperasi, adalah bak yang modalnya berasal dari perkumpulan-perkumpulan koperasi. Sekarang ini terdapat satu buah bank umum koperasi yaitu Bank Umum Koperasi Indonesia (BUKOPIN)

3. Menurut Institusi Penciptaan Uang Giral

a. Bank Primer,adalah bank yang dapat menciptakan uang giral, terdiri dari:


(20)

15

dalam bentuk uang kertas bank dan uang giral. 2) Bank Umum, yang dapat menciptakan uang giral.

Penciptaan uang giral oleh bank-bank tersebut di atas dilakukan dengan cara pemberian kredit yang tidak dibebankan dari saldo nasabah.

b. Bank Sekunder, adalah bank yang mempunyai fungsi sebagai perantara dalam menyalurkan kredit. Yang tergolong dalam bank sekunder ini adalah bank tabungan dan bank lainnya ( Bank Pembangunan dan Bank Hipotik) yang tidak menciptakan uagn giral.

2.1.2 Tinjauan Tentang Kredit 2.1.2.1 Pengertian Kredit

Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 10 tahun 1998 yang merumuskan pengertian kredit sebagai berikut:

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga

Menurut Malayu (2006:87) menyatakan bahwa kredit adalah:

Semua jenis pinajaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati


(21)

Oleh karena itu, berbagai cara dilakukan oleh bank agar dana yang terhimpun dapat disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit, seperti:

a. Kredit Investasi yaitu kredit yang diberikan kepada para investor untuk investasi yang penggunaannya jangka panjang.

b. Kredit modal kerja merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai kegiatan usaha dan biasanya bersifat jangka pendek guna memperlancar transaksi perdagangan.

c. Kredit Perdagangan yaitu kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai untuk keperluan pribadi.

d. Kredit Produktif yaitu kredit yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa.

Dalam pemberian kredit juga dikenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit (debitur) dalam bentuk bunga dan biaya administrasi, sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah dapat berdasarkan bagi hasil atau penyertaan modal.

2.1.2.2 Unsur-Unsur Kredit

Jika kita bicara kredit maka termasuk membicarakan unsur-unsur yang terkandung didalamnya. Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut:


(22)

17

1. Kepercayaan

Yaitu, suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, baran atau jasa) akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa datang.

2. Kesepakatan

Disamping unsur percaya di dalam kredit jasa mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit.

3. Jangka waktu

Setiap yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu itu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.

4. Resiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar resikonya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja maupun oleh resiko yang tidak disengaja.

5. Balas jasa

6. Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank yang berdasarkan prinsip konvensional.


(23)

2.1.2.3 Tujuan Pemberian Kredit

Proses kegiatan perkreditan itu juga mewujudkan tujuan pemberian banyak pihak berikut, diantaranya:

a. Bank

Bagi bank, kredit merupakan asset produktif dan termasuk sumber utama pendapatannya dan menjamin kelangsungan hidup bank tersebut. Kredit juga merupakan faktor pendorong peningkatan pemasaran bagi produk-produk bank lain. Dalam hal ini bank mendapat keuntungan dalam bentuk bunga sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan nasabah.

b. Masyarakat atau nasabah

Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. c. Pemerintah atau negara

bagi pemerintah, semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan maka semakin banyak, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor. Seperti:

- Penerimaan pajak

- Membuka kesempatan kerja

- Meningkatkan jumlah baran dan jasa - Menghemat devisa negara.


(24)

19

2.1.2.4 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit

Dalam melakukan evaluasi permintaan kredit, seorang analis kredit akan menelitit berbagai macam faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi kemampuan dan kesediaan calon debitur memenuhi kewajiban mereka kepada bank.

Untuk menghindari maupun memperkecil risiko kredit yang mungkin terjadi, maka permohonan kredit harus dimulai oleh bank berdasarkan prinsip-prinsip pemberian kredit. Prinsip-prinsip yang biasa digunakan adalah :

Prinsip 5C

1. Character yaitu mencari data tentang sifat-sifat pribadi, watak dan kejujuran dari pimpinan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya. Adapun beberapa petunjuk bagi bank untuk mengetahui karakter nasabahnya adalah :

a. Mengenal dari dekat

b. Mengumpulkan keterangan mengenai aktivitas calon debitur dalam perbankan

c. Mengeumpulkan keterangan dan minta pendapat dari rekan-rekannya, pegawai dan saingannya mengenai reputasi, kebiasaan pribadi, pergaulan sosial dan lain-lain.

2. Capacity yaitu menyangkut kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya baik kemampuan dalam manajemen maupun keahlian dalam


(25)

bidang usahanya.

Untuk itu bank harus memperhatikan : a. Angka-angka hasil produksi

b. Angka-angka penjualan dan pembelian

c. Perhitungan laba rugi perusahaan saat ini dan proyeksinya

d. Data-data finansial di waktu-waktu yang lalu, yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan.

3. Capital yaitu menujukkan posisi keuangan perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh rasio keuangannya. Bank harus mengetahui bagaimana pertimbangan antara jumlah hutang dan jumlah modal sendiri.

Untuk itu bank harus :

a. Menganalisa neraca selama sedikitnya dua tahun terakhir

b. Mengadakan analisa rasio untuk mengetahui likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dari perusahaan calon peminjam kredit.

4. Collateral berarti jaminan, yaitu menunjukkan besarnya aktiva yang akan diikatkan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan oleh bank. Untuk itu bank harus :

a. Meneliti mengenai pemilikan jaminan tersebut. b. Mengukur stabilitas dari pada nilai jaminan tersebut

c. Memperhatikan kemampuan untuk dijadikan uang dalam waktu yang relatif singkat tanpa mengurangi nilainya.


(26)

21

bank, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

5. Condition yaitu bank harus melihat kondisi ekonomi secara umum serta kondisi pada sektor usaha si peminta kredit.

Untuk itu bank harus memperhtikan :

a. Keadaan ekonomi yang akan mempengaruhi perkembangan usaha calon peminjam

b. Kondisi usaha calon peminjam, perbandingan dengan usaha sejenis lainnya di daerah dan lokasi lingkungannya

c. Keadaan pemasaran dari hasil usaha calon peminjam

d. Prospek usaha di masa yang akan datang untuk kemungkinan bantuan kredit dari bank

e. Kebijaksanaan pemerintah yang mempengaruhi terhadap prospek industri di mana perusahaan pemohon kredit termasuk di dalamnya.

Prinsip 5P

1. Party (golongan) yaitu pada dasarnya bank menggolongkan calon nasabahnya ke dalam kelompok tertentu yang penilaiannya didasarkan character, capacity dan capitalnya.

2. Purpose (tujuan) yaitu tujuan penggunaan kredit menurut calon debitur perlu ditinjau oleh pihak bank mengingat erat sekali hubungannya dengan economy condition . Bank perlu mengetahui apakah kredit yang diminta calon debitur akan mempunyai aspek ekonomis dan aspek sosial yang positif.


(27)

3. Payment (sumber pembayaran) yaitu prinsip ini berkaitan dengan perhitungan keuntungan yang akan disapai calon debitur agar dapat membayar kembali pinjaman beserta bunganya.

4. Profitability (kemampuan memperoleh laba) yaitu calon debitur yang mampu memperoleh keuntungan dalam peramalan usahanya, diukur dengan jumlah bungan dan ongkos-ongkos kredit yang harus dibayarnya. Bila diperkirakan masih mempunyaijumlah lebih setelah dikurangi dengan pokok kredit, bunga dan ongkos-ongkosnya, maka usahanya adalah baik.

5. Protection (perlindungan) yaitu prisnip ini merupakan perlindungan terhadao hak-hak yang tidak diduga sebelumnya. Untuk itu bank biasanya melindungi kredit yang diberikannya dengan cara meminta agunan atau jaminan dari calon nasabah. Disamping itu bank dapat juga mengasuransikan agunan kredit yang diberikan nasabah sehingga jika terjadi hal-hal yang tidak terduga sebelumnya maka bank tidak mengalami kerugian.

Prinsip 3R

1. Return (hasil yang dicapai) yaitu analis kredit dapat menilai hasil yang dicapai calon debitur untuk melihat kemampuan calon debitur dalam mengembalikan kredit beserta bunganya.

2. Repayment (pembayaran kembali) yaitu analis kredit harus dapat meramalkan pembayaran kembali oleh calon debiturnya serta rencana penetapan jadwal pengembalian kreditnya.


(28)

23

3. Risk bearing ability (kemampuan untuk menanggung resiko) yaitu risk bearing ini dikaitkan dennga kemungkinan adanya kegagalan calon debitur, apakah ia mampu menutup seluruh kerugian yang mungkin timbul karena hal-hal yang tidak diperkirakan semula.

2.1.3 Tinjauan Tentang Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan salah satu teknik untuk mendeteksi kondisi keuangan perusahaan, yang telah bertahun-tahun dipergunakan oleh bank umum di banyak negara (termasuk Indonesia) secara memuaskan.

Fungsi utama rasio adalah memperbandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Hal yang sama berlaku dengan rasio keuangan. Rasio ini memperbandingkan satu pos daftar keuangan dengan pos yang lain untuk mendapatkan suatu indikasi atau kesimpulan tentang salah satu atau beberapa aspek kondisi keuangan atau prestasi bisnis perusahaan.

Sebagi contoh, dengan memperbandingkan jumlah keuntungan yang diperoleh selama satu tahun dengna jumlah dana yang diinvestasikan dalam perusahaan, dapat disimpulkan apakah jumlah keuntungan jumlah tersbut cukup memadai.


(29)

2.1.3.1 Fungsi Analisis Rasio Keuangan

Interprestasi dan evaluasi atas data laporan keuangan memerlukan penguasaan terhadap alat-alat dasar dari analisis rasio laporan keuangan. Fungsi analisis rasio ini pun berbeda-beda tergantung para penggunaannya. Fungsi analisis rasio keuangan tersebut antara lain:

1. Bagi kreditor jangka pendek, seperti bank, terutama berkepentingan dengan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo. Komposisi dari aktiva lancar dan kaitannya dengan kewajiban lancar jangka pendek ditelaah secara cermat untuk mengevaluasi solvensi jangka pendek dari perusahaan tersebut.

2. Bagi pemegang obligasi, lebih melihat pada indikator jangka panjang seperti struktur modal perusahaan, laba masala lau dan produktif dan perubahan dalam posisi keuangan.

3. Bagi pemengang saham, baik sekarang maupun calon. Penelaahan mereka memusatkan pada gambaran lalu, karena perubahan di dalamnya banyak mempengaruhi harga pasar dari investasi mereka.

4. Bagi manajemen perusahaan, berkepentingan dengan komposisi struktur modalnya dan dengan perubahan serta kecendrungan laba.


(30)

25

2.1.3.2 Jenis jenis Rasio Keuangan

Setiap analisis mempunyai tujuan atau kegunaan yang menentukan perbedaan penekanan yang sesuai dengan tujuan tersebut. Serangkaian rasio yang dipilih tergantung dari alasan para kredit dalam melakukan analisis rasio.

Dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan . Bambang Riyanto menggolongkan rasio-rasio keuangan menjadi 4 jenis yaitu:

1. Rasio Likuiditas

Rasio Ini dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang mereka yang akan jatuh tempo. Rasio keuangan yang dipergunakan adalah Current Ratio, Cash Ratio, Quick (Acid Test) Ratio dan Working Capital to Total Assets Ratio.

Current Ratio, merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengna hutang lancar.

Rumus yang dipergunakan untuk menghitungnya adalah sebagai berikut :

Current ratio ini menunjukan tingkat keamanan (margin of safety) kreditur jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya yang akan jatuh tempo pada waktu kurang dari 1 tahun.


(31)

26

Cash Ratio, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan.

Rumus yang dapat digunakan untuk menghitungnya adalah :

Quick Ratio(Acid Test) Ratio, menunjukkan kemampuan perusahaan utnuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengna aktiva lancar yang lebih liquid (quick assets)

Rumus yang dipergunakan untuk menghitungnya adalah :

Working Capital to Total Assets Ratio, menunjukkan likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja (memo)

Rumus yang digunakan untuk menghitungnya adalah

2. Ratio Leverage

Ratio Leverage adalah ratio-ratio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang (Debt to Total assets), net worth to debt ratio dan lain sebagainya. Rasio


(32)

27

keuangan yang dipergunakan adalah Total Debt To Equity Ratio, Total Debt To Total Capital Assets, Long Term Debt to Equity ratio, Tangible Assets Debt Coverage dan Time Interest Earned ratio.

Total Debt to Equity Ratio, menginterprestasikan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang.

Rumus yang digunakan untuk menghitungnya adalah :

Total Debt to Total Capital Assets, menginterprestasikan bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan hutang atau bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang.

Rumus yang biasa digunakan untuk menghitungnya adalah :

Long Term Debt to Equity Ratio, menginterprestasikan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang.

Rumus yang dipergunakan untuk menghitungnya adalah :


(33)

28

Tangible Assets Debt Coverage, menunjukan besarnya aktiva tetap tangible yang digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang setiap rupiahnya.

Rumus yang digunakan untuk menghitungnya adalah :

Times Interest Earned Ratio, menunjukan besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga hutang jangka panjang.

Rumus yang digunakan untuk menghitungnya :

3. Ratio Aktivitas

Ratio aktivitas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya. Ratio ini terdiri dari Total Assets Turnover, Receivables Turnover, Average Collection Periode, Inventory Turnover, Averages Day s Inventory dan Working Capital Turnover.

Total Assets Turnover, menggambarkan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue.


(34)

29

Rumus yang digunakan untuk menghitungnya adalah :

Receivables Turnover, menggambarkan kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam satu periode tertentu.

Rumus yang digunakan untuk menghitungnya adalah

Average Collection Period, menggambarkan periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang.

Rumus yang digunakan untuk menghitunya adalah :

Inventory turnover, menggambarkan kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya overstock.

Rumus yang digunakan untuk menghitungnya adalah :

Average Day s Inventory, menginterprestasikan periode menahan persedian rata-rata atau periode rata-rata persedian barang berada di gudang.


(35)

30

Rumus yang digunakan untuk menghitungnya adalah :

Working Capital Turnover, menggambarkan kemampuan modal kerja (netto) berputas suatu periode kas dari perusahaan.

Untuk menghitungnya digunakan rumus :

4. Ratio Keuntungan

Ratio keuntungan atau yang biasa disebut ratio profitabilitas merupakan rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan. Ratio ini dapat juga digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan dari suatu perusahaan atau divisi tertentu untuk suatu periode waktu tertentu. Yang termasuk dalam rasio keuntungan in iadalah profit margin, Operating Income Ratio (Operating profit Margin), Operating ratio, Earning Power of Total Investment (Rate of Return An Total Assets), net Earning Power Ratio (Rate of return on Investment/ROI) dan rate of Return for The Owners ( Rate of return on Net Worth).


(36)

31

Profit margin, ratio profit margin dinyatakan dalam %

serta dihitung menggunakan rumus :

Profit margin mengukur besarnya keuntungan yang diperoleh dari tiap rupiah hasil penjualan yang diterima, serta besar biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan tingkat rupiah hasil penjualan.

Operting Profit Margin, menggambarkan laba operasi bunga dan pajak (net operating income) yang dibatalkan oleh setiap rupiah penjualan.

Untuk menghitungnya digunakan rumus :

Sales Margin, menggambarkan keuntungan netto per rupiah penjualan Rumus yang digunakan untuk menghitungnya adalah :

Rase of Return Am Total Assets, merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua untuk menghitungnya digunakan rumus :


(37)

32

Rate of return on Investment, menggambarkan kemampuan dari modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto.

Rumus yang digunakan untuk menghitunya :

Rate of return for The Ovners, menggambarkan kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan lagi pemegang saham preferem dan saham biasa.

Rumus yang digunakan untuk menghitungnya adalah :


(38)

33

2.2 Kerangka Pemikiran

Analisis laporan keuangan digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang terdapat dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut, bila akan diperbandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya ataupun dengan laporan keuangan perusahaan lain.

Mengadakan analisis hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan merupakan dasar untuk dapat menginterprestasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perubahan.

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (hubungan matematika) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atua buruknya posisis keuangan suatu perusahaan. Dalam bukunya yang berjudul Analisa Laporan Keuangan S Munawir menjelaskan bahwa analisis rasio keuangan merupakan :

Suatu metode untuk menghubung-hubungkan pos-pos tertentu dalam rencana atau laporan keuangan secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut . (S. Munawir, 1992 : 12)

Dalam bukunya yang berjudul Alat-alat Analisa Dalam Pembelanjaan , Syafaruddin Alwi mengungkapkan manfaat dari analisis rasio sebagai berikut :


(39)

Bagi pimpinan perusahaan, dengan menghitung ratio-ratio tertentu akan diperoleh suatu informasi, kelemahan apa yang sedang dihadapi, dan kekuatan apa yang dimiliki di bidang finansiil, sehingga dapat ditentukan cara-cara untuk mengatasinya. Sedangkan bagi calon investor atau kreditor, dapat dijadikan pegangan apakah akan membeli saham yang ditawarkan perusahaan, dan apakah wajar untuk memberikan kredit kepada perusahaan yang bersangkutan, atau tidak . (Syafaruddin Alwi, 1983 :37)

Standar rasio yang biasa atau umum digunakan pada bank-bank konvensional dapat digunakan sebagai pedoman atau pegangan bagi penganalisa, selain itu juga harus diperhatikan trend atas prosentase histories dan rasio dari perusahaan yang data keuangannya sedang dianalisa, sehingga akan diketahui tendensi atau kecendrungan kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan. Terdapat tiga metode yang digunakan dalam bisnis analisa laporan keuangan yaitu sebagai berikut:

1) Analisis Horisontal atau dinamis adalah metode yang memperbandingkan laporan keuangan dari beberapa periode untuk mengetahui perkembangan.

2) Analisis vertikal adalah metode yang hanya memperbandingkan tiap pos-pos yang ada dalam laporan keuangan dalam satu periode tertentu untuk mengetahui hasil operasi saat sekarang.

3) Analisis statis adalah berupa kesimpulan untuk satu periode tanpa mengetahui perkembangannya.

Adapun teknik analisis yang biasanya digunakan dalam laporan keuangan adalah sebagai berikut :


(40)

35

menggunakan perbandingan laporan keuangan dari dua atau lebih periode.

b) Analisis trend digunakan untuk mengetahui tendensi atau kecendrungan perubahan dari keadaan keuangan, apakah naik, turun atau cenderung tidak ada perubahan.

c) Analisis laporan keuangan dengan prosentase perkomponen adalah untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktiva.

d) Analisis sumber dana penggunaan modal kerja adalah teknik analisis untuk mengetahui sumber dan penggunaan modal kerja dan penyebab penggunaan modal kerja dalam periode tertentu. e) Analisis sumber dan analisis adalah analisis untuk mengetahui

sebab-sebab berubahnya jumalh kas dan sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.

Dalam melakukan analisis rasio keuangan, diperlukan data dan informasi berupa laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, dimana hasil analisis atas rasio keuangan tersebut akan digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan diterima tidaknya permohonan kredit yang diajukan calon debitur.


(41)

36

3.1 Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Bank Tabungan Negara. Bank Tabungan Negara merupakan bank umum milik pemerintah yang menyimpan dananya terutama dilakukan dengan menerima simpanan dalam bentuk deposito, giro, dan tabungan. Sedangkan dalam bidang usahanya terutama dengan memberikan kredit perumahan, kredit investasi, serta jasa-jasa lainnya. Penelitian ini menekankanpada analisis rasio keuangan dan pengaruhnya terhadap keputusan pemberian kredit.

3.2 Metode Penelitian

Dalam penelitian tugas akhir ini, penulis menggunakan metode penelitian studi kasus melalui pendekatan deskriptif analisis yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Penulis memaparkan keadaan perusahaan yang diteliti, mengambil data dari objek penelitian untuk dianalisa dan dari hasil analisa tersebut diambil kesimpulan.


(42)

37

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat diperlukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Oleh karena itu dalam penelitian diperlukan desain penelitian.

Desain penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis untuk menuntun dalam proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam penelitian ini penulis menerapkan desain penelitian yang mecangkup proses-proses sebagai berikut:

1. Penelitian dimulai dengan adanya masalah.

2. Menetapkan masalah-masalah yang akan dianalisis dalam suatu perusahaan. 3. Menentukan judul penelitian

4. Memilih teknik pengumpulan data-data

5. Pelaporan hasil penelitian termasuk proses penelitian dan interprestasikan data.

3.2.2 Operasional Variabel

Sesuai dengan judul yang penulis sajikan yaitu Analisis Rasio Keuangan Calon Debitur Dalam Keputusan Pemberian Kredit Perbankan , maka terdapat 1 variabel dalam penelitian ini yaitu: Analisis rasio keuangan atas calon debitur.


(43)

38

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Konsep variabel Ukuran Skala

Analisis rasio keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan sebuah indeks yang menghubungakan

dua angka akuntansi dan didapat dengan membagi satu angka dengan yang lainnya . (James dan John, 2005 :202)

Tingkat penghubung unsur-unsur neraca dan perhitungan laba rugi satu dengan yang lainnya.

Rasio

Tingkat rasio likuiditas dan leverage baik atau tidak baik.

Rasio

Tingkat rasio keuntungan dan aktivitas cukup baik atau kurang baik.

Rasio


(44)

39

3.2.3 Sumber Dan Teknik Pengumpulan Data

3.2.3.1 Sumber Data

Sumber dalam penelitian ini dengan menggunakan : a.Data primer,

Adalah data yang langsung dari sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya dan tidak melalui media perantara dan melalui wawancara. Seperti criteria sejauhmana bank melakukan analisis rasio keuangan perusahaan calon debitur dalam pemberian keputusan kredit.

b.Data sekunder,

Adalah data yang diperoleh dari olahan pihak lain.Data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Dokumentasi adalah pengumpulan data yang berasal dari kepustakaan seperti peraturan perundang-undangan, buku-buku, majalah, dokumen, serta makalah yang relevan dengan topik penelitian yang berkaitan dengan pemberian kredit perbankan calon debitur.


(45)

3.2.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

a. Teknik wawancara (interview)

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. b. Pengamatan (observasi)

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati lansung objek penelitian untuk dianalisis dan kemudian diuraikan dalam data tertulis.

c. Dokumentasi

Yaitu mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan sehubungan dengan penelitian berupa surat keputusan, dokumen-dokumen, dan catatan-catatan perusahaan.

3.2.4 Rancangan Analisis

Penulis dalam menyusun tugas akhir ini menggunakan analisis deskriptif. Data tersebut diperoleh dan dan dianalisis dengan dasar teori yang ada sehingga memberikan gambaran yang cukup jelas . Selanjutnya diteliti kemudian diambil suatu kesimpulan dari hasil analisis tersebut. Dan atas kesimpulan tersebut dianjurkan saran untuk perbaikan yang diharapkan


(46)

41

duntuk menjadi bahan dan pertimbangan bagi perusahaan dalam hal pemberian kredit di BTN. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif .Metode kualitatif yaitu metode pengolahan data yang menjelaskan pengaruh dan hubungan yang dinyatakan dengan kalimat.

Untuk memperoleh jawaban menyangkut permasalahan yang penulis teliti sebagaimana yang telah dirumuskan dipermulaan, maka dilakukan analisis terhadap data-data keuangan yang telah ada dengan menggunakan anlisis rasio keuangan yang telah ada dalam operasional variabel, sehingga diperoleh berbagai tingkat rasio permohonan kreditnya. Adapun tahapan analisis data adalah sebagai berikut :

1. Mendapatkan data yang penulis perlukan dari analisis rasio keuangan, baik dari calon debitur dan dengan menghitung tingkat berbagai rasio keuangan dari perusahaan yang mengajukan kredit, baik perusahaan yang diterima pengajuan kreditnya maupun yang ditolak pengajuan kreditnya.

2. Menghitung tingkat peningkatan atau penuruan yang terjadi, dengan membandingkan rata-rata angka rasio yang dicapai oleh perusahaan yang mengajukan kredit dengan angka rasio dicapai pada tahun-tahun sebelumnya.


(47)

42

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Pada Perusahaan

Bank Tabungan Negara dalam perkembangannya telah melalui beberapa fase, yang diawali pada masa pemerintahan Hindia Belanda, masa pendudukan Jepang dan masa Proklamasi Kemerdekaan. Berdasakan Konenklijk Besluit no. 27 tanggal 16 Oktober 1897 ditegaskan bahwa di Hindia Belanda telah didirikan Postspaarbank yang berkedudukan di Batavia (Jakarta) yang untuk selanjutnya disempurnakan oleh Besluit Gubernur Jendral Hindia Belanda No. 27 tahun 1934 dan telah dikenal dengan Postspaarbank Ordonantie.

Pada tahun 1942, bala tentara Jepang memberlakukan Postspaarbank. Sebagai gantinya pemerintah Jepang mendirikan Tyokin Kyoku pada tanggal 1 April 1942.

Dengan diproklamasikan Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, Tyokin Kyoku diambil alih dan dalam perkembangannya telah beberapa kali berganti nama. Pada awal Tyokin Kyoku berganti nama menjadi Kantor Tabugan Pos, setelah itu menjadi Bank Tabungan Pos Republik Indonesia, lalu menjadi Bank Tabungan Pos pada tahun 1950. Pada tahun 1952, ditetapkan Undang-Undangno 36


(48)

43

tahun 1953 yang isinya mencabut Postspaarbank Ordonantie. Selanjutnnya nama Bank Tabungan Pos diganti menjadi Bank Tabungan Negara, sesuai dengan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang No tahun 1865 4 tahun 1963. Dengan Undang-Undang No 8 tahun 1965 ditetapkan pengintegrasian Bank-Bank Umum Negara dan Bank Tabungan Negara kedalam Bank Sentral. Sesuai dengan penetapan Presiden republik Indonesia No. 7 tahun 1965 tentang pendirian bank milik negara. Bank Tabungan Negara dan Bank Negara Indonesia 1946 bergabung kedalam Bank Negara Indonesia.

Setelah orde baru berhasil mengatur kembali kehidupan perekonomian, maka didahului lahirnya Undang-Undang Pokok Perbankan No.14 tahun 1967, ditetapkan Undang-Undang No 20 tahun 1968 mengenai pendirian Bank Tabungan Negara didalam Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa tugas poko Bank Tabungan Negara diarahkan kepada perbaikan ekonomi rakyat dan pembangunan ekonomi nasional dengan jalan menghimpun dana dari masyarakat deposito dan tabungan.

Pada tahun 1974, pemerintah menetapkan kebijakan pembangunan perumahan untuk masyarakat menengah kebawah. Untuk menunjang keberhasilan kebijakan tersebut, Bank Tabungan Negara ditunjuk sebagai wadah pembiayaan Kredit Prumahan Rakyat (KPR) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. B-49/MK/IV/1974 tanggal 29 Januari 1974. Atas dasar Surat keputusan Menteri keuangan


(49)

tersebut, Bank Tabungan Negara Mengemban tugas baru, disamping tugasnya dibidang pengumpulan dana dari masyarakat, sebagai pemberi kredit perumahan dengan agunan rumah beserta tanah yang dibeli dari kredit tersebut, maka Bank Tabungan Negara harus mampun mengerahkan dana masyarakat. Untuk itu Bank Tabungan Negara mmengerahkan aktivitas deposito yang dapat menghimpun dana dari masyarakat dengan cukup besar.

Memasuki tahun 1992 terjadi perubahan yang mendasar dari bentuk hukum Bank Tabungan Negara. Sebagai rentetan diberlakukannya Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang Perbankan, bentuk hukum Bank Tabungan Negara berubah menjadi perusahaan perseroan atau yang lebih dikenal dengan sebutan PT. Bank Tabungan Negara (Perseroan) Pendirian PT. Bank Tabungan Negara (Persero) didasarkan pada Akte Pendirian No. 136 tanggal 31 Juli 1992. Perubahan bentuk ini menjadi gerak PT. Bank Tabungan Negara (persero) lebih leluasa, apabila sebelumnya lebih ditekankan sebagai bank penghimpun dana masyarakat dan sebagai lembaga pemberian kredit perumahan, maka sejak tanggal 1 Agustus 1992 bidang kegiatannya diperluas menjadi bank umum.


(50)

45

4.1.2 Struktur Organisasi Pada Perusahaan

Bentuk struktur organisasi Bank Tabungan Negara adalah garis dan staf. Tipe organisasi ini merupakan kombinasi dari organisasi dengan staf yang tugasnya memberikan nasihat-nasihat. Pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dan sepenuhnya dari pimpinan tertinggi kepada unit dibawahnya.

4.1.3 Job Description

Berdasakan ketetapan Direksi Bank Tabungan Negara, susunan struktur organisasi Bank Tabungan Negara cabang Bandung terdiri dari :

- Branch Manager (Kepala Cabang) adalah seorang pejabat

pimpinan yang diberikan tanggung jawab untuk memimpin kantor cabang.

- Deputy Branch Manager (Wakil Kepala Cabang) adalah seorang

pejabat yang berada di bawah kepala cabang yang diberikan tanggung jawab untuk memimpin pelaksanaan aktivitas sehari-hari sesuai dengan bidangnya masing-masing, terdiri dari :

1. Wakil Kepala Cabang bidang Retail (Kepala Bidang Retail Service sesuai struktur organisasinya).

2. Asisten Kepala Cabang bidang Penyelamatan Kredit ( Kepala Bidang Loan Recovery sesuai dengan struktur organisasinya).


(51)

- Sekretaris Cabang yang bertugas mengatur segala aktivitas

manajemen dan administrasi kesekretarisan cabang.

- Kepala Seksi adalah pejabat diberi tanggung jawab untuk

memimpin seksi, dan terdiri dari : 1. Kepala Seksi Costumer Service 2. Kepala Seksi Teller Service 3. Kepala Seksi Loan Recovery

4. Kepala Seksi Transaction Processing 5. Kepala Seksi Loan Administration

6. Kepala Seksi General Branch Administration 7. Kepala Seksi Bookeping and Control

8. Kepala Seksi Financial reporting and Analysis

9. Kepala Seksi Collection and Workost/Loan Recovery Uraian Jabatan Branch Manager (kepala Cabang)

1. Memimpin Cabang di wilayah kedudukannya dan bertindak untuk dan atas nama Direksi bank di dalam maupun di luar pengadilan dalam hubungannya dengan pihak lain atau pihak ketiga di wilayah kerjanya yang berkaitan dengan usaha bank berdasarkan surat kuasa umum dan surat khusus dari direksi.

2. Mengelola keuangan, harta kekayaan bank dan seluruh kegiatan kantor cabang berdasarkan prinsip-prinsip ketatalaksanaan yang


(52)

47

sehat dan tertib administrasi sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang ditetapkan Direksi.

3. Pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan dan peralatan kerja untuk menunjang operasional kantor cabang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Pemeliharaan hubungan kedinasan dalam rangka kerjasama antar instansi pemerintah maupun swasta lembaga perbankan/nonperbankan di wilayah kantor cabang untuk memperlancar kegiatan usaha bank.

5. Mengoptimalisasi pendayaan tenaga kerja dan peralatan guna meningkatkan motivasi kerja, keadilan dalam bidangnya dan hubungan kerja sama yang baik sesama karyawan sehingga tercapai kerja yang maksimal.

6. Bertanggung jawab atas kebenaran penyusunan laporan secara berkala maupun insidentil dan laporan lainnnya yang berhubungan dengan kantor cabang.

7. Mengusahakan pengembalian kredit yang telah diberikan dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan.

8. Mengadakan koordinasi dan pengawasan terhadap tugas-tugas yang diberikan kepada bawahan dengan mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas tersebut.

A. Aktivitas Utama (Manajemen)


(53)

dengan peraturan yang ditetapkan oleh Kantor Pusat dan ketentuan pemerintah yang berlaku.

2. Menyiapkan rencana kerja dan anggaran cabang serta mengevaluasinya.

3. Melakukan analisis terhadap hasil dan penyimpangan target serta mengambil tindakan koreksi.

4. Menjamin bahwa pihak yang berkepentingan menerima informasi yang benar, penting, dan tepat waktu.

5. Melakukan pengawasan terhadap kinerja kantor cabang dan mengambil tindakan untuk meningkatkan kinerja tersebut. 6. Memberikan persetujuan transaksi sesuai dengan batas

kewenangannya.

7. Menjamin kualitas pelayanan dan kualitas sumber daya manusia yang ada di kantor cabang.

B. Kepada Layanan Ritel (Retail Service Head)

1. Merencanakan, mengorganisasikan, melakukan, mendelegasikan dan mengontrol semua aktivitas bidang retail cabang demi tercapainya bidang pelayanan retail yang efisien dan efektif sehingga terwujud pertumbuhan assets dan keuntungan yang tinggi.

2. Menjamin kecepatan dan keakuratan pelayanan yang tinggi dalam unit Loan Service, Costumer Service, Teller Service dan Kantor Kas.


(54)

49

3. Menjamin bahwa semua assets cabang di bawah wewenangnya telah dilindungi, dipelihara dan diinvestasikan dengan baik. 4. Menciptakan suasana kerja yang ramah, bersahabat, dapat

dipercaya, disiplin, dinamis demi pelayanan yang baik.

5. Menjamin semua kegiatan berjalan sesuia dengna prosedur dan aturan yang ada demi terciptanya pengawasan yang memulai. 6. Menciptakan kenyamanan , kebersihan, kerapihan , ketertiban

dan keindahan ruang kerja dan ruang nasabah. 7. Melakukan penjualan produk BTN.

8. Melwakili BTN dalam acara resmi bila Kepala Cabang tidak ada ditempat, berhalangan.

C. Kepala Layanan Teller ( Teller Service Head)

1. Memastikan efektivitas dan efisiensi proses transaksi & layanan teller (teller service) bahwa layanan dapat memuatkan nasabah.

2. Melakukan penjualan produk bank.

D. Kepala Layanan Nasabah (Customer Service Head)

1. Menjamin tingkat pelayanan yang prima kepada semua nasabah

2. Memastikan semua transaksi telah dilakukan dengan benar. 3. Memastikan bahwa semua keluhan/komplain dari nasabah

dapat diselesaikan dengan baik.


(55)

dan jasa BTN serta prosedurnya dengan baik. 5. Melakukan prnjualan produk BTN.

E. Kepala Layanan Kredit (Loan Sevice Head)

1. Memastikan adanya efektivitas dan efisiensi dalam pelayanan di Loan Service

2. Memastikan bahwa semua nasabah memperoleh pelayanan dengan kualitas pelayanan yang prima mulai dari permohonan kredit sampai dengan akad kredit.

3. Memastikan bahwa semua prosedur dijalankan dengan benar 4. Memastikan bahwa semua klaim debitur dapat diselesaikan

dengan baik

5. Melakukan penjualan produk BTN F. Kepala Operasional (Operasional Head)

1. Mengelola operasional harian cabang untuk menjamin efektivitas dan efesiensi.

2. Menjamin standar kualitas yang tinggi dalam bidang pemrosesan transaksi, adminnistrasi kredit dan administrasi umum cabang.

3. Menjamin produktivitas dan kapabilitas pegawai bidang operasional.

4. Menjamin kecepatan dan keakuratan semua proses transaksi di bidang operasional.


(56)

51

6. Mewakili BTN dalam acara resmi bila kepala cabang tidak ada ditempat / berhalangan.

7. Melakukan otoritas transaksi sesuai batas kewenangannya. G. Kepala Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing Head)

1. Menghadiri rapat rutin cabang.

2. Mengatur operasional proses transaksi sehari-hari.

3. Mengoptimalkan peningkatan efesiensi pada back office dan peningkatan kontrol.

4. Memastikan aktivitas proses transaksi sesuia dengan kebijakan dan prosedur yang ada.

5. Menganalisis operasional dan mengajukan usulan perbaikan ke kantor pusat.

6. Melindungi bank dari tindakan penyelwengan dan kesalahan. 7. Memastikan bahwa standar kualitas dan kecepatan proses

transaksi selalu dalam batas yang baik.

8. Memastikan bahwa password telah dibuat sesuai prosedur. 9. Memelihara software dan hardware.

H. Kepala Administrasi Kredit ( Loan Administration Head)

1. Memastikan kecepatan dan ketepatan proses kredit sesuai kebijakan dan prosedur yang ada.

2. Memastikan wahwa semua dokumen yang disimpan adalah aman, dan lengkap baik dokumen pokok maupun pendukungnya.


(57)

3. Melakukan analisa kredit korporasi.

4. Memastikan kecepatan dan ketepatan proses Bapetarum PNS sesuai dengan kebijakan dan proses yang ada.

5. Memberi informasi kepada Teller Service untuk pencairan sesuai tunai yang akan dikeluarkan.

6. Memasarkan produk kredit umum.

7. Memastikan setiap petugas administrasi kredit telah membuat sasaran dan rencana tindakan.

I. Kepala Umum (General Branch Administration Head) 1. Memantau anggaran biaya dan belanja cabang.

2. Menyelenggarakan/ memantau administrasi inventaris seperti perlengkapan kantor, kendaraan.

3. Bertanggung jawab atas pengembangan dan pengelolaan semua inventaris cabang.

4. Menyelenggarakan/ memantau semua masalah kepegawaian. 5. Menyelenggarakan/ memantau dan menangani semua masalah

logistik.

6. Memastikan keamanan cabang setiap saat.

7. Memastikan file kepegawaian diadministrasikan secara tertib. J. Kepala Akuntansi (Accounting and Control Head)

1. Memastikan standarisasi proses.

2. Memastikan integritas dan ketepatan data keuangan cabang. 3. Memastikan ketaatan cabang terhadap kebijakan dan prosedur


(58)

53

yang ada.

4. Melakukan pengendalian intern cabang.

5. Melindungi asset cabang dari tindakan penyelewengan. 6. Memastikan bahwa transaksi telah dicatat dengna benar.

7. Memastikan bahwa pengarsipan bukti-bukti dilakukan dengan tertib dan benar.

8. Mengkoordinir tindak lanjut hasil pemeriksaan.

9. Mewaikili BTN dalam cara resmi bila kepala cabang tidak ditempat / berhalangan.

K. Kepala Pembukuan dan Kontrol (Bookkeeping & Control)

1. Melakukan semua fungsi pembukuan dan kontrol kantor cabang.

2. Mengelola pembuktian transaksi keuangan.

3. Melakukan pemeriaksaan atas semua kerja yang ada di cabang. 4. Sebagai koordinator didalam menindaklanjuti hasil

pemeriksaan intern/ekstern dan membuat jawabannya.

5. Sebagai koordinator didalam rekonsiliasi General Ledge dengan Subsidiary Ledger.

6. Sebagai koordinator didalam tutup tahun (EOY)

L. Kepala pelaporan & Analisis (Financial Reporting & Analysis Head)

1. Melakukan fungsi pelaporan dan analisis atas laporan keuangan dan operasional sesuai dengan jenis laporan dan waktu telah


(59)

ditetapkan.

2. Memastikan semua rekening dalam laporan keuangan telah benar.

3. Mengirimkan laporan intern dan ekstern ke kantor.

M. Kepala Pembinaan dan Penyelamatan Kredit (Loan Recovery Head)

1. Memastikan peningkatan nilai kualitas aktiva produktif cabang. 2. Menekan kredit yang bermasalah menjadi sekecil mungkin. 3. Memastikan bahwa bank bebas dari masalah hukum yang

merugikan BTN.

4. Mewakili BTN dalam acara resmi bila kepala cabang tidak ada ditempat / berhalangan.

4.1.4 Aspek Perusahaan

Dalam operasionalnya lapangan usaha PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Bandung dilaksanakan melalui pengumpulan dana masyarakat peneriamaan angsuran kredit perumahan rakyat tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Jaringan ini diperluas lagi melalui kerjasama dengan Perum Pos dan Giro, terutama untuk transaksi tabungan sert dalam bentuk deposito, tabungan, dan giro serta memanfaatkan dana tersebut dalam bentuk fasilitas kredit perumahan rakyat.


(60)

55

Dalam melakukan usahanya ini Bank Tabungan Negara membuka jaringan yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Jaringan ini diperluas lagi melalui kerjasama dengan Perum Pos dan Giro, terutama untuk transaksi tabungan serta penerimaan angsuran kredit perumahan rakyat. Dengan jaringan pelayanan yang telah menyebar diseluruh Indonesia, maka kegiatan dan usaha perbankan yang telah dan sedang dilakukan Bank Tabungan Negara, yaitu : menerima simpanan masyarakat dalam bentuk deposito, tabungan , giro serta menerbitkan obligasi.

a. Memberi fasilitas kredit yang terdiri dari:

Kredit non perumahan yaitu kredit yang diberikan oleh Bank Tabungan Negara kepada mereka yang memenuhi syarat untuk keperluan pembiayaan yang bersifat produktif, konsumtif dan investasi dengan jaminan dan tanah.

b. Memberi jasa-jasa lainnya, seperti : 1. Jasa dalam negeri yang terdiri dari:

- Meneriama pembayaran telepon, pembayaran listrik, inkaso dan

transfer.

- Melaksanakan kerjasama dengan PT. Taspon dengan

melaksanakan pembayaran uang pensiun.

2. Jasa-jasa luar negeri, yaitu melaksanakan jual beli valuta asing ( money changer) ditujuh kantor cabang antara lain Jakarta,


(61)

Bandung, Yogyakarta, Denpasar, Batam dan Surabaya.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Perhitungan Rasio Keuangan Perusahaan

Sebagaimana yang telah penulis uraikan, bahwa dalam analisis rasio keuangan, analis kredit dapat melakukan cara pembanding, yaitu perhitungan antara rasio-rasio semacam di waktu-waktu yang lalu atau rasio yang akan datang, serta dengan membandingkan antara rasio perusahaan calon debitur dengan rasio perusahaan-perusahaan lain yang sejenis / industri.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai analisis rasio keuangan yang dilaksanakan oleh alanis kredit Bank BTN, berikut penulis sajikan hasil perhitungan rasio dari perusahaan calon debitur yang mengajukan permohonan kredit konstruksi ada Bank Tabungan Negara.


(62)

(63)

Dari tabel perhitungan diatas, dalam perhitungan rasio keuangan dapat ditarik kesimpulan perihal kredit PT.BINTANG yang diterima oleh Bank BTN Yaitu :

1. Proyek pembangunan perumahan yang diajukan oleh PT.BINTANG dapat dikatakan prifitable (menguntungkan).

2. Perhitungan mengenai rasio keuangan PT.BINTANG cenderung mengalami peningkatan.

4.2.2 Pengaruh Analisis Rasio Keuangan Terhadap Keputusan Pemberian Kredit di PT. Bank Tabungan Negara

Untuk menjaga agar kredit yang disalurkan adalah kredit yang layak. Bank BTN Cabang Bandung mengembangkan suatu proses seleksi atas seluruh proposal kredit yang diterimanya. Salah satu komponen penting dalam proses tersebut adalah dengan menggunakan analisis rasio keuangan terhadap kondisi keuangan calon debitur yang mengajukan kreditnya pihak Bank BTN Cabang Bandung.

Analisa rasio keuangan yang tepat merupakan dasar pengembalian keputusan bagi kredit yang diajukan oleh debitur. Untuk itu, agar kredit yang diberikan tidak merugikan pihak bank, maka analis kredit perlu memperhatikan 2 hal yaitu :

1. Kondisi keuangan calon debitur sehat


(64)

59

meningkat.

Dari pembahasan yang ada pada sub bab 4.1 dapat dilihat mengenai kondisi keuangan calon debitur pada tahun dasar dengan memperhatikan tabel berikut ini :

Tabel 4.2

Analisis Rasio Keuangan PT. BINTANG pada tahun 2007

Jenis Rasio Nilai Rasio Evaluasi 1. Rasio Likuiditas

Current Ratio 1,96

Likuiditas Baik

2. Rasio Leverage

Rasio hutang terhadap modal

0,79

Leverage Baik

3. Rasio Keuntungan Profit Margin

Return On Invesment

7% 5%

Keuntungan cukup baik

4. Rasio Aktivitas

Assets Turn Over 0,07 kali

Aktivitas kurang baik

Sumber : Data Bank

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa kondisi keuangan PT. BINTANG dinilai sehat pada tahun dasar. Hal ini dapat dilihat pada rata-rata evaluasi seluruh analisa rasio yang dinilai baik, kecuali untuk rasio aktivitas. Rasio


(65)

60

aktivitas yang kurang baik ini menunjukkan bahwa manajemen PT. BINTANG kurang efisien dalam memanfaatkan assets yang dimilikinya. Selain melihat analisa rasio keuangan pada tahun dasar, pihak bank juga memperhatikan peningkatan maupun penurunan. Meningkat atau menurunnya rasio keuangan ini dapat dilihat pada tabel trend analisa rasio keuangan berikut ini :

Tabel 4.3

Trend analisa kredit keuangan PT. BINTANG

Jenis rasio Nilai Rasio Evaluasi

2007 2006 2005 2004 2003 2002 1. Rasio Likuiditas

Current ratio 1,96 2,07 2,86 3,39 4,74 6,61 Meningkat 2. Rasio Leverage

Rasio hutang terhadap modal

0,794 0,72 0,63 0,55 0,35 0,25 Meningkat

3. Rasio Keuntungan Profit Margin Return on investment

0,07 0,05 0,07 0,06 0,08 0,7 0,12 0,11 0,17 0,13 0,19 0,16 Relatif konstan

4. Rasio Aktivitas

Assets turn over 0,7 0,7 0,7 0,7 0,8 0,8 Relatif konstan Sumber : Data Bank


(66)

61

Setelah melihat perkembangan analisa rasio perusahaan pada tabel trend analisa rasio, maka penulis melakukan analisis sebagai berikut :

Rasio keuangan PT. BINTANG dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan. Dengan tingkat rasio yang demikian, maka pihak bank menyetujui permohonan kredit yang diajukan oleh PT. BINTANG. Pihak bank memiliki keyakinan bahwa PT. BINTANG akan mampu melunasi cicilan kredit berikut bunganya di masa yang akan datang.

Dari ilustrasi yang sudah penulis kemukakan diatas, dapat dilihat bahwa analisa rasio keuangan merupakan salah satu alat pendukung yang penting bagi pihak bank untuk menentukan menerima atau menolak permohonan kredit suatu perusahaan. Pengaruh ini digambarkan dengan peningkatan maupun penurunan terhadap rasio keuangan perusahaan. Jika rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun cenderung mengalami kenaikan, maka pihak bank akan menerima permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur. Sebaliknya jika rasio keuangan cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun maka pihak bank menolak permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur.


(67)

62

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelaahan secara teori dan hasil penelitian yang dilaksanakan terhadap masalah yang diteliti dalam tugas akhir ini, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam melakukan pemberian kredit, Bank Tabungan Negara melakukan analisis terhadap laporan keuangan calon debiturnya. Salah satu analisis keuangan yang digunakan adalah analisis terhadap rasio keuangan.

Dengan menyelenggarakan analisis rasio keuangan untuk mengevaluasi pemberian kredit, pihak kreditur akan merasa aman dalam memberikan dana pinjamannya pada debitur.

2. Untuk mengetahui hasil analisis rasio keuangan calon debitur ,Bank menggunakan jenis rasio seperti Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas dan Rasio Profitabilitas. Setelah melakukan perhitungan terhadap rasio keuangan, maka bank dapat mengambil keputusan untuk menerima ataupun menolak permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur.


(68)

63

5.2 Saran

Pada bagian akhir dalam penulisan tugas akhir ini, penulis mencoba memberikan saran sebagaimana pemikiran ke arah yang lebih baik, sebagai berikut :

1. Pengaruh analisa rasio keuangan yang didasarkan atas laporan keuangan perusahaan terhadap keputusan pemberian kredit merupakan sebagian kecil yang penulis teliti di Bank Tabungan Negara. Masih banyak analisis lain yang digunakan oleh Bank Tabungna Negara dalam mengevaluasi pemberian kredit, yang dapat dijadikan obyek penelitian lebih lanjut.

2. Perlu mempertimbangkan akan adanya data-data yang menjadi rahasia bank yang tidak dapat diberikan pada peneliti yang akan melakukan penelitian di masa yang akan datang.


(69)

Al. Haryono Jusup. (1987). Dasar-dasar Akuntansi. Jilid 1. edisi ke-3. Liberty. Yogyakarta.

Bambang Riyanto. (1993). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. edisi ke-3. Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada, Yogyakarta.

Hardiwidjaja. (1993). Beberapa Segi Mengenai : Perkreditan. CV. Pionir Jaya. Bandung.

Ikatan Akuntansi Indonesia. (1996). Standar Akuntansi Indonesia. Salemba Empat. Jakarta.

Jopie Jusup. (1998). Analisis Kredit untuk Account Officer. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Moh. Nazir. (1998). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Ruddy Tri Santoso. (1996). Kredit Usaha Perbankan. Andi Offiset. Yogyakarta.

Undang-undang No. 10 th. 1998 tentang Perubahan UU No. 7 th. 1992 tentang Perbankan. Sinar Grafika. Jakarta 1998.

Syafaruddin Alwi. (1983). Alat-alat Analisa Pembelanjaan. BPFE Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.

Thomas Suyatno. (1993). Kelembagaan Perbankan. edisi ke-2. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.


(70)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI :

1. Nama lengkap : Irhamdani Aprili Nugraha 2. NIM : 21508016

3. Agama : Islam

4. Alamat : Jl. Gegerkalong Hilir No. 2 Bandung 40151

PENDIDIKAN :

1. SD : SDN KPAD II BANDUNG 2. SMP : SMPN 26 BANDUNG 3. SMA : SMUN 1 CISARUA


(1)

60

aktivitas yang kurang baik ini menunjukkan bahwa manajemen PT. BINTANG kurang efisien dalam memanfaatkan assets yang dimilikinya. Selain melihat analisa rasio keuangan pada tahun dasar, pihak bank juga memperhatikan peningkatan maupun penurunan. Meningkat atau menurunnya rasio keuangan ini dapat dilihat pada tabel trend analisa rasio keuangan berikut ini :

Tabel 4.3

Trend analisa kredit keuangan PT. BINTANG

Jenis rasio Nilai Rasio Evaluasi

2007 2006 2005 2004 2003 2002 1. Rasio Likuiditas

Current ratio 1,96 2,07 2,86 3,39 4,74 6,61 Meningkat 2. Rasio Leverage

Rasio hutang terhadap modal

0,794 0,72 0,63 0,55 0,35 0,25 Meningkat

3. Rasio Keuntungan Profit Margin Return on investment

0,07 0,05 0,07 0,06 0,08 0,7 0,12 0,11 0,17 0,13 0,19 0,16 Relatif konstan

4. Rasio Aktivitas

Assets turn over 0,7 0,7 0,7 0,7 0,8 0,8 Relatif konstan Sumber : Data Bank


(2)

61

Setelah melihat perkembangan analisa rasio perusahaan pada tabel trend analisa rasio, maka penulis melakukan analisis sebagai berikut :

Rasio keuangan PT. BINTANG dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan. Dengan tingkat rasio yang demikian, maka pihak bank menyetujui permohonan kredit yang diajukan oleh PT. BINTANG. Pihak bank memiliki keyakinan bahwa PT. BINTANG akan mampu melunasi cicilan kredit berikut bunganya di masa yang akan datang.

Dari ilustrasi yang sudah penulis kemukakan diatas, dapat dilihat bahwa analisa rasio keuangan merupakan salah satu alat pendukung yang penting bagi pihak bank untuk menentukan menerima atau menolak permohonan kredit suatu perusahaan. Pengaruh ini digambarkan dengan peningkatan maupun penurunan terhadap rasio keuangan perusahaan. Jika rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun cenderung mengalami kenaikan, maka pihak bank akan menerima permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur. Sebaliknya jika rasio keuangan cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun maka pihak bank menolak permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur.


(3)

62

Berdasarkan penelaahan secara teori dan hasil penelitian yang dilaksanakan terhadap masalah yang diteliti dalam tugas akhir ini, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam melakukan pemberian kredit, Bank Tabungan Negara melakukan analisis terhadap laporan keuangan calon debiturnya. Salah satu analisis keuangan yang digunakan adalah analisis terhadap rasio keuangan.

Dengan menyelenggarakan analisis rasio keuangan untuk mengevaluasi pemberian kredit, pihak kreditur akan merasa aman dalam memberikan dana pinjamannya pada debitur.

2. Untuk mengetahui hasil analisis rasio keuangan calon debitur ,Bank menggunakan jenis rasio seperti Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas dan Rasio Profitabilitas. Setelah melakukan perhitungan terhadap rasio keuangan, maka bank dapat mengambil keputusan untuk menerima ataupun menolak permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur.


(4)

63

5.2 Saran

Pada bagian akhir dalam penulisan tugas akhir ini, penulis mencoba memberikan saran sebagaimana pemikiran ke arah yang lebih baik, sebagai berikut :

1. Pengaruh analisa rasio keuangan yang didasarkan atas laporan keuangan perusahaan terhadap keputusan pemberian kredit merupakan sebagian kecil yang penulis teliti di Bank Tabungan Negara. Masih banyak analisis lain yang digunakan oleh Bank Tabungna Negara dalam mengevaluasi pemberian kredit, yang dapat dijadikan obyek penelitian lebih lanjut.

2. Perlu mempertimbangkan akan adanya data-data yang menjadi rahasia bank yang tidak dapat diberikan pada peneliti yang akan melakukan penelitian di masa yang akan datang.


(5)

Bambang Riyanto. (1993). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. edisi ke-3. Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada, Yogyakarta.

Hardiwidjaja. (1993). Beberapa Segi Mengenai : Perkreditan. CV. Pionir Jaya. Bandung.

Ikatan Akuntansi Indonesia. (1996). Standar Akuntansi Indonesia. Salemba Empat. Jakarta.

Jopie Jusup. (1998). Analisis Kredit untuk Account Officer. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Moh. Nazir. (1998). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Ruddy Tri Santoso. (1996). Kredit Usaha Perbankan. Andi Offiset. Yogyakarta.

Undang-undang No. 10 th. 1998 tentang Perubahan UU No. 7 th. 1992 tentang Perbankan. Sinar Grafika. Jakarta 1998.

Syafaruddin Alwi. (1983). Alat-alat Analisa Pembelanjaan. BPFE Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.

Thomas Suyatno. (1993). Kelembagaan Perbankan. edisi ke-2. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI :

1. Nama lengkap : Irhamdani Aprili Nugraha

2. NIM : 21508016

3. Agama : Islam

4. Alamat : Jl. Gegerkalong Hilir No. 2 Bandung 40151

PENDIDIKAN :

1. SD : SDN KPAD II BANDUNG

2. SMP : SMPN 26 BANDUNG

3. SMA : SMUN 1 CISARUA