UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG DENGAN MENGGUNKAN METODE DEMONTRASI KELAS VI SD NEGERI MUSA BAROH DITINJAU DARI KOMPETENSI PEDAGOGIS.

ABSTRAK

Syahrol.Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Bangun Ruang Dengan Menggunkan Metode Demontrasi kelas VI
SD Negeri Musa Baroh Ditinjau Dari Kompetensi Pedagogis
2015/2016..Tesis. Medan: Program pascasarjana universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Meningkatkan aktifitas belajar siswa melalui
metode demintrasi dan alat peraga pada materi bangun ruang yaitu kubus dan
balok di kelas VI. (2) Meningkatkan hasil belajar siswa matematika melalui
metode demontrasi dan alat peraga pada materi bangun ruang yaitu kubus dan
balok. Tehnik pengumpulan data melalui tes hasil belajar, pengamatan aktivitas
belajar siswa dan respon siswa terhadap pembelajaran. Berdasarkan analisis data
diperoleh kesimpulan: (1) Pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran
matematika. Hal ini dibuktikan dengan aktivitas belajar siswa siklus I dengan ratarata persentase skor sebesar 82,03% dengan kategori baik dan aktivitas siswa pada
siklus II sebesar 90,76% juga dalam kategori sangat baik. Dengan demikian
berdasarkan hasil tersebut maka terjadi peningkatan sebesar 8,73%. (2) Hasil
belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan metode
demontrasi dan alat peraga pada materi bangun ruang juga mengalami
peningkatan. Hal ini berdasarkan hasil belajar siswa siklus I dan siklus II

diketahui bahwa nilai rata-rata tes evaluasi dari 68,69 menjadi 79,34. (3)
Ketuntasan siswa dalam belajar matematika melaui metode demontrasi pada
materi bangu ruang menjadi peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari persentase
ketuntasan belajar siswa pada siklus I sebesar 78,26%, sedangkan siklus II
ketuntasan belajar siswa sebesar 86,95%. Dengan demikian peningkatan yang
terjadi antara ketuntasan belajar siklus I dengan siklus II sebesar 8,69%. (4)
Respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan metode
demontrasi dan alat peraga terjadi peningkatan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan
hasil angket siswa menunjukkan bahwa rata-rata respon siswa pada siklus I
sebesar 72,29% dengan kategori “Setuju” dan pada siklus II sebesar 79,94%
dengan kategori “Sangat Setuju”. Berdasarkan penelitian ini, maka disarankan
guru matematika SD Negeri Musa Baroh mengajar bangun data melalui metode
demontrasi dan alat peraga. Hal ini dapat dipahami karena terbukti dalam
penelitian ini, pembelajaran matematika dengan menggunakan metode demontrasi
dan alat peraga meningkat aktivitas dan hasil belajar matematika siswa pada
materi bangun ruang.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Bangun Ruang, Metode Demontrasi

i


ABSTRACT

Syahrol. Effort to improve the activity and student learning outcomes in the
material geometry by using demontration method an experimental at SD
musa Baroh Pidie Jaya terms of pedagogical competence 2015/2016.
This thesis is “ By using demontration method” the (1) first improving student
learning activities through demonstration method and props on the matrial and
geometry cube beam in the class VI. (2) The second improve student learning out
comes through the method of mathemtical demontration and grops on the material
and geometry cube beam. Technigves of coll cecting data through observation of
the test result of learning, student learning activities. Based on data analysis
conclusions, the first, learning by using demontration method can increase the
activity of the students in the learning process of mathematics. This is evidenced
by student learning activities first cycle with an average percentage score of
82,03%. With a good category and activity of students in the second cycle of
90,76% is also in the excellent category. Therefore, based on these results an
increase of 8,73%. Next, the result of student learning in mathematics by using
demonstration and grops on the material geometry also increased. Is based on the
results of student learning cycle I and II is known that the average valve of the

avaluation test of 68,69 into 79,34. (3) Than, completeness of students in learning
mathematics through the method of demonstration on the material moder space
being improved. It can be seen from the percentage of completeness of students in
the first cycle of 78,26%, while the cycle complete learn student by 86,95%. This
the increase that occured between matery learning cycle to cycle II of 8,69%. (4)
Finally, the response of student to the study of mathematies by using the method
of demontration and grops must be increased. This can be seen by the results of
student guestionaires showed that the average response of the students in the first
cycle amounted to 72,29% with agree category and the second cycle amounted to
79,94% categorized as very agree. Based waka of data through methods
demonstrations and props. This is understandable because it is proven in this stuy,
learning mathematies by using demontrations and props increased activity and
results of students mathematies learning in the material geometry.
The key : Learning outcomes, Geometry, Method of demonstration.

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah AWT yang telah menganugrahkan

rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “ Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Dengan
Menggunakan Metode Demontrasi Kelas VI SD Negeri Musa Baroh Ditinjau Dari
Kompetensi Pedagogis Tahun pelajar 2015/216 “ dengan baik dan tepat waktu.
Tesis ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Dasar pada Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa selesainya tesis ini berkat bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu secara khusus penulis dengan penuh
kerendahan hati menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-sebesarnya dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Prof. Dr. Asmin. M.Pd selaku
pembimbing I, dan Bapak Dr. Waminton Rajagukguk, M. Pd selaku pembimbing
II yang dengan iklas dan penuh kesabaran memberikan bimbingan, arahan serta
motivasi kepada penulis sejak awal penulis sejak awal penulisan

hingga

selesainya tesis ini. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis
sampaikan kepada Bapak Dr, Edy Surya M.Si, Bapak Dr. Adi Sutopo, M.Pd .
M.T, Bapak Dr, Deny Setiawan, M.Si sebagai nara sumber dan tim penguji yang

telah banyak memberikan kritik dan saran yang konstruktif sebagai tambahan
wawasan dan pengetahuan bagi penulis demi kesempurnaan dalam penulisan tesis
ini.

iii

Dalam kesempatan ini penulis tak lupa pula mengucapkan terima kasih
dan penghormatan kepada:
1.

Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M. Pd, selakuk Rektor Universitas Negeri
Medan yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi pada
Program Studi Pendidikan Dasar pada Program Pascasarjan Universitas
Negeri Medan.

2.

Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan beserta semua staf yang telah memberikan fasilitas
dan kemudahan dalam pelayanan administrasi.


3.

Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dasar
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah banyak
memotivasi serta membantu penulis sehingga penulis kembali bersemangat
untuk menyelesaikan tesis ini.

4.

Bapak Dr. Daulat Saragi, M.Hum, selaku sekretaris Prodi Pendidikan Dasar
yang telah membantu penulis dalam penulisan tesis ini.

5.

Bapak Putra, S.Pd, selaku staf Prodi Pendidikan Dasar yang tanpa mengenal
lelah membantu penulis dalam segala urusan administrasi.

6.


Teman-teman seperjuangan kelas A2 Reguler dan konsen matematika
angkatan XXV Program Studi Pendidikan Dasar Sekolah Pascasarjana
Universita Negeri Medan yang telah banyak meberikan motivasi dalam upaya
menyelesaikan proposal tesis saya ini.

7.

Bapak Drs. Nurdin, selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri Musa Baroh yang
telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

iv

8.

Seluruh dewan guru beserta staf SD Negeri Musa Baroh yang telah bekerja
sama sehingga penelitian dapat terlaksanakan dengan baik dan lancar.

9.

Siswa-siswi kelas VI Tahun ajaran 2015/2016 yang turut berpartisipasi

menjadi subjek dalam penelitian.

10. Keluarga tersayang Kakak dan Adik yaitu Marzuki Nasir, Syarifuddin Nasir,
Nurlina Nasir, Safriati Nasir, Radiah Nasir dan Yusran Nasir yang senantiasa
memberikan semangat dan mendoakan.
11. Teristimewa kepada istriku tercinta Leny Marlita dan buah hati semata yaitu
Rizky Mayvonna yang rela berkorban dengan penuh kesabaran dan berkat
do’a yang tulus dari merekalah sehingga apa yang dicita-citakan penulis
terkabul hendaknya.
12. Kepada Kawan karib yaitu Syukri Arbi, Muhammad Usman, Syuriadi
Samidan, Abdullah M, Yacub yang telah bersusah payah membantu dengan
ikhlas tampa mengharap imbalan apapun.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam menyusun tesis ini.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan kelemahan dalam penulisan tesis ini. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik saran yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan kelak.
Terlepas dari kekurangan dan kelemahan yang ada, penulis berharap semoga tesis
ini bermanfaat bagi pengembang pendidikan.
Medan, 15 September 2016

Penulis
Syahrol
Nim. 8146181042

v

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK...........................................................................................
ABSTRACT.........................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................
DAFTAR TABEL...............................................................................
DAFTAR GAMBAR..........................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................

i
ii
iii

vi
viii
ix
x

BAB I PENDAHULUAN.................................................................

1

1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6

1
9
9
9

10
10

Latar Belakang Masalah.........................................................
Indentifikasi Masalah.............................................................
Batasan Masalah.....................................................................
Rumusan Masalah...................................................................
Tujuan Penelitian....................................................................
Manfaat Hasil Penelitian.........................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1

2.2

Dasar Teoritis...........................................................................
2.1.1 Hakikat Belajar............................................................
2.1.2 Prinsip-prinsip Belajar................................................
2.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar................
2.1.4 Pengajaran dan Pembelajaran.....................................
2.1.5 Tiori Belajar Kognitivistik..........................................
2.1.6 Motivasi dan Proses Pembelajaran..............................
2.1.7 Kompetensi Pedagogik...............................................
2.1.8 Metode Demontrasi....................................................
2.1.9 Peranan Media Terhadap Prestasi Siswa Sekolah Dasar
2.1.10 Konsep Bangun Ruang..............................................
Kerangka Konseptual............................................................

14
14
15
16
16
22
28
35
38
41
46
50

BAB III METODE PENELITIAN
3.1

3.2
3.3

Setting Penelitian...................................................................
3.1.1 Lokasi Penelitian.........................................................
3.1.2 Waktu Penelitian.........................................................
Subjek Penelitian...................................................................
Metode dan Desain Penelitian
3.3.1 Metode Penelitian.........................................................

vi

54
54
54
54
56

3.4
3.5
3.6
3.7

3.1.2 Desain Penelitian.........................................................
Tehnik Pengumpulan data.....................................................
Tehnik Pengolahan Data.......................................................
Keabsahan Penelitian.............................................................
Indikator Keberhasilan...........................................................

57
60
65
69
72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............

73

4.1
4.2
4.3

Hasil Penelitian.........................................................................
Pembahasan Penelitian.............................................................
Keterbatasan Penlitian..............................................................

73
109
119

BAB V SIMPULAN DAN SARAN................................................
5.1 Simpulan....................................................................................
5.2 Saran..........................................................................................

121
121
122

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................

123

vii

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Bangun Ruang .....................................................

61

Tabel 3.2 Lembaran Observasi Aktifitas Guru ...................................

62

Tabel 3.3 Lembaran Observasi Aktifitas Siswa .................................

63

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Respon ....................................................

65

Tabel 4.1 Hasil Tes Awal ....................................................................

75

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Aktivtias Guru Siklus I ..........................

84

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Aktivtias Siswa Siklus II ........................

85

Tabel 4.4 Hasil Tes Evaluasi Sikus I ....................................................

88

Tabel 4.5 Hasil Angket Respon siswa Siklus I ....................................

90

Tabel 4.6 Hasil pengamatan Aktivitas Guru Siklus II..........................

102

Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ........................

103

Tabel 4.8 Hasil Tes Evaluasi Siklus II ................................................

105

Tabel 4.9 Hasil Tabulasi Angket Respon Siswa Siklus I .....................

107

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Bagan Dasar Sistem Pembelajaran ...................................

21

Gambar 2.2 Fungsi Media Dalam Pembelajaran ..................................

43

Gambar 2.3 Kubus dan Jaringan Kubus ...............................................

47

Gambar 2.4 Kubus Satuan ....................................................................

48

Gambar 2.5 Balok dan Jaringan Balok .................................................

48

Gambar 2.6 Kubus Satuan dan Balok ....................................................

48

Gambar 2.7 Skema Kerangka Konseptual .............................................

52

Gambar 3.1 Alur Penelitian ..................................................................

57

Gambar 4.1 Diagram Batang Pengamtan Aktivitas Guru Siklus I ........

85

Gambar 4.2 Diagram Batang Pengamtan Aktivitas Siswa Siklus I .......

87

Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil Siklus I .........................................

89

Gambar 4.4 Diagram Batang Pengamtan Aktivitas Guru Siklus II .......

103

Gambar 4.5 Diagram Batang Pengamtan Aktivitas Siswa Siklus II .....

104

Gambar 4.6 Diagram Batang Hasil Siklus II ........................................

106

Gambar 4.7 Diagram Batang Perbandingan nilai Rata-rata
Siklsu I dan Siklus II ..........................................................

112

Gambar 4.8 Diagram Batang Perbandingan Ketuntasan Belajar
Siklsu I dan Siklus II..........................................................

113

Gambar 4.9 Diagram Batang Perbandingan Nilai Rata-rata
Aktifitas Siswa Siklsu I dan Siklus II ................................

117

Gambar 4,10 Diagram Batang Perbandingan Rata-rata Respon
Siswa Siklsu I dan Siklus II ...............................................

ix

118

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1

Rencana Pembelajaran Pembelajaran ( Siklus 1 )............
Rencana Pembelajaran Pembelajaran (Siklus II )............
Lampiran 2 Lembaran Kerja Siswa ( LKS 1 – Siklus I )....................
Lembaran Kerja Siswa ( LKS 2 – Siklus I )....................
Lembaran Kerja Siswa ( LKS 3 – Siklus II )..................
Lembaran Kerja Siswa ( LKS 4 – Siklus II )..................
Lampiran 3 Lembaran Observasi Aktivitas Guru..............................
Lembaran Observasi Aktivitas Siswa.............................
Lampiran 4 Tes Evaluasi Belajar Siklus I..........................................
Tes Evaluasi Belajar Siklus II........................................
Lampiran 5 Kunci Jawaban Tes Siklus I..........................................
Kunci Jawaban Tes Siklus II..........................................
Lampiran 6 Daftar Hadir Siklus I......................................................
Daftar Hadir Siklus II....................................................
Lampiran 7 Angket Respon Siswa....................................................
Lampiran 8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertama........
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Kedua..........
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertama.......
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Kedua..........
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I pertama...........
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Kedua.............
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertama.........
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Kedua...........
Lampiran 9 Hasil Tes Awal..............................................................
Hasil Tabulasi nilai Siswa Siklus I................................
Hasil Tabulasi nilai Siswa Siklus II..............................
Lampiran 10 Hasil Angket Respon Siswa Siklus I..............................
Hasil Angket Respon Siswa Siklus II............................
Dokumentasi Hasil Penelitian................................................................

x

126
129
132
133
134
137
140
142
144
145
146
148
150
151
152
153
155
157
159
161
163
165
167
169
170
171
172
174
176

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Lahirnya UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional dan

UU No, 14 Tahun 2004 tentang Guru dan Dosen menandai babak baru dalam
sejarah pendidikan di indonesia. Dengan perangkat Undang-Undang ini
pemerintah dan masyarakat Indonesia memiliki landasan yang kuat dan mengikat
untuk memberi perhatian yang besar pada dunia pendidikan sebagi wahana
mencerdaskan bangsa. Sebab hanya bangsa cerdas dan berkualitas yang dapat
membawa kepada kemajuan, kemerdekaan dan kesejahteraan di satu sisi, dan
bermartabat dalam fora pergaulan antara bangsa di sisi lain.
Salah satu komponen penting untuk memajukan dunia pendidikan di
indonesia

adalah

usaha

memberdayakan

Lembaga

Pendidikan

Tenaga

Kependidikan (LPTK) sebagai lembaga pencetak dan pendidik guru dan calon
guru. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sekarang ini
sedang digalakkan oleh pemerintah. Langkah yang paling penting dilakukan, yaitu
dengan pendidikan. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan salah satu sasaran
dari program pembangunan di Indonesia yang harus di tempuh oleh semua lapisan
masyarakat. Dalam UUD 1945 di tegaskan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak
mendapatkan pengajaran”.
Pendidikan merupakan bagian integral pembangunan dan kemajuan suatu
bangsa. Pencanangan wajib belajar sembilan tahun adalah salah satu upaya
pemerintah untuk memajukan bangsa Indonesia yang jauh ketinggalan dengan

1

2

bangsa-bangsa lainnya. Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang berbunyi :
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang di perlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
Berdasar kan pernyataan UU No. 20 tahun 2003 maka usaha sadar dalam
merancang pendidikan harus dilihat berbagai aspek untuk mencapai tujuan
pendidikan Nasional. Walaupun demikian, bukti-bukti dilapangan menunjukkan
hasil belajar siswa masih rendah terutama pada pelajaran matematika nilai siswa
masih rendah dan kurang memuaskan, bahkan sangat perlu ditingkatkan.
Adapun tujuan mata pelajaran matematika untuk semua jenjang
pendidikan dasar dan menengah menurut (Depdiknas, 2006) adalah agar siswa
mampu:
1. Memahami konsep dan mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat, efisien
dan tepat dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penelalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk menjelasakan keadaan atau masalah.

3

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu rasa
ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap
ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Geometri ruang adalah salah satu materi yang diajarkan di SD, namun
ternyata kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal dimensi tiga masih
rendah. Sebagai contoh, kadang-kadang siswa tidak dapat mengidentifikan
volume pengabungan dua bangun ruang balok dan kubus atau pun dengan kalimat
cerita. Hasil survey Programme for International Student Assessment (PISA)
2009 menunjukkan bahwa untuk pelajaran matematika Indonesia berada urutan
ke-61 dari 65 negara dengan rata-rata skor 375. Hasil perolehan skor signifikan di
bawah skor rata-rata internasional sebesar 500. Hal ini membuktikan bahwa siswa
di indonesia masih sangat rendah dalam menguasai materi pelajaran terutama
dalam pemecahan masalah dan komunikasi matematika dalam menyelesaikan
soal-soal ujian atau uji kompetnsi siswa.
Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Edi Surya dkk (2014) Salah
satu penyebab rendahnya kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan
komunikasi matematis siswa dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang
digunakan guru. Pembelajaran yang selama ini digunakan guru belum mampu
mengaktifkan siswa dalam belajar, memotivasi siswa untuk mengemukakan ide
dan pendapat mereka, dan bahkan para siswa masih enggan untuk bertanya pada
guru jika meraka belum paham terhadap materi yang disajikan guru. Di samping
itu juga, guru senantiasa di kejar oleh target waktu untuk menyelesaikan setiap
pokok bahasan tanpa memperhatikan kompetensi yang dimiliki siswanya
akibatnya pembelajaran bermakna yang diharapkan tidak terjadi.

4

Siswa hanya belajar dengan cara menghapal, mengingat materi, rumusrumus, defenisi, unsur-unsur dan sebagainya. Guru yang tidak lain merupakan
penyampai informasi yang lebih aktif sementara siswa pasif mendengarkan dan
menyalin, sesekali guru bertanya dan sesekali siswa menjawab, guru memberikan
contoh soal dilanjutkan dengan memberikan latihan yang sifatnya rutin kurang
melatih daya nalar. Bila dikaitkan dengan kurikulum yang berlaku, porsi geometri
memang tidak banyak dan biasanya hanya diajarkan sebagai hafalan dan
perhitungan semata.
Salah satu
dengan gurunya

SD Negeri Musa Baroh yang diwawancarai oleh peneliti
mengaku siswa kelas VI mempunyai kesulitan dalam

menyelesaikan soal matematika pada materi bangun ruang dengan menggunakan
kalimat cerita dan juga pada penggabungan dua bangun ruang, misalnya antara
volume balok dan kubus, antara kubus dengan prisma dan juga antara tabung
dengan kerucut. Soal-soal model ini sangat sering muncul dalam ujian nasional,
Tapi sayangnya data-data yang murni untuk membuktikan kesulitan siswa pada
mata pelajaran matematika tidak ada disekolah. Hal ini di karenakan sering terjadi
praktek ujian nasional di indonesia sudah menjadi suatu tradisi untuk meluluskan
siswanya dalam ujian nasional dengan menghalalkan bermacam-macam cara,
sehinggga guru-guru sering bertindak untuk menjawab soal-soal lalu dibeberkan
kepada siswanya masing-masing. Hal ini mungkin saja terjdi di sekolah lain pada
umumnya dan pada khususnya SD Negeri Musa Baroh. Jadi walaupun datanya
tidak ditemukan secara murni namun fakta lapangan kebanyakan siswa SD Negeri
Musa Baroh sangat sulit dalam menyelesaikan soal matematika terutama pada
bidang kajian bangun ruang tentang volume, hal ini didukung dengan melakukan

5

observasi awal untuk melihat wawasan siswa tentang soal cerita dan
penggabungan volume kubus dan balok. Dari 23 siswa yang di observasi tes awal
dengan bentuk soal cerita dan penggabungan kubus dan balok, tidak ada satu
siswa pun yang menyelesaikan soal secara tuntas dan bahkan ada 15 siswa yang
tidak menjawab sama sekali.
Hal ini sangat perlu diperbaiki kesulitan-kesulitan siswa pada materi
tersebut sehingga tidak berdampak pada ujian Nasional. Kesulitan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal tidak mungkin terjadi dengan begitu saja, akan tetapi
pasti ada kendala atau faktor-faktor tertentu yang membuat siswa tidak bisa
menguasai materi bangun ruang.
Selanjutnya

Saragih

(2007)

mengungkapkan

bahwa

kemampuan

komunikasi dalam pembelajaran matematika perlu untuk diperhatikan, ini
disebabkan komunikasi matematika dapat mengorganisasi dan mengkonsolidasi
berpikir matematis siswa baik secara lisan maupun tulisan. Apabila siswa
mempunyai kemampuan komunikasi tentunya akan membawa siswa kepada
pemahaman matematika kepada konsep matematika yang dipelajari.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi
matematik siswa memang peran penting serta perlu ditingkatkan di dalam
pembelajaran matematika. Baroody (1993) menjelaskan ada dua alasan mengapa
komunikasi dalam matematika siswa peranan penting dan perlu ditingkatkan di
dalam pembelajaran matematika. pertama mathematics as languange, artinya
matematika tidak hanya sebagai alat untuk menemukan pola, menyelesaikan
masalah atau mengambil kesimpulan, tetapi matematika juga sebagai alat yang
berharga untuk mengkomunikasikan berbagai ide secara jelas, tepat dan cermat.

6

Kedua, mathematics learningas social activity, artinya matematika sebagai
aktivitas sosial dalam pembelajaran, matematika juga sebagai wahana interaksi
antar siswa, dan juga komunikasi antara guru dan siswa. Oleh sebah itu
kemapuan guru untuk menumbuhkan komunikasi matematika bagi siswa masih
rendah. Hal ini dapat di tinjau dari kompetensi pedagogis kemampuan guru
dalam

mengajar

masih

terlihat

menurut

pandangan

filsafat

pendidika

perenialisme.
Menurut (Bustoni 2010:9) konsep pendidikan ini bertolak dari asumsi
bahwa seluru warisan budaya, yaitu pengetahuan, ide-ide, atau nilai-nilai telah
ditemukan oleh para pemikir terdahulu. Pendidikan berfungsi memelihara,
mengawetkan, dan meneruskan semua warisan budaya tersebut kepada generasi
berikutnya. Guru atau para pendidik tidak perlu susah-susah mencari dan
menciptakan pengetahuan, konsep dan nilai-nilai baru, sebab semuanya telah
tersedia, tinggal menguasai dan mengajarkan kepada anak. Tiori pendidikan ini
lebih menekankan peranan isi pendidikan dari pada proses. Pendidikan berpusat
pada guru, siswa hanya mendengar dan mencatat atau mengerjakan soal-soal apa
yang disuruh oleh gurunya. Di Kabupaten Pidie Jaya pada umumnya dan pada
khususnya SD Negeri Musa Baroh masih banyak menggunakan model
pembelajaran yang berlandaskan filsafat pendidikan perenialisme. Pendidikan
seperti ini menurut Dewey dkk (Muhmidayeli 2011 :152) kurang produktif,
mereka protes terhadap kebijakan-kebijakan pendidikan yang diturunkan oleh
filsafat sebelumnya yang konvensional dan bersifat tradisional, mareka
beranggapan bahwa pendidikan yang kurang kondusif yang diterapkan akan sulit

7

melahirkan manusia-manusia yang sejati, aliran ini berpendapat bahwa
pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang.
Oleh karena itu perlu adanya metode pembelajaran yang bervariasi agar
jalan proses belajar mengajar tidak membosankan, sehingga dapat menarik
perhatian siswa untuk belajar dan pada akhirnya kualitas semakin meniningkat.
Penggunaan metode yang bervariasi tidak akan menguntungkan kegiatan belajar
mengajar. Bila penggunaanya metode dan alat peraga tidak tepat sesuai dengn
situasi yang mendukung kondisi psikologi siswa, maka pembelajaran sering
mengalami kegagalan bagi siswa dalam belajar. Pembelajaran matematika
didasarkan kepada aktif dan akan lebih menekankan peranan siswa untuk belajar.
Guru

memengang

peranan

penting

untuk

menciptakan

kondisi

yang

memungkinkan siswa dalam mengembangkan perkembangan potensi bagi anak.
Belajar sebagai komponen penting dalam pembelajaran perlu mendapatkan
perhatian yang serius, karena kenberhasilan proses pembelajaran sangat
ditentukan oleh keberhasilan seseorang dalam belajar.
Pembelajaran yang berlangsung selama ini di lapangan, guru masih sering
menggunakan metode ceramah dan latihan soal-soal dalam mengajar kepada
siswa pada pelajaran matematika. Guru lebih mengutamakan hasil belajar dari
pada proses belajara, siswa dituntut untuk bisa menghafal rumus-rumus
matematikan tanpa menjelaskan penurunan rumus atau mendapatkan konsep
tentang rumus-rumus. Proses belajar mengajar yang demikian akan membuat
siswa menjadi jenuh. Selanjutnya Dines ( Russefendi, 2004:144) menekankan
perlunya anak diberikan beraneka ragam benda konkrit sebagai model konkret
dari konsep matematika yang sedang dipelajari. Penggunaan media pembelajaran

8

dapat mempertinggi proses dan hasil belajar siswa karena berkenaan dengan taraf
berfikir siswa.
Salah satunya media pembelajaran adalah alat peraga. Alat peraga dalam
proses belajar mengajar digunakan dengan tujuan membantu guru agar proses
belajar siswa lebih efektif dan efisien dalam pembelajaran bangun ruang. Setiap
proses belajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan,
metode dan alat serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang
tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik
untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada tujuan. Proses berpikir
siswa pada masa SD memungkinkan dapat mengatasi masalah-masalah yang
sangat beraneka ragam secara lebih efektif tetapi masih belum dapat berfungsi
secara efisien dalam bidang abstrak. Dalam hal ini peran alat bantu atau alat
peraga sangat penting sebab dengan adanya alat peraga ini bahan dapat dengan
mudah dipahami oleh siswa.
Sinaga (1999) juga mengatakan bahwa salah satu model pembelajaran
kontruktivisme

yang

mengaktifkan

siswa

dalam

berkolaborasi

dalam

memecahkan masalah adalah model pembelajaran berbasis masalah. Berdasarkan
pendapat diatas, model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran
yang sesuai dengan paradigma baru yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa
dan guru sebagai fasilitator. Melalui paradigma baru tersebut diharapkan siswa
aktif dalam belajar, aktif berdiskusi, berani menyampaikan ide-ide, memiliki
kepercayaan diri yang tinggi. Belajar tidak sekedar mempertanyakan apa yang
diketahui siswa tetapi juga apa yang dapat dilakukan siswa setelah melewati suatu
proses pembelajaran.

9

Selain pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, kompetensi pedagogis
guru dalam mengenal dan memahami karakteristik siswa juga akan membantu
guru dalam terselenggaranya proses pembelajaran secara efektif. Model
pembelajaran yang digunakan selayaknya dapat membantu siswa untuk dapat
memecahkan masalahnya secara mandiri.
Dalam pembelajaran matematika, baik guru maupun siswa semakin
dituntut mempunyai kemampuan berpikir yang tinggi dan kreatif, kepribadian
yang jujur dan mandiri. Sehingga sangat diperlukan dan dilakukan pembelajaran
matematika yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan mampu mendidik
para siswa sehingga mereka bisa tumbuh menjadi manusia yang berpikir kreatif,
mandiri, dan berprestasi.
Berbagai permasalahan di atas memerlukan solusi dan penanganan yang
tepat agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan jangan berdampak
pada ujian ujian Nasional. Salah satu langkah yang akan diambil adalah
menggunakan metode demontrasi pada pembelajaran dengan menggunakan alat
peraga sebagai media pembelajaran. Alasan menggunakan metode demontrasi
adalah karena menurut Sanjaya (2011) proses belajar mengajar akan lebih
menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang
terjadi.
Berdasarkan seluruh uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Materi

Bangun Ruang Dengan Menggunakan Metode Demontrasi Kelas

VI SD Negeri Musa Baroh Ditinjau Dari Kompetensi Pedagogis Tahun
Ajaran 2015/2016.

10

1.2

Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat diidentifikasikan

beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Siswa sulit menyelesaikan soal volume pada penggabungan dua buah bangun
ruang misalnya antara balok dan kubus.
2. Kemampuan komunikasi matematika siswa rendah.
3. Pendekatan pembelajaran yang digunakan guru masih berlandaskan menurut
pandangan filsafat perenialisme.
4. Hasil belajar matematika siswa SD Negeri Musa Baroh masih masih tergolong
rendah yaitu sekitar 40-50% siswa memperoleh nilai di bawah kriteria
ketuntasan minimal (KKM).
5. Pembelajaran yang digunakan oleh guru belum mampu mengaktifkan atau
memotivasi siswa dalam belajar, serta belum mampu membantu siswa dalam
menyelesaikan soal-soal dalam matematika.

1.3

Pembatasan Masalah
Megingat luasnya cakupan masalah yang terindetifikasi dibandingkan

waktu dan kemampuan yang dimiliki, maka peneliti perlu membatasi masalah
yang akan dikaji agar analisi hasil penelitian dapat dilakukan dengan terarah maka
peneliti ini dibatasi pada:
1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan pembelajar dengan menggunakan metode demontrasi dan
pemanfaatan alat peraga untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VI
SD Negeri Musa Baroh pada materi kubus dan balok.

11

2. Meningkatkan hasil Belajar siswa kelas VI SD Negeri Musa Baroh pada materi
kubus dan balok dengan menggunakan metode demontrasi dan pemanfaatan
alat peraga.

1.4

Rumusan Masalah
Penelitian pada hakikatnya adalah mencari jawaban atas permasalahan

yang dilatar belakangi dengan pertanyaan-pertanyaan yang akan dicari jawabanya
pada kegiatan penelitian. Berdasarkan pada latarbelakang dan identifikasi masalah
maka perlu diberikan rumusan masala sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan aktivitas

belajar matematika pada siswa dalam

penyajian materi bangun ruang sisi datar dengan menggunakan

metode

demontrasi di kelas VI SD Negeri Musa Baroh?
3. Apakah pembelajaran metode demontrasi dengan menggunakan alat peraga
dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan
bangun ruang sisi datar siswa kelas VI SD Negeri Musa Baroh ?

1.5

Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan penelitian

ini adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan aktivitas siswa dalam penyajian materi bangun ruang sisi datar
dengan menggunakan metode demontrasi di kelas VI SD Negeri Musa Baroh.
2. Meningkatkan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan metode
demontrasi dan menggunkan alat peraga pada materi bangun ruang sisi datar di
kela VI SD Negeri Musa Baroh.

12

1.6

Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan terhadap metode demontrasi pada mata

pelajaran matematika sangat penting sekali, disamping untuk peningkatan
aktivitas dan hasil belajar siswa, siswa juga akan lebih termotivasi dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka, juga untuk mengoptimalkan kegiatan
belajar

mengajar

dengan

memilih

pendekatan-pendekatan

yang

dapat

mengembangakan kegiatan belajar siswa secara lebih aktif.
Dalam penelitian ini penulis berharap dapat meningkatkan hasil belajar
dan dapat memberi manfaat bagi :
1. Guru, Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan mutu pendidikan
dikelasnya dan guru memperoleh pengalaman dalam merancangkan dan
melaksanakan pembelajaran matematiaka khususnya dalam penggunaan
metode demontrasi dengan menggunakan alat peraga
2. Siswa, Penerapan metode demontrasi dengan menggunakan alat peraga
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bangun ruang
dengan terampil dalam memecahkan masalah yang dihadaapinya sehingga
timbul motivasi intrink (dorongan dari dalam diri anak didik) untuk belajar
lebih lanjut.
3. Peneliti, memberi pengalaman langsung kepada peneliti sebagai bahan
pengajaran kedepan yang diterapkan di sekolahnya masing-masing, terutama
dalam menerapkan metode demontrasi dengan menggunakan alat peraga
dalam pembelajaran matematika pada materi bangun ruang.

13

4. Sekolah, sebagai bahan tambahan untuk memajukan dan meningkatkan mutu
sekolah dalam pendidikan yang efektif dan efisien.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telahdiuraikan pada bab IV
dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Aktifitas belajar siswa siklus I belajar matematika dengan menggunakan
metode demontrasi dan alat peraga pada materi bangun ruang yaitu kubus
dan balok diperoleh rata-rata persentase skor sebesar 82,03 % dengan
kategori baik dan aktifitas siswa pada siklus II sebesar 90,76% juga masih
dalam kategori sangat baik. Dengan demikian berdasarkan hasil tersebut
maka terjadi peningkatan sebesar 8,73%
2. Hasil belajar siswa siklus I dan siklus II memperoleh nilai rata-rata tes
evaluasi 68,69 meningkat menjadi 79,34, skor terendah 50 menjadi 100.
Hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada materi bangun
ruang dengan menggunakan metode demontrasi dan alat peraga
menujukkan peningkatan.
3. Ketuntasan siswa dalam belajar matematika melalui metode demontrasi
dan alat peraga pada materi bangun ruang terjadi peningkatan. Hal ini
dapat dilihat dari persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I 78,28%
sedangkan pada siklus II ketuntasan belajar 86,95%. Dengan demikian,
peningkatan yang terjadi antara ketuntasan belajar siswa pada siklus I
dengan siklus II sebesar 8,67%.
4. Respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan
metode demontrasi dan alat peraga pada materi bangun ruang yaitu balok

121

122

dan kubus terjadi peningkatan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil
angket siswa menujukan bahwa rata-rata respon siswa pada siklus I
sebesar 72,29% dengan kategori “Setuju” dan pada siklus II sebesar
79,94% dengan kategori “Sangat Setuju”.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan
adalah sebagai berikut:
1. Guru dapat menerapakan metode demontrasi dan alat peraga dalam rangka
meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran.
2. Hendaknya semua guru bidang studi memahami penerapan pendekatan
alat peraga karena berhasil memberikan pemahaman konsep di kelas
rendah dibandingkan pendekatan konversional.
3. Untuk memperkenalakan konsep awal dari materi yang diajarkan
seharusnya guru memulai pembelajaran dengan tahap enaktif dan
selanjutnya dengan tahap ikonik dan simbolik.
4. Setelah dilaksanakan PTK dikelas SD Negeri Musa Baroh Kabupaten
Pidie Jaya Tahun 2015/2016, maka salah satu cara untuk meningkatkan
konsep bangun ruang adalah dengan menggunakan metode demontrasi
dan memakai alat peraga dalam pembelajaran.
5. Akhir kata dari para peneliti, tingkatkanlah mutu pendidikan anak-anak
dengan berbagai cara yang harus diterapkan oleh guru sesuai dengan
standar proses supaya kedepan pendidikan kita lebih meningkat Amin.

123

DAFTAR PUSTAKA
Aqib, 2010. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Insan: Bandung
Cendikiawan.
Ali M, dkk. 2007 Ilmu dan Aplkasi Pendidikan, PT. IMTIMA
Asrori M, 2009. Psikologi Pembelajaran. CV Wacana Prima: Bandung.
Bustoni Arifin, 2010. Pengembangan Kurikulum. Multi Kreasi Satudelapan.
Baroody, A.J. 1993. Problem Solving, Reasoning, and Kominicating, k-8.
Healping Children Thing Mathematically. New York : Merril, an Inprint
of Macmillan Publishing, Company
Depdiknas, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakrta: Depertemen
Pendidikan Nasional
Dahar, R. W. 2011. Teori-teori Belajar, Bandung: Erlangga
Edy Surya, dkk. 2014. Perbedaan Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
dan Komunikasi Matematik Siswa pada Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran Langsung pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. Medan:
UNIMED.
(http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Article-29435Jurnal%2064-74.pdf)

Husen, dkk. 2007. Geometri dan Pengukuran.Bandung : UPI PRESS
Kasbolah, Kasiani. 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Malang: UM PRESS
Lukman Hakim. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Cv. Wacana Prima- Bandung.
Muhmedayeli 2013. Filsafat Pendidikan. PT Refika Aditama – Bandung.
Moleong, Lexy, J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Oemar, Hamalik. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Jakarta: Bumi Aksara
Rudi, Riyana 2009. Media Pembelajaran. Bumi kencana-Bandung
Rozanna. 2008. Efektivitas Model Pembelajaran Quantum Teaching untuk
Mengajarkan Jaring-jaring Kubus dan Balok di Kelas III MTsN Kuta
Baro. Banda Aceh: IAIN Ar Raniry.

124

Russefendi, ET. 2004. Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud.
Saragih Sahat, 2007. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Logis dan
Komunikasi Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui
Pendekatan Matematika Realistik. Disertasi tidak dipublikasikan.
Bandung : Program Pascasarjana UPI Bandung.
Sinaga Bornok, 1999. Efektifivitas Model Pembelajaran Bedasarkan Masalah
(Prolem Based Instruction) Pada Kelas I SMU Dengan Bahan Kajian
Fungsi Kuadrat. Tesis Surabaya : PPS IKIP
Sukerti K, dkk, (2014) Penerapan Metode Demonstrasi Dengan Menggunakan
Media Gambar Berseri Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis
Narasi Siswa Kelas V Sdn 3 Dencarik Kecamatan Banjar Tahun
Pelajaran 2012/2013 (online).Jurnal FKIP Ganesha.
Sanjaya 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta
Suharsimin A. 2009. Prosedur Penelitian. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
Sardiman, A.S, 1986. Media pendidikan : Pengertian Pengembangan dan
pemanfaatnya, Jakarta.
S Esti Wahyuni 2004. Psikologi Pendidikan, Jakarta.
Semi, Atar. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Raja
Slameto. 2008. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
_______2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Sudwiyanto dkk. 2006. Terampil Berhitung Matematika jilid 6. Penerbit Erlangg
Sudjana , Rifai, 2002. Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Surya. 2007 Psikologi Belajar Jakarta: Raja Grafindo persada.
Sudjana, N. 2005. Penelitian Hasil proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja
Rosda Karya
Siregar, Nara. 2010. Tiori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan ke
10. Bandung: Alfabeta
_______ . 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan ke20. Bandung: Alfabeta.

125

Sumiati dkk 2009. Metode Pembelajaran. Bumi Rancaeke kencana-Bandung.
Undang-undang RI No. 20/2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasiona
Undang-undang RI No. 14/ 2004 Tentang Guru Dan Dosen

Dokumen yang terkait

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Dan Metode Demonstrasi

1 10 213

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN RUANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI A SDN 2 KEDAMAIAN BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 13 35

ANALISIS PEMAHAMAN SISWA MATERI BANGUN RUANG KELAS VIII SMP BERDASARKAN TEORI APOS DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

22 126 370

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA DENGAN MENERAPKAN TEORI BELAJAR BRUNER PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG KELAS IXSMP SWASTA SABILINA T.A 2013/2014.

0 3 16

PENGGUNAAN METODE DEMONTRASI PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK SATUAN UKUR PANJANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 2 SD NEGERI 024184 BINJAI.

0 1 17

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TENTANG BANGUN DATAR DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Tentang Bangun Datar Dengan Media Gambar Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Sabranglor T

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TENTANG BANGUN DATAR DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Tentang Bangun Datar Dengan Media Gambar Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Sabranglor T

0 1 14

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEX CARD MATCH PADA UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEX CARD MATCH PADA MATA PELAJARAN IPA TERHADAP SISWA KELAS IV SD NEGERI

0 0 16

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LUAS BANGUN RUANG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI KEMBANGKUNING 1 WINDUSARI.

0 4 51