Pengaruh Analisis Rasio Keuangan Terhadap Pemberian Kredit Modal Kerja Jangka Menengah Pada PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Puteri Hijau, Medan

(1)

SKRIPSI

PENGARUH ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA JANGKA MENENGAH PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA,Tbk CABANG PUTERI HIJAU MEDAN

O L E H

NAMA : ROSANI PURBA

NIM : 050503152

PROGRAM STRATA 1 AKUNTANSI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Analisis Rasio Keuangan Terhadap Pemberian Kredit Modal Kerja Jangka Menengah Pada PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Puteri Hijau, Medan” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 10 Januari 2011 Yang membuat pernyataan,

Rosani Purba NIM : 050503152


(3)

KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera

Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hikmat, kekuatan dan berkatNya, penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Adapun skripsi ini berjudul “Pengaruh Analisis Rasio Keuangan Terhadap

Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja Jangka Menengah Pada PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Puteri Hijau, Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun cara penyajiannya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Namun demikian, penulis akan tetap berusaha memperbaiki diri lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Penulis telah mendapat bantuan dan bimbingan baik berupa moril maupun materil dari berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini, maka pada kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Kedua orangtuaku yang terkasih dan tercinta, Ayahanda R. Purba dan Ibunda M. Saragih atas doa, kasih sayang, motivasi, dukungan moril dan materil buat penulis. Semoga penulis selalu bisa memberikan yang terbaik untuk kalian berdua.

2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Firman Syarief, SE, Ak, Msi dan Ibu Mutia Ismail, SE, Ak, MM, selaku Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas


(4)

4 Ibu Dra. Nurzaimah, MM selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. M. Utama, MM dan Drs. Chairul Nazwar, selaku dosen pembanding/penguji yang telah banyak memberikan kritik dan sarannya bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membagikan ilmu selama masa perkuliahan.

7. Adikku yang tersayang : Eka Susiyanti Purba. Terimakasih buat doa, kebaikan dan kesediaan adinda dalam membantu penyelesaian skripsi ini.

8. Pemimpin dan karyawan PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Puteri Hijau Medan, terutama kepada Bapak Juni hutauruk selaku Kepala Supervisor Administrasi Kredit atas kesempatan disela kesibukannya memberikan waktu yang sangat cukup bagi penulis untuk melakukan riset ini.

9. Teman-teman di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya Jurusan Akuntansi Stambuk 2005 yang tidak dapat dituliskan satu persatu, atas kebersamaan dalam mengiringi perjalanan panjang menuju perjuangan dan kehidupan baru.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaaan yang bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 10 Januari 2011 Penulis


(5)

ABSTRAK

Rosani Purba (050503152), “Pengaruh Analisis Rasio Keuangan Dalam Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja Pada PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Puteri Hijau, Medan”.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh analisis rasio keuangan debitur secara individu (parsial) terhadap pemberian kredit Pada PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Puteri Hijau Medan. Penelitian ini dilakukan terhadap 30 sampel yang masih menerima pinjaman kredit modal kerja jangka menengah periode Januari 2006 sampai Januari 2008.

Pemberian kredit dalam hal ini diperoleh melalui perhitungan kebutuhan modal kerja dari debitur-debitur yang digunakan sebagai variabel dependen. Sedangkan analisis rasio keuangan debitur pada penelitian ini menggunakan analisis rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Pada rasio likuiditas parameternya adalah working capital to total asset ratio, current ratio, dan quick ratio. Rasio leverage parameternya adalah debt to equity ratio. Rasio aktivitas parameternya adalah account recevaible turn over. Rasio profitabilitas parameternya adalah net profit margin dan return on investment. Ketujuh parameter tersebut merupakan variable independen dalam penelitian ini.

Model analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh analisis rasio keuangan debitur terhadap pemberian kredit adalah model regresi berganda. Penulis menggunakan program SPSS amos 16.0 untuk menganalisis data. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji signifikansi parsial (uji t) dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya account receivable turn over yang berpengaruh terhadap pemberian kredit secara parsial, sedangkan working capital to total asset ratio, current ratio, debt to equity ratio, dan return on investment secara individu (parsial) tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit.

Kata Kunci : Kredit Modal Kerja (KMK), Rasio-rasio keuangan { Working Capital To Total Asset Ratio (WC/TA), Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Account Recevaible Turn Over (ARTO), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), dan Return On Investment (ROI)}.


(6)

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyss and explain the influence of debtor financial analysis ratio in individual (partial) way to credit distribution in PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Puteri Hijau, Medan. This research is done to 30 sample which still received middle term of working capital credit from Januari 2006 until Januari 2008.

The distribution credit in this case, through the calculation of debtor working capital needs, used as dependent variable. Debtor financial analysis ratio uses financial analysis ratio that is Liquidity Ratio, Leverage Ratio, Activity Ratio, and Profitability Ratio. In Liquidity ratio, the parameter are Working Capital To Total Asset Ratio, Current Ratio and Quick Ratio. Parameter of Leverage ratio is Debt to equity ratio. Parameter of Activity ratio is Account Raceivable Turn Over. Parameter of Profitability ratio are Net Profit Margin and Return On Investment. Those seventh parameter are independen variable.

Analysis model that is used to view the influence of debtor financial analysis ratio to credit distribution is Doubled Regression Model. Researcher uses amos 16.0 to analyss data. Hypothesis testing is done with partial signification test (uji t) from independen variable to dependen variable.

The result of this research show that only Account Recevaible Turn Over that has influence to credit distribution in partial method, but Working capital to total asset ratio, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Return On Investment have no influence to credit distribution in partial way.

Keyword : Working Capital Credit (KMK), Rasio-rasio keuangan { Working capital to total asset ratio (WC/TA), Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Account Recevaible Turn Over (ARTO), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), dan Return On Investment (ROI)}.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

KATA PENGANTAR... ii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah... 1

2. Batasan Masalah... 3

3. Perumusan Masalah... 4

4. Tujuan Penelitian... 4

5. Manfaat Penelitian... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan... 6

2. Analisis Laporan Keuangan... 9

3. Rasio Keuangan... 13

4. Jenis-jenis Rasio Keuangan... 14

5. Kredit... 19


(8)

8. Fungsi dan tujuan pemberian kredit... 25

9. Prosedur pemberian kredit... 26

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu... 30

C. Kerangka Konseptual... 31

D. Hipotesis Penelitian... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian... 33

B. Populasi dan Sampel Penelitian... 33

C. Jenis dan Sumber Data... 34

D. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 35

E. Metode Penganalisaan Data... 37

F. Jadwal dan Lokasi Penelitian... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Puteri Hijau, Medan 1. Sejarah Ringkas Bank... 39

2. Jenis-Jenis Kredit Yang Disalurkan Oleh Bank... 42

3. Prosedur Pemberian Kredit Oleh Bank... 50

B. Analisis Hasil penelitian 1. Analisis Terhadap Laporan Keuangan Debitur... 61

2. Analisis Statistik Bank Rakyat Indonesia... 65

C. Pembahasan Hasil Statistik... 80


(9)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 86

B. Keterbatasan Penelitian... 87

C. Saran... 88

DAFTAR PUSTAKA... 89


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 4.1 Dokumen Persyaratan Kredit... 51

Tabel 4.2 Rasio-Rasio Keuangan dan

Kebutuhan Modal Kerja Rata-rata... 64 Tabel 4.3 Working Capital To Total Asset Ratio,

Current Ratio, Quick Ratio, Account Receivable Turn Over,

Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin

dan Return On Investment……… 66

Tabel 4.4 Model Summary………. 72


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. LAMPIRAN JUDUL LAMPIRAN HALAMAN

Lampiran 1 Rasio-rasio keuangan dan kebutuhan


(12)

ABSTRAK

Rosani Purba (050503152), “Pengaruh Analisis Rasio Keuangan Dalam Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja Pada PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Puteri Hijau, Medan”.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh analisis rasio keuangan debitur secara individu (parsial) terhadap pemberian kredit Pada PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Puteri Hijau Medan. Penelitian ini dilakukan terhadap 30 sampel yang masih menerima pinjaman kredit modal kerja jangka menengah periode Januari 2006 sampai Januari 2008.

Pemberian kredit dalam hal ini diperoleh melalui perhitungan kebutuhan modal kerja dari debitur-debitur yang digunakan sebagai variabel dependen. Sedangkan analisis rasio keuangan debitur pada penelitian ini menggunakan analisis rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Pada rasio likuiditas parameternya adalah working capital to total asset ratio, current ratio, dan quick ratio. Rasio leverage parameternya adalah debt to equity ratio. Rasio aktivitas parameternya adalah account recevaible turn over. Rasio profitabilitas parameternya adalah net profit margin dan return on investment. Ketujuh parameter tersebut merupakan variable independen dalam penelitian ini.

Model analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh analisis rasio keuangan debitur terhadap pemberian kredit adalah model regresi berganda. Penulis menggunakan program SPSS amos 16.0 untuk menganalisis data. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji signifikansi parsial (uji t) dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya account receivable turn over yang berpengaruh terhadap pemberian kredit secara parsial, sedangkan working capital to total asset ratio, current ratio, debt to equity ratio, dan return on investment secara individu (parsial) tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit.

Kata Kunci : Kredit Modal Kerja (KMK), Rasio-rasio keuangan { Working Capital To Total Asset Ratio (WC/TA), Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Account Recevaible Turn Over (ARTO), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), dan Return On Investment (ROI)}.


(13)

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyss and explain the influence of debtor financial analysis ratio in individual (partial) way to credit distribution in PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Puteri Hijau, Medan. This research is done to 30 sample which still received middle term of working capital credit from Januari 2006 until Januari 2008.

The distribution credit in this case, through the calculation of debtor working capital needs, used as dependent variable. Debtor financial analysis ratio uses financial analysis ratio that is Liquidity Ratio, Leverage Ratio, Activity Ratio, and Profitability Ratio. In Liquidity ratio, the parameter are Working Capital To Total Asset Ratio, Current Ratio and Quick Ratio. Parameter of Leverage ratio is Debt to equity ratio. Parameter of Activity ratio is Account Raceivable Turn Over. Parameter of Profitability ratio are Net Profit Margin and Return On Investment. Those seventh parameter are independen variable.

Analysis model that is used to view the influence of debtor financial analysis ratio to credit distribution is Doubled Regression Model. Researcher uses amos 16.0 to analyss data. Hypothesis testing is done with partial signification test (uji t) from independen variable to dependen variable.

The result of this research show that only Account Recevaible Turn Over that has influence to credit distribution in partial method, but Working capital to total asset ratio, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Return On Investment have no influence to credit distribution in partial way.

Keyword : Working Capital Credit (KMK), Rasio-rasio keuangan { Working capital to total asset ratio (WC/TA), Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Account Recevaible Turn Over (ARTO), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), dan Return On Investment (ROI)}.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perbankan merupakan salah satu alat pertumbuhan ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari pembangunan di Indonesia.

Menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998, “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.”

Dalam hal fungsinya sebagai salah satu badan penyedia dana dan pembiayaan pembangunan, antara lain dilakukan melalui kegiatan penyaluran kredit dan investasi.

Kegiatan pemberian kredit ini membantu calon debitur mengatasi kekurangan modal dalam mengelola bisnisnya. Pemberian kredit merupakan aktivitas paling pokok dari perbankan sebagai akibat dari salah satu fungsi intermediasi bank, namun resikonya macet juga besar akibat adanya masa yang memisahkan antara waktu pemberian kredit dan pengembaliannya. Oleh sebab itulah, manajemen bank harus mengelolanya dengan prinsip kehati-hatian (prudential banking). Sebagai aplikasinya, bank mengembangkan suatu proses seleksi atas semua proposal permohonan kredit yang diterimanya.

Analisis laporan keuangan nasabah merupakan salah satu cara untuk mengetahui kelayakan nasabah memperoleh kredit.

Analisis laporan keuangan adalah metode yang digunakan oleh manajemen bisnis perbankan untuk menilai keadaan yang telah lalu, saat ini, dan proyeksi di waktu yang akan datang dan kinerja perusahaan yang mengajukan aplikasi kredit.


(15)

Dengan melakukan analisis laporan keuangan, bank akan mengetahui posisi keuangan, kinerja, dan perkembangan usaha debitur yang akan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar bunga dan pengembalian pokok pinjaman pada saat jatuh tempo. Salah satu bentuk yang umum dalam analisis laporan keuangan adalah analisis rasio keuangan.

Menurut Harahap (2008:297), ”Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.”

Dengan dilakukannya analisis rasio keuangan, kreditur dapat memperoleh pertimbangan yang tepat dalam pemberian kredit dan dapat mengukur kemampuan debitur untuk membayar hutang sehingga kredit bermasalah (non performing loan) dapat dihindari.

Perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Bank Rakyat Indonesia yang merupakan bank milik pemerintah dan berfungsi sebagai bank umum (bank komersial) yang menghimpun dan menyalurkan kredit melalui program berbagai jenis kredit. Bank Rakyat Indonesia menerapkan suatu proses seleksi untuk menyaring setiap proposal kredit sebelum pengambilan keputusan pemberian kredit. Analisis dilakukan terhadap laporan keuangan debitur yang terdiri dari Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Neraca. Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

Melihat banyaknya jenis kredit yang diberikan oleh Bank Rakyat Indonesia, maka penulis membatasi ruang lingkup penulisan pada pemberian kredit modal kerja jangka menengah, yaitu kredit yang memiliki jangka waktu antara 1-3 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di salah satu cabang Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Puteri Hijau Medan, untuk mengetahui pengaruh analisis rasio keuangan yang diterapkan Bank Rakyat Indonesia


(16)

Keuangan Terhadap Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja Jangka Menengah Pada Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Puteri Hijau Medan.

B. Batasan Masalah

Dalam menganalisis kondisi keuangan debitur, penulis menggunakan 2(dua) laporan keuangan, yaitu Laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi 2 tahun terakhir. Dalam pengujiannya, penelitian ini menggunakan rasio-rasio keuangan yang terdiri dari Rasio Likuiditas berupa Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Rasio Aktivitas berupa Working

Capital Turn Over (WCTO), Account Receivable Turn Over (ARTO), Rasio Leverage berupa Debt To Equity Ratio (DER), Rasio Profitabilitas berupa Net Profit Margin (NPM) dan Return On Investment(ROI). Sedangkan pemberian kredit modal kerja jangka menengah yang

diberikan kepada kreditur digunakan sebagai variabel independen.

C. Perumusan Masalah

Sehubungan dengan uraian diatas, maka penulis mencoba merumuskan apa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini, yakni sebagai berikut :

“Apakah Current Ratio, Quick Ratio, Working Capital Turn Over, Account Receivable Turn

Over, Debt To Equity Ratio, Net Profit Margin dan Return On Investment berpengaruh

terhadap pemberian kredit modal kerja jangka menengah?”.

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini

adalah : Untuk mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh signifikansi antara Current Ratio, Quick Ratio, Working Capital Turn Over, Account Receivable Turn Over, Debt To


(17)

Equity Ratio, Net Profit Margin dan Return On Investment terhadap pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja jangka menengah.

Manfaat penelitian

Berdasarkan tujuan tersebut, maka manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat dalam memperluas wawasan dan pengetahuan penulis tentang sistem perbankan di bidang analisis rasio keuangan dalam pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja

2. Bagi Bank Rakyat Indonesia, Tbk penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau masukan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan pemberian kredit.

3. Bagi peneliti berikutnya khususnya almamater Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian sejenis.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis

1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan

Pada pengajuan kredit, bank tentu akan meminta laporan keuangan (financial

statement) perusahaan, baik untuk debitur perorangan maupun perusahaan.

Tujuannya adalah agar bank mengetahui kondisi keuangan, posisi dan kinerja operasi perusahaan. Bank ingin mengetahui tingkat penjualan, laba, ekuitas, sampai posisi keuangan perusahaan pada periode tertentu secara menyeluruh. Semua hal ini tercermin dalam laporan keuangan.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2002:2)

Laporan keuangan adalah Bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi Laporan Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Posisi Keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan

Ada lima laporan keuangan yang biasa digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan menurut Ridwan (2002:69) yaitu :

1) Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi (income statement) adalah laporan mengenai penghasilan (revenue), biaya (expense), dan laba/rugi yang diperoleh suatu perusahaan dalam periode tertentu.

2) Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal (statement of owner’s capital) adalah laporan yang menggambarkan perubahan modal awal, ditambah selisih laba bersih terhadap


(19)

prive dan menghasilkan modal akhir yang akan dicantumkan dalam laporan neraca.

3) Laporan Neraca

Laporan neraca (balance sheet) adalah laporan mengenai aktiva, hutang dan modal dari perusahaan tertentu pada suatu periode tertentu.

4) Laporan Arus Kas

Laporan arus kas (cash flow) adalah laporan yang menunjukkan aliran kas dalam bentuk operasi, investasi dan pendanaan dalam perusahaan selama periode tertentu.

5) Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan Atas Laporan Keuangan (notes to financial statement) adalah Laporan mengenai perubahan-perubahan metode akuntansi yang digunakan dalam tahun berjalan dibandingkan dengan periode sebelumnya.

b. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang telah disusun oleh perusahaan berguna sebagai

media komunikasi finansial bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan untuk pengambilan keputusan keuangan.

Menurut Accounting Principles Board Statement no 4, tujuan laporan keuangan adalah:

1) Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan-perubahan lainnya dalam posisi keuangan.


(20)

a) Memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai sumber daya ekonomi dan kewajiban perusahaan bisnis.

b) Untuk dapat memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai perubahan dalam sumber daya bersih dan aktivitas perusahaan bisnis yang diarahkan untuk memperoleh laba.

c) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengestimasi potensi penghasilan bagi perusahaan

d) Untuk memberikan informasi lain yang dibutuhkan mengenai perubahan dalam sumber daya ekonomi dan kewajiban.

e) Untuk mengungkapkan informasi lain yang relevan terhadap kebutuhan pengguna laporan.

3) Tujuan kualitatif dari laporan keuangan adalah:

a) Relevansi, yang artinya pemilihan informasi yang memiliki kemungkinan paling besar untuk memberikan bantuan kepada para pengguna dalam keputusan ekonomi mereka.

b) Dapat dimengerti, yang artinya tidak hanya informasi tersebut harus jelas, tetapi para pengguna juga harus memahaminya.

c) Dapat diverifikasi, yang artinya hasil akuntansi dapat didukung oleh pengukuran-pengukuran yang independen, dengan menggunakan metode-metode pengukuran yang sama.

d) Netralitas, yang artinya informasi akuntansi ditujukan kepada kebutuhan umum dari pengguna, bukannya kebutuhan-kebutuhan tertentu dari pengguna-pengguna yang spesifik.


(21)

e) Ketepatan waktu, yang artinya komunikasi informasi secara lebih awal, untuk menghindari adanya keterlambatan atau penundaan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

f) Komparabilitas (daya banding), yang secara tidak langsung berarti perbedaan-perbedaan yang terjadi seharusnya bukan diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan perlakuan akuntansi keuangan yang diterapkan.

g) Kelengkapan, yang artinya adalah telah dilaporkannya seluruh informasi yang secara wajar memenuhi persyaratan dari tujuan kualitatif lainnya.

2. Analisis Laporan Keuangan

a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Salah satu tugas penting manajemen perusahaan adalah menganalisis laporan keuangan perusahaan. Bagi bisnis perbankan hasil analisis ini dapat dijadikan parameter untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kredit dan bunga pada saat kredit jatuh tempo.

Menurut Harahap (2008:190), pengertian Analisis Laporan Keuangan adalah :

Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengikuti kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat

b. Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh suatu perusahaan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut dianalisa lebih lanjut sehingga akan diperoleh


(22)

Tujuan analisis laporan keuangan menurut Bernstein (1983: 103) adalah : 1. Screening

Analisis dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger.

2. Forecasting

Analisis dilakukan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang.

3. Diagnosis

Analisis dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi keuangan atau masalah lain.

4. Evaluasi

Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi, dll. Menurut Harahap (2008:195), tujuan analisis laporan keuangan adalah :

1) Dapat memberikan informasi yang lebih luas dan lebih dalam daripada yang terdapat dalam laporan keuangan biasa.

2) Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (ekplisit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implisit). 3) Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.

4) Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.

5) Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat dilapangan seperti prediksi, peningkatan (rating).

6) Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan yaitu :

 Prestasi perusahaan

 Proyeksi keuangan perusahaan

 Menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang

 Melihat komposisi struktur keuangan dan arus dana.

7) Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.

8) Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.


(23)

c. Teknik Analisis Laporan Keuangan

Banyak teknik yang dapat dilakukan untuk menganalisis laporan keuangan antara lain : Analisis laporan keuangan perbandingan (comparatif), Analisis laporan keuangan common size, Analisis tren, Analisis rasio keuangan, dll.

1) Analisis laporan keuangan perbandingan (comparatif), adalah metode dan teknik analisis dengan membangdingkan laporan keuangan untuk 2 (dua) periode atau lebih untuk satu perusahaan, dengan membandingkan :

- Data absolute atau jumlah-jumlah dalam rupiah - Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah - Kenaikan atau penurunan dalam persentase - Persentase dari total

Analisis dengan metode ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi, dan perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih lanjut.

2) Analisis laporan keuangan common size, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan struktur biaya yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualan. Analisis laporan keuangan common

size berguna dalam memahami pembentuk internal laporan keuangan.

Analisis common size menekankan pada 2 faktor yaitu :

 Sumber pendanaan termasuk distribusi pendanaan antara kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar, dan ekuitas.

 Komposisi aktiva termasuk jumlah untuk masing- masing aktiva lancar dan aktiva tidak lancar.


(24)

3) Analisis trend, adalah suatu metode atau teknik análisis untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangan suatu perusahaan, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik dan bahkan turun.

4) Analisis rasio keuangan, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tententu dalam neraca dan laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.

3. Rasio Keuangan

Menurut Harahap (2008:36), “Analisis Rasio Keuangan adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca dan laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut”.

4. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Secara umum, rasio keuangan dibagi menjadi 5 golongan :

RASIO LIKUIDITAS, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya tepat pada waktunya.

Rasio-rasio yang digunakan dalam mengukur tingkat likuiditas perusahaan adalah : a. Current Ratio (CR)

CR = Current Asset x 100% Current Liabilities

Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar penbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio


(25)

lancar yang lebih aman adalah jika berada diatas 1 atau diatas 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh diatas jumlah hutang lancar.

b. Cash Ratio

Cash Ratio = Cash + Marketable Securities x 100%

Current Liabilities

Rasio ini mengukur jumlah yang diberikan oleh kas yang tersedia di perusahaan, di bank serta surat-surat berharga untuk membayar kewajiban lancar. Semakin besar komposisi pos tersebut berarti semakin likuid suatu perusahaan.

c. Quick Ratio (QR)

QR = Current Assets – Inventory x 100 %

Current Liabilities

Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas.

RASIO LEVERAGE, yaitu rasio yang menunjukkan sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini juga menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk membayar semua kewajiban.

Rasio yang paling banyak digunakan untuk menghitung rasio leverage perusahaan adalah Debt to Equity Ratio.


(26)

DER = Total Debt x 100% Total Equity

RASIO AKTIVITAS, yaitu rasio yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya.

Rasio-rasio yang umum digunakan adalah : a. Working Capital Turn Over (WCTO)

WCTO = Net Sales x 1 kali Current Assets - Current Liabilities

b. Total Assets Turn Over (TATO) TATO = Net Sales x 1 kali

Total Assets

Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.

c. Fixed Asset Turn Over

Fixed Asset Turn Over = Net Sales x 1 kali

Fixed Assets

Rasio ini menunjukkan berapa kali nilai aktiva berputar bila diukur dari volume penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya kemampuan aktiva tetap menghasilkan penjualan tinggi.


(27)

d. Account Receivable Turn Over (ARTO) ARTO= Credit Sales : Account Receivable

Rasio ini menunjukkan berapa cepat penagihan piutang. Semakin besar hasil dari rasio ini semakin baik sebab proses penagihan piutang dilakukan dengan cepat. Atau dengan kata lain jumlah cepatnya perputaran piutang dalam 1 tahun.

e. Inventory Turn Over (ITO)

ITO = Cost Of Goods Sold : Inventory

Rasio ini menunjukkan berapa kali persediaan barang perusahaan berputar dalam setahun.

f. Account Payable Turn Over

Account Payable Turn Over = Net Purchase : Account Payable

Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa kali utang dagang diputar per tahun dan menunjukkan berapa kali perusahaan membayar utangnya kepada pemasok dalam setahun.

RASIO PROFITABILITAS

Rasio profitabilitas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba untuk para pemegang saham rasio ini dan menunjukkan tingkat pendapatan mereka dalam investasi.

Rasio-rasio profitabilitas antara lain : a. Gross Profit Margin


(28)

Rasio ini menunjukkan berapa persen keuntungan yang dicapai dengan menjual produk. Rasio ini mengindikasikan 3 hal yaitu : efisiensi, harga jual dan pengendalian persediaan.

b. Net Profit Margin

Net Profit Margin = (Net Income : Sales) x 100 %

Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.

c. Return On Investment (ROI)

ROI= (Net Income : Total Asset) x 100 %

Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh investasi yang telah dilakukan atau menunjukkan berapa laba yang diperoleh atas setiap Rp. 1 investasi yang dilakukan.

d. Return On Equity (ROE)

ROE = (Net Income : Total Equity) x 100 %

Rasio ini mengukur besar pengembalian yang diperoleh pemilik bisnis untuk mengukur keberhasilan bisnis dalam memperkaya pemegang saham.

5. Kredit

Menurut asal mulanya kredit berasal dari bahasa yunani, credere yang artinya adalah kepercayaan. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Pasal, 1 Ayat 1, “Kredit adalah penyediaan utang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak


(29)

peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.”

6. Unsur-Unsur Kredit

Ada 4 (empat) unsur- unsur kredit yaitu :

a. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya akan diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.

b. Waktu, yaitu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dan kontraprestasi yang diterima di masa yang akan datang.

c. Degree of risk, yaitu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari jangka waktu

yang memisahkan antara pemberi prestasi dan kontraprestasi yang akan diterima di kemudian hari.

d. Prestasi atau objek dari kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang tetapi juga dalam bentuk barang atau jasa.

7. Jenis-Jenis Kredit

Secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh bank dapat dilihat dari berbagai segi antara lain:

Menurut Kegunaan

a. Kredit Investasi

Kredit Investasi yaitu kredit yang ditujukan untuk pembiayaan modal tetap, yaitu peralatan produksi, gedung dan mesin-mesin atau untuk membiayai rehabilitasi dan ekspansi.

b. Kredit Modal Kerja


(30)

c. Kredit Profesi

Kredit Profesi yaitu kredit yang digunakan untuk kepentingan profesi nasabah.

Menurut Waktu

a. Kredit Jangka Pendek

Kredit Jangka Pendek yaitu kredit yang jangka waktu pengembaliannya maksimum 1 tahun. b. Kredit Jangka Menengah

Kredit jangka menengah yaitu kredit yang jangka waktunya pengembaliannya antara 1-3 tahun.

c. Kredit Jangka Panjang

Kredit jangka panjang yaitu kredit yang jangka waktu pengembaliannya lebih dari 3 tahun.

Menurut Jaminan

a. Kredit Dengan jaminan

Kredit dengan jaminan yaitu kredit yang diberikan dengan suatu jaminan bahwa debitur dapat melunasi hutangnya.

b. Kredit Tanpa Jaminan

Kredit tanpa jaminan yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu.

Menurut sektor yang dibiayai

Dari sektor yang dibiayai oleh bank, macam kredit adalah kredit perdangangan, kredit pemborong, kredit perindustrian, kredit peternakan, kredit perhotelan, kredit pertanian, kredit percetakan, dll.


(31)

Menurut penggunaan dana

a. Kredit yang hanya digunakan satu kali disebut juga sebagai non revolving credit (kredit tidak berputar). Begitu pokok pinjaman dilunasi, kredit tersebut tidak dapat dimanfaatkan lagi.

b. Kredit yang pemakaian pokok pinjamannya dapat berubah-ubah

Pada saat yang dibutuhkan kredit dapat ditarik, dan setelah tidak dibutuhkan dapat dilunasi. Pinjaman kredit ini disebut revolving credit (kredit berputar).

Menurut lembaga pemberi penerima kredit

a. Kredit Perbankan

Kredit Perbankan yaitu kredit yang diberikan oleh bank pemerintah atau swasta kepada dunia usaha guna membiayai permodalan atau kredit kepada individu untuk membiayai kebutuhan berupa barang dan jasa.

b. Kredit Likuiditas

Kredit Likuiditas yaitu kredit yang diberikan oleh bank sentral kepada bank-bank yang beroperasi di Indonesia, yang kemudian digunakan sebagai dana untuk membiayai kegiatan perkreditannya.

Menurut tujuan penggunaan

a. Kredit Konsumsi

Kredit Konsumsi yaitu kredit yang diberikan bank pemerintah atas swasta kepada perseorangan untuk membiayai konsumsi sehari-hari.


(32)

b. Kredit Produktif meliputi Kredit Investasi dan Kredit Eksploitasi

Kredit Investasi yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan penanaman modal tetap berupa peralatan produksi, gedung, dan mesin-mesin atau untuk membiayai rehabilitasi dan ekspansi.

Kredit Eksploitasi yaitu kredit yang ditujukan untuk pembiayaan kebutuhan dunia usaha akan modal kerja yang berupa persediaan bahan baku, persediaan produk akhir, barang dalam proses produksi serta piutang dengan jangka waktu yang singkat.

c. Perpaduan antara Kredit Konsumtif dan Kredit Produktif (semi konsumtif dan semi produktif).

Menurut dokumen yang terkait

a. Kredit Ekspor

Kredit Ekspor yaitu bentuk kredit sebagai sumber pembiayaan dari usaha ekspor. Bisa dalam bentuk kredit langsung atau tidak langsung, seperti pembiayaan kredit modal kerja jangka pendek dan kredit investasi untuk jenis industri yang berorientasi ekspor.

b. Kredit Impor

Kredit Impor yaitu bentuk kredit sebagai sumber pembiayaan dari usaha impor.

Menurut segi besar kecilnya aktivitas kegiatan usaha

a. Kredit Kecil

Kredit Kecil yaitu kredit yang diberikan kepada pengusaha yang digolongkan sebagai pengusaha kecil

b. Kredit Menengah

Kredit Menengah yaitu kredit yang diberikan kepada pengusaha yang assetnya lebih besar daripada pengusaha kecil.


(33)

c. Kredit Besar

Kredit Besar yaitu kredit yang diberikan kepada pengusaha yang assetnya lebih besar daripada pengusaha menengah.

Menurut jumlah kreditur

a. Kredit dengan kreditur tunggal,

Kredit dengan kreditur tunggal yaitu kredit yang krediturnya hanya satu orang atau satu badan hukum saja.

b. Kredit Sindikasi

Kredit Sindikasi yaitu kredit dimana pihak kreditur terdiri dari beberapa badan hukum dimana biasanya satu diantara kreditur tersebut bertindak sebagai Lead Creditor.

Fungsi dan Tujuan Pemberian Kredit

Menurut Simorangkir (2000 : 102), fungsi kredit bagi masyarakat ialah : 1. Meningkatkan daya guna uang

2. Meningkatkan peredaran barang dan uang 3. Merupakan salah satu alat stabilitas ekonomi 4. Meningkatkan keinginan berusaha

5. Meningkatkan pemerataan income per kapita 6. Meningkatkan hubungan global

Sedangkan tujuan penyaluran kredit antara lain adalah untuk : 1. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit

2. Menambah modal kerja perusahaan


(34)

8. Prosedur Pemberian Kredit

Prosedur pemberian kredit adalah : Tahapan-tahapan yang harus dilalui sebelum kredit diputuskan untuk dikucurkan.

Menurut Jusuf (2005 : 13), ada 7 (tujuh) tahap proses kredit yang secara umum berlaku di bank, yaitu :

1) Permohonan Kredit

Proses penyaluran kredit dimulai dengan permohonan kredit ke bank yang biasanya berawal dari hasil perbincangan calon debitur dengan

pihak bank atau melalui pengajuan tertulis yang berisi informasi perusahaan yang diberikan kepada bank. Pengajuan tertulis ini disebut dengan Proposal Kredit. Begitu permohonan diterima lisan atau tulisan, bank mulai bekerja melalui investigasi awal. Mereka mulai mencari tahu

tentang diri calon debitur ke berbagai sumber. Apabila segalanya menunjukkan sinyal positing dan bagus, barulah mereka akan melangkah

ke tahap berikutnya. Akan tetapi, bila sebaliknya, maka bank akan menolak permohonan kredit.

2) Pengumpulan Data Usaha dan Peninjauan Jaminan

Jika bank memilai bahwa permohonan kredit layak diproses lebih lanjut, bank akan menghubungi pemohon kredit untuk mengadakan pertemuan. Calon debitur harus memberikan keterangan yang jelas mengenai jaminan yang akan diberikan kepada pihak bank. Misalnya kalau jaminan yang akan diberikan adalah tanah kosong, maka calon debitur harus menunjukkan batas-batas tanah yang jelas. Penilaian jaminan umumnya dilakukan oleh Account Officer (kecuali ditentukan oleh peraturan yang mengharuskan bank memanfaatkan


(35)

jasa penilai independen). Hasilnya dapat diberikan kepada pihak bank sebagai data pembanding.

3) Analisis Kredit

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, Account Officer akan melakukan analisis kredit.

Pada dasarnya, ada 2 golongan data yang dianalisis yaitu :

1. Analisis data kuantitatif, seperti menghitung kredit modal kerja yang dibutuhkan, kemampuan membayar bunga, dan pokok pinjaman, analisis keuangan, dll

2. Analisis data kualitatif, misalnya cara calon debitur menghadapi persaingan, kemampuan manajemen dalam mengelola bisnis, dll.

Menurut Kasmir, (2008 : 92), dalam dunia perbankan prinsip analisis kredit dengan konsep 5C yaitu : character (watak), capacity (kapasitas), capital (modal), condition (kondisi), dan collateral (jaminan).

4) Penyusunan Proposal Kredit

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, bank akan sampai pada kesimpulan kelayakan proposal kredit. Account Officer akan menyusun proposal kredit untuk diajukan ke pejabat kredit yang berwenang agar disetujui.

5) Pengumpulan Data Pelengkap

Apabila proposal kredit dinilai layak untuk dibiayai, bank tentu akan menyetujui proposal tersebut. Calon debitur tersebut akan menerima pemberitahuan dari AO yang mengajukan. Selain itu,calon debitur juga diminta agar segera melengkapi berbagai dokumen


(36)

yang dibutuhkan dalam rangkan realisasi permohonan kredit yang telah disetujui, seperti dokumen jaminan yang asli, kelengkapan data calon debitur dan sebagainya.

6) Pengikatan Kredit dan Pengikatan Jaminan

Pada saat inilah hubungan perkreditan dimulai. Dengan menandatangani perjanjian kredit dan jaminan, bank dan calon debitur menyepakati berbagai hak dan kewajiban yang berkaitan dengan kredit yang akan diberikan bank.

Ada 2 perjanjian yang akan ditandatangani :

 Perjanjian kredit yang berisi berbagai aspek yang berkaitan dengan kredit. Misalnya : jumlah, mata uang, jangka waktu, persyaratan pemberian dana, pembayaran bunga dan pokok, dan sebagainya.

 Perjanjian jaminan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu kredit. Misalnya, pemberian kekuasaan kepada bank untuk menjual mobil apabila terjadi kredit bermasalah, pemasangan hak tanggungan untuk jaminan tanah/bangunan, pengalihan hak tagih, dll.

7) Administrasi Pinjaman

Pekerjaan ini sepenuhnya ada di bank. Yang terjadi adalah bank akan mengusahakan berbagai aspek yang berkaitan dengan pinjaman yang disalurkan. Misalnya : menyimpan jaminan dan dokumennya ditempat yang aman dan tahan api, memasukkan data debitur ke sistem komputer, menghitung bunga, melakukan pemotongan cicilan kewajiban.


(37)

8) Pencairan Dana dan Pembukaan Fasilitas

Setelah semuanya selesai, maka dana dapat dicairkan sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam perjanjian kredit dan bank akan memberikan fasilitas yang dibutuhkan debitur sesuai perjanjian.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa tinjauan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap pemberian kredit modal kerja antara lain :

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Penelitian Variabel Yang

Digunakan

Hasil

Anna Safitri (2009)

Pengaruh Debt To Total Asset Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin dan Return On Investment

Terhadap Penyaluran

Kredit Modal Kerja Pada PT BNI (Persero)Tbk, Medan

Variabel Independen : Debt To Total Asset Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Investment

Variabel Dependen : Penyaluran Kredit Modal Kerja

Debt To Total Asset Ratio secara simultan berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja.

Quick Ratio, Net Profit Margin

dan Return On Investment secara simultan tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja.

Putri Puspita Sari

(2009)

Pengaruh Debt To Equity Ratio Dan Return On Investment Terhadap Pemberian Kredit Modal Kerja Pada PT Bank Mandiri, Tbk Cabang

Variabel Independen : Debt To Equity Ratio dan Return On Equity

Variabel Dependen : Pemberian Kredit

Debt To Equity Ratio dan Return On Equity secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pemberian kredit


(38)

negatif dan signifikan berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit

Variabel Return On Equity secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan berpengaruh terhadap pemberian kredit Putri Natalia

Saragih (2009)

Pengaruh Análisis Laporan Keuangan Sebagai Bahan Pertimbangan Dalam Efektivitas Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja Pada

PT Bank Sumut Pusat

Variabel Independen : Current Ratio, Asset Turn over, Return On Investment dan Return On Equity

Variabel Dependen :

Pemberian Kredit Modal Kerja

Asset Turn Over, dan Return On Investment berpengaruh secara parsial terhadap pemberian kredit modal kerja

Current ratio dan Return On Equity secara parsial tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja


(39)

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis dari tinjauan teori dan peneliti terdahulu serta alasan-alasan logis. Adapun kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Working Capital To Total Asset Ratio (X1)

Current ratio (X2) Quick Ratio

(X3)

Net profit margin (X6)

Debt to equity ratio (X5)

Account Receivable Turn Over (X4)

Pemberian Kredit Modal Kerja

(Y)

Return on Investment (X7)


(40)

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap semua masalah yang diajukan, berdasarkan kerangka konseptual yang dibuat. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Working Capital To Total Asset Ratio, Current Ratio, Quick Ratio, Account Receivable Turn Over, Debt To Equity Ratio, Net Profit Margin dan Return On Investment secara parsial berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja jangka menengah.


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah desain kausal, yaitu untuk mengetahui hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel laninnya atau bagaimana satu variabel mempengaruhi variabel lainnya. (Umar, 2003:63)

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : Objek/subjek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2004:72)

Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang mengajukan permohonan kredit modal kerja jangka menengah ke PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Puteri Hijau, Medan per Januari 2006 sampai dengan Januari 2008, dan terdapat 128 perusahaan yang mengajukan permohonan pinjaman kredit modal kerja sepanjang periode tersebut.

Sampel adalah “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh popolasi tersebut”.(Sugiyono 2004:73). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengambilan sampel dengan cara “purposive sampling”, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.(Sugiyono,2004:78).

Beberapa kriteria atau pertimbangan yang diambil untuk dijadikan sampel yaitu :

1. Debitur yang diteliti adalah debitur yang menerima pinjaman Kredit Modal Kerja (KMK) jangka menengah maksimal 5 Milyar.


(42)

2. Debitur tersebut masih menerima pinjaman kredit modal kerja jangka menengah ke PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Puteri Hijau, Medan periode Januari 2006 sampai Januari 2008.

Berdasarkan kriteria diatas, maka sampel yang memenuhi kriteria tersebut adalah 30 debitur.

C. Jenis Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari ;

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian, dalam hal ini adalah PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Puteri Hijau, Medan seperti melalui hasil wawancara dengan pihak pimpinan perusahaan dan account officer yang menangani bagian kredit untuk memberikan keterangan dan penjelasan mengenai analisis kredit.

2. Data Sekunder, yaitu data yang sudah diolah yang bersumber dari perusahaan yang diteliti, buku-buku, literature, dan sumber kepustakaan lainnya yang mendukung pembahasan yang dilakukan.

Dalam hal ini, data sekunder yang akan digunakan berupa : d. Sejarah singkat perusahaan

e. Laporan keuangan debitur antara lain Laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi 2 tahun terakhir.

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Adapun definisi operasional variabel-variabel yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu : 1. Pemberian Kredit (Y)

Pemberian kredit dalam hal ini diukur dari besarnya kredit yang diberikan kepada debitur sesuai dengan keputusan kredit yang ditentukan oleh pihak bank.


(43)

2. Analisis Rasio Keuangan

 Working Capital To Total asset ratio (X1) : Rasio ini Menunjukkan

hasil pengurangan penjualan bersih dengan hutang lancar dikalikan bilangan konstanta 1.

WC/TA = (Net Sales – Current Liabilities) x 1

 Current Ratio (X2) : Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar.

Current Ratio (CR) = Current Assets : Current Liabilities

 Quick Ratio (X3) : Rasio ini merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan.

QR) = (Current Assets – Inventory : Current Liabilities) x 100 %

 Account Receivable Turn Over (X4) : Rasio ini menunjukkan berapa cepat penagihan piutang.

ARTO = Credit Sales : Account Receivable

 Debt to Equity Ratio (X5) : Rasio ini menunjukkan sejauh mana modal sendiri menjamin seluruh hutang.

DER = Total Debt : Total Equity

 Profit Margin Ratio (X6) : Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan.

PMR = (Net Income : Sales) x 100 %

 Return On Investment (X7) : Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan penggunaaan seluruh aktiva perusahaan yang dimiliki.


(44)

E. Metode Penganalisaan Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan bantuan program SPSS Amos versi 16.

Menurut Imam Ghozali (2005:81), ”Untuk menganalisis besarnya hubungan dan pengaruh depanden dengan lebih dari 1 variabel independen dikenal dengan analisis regresi berganda”. Bentuk umum persamaan regresi untuk k varibel dapat dirumuskan sebagai berikut : Y= a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + …..+ bkxk

Maka bentuk persamaan regresi untuk 7 variabel independen adalah : Y= a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6 + b7x7

Dimana :

Y = Pemberian kredit/ kredit yang diberikan (KMK) X1 = Working Capital To Total Asset Ratio (WC/TA) X2 = Current Ratio (CR)

X3 = Quick Ratio (QR)

X4 = Account Receivable Turn Over (ARTO) X5 = Debt to Equity Ratio (DER)

X6 = Net Profit Margin (NPM) X7= Return On Invesment (ROI) a = konstanta

b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7 = koefisien regresi

Model diatas mengisyaratkan jawaban akar hipotesis, namun pada regresi berganda : Y= a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + …..+ bkxk, mungkin secara bersama- sama pengaruh semua variabel dari x1 sampai xk nyata. Namun demikian belum tentu secara individu atau secara parsial seluruh variabel x1 sampai xk berpengaruh secara nyata terhadap variabel dependennya Y.


(45)

Oleh sebab itu, penulis melakukan uji signifikansi parsial (Uji t ) dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Uji t (uji signifikansi parsial) adalah untuk menguji apakah suatu variabel bebas berpengaruh atau tidak terhadap variabel tidak bebas.

F. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dimulai oleh penulis pada bulan Januari 2008 dengan lokasi objek penelitian beralamat di Jalan Puteri Hijau No. 2 Medan.


(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Puteri Hijau Medan

1. Sejarah Ringkas Bank

Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs

Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan

Indonesia (pribumi). Berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Pendiri Bank Rakyat Indonesia Raden Aria Wirjaatmadja. Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Adanya situasi perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintergrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.

Setelah berjalan selama satu bulan keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan Bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank


(47)

Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).

Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai Bank Umum.

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang kepemilikannya masih 100% ditangan Pemerintah. PT. BRI (Persero) yang didirikan sejak tahun 1895 didasarkan pelayanan pada masyarakat kecil sampai sekarang tetap konsisten, yaitu dengan fokus pemberian fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Hal ini antara lain tercermin pada perkembangan penyaluran KUK pada tahun 1994 sebesar Rp. 6.419,8 Milyar yang meningkat menjadi Rp. 8.231,1 milyar pada tahun 1995 dan pada tahun 1999 sampai dengan bulan September sebesar Rp. 20.466 Milyar.

Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat maka sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai Unit Kerja yang berjumlah 4.447 buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor Wilayah, 12 Kantor Inspeksi /SPI, 170 Kantor Cabang (Dalam Negeri), 145 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Cabang Khusus, 1 New York Agency, 1 Caymand Island Agency, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P.POINT, 3.705 BRI UNIT dan 357 Pos Pelayanan Desa.


(48)

2. Jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh Bank Rakyat Indonesia

Jenis-jenis kredit yang diberikan oleh PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk adalah sebagai berikut :

A. Kredit Mikro

Kredit mikro terdiri dari hanya satu jenis kredit yaitu : Kupedes

Kupedes adalah suatu fasilitas kredit yang disediakan oleh BRI Unit (bukan oleh Kantor Cabang BRI atau Bank lain), untuk mengembangkan atau meningkatkan usaha kecil yang layak.

Sasaran Kupedes adalah :

Perorangan atau perusahaan yang usahanya dinilai layak yaitu :

Golongan masyarakat berpenghasilan tetap misalkan Pegawai Negeri Sipil dengan pangkat lid kebawah dan bukat pejabat.

B. Kredit Ritel

Kredit ritel terdiri dari beberapa jenis kredit yaitu : 1) Kredit Agunan Kas

Bagi para pengusaha yang berminat menjaminkan surat-surat berharga untuk mencukupi besaran plafon kredit yang diajukan, Bank Rakyat Indonesia menyediakan fasilitas Kredit dengan Agunan Kas.

Persyaratan utama pengajuan kredit dengan agunan kas adalah Nasabah mempunyai bentuk asli surat berharga berikut:

 Setoran Kas (rekening simpanan di BRI) baik Rupiah ataupun Valas

 Deposito Berjangka, Sertifikat Deposito, dan jenis Simpanan Lainnya yang diterbitkan BRI atau


(49)

Maksimal jangka waktu pengembalian pinjaman kredit adalah 3 (tiga) tahun.

2) Kredit Express

Kredit Express menjawab kebutuhan para professional khususnya dokter, notaris, akuntan dan bidan, yang hendak memerlukan modal kerja atau investasi. Kredit Express ini juga ditawarkan bagi para pengusaha yang menginginkan pembiayaan usaha produktif dengan pola angsuran tetap tiap bulannya.

3) Kredit Investasi

Kredit Investasi merupakan solusi tepat bagi para pengusaha yang

membutuhkan pembiayaan investasi awal yang hendak dilakukan para nasabah UMKM. Selain itu, BRI juga memberikan Kredit investasi refinancing.

Kredit Investasi refinancing merupakan solusi permasalahan pengusaha, yang

telah/sedang menjalankan pembiayaan investasi namun mengalami hambatan biaya untuk menyelesaikan proyek investasi yang telah dijalankan. Dengan memenuhi persyaratan umum untuk pengajuan kredit dan menyediakan dana sendiri (Sharing Dana Sendiri) sebesar 35 % dari Total Biaya Project, para nasabah dapat mengajukan Kredit Investasi Bank BRI.

4) Kredit Modal Kerja

Kredit Modal Kerja merupakan salah satu layanan BRI yang bertujuan untuk membiayai tambahan modal kerja yaitu piutang dan tambahan persediaan. Seiring berkembangnya usaha dan meningkatnya kebutuhan modal kerja para nasabah pengusaha, BRI bersedia melayani kebutuhan penambahan plafond (suplesi) kredit.


(50)

Skim plafond kredit menurun dengan jangka waktu maksimal 3 tahun

Skim plafond kredit tetap dengan jangka waktu maksimal 1 tahun.

Dalam pengajuan kredit modal kerja, para nasabah disyaratkan untuk menyediakan dana sendiri minimum sebesar 30% dari total kebutuhan modal usaha.

Persyaratan umum :

a. Mempunyai usaha yang layak dibiayai, usaha minimal telah berjalan 2 tahun dengan perolehan laba minimal 1 tahun terakhir.

b. Mengajukan surat permohonan kredit c. Melampirkan dokumen identitas diri :

1) Copy KTP, Kartu Keluarga dan Akta Nikah 2) Pasfoto debitur

3) Melampirkan dokumen identitas usaha :

 Copy NPWP, SIUP, SITU, TDP, Surat Ijin Gangguan / HO atau Perijinan Lainnya.

 Copy Akte Pendirian/ Perubahan Pendirian Usaha (Khusus usaha berbadan hukum)

4) Agunan pokok (Usaha yang dibiayai) dan Agunan Tambahan (Fixed Asset) 5) Melampirkan copy rekening koran 3 bulan terakhir (bagi nasabah take over bank

lain)

6) Biaya administrasi, biaya provisi, biaya asuransi dan biaya notaris, sesuai ketentuan berlaku.


(51)

5) BRI Guna

Kredit BRIGuna merupakan salah satu pelayanan perbankan yang ditawarkan BRI untuk mengatasi fenomena hidup para karyawan, yang mempunyai penghasilan tetap. Nasabah dapat memanfaatkan fasilitas Kredit BRIGuna untuk memenuhi berbagai keperluan apapun sesuai kebutuhan produktif maupun kebutuhan konsumtif Anda.

6) Kredit Waralaba

BRI juga memberikan fasilitas kredit waralaba dalam bentuk Modal Kerja dan juga Investasi. Waralaba (franchise) adalah perikatan antara pemberi waralaba (franchisor) & penerima waralaba (franchisee).

7) Kredit SPBU

Dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, BRI menawarkan fasilitas Kredit baik Investasi maupun Modal Kerja khusus SPBU. Debitur menyerahkan Rekening koran selama 6 bulan terakhir dan SPBU yang bersangkutan telah diasuransikan.

8) Kredit Resi Gudang

Resi Gudang (Warehouse Receipt) yaitu : Dokumen/Surat bukti kepemilikan barang yang disimpan di Gudang yang diterbitkan oleh Pengelola Gudang tertentu. Sistem Resi Gudang (SRG) yaitu : Berbagai kegiatan yang berkaitan dengan penerbitan, pengalihan, penjaminan, dan penyelesaian transaksi Resi Gudang.

9) Kredit Talangan BBM


(52)

10)Kredit Batubara

Pembiayaan usaha batubara yang melingkupi :

 Kegiatan eksploitasi (penggalian, pengolahan dan pemurnian, penyimpanan dan/atau pengangkutan batubara)

 Usaha jasa pertambangan, meliputi: perdagangan (trading), transportasi (trucking, tongkang, mother vessel), pelabuhan muat.

C. Kredit Program

Kredit program terdiri dari :

 Kredit Kepemilikan Rumah yaitu fasilitas kredit rumah yang ditujukan bagi karyawan perusahaan, professional, pengusaha atau wiraswasta dengan jangka waktu kredit maksimum 20 (dua puluh) tahun.

 Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor yaitu fasilitas kredit yang diperuntukkan bagi karyawan perusahaan, professional, pengusaha, untuk tujuan pembelian kendaraan bermotor. Jangka waktu kredit maksimum 5 (lima) tahun, dibayar kembali secara angsuran/lunas pada saat jatuh tempo.

D. Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP)

Kredit Investasi yang diberikan oleh Bank Rakyat Indonesia kepada petani langsung atau melaui Perusahaan Mitra, dengan memperoleh subsidi bunga dari Pemerintah dalam rangka mendukung Program Pengembangan Bahan Baku Bahan Bakar Nabati dan Program Revitalisasi Perkebunan.

Program Pengembangan Tanaman Bahan Baku Bahan Bakar Nabati

Upaya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman penghasil bahan baku bahan bakar nabati untuk memenuhi kebutuhan sumber energi alternatif.


(53)

E. Kredit Ketahanan Pangan dan Energi

Kredit ketahanan pangan dan energy adalah kredit investasi dan/atau modal kerja yang diberikan dalam rangka mendukung pelaksanaan Program Ketahanan Pangan dan Program Pengembangan Tanaman Bahan Baku Bahan Bakar Nabati.

F. Kredit Usaha Rakyat

Kredit ini diperuntukkan bagi usaha Mikro, Kecil & Koperasi dengan plafond kredit dari Rp. 5 juta sampai dengan 500 juta.

3. Prosedur Pemberian Kredit Oleh Bank Rakyat Indonesia

Kebijakan perkreditan Bank Rakyat Indonesia secara nasional sama dengan perbankan lain di Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, hanya berbeda dari strategi bank masing-masing.

Prosedur pemberian kredit di Bank Rakyat Indonesia adalah sebagai berikut :

A. Calon debitur yang telah mempunyai usaha sedang berjalan, dimana mengalami kekurangan modal kerja dapat mengajukan permohonan kredit sebagai tambahan modal kerja ke seluruh kantor Bank Rakyat Indonesia. Calon debitur mengajukan permohonan secara tertulis, mengisi formulir yang disediakan bank, dan melampirkan data yang diperlukan, lalu diserahkan ke Account Officer (AO).

Dalam pemberian kredit, debitur yang melakukan peminjaman kredit modal kerja 500 juta disarankan untuk mengajukan pinjaman ke BRI kantor cabang pembantu. Sedangkan kredit yang nominalnya 500 juta - 50 M dapat dilakukan di kantor cabang maupun kantor pusat yang diputuskan oleh Pimpinan Cabang.


(54)

Kredit 500 juta – 2 M oleh Pimpinan Cabang (Pinca) Kredit 2M- 3,5 M oleh Wakil Pimpinan Wilayah Kredit 3,5 M- 5M oleh Pimpinan Wilayah Kredit 5M – 50 M oleh Komite Kredit.

Calon debitur mengajukan permohonan secara tertulis, mengisi formulir yang disediakan bank, dan melampirkan data yang diperlukan, lalu diserahkan kepada bagian ADK (Administrasi kredit).

Data-data yang diserahkan ini yaitu :

Tabel 4.1

Dokumen Persyaratan Kredit

No Dokumen (fotocopy) Perorangan Perusahaan

1 Tanda pengenal (KTP, SIM, Passport, WNI (ganti nama)

Suami istri yang telah menikah

Dewan

pengurus dan pengawas

2 NPWP  

3 Kartu keluarga, aktenikah, polis asuransi

 -

4 SIUP/TDP  

5 SPT & SSP, PBB  

6 Anggaran dasar perseroan dan

perubahannya

- 

7 Sertifikat tanah dan bangunan & IMB  

8 Berita negara/SK menkeh - 

9 Undang-undang gangguan (HO)/

AMDAL


(55)

10 Laporan appraisal (laporan penilaian jaminan)

Permohonan kredit diatas 5 M menggunakan jasa independen appraisal (Penilai independen)

11 Surat kontrak kerja  

12 Dokumen jaminan  

13 Neraca dan Laba rugi 2 tahun terakhir  

14 Proyeksi usaha/ rencana  

15 Aktivitas rekening koran 3-6 bulan terakhir baik di BRI maupun bank lain

 

Sumber : PT BRI, Tbk Cabang Puteri Hijau Medan

B. Administrasi kredit lalu memeriksa kelengkapan dan kebenaran dokumen-dokumen calon debitur untuk diverifikasi.

Selanjutnya bagian Administrasi kredit menyerahkan dokumen yang telah diperiksa tersebut ke bagian Account Officer (AO). Selanjutnya AO membuat appointment (janji) bertemu dengan calon debitur untuk melihat kegiatan dan kelayakan usahanya. Survei dan analisis kredit dilakukan melalui pendekatan prinsip- prinsip 5 (lima) C untuk kriteria calon debitur yang layak menerima pinjaman kredit, yaitu :

Character (Karakter)

Analisis watak bertujuan untuk mendapatkan gambaran akan kemampuan membayar dari pemohon. Untuk mendukung analisis watak ini, maka AO harus meneliti perilaku debitur dari berbagai sumber informasi yg releven antara lain :

1. Reputasi bisnis/reputasi perusahaan 2. Riwayat perusahaan


(56)

4. Riwayat hidup dan atau riwayat pernikahan 5. Gaya hidup

6. Tingkat kooperatif selama proses analisis dilakukan 7. Tingkat hubungan/kerjasama dengan BRI

8. Kecendrungan berbisnis selama ini 9. Budaya prusahaan

10.Legalitas usaha pemohon

11.Akte pendiri badan usaha beserta perubahannya 12.Informasi Bank (BI),rekan bisnis,pesaing dsb 13.Catatan intern BRI.

AO agar berhati hati dalam memproses pemberian kredit kepada debitur yang diragukan kemauan membayar atau itikad baiknya.

Capacity (Kemampuan)

Analisis ini bertujuan mengukur tingkat kemampuan membayar debitur, dimana diteliti mengenai kemampuan mengelola usahanya, pengetahuan di bidang usaha tersebut, pendidikan, pengalaman serta kompetensi bisnis yang dimiliki calon debitur. Tingkat kemampuan membayar diperoleh dari hasil usaha (pendapatan) objek yang akan dibiayai oleh Bank Rakyat Indonesia. Tingkat kemampuan membayar dipengaruhi oleh aspek manajemen, produksi, pemasaran, personalia dan keuangan.

Capital (Modal)

Tujuan analisis modal adalah mengukur kemampuan usaha debitur untuk mendukung pembiayaan dengan modalnya sendiri (own share). Semakin besar kemampuan modal berarti semakin besar porsi pembiayaan yang didukung oleh modal sendiri atau sebaliknya. Untuk mencapai tujuan tersebut AO harus menganalisis secara cermat informasi sbb :


(57)

• Besar komposisi modal sebagaimana dicantumkan dalam akte pendirian perusahaan dan perubahannya.

• Perkembangan profitabilitas usaha selama minimal 2 periode terakhir tinggi rendahnya profitabilitas mencerminkan tinggi rendahnya kemampuan pengandaan modal sendiri dari laba.

• Angka Debt to Equity Ratio harus dianalisis lebih lanjut dengan melihat komposisi hutang yang ada, baik hutang jangka pendek atau hutang jangka panjang.

Bagi perusahaan yang telah menjual sahamnya di pasar modal (go public), agar diteliti pula perkembangan nilai sahamya. Naik turunya harga saham mencerminkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap prospek usaha penerbit saham.

Condition (Kondisi)

Untuk mengetahui propektif atau tidaknya suatu usaha yang hendak dibiayai, maka objek tersebut perlu diteliti apakah bermanfaat bagi banyak orang, apakah usaha debitur dikemudian hari akan memperoleh keuntungan, dan apakah tidak bertentangan dengan peraturan-peraturan yang berlaku. AO juga harus melakukan analisis terhadap kondisi ekonomi makro usaha debiturnya dan industri sejenis.

Collateral (Jaminan)

Jaminan yang diberikan oleh calon debitur akan dianalisis apakah layak dan memenuhi persyaratan yang ditentukan bank. Nilai jaminan yang harus dipenuhi (liquid value) adalah 70 % dari nilai jaminan (nilai pasar), sedangkan permohonan kredit akan dipertimbangkan jika

cover ratio diatas 100 %, dimana:

Cover ratio = x 100 %


(58)

1) Jaminan (collateral) sebagai unsur pengaman lapis kedua (the second way out) bagi BRI dalam setiap pemberian kredit. Sementara unsur pengaman lapis pertama (the first way

out) adalah piutang dan persediaan yang merupakan aktiva lancar.

2) Jaminan merupakan sumber pelunasan terakhir apabila kredit menjadi kredit bermasalah. Jadi, harus dilakukan sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan menggambarkan

objektivitas penilain wajar atas jaminan yang diagunkan.

Jaminan terdiri dari 2 jenis yaitu :

1. Jaminan Pokok

Sesuai dengan penjelasan pasal 8 UU RI No. 7 tahun 1992 tentang perbankan yang dirubah dengan UU RI No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas undang-undang perbankan, tersirat bahwa jaminan pokok adalah jaminan yang pengadaaanya bersumber dari dana kredit bank. Jaminan ini dapat berupa barang proyek atau hak tagih. Pengertian proyek atau hak tagih harus diartikan sebagai seluruh usaha yang dibiayai dengan kredit sebagai suatu kesatuan yang meliputi asset perusahaan (baik sebagai aktiva lancar maupun sebagai aktiva tetap). Asset tersebut diatas termasuk yang langsung dibiayai dengan kredit maupun yang tidak langsung dibiayai dengan kredit.

Agunan bank dapat hanya berupa agunan pokok tersebut apabila berdasarkan aspek-aspek lain dari 5C kredit telah diperoleh keyakinan atas kemampuan pemohon untuk mengembalikan hutangnya.

2. Jaminan Tambahan

Jaminan tambahan adalah agunan yang tidak termasuk dalam batasan pengertian proyek atau hak tagih seperti dijelaskan pada jaminan pokok diatas. Sebagai contoh jaminan tambahan adalah aktiva tetap di luar proyek yang dibiayai misalnya surat berharga, surat rekta, garansi resiko, jaminan pemerintah, lembaga penjamin, dll.


(59)

Surat Rekta adalah dokumen perniagaan yang pemindahtangannya harus disertai dengan pembuatan akta cessie seperti bilyet deposito dan sebagainya.

Jaminan tambahan menjadi wajib terpenuhi apabila AO atau pemutus berdasar analisis atas karakter, kemampuan, modal, dan kondisi debitur ditambah dengan jaminan pokok yang ada, belum merasa yakin bahwa debitur akan mampu membayar kredit sesuai yang diperjanjikan. Jika kriteria 5C diatas terpenuhi, maka aplikasi kredit yang diajukan oleh calon debitur dapat dipertimbangkan untuk melakukan pinjaman kredit dari pihak bank.

C. AO segera membuat call report (laporan kunjungan nasabah) dan melengkapi data-data pendukung. Call report didistribusikan ke pimpinan cabang untuk mendapatkan

pre-appoval (permohonan izin prinsip untuk melanjutkan suatu permohonan kredit yang

masih meragukan).

D. Setelah on the spot (meninjau usaha calon debitur) dan analisis kelayakan usaha, maka permohonan harus segera ditentukan:

1. Permohonan dapat dipertimbangkan atau

2. Permohonan ditolak jika calon debitur tidak memenuhi kriteria yang telah ditentukan.

E. Jika usaha dinilai layak, AO akan meminta untuk dilakukan peninjauan, pemeriksaan dan penilaian jaminan oleh tim penilai.

Permohonan yang dapat dipertimbangkan segera diteliti kelengkapan dokumennya berupa


(60)

tingkat kesehatan kredit debitur, dan sebagainya kemudian dituangkan dalam Nota Rekomendasi Kredit (NRK).

NRK berisi persetujuan untuk kredit yang berisi riwayat dan perkembangan perusahaan mulai dari awal berdiri, analisis usaha, analisis keuangan, analisis jaminan dan informasi dari Bank Indonesia.

F. Nota Kredit beserta seluruh lampiran kemudian dibawa ke komite kredit dan dibahas bersama-sama dengan Branch Manager.

AO harus mempertahankan Nota Rekomendasi Kredit (NRK) yang telah dibuatnya bila ada pertanyaan mengenai kegiatan operasi perusahaan dan jaminan yang diberikan calon debitur yang memohon kredit. AO lain maupun wakil kepala cabang juga dapat memberikan masukan-masukan mengenai layak atau tidaknya usaha calon debitur untuk dibiayai. Kepala cabang berdasarkan masukan- masukan dari banyak pihak tersebut memutuskan apakah permohonan kredit diterima atau ditolak karena hal-hal tertentu.

G. Jika Nota Rekomendasi Kredit disetujui oleh kepala cabang, dilanjutkan dengan pemberitahuan tertulis kepada calon debitur bahwa permohonan kreditnya telah disetujui dengan syarat dan kondisi sesuai Surat Keputusan Kredit (SKK) dan overing letter yaitu berupa surat penawaran kredit yang dipertimbangkan beserta seluruh ketentuannya. Apabila calon debitur setuju maka akan segera dilakukan persiapan untuk melakukan pengikatan perjanjian kredit baik secara internal maupun notarial (hukum).

Selanjutnya bank akan membuat akte pengakuan hutang debitur kepada bank dan pemberian hak kepada bank untuk memasang hipotik atas jaminan apabila debitur tidak sanggup membayar kembali pinjamannya.


(61)

H. Setelah pengikatan kredit telah dilakukan dan syarat-syarat telah terpenuhi maka bagian administrasi kredit akan menyerahkan formulir aplikasi kredit untuk diisi langsung oleh debitur, setelah ditandatangani lalu dikeluarkan Surat Disposisi Kredit (SDK) ataupun nota pencairan dana sehingga calon debitur dapat menggunakan dananya.

I. Selanjutnya secara berkala AO melakukan monitoring dan pengawasan kredit dengan melakukan kunjungan rutin ke debitur dan tempat usahanya untuk melihat pemakaian fasilitas kredit yang diberikan, penggunaan dana hasil penjualan maupun pembelian barang. AO mengawasi perkembangan usaha debitur apakah masih sesuai dengan permohonan kredit yang telah ditinjau sebelumnya. Jika tidak ada maka akan diambil langkah-langkah yang semestinya untuk itu. Hasil kunjungan usaha akan dituangkan dalam bentuk call report.

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Hasil Analisis Laporan Keuangan Debitur

Analisis kuantitatif yang dilakukan oleh pihak Bank Rakyat Indonesia,Tbk Cabang Puteri Hijau Medan adalah terhadap laporan keuangan debitur 2 (dua) tahun terakhir dengan menggunakan analisis rasio keuangan sebagai alat analisisnya. Rasio-rasio keuangan dari laporan keuangan debitur digunakan dalam mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar kembali pokok pinjaman beserta bunganya. Laporan keuangan debitur yang dianalisis oleh pihak bank adalah :

Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas yang digunakan pihak bank dalam menilai kondisi keuangan debitur adalah Working Capital To Total Asset Ratio dan Current Ratio. Rasio ini memberikan gambaran kemampuan calon debitur dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya dari bisnis


(62)

Semakin tinggi ratio-ratio tersebut, itu berarti semakin likuid perusahaan debitur. Artinya, semakin baik dalam mengelola aktiva, hutang dan penjualan.

Rasio Leverage

Rasio leverage yang digunakan oleh pihak bank dalam menilai kondisi keuangan debitur adalah Debt To Equity Ratio yaitu perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas. Rasio ini menggambarkan sejauh mana aktiva dibiayai oleh hutang.

Semakin rendah rasio ini berarti semakin baik karena aktiva yang dimiliki berarti sudah lunas atau tidak merupakan bagian dari hutang. Sebaliknya jika rasio ini tinggi berarti sebagian besar aktiva yang dimiliki masih merupakan hutang. Hal ini sangat mempengaruhi pihak perbankan dalam memberikan kredit modal kerja karena akan menggambarkan kemampuan debitur untuk melunasi hutangnya dikemudian hari.

iii. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas yang digunakan oleh pihak bank dalam menilai kondisi keuangan debitur adalah Account Receivable Turn Over yaitu perbandingan antara penjualan kredit dengan piutang. Rasio ini menggambarkan berapa kecepatan perputaran piutang dagang dalam 1 tahun. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin cepat perputaran piutang dagang dalam 1 tahun yang juga menggambarkan semakin kecilnya jumlah piutang yang tidak tertagih.

iv. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas yang digunakan oleh pihak bank dalam menilai kondisi keuangan debitur adalah Return On Investment yang merupakan perbandingan antara penjualan bersih dengan total aktiva. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan


(63)

laba dari setiap investasi. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pengembalian bagi para investor.

Keputusan untuk memberikan fasilitas kredit dilakukan setelah analisis menyeluruh dan lengkap atas informasi yang relevan terhadap calon debitur. Analisis laporan keuangan adalah salah satu pertimbangan pihak bank untuk melihat kemampuan dan kesediaan calon debitur dalam melunasi kredit. Bank wajib menganalisis perkembangan kondisi keuangan calon debitur pada masa lampau dan prospek kondisi keuangannya pada masa mendatang selama jangka waktu perjanjian kredit.

Dalam tahap evaluasi ini, Account Officer akan melakukan analisis aspek kuantitatif dan informasi keuangan yang disampaikan calon debitur.

Bahan masukan utama untuk melakukan analisis perkembangan kondisi keuangan adalah laporan keuangan calon debitur, yaitu Laporan Laba Rugi dan Laporan Neraca 2 tahun terakhir.

PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Puteri Hijau Medan mengadakan perhitungan kebutuhan modal kerja dengan menggunakan metode working capital. Metode ini digunakan untuk menghitung dana yang dibutuhkan untuk menutupi kebutuhan jangka menengah atau menghitung pembiayaan yang diperlukan untuk proses konversi bahan baku ke bahan jadi dan selanjutnya dijual untuk memperoleh pendapatan. Metode ini sesuai apabila digunakan untuk aplikasi kredit bisnis kecil karena mempunyai kelebihan mudah diterapkan dan perhitungan sederhana karena tidak terlalu mempertimbangkan pos-pos laporan keuangan yang kompleks selain perputaran piutang dagang, perputaran persediaan dan perputaran utang dagang. Dalam melakukan analisis laporan keuangan debitur ini, pihak bank telah menerapkan salah satu kriteria pemberian kredit yaitu peninjauan dan penganalisaan pihak bank terhadap capacity (kemampuan) calon debitur. Kemampuan


(1)

ACCOUNT RECEIVABLE TURN OVER (ARTO) PT Tahun 1 Tahun 2 Rata-rata

ARTO

A 32 33 32,5

B 33 27 30

C 17 10 13,5

D 54 54 54

E 15 39 27

F 6 6 6

G 34 35 34,5

H 60 50 55

I 3 4 3,5

J 90 84 87

K 56 13 34,5

L 39 40 39,5

M 20 35 27,5

N 140 124 132

O 21 33 27

P 4 9 6,5

Q 38 38 38

R 26 29 27,5

S 26 31 28,5

T 8 22 15

U 42 44 43

V 26 27 26,5

W 13 13 13

X 60 14 37

Y 56 57 56,5

Z 70 53 61,5

AA 28 29 28,5

BB 33 34 33,5

CC 80 63 71,5

DD 25 28 26,5


(2)

DEBT TO EQUITY RATIO (DER) PT Tahun 1 Tahun 2 Rata-rata

DER A 0,8 0,37 0,585 B 0,37 0,14 0,255 C 0,0162 0,0147 0,0155 D 0,046 0,5294 0,2877 E 0,1656 0,0731 0,1194 F 0,1008 0,1910 0,1459 G 0,2246 0,9513 0,5879 H 0,2144 0,9013 0,5579 I 0,2984 0,1613 0,2299 J 0,19 0,15 0,17 K 0,4120 0,707 0,5595 L 0,3552 0,2863 0,3208 M 0,413 0,714 0,5635 N 1,2860 1,4810 1,3835 O 0,523 0,813 0,668

P 0,2976 0,3586 0,3281 Q 0,8755 0,7957 0,8356 R 0,2894 0,1917 0,2406 S 0,6794 0,5349 0,6072 T 0,3057 0,3009 0,3033 U 0,50 0,64 0,57 V 0,32 0,33 0,325 W 0,900 0,470 0,685 X 0,513 0,808 0,6605 Y 0,0573 0,5287 0,293 Z 0,630 0,914 0,772 AA 0,42 0,43 0,425 BB 0,528 0,632 0,58 CC 0,713 0,954 0,8335 DD 0,529 0,723 0,626


(3)

NET PROFIT MARGIN (NPM)

PT Tahun 1 Tahun 2 Rata-rata NPM A 0,036 0,372 0,204 B 0,0372 0,0378 0,0375 C 0,064 0,0648 0,0644

D 0,2204 2,1 1,1602

E 0,1018 0,1005 0,1012 F 0,0310 0,0264 0,0287 G 0,0509 0,0287 0,398 H 0,0744 0,0807 0,4407

I 0,0361 0,042 0,0361 J 0,1103 0,0739 0,0921 K 0,2998 0,2568 0,2783 L 0,0822 0,0720 0,0771 M 0,299 0,2669 0,2829 N 0,1112 0,3273 0,2193 O 0,301 0,323 0,312

P 0,0485 0,0571 0,0528 Q 0,0291 0,0208 0,1186

R 0,13 0,13 0,13

S 0,600 0,740 0,67

T 0,0493 0,023 0,0362 U 0,311 0,723 0,517

V 4,38 4,61 4,495

W 4,51 3,70 4,105

X 0,3992 0,2663 0,3328 Y 0,3327 2,513 1,4229 Z 0,413 0,327 0,365

AA 4,58 4,71 4,645

BB 4,813 5,213 5,013 CC 0,623 0,728 0,6755 DD 0,423 0,573 0,498


(4)

RETURN ON INVESTMENT (ROI) PT Tahun 1 Tahun 2 Rata-rata

ROI A 0,3417 0,3211 0,3314 B 0,3211 0,2901 0,3056 C 0,1033 1,0743 0,5888 D 0,235 0,240 0,2375 E 0,7214 0,4498 0,5856 F 0,2068 0,1885 0,1976 G 6,14 10,84 8,49 H 16,59 17,76 17,175

I 10,48 12,39 11,435 J 18,77 11,90 15,335 K 92,27 45,20 68,735 L 76,79 77,74 77,265 M 93,29 46,30 69,795 N 0,1468 0,3685 0,2577 O 94,27 47,13 70,7

P 0,332 0,2902 0,3111 Q 0,3313 0,2998 0,3156 R 17,13 11,93 14,53 S 95,28 97,30 96,29 T 10,51 4,88 7,695 U 94,23 47,30 70,765 V 18,13 12,73 15,43 W 0,14 0,12 0,13

X 94,87 48,32 71,595 Y 0,315 0,782 0,5485 Z 95,23 60,23 77,73 AA 19,78 13,77 16,775 BB 23,33 16,78 20,055

CC 120 160 140


(5)

KREDIT MODAL KERJA

PT BANK RAKYAT INDONESIA, TBK CABANG PUTERI HIJAU MEDAN PERIODE JULI 2007 - JULI 2009

NO DEBITUR JUMLAH KMK

1 A Rp. 3.000.000.000 2 B Rp. 2.000.000.000 3 C Rp. 1.200.000.000 4 D Rp. 1.000.000.000 5 E Rp. 2.000.000.000 6 F Rp. 2.000.000.000 7 G Rp. 2.000.000.000 8 H Rp. 1.600.000.000 9 I Rp. 1.800.000.000 10 J Rp. 2.000.000.000 11 K Rp. 1.200.000.000 12 L Rp. 1.000.000.000 13 M Rp. 1.520.000.000 14 N Rp. 2.000.000.000 15 O Rp. 2.000.000.000 16 P Rp. 2.000.000.000 17 Q Rp. 2.000.000.000 18 R Rp. 2.000.000.000 19 S Rp. 5.000.000.000 20 T Rp. 2.000.000.000 21 U Rp. 2.000.000.000 22 V Rp. 2.000.000.000 23 W Rp. 1.000.000.000 24 X Rp. 1.200.000.000 25 Y Rp. 1.000.000.000 26 Z Rp. 2.000.000.000 27 AA Rp. 1.000.000.000 28 BB Rp. 1.000.000.000 29 CC Rp. 3.000.000.000 30 DD Rp. 3.000.000.000

Medan, 19 Juli 2009

Supervisor Administrasi Kredit

(Juni Hutauruk)


(6)

Kebutuhan Modal Kerja Rata-Rata

KMK KMK RATA-RATA

Rp. 3.000.000.000 Rp. 2.000.000.000 Rp. 1.200.000.000 Rp. 1.000.000.000 Rp. 2.000.000.000 Rp. 2.000.000.000 Rp. 2.000.000.000 Rp. 1.600.000.000 Rp. 1.800.000.000 Rp. 2.000.000.000 Rp. 1.200.000.000 Rp. 1.000.000.000 Rp. 1.520.000.000 Rp. 2.000.000.000 Rp. 2.000.000.000 Rp. 2.000.000.000 Rp. 2.000.000.000 Rp. 2.000.000.000 Rp. 5.000.000.000 Rp. 2.000.000.000 Rp. 2.000.000.000 Rp. 2.000.000.000 Rp. 1.000.000.000 Rp. 1.200.000.000 Rp. 1.000.000.000 Rp. 2.000.000.000 Rp. 1.000.000.000 Rp. 1.000.000.000 Rp. 3.000.000.000 Rp. 3.000.000.000

1,592 1,061 0,637 0,531 1,061 1,061 1,061 0,849 0,955 1,061 0,637 0,531 0,807 1,061 1,061 1,061 1,061 1,061 2,653 1,061 1,061 1,061 0,531 0,637 0,531 1,061 0,531 0,531 1,592 1,592