untuk menyewa tempat untuk penyimpanan dan penerima gadai akan mengenakan jasa simpan.
Produk- Produk Pegadaian Syariah adalah : 1.
Ar-Rahn Gadai Syariah
Ar-Rahn adalah produk jasa gadai syariah yang berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah dengan mengacu pada sistem administrasi
modern.
2. Arrum Ar-Rahn untuk Usaha Mikro Kecil
Merupakan salah satu produk pegadaian syariah dengan konstruksi penjaminan fidusia untuk pengusaha mikro-kecil dengan prinsip
syariah.
3. Mulia Murabahah Logam Mulia untuk Investasi Abadi
Adalah penjualan logam mulia oleh Pegadaian kepada masyarakat yang berminat untuk berinvestasi pada emas secara tunai dan
angsuran. Emas yang telah dibeli dari produk Mulia ini dapat diperjualbelikan kembali di Bursa Mulia apabila di kemudian hari
membutuhkan uang dalam waktu yang singkat.
4.1.6 Tugas, Tujuan dan Fungsi Pegadaian Syariah
Sebagai lembaga keuangan nonbank milik pemerintah yang berhak memberikan pinjaman kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai
yang bertujuan agar masyarakat tidak dirugikan oleh lembaga keuangan nonformal yang cendrung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari
Universitas Sumatera Utara
masyarakat, pada dasarnya lembaga pegadaian tersebut mempunyai fungsi-
fungsi pokok sebagai berikut Usman, 1995 : 359 yaitu :
a.Tugas Pokok
Tugas Pokok Pegadaian yaitu menyalurkan uang pinjaman atas dasar hukum gadai dan usaha-usaha lain yang berhubungan dengan tujuan
pegadaian atas dasar materi. b. Tujuan Pokok
Sifat usaha pegadaian pada prinsipnya menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip
pengelolaan. Oleh karena itu, pegadaian pada dasarnya mempunyai tujuan- tujuan pokok sebagai berikut:
1. Turut melaksanakan program pemerintahan dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya melalui penyaluran uang
pinjaman atas dasar hukum gadai. 2. Mencegah praktek pegadaian gelap dan pinjaman tidak wajar.
c. Fungsi Pokok 1. Mengelola penyaluran uang pinjaman atas dasar hokum gadai dengan
cara mudah, cepat, aman, dan hemat. 2. Menciptakan dan
mengembangkan usaha-usaha lain yang menguntungkan bagi pegadaian maupun masyarakat.
3. Mengelola keuangan, perlengkapan, kepegawaian, pendidikan, dan pelatihan.
Universitas Sumatera Utara
4. Mengelola keuangan, tata kerja dan tata laksana pegadaian. 5. Melakukan penelitian dan pengembangan serta mengawasi pengelolaan
pegadaian.
4.1.7 Manfaat Pegadaian Syariah
a. Bagi Nasabah Manfaat utama yang diperoleh nasabah dalam meminjam dari
Perum Pegadaian Syariah adalah ketersediaaan dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana dan dalam wakru yang lebih cepat terutama
apabila dibandingkan dengan kredit perbankan dan lebih mententramkan karena menggunakan aqad transaksi dalam islam. Di
samping itu, mengingat jasa yang ditawarkan oleh Perum Pegadaian Syariah tidak hanya jasa pegadaian, nasabah juga dapat memperoleh
manfaat lain sebagai berikut: 1. Penaksiran nilai barang bergerak dari pihak atau institusi yang telah
berpengalaman dan dapat dipercaya. 2. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat
dipercaya nasabah yang akan berpergian, merasa kurang aman menempatkan barang bergeraknya ditempat sendiri atau tidak
mempunyai sarana penyimpanan suatu barang bergerak dapat menitipkan barangnya di Perum Pegadaian.
b. Bagi Perusahaan Pegadaian Syariah
Universitas Sumatera Utara
Manfaat yang diharapkan dari Perum Pegadaian Syariah sesuai jasa yang diberikan kepada nasabahnya adalah:
1. Penghasilan yang bersumber dari ijarah yang dibayarkan oleh nasabah.
2. Penghasilan yang bersumber dari ijarah yang dibayar oleh nasabah memperoleh jasa tertentu dari Perum Pegadaiaan Syariah.
3. Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai suatu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang pembiayaan yang
bergerak dibidang pembiyaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur dan cara
relatif sederhana. 4. Berdasarkan peraturan pemerintah No. 10 tahun 1990, Laba yang
diperoleh oleh Perum Pegadaian digunakan untuk: -
Dana pembangunan sementara 55 -
Cadangan umum 20 -
Cadangan tujuan 5 -
Dana sosial 20
4.1.8 Perum Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi
Perum Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi adalah salah satu cabang pegadaian syariah yang ada di kota Medan. Pegadaian syariah Cabang Setia
Budi ini berdiri sejak Mei 2010 perkembangan sangat pesat dan cepat dimana sampai saat ini jumlah nasabah Perum Pegadaian Syariah kantor
Universitas Sumatera Utara
cabang Setia Budi Medan hingga bulan Agustus 2012 sebesar 1.235 Orang. Jumlah nasabah tersebut berasal dari berbagai profesi.
4.1.9 Ketentuan Pemberian Pinjaman Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi a. Syarat-Syarat Pemberian Pinjaman
Uang pinjaman rahn marhun bih dapat diperoleh oleh pemohon dengan syarat-syarat sebagai berikut:
- Menyerahkan foto copy KTP rahn atau kartu pengenal lain
SIM,Papor yang berlaku dengan menunjukkan aslinya. -
Menyerahkan marhun barang jaaminan yang memenuhi persyaratan.
- Membuat surat kuasa diatas materai dari pemilik barang, untuk
barang bukan milik rahin. Surat kuasa harus dilampiri foto copy KTP pemilik barang dan menunjukkan aslinya.
- Mengisi formulir Permintaan Pinjaman FPP GPS-01 dan
menandatanganinya -
Menandatangi akad rahn dan ijaroh dalam Surat Bukti Rahn SBR GS-02.
- Membayar biaya administrasi.
- Khusus untuk kelengkapan marhun kenderaan bermotor diatur
dalam SE tersendiri sebagaimana yang berlaku pada Perum Pegadaian.
Universitas Sumatera Utara
b. Penetapan uang Pinjaman Marhun Bih
Besarnya uang pinjaman marhun-bih ditetapkan berdasarkan prosentase tertentu terhadap taksiran, prosentase
tersebut ditetapkan berdasarkan Surat Edaran SE terseniri. Untuk penetapan uang taksiran harap berpedoman dalam Buku Pedoman
Menaksir BPM dan SE yang berlaku pada Perum Pegadaian.
Tabel 4.1 Prosentase Nilai Taksiran
Golongan Nilai Taksiran
Emas, Elektronik, Kenderaan
A 95
B 92
C 92
D 93
Sumber : Brosur Pegadaian Syariah Setia Budi
c. Pembagian Golongan Marhun bih
Pembagian Golongan Marhun Bih ditetapkan sebagai berikut: a.
UP Marhun bih Golongan A
b. UP Marhun bih Golongan B
c. UP Marhun bih Golongan C
d. UP Marhun bih Golongan D
e. UP Marhun bih Golongan E
f. UP Marhun bih Golongan F
g. UP Marhun bih Golongan G
h. UP Marhun bih Golongan H
Besarnya plafon UP Marhun bih masing-masing golongan ditetapkan dalam SE tersendiri.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Pembagian Golongan Marhun Bih
Golongan Marhun Bih
A Rp. 50.000 - Rp.500.000
B Rp. 510.000 – Rp. 5000.000
C Rp. 5100.000 –Rp. 20.000.000
D Rp.20.100.000
Sumber: Brosur Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi, Medan.
d. Biaya Administrasi
a. Rahin dibebani biaya administrasi yang besarnya menurut
golongan marhun bih.
b. Biaya administrasi merupakan biaya yang dibayar pada saat
akad dan ditetapkan berdasarkan SE tersendiri.
c. Biaya administrasi merupakan biaya operasional yang
dikeluarkan oleh perusahaan dalam memproses marhun bih. Tabel 4.3
Tarif Biaya Administrasi Golongan
Marhun Bih Administrasi
A Rp.50.000 – Rp. 500.000 Rp. 2000
B Rp.5100.000 –
Rp.5000.000 Rp. 8000 -
Rp.25.000 C
Rp. 5100.000- Rp.20.000.000
Rp.40.000 D
Rp.20.100.000 Rp. 60.000-
Rp.100.000 Sumber : Brosur Pegadaian Syariah Setia Budi
e. Kewenangan Penetapan Besarnya Pinjaman
Marhun bih
Direksi mendelegasikan kewenangan penetapan besarnya pinjaman yang diberikan ke rahin kepada Kuasa Pemutus Marhun Bih KPM.
KPM adalah pejabat perusahaan yang ditunjuk secara resmi oleh pejabat berwenang Direksi atau Pinwil untuk menjalankan tugas menetapkan
Universitas Sumatera Utara
besarnya pinjaman dari perhitungan nilai taksiran barang yang diagunkan. Pegawai Perusahaan yang dapat diserahi tugas menjadi KPM
adalah pejabatpegawai cabang yang telah dinyatakan mempunyai keahlian menaksir sesuai dengan jenjang diklat dan pengalamannya.
Mekanisme penetapan pejabatpegawai cabang untuk bertindak sebagai KPM dan batas-batas kewenangan yang diberikan kepadanya telah diatur
dalam SE tersendiri yang berlaku juga untuk operasional Gadai Syariah.
f. Batas maksimum Pemberian Pinjaman BMPP
BMPP adalah batas maksimum pinjaman yang diberikan untuk setiap SBR dan atau jumlah maksimum pinjaman yang bisa diberikan
kepada seorang rahin. Besarnya BMPP ini tidak termasuk jumlah pinjaman yang telah dilunasi. Jumlah BMPP untuk satu orang rahin ata
per SBR yang ditetapkan dengan SE dari Perum Pegadaian, yang berlaku juga dalam operasional gadai syariah ini. Pinwil bertanggung jawab
terhadap pelampauan BMPP, sedang Manaajer CabangKPM bertanggung jawab terhadap kebenaran nilai taksiran dan prosedurnya.
g. Pembuatan Perjanjian untuk Perikatan Pinjaman
Sebagai landasan untuk keabsahan dan kesepakatan dalam bertransaksi pinjam meminjam antara rahin dan murtahin, maka
dibuatlah akadperjanjian pinjam meminjam akad rahn dan akadperjanjian penyimpanan marhun akad ijaroj. Kedua akad tersebut
berikut data-data mengenai pinjaman dan ketentuan lainnya yang disepakati, dituangkan dalam Surat Bukti Rahn SBR GS – 02.
Universitas Sumatera Utara
h. Barang-barang yang Diterima sebagai Jaminan
Barang-barang yang dapat diterima sebagai barang jaminan di Cabang Pegadaian Syariah perlu disesuaikan dengan target dan kondisi
daerah masing-masing. Mengacu pada fatwa DSN No.25DSN- MUIIII2002, tanggal 26 Juni 2002, maka semua barang-barang yang
dapat diterima di CPP dapat diterima oleh CPS sebagai agunan pinjaman. Khusus untuk penerimaan agunan emas, DSN telah mengeluarkan fatwa
No. 26DSN-MUIIII2002, Tanggal 28 Maret 2002. Sehubungan dengan itu jenis barang-barang yang dapat diterima sebagai jaminan rahn adalah
sebagai berikut: a.
Barang Perhiasan logam dan permata, seperti : Emas, Berlian b.
Kenderaan, seperti: Mobil dan Sepeda Motor dengan batasan menurut SE tentang prosedur penerimaan kenderaan yang masih berlaku
pada Perum Pegadaian. c.
Barang Elektronik, seperti: Televisi, VCD, Radio Tape, Mesin cuci, Kulkas, dll.
d. Barang-barang yang nilai ijarohnya diatas biaya investasi gudang
dan biaya operasional pengelolaan barang.
i. Barang-Barang yang Tidak Boleh Diterima sebagai
Jaminan
a. Barang-barang milik Pemerintah yang memerlukan izin
khusus dalam penggunaannya, seperti :
Universitas Sumatera Utara
- Senjata api, senjata tajam
- Pakaian dinas
- Perlengkapan TNI,POLRI dan pemerintah b.
Barang-barang yang mudah busuk, seperti: - Makanan dan minuman
- Obat-obatan c.
Barang yang berbahaya dan mudah terbakar, seperti : - Korek api
- Mercon - Bensin dan minyak tanah
- Tabung berisi gas d.
Barang yang dilarang peredarannya, seperti: Ganja, opium, candu, heroin, senjata api dan sejenisnya
e. Barang yang tidak tetap harganya dan sukar ditetapkan
taksirannya, seperti: - Lukisan
- Buku - Barang Purbakala
- Barang Historis f.
Barang yang cara memperolehnya bertentangan atau dilarang oleh syariat Islam:
- Barang yang diperolah dari hasil tindak kejahatan - Barang yang diperoleh dari hasil tindak kecurangan
Universitas Sumatera Utara
- Barang-barang hasil perjudian maisigharar dan barang- barang yang diperoleh dengan cara riba serta dengan cara
suap-menyuap g. Barang-barang lainnya yang pengelolaannya sulit:
- Barang yang disewabelikan - Barang yang diperoleh melalui hutang dan belum lunas
- Barang-barang yang bermasalah barang curian, penggelapan, penipuan,dll
- Pakaian jadi - Bahan yang pemakainnya sangat terbatas dan tidak umum misalnya
alat-alat kedokteran, alat perlengkapan wartel, alat perlengkapan pestapengantin, mesin pabrik, mesin giling padi dan mesin-mesin
lainnya. - TernakBinatang
- Semua jenis tanaman - Barang-barang yang kurang berharga yang nilai ijarohnya dibawah
investasi gudang dan biaya operasional pengelolaan barang
10. Penetapan Harga Pasar dan Pencatatannya
Mengingat bahwa nilai pinjaman didasarkan atas besarnya nilai taksiran harga jual barang yang diagunkan, maka untuk mendapatkan
hasil hitungan taksiran yang akurat dibuatlah mekanisme penetapan harga pasar sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Penetapan harga Pasar
1. Harga Pasar Pusat
Harga Pasar Pusat HPP adalah harga pasar untuk emas dan permata yang ditetapkan oleh Kantor Pusat sebagai
patokan umu bagi Kantor Cabang termasuk KCPS, berdasarkan perkembangan harga pasaran umum dengan
memperhitungkan kecenderungan perkembangan harga di masa datang.
2. Harga Pasar Daerah HPD
Harga Pasar Daerah adalah harga pasar emas yang ditetapkan oleh Kantor Wilayah dengan memperhatikan
toleransi maksimum dan minimum terhadap HPP yang ditetapkan daalam SE Direksi.
Penetapan HPO tersebut memperhatikan : a. Kondisi harga pasar emas di masing-masing wilayah
b. Kantor Cabang yang berdekatan dengan Kantor Cabang di wilayah Kantor Wilayah lain
c. Luas wilayah Kantor Wilayah, dalam arti jika kondisi menghendaki Pemimpin Wilayah dapat menetapkan
lebih dari satu HPD Apabila Kantor Wilayah tidak menetapkan HPD maka
Kantor Cabang mengacu HPP, tetapi sebaliknya bila Kantor
Universitas Sumatera Utara
Wilayah telah menetapkan HPD maka Kantor Cabang wajib mengikutinya
3. Harga Pasar Setempat HPS
HPS dipakai dasar perhitungan taksiran barang gudang yang digunakan oleh Kantor Cabang. Yang dimaksud
dengan HPS adalah harga pasar barang-barang gudang
second yang disarankan pada harga pasar di daerah
setempat. Penentuan HPS ini ditetapkan disetujui oleh Pemimpin Wilayah untuk regional tertentu satu kabupaten,
satu wilayah pembantu gubernur, dll atas dasar usulan cabang maupun melalui penggalian berbagai informasi.
b. Pencatatan Harga Pasar
1. Minimal tiga bulan sekali Manajer Cabang dan penaksir
wajib melakukan peninjauan HPS dengan melakukan survey harga di toko, pasar, brosur dan lain-lain.
2. Hasil peninjauan tersebut dicatat pada Buku Catatan Harga
Pasar BCHP GS – 11 kemudian dikirimkan ke Pemimpin
Wilayah untuk mendapatkan penetapan atau persetujuan. 3.
Pemimpin Wilayah segera memberikan penetapan dan mengirimkan kembali ke Kantor Cabang setelah meneliti
kewajaran usulan tersebut dengan cara membandingkan harga pasar cabang-cabang lain yang berdekatan dan juga
harga-harga pasar hasil survey Kantor Wilayah.
Universitas Sumatera Utara
c. Fungsi Harga Pasar :
1. Sebagai pedoman penetapan taksiran marhun
2. Sebagai dasar penetapan kualifikasi taksiran tinggi
atau rendah 3.
Sebagai dasar penetapan harga taksir ulang marhun yang akan dilelang
4. Sebagai dasar penetapan harga pembelian Marhun
Lelang Perusahaan MLP yang dicatat di Buku
Register Marhun Lelang Perusahaan BRMLP GS-37
5. Sebagai dasar penurunan harga jual MLP
4.2.0 Ketentuan Pelunasan Pinjaman Pegadaian Syariah Setia Budi 1. Umum
Pelunasan pinjaman adalah suatu kegiatan dimana rahin menyelesaikan pinjamannya dalam masa akad dengan cara:
a. membayar pokok pinjaman di Kantor Cabang Pegadaaian Syariah
tempat rahin melakukan transaksi b.
bersamaan dengan pelunasan pokok pinjaman, marhun yang dikuasai oleh Pegadaian dikembalikan kepada rahin dengan
membayar ijaroh sesuai dengan tarif yang telah ditetapkan c.
pelunasan pinjaman dapat juga dilakukan dengan cara melelang marhun apabila rahin tidak memenuhi kewajibannya pada tanggal
jatuh tempo. Hasil lelang marhun tersebut digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
melunasi pinjaman dan membayar ijaroh serta biaya-biaya yang timbul atas lelang barang tersebut
d. Apabila harga lelang dari marhun tersebut melebihi kewajiban
rahin, maka sisanya dikembalikan kepada rahin e.
Apabila hasil lelang marhun tersebut tidak mencukupi pokok pinjaman dan ijaroh serta biaya lelang barang, maka kekurangannya
tetap menjadi kewajiban rahin. Tetapi apabila ternyata rahin tidak mampu memenuhi tambahan kewajiban tersebut, maka pelunasan
pinjaman diselesaikan menurut sebab terjadinya masalah tersebut. Untuk masalah yang diakibatkan oleh kejadian bersifat “force
majeur”, bisa diproses untuk menjadi kerugian perusahaan setelah mendapat keputusan dari Direksi. Sedang untuk masalah akibat
kelalaian petugastindakan sengaja supaya diproses penyelesaiaannya menurut ketentuan yang berlaku.
f. Apabila rahin tidak tersedia cukup uang, dapat mengansur sebagian
pinjaman dengan tetap membayar ijaroh menurut lamanya pinjaman dilakukan. Mekanisme pelayanan untuk angsuran pinjaman ini akan
diatur pada bab berikutnya.
2. Tarif Ijaroh
Dalam akad rahn, rahin berkewajiban untuk membayar pokok pinjaman sesuai dengan jumlah pinjaman yang tercantum dalam akad.
Bersamaan dengan dilunasinya pinjaman marhun diserahkan kepada rahin. Atas penyimpanan marhun ini Cabang Pegadaian Syariah sebagai
Universitas Sumatera Utara
Mua’jjir yang menyewakan tempat memungut biaya pengelolaan marhun yang disebut ijaroh. Jasa pengelolaan marhun ini dipungut untuk
sewa tempat, pengamanan dan pemeliharaan marhun milik rahin selama digadaikan. Besarnya ijaroh yang dipungut tergantung dari nilai taksiran
marhun dan lamanya barang yang disimpan ata lamanya pinjaman. Perhitungan ijaroh dilakukan dengan rumus:
N x T x W
Dimana : N
= Nilai Taksiran Marhun T
= Tarif Ijaroh W
= Jangka Waktu Penyimpanan Marhun Besarnya minimal angka taksiran, besaran tarif dan koefisien waktu
ditentukan berdasarkan SE tersendiri.
Tabel 4.4 Tarif Ijaroh
Gol. Taksiran
Emas,Elektronik, Kenderaan
Emas Elektronik
Kenderaa n
Jangka waktu
A 95
45 45
45 4 bulan
B 92
71 72
73 4 bulan
C 92
71 72
73 4 bulan
D 93
62 65
70 4 bulan
3. Diskon
Untuk memberikan kompensasi kepada rahin yang hanya mengambil sebagian manfaat dari nilai barang, misal hanya mengajukan
pinjaman jauh dibawah plafon marhun bih UP Permintaan atau mengansur pinjaman Nyicil, diberlakukan sistem pemberian bonus
Universitas Sumatera Utara
berupa “diskon” dari nilai ijaroh. Pemberian diskon ini didasarkan pada
pertimbangan bahwa rahin yang tidak mengambil penuh, akan mengurangi resiko yang dihadapi Pegadaian. Sehingga rahin tidak perlu
membayar penuh kewajiban ijarohnya. Besarnya diskon ijaroh ini tidak diperjanjikan dalam akad. Tetapi untuk memberikan petunjuk yang baku
sekaligus menghindari penyalahgunaan wewenang, maka tarif dan prosedur pemberian diskon ijaroh diatur dalam SE tersendiri.
4. Jangka Waktu Pinjaman