Latar Belakang Study Penggolongan Darah A, B, Ab, O Melalui Analisa Secara Biokimiawi Klinis

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah Perkembangan Golongan Darah Sejak ratusan tahun yang lalu ahli – ahli telah berpendapat, bahwa penderita – penderita yang kekurangan darah seperti orang – orang yang mengalami perdarahan yang hebat, seperti akibat kecelakaan, peperangan, persalinan atau penyakit –penyakit perdarahan dapat ditolong dengan penambahan darah ke dalam tubuh penderita tersebut. Mula – mula William Harvey telah melakukan transfusi darah pada penderita kekurangan darah, tetapi banyak menyebabkan kematian dan ada juga yang berhasil secara kebetulan. Juga sudah pernah dicoba memindahkan darah binatang, seperti darah kelinci, darah domba tetapi menyebabkan kematian. Pernah dikakukan percobaan oleh dokter pribadi Raja Perancis Lwiss ke XIV memberikan darah domba pada orang gila tersebut, karena dia berpendapat dan orang beranggapan pada waktu itu domba bersifat peramah. Tetapi ternyata mengakibatkan kematian, sehingga sejak itu dilarang untuk melakukan pemindahan darah transfusi darah. Lalu pada Tahun 1900 Dr.Karl Landsteiner mengumumkan penemuannya tentang golongan darah manusia. Sejak penemuan inilah pemindahan darah transfusi darah ini tidak lagi berbahaya, sudah dapat menolong penderita – penderita yang kekurangan darah. Dengan ditemukannya golongan darah oleh Dr.Karl Landsteiner, dapatlah dijelaskan sebab – sebab kematian yang dulu akibat dari transfusi darah. Pada penyelidikannya juga dia dapat menemukan zat – zat yang dapat menghalangi pembekuan darah, sehingga darah yang diambil dari tubuh tidak segera membeku. Selain itu dia menemukan, bahwa dengan penambahan larutan glukosa ke dalam darah dapat memperpanjang hidup Universitas Sumatera Utara Erythrocyt diluar tubuh manusia. Dengan penemuan, darah sudah dapat disimpan sebelum ditransfusikan kedalam tubuh penderita. Pada perang dunia ke II, akibat banyaknya korban – korban yang mengalami perdarahan – perdarahan juga memberi kesempatan untuk penyelidikan – penyelidikan sehingga pengetahuan mengenai penyimpanan darah ini dapat dilakukan secara intensif, sehingga transfusi darah dapat ditunjukkan untuk pengobatan – pengobatan dan juga penelitian tentang penggunaan bagian – bagian dari darah. Juga semakin majunya ilmu pengetahuan mengenai golongan darah ini, semakin banyak digunakan pada bagian – bagian lain, seperti dalam bidang kriminal. Golongan darah dapat juga membantu mencari identitas seseorang, seperti bercak – bercak darah yang ditemukan akibat pembunuhan dapat membantu petugas kepolisian. Dalam menentukan keturunan, golongan darah ini juga dapat membantu, karena golongan darah si anak akan bergantung pada golongan darah kedua orang tuanya. Dalam kebanyakan pengamatan, pencampuran darah yang berasal dari 2 orang yang berbeda akan menyebabkan timbulnya pengendapan sel – sel darah merah. Peristiwa pengendapan sel tersebut dinamai sebagai aglutinasi. Pengamatan selanjutnya memperlihatkan, bahwa peristiwa ini melibatkan sel darah merah dan bagian cair dari darah, yaitu serum atau plasma. Penemuan Golongan darah ini dilandasi oleh adanya Interaksi Antigen-Antibodi. Antibodi adalah molekul protein immunoglobulin yang memiliki satu atau lebih tempat perlekatan combining sites yang disebut paratope. Antigen adalah molekul asing yang mendatangkan suatu respon spesifik dari limfosit. Sejak tahun 1900 sampai dengan tahun 1962 telah dikenal orang dengan baik, 12 macam system golongan darah, yang penting dalam bidang transfusi darah dan kehamilan. Golongan dimaksud adalah system – system : ABO, MNSs, P, Rhesus, Lutheran, Kell, Lewis, Duffy, Kidd, Ausberger, Xg dan Doombrok. Dan masih ada lagi system – system golongan darah Universitas Sumatera Utara lainnya seperti Diego, Sutter yang ditemukan pada beberapa ras bangsa saja dan lainnya. Didalam transfusi darah hanya system ABO yang merupakan golongan terpenting untuk tujuan – tujuan klinis. System golongan darah lainnya dianggap kurang mempunyai arti klinis karena termasuk memiliki antigen – antigen yang lemah, dan antibodynya baru timbul setelah mengalami transfusi yang berulangkali. Dan zat anti-nya biasanya mempunyai suhu optimum reaksi yang rendah dibawah 37 C , sehingga tidak mempunyai arti klinis yang berarti. ANTIGEN GOLONGAN DARAH Antigen – antigen golongan darah berada pada permukaan luar kulit sel darah merah. Penelitian para ahli menunjukkan bahwa antigen golongan darah ini merupakan polysaccharida yang komplek dengan berat molekul kira – kira 200.000. ZAT ANTI ANTIBODY GOLONGAN DARAH Zat anti ini termasuk Gol : protein globulin, berada bebas didalam plasma serum.

1.2 Perumusan Masalah