Nilai wajar instrumen keuangan
65 Untuk liabilitas suku bunga mengambang, analisa sensitivitas disusun dengan asumsi jumlah
liabilitas yang beredar pada tanggal laporan posisi keuangan adalah beredar sepanjang tahun. Jika basis poin bunga lebih tinggi atau lebih rendah dari 100 basis point dan semua variabel
lainnya tetap konstan, laba Perusahaan dan anak perusahaan untuk periode enam bulan yang berakhir 30 September 2011 akan menurunmeningkat sebesar Rp 20.776.059.048. Hal ini
terutama disebabkan oleh eksposur tingkat variabel suku bunga pinjaman.
iii. Manajemen risiko kredit
Risiko kredit adalah risiko kerugian yang timbul atas saldo instrumen keuangan dalam hal konsumen penyewa properti investasi maupun pembeli properti tidak dapat memenuhi
kewajibannya untuk membayar utang terhadap Perusahaan dan anak perusahaan. Perusahaan dan anak perusahaan mengelola risiko kredit yang timbul dari pembeli properti
yang gagal membayar angsurancicilan yaitu dengan mengenakan denda atas keterlambatan pembayaran, pembatalan jual beli dengan pengenaan denda pembatalan, penjualan kembali
properti serta klaim kepada pembeli atas kerugian yang timbul atas penjualan kembali.
Perusahaan dan anak perusahaan mengelola risiko kredit yang timbul dari penyewa properti investasi yang gagal membayar sewa dengan cara meminta penyewa untuk memberikan
deposit tunai danatau garansi bank untuk rental selama 3 bulan, serta membayar Down Payment minimal 10 di muka sebelum tanggal awal masa sewa. Perusahaan dan anak
perusahaan juga memiliki kebijakan penelaahan berkala atas penagihan tunggakan dan melakukan perjanjian sewa dengan pelanggan yang mempunyai sejarah atau reputasi kredit
yang baik.
iv. Manajemen risiko likuiditas
Risiko likuiditas timbul jika terjadi kesulitan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek dan kegiatan usahanya karena kurangnya pendanaan.
Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan manajemen risiko likuiditas yang berhati-hati dengan mempertahankan saldo kas yang cukup yang dihasilkan dari arus kas internal dan
ketersediaan sumber pendanaan yang cukup dari fasilitas kredit yang diperoleh, melakukan pengelolaan tenor pembayaran yang disesuaikan dengan segmen dari proyek pembangunan
dan tenor pendanaan dari penjualan, serta melakukan kebijakan penagihan hasil penjualan secara intensif.
Perusahaan dan anak perusahaan memelihara kecukupan dana untuk membiayai kebutuhan modal kerja yang berkelangsungan.