Analisis aspek keuangan debitur dalam keputusan pemberian kredit : studi kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso.
ABSTRAK
ANALISIS ASPEK KEUANGAN DEBITUR DALAM KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT
Studi Kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso
Tri Wijayati
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2009
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian antara penerapan analisis aspek keuangan debitur dalam keputusan pemberian kredit dengan standar rasio pemberian kredit yang ditetapkan oleh PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak enam debitur. Pengumpulan data dengan cara meminta data debitur pada bank yang berupa laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan salah satu faktor penting yang dipertimbangkan untuk pengambilan keputusan atas permohonan kredit. Karena dari laporan keuangan dapat diketahui kemampuan finansial perusahaan.
Penelitian yang dilakukan di PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso ini memerlukan laporan keuangan debitur untuk dianalisis. Alat analisis yang digunakan adalah menggunakan analisis rasio yaitu suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu data neraca atau laporan laba rugi secara individu. Analisis aspek keuangan ini dilakukan dengan cara perhitungan rasio keuangan debitur kemudian dibandingkan dengan standar rasio keuangan bank.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ke enam debitur layak menerima kredit dilihat dari aspek keuangan. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso sudah menerapkan analisis aspek keuangan yang sesuai dengan standar pemberian kredit yang ditetapkan oleh PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso.
(2)
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE DEBTOR’S FINANCIAL ASPECT IN DECIDING TO GIVE CREDIT
A Case Study on PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Katamso Branch Tri Wijayati
Sanata Dharma University Yogyakarta
2009
The purpose of this study is to know the conformity between the application of debtor’s financial aspect analysis in deciding to give credit and the standard of ratio in giving credit decided by PT. BRI (Persero) Tbk. Katamso Branch. The samples of this study were six debtors. Data collection was done by asking the debtor’s data to the bank in the form of financial statements. The financial statement was one of the important factors to be considered for making a decision on credit request. Based on the financial statements, the financial capabilities of the company can be known.
This research which was conducted at PT BRI (Persero) Tbk. Katamso Branch, required the debtor’s financial statement to be analyzed. The analysis which was used was analysis of ratio. It was a method of analysis to know the relationship of certain accounts in the balance sheet data or to know the statement of income individually. This analysis of financial aspect was done by calculating the debtor’s financial ratio, then it was compared to the standard of bank financial ratio.
The result of the study shows that the six debtors deserve to receive credits seen from the financial aspect. From that result, it can be concluded that PT BRI (Persero) Tbk. Katamso Branch, has implemented the analysis of financial aspect which is in accordance with the standard of giving credit decided by PT BRI (Persero) Tbk. Katamso Branch.
(3)
ANALISIS ASPEK KEUANGAN DEBITUR DALAM
KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT
Studi Kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Disusun Oleh: TRI WIJAYATI NIM: 051334045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2009
(4)
ANALISIS ASPEK KEUANGAN DEBITUR DALAM
KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT
Studi Kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
TRI WIJAYATI NIM: 051334045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2009 Oleh :
Disusun Oleh:
(5)
(6)
(7)
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur skripsi ini kupersembahkan
kepada :
☺
Jesus Christ
sumber kekuatan dalam hidupku
☺
Bapak, Ibu & Mbah yang terkasih
☺
Almamaterku Universitas Sanata Dharma
(8)
MOTTO
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan padaku
(Filipi, 4 ; 13)
Kemenangan yang seindah–indahnya dan sesukar–sukarnya yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri
(Ibu Kartini )
Let’s learn to think read and dream It’s the source of power for your future
Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua
(Aristoteles)
(9)
(10)
(11)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia, bimbingan dan kasih-Nya yang selalu berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Aspek Keuangan Debitur Dalam Keputusan Pemberian Kredit”. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.
Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah mungkin terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
(12)
5. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan bimbingan, kritik dan saran dalam merevisi skripsi ini.
6. Bapak A. Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan bimbingan, kritik dan saran dalam merevisi skripsi ini.
7. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.
8. Staf sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi, Mbak Aris dan Pak Wawiek yang telah membantu kelancaran proses belajar selama ini.
9. Bapak Bambang Widjanarko selaku Pimpinan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso Yogyakarta yang telah memberi izin penelitian kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
10. Bapak Kelik selaku karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso Yogyakarta bagian Account Officer yang telah membantu memberikan data-data informasi dan meluangkan waktu dalam memberikan kuliah khusus, pengetahuan dan ilmu kepada penulis sehingga dapat membantu proses penyelesaian skripsi ini.
11. Bapak Feri dan semua karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso Yogyakarta yang telah membantu memberikan data-data informasi kepada penulis sehingga dapat membantu kelancaran penyelesaian skripsi ini.
12. Orang tuaku, Bapak Y. Sudarwoto dan Ibu L. Sri Purwanti yang selalu memberikan kasih sayang, doa dan semangat.
(13)
13. Masku Ecko, adik-adikku (Ima & Arum) dan Mbah Suci yang memberikan dukungan doa dan motivasi selama penulis kuliah dan menyusun skripsi ini. 14. Keluarga besar Harjo Wiyono dan Sukonto yang selalu memberikan dukungan
doa dan semangat selama penulis kuliah dan menyusun skripsi ini.
15. Keluarga Kos Mantari: Bapak dan Ibu Sukoco, Mas Ari, Ade, Ukit, Mbak Santi, Mbak Ima, Mbak Sely, Heny, Dian, Umi, Feby dan Shinta, terimakasih untuk dukungan doa, motivasi dan kebersamaannya.
16. Teman-temanku: Riri, Yuni, Indah, Eka, Tya, Nopeck, Whilda, Rina, Heni, Asih, Titeck, Chandra, Niken, Kurnia, Phiepi, Widie, Mas Eka, Ertyn dan semua mahasiswa angkatan 2005 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih untuk kebersamaan selama kurang lebih empat tahun di Universitas Sanata Dharma. Hadiah terindah yang penulis terima saat berkenalan, berteman, bersahabat, berbagi, dan memperoleh kenangan indah bersama kalian.
17. Teman-teman mitra perpustakaan angkatan 2009: Yuni, Echa, Ika, Mbak Oyo, Mas Aswin, Om Prima, Cindy, Tya, Mbak Asih, Mbak Iin, Mbak Ratih, Mbak Cici, Mbak Santi, Mbak Amik, Mas Ochep, Mbak Agnes, Mbak Lia, Mbak Meta, Mbak Hana, Mbak Ruri, Mbak Sabeth, Hendra yang selalu memberikan dukungan doa dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi ini.
(14)
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.
Penulis
Tri Wijayati
(15)
ABSTRAK
ANALISIS ASPEK KEUANGAN DEBITUR DALAM KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT
Studi Kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso
Tri Wijayati
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2009
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian antara penerapan analisis aspek keuangan debitur dalam keputusan pemberian kredit dengan standar rasio pemberian kredit yang ditetapkan oleh PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak enam debitur. Pengumpulan data dengan cara meminta data debitur pada bank yang berupa laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan salah satu faktor penting yang dipertimbangkan untuk pengambilan keputusan atas permohonan kredit. Karena dari laporan keuangan dapat diketahui kemampuan finansial perusahaan.
Penelitian yang dilakukan di PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso ini memerlukan laporan keuangan debitur untuk dianalisis. Alat analisis yang digunakan adalah menggunakan analisis rasio yaitu suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu data neraca atau laporan laba rugi secara individu. Analisis aspek keuangan ini dilakukan dengan cara perhitungan rasio keuangan debitur kemudian dibandingkan dengan standar rasio keuangan bank.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ke enam debitur layak menerima kredit dilihat dari aspek keuangan. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso sudah menerapkan analisis aspek keuangan yang sesuai dengan standar pemberian kredit yang ditetapkan oleh PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso.
(16)
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE DEBTOR’S FINANCIAL ASPECT IN DECIDING TO GIVE CREDIT
A Case Study on PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Katamso Branch
Tri Wijayati Sanata Dharma University
Yogyakarta 2009
The purpose of this study is to know the conformity between the application of debtor’s financial aspect analysis in deciding to give credit and the standard of ratio in giving credit decided by PT. BRI (Persero) Tbk. Katamso Branch. The samples of this study were six debtors. Data collection was done by asking the debtor’s data to the bank in the form of financial statements. The financial statement was one of the important factors to be considered for making a decision on credit request. Based on the financial statements, the financial capabilities of the company can be known.
This research which was conducted at PT BRI (Persero) Tbk. Katamso Branch, required the debtor’s financial statement to be analyzed. The analysis which was used was analysis of ratio. It was a method of analysis to know the relationship of certain accounts in the balance sheet data or to know the statement of income individually. This analysis of financial aspect was done by calculating the debtor’s financial ratio, then it was compared to the standard of bank financial ratio.
The result of the study shows that the six debtors deserve to receive credits seen from the financial aspect. From that result, it can be concluded that PT BRI (Persero) Tbk. Katamso Branch, has implemented the analysis of financial aspect which is in accordance with the standard of giving credit decided by PT BRI (Persero) Tbk. Katamso Branch.
(17)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... xi
ABSTRACT... xii
DAFTAR ISI... xiii
DAFTAR TABEL... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN... xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah ... 3
C. Rumusan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 3
E. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kajian Teoritik ... 5
(18)
1. Perbankan... 5
a. Pengertian Bank ... 5
b. Fungsi Bank ... 5
c. Jenis Bank ... 6
2. Perkreditan ... 7
a. Pengertian Kredit ... 7
b. Tujuan Pemberian Kredit ... 8
c. Fungsi Kredit... 8
d. Jenis Kredit ... 11
e. Analisis Kredit ... 13
f. Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja ... 23
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 26
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 26
D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel... 27
E. Teknik Pengumpulan Data... 28
F. Teknik Analisis Data... 28
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan... 31
B. Visi dan Misi ... 33
C. Struktur Organisasi ... 35
(19)
D. Jasa dan Layanan ... 36
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data... 45
B. Analisis Data ... 59
C. Pembahasan... 72
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 100
B. Keterbatasan... 101
C. Saran... 102
DAFTAR PUSTAKA ... 103 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(20)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel V. 1 Neraca Debitur PT. ABC ... 47
Tabel V. 2 Laporan Rugi Laba Debitur PT. ABC ... 48
Tabel V. 3 Neraca Debitur PT.DEF ... 49
Tabel V. 4 Laporan Rugi Laba Debitur PT. DEF ... 50
Tabel V. 5 Neraca Debitur PT. GHI ... 51
Tabel V. 6 Laporan Rugi Laba Debitur PT. GHI ... 52
Tabel V. 7 Neraca Debitur PT.JKL... 53
Tabel V. 8 Laporan Rugi Laba Debitur PT. JKL... 54
Tabel V. 9 Neraca Debitur PT. MNO ... 55
Tabel V. 10 Laporan Rugi Laba Debitur PT. MNO ... 56
Tabel V. 11 Neraca Debitur PT.PQR... 57
Tabel V. 12 Laporan Rugi Laba Debitur PT. PQR ... 58
Tabel V. 13 Analisis Laporan Keuangan Debitur PT. ABC ... 59
Tabel V. 14 Analisis Laporan Keuangan Debitur PT. DEF... 61
Tabel V. 15 Analisis Laporan Keuangan Debitur PT. GHI ... 63
Tabel V. 16 Analisis Laporan Keuangan Debitur PT. JKL ... 65
Tabel V. 17 Analisis Laporan Keuangan Debitur PT. MNO... 67
Tabel V. 18 Analisis Laporan Keuangan Debitur PT. PQR ... 69
Tabel V. 19 Hasil Analisis Laporan Keuangan Debitur ... 71
Tabel V. 20 Analisis Rasio Keuangan PT. ABC ... 72
Tabel V. 21 Analisis Rasio Keuangan PT. DEF ... 76
(21)
Tabel V. 22 Analisis Rasio Keuangan PT. GHI ... 80
Tabel V. 23 Analisis Rasio Keuangan PT. JKL... 84
Tabel V. 24 Analisis Rasio Keuangan PT. MNO ... 88
Tabel V. 25 Analisis Rasio Keuangan PT. PQR... 92
(22)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar IV. 1 Struktur Organisasi Kanca BRI Yogyakarta Katamso... 35
(23)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Kisi-Kisi Wawancara ... 104 Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Universitas ... 105 Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian dari Kanca BRI Yogyakarta Katamso... 106 Lampiran 4. Struktur Organisasi Kanca BRI Yogyakarta Katamso... 107 Lampiran 5. Surat Keterangan Penelitian... 108
(24)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai lembaga keuangan, bank memiliki usaha pokok berupa menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit kepada masyarakat. Kegiatan pemberian kredit bagi bank-bank di Indonesia masih menjadi sumber pendapatan utama bagi bank-bank, yaitu berupa bunga kredit (www.legalitas.org).
Sampai sekarang, pendapatan utama suatu bank diperoleh dari operasi perkreditannya. Namun, operasi perkreditan itu hanya dapat dilakukan oleh suatu bank apabila bank itu memiliki dana yang cukup. Dana tersebut sebagian besar berasal dari dana masyarakat yang dihimpun oleh bank untuk disimpan di bank tersebut (www.legalitas.org).
Dalam melaksanakan aktifitas pemberian kredit kepada debitur, masing-masing bank menerapkan model tersendiri untuk menilai dan mengevaluasi kelayakan bisnis debiturnya. Hanya calon debitur yang memenuhi kriteria dan kualifikasi tertentu sajalah yang permohonan kreditnya dapat dikabulkan. Sebelum kredit dikucurkan kepada calon debitur, mutlak diadakan analisa secara akurat mengenai kondisi debitur, sehingga tidak terjadi kredit bermasalah (kredit macet) (www.legalitas.org).
Penilaian bank sebelum mengucurkan kreditnya kepada calon debitur berdasarkan pada 6C dan 6A. Prinsip 6C terdiri dari faktor-faktor watak
(25)
(character), jaminan (collateral), modal (capital), kemampuan (capacity), kondisi ekonomi ( condition ofeconomy ) dan constraints. Sedangkan prinsip 6A terdiri dari aspek yuridis, aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek keuangan, dan aspek sosial-ekonomis. Dari ke enam aspek tersebut, peneliti hanya menganalisis aspek keuangan debitur dalam keputusan pemberian kredit. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya bank yang ada di Indonesia sering menggunakan aspek tersebut dalam keputusan pemberian kredit kepada calon debitur.
Aspek keuangan dianalisis dengan cara menganalisis laporan keuangan dari debitur melalui analisis rasio-rasio keuangan. Laporan keuangan mempunyai peranan sangat penting dalam memberikan informasi mengenai posisi keuangan dari hasil operasi suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan dapat digunakan untuk membantu meramalkan laba dan deviden perusahaan di masa yang akan datang, dapat mengantisipasi keadaan di masa yang akan datang dan dapat dijadikan sebagai titik tolak perencanaan langkah berikutnya. Oleh karena itu laporan keuangan dapat dijadikan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pemberian kredit.
Berdasarkan uraian di atas, penulis akan mengadakan penelitian mengenai aspek keuangan yang digunakan oleh pihak perbankan sebagai salah satu dasar pertimbangan untuk memberikan keputusan pemberian kredit kepada calon debitur. Maka dari itu penulis tertarik untuk mengambil judul
”Analisis Aspek Keuangan Debitur Dalam Keputusan Pemberian Kredit”.
(26)
B. Batasan Masalah
1. Kredit yang dibahas dalam penelitian ini adalah kredit modal usaha yang diberikan oleh badan usaha.
2. Analisis laporan keuangan merupakan salah satu unsur dalam mengevaluasi kelayakan pemberian kredit. Laporan keuangan yang dianalisis adalah laporan keuangan debitur yang mengajukan kredit modal usaha, sehingga dalam penelitian ini yang digunakan hanya perhitungan rasio keuangan.
C. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis mengemukakan rumusan masalah, yaitu: apakah penerapan analisis aspek keuangan debitur dalam keputusan pemberian kredit sudah sesuai dengan standar pemberian kredit yang ditetapkan oleh PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan di atas maka tujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan analisis aspek keuangan debitur dalam keputusan pemberian kredit sudah sesuai dengan standar pemberian kredit yang ditetapkan oleh PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso.
(27)
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan untuk bahan pertimbangan bank dalam memberikan keputusan pemberian kredit modal usaha kepada calon debitur.
2. Bagi Penulis
Dengan penelitian ini penulis berharap dapat menerapkan semua ilmu yang diterima di bangku kuliah guna memperoleh pengalaman, wawasan dan belajar menganalisis suatu masalah kemudian mengambil suatu keputusan yang tepat.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan dan literatur/referensi UPT Perpustakaan.
(28)
BAB II
TINJAUAN TEORITIK
F. Kajian Teoritik
1. Perbankan
a. Pengertian Bank
Definisi bank menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998:
“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/ atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
b. Fungsi Bank
Fungsi bank pada umumnya (Soetanto Hadinoto, 2003: 1-2) adalah : 1) Fungsi perantara, yaitu penyediaan kemudahan untuk aliran dana
dari pihak yang mempunyai dana (penyimpan) kepada pihak yang memerlukan guna memenuhi kekurangannya selaku peminjam. 2) Fungsi transmisi, berkaitan dengan peranan bank dalam lalu lintas
pembayaran dan peredaran uang, dengan menciptakan uang kartal oleh Bank Indonesia dan uang giral serta instrumen lain yang menyerupai uang, misalnya produk berkartu dalam berbagai bentuk, seperti Credit Card dan Debit Card.
(29)
c. Jenis Bank
Berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, terdapat dua jenis bank, yaitu:
1) Bank umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2) Bank perkreditan rakyat
Bank perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Menurut Dendawijaya (2001: 26) jenis bank juga dapat dibedakan berdasarkan kepemilikannya, penekanan kegiatannya, dan pembayaran bunga atau pembagian hasil usaha, sebagai berikut: Jenis bank berdasarkan kepemilikannya:
a) Bank milik negara (Badan Usaha Milik Negara atau BUMN) b) Bank milik pemerintah daerah (Badan Usaha Milik Daerah atau
BUMD)
c) Bank milik swasta nasional
d) Bank milik swasta campuran (nasional dan asing) e) Bank milik asing (cabang atau perwakilan)
(30)
Jenis bank berdasarkan penekanan kegiatannya: a) Bank retail (Retail banks)
b) Bank korporasi (Corporate banks) c) Bank komersial (Commercial banks) d) Bank pedesaan (Rural banks)
e) Bank pembangunan (Development banks)
Jenis bank berdasarkan pembayaran bunga atau pembagian hasil usaha:
a) Bank konvensional
b) Bank berdasarkan prinsip syariah
2. Perkreditan
a. Pengertian Kredit
Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yang dimaksud dengan kredit adalah:
“penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan”.
Berdasarkan pengertian kredit tersebut di atas maka unsur-unsur kredit terdiri dari:
(31)
2) Debitur
3) Obyek yang dipinjamkan 4) Perjanjian
5) Waktu pinjaman
6) Kesepakatan dalam perjanjian b. Tujuan Pemberian Kredit
Tujuan kredit didasarkan kepada usaha untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan prinsip ekonomi, yaitu dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh manfaat (keuntungan) yang sebesar-besarnya.
Menurut Abdullah (2003 : 72), tujuan kredit dapat dilihat melalui dua pendekatan yaitu:
1) Pendekatan mikro ekonomi
Tujuan pemberian kredit adalah untuk mendapatkan suatu nilai tambah baik bagi nasabah (debitur) maupun bagi bank sebagai kreditur.
2) Pendekatan makro ekonomi
Pemberian kredit merupakan salah satu instrumen untuk menjaga keseimbangan jumlah uang beredar di masyarakat.
c. Fungsi Kredit
Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan (Thomas Suyatno, 1992:16-18) adalah sebagai berikut: 1) Kredit dapat meningkatkan daya guna uang
(32)
a) Para pemilik uang/modal dapat secara langsung meminjamkan uangnya kepada para pengusaha yang memerlukan, untuk meningkatkan produksi atau untuk meningkatkan usahanya. b) Para pemilik uang/modal dapat menyimpan uangnya pada
lembaga-lembaga keuangan. Uang tersebut diberikan sebagai pinjaman kepada perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan usahanya.
2) Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Kredit uang yang disalurkan melalui rekening giro dapat menciptakan pembayaran baru seperti cek, giro bilyet, dan wesel, sehingga pembayaran-pembayaran dilakukan dengan cek, giro bilyet, dan wesel maka akan dapat meningkatkan peredaran uang giral. Disamping itu kredit perbankan yang ditarik secara tunai dapat pula meningkatkan peredaran uang kartal, sehingga arus lalu lintas uang akan berkembang pula.
3) Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang
Dengan mendapat kredit, para pengusaha dapat memproses bahan baku menjadi barang jadi, sehingga daya guna barang tersebut menjadi meningkat. Di samping itu, kredit dapat pula meningkatkan peredaran barang, baik melalui penjualan secara kredit maupun dengan membeli barang-barang dari satu tempat dan menjualnya ke tempat lain. Pembelian tersebut uangnya berasal
(33)
dari kredit. Hal ini juga berarti bahwa kredit tersebut dapat pula meningkatkan manfaat suatu barang.
4) Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi
Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat, kebijakan diarahkan kepada usaha-usaha antara lain: pengendalian inflasi, peningkatan ekspor, dan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat. Untuk mengendalikan inflasi, pemerintah melaksanakan kebijakan uang ketat melalui pemberian kredit yang selektif dan terarah, untuk melindungi usaha-usaha yang bersifat non-spekulatif.
5) Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha
Setiap orang yang berusaha selalu ingin meningkatkan usahanya, namun ada kalanya dibatasi oleh kemampuan di bidang permodalan. Bantuan kredit yang diberikan oleh bank dapat mengatasi kekurangmampuan para pengusaha di bidang permodalan, sehingga para pengusaha akan dapat meningkatkan usahanya.
6) Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan
Dengan bantuan kredit dari bank, para pengusaha dapat memperluas usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru yang akan menimbulkan kebutuhan akan tenaga kerja, sehingga pemerataan pendapatan akan meningkat pula.
(34)
Bank-bank besar di luar negeri yang mempunyai jaringan usaha, dapat memberikan bantuan dalam bentuk kredit, baik secara langsung maupun tidak langsung kepada perusahaan-perusahaan di dalam negeri. Bantuan dalam bentuk kredit tidak saja dapat mempererat hubungan ekonomi antarnegara yang bersangkutan tetapi juga dapat meningkatkan hubungan internasional.
d. Jenis Kredit
Kredit dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa aspek pendekatan (Abdullah, 2003: 73-76) berikut ini:
1) Menurut tujuan pemberian/penggunaan a) Kredit komersial
Yaitu kredit yang ditujukan untuk membiayai kebutuhan dunia usaha, baik dalam bentuk revolving maupun kredit non-revolving. Misalnya: pinjaman rekening koran.
b) Kredit konsumtif
Yaitu kredit yang dipergunakan untuk pembelian barang tertentu bukan keperluan usaha melainkan untuk pemakaian (konsumsi) dan merupakan pinjaman yang bersifat non-revolving. Misalnya: kredit pemilikan kendaraan.
2) Menurut jangka waktu kredit a) Kredit jangka pendek
Yaitu kredit yang memiliki jangka waktu maksimum satu tahun.
(35)
b) Kredit jangka menengah
Yaitu kredit yang memiliki jangka waktu di atas satu tahun sampai dengan tiga tahun.
c) Kredit jangka panjang
Yaitu kredit yang jangka waktunya lebih dari tiga tahun. 3) Menurut bentuk jaminan
a) Kredit dengan jaminan
Yaitu kredit yang diberikan karena adanya jaminan dari debitur.
b) Kredit tanpa jaminan
Yaitu pemberian kredit dengan tidak berdasarkan barang jaminan.
4) Menurut status hukum debitur a) Kredit bagi debitur korporasi
Yaitu kredit yang diberikan kepada debitur berstatus badan hukum dan dalam jumlah kredit berskala menengah/besar. b) Kredit bagi debitur perorangan
Yaitu kredit yang diberikan kepada debitur berstatus perorangan dan jumlah kredit berskala kecil.
5) Menurut segmen usaha a) Whole Loans
Yaitu kredit yang diberikan kepada debitur untuk menjalankan bidang usaha.
(36)
b) Retail Loans
Yaitu kredit yang diberikan kepada debitur untuk tujuan konsumsi.
6) Menurut sifat pemakaian dana a) Kredit revolving
Yaitu kredit yang dananya dapat ditarik berulang-ulang. b) Kredit non-revolving
Yaitu kredit yang dananya dilakukan sekaligus dan pelunasannya dilakukan secara bertahap maupun sekaligus. 7) Menurut sumber dana pembiayaan
a) Kredit likuiditas
Yaitu kredit yang sebagian sumber dana pembiayaannya diperoleh melalui Kredit Likuiditas Bank Indonesia.
b) Kredit pihak ketiga
Yaitu kredit yang sebagian sumber dana pembiayaannya diperoleh dari dana pihak ketiga (giro, tabungan, deposito). e. Analisis Kredit
Analisis kredit adalah suatu proses yang dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai suatu permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur kredit sehingga dapat memberikan keyakinan kepada pihak bank bahwa proyek yang akan dibiayai dengan kredit bank cukup layak (feasible) (Lukman Dendawijaya, 2000:91).
(37)
Sebelum kredit dikucurkan kepada calon debitur, harus diadakan analisa secara akurat mengenai kondisi debitur, sehingga tidak terjadi kredit bermasalah (kredit macet). Ada beberapa cara dalam melakukan analisis kredit, yaitu dengan analisis 6C dan 6A. Analisis kredit berdasarkan prinsip 6C (Teguh Pudjo Muljono, 2002:11-16), yaitu:
1) Character (Watak)
Character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur. Manfaat dari penilaian soal karakter ini untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat kejujuran dan integritas serta tekad baik yaitu kemauan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya dari calon debitur.
2) Capacity (Kemampuan)
Capacity merupakan suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukannya atau yang akan dilakukannya yang akan dibiayai dengan kredit dari bank.
3) Capital (Modal)
Capital adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur. Apakah ia akan mampu melunasi hutangnya?
4) Collateral (Jaminan)
Collateral merupakan barang-barang jaminan yang diserahkan oleh debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya.
(38)
5) Condition of Economic (Kondisi Ekonomi)
Condition of economy yaitu situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain yang mempengaruhi keadaaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk suatu kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit.
6) Constraint
Constraint yaitu batasan-batasan atau hambatan-hambatan yang tidak memungkinkan seseorang melakukan business di suatu tempat.
Analisis kredit berdasarkan prinsip 6A (Lukman Dendawijaya, 2000:95-101), yaitu:
1) Aspek Yuridis (Hukum)
Analisis ini bertujuan untuk meneliti ketentuan-ketentuan legalitas dari badan hukum yang akan memperoleh bantuan kredit dari bank. Analisis ini meliputi berbagai aspek, yaitu badan usaha, izin-izin yang harus dimiliki, dan perjanjian-perjanjian.
2) Aspek Pasar dan Pemasaran
Analisis ini bertujuan untuk meneliti kemungkinan pangsa pasar yang dapat diraih bagi produk atau jasa yang diproduksi dari proyek yang dibiayai dengan kredit bank, serta meneliti strategi pemasaran apa yang digunakan oleh investor.
(39)
3) Aspek Teknis
Analisis ini bertujuan untuk menilai seberapa jauh kemampuan pengelola proyek dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembangunan proyek serta kesiapan teknis perusahaan dalam melakukan operasinya kelak.
Analisis aspek teknis meliputi: a) Lokasi Pabrik/Pemilihan Lokasi
(1) Faktor Bahan Baku (2) Faktor Pasar
(3) Faktor Tenaga Kerja (4) Faktor Angkutan (5) Faktor Tanah b) Bangunan
(1) Bangunan Pabrik (2) Bangunan Gudang (3) Bangunan Kantor (4) Bangunan Prasarana c) Sistem dan Alat Transportasi d) Peralatan Kantor
1. Komputer dan Telepon
2. Facsimile, Mesin Fotocopy, Mesin Gambar e) Layout Bangunan
(40)
(1) Spesifikasi Bahan Baku (2) Sumber Bahan Baku
(3) Syarat, Harga dan Pengiriman (4) Syarat Angkutan
(5) Syarat Penyimpanan (6) Kontinuitas Bahan Baku g) Persediaan
(1) Bahan Baku dan Penolong (2) Barang Setengah Jadi (3) Barang Jadi
h) Persediaan
(1) Mesin Produksi (2) Mesin Pembantu (3) Peralatan Pabrik (4) Tata Letak Mesin (5) Kapasitas Teknis (6) Cara Bekerja Mesin (7) Rencana Produksi (8) Peralatan
(9) Suku Cadang i) Proses Produksi j) Produksi Percobaan k) Pembuangan Sisa Proses
(41)
4) Aspek Manajemen
Analisis ini bertujuan untuk menilai kemampuan dan kecakapan dari manajemen pengelola proyek ataupun manajemen perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Analisis pada aspek manajemen meliputi berbagai subaspek sebagai berikut:
a) Struktur Organisasi b) Uraian Tugas c) Sistem dan Prosedur d) Kebutuhan Tenaga Kerja e) Evaluasi Pribadi Pengusaha 5) Aspek Keuangan
Analisis ini bertujuan untuk menilai kemampuan dan kecakapan dari manajemen pengelola proyek atau manajemen perusahaan dalam bidang keuangan. Analisis pada aspek keuangan ini meliputi penilaian data keuangan perusahaan yang sudah beroperasi dengan analisis rasio keuangan.
Rasio-rasio yang akan digunakan dalam menganalisis kredit untuk calon debitur (Sumber PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso)) adalah sebagai berikut:
a) Liquidity Ratio (Rasio Likuiditas)
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
(42)
(Jopie Jusuf, 1995:50). Rasio likuiditas dapat diukur dengan dua rasio sebagai berikut:
(1) Current Ratio
100% Liabilites
Current
Asset Current Ratio
Current = ×
(2) Quick Ratio
100% s
Liabilitie Current
Inventory Assets
Current Ratio
Quick = − ×
b) Solvability Ratio (Rasio Solvabilitas)
Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi (Darsono dan Ashari, 2005:54). Rasio solvabilitas dapat diukur dengan empat rasio sebagai berikut:
(1) 100%
Panjang Jangka
Hutang Menengah
Jangka Hutang
EBITDA
× +
(2) 100%
yad tahun 1 Pokok bunga
Biaya
EBITDA ×
+
(3) Times Interest Earned Ratio
100% Bunga
Biaya EBIT
×
(4) 100%
Assets Total
Equity ×
(43)
c) Activity Ratio (Rasio Aktivitas)
Digunakan untuk mengukur seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya yang ditanam dalam piutang dagang dan persediaan. Dalam hal ini, PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso mempunyai kebijakan tersendiri untuk tidak menyertakan rasio ini dalam standar kelayakan kredit. Hal tersebut dengan pertimbangan bahwa setiap usaha memiliki karakteristik aktivitas yang berbeda-beda jadi sulit untuk menentukan patokan yang sesuai. Namun, tetap menggunakan rasio ini sebagai acuan untuk menentukan cashflow dan menilai usaha calon debitur.
d) Profitability Ratio (Rasio Profitabilitas)
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Rasio profitabilitas terdiri dari: (1) Profit Margin Ratio
100% Sales
Net Profit Ratio
Margin
Profit = ×
(2) Return on Asset (ROA)
100% Assets
Total
Tax after Earning Asset
on
Return = ×
(3) Pertumbuhan Penjualan
Dalam hal ini, PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso tidak menyertakan ROE karena ROA sudah dapat mewakili
(44)
untuk rasio ini. Aktiva lebih representatif untuk menggambarkan suatu usaha.
PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso dalam menganalisis kredit calon debiturnya menggunakan analisis 5C yang terdiri dari analisis kualitatif dan kuantitatif sebagai berikut: 1) Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui kualitas dan
stabilitas usaha calon debitur dengan mempertimbangkan posisi pasar dan persaingan, serta prospek usahanya. Selain itu juga dilakukan penilaian terhadap karakter calon debitur, latar belakang dan kualitas manajemennya.
2) Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan calon debitur.
Berikut standar kelayakan kredit PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso berdasarkan aspek non finansial dan finansial, yaitu:
1) Aspek Non Finansial a) Karakter
(1) Tingkat kepercayaan (2) Pengelolaan rekening bank (3) Reputasi bisnis
(45)
b) Posisi pasar
(1) Kualitas produk atau jasa (2) Strategi dan ketergantungan (3) Lokasi usaha
c) Situasi persaingan
(1) Perkembangan pasar dan situasi persaingan (2) Struktur internal perusahaan
d) Manajemen
(1) Kualifikasi komersial (2) Kualifikasi teknis
Penilaian untuk aspek non finansial di atas dengan menggunakan sistem skoring risiko sebagai berikut:
0 = risiko rendah 1 = risiko bisa diterima 2 = risiko tinggi
3 = risiko sangat tinggi 2) Aspek Finansial
a) Current Ratio > 140% b) Quick Ratio > 35%
c) EBITDA / (Hutang Jangka Mngh + Hut Jk Pjng) ≥ 40% d) EBITDA / (Biaya bunga + pokok 1 thn yad) ≥ 50% e) EBIT / Bunga > 150%
(46)
g) ROAthn ini > ROAyll
h) PMthn ini > PMyll
i) Pertumbuhan penjualan tahun ini > penjualanyll
Penilaian untuk aspek finansial juga menggunakan sistem skoring risiko; 0 = risiko rendah berarti memenuhi, 3 = risiko tinggi berarti tidak memenuhi. Kemudian diskor total jika ≤ 12 maka diterima, jika > 12 maka ditolak.
Standar tersebut merupakan kebijakan sendiri PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso, tidak mengikuti kebijakan dari Bank Indonesia. PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso mempunyai studi kelayakan sendiri untuk mencari titik aman dan memenuhi prinsip kehati-hatian dalam perkreditan. Asalkan tidak menyalahi atau melanggar aturan dari Bank Indonesia.
6) Aspek Sosial-Ekonomi
Analisis ini bertujuan untuk menilai sejauh mana proyek yang akan dibangun dan dibiayai dengan kredit bank memiliki value added
yang tinggi dilihat dari sudut pandang sosial maupun makroekonomis.
f. Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja
Untuk memutuskan layak dikabulkannya suatu pemberian kredit harus melalui beberapa proses. Suatu pemberian kredit modal usaha layak dikabulkan jika nasabah memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan pihak bank seperti kelengkapan surat-surat yang harus
(47)
dilampirkan, 6C dinilai baik dan 6A dalam pertimbangan pemberian kredit dinilai layak/aman.
Sehubungan dengan permasalahan yang akan dibahas maka suatu pemberian kredit layak dikabulkan jika secara umum kondisi keuangan perusahaan dinilai aman. Penilaian ini diperoleh melalui perhitungan dan analisis rasio-rasio keuangan.
Tahap-tahap yang harus ditempuh oleh calon debitur untuk memperoleh kredit (www.legalitas.org) adalah:
1) Tahap pengajuan permohonan dan persiapan kredit 2) Tahap penilaian dan pemeriksaan
3) Tahap analisis kredit 4) Tahap keputusan kredit
5) Tahap pelaksanaan dan administrasi kredit 6) Tahap pengawasan
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Niken Indraswati (2004) yang berjudul ”Analisis Keputusan Pemberian Kredit Pada Bank Ditinjau dari Aspek Keuangan (Studi Kasus PT. BPR Bina Masyarakat Mandiri Sejahtera Jogonalan, Klaten)” menyatakan bahwa:
PT. BPR Bina Masyarakat Mandiri Sejahtera kurang memperhatikan dan mempertimbangkan aspek keuangan dalam mengambil keputusan pemberian kredit. Kesimpulan ini berdasarkan hasil analisis laporan keuangan dari 30
(48)
debitur, bahwa jumlah debitur yang aman dalam kreditnya ditinjau dari aspek keuangan hanya sebesar 20% dari sampel.
Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Clotilda Detty Sari Kalembu (2006) yang berjudul “Analisis Aspek Manajemen dan Finansial Debitur dalam Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus pada PT. BPR Shinta Bhakti Wedi)” menyatakan hampir sama dengan pernyataan Niken Indraswati, yaitu: 1. PT. BPR Shinta Bhakti Wedi sudah menerapkan analisis aspek manajemen
sesuai dengan standar pemberian kredit yang ditetapkan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi.
2. PT. BPR Shinta Bhakti Wedi belum menerapkan analisis aspek finansial yang sesuai dengan standar pemberian kredit yang ditetapkan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi. Terbukti dengan diberikannya kredit terhadap 5 debitur yang setelah diteliti, tidak satupun debitur yang memenuhi semua rasio keuangan yang ditetapkan oleh PT. BPR Shinta Bhakti Wedi.
(49)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yaitu penelitian yang dilakukan terhadap satu objek tertentu sehingga hasil penelitian ini hanya berlaku bagi objek yang diteliti. Penelitian ini membahas keputusan pemberian kredit yang terjadi di PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2009.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian a. Pimpinan bank b. Account Officer
(50)
2. Obyek Penelitian
a. Prosedur pemberian kredit
b. Informasi keuangan debitur yang meliputi neraca dan laporan laba rugi c. Standar rasio keuangan bank bagi debitur
D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh debitur PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah debitur PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso yang memenuhi kriteria dan kualifikasi tertentu, yaitu debitur yang memiliki laporan keuangan.
3. Teknik Penarikan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah convenience sampling.
Convenience sampling adalah teknik pemilihan sampel dari elemen populasi (orang atau kejadian) yang datanya mudah diperoleh peneliti. Elemen populasi yang dipilih sebagai subyek sampel adalah tidak terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat (Nur Indriantoro & Bambang Supomo, 1999:130). Sampel dalam penelitian ini adalah debitur yang memiliki laporan keuangan dan telah layak menerima kredit.
(51)
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian lapangan ini dilakukan untuk mendapatkan data secara langsung dari sumbernya. Teknik yang digunakan :
1. Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan cara tanya jawab kepada subyek yang akan diteliti untuk mendapatkan data yang diperlukan. Data yang akan diperoleh dalam wawancara ini adalah profil perusahaan dan hal-hal yang berhubungan dengan perkreditan.
2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip, termasuk juga buku tentang teori, pendapat, dalil atau hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Data yang akan didokumentasikan dalam penelitian ini adalah data keuangan debitur yang berupa neraca dan laporan laba rugi debitur, standar rasio keuangan bank bagi debitur dan prosedur permohonan kredit.
F. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab permasalahan peneliti menggunakan analisis kuantitatif dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menganalisis laporan keuangan debitur dengan menghitung rasio-rasio keuangannya. Rasio-rasio yang akan digunakan (Sumber PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso)) adalah:
(52)
a. Liquidity Ratios
1) Current Ratio
100% liabilites Current Asset Current Ratio
Current = ×
2) Quick Ratio
100% s Liabilitie Current inventory Assets Current Ratio
Quick = − ×
b. Solvability Ratios
1) 100%
Panjang Jangka Hutang Menengah Jangka Hutang EBITDA × +
2) 100%
yad tahun 1 Pokok bunga Biaya EBITDA × +
3) Times Interest Earned Ratio
100% Bunga
Biaya EBIT
×
4) 100%
Assets Total
Equity ×
c. Profitability Ratios
1) Profit Margin Ratio
100% Sales Net Profit Ratio Margin
Profit = ×
2) Return on Asset (ROA)
100% Assets Total Tax After Earning Asset on
Return = ×
(53)
2. Membandingkan rasio-rasio keuangan setiap debitur yang diteliti dengan rasio yang ditetapkan oleh PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso.
3. Menarik kesimpulan apakah rasio-rasio keuangan setiap debitur yang diteliti berada pada risiko rendah atau risiko tinggi. Dikatakan risiko rendah jika rasio keuangannya memenuhi standar kelayakan kredit yang berlaku pada PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso dan diberi skor nol. Dikatakan risiko tinggi jika rasio keuangannya tidak memenuhi standar kelayakan kredit yang berlaku pada PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang Katamso dan diberi skor tiga. Kemudian skor dijumlah, jika total skor ≤ 12 maka kredit diterima dan jika total skor > 12 maka kredit ditolak.
(54)
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Katamso Yogyakarta merupakan salah satu cabang BRI di kantor wilayah Yogyakarta, yang terletak di jalan Brigjen Katamso No. 13-15 Yogyakarta. Lokasinya sangat strategis dekat dengan pusat kota dan transportasinya mudah. Hal tersebut memudahkan pihak PT. BRI (Persero) Cabang Katamso Yogyakarta dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama nasabah. Berdirinya PT. BRI (Persero) Cabang Katamso tidak terlepas dari sejarah berdirinya BRI Kantor Pusat. Pada awalnya BRI didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi). BRI berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Adanya situasi perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang
(55)
merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 Tahun 1965, BKTN diintergrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.
Setelah berjalan selama satu bulan keluar Penpres No. 17 Tahun 1965 tentang pembentukan Bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).
Berdasarkan Undang No. 14 Tahun 1967 tentang Undang-Undang Pokok Perbankan dan Undang-Undang-Undang-Undang No. 13 Tahun 1968 tentang Undang-Undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai Bank Umum.
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 Tahun 1992 status BRI berubah menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang kepemilikannya masih 100% di tangan Pemerintah. PT. BRI (Persero) yang didirikan sejak tahun 1895 didasarkan pelayanan pada masyarakat kecil sampai sekarang tetap
(56)
konsisten, yaitu dengan fokus pemberian fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil.
Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat maka sampai saat ini BRI mempunyai Unit Kerja yang berjumlah 4.447 buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor Wilayah, 12 Kantor Inspeksi /SPI, 170 Kantor Cabang (Dalam Negeri), 145 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Cabang Khusus, 1 New York Agency, 1 Caymand Island Agency, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P.POINT, 3.705 BRI UNIT dan 357 Pos Pelayanan Desa.
B. Visi dan Misi
Adapun visi dan misi BRI, sebagai berikut : 1. Visi BRI
Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah
2. Misi BRI
a. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.
b. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktek good corporate governance.
(57)
c. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
C. Struktur Organisasi
Kantor cabang merupakan perpanjangan tangan dari kantor pusat dalam menunjang kegiatan perbankan yang berhubungan dengan pelayanan. Dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan visi dan misi, serta peningkatan kualitas diperlukan adanya keselarasan dalam pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab sehingga dapat menunjukkan kinerja yang bagus yang dapat berdampak baik bagi perkembangan perbankan itu sendiri.
Bagi PT. BRI (Persero) Cabang Katamso Yogyakarta pembentukan struktur organisasi bertujuan agar organisasi dapat berjalan lancar, efektif dan efisien. Dengan adanya struktur organisasi maka terdapat pembagian kerja yang jelas, sehingga setiap organ dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Berikut ini adalah struktur organisasi PT. BRI (Persero) Cabang Katamso Yogyakarta :
(58)
Gambar IV. 1 STRUKTUR ORGANISASI KANCA BRI YOGYAKARTA KATAMSO
(59)
D. Jasa dan Layanan
1. Simpanan a. Deposito
1) DEPOBRI Rupiah
DepoBRI Rupiah merupakan produk deposito yang memberikan kenyamanan dan keamanan dalam investasi dana.
2) DEPOBRI Valas
Bank BRI menawarkan DepoBRI Valas yang memberikan kenyamanan investasi dana dalam mata uang asing.
3) Deposito On Call (DOC)
Deposito On Call (DOC) merupakan produk deposito yang menawarkan hasil investasi yang tinggi.
b. Giro
1) GiroBRI Rupiah
GiroBRI Rupiah merupakan simpanan yang akan mempermudah transaksi bisnis dan keuangan.
2) GiroBRI Valas
GiroBRI Valas merupakan produk simpanan pihak ketiga dalam mata uang asing.
(60)
c. Tabungan 1) BritAma
BritAma, dengan system Real Time On-Line di seluruh Indonesia, dapat melakukan penyetoran dan penarikan tunai di Kantor-Kantor Cabang Bank BRI dan dilengkapi dengan fasilitas Kartu BritAma
Prime Card. 2) Simpedes
Tabungan Simpedes BRI adalah simpanan masyarakat dalam bentuk tabungan dengan mata uang rupiah yang dapat dilayani di Kantor Cabang Khusus / Kanca / KCP / BRI Unit, yang penyetoran dan pengambilannya tidak dibatasi baik frekuensi maupun jumlahnya sepanjang memenuhi ketentuan yang berlaku.
3) Tabungan Haji 4) BRI Prioritas
BRI Prioritas siap memberikan layanan dan solusi perbankan, hingga pengelolaan kekayaan (wealth management) secara menyeluruh secara eksklusif melalui Priority Banking Manager
dan Priority Banking Officer yang professional. 5) Simpanan Dollar BRI
Simpanan Dollar BRI merupakan simpanan dalam mata uang Dollar yang akan memenuhi kebutuhan akan simpanan dalam valuta asing.
(61)
2. Pinjaman (Macam-Macam Kredit) Produk-produk kredit ritel, yaitu : a. Kredit BRI Guna
Kredit BRI Guna merupakan fasilitas kredit untuk memenuhi berbagai keperluan apapun sesuai kebutuhan produktif maupun kebutuhan konsumtif para karyawan, yang mempunyai penghasilan tetap.
b. Kredit SPBU
Kredit SPBU merupakan fasilitas kredit baik investasi maupun modal kerja khusus SPBU.
c. Kredit Talangan BBM
Bank BRI bekerjasama dengan Hiswana Migas, menawarkan Kredit Talangan dan Bank Garansi untuk mengatasi permasalahan penebusan DO (Delivery Order) dan Bahan Bakar Elpiji.
d. Kredit Waralaba (Franchise)
Kredit waralaba merupakan fasilitas kredit dalam bentuk modal kerja dan investasi.
e. Bank Garansi
Bank Garansi merupakan fasilitas pinjaman tidak langsung dimana Bank BRI memberikan jaminan kepada penerima jaminan (pihak ketiga) bahwa nasabah/debitur sanggup untuk memenuhi kewajibannya kepada pihak ketiga.
(62)
f. Kredit Express
Kredit Express menjawab kebutuhan para professional khususnya dokter, notaris, akuntan dan bidan, yang hendak memerlukan modal kerja atau investasi. Kredit Express ini juga ditawarkan bagi para pengusaha yang menginginkan pembiayaan usaha produktif dengan pola angsuran tetap tiap bulannya.
g. Kredit dengan Agunan Kas
Bagi para pengusaha yang berminat menjaminkan surat-surat berharga untuk mencukupi besaran plafon kredit yang diajukan, Bank BRI menyediakan fasilitas Kredit dengan Agunan Kas.
h. Kredit Modal Kerja
KMK (Kredit Modal Kerja) merupakan salah satu layanan Bank BRI yang bertujuan untuk membiayai tambahan modal kerja yaitu piutang dan tambahan persediaan. Dalam pengajuan kredit modal kerja, para nasabah disyaratkan untuk menyediakan dana sendiri minimum sebesar 30% dari total kebutuhan modal usaha.
i. Kredit Modal Kerja Konstruksi
KMK Konstruksi merupakan kredit modal kerja untuk membiayai kebutuhan modal kerja konstruksi untuk penyelesaian suatu proyek. j. Kredit Investasi
Kredit Investasi merupakan solusi tepat bagi para pengusaha yang membutuhkan pembiayaan investasi awal yang hendak dilakukan para nasabah UMKM.
(63)
k. Kredit Modal Kerja Ekspor
Bagi para eksportir, dapat memanfaatkan layanan kredit modal kerja ekspor (KMK Ekspor) yaitu fasilitas kredit untuk tujuan pembiayaan
pre-export (pembiayaan untuk produksi atau pembelian barang-barang untuk diekspor) dan pembiayaan post-export (pembiayaan untuk melakukan negosiasi wesel ekspor).
l. Kredit Modal Kerja Impor
Kredit Modal Kerja Impor (KMK – Impor) adalah fasilitas kredit yang disediakan bagi pembiayaan aktivitas pembiayaan seluruh/sebagian kegiatan transaksi impor, khususnya yang berhubungan dengan L/C impor.
m. Kredit Modal Kerja Konstruksi_BOI
Bank BRI sebagai Bank Operasional I memberikan Fasilitas KMK Konstruksi bagi para kontraktor/perusahaan, yang mengerjakan proyek-proyek pemerintah dimana sumber pembayarannya dari APBN. 3. Syarat-Syarat Mengajukan Kredit
Persyaratan umum yang diperlukan dalam pengajuan kredit usaha kepada BRI dari para nasabah pengusaha:
a. Mempunyai usaha yang layak dibiayai, usaha minimal telah berjalan dua tahun dengan perolehan laba minimal satu tahun terakhir.
(64)
c. Melampirkan dokumen identitas diri:
1) Copy KTP atau Surat Kewarganegaraan/Surat Keterangan ganti nama
2) Copy Kartu Keluarga dan Akta Perkawinan 3) Pasfoto debitur
d. Melampirkan dokumen identitas usaha:
1) Copy NPWP, SIUP, SITU, TDP, Surat Ijin Gangguan/HO
2) Copy Akte Pendirian/Perubahan Pendirian Usaha (Khusus usaha berbadan hukum)
e. Melampirkan Sertifikat Agunan Tanah/Bangunan, copy PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) dan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) dari obyek bangunan yang akan diagunkan (Tidak berlaku bagi debitur kredit dengan agunan kas penuh).
f. Melampirkan copy rekening koran tiga bulan terakhir (bagi nasabah
take over bank lain). 4. Prosedur Pemberian Kredit
Prosedur pemberian kredit di PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Katamso : a. Calon debitur datang langsung ke BRI dan akan dilayani oleh unit
pelayanan nasabah (apabila calon debitur baru atau yang membutuhkan informasi mengenai syarat kredit). Apabila calon debitur sudah mengetahui informasi yang berkaitan dengan pengajuan kredit maka calon debitur dapat langsung datang ke bagian administrasi kredit dengan menyerahkan berkas atau dokumen yang
(65)
menjadi syarat kredit. Setelah itu bagian administrasi kredit meneliti kelengkapan syarat-syarat permohonan kredit untuk diserahkan ke AO (Account Officer). Kemudian AO menganalisis dan mengevaluasi permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur.
b. Penyidikan dan Analisis Kredit
Setelah berkas-berkas diserahkan ke bagian ADK (administrasi kredit) oleh calon debitur, kemudian berkas-berkas tersebut diserahkan ke AO untuk diteliti kembali kelengkapannya. AO mulai melakukan analisis dan evaluasi kredit atas permohonan kredit yang diajukan calon debitur yaitu dengan mengadakan wawancara dan kunjungan langsung ke tempat usaha debitur serta kunjungan ke tempat agunan yang dijaminkan. Dari pemeriksaan tersebut dapat diperoleh kebenaran mengenai usaha dan agunan debitur serta informasi-informasi lain mengenai watak, kemampuan, modal, dan kondisi usaha calon debitur. Setelah melakukan penelitian, kemudian AO menganalisis dan mengevaluasi kelayakan permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur. AO juga membuat laporan penilaian agunan serta laporan penilaian kelayakan usaha debitur. Kemudian laporan tersebut diserahkan kepada Pimpinan Cabang (Pinca) sebagai pemutus kredit.
c. Keputusan Kredit
AO menyerahkan laporan penilaian kelayakan permohonan kredit kepada Pinca untuk dilakukan keputusan kredit apakah permohonan
(66)
kredit diterima atau ditolak. Sebelum memberikan putusan kredit, Pinca memeriksa dan meneliti kelengkapan kredit. Putusan kredit diambil berdasarkan analisa dan evaluasi kredit yang telah dilakukan AO. Setelah Pinca memberikan putusan atas kredit, Pinca menandatangani formulir PTK (formulir putusan kredit) sebagai bukti bahwa kredit telah disetujui atau ditolak.
d. Perjanjian Kredit
Berdasarkan putusan kredit yang telah disetujui maka Supervisor ADK mencatat tanggal putusan kredit dalam register permohonan kredit dan mempersiapkan surat penawaran putusan kredit (Offering Letter) serta surat perjanjian kredit. Surat penawaran putusan kredit ini disampaikan kepada debitur untuk mendapatkan persetujuan atas putusan kredit. Setelah Offering Letter disetujui dan ditandatangani debitur, supervisor administrasi kredit membuatkan surat perjanjian kredit. Surat perjanjian kredit disahkan ke notaris.
e. Pencairan Kredit
Setelah kredit disetujui oleh Pinca dan surat penawaran persetujuan kredit yang diserahkan kepada debitur telah disetujui dan ditandatangani oleh debitur serta telah dilakukannya perjanjian kredit antara debitur dan pihak bank, bagian administrasi membuat formulir Instruksi Pencairan Kredit (IPK) yang ditandatangani oleh Operation Officer (OO). Setelah itu Supervisor ADK mencatat tanggal pencairan
(67)
kredit dalam register permohonan kredit dan debitur dapat mencairkan kredit melalui teller. Kredit yang diberikan bisa lebih kecil atau lebih besar dari yang diajukan atau sama dengan yang diajukan. Semuanya itu tergantung dari hasil analisa dan keputusan Pinca sebagai pemutus kredit.
(68)
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI DATA
Sesuai dengan misi BRI, PT. BRI (Persero) Cabang Katamso berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah dalam kegiatannya yaitu pengumpulan dan penyaluran dana. Nasabah adalah faktor penting bagi kelangsungan hidup bagi bank, karena nasabah sebagai sumber pendanaan bagi bank tersebut, oleh sebab itu bank selalu memberikan pelayanan yang terbaik agar mendapatkan nasabah sebanyak mungkin. Penelitian ini memfokuskan pada pelayanan bank dalam bentuk penyaluran dana yaitu kredit modal kerja.
Laporan keuangan yang digunakan untuk membahas permasalahan dalam skripsi ini adalah neraca dan laporan rugi laba debitur selama tiga tahun terakhir, terdiri dari tiga periode dari tahun 2006-2008. Laporan keuangan yang dianalisis hanya enam debitur. Jumlah tersebut sudah cukup mewakili, karena sudah mencerminkan data yang sebenarnya. Laporan keuangan tersebut merupakan laporan keuangan debitur yang sudah layak menerima kredit. Peneliti ingin mengetahui apakah PT. BRI (Persero) Cabang Katamso Yogyakarta sudah benar-benar menerapkan standar kelayakan kredit berdasarkan finansial yang telah ditetapkan.
Mengingat adanya etika perbankan yang menyatakan bahwa bank harus menyimpan rahasia intern para debiturnya, maka nama debitur dan
(69)
nama perusahaan dari kasus yang dibahas diganti dengan abjad sehingga rahasia debitur PT. BRI (Persero) Cabang Katamso tetap terjamin.
(70)
1. Laporan Keuangan Debitur 1
Tabel V. 1 PT. ABC
Neraca
Per 31 Desember 2006, 2007 dan 2008
Rp.000,- Periode
KETERANGAN
31-12-2006 31-12-2007 31-10-2008 A K T I V A
K a s 4.500 4.500 35.560
B a n k 0 0 0
Piutang Usaha / Dagang 356.447 391.982 315.187 Persediaan Barang 193.000 273.790 265.840
Pembayaran dimuka 0 0 14.000
Akt.Lancar lainnya 0 0 0
Jumlah Aktiva Lancar 553.947 670.272 630.587
Tanah 400.000 400.000 400.000
Bangunan 150.000 400.000 1.100.000
Mesin - mesin 25.000 25.000 55.000
Kendaraan 417.984 417.984 417.984
Peralatan Pabrik/Kantor 10.000 10.000 10.000
Aktiva tetap lainnya 0 0 0
(Penyusutan) (20.000) (45.000) (90.000)
Jumlah Aktiva tetap 982.984 1.207.984 1.892.984
TOTAL AKTIVA 1.536.931 1.878.256 2.523.571
P A S S I V A
Hutang Dagang 24.552 22.320 131.396
Hutang Bank 500.000 620.000 733.673
Ht.Menengah Jt Tempo 0 0 0
Hutang Lain2 (keluarga) 0 0 0
Jumlah Hutang lancar 524.552 642.320 865.069
Ht.Jk.Menengah 101.436 96.605 500.000
Ht.Jk.Panjang Bank Lain 0 0 0
Jumlah Ht.jk.panjang 101.436 96.605 500.000 Total seluruh hutang 625.988 738.925 1.365.069
Prive 0 0 0
Modal disetor 778.725 910.943 702.496
Laba ditahan 0 0 0
Laba tahun berjalan 132.218 228.387 456.006 Jumlah modal sendiri 910.943 1.139.331 1.158.502 TOTAL PASSIVA 1.536.931 1.878.256 2.523.571
(71)
Tabel V. 2 PT. ABC Laporan Laba Rugi
Untuk periode yang berakhir tahun 2006, 2007 dan 2008
Rp.000,- Periode
KETERANGAN
31-12-2006 31-12-2007 31-12-2008 Penjualan bersih 2.734.864 4.207.483 4.392.762 Harga Pokok Penjualan 1.743.768 2.682.720 2.305.944 L a b a K o t o r 991.096 1.524.763 2.086.818 Biaya Adm.Penj. Umum 302.764 465.790 477.856 Laba Operasional 688.332 1.058.973 1.608.962
Biaya Bunga 80.000 99.200 71.268
Biaya Penyusutan 20.000 25.000 45.000
Biaya Operasional lain 424.449 633.506 866.257 Pend. stlh biaya bunga
dan Penyusutan 163.884 301.267 626.437
Penghasilan lainnya 0 0 0
Pend.sblm pajak (EBT) 163.884 301.267 626.437
P a j a k 31.666 72.880 170.431
(72)
2. Laporan Keuangan Debitur 2
Tabel V. 3 PT. DEF
Neraca
Per 31 Desember 2006, 2007 dan 2008
Rp.000,- Periode
KETERANGAN
31-12-2006 31-12-2007 31-10-2008 A K T I V A
K a s 3.600 6.448 9.569
B a n k 8.369 8.728 14.475
Piutang Usaha / Dagang 63.250 86.000 83.000 Persediaan Barang 196.750 253.000 297.000
Pembayaran dimuka 0 0 0
Akt.Lancar lainnya 0 0 0
Jumlah Aktiva Lancar 271.969 354.176 404.044
Tanah 100.000 100.000 100.000
Bangunan 80.000 80.000 80.000
Mesin - mesin 0 0 0
Kendaraan 100.000 100.000 100.000
Peralatan Pabrik/Kantor 0 0 0
Aktiva tetap lainnya 0 0 0
(Penyusutan) (20.000) (40.000) (60.000)
Jumlah Aktiva tetap 260.000 240.000 220.000
TOTAL AKTIVA 531.969 594.176 624.044
P A S S I V A
Hutang Dagang 24.000 22.700 15.000
Hutang Bank 250.000 250.000 237.000
Ht.Menengah Jt Tempo 0 0 0
Hutang Lain2 (keluarga) 0 0 0
Jumlah Hutang lancar 274.000 272.700 252.000
Ht.Jk.Menengah 0 0 0
Ht.Jk.Panjang Bank Lain 0 0 0
Jumlah Ht.jk.panjang 0 0 0
Total seluruh hutang 274.000 272.700 252.000
Prive 0 0 0
Modal disetor 200.000 257.969 321.476
Laba ditahan 0 0 0
Laba tahun berjalan 57.969 63.507 50.568
Jumlah modal sendiri 257.969 321.476 372.044
(73)
Tabel V. 4 PT. DEF Laporan Laba Rugi
Untuk periode yang berakhir tahun 2006, 2007 dan 2008
Rp.000,- Periode
KETERANGAN
31-12-05 31-12-07 31-10-2008 Penjualan bersih 1.650.492 1.737.360 1.524.000 Harga Pokok Penjualan 1.485.442,8 1.563.624 1.371.600
Upah Buruh 16.504,92 17.373,6 15.240
L a b a K o t o r 148.544,28 156.362,4 137.160 Biaya Adm.Penj. Umum 24.757,38 26.060,4 30.480
Laba Operasional 123.786,9 130.302 106.680
Biaya Bunga 40.000 40.000 31.600
Biaya Penyusutan 20.000 20.000 20.000
Biaya Operasional lain 0 0 0
Pend. stlh biaya bunga
dan Penyusutan 63.786,9 70.302 55.080
Penghasilan lainnya 0 0 0
Pend.sblm pajak (EBT) 63.786,9 70.302 55.080
P a j a k 5.818 6.795 4.512
(74)
3. Laporan Keuangan Debitur 3
Tabel V. 5 PT. GHI
Neraca
Per 31 Desember 2006, 2007 dan 2008
Rp.000,- Periode
KETERANGAN
31-12-2006 31-12-2007 31-10-2008 A K T I V A
K a s / Bank 52.144 82.754 198.481
Piutang Usaha / Dagang 1.240.000 1.854.900 2.135.000 Persediaan Barang 2.695.000 3.110.379 3.809.167
Pembayaran dimuka 0 200.000 0
Akt.Lancar lainnya 0 0 0
Jumlah Aktiva Lancar 3.987.144 5.248.033 6.142.648
Tanah 700.000 700.000 700.000
Bangunan 277.000 277.000 1.501.936
Mesin - mesin 75.000 75.000 75.000
Kendaraan 150.000 150.000 150.000
Peralatan Pabrik/Kantor 0 0 0
Aktiva tetap lainnya 0 0 0
(Penyusutan) (407.500) (515.000) (639.061)
Jumlah Aktiva tetap 794.500 687.000 1.787.875
TOTAL AKTIVA 4.781.644 5.935.033 7.930.523
P A S S I V A
Hutang Dagang 0 0 0
Hutang Bank 1.140.078 1.248.587 995.431
Ht.Menengah Jt Tempo 0 0 0
Hutang Lain2 (keluarga) 0 0 0
Jumlah Hutang lancar 1.140.078 1.248.587 995.431
Ht.Jk.Menengah 0 0 0
Ht.Jk.Panjang Bank Lain 0 0 1.224.935
Jumlah Ht.jk.panjang 0 0 1.224.935
Total seluruh hutang 1.140.078 1.248.587 2.220.366
Prive (150.000) 0 0
Modal disetor 150.000 150.000 150.000
Laba ditahan 2.825.297 3.491.566 4.536.446 Laba tahun berjalan 816.269 1.044.880 1.023.711 Jumlah modal sendiri 3.641.566 4.686.446 5.710.157
(75)
Tabel V. 6 PT. GHI Laporan Laba Rugi
Untuk periode yang berakhir tahun 2006, 2007 dan 2008
Rp.000,- Periode
KETERANGAN
31-12-2006 31-12-2007 31-12-2008 Penjualan bersih 9.072.900 10.887.480 10.479.199,5 Harga Pokok Penjualan 7.258.320 8.709.984 8.383.359,6 L a b a K o t o r 1.814.580 2.177.496 2.095.839,9 Biaya Adm.Penj. Umum 453.645 414.813 419.167,98 Laba Operasional 1.360.935 1.762.683 1.676.671,92
Biaya Bunga 49.560 170.309 115.167
Biaya Penyusutan 107.500 107.500 124.061
Biaya Operasional lain 0 0 0
Pend. stlh biaya bunga
dan Penyusutan 1.203.875 1.484.874 1.437.443,92
Penghasilan lainnya 0 0 0
Pend.sblm pajak (EBT) 1.203.875 1.484.874 1.437.443,92
P a j a k 387.606 439.994 413.733
(76)
4. Laporan Keuangan Debitur 4
Tabel V. 7 PT. JKL
Neraca
Per 31 Desember 2006, 2007 dan 2008
Rp.000,- Periode
KETERANGAN
31-12-2006 31-12-2007 31-10-2008 A K T I V A
K a s 3.600 6.400 9.231
B a n k 8031 8.390 11.856
Piutang Usaha / Dagang 24.000 27.000 29.000
Persediaan Barang 7.000 12.000 17.000
Pembayaran dimuka 0 0 0
Akt.Lancar lainnya 0 0 0
Jumlah Aktiva Lancar 42.631 53.790 67.087
Tanah 50.000 95.000 99.750
Bangunan 50.000 50.000 80.000
Mesin - mesin 0 0 0
Kendaraan 80.000 80.000 95.000
Peralatan Pabrik/Kantor 0 0 0
Aktiva tetap lainnya 0 0 0
(Penyusutan) (15.000) (30.000) (39.583)
Jumlah Aktiva tetap 165.000 195.000 235.167
TOTAL AKTIVA 207.631 248.790 302.254
P A S S I V A
Hutang Dagang 24.000 22.700 15.000
Hutang Bank 0 0 25.000
Ht.Menengah Jt Tempo 0 0 0
Hutang Lain2 (keluarga) 0 0 0
Jumlah Hutang lancar 24.000 22.700 40.000
Ht.Jk.Menengah 0 0 0
Ht.Jk.Panjang Bank Lain 0 0 0
Jumlah Ht.jk.panjang 0 0 0
Total seluruh hutang 24.000 22.700 40.000
Prive (24.000) (24.000) (10.000)
Modal disetor 150.000 183.631 226.090
Laba ditahan 0 0 0
Laba tahun berjalan 57.631 66.459 46.164
Jumlah modal sendiri 183.631 226.090 262.254
(77)
Tabel V. 8 PT. JKL Laporan Laba Rugi
Untuk periode yang berakhir tahun 2006, 2007 dan 2008
Rp.000,- Periode
KETERANGAN
31-12-2006 31-12-2007 31-12-2008
Penjualan bersih 234.000 265.000 165.000
Harga Pokok Penjualan 152.100 172.250 100.650
L a b a K o t o r 81.900 92.750 64.350
Biaya Adm.Penj. Umum 3.510 3.975 3.300
Laba Operasional 78.390 88.775 61.050
Biaya Bunga 0 0 1.562,5
Biaya Penyusutan 15.000 15.000 9.583,33
Biaya Operasional lain 0 0 0
Pend. stlh biaya bunga
dan Penyusutan 63.390 73.775 49.904,17
Penghasilan lainnya 0 0 0
Pend.sblm pajak (EBT) 63.390 73.775 49.904,17
P a j a k 5.759 7.316 3.740
(78)
5. Laporan Keuangan Debitur 5
Tabel V. 9 PT. MNO Neraca
Per 31 Desember 2006, 2007 dan 2008
Rp.000,- Periode
KETERANGAN
31-12-2006 31-12-2007 31-10-2008 A K T I V A
K a s 8.155 15.809 19.104
B a n k 0 0 0
Piutang Usaha / Dagang 125.000 150.000 155.000 Persediaan Barang 365.000 400.000 425.000
Pembayaran dimuka 8.000 0 0
Akt.Lancar lainnya 0 0 0
Jumlah Aktiva Lancar 506.155 565.809 599.104
Tanah 200.000 200.000 200.000
Bangunan 50.000 50.000 50.000
Mesin - mesin 0 0 0
Kendaraan 25.000 25.000 25.000
Peralatan Pabrik/Kantor 2.000 2.000 2.000
Aktiva tetap lainnya 0 0 0
(Penyusutan) (31.600) (39.500) (45.425)
Jumlah Aktiva tetap 245.400 237.500 231.575
TOTAL AKTIVA 751.555 803.309 830.679
P A S S I V A
Hutang Dagang 0 22.622 10.000
Hutang Bank 237.646 232.441 233.432
Ht.Menengah Jt Tempo 0 0 0
Hutang Lain2 (keluarga) 0 0 0
Jumlah Hutang lancar 237.646 255.063 243.432
Ht.Jk.Menengah 0 0 0
Ht.Jk.Panjang Bank Lain 0 0 0
Jumlah Ht.jk.panjang 0 0 0
Total seluruh hutang 237.646 255.063 243.432
Prive (50.000) (25.000) (15.000)
Modal disetor 527.182 513.909 548.246
Laba ditahan 0 0 0
Laba tahun berjalan 36.727 59.337 54.000
Jumlah modal sendiri 513.909 548.246 587.246,5
(79)
Tabel V. 10 PT. MNO Laporan Laba Rugi
Untuk periode yang berakhir tahun 2006, 2007 dan 2008
Rp.000,- Periode
KETERANGAN
31-12-2006 31-12-2007 31-12-2008 Penjualan bersih 550.000 866.666,67 693.333,33 Harga Pokok Penjualan 440.000 693.333,34 554.666,66 L a b a K o t o r 110.000 173.333,33 138.666,67
Biaya Adm.Penj. Umum 33.000 52.000 41.600
Laba Operasional 77.000 121.333,33 97.066,67
Biaya Bunga 20.892 33.036 22.024
Biaya Penyusutan 7.900 7.900 5.925
Biaya Operasional lain 5.000 15.000 10.000
Pend. stlh biaya bunga
dan Penyusutan 43.208 65.397,33 59.117,67
Penghasilan lainnya 0 0 0
Pend.sblm pajak (EBT) 43.208 65.397,33 59.117,67
P a j a k 6.481 6.060 5.118
(80)
6. Laporan Keuangan Debitur 6
Tabel V. 11 PT. PQR
Neraca
Per 31 Desember 2006, 2007 dan 2008
Rp.000,- Periode
KETERANGAN
31-12-2006 31-12-2007 31-10-2008 A K T I V A
K a s 104.913 117.559 143.898
B a n k 0 0 0
Piutang Usaha / Dagang 167.500 195.000 198.000 Persediaan Barang 270.526 456.000 440.000
Pembayaran dimuka 0 56.000 45.000
Akt.Lancar lainnya 86.700 95.000 97.000
Jumlah Aktiva Lancar 629.639 919.559 923.898
Tanah 966.700 966.700 966.700
Bangunan 1.000.000 1.000.000 1.200.000
Mesin - mesin 370.000 370.000 370.000
Kendaraan 175.000 175.000 175.000
Peralatan Pabrik/Kantor 60.000 60.000 60.000
Aktiva tetap lainnya 0 0 0
(Penyusutan) (401.000) (481.748) (501.935)
Jumlah Aktiva tetap 2.170.700 2.089.952 2.269.765
TOTAL AKTIVA 2.800.339 3.009.511 3.193.663
P A S S I V A
Hutang Dagang 30.200 35.000 30.000
Hutang Bank 348.899 350.000 350.000
Ht.Menengah Jt Tempo 0 0 0
Hutang Lain2 (keluarga) 0 0 0
Jumlah Hutang lancar 379.099 385.000 380.000
Ht.Jk.Menengah 0 0 0
Ht.Jk.Panjang Bank Lain 369.998 370.000 333.000 Jumlah Ht.jk.panjang 369.998 370.000 333.000
Total seluruh hutang 749.097 755.000 713.000
Prive (475.000) (400.000) (200.000)
Modal disetor 500.000 500.000 500.000
Laba ditahan 1.910.153 2.026.242 2.154.511 Laba tahun berjalan 116.089 128.269 26.151.5 Jumlah modal sendiri 2.051.242 2.254.511 2.480.662.5
(81)
Tabel V. 12 PT. PQR Laporan Laba Rugi
Untuk periode yang berakhir tahun 2006, 2007 dan 2008
Rp.000,- Periode
KETERANGAN
31-12-2006 31-12-2007 31-12-2008 Penjualan bersih 5.220.000 8.716.000,8 2.505.850,23 Harga Pokok Penjualan 4.802.400 8.193.040,75 2.380.557,72 L a b a K o t o r 417.600 522.960,05 125.292,51 Biaya Adm.Penj. Umum 104.400 174.320,02 50.117
Laba Operasional 313.200 348.640,03 75.175,51
Biaya Bunga 96.000 115.200 27.320
Biaya Penyusutan 80.748 80.748 20.187
Biaya Operasional lain 0 0 0
Pend. stlh biaya bunga
dan Penyusutan 136.452 152.692,03 27.668,51
Penghasilan lainnya 0 0 0
Pend.sblm pajak (EBT) 136.452 152.692,03 27.668,51
P a j a k 20.363 24.423 1.517
Laba Bersih 116.089 128.269,03 26.151,51
(82)
B. Analisis Laporan Keuangan Debitur
Tabel V. 13
Analisis Laporan Keuangan Debitur PT. ABC Hasil
Rasio Keuangan Perhitungan
(Periode 31 Des 2008)
31 Des 2006 (%) 31 Des 2007 (%) 31 Des 2008 (%) Standar Bank (%) Kondisi Keuangan Kesimp
ulan Skor 1. Rasio Likuiditas
a. Current Ratio
100% Lancar Hutang Lancar Aktiva ×
b. Quick Ratio
100% Lancar Hutang Persediaan Lancar Aktiva × − % 100 000 . 069 . 865 000 . 587 . 630 × Rp Rp % 100 000 . 069 . 865 000 . 840 . 265 000 . 587 . 630 × − Rp Rp Rp 105,6 68,81 104,35 61,73 72,89 42,16
≥ 140
≥ 35
Turun Turun Risiko tinggi Risiko rendah 3 0
2. Rasio Solvabilitas a. 100% Pnjng Jngk Hutang Mngh Jngk Hutang EBITDA × + b. 100% yad tahun 1 Pokok bunga Biaya EBITDA × + % 100 000 . 000 . 500 000 . 705 . 742 × Rp Rp % 100 000 . 000 . 165 000 . 268 . 71 000 . 705 . 742 × +Rp Rp Rp 260,15 105,55 440,42 142,20 148,54 314,35
≥ 40
≥ 50
Fluktuasi Naik Risiko rendah Risiko rendah 0 0
(83)
Tabel V. 13
Analisis Laporan Keuangan Debitur PT. ABC (Lanjutan) c. Times Interest Earned Ratio
100% Bunga Biaya EBIT × d. 100% Assets Total Equity × % 100 000 . 268 . 71 000 . 705 . 697 × Rp Rp % 100 000 . 571 . 523 . 2 000 . 502 . 158 . 1 × Rp Rp 304,86 59,27 403,70 60,66 978,99 45,91
≥ 150
≥ 50
Naik Fluktuasi Risiko rendah Risiko tinggi 0 3
3. Rasio Profitabilitas a. Profit Margin (PM)
100%
Penjualan Profit
×
b. Return On Asset (ROA)
100%
Aktiva Total
EAT ×
c. Pertumbuhan Penjualan % 100 000 . 762 . 392 . 4 000 . 006 . 456 × Rp Rp % 100 000 . 571 . 523 . 2 000 . 006 . 456 × Rp Rp - 5,99 10,66 Rp 2.734.8 64.000 5,43 12,16 Rp 4.207.4 83.000 10,38 18,07 Rp 4.392.7 62.000 PM > PMyll ROA > ROAyll Prtumbhn pnjualnthn ini > pnjualnyll Fluktuasi Naik Naik Risiko rendah Risiko rendah Risiko rendah 0 0 0
Jumlah 6 Skor 6 berarti kredit diterima
(84)
Tabel V. 14
Analisis Laporan Keuangan Debitur PT. DEF Hasil
Rasio Keuangan Perhitungan
(Periode 31 Des 2008)
31 Des 2006 (%) 31 Des 2007 (%) 31 Des 2008 (%) Standar Bank (%) Kondisi Keuangan Kesimp
ulan Skor 1. Rasio Likuiditas
a. Current Ratio
100% Lancar Hutang Lancar Aktiva ×
b. Quick Ratio
100% Lancar Hutang Persediaan Lancar Aktiva × − % 100 000 . 000 . 252 000 . 044 . 404 × Rp Rp % 100 000 . 000 . 252 000 . 000 . 297 000 . 044 . 404 × − Rp Rp Rp 99,26 27,45 129,88 37,10 160,33 42,48
≥ 140
≥ 35
Naik Naik Risiko rendah Risiko rendah 0 0
2. Rasio Solvabilitas a. 100% Pnjng Jngk Hutang Mngh Jngk Hutang EBITDA × + b. 100% yad tahun 1 Pokok bunga Biaya EBITDA × + 0 % 100 000 . 000 . 100 000 . 600 . 31 000 . 680 . 106 × +Rp Rp Rp - 77,37 - 68,58 - 81,06
≥ 40
≥ 50 - Fluktuasi - Risiko rendah - 0
(85)
Tabel V. 14
Analisis Laporan Keuangan Debitur PT. DEF (Lanjutan) c. Times Interest Earned Ratio
100% Bunga Biaya EBIT × d. 100% Assets Total Equity × % 100 000 . 600 . 31 000 . 680 . 86 × Rp Rp % 100 000 . 044 . 624 000 . 044 . 372 × Rp Rp 259,47 48,49 275,76 54,10 274,30 59,62
≥ 150
≥ 50
Fluktuasi Naik Risiko rendah Risiko rendah 0 0 3. Rasio Profitabilitas
a. Profit Margin (PM)
100%
Penjualan Profit
×
b. Return On Asset (ROA)
100%
Aktiva Total
EAT ×
c. Pertumbuhan Penjualan % 100 000 . 000 . 524 . 1 000 . 568 . 50 × Rp Rp % 100 000 . 044 . 624 000 . 568 . 50 × Rp Rp - 3,51 10,9 Rp 1.650.4 92.000 3,66 10,69 Rp 1.737.3 60.000 3,32 8,10 Rp 1.542.0 00.000 PM > PMyll ROA > ROAyll Prtumbhn pnjualnthn ini > pnjualnyll Fluktuasi Turun Fluktuasi Risiko tinggi Risiko tinggi Risiko tinggi 3 3 3
Jumlah 9
(86)
Tabel V. 15
Analisis Laporan Keuangan Debitur PT. GHI Hasil
Rasio Keuangan Perhitungan
(Periode 31 Des 2008)
31 Des 2006 (%) 31 Des 2007 (%) 31 Des 2008 (%) Standar Bank (%) Kondisi Keuangan Kesimp
ulan Skor 1. Rasio Likuiditas
a. Current Ratio
100% Lancar Hutang Lancar Aktiva ×
b. Quick Ratio
100% Lancar Hutang Persediaan Lancar Aktiva × − % 100 000 . 431 . 995 000 . 648 . 142 . 6 × Rp Rp % 100 000 . 431 . 995 000 . 167 . 809 . 3 000 . 648 . 142 . 6 × − Rp Rp Rp 349,73 113,34 420,32 171,21 617,08 234,42
≥ 140
≥ 35
Naik Naik Risiko rendah Risiko rendah 0 0
2. Rasio Solvabilitas a. 100% Pnjng Jngk Hutang Mngh Jngk Hutang EBITDA × + b. 100% yad tahun 1 Pokok bunga Biaya EBITDA × + % 100 000 . 935 . 224 . 1 000 . 672 . 676 . 1 × Rp Rp % 100 000 . 000 . 300 000 . 167 . 115 000 . 672 . 676 . 1 × +Rp Rp Rp - 389,33 - 338,78 136,88 403,85
≥ 40
≥ 50 - Fluktuasi Risiko rendah Risiko rendah 0 0
(87)
Tabel V. 15
Analisis Laporan Keuangan Debitur PT. GHI (Lanjutan) c. Times Interest Earned Ratio
100% Bunga Biaya EBIT × d. 100% Assets Total Equity × % 100 000 . 167 . 115 000 . 611 . 552 . 1 × Rp Rp % 100 000 . 523 . 930 . 7 000 . 157 . 710 . 5 × Rp Rp 2.529 76,16 972 78,96 1.348 72
≥ 150
≥ 50
Fluktuasi Fluktuasi Risiko rendah Risiko Rendah 0 0
3. Rasio Profitabilitas a. Profit Margin (PM)
100%
Penjualan Profit
×
b. Return On Asset (ROA)
100%
Aktiva Total
EAT ×
c. Pertumbuhan Penjualan
% 100 000 . 648 . 479 . 10 000 . 711 . 023 . 1 × Rp Rp % 100 000 . 523 . 930 . 7 000 . 711 . 023 . 1 × Rp Rp - 9 17,07 Rp 9.072.9 00.000 9,60 17,61 Rp 10.887. 480.000 9,77 12,91 Rp 10.479. 199.500 PM > PMyll ROA > ROAyll Prtumbhn pnjualnthn ini > pnjualnyll Naik Fluktuasi Fluktuasi Risiko rendah Risiko tinggi Risiko tinggi 0 3 3
Jumlah 6
(88)
Tabel V. 16
Analisis Laporan Keuangan Debitur PT. JKL Hasil
Rasio Keuangan Perhitungan
(Periode 31 Des 2008)
31 Des 2006 (%) 31 Des 2007 (%) 31 Des 2008 (%) Standar Bank (%) Kondisi Keuangan Kesimp
ulan Skor 1. Rasio Likuiditas
a. Current Ratio
100% Lancar Hutang Lancar Aktiva ×
b. Quick Ratio
100% Lancar Hutang Persediaan Lancar Aktiva × − % 100 000 . 000 . 40 000 . 087 . 67 × Rp Rp % 100 000 . 000 . 40 000 . 000 . 17 000 . 087 . 67 × − Rp Rp Rp 177,63 148,46 236,96 184,09 167,72 125,22
≥ 140
≥ 35
Fluktuasi Fluktuasi Risiko rendah Risiko rendah 0 0
2. Rasio Solvabilitas a. 100% Pnjng Jngk Hutang Mngh Jngk Hutang EBITDA × + b. 100% yad tahun 1 Pokok bunga Biaya EBITDA × + 0 % 100 000 . 000 . 50 500 . 562 . 1 000 . 050 . 61 × +Rp Rp Rp - - - - - 118,40
≥ 40
≥ 50 - - - Risiko rendah - 0
(1)
Lampiran 3
Surat Ijin Penelitian dari Kanca
BRI Yogyakarta Katamso
(2)
106 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
Lampiran 4
Struktur Organisasi Kanca BRI
Yogyakarta Katamso
(4)
107 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
Lampiran 5
(6)
108 108 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI