Aplikasi Slag dan Kombinasinya dengan Trass untuk Memperbaiki Sifat Kimia Tanah Gambut dan Produksi Padi

APLIKASI SLAG DAN KOMBINASINYA DENGAN TRASS
UNTUK MEMPERBAIKI SIFAT KIMIA TANAH GAMBUT
DAN PRODUKSI PADI

GILANG SUKMA PUTRA

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Aplikasi Slag dan
Kombinasinya dengan Trass untuk Memperbaiki Sifat Kimia Tanah Gambut dan
Produksi Padi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013
Gilang Sukma Putra
NIMA14070010

ABSTRAK
GILANG SUKMA PUTRA. Aplikasi Slag dan Kombinasinya dengan Trass untuk
Memperbaiki Sifat Kimia Tanah Gambut dan Produksi Padi. Dibimbing oleh
ATANG SUTANDI dan SRI DJUNIWATI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh slag serta
kombinasinya dengan trass terhadap sifat kimia tanah dan produksi tanaman padi
(Oryza sativa) yang ditanam pada tanah gambut serta efisiensinya terhadap
penggunaan pupuk konvensional. Penelitian dilakukan dengan model Rancangan
Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari pemupukan standar (100% dosis
rekomendasi), slag, dan kombinasi slag dan trass. Slag perlakuan tunggal dengan
dosis 2, 4, dan 6 % dan dosis perlakuan kombinasi slag dan trass adalah (0+5)%,
(1.25+3.75)%, (2.5+2.5)%, (3.75+1.25)%, dan (0+5)%. Masing-masing perlakuan
terdiri dari 4 (empat) ulangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pH tanah,
ketersediaan unsur hara P, K, Ca, dan Mg serta serapan N, P, K, dan Si tanaman

pada setiap perlakuan tunggal dan kombinasi lebih tinggi dibanding kontrol dan
standar. Serapan hara N, P, dan K tertinggi pada slag 6% yang berimplikasi pada
tingginya nilai efisiensi pupuk N, P, dan K. Perlakuan slag 6% memiliki produksi
(Bobot Gabah dan Gabah Bernas) tertinggi dibanding perlakuan lainnya.
Kata kunci: Efisiensi pupuk, gambut, produksi padi, slag, trass

ABSTRACT
GILANG SUKMA PUTRA. The Effect of Slag and Its Combination with Trass to
Improve Soil Chemical Properties of Peat Soil and Rice Yield.Supervised by
ATANG SUTANDI and SRI DJUNIWATI.
This study is aimed to evaluate the effect of slag and its combination with
trass to soil chemical properties and yield of rice crop (Oryza sativa) planted on
peat soil and its efficiency against conventional fertilizers. The study was
conducted with the Completely Randomized Design (CRD) model consisting of:
standard fertilization (100% recommendation dosage), slag, and combination of
slag and trass. Doses of slag as a single treatment were 2, 4, 6 %, whereas doses at
combination of slag and trass were (0 + 5)%, (1.25-+3.75)%, (2.5 +2.5)%, (3.75
+1.25)%, and (0 +5)%. Each treatment consists of 4 (four) replicates. The results
indicated that the soil pH, availability of P, K, Ca, and Mg and plant nutrient
uptake of N, P, K, and Si both single and combination treatment were higher than

controls and standards. Plant uptake and fertilizer efficiencies of N, P, and K was
highest at 6% treatment. Slag of 6% had highest production (Weight of Grain and
Filled Grain) than other treatments.
Keywords: Efficiency of fertilizer, peat, rice production, slag, trass

APLIKASI SLAG DAN KOMBINASINYA DENGAN TRASS
UNTUK MEMPERBAIKI SIFAT KIMIA TANAH GAMBUT
DAN PRODUKSI PADI

GILANG SUKMA PUTRA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2013

Judul Skripsi : Aplikasi Slag dan Kombinasinya dengan Trass untuk Memperbaiki
Sifat Kimia Tanah Gambut dan Produksi Padi
Nama
: Gilang Sukma Putra
NIM
: A14070010

Disetujui oleh

Dr Ir Atang Sutandi, MSi
Pembimbing I

Dr Ir Sri Djuniwati, MSc
Pembimbing II

Diketahui oleh


Dr Ir Syaiful Anwar, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji Syukur Penulis panjatkan Kehadirat Yang Maha Pintar, Pengasih lagi
Penyayang karena atas Rahmat dan Petunjuk-Nya lah Penulis dapat
menyelesaikan penelitian yang berjudul “Aplikasi Slag dan Kombinasinya dengan
Trass untuk Memperbaiki Sifat Kimia Tanah Gambut dan Produksi Padi”.
Dalam proses penyelesaian penelitian dan skripsi ini Penulis banyak
mendapat dukungan baik moril maupun materi dari berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung sehingga Penulis dapat dipermudah dalam
menghadapi segala hambatan dan kesulitan. Untuk itu, pada kesempatan kali ini,
Penulis mengucapkan terima kasih yang teramat dalam kepada:
1. Dr Ir Atang Sutandi, MSi selaku dosen pembimbing skripsi pertama atas
segala nasihat, bimbingan, teladan, dan dukungan kepada Penulis selama
penelitian dan penulisan skripsi ini.
2. Dr Ir Sri Djuniwati, MSc selaku dosen pembimbing skripsi kedua atas
segala bimbingan dan dukungannya.

3. Dr Ir Budi Nugroho, MSc selaku dosen penguji luar komisi dan koordinator
laboraturium Dept. ITSL atas bimbingan dan kerjasamanya sehingga ujian
sidang akhir dan penelitian laboraturium Penulis menjadi lancar.
4. Dr Ir Arief Hartono, MSc selaku dosen pembimbing atas nasihat,
bimbingan, dan dukungannya kepada Penulis.
5. Ayahanda dan Ibunda tercinta atas segala daya upaya, kasih sayang,
kesabaran, dan doa tulus yang senantiasa beliau curahkan kepada Penulis.
6. Kedua Saudaraku tercinta, Adam Sukma Putra dan Adytia Gumelar atas
dukungan dan waktunya menemani Penulis di saat Penulis kesepian.
7. Galih Pamungkas dan Mega Yeni Purba selaku teman satu penelitian atas
dukungan dan bantuannya selama penelitian.
8. Seluruh Staf Laboraturium Kimia dan Kesuburan Tanah dan Petugas
Lapang University Farm IPB.
9. Yayasan Tanoto Foundation dan POM IPB selaku pemberi beasiswa selama
Penulis menyelesaikan studi kuliah.
10. Seluruh teman-teman dari Laboraturium Kimia dan Kesuburan Tanah serta
seluruh teman-teman Soilscaper 44 yang tidak bisa saya sebutkan satupersatu atas bantuan, dukungan, doa, dan semangat yang tak akan pernah
terlupakan oleh Penulis.
Banyak kekurangan yang perlu dilengkapi pada skripsi ini, semoga ada
manfaat yang dapat diberikan dari skripsi ini kepada Penulis pada khususnya dan

kepada Pembaca pada umunya.
Bogor, Juli 2013

Gilang Sukma Putra

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

x

DAFTAR GAMBAR

x

DAFTAR LAMPIRAN

x

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

1

Manfaat Penelitian

2

TINJAUAN PUSTAKA

2

METODE


3

Waktu dan Tempat Penelitian

3

Bahan dan Alat

4

Metode Penelitian

4

Prosedur Analisis Data

5

Metode Penilaian Efisiensi Pupuk


5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5

Komposisi Hara, Slag, Trass, dan Abu Merapi

5

Pengaruh Pemberian Slag dan Kombinasinya dengan Trass terhadap Sifat
Kimia Tanah Gambut

6

Pengaruh Pemberian Slagdan Kombinasinya dengan Trass terhadap Serapan
Hara Tanaman
10
Efisiensi Pemupukan


12

Pengaruh Pemberian Slag dan Kombinasinya dengan Trassterhadap Produksi
Tanaman
13
SIMPULAN DAN SARAN

14

Simpulan

14

Saran

14

DAFTAR PUSTAKA

14

LAMPIRAN

16

RIWAYAT HIDUP

25

DAFTAR TABEL
1 Kandungan hara pada tiga topologi gambut
2 Nilai pH (H2O dan KCl), dan Al-dd tanah akibat pemberian slag dan
kombinasinya dengan trass
3 Nilai N-total, P-tersedia, dan K-dd akibat pemberian slag dan
kombinasinya dengan trass
4 Serapan hara makro (N, P, K, Ca, dan Mg) pada tanaman padi akibat
pemberian slag dan kombinasinya dengan trass
5 Serapan Hara Mikro (Cu dan Zn) serta Si totaltanamanakibatpemberian
slag dan kombinasinya dengan trass
6 Efisiensi Pemupukkan N, P, dan K setelahpemberian slag dan trass
7 Nilai perbedaan BGKP, BGKG, BKGB, dan GH pada tanaman padi
akibat pemberian slag dan trass

2
6
8
10
11
12
13

DAFTAR GAMBAR
1 Kadar Ca-dd dan Mg-dd akibat pemberian slag dan kombinasinya
dengan trass
2 Pengaruh pemberian slag dan kombinasinya dengan trass terhadap kadar
unsur mikro Cu dan Zn tanah

9
9

DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.

Kriteria Tingkat Kesuburan Tanah Gambut
16
Parameter Pengukuran Analisis Tanah dan Tanaman
16
Dosis Pupuk dan Bahan Percobaan per Pot
16
Komposisi Hara Slag dan Trass
17
Rataan Kadar Hara Makro dan Mikro Tanaman per Perlakuan
Percobaan
18
6. Tabel Analisis Ragam pH H2O, pH KCl, dan Al-dd Tanah
19
7. Tabel Analisis Ragam N-total, P-tersedia, dan K-dd Tanah
19
8. Tabel Analisis Ragam Ca-dd dan Mg-dd Tanah
20
9. Tabel Analisis Ragam Cu-dd dan Zn-dd tanah
20
10. Tabel Analisis Ragam Serapan N, P, K, Ca, dan Mg Tanaman
21
11. Tabel Analisis Ragam Serapan Cu, Zn, dan Si Tanaman
22
12. Tabel Analisis Ragam Efisiensi Pemupukan N, P, dan K
22
13. Tabel Analisis Ragam Bobot Gabah Kering Panen, Bobot Gabah Kering
Giling, dan Bobot Gabah Bernas
23
14. Foto Tanaman Padi Perlakuan Slag
23
15. Foto Tanaman Padi Perlakuan Slag + Trass
24
16. Foto Produksi (Gabah) Padi Perlakuan Slag dan Slag + Trass
24

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk keempat terbesar di
dunia. Tercatat antara sensus tahun 2000 ke 2010 jumlah penduduk Indonesia
bertambah dari 205.1 juta jiwa menjadi 259.9 juta jiwa dengan pertumbuhan ratarata sekitar 1.48% (BPS 2010). Dari jumlah tersebut, sekitar 85% penduduk
Indonesia bergantung pada beras sebagai makanan pokok. Kondisi ini menuntut
ketersediaan beras yang berkesinambungan. Di sisi lain, lahan sawah yang banyak
diusahakan di Jawa dan Bali semakin terbatas dan bahkan berkurang dari tahun ke
tahun. Sebagai gambaran berdasarkan BPS (1998) luas lahan di jawa pada 1987
adalah 3.43 juta ha dan pada 1997 adalah 3.32 juta ha yang berarti selama 10
tahun terjadi penyusutan luas lahan sebesar 0.11 juta ha dengan kisaran
penyusutan tiap tahun lebih kurang 11 ribu ha. Maka perlu adanya upaya melalui
perluasan lahan (ekstensifikasi) di luar Jawa agar dapat mempertahankan produksi
pangan secara nasional. Pemanfaatan Lahan Gambut untuk lahan pertanian dapat
menjadi alternatif ekstensifikasi yang prospektif.
Pada kondisi alami, tanaman pertanian termasuk padi umumnya sulit
tumbuh di tanah gambut. Faktor penghambat budidaya tanaman di tanah gambut
adalah rendahnya ketersediaan unsur hara baik makro maupun mikro, pH dan Si,
serta keracunan asam-asam organik. Hal ini dikarenakan asam-asam organik pada
gambut yang menurut Rachim (1995) menyebabkan hara mikro membentuk
senyawa kompleks (Khelat) dengan asam organik dan sulit tersedia bagi tanaman,
sehingga tidak jarang tanaman yang ditanam di tanah gambut banyak mengalami
defisiensi unsur-unsur hara mikro. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah tersebut adalah dengan menambahkan bahan-bahan amelioran
yang banyak mengandung kation polivalen seperti terak baja, tanah mineral laterit
atau lumpur sungai (Sabiham et al.1997, Salampak 1999).
Beberapa bahan amelioran yang dapat digunakan antara lain slag dan trass
karena selain dapat memperbaiki sifat kimia tanah juga ketersediaanya yang
cukup banyak di Indonesia. Slag adalah produk sampingan dari proses pemurnian
besi cair dalam pembuatan baja. Slag digunakan sebagai bahan amelioran karena
dapat meningkatkan pH tanah, Ca dan Mg dapat dipertukarkan, dan meningkatkan
ketersediaan Si dalam tanah (Suwarno dan Goto 1997), sedangkan trass menurut
Utomo (2011) merupakan produk alam mengandung Kalsium dan Silikat
sehingga berpotensi sebagai bahan amelioran dan dapat meningkatkan kadar
Silikat pada tanah

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi pengaruh slag
dan kombinasinya dengan trass terhadap sifat kimia tanah dan produksi padi yang
ditanam pada tanah gambut dan efisiensinya terhadap penggunaan pupuk
konvensional.

2
Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat sebagai acuan awal penggunaan bahan amelioran
sebagai alternatif untuk memperbaiki sifat kimia tanah gambut dan pengaruhnya
terhadap produksi tanaman padi.

TINJAUAN PUSTAKA
Sifat Kimia Tanah gambut
Kesuburan Tanah Gambut
Friesher dalam Driessen dan Soepraptohardjo (1974) membagi gambut
dalam tiga tingkatan kesuburan yaitu Eutropik (subur), mesotropik (sedang), dan
oligotropik (tidak subur). Secara umum gambut topogen yang dangkal dan
dipengaruhi air tanah dan sungai umumnya tergolong gambut mesotropik sampai
eutropik sehingga mempunyai potensi kesuburan alami yang lebih baik daripada
gambut ombrogen (kesuburan hanya terpengaruh oleh air hujan yang sebagian
besar oligotropik.
Kadar abu merupakan petunjuk yang tepat untuk mengetahui keadaan
tingkat kesuburan alami gambut. Suhardjo dan Driessen (1975) serta Suhardjo dan
Widjaya-Adhi (1976) telah meneliti kadar abu tanah gambut untuk tujuan
reklamasi lahan di daerah Riau. Pada umumnya gambut dangkal (10

>0.25

>4.0

>0.10

Mesotrofik

5 -10

0.20 - 0.25

1 - 4.0

0.10

Oligotrofik

2-5

0.05 - 0.20

0.25 - 1

0.03 - 0.10

Sumber: Polak (1941, 1949)

Terak baja (Slag)
Terak baja adalah produk sampingan dari proses pemurnian besi cair dalam
pembuatan baja. Terdapat beberapa macam jenis terak baja, antara lain blast
furnace slag, open-hearth slag, basic slag, converter slag, dan electric furnace
slag. Material-material ini bermanfaat bagi pertanian karena dapat digunakan

3
sebagai bahan pengapuran untuk meningkatkan pH tanah masam ataupun sebagai
sumber silikat bagi tanaman padi. Terak baja Indonesia (Indonesian Electric
Furnace Slag) setiap tahunnya diproduksi sekitar 350.000 ton, tetapi belum ada
yang digunakan untuk bidang pertanian. Penggunaan terak baja dapat
meningkatkan pH tanah, Ca dan Mg dapat dipertukarkan, dan meningkatkan
ketersediaan Si dalam tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terak baja
Indonesia mengandung unsur-unsur sebagai berikut : 42% Fe2O3, 7.2 % Al2O3,
21.5 % CaO, 11.2 % MgO, 14.6 % SiO2 dan 0.4 % P2O5 (Suwarno dan Goto
1997).
Trass
Trass (Pozolan) adalah bahan alam atau buatan yang sebagian besar terdiri
dari unsur-unsur silika (SiO2) dan atau Alumina (Al2O3) yang bersifat reaktif
(Tjokrodimuljo 2007). Meskipun tidak mempunyai sifat semen, dalam keadaan
tergiling halus, apabila bercampur air dapat bereaksi secara kimia dengan kapur
pada suhu kamar membentuk senyawa yang memiliki sifat semen (Randjak 1990).
Menurut Van Bemmelen (1949) Trass alami umumnya terbentuk dari tufa
volkanik yang berisi partikel-partikel dari debu. Indonesia memiliki banyak
wilayah yang menyimpan potensi Trass, diantaranya adalah Nagrek, Pekalongan,
Yogyakarta, dan Bogor.
Padi Varietas Ciherang
Padi varietas Ciherang merupakan kelompok padi sawah varietas unggul
hasil beberapa kali persilangan. Padi jenis ini memiliki karakteristik umur
tanamnya cukup singkat yaitu 116 hingga 125 hari, bentuk tanaman tegak,
tingginya mencapai 107 hingga 115 cm, menghasilkan anakan produktif 14
hingga 17 batang, warna kaki hijau, warna batang hijau, warna daun hijau, posisi
daun tegak, bentuk gajah panjang ramping, warna gabah kuning bersih, tekstur
nasi pulen, rata-rata produksi 5 hingga 8.5 ton/ha, tahan terhadap bakteri hawar
daun (HDB) strain III dan IV, tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3. Padi
Ciherang mulai diresmikan oleh menteri pertanian pada tahun 2000 dengan
anjuran cocok ditanam pada musim hujan dan kemarau dengan ketinggian di
bawah 500 meter di bawah permukaan laut (Hermanto 2006).

METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian dilakukan dari bulan Mei 2011 sampai Januari 2013 yang
dibagi ke dalam tiga tahapan masing-masing, yaitu tahap persiapan bahan,
percobaan rumah kaca, dan analisis laboraturium. Media tanam berupa tanah
gambut diambil di Desa Arang-Arang, Kecamatan Kumpeh, Jambi, yang diambil
pada bulan Mei 2011. Percobaan rumah kaca dilakukan pada bulan Oktober 2011
sampai dengan Agustus 2012 yang bertempat di Kebun Percobaan University

4
Farm Institut Pertanian Bogor, sedangkan tahap analisis laboraturium dilakukan
selama bulan Juni 2012 sampai dengan Januari 2013 di Laboraturium Kimia dan
Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Institut
Pertanian Bogor.
Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan meliputi tanah gambut sebagai media tanam
yang telah diayak dengan ukuran 60 mesh. Sebagai sumber silikat digunakan terak
baja (slag) yang berasal dari PT Krakatau Steel, Cilegon, dan trass yang diambil
dari Desa Ciampea. Masing-masing bahan telah diayak halus dengan
menggunakam ayakan 100 Mesh. Pupuk yang digunakan berupa Urea, SP-18, dan
KCl, dan pupuk mikro (CuSO4 dan ZnSO4). Benih padi yang digunakan adalah
padi varietas Ciherang. Bahan-bahan kimia yang digunakan pada saat analisis
laboraturium seperti Aquades, KCl, H2O2, NH4-Oac. pH 7, HCl, H2SO4, H3BO3,
NaOH, dll.
Alat-alat yang digunakan meliputi peralatan percobaan lapang seperti
cangkul, ayakan pasir, timbangan, ember (digunakan sebagai pot), mistar,
meteran, paranet, dan bambu, sedangkan alat-alat yang digunakan untuk analisis
tanah dan tanaman di laboraturium yaitu peralatan gelas (gelas piala, gelas ukur,
tabung erlenmeyer, pipet Mohr, pipet volumetrik, buret, labu destilasi, dan
peralatan pengukuran seperti Spectrophotometer, Flamephotometer, Atomic
Absorption Spectrophotometer (AAS), serta peralatan lainnya.

Metode Penelitian
Percobaan dilakukan dengan Model Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan faktor tunggal yang terdiri dari 10 perlakuan. Model matematika dari
rancangan percobaan ini adalah sebagai berikut;
Yij = µ + αi + εij
Dimana,
Yij = Hasil Pengamatan/pengukuran pada perlakuan ke-i, ulangan ke-j
µ = Rataan umum
αi = Pengaruh perlakuan ke-i
εij = Galat
Kesepuluh perlakuan tersebut adalah: tiga perlakuan slag tunggal dengan
dosis 2, 4, dan 6%; lima perlakuan kombinasi slag + trass dengan dosis (0+5)%,
(1.25+3.75)%, (2.5+2.5)%, (3.75+1.25)%, dan (5+0)%; satu perlakuan standar;
dan satu kontrol. Perlakuan standar diberikan pupuk dengan dosis Urea 1.5 g/kg,
Sp-18 1.5 g/kg, dan KCl 0.75 g/kg, sedangkan perlakuan selain standar diberikan
pupuk dengan dosis 50% standar (Lampiran 2). Digunakan Tanah gambut
sebanyak 3 Kg berat kering sebagai media tanam dalam pot.
Penanaman menggunakan bibit padi berumur 14 hari yang disemai pada
media kompos + tanah mineral dengan perbandingan 1 : 5. Bibit ditanam 2 batang
per pot tanam (setelah inkubasi 40 hari). Pada saat tanam, pemberian pupuk
dilakukan berdasarkan dosis yang tertera pada Lampiran 2. Pupuk Urea
diaplikasikan ½ bagian pada saat tanam, dan ½ bagian lainnya pada saat tanaman

5
berumur 35 hari tanam, sedangkan Pupuk SP-18 dan KCL diberikan seluruhnya
pada saat tanam. Pupuk mikro (ZnSO4 dan CuSO4) diberikan hanya pada
perlakuan standar dan diaplikasikan seluruhnya pada saat tanam. Variabel
produksi tanaman yang diukur terdiri dari Bobot Gabah Kering Panen (BGKP),
Bobot Gabah Kering Giling (BGKG), dan Bobot Kering Gabah Bernas (BKGB).
Setelah panen, selanjutnya sampel tanah dan tanaman (Bagian batang dan daun)
diambil untuk keperluan analisis laboraturium (Lampiran 3).
Prosedur Analisis Data
Dilakukan analisis statistik menggunakan Analysis of Variance (ANOVA)
pada selang kepercayaan (α) 1% dan atau 5%. Apabila berpengaruh nyata
dilakukan uji lanjut menggunakan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) atau
uji wilayah Duncan pada taraf α = 5% dengan menggunakan software SAS for
Windows ver. 9.1.

Metode Penilaian Efisiensi Pupuk
Metode perhitungan efisiensi pupuk digunakan untuk menilai sampai
sejauh mana tanaman dapat memanfaatkan unsur hara yang telah diserap untuk
berproduksi lebih tinggi tanpa menambah hara yang diperlukan, dengan
persamaan sebagai berikut;
x 100%

Efisiensi Pupuk (%) =

HASIL DAN PEMBAHASAN
Komposisi Hara Slag dan Trass
Komposisi hara lengkap slag dan trass disajikan pada Lampiran 4. Slag
memiliki kandungan SiO2 sebesar 14.6%, lebih rendah dibandingkan kandungan
SiO2 trass sebesar 64.7%. Tingginya kadar SiO2 pada trass dikarenakan trass
berasal dari bahan tuff volkan yang merupakan mineral skeletal/primer
(Hardjowigeno 1993). Mineral primer ini, menurut Rafi’i (1990) sebagian besar
merupakan persenyawaan unsur Silikat dan Oksigen.
Kandungan mineral-mineral penting sebagai unsur hara makro bagi tanaman
seperti K2O, P2O5, CaO, dan MgO juga ditemukan baik pada slag dan trass. Kadar
K2O pada trass sebesar 1.33%, sedangkan slag hanya memiliki kadar K2O 0.18%.
Namun demikian, slag memiliki kadar P2O5, CaO, dan MgO yang lebih tinggi
dibanding trass. Atas dasar kadar CaO (21.6%), dan MgO (11.6%) yang tinggi
inilah, maka selain sebagai amelioran slag juga dapat diaplikasikan sebagai kapur
pertanian (kaptan) dengan nilai Daya Netralissi (DN) yang cukup tinggi (67.6%).
Slag memiliki kandungan Fe2O3 yang sangat tinggi (42.6%), hal ini dikarenakan
slag merupakan residu dari proses pembuatan baja (steel) dan dikategorikan

6
sebagai limbah pabrik, sedangkan trass memiliki kandungan Al2O3 yang cukup
tinggi dengan nilai 16.97%.

Pengaruh Pemberian Slag dan Kombinasinya dengan Trass terhadap Sifat
Kimia Tanah Gambut
Nilai pH dan Alumunium dapat dipertukarkan
Hasil uji ragam menunjukan bahwa pemberian slag dan trass berpengaruh
sangat nyata terhadap pH (H2O dan KCl) serta Alumunium dapat dipertukarkan
(Al-dd) pada tanah gambut. Nilai pH H2O pada setiap perlakuan bervariasi dari
yang terendah pada standar (3.45) dan tertinggi pada slag 6% (4.54). pH H2O
perlakuan standar lebih kecil dibanding kontrol (3.76).
Tabel 2. Nilai pH (H2O dan KCl), dan Al-dd tanah akibat pemberian slag dan
trass
Perlakuan

Standar

H2O**

KCl**

Al-dd**

pH (1:1)

Pengekstrak KCl

...............................................................

......(cmolc kg-1) .....

3.45e

2.75bc

1.36e

3.76dea

2.43a

0.31e

2%

4.20ab

2.94a

0.17e

4%

4.35abc

3.30b

0.38e

6%

4.54de

3.59c

0.09e

(0+5)%

3.90cd

2.75bc

11.85a

(1.25+3.75)%

4.20abc

3.41a

4.13cd

(2.5+2.5)%

4.10bcd

3.33a

3.84d

(3.75+1.25)%

3.91cd

3.31a

5.50bc

(5+0)%

4.15bc

3.58a

6.64b

Kontrol (0%)
Slag

Slag+Trass

**Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda pada taraf α = 1% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT)
Hasil Uji lanjut Duncan (Tabel 2) menunjukkan bahwa pemberian slag dan
kombinasinya dengan trass nyata meningkatkan pH (H2O dan KCl) tanah gambut.
Ini ditunjukkan dengan lebih tingginya nilai pH (H2O dan KCl) pada setiap
perlakuan slag tunggal serta kombinasi slag + trass jika dibandingkan dengan
kontrol dan standar. Nilai pH (H2O) pada perlakuan slag tunggal meningkat
seiring penambahan dosis slag, nilai pH (H2O) pada perlakuan kombinasi slag +
trass bervariasi dari yang terendah pada slag + trass (0+5)% dan tertinggi pada
slag + trass (1.25+3.75)%. Nilai pH KCl juga memiliki angka yang bervariasi
pada setiap perlakuan dimana nilai terendah terdapat pada perlakuan slag 2% dan
tertinggi pada perlakuan slag 6% diikuti kombinasi slag + trass (5+0)% (3.58).
Nilai pH KCl kontrol paling rendah diantara semua perlakuan.
Pemberian pupuk konvensional (KCl) pada perlakuan standar dapat
menurunkan pH tanah, diduga K+ akibat pemberian KCl akan mendesak H+ pada

7
kompleks jerapan, melepaskan H+ ke larutan tanah, sehingga nilai pH perlakuan
standar lebih rendah dibanding pH kontrol yang tidak dipupuk sama sekali.
Tingginya nilai pH (H2O) pada setiap perlakuan yang diberikan slag dikarenakan
kandungan Kalsium Silikat (Ca2SiO4) pada slag akan bereaksi dengan air (4H2O)
dalam larutan tanah membentuk kompleks 2Ca-tanah + H4SiO4 + 4OH-. Asam
H4SiO4 sebagai asam lemah sehingga ion H+ tidak terionisasi. Pada kondisi ini, ion
Ca2+ menjadi tersedia dan OH- menetralkan H+ maka pH tanah akan meningkat.
Ini sesuai dengan yang dilaporkan Suwarno dan Goto (1997) bahwa aplikasi slag
dapat meningkatkan pH (H2O) tanah.
Nilai Al-dd tanah terendah pada perlakuan slag 6% dan tertinggi pada
perlakuan kombinasi slag + trass. Hasil uji lanjut Duncan (Tabel 2) menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan nyata kadar Al-dd tanah antara perlakuan standar,
kontrol, dan slag tunggal. Namun berbeda nyata terhadap semua perlakuan
kombinasi slag + trass. Hal ini dikarenakan tingginya kadar Al2O3 pada trass
(Lampiran 4) yang dapat menyumbangkan sebagian besar ion Al3+ pada tanah.
Ketersedian dan Kadar Hara Makro Tanah (N, P, K, Ca, Mg)
Nitrogen Total. Hasil uji ragam menunjukan bahwa pemberian slag serta
kombinasinya dengan trass berpengaruh sangat nyata terhadap kadar Nitrogen
Total (N-total) tanah. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa kadar N-total
tanah yang diberi slag dan slag +trass nyata lebih tinggi jika dibandingkan dengan
kontrol (Tabel 3). Slag yang dikombinasikan dengan trass memiliki kadar N-total
yang lebih tinggi dibandingkan slag tunggal. Nilai N-total tertinggi terdapat pada
perlakuan slag + trass (2.5+2.5)%, sedangkan terendah terdapat pada kontrol.
Rendahnya nilai N-total perlakuan slag tunggal dibandingkan N-total standar
selain dikarenakan dosis Urea yang diberikan lebih rendah (50% standar) juga
dikarenakan sebagian besar N tanah diserap tanaman dengan jumlah yang cukup
tinggi (Tabel 4).
P-Tersedia. Hasil uji ragam menunjukan bahwa pemberian slag dan
kombinasinya dengan trass berpengaruh sangat nyata terhadap kadar Fosfor
Tersedia (P-tersedia) dalam tanah. Hasil uji lanjut Duncan (Tabel 3) menunjukkan
bahwa kadar P-tersedia semua perlakuan nyata lebih tinggi dibanding kontrol.
Pada perlakuan slag tunggal, nilai P-tersedia meningkat seiring peningkatan dosis
slag, sedangkan pada perlakuan kombinasi slag + trass nilai P-tersedia bervariasi
dari yang terendah pada dosis slag + trass (3.75+1.25)% dan tertinggi pada dosis
slag + trass (2.5+2.5)%. Kontrol memiliki nilai P-tersedia paling rendah,
sedangkan perlakuan standar memiliki nilai P-tersedia tertinggi.
Perlakuan kombinasi slag + trass (3.75+1.25)% dan (5+0)%, kadar Ptersedia lebih rendah dibanding perlakuan lainnya (kecuali kontrol). Ini
dikarenakan rendahnya pH tanah dan tingginya kadar Al-dd (Tabel 2). Ion P
sangat mudah bereaksi dengan kation Al membentuk ikatan kompleks Al-P yang
sukar tersedia. Dengan Al, ion P biasanya membentuk mineral varasit, yaitu
bentuk fiksasi fosfat utama pada tanah masam (Tisdale dan Nelson 1975).
Kalium Dapat Dipertukarkan (K-dd). Hasil uji ragam menunjukan bahwa
pemberian slag dan kombinasinya dengan trass berpengaruh sangat nyata
terhadap K-dd tanah. Hasil uji lanjut Duncan (Tabel 3) menunjukkan bahwa nilai
K-dd pada masing-masing perlakuan terendah pada perlakuan kontrol dan

8
tertinggi pada standar. Perlakuan standar dan slag 4% memiliki nilai K-dd nyata
lebih tinggi dibanding semua perlakuan lainnya.
Tabel 3. Nilai N-total, P-tersedia, dan K-dd akibat pemberian slag dan
kombinasinya dengan trass
Perlakuan

Standar
Kontrol (0%)
Slag
2%
4%
6%
Slag+Trass
(0+5)%
(1.25+3.75)%
(2.5+2.5)%
(3.75+1.25)%
(5+0)%

N-total**

P-tersedia**

K-dd**

Kjehldal
............(%)............
1.70bc
1.11d

Bray-1

1N NH4Oac. pH 7

...........ppm...........
113.00a
35.71d

......( cmolc kg-1)......
1.40a
0.18d

1.40cd
1.45cd
1.40cd

48.62cd
51.78cd
78.36abc

0.23cd
1.16ab
1.00b

1.54cd
2.20a
2.48a
2.12ab
2.30a

93.31ab
67.38bcd
97.44ab
40.20cd
43.88cd

0.56cd
0.62c
0.57cd
0.36cd
0.34cd

**Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda pada taraf α = 1% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT)
Kalsium Dapat Dipertukarkan (Ca-dd) dan Magnesium Dapat
Dipertukarkan (Mg-dd). Hasil uji ragam menunjukan bahwa pemberian slag dan
kombinasinya dengan trass berpengaruh sangat nyata terhadap kadar Ca-dd dan
Mg-dd pada tanah gambut. Gambar 1 menunjukkan kadar Ca-dd dan Mg-dd pada
masing-masing perlakuan. Ca:Mg pada masing-masing perlakuan berada pada
kisaran 3-4:1, kondisi ini baik bagi tanaman karena menurut Dobermann dan
Fairhurst (2000) rasio ini optimum untuk pertumbuhan padi. Secara umum kadar
Ca dan Mg tanah semakin meningkat seiring penambahan dosis slag. Kadar Ca-dd
dan Mg-dd standar lebih rendah dibanding perlakuan lainnya. Ini sesuai dengan
yang dilaporkan Suwarno dan Goto (1997) bahwa penambahan slag pada tanah
dapat meningkatkan pH dan ketersedian unsur Ca dan Mg bagi tanaman.
Ketersedian dan Kadar Hara Mikro Tanah (Cu dan Zn). Hasil uji ragam
menunjukan bahwa pemberian slag dan kombinasinya dengan trass tidak
berpengaruh nyata terhadap ketersediaan Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) pada tanah
(Lampiran 9). Berdasarkan Gambar 2 ditunjukkan bahwa kadar Cu tertinggi pada
perlakuan slag + trass (1.25+3.75)% dan terendah pada slag 4%. Kadar Zn
menurun seiring penambahan dosis slag (Gambar 2), sedangkan pada perlakuan
kombinasi slag + trass kadar Zn cenderung meningkat dengan penambahan dosis
trass. Ini menunjukkan bahwa pemberian trass pada perlakuan kombinasi slag +
trass dapat meningkatkan ketersediaan Zn dibanding hanya dengan perlakuan slag
tunggal. Kadar Zn berada pada kisaran 29.67 – 77.28 ppm sudah cukup bagi
tanaman, karena menurut Dobbermann dan Fairhurst (2000) jumlah ini lebih
tinggi dari batas kritis kadar Zn (ekstrak DTPA) sebesar 0.08 ppm. Widjaja-Adhi
(1998) melaporkan bahwa rendahnya Cu pada tanah gambut dikarenakan terjadi

9
pengkelatan oleh senyawa kompleks dan bahan organik terutama senyawa
polifenol yang melimpah pada gambut (Sabiham et al. 1997, dan Kyuma 2004).
9.30

8.78

8.17

7.66

6.92

6.70

cmolc kg-1

10.00
9.00
8.00
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00

3.99
3.35
2.37
0.99

1.19

1.34

1.90 2.22
0.91

1.94

2.45

2.10

2.21

0.95

Ca-dd
Mg-dd

Gambar 1. Kadar Ca-dd dan Mg-dd akibat pemberian slag dan kombinasinya
dengan trass

90.00
77.28

80.00
70.00

60.75

ppm

60.00

49.08

50.00
40.00

61.65

52.02

51.10

44.75

41.13

37.51

29.67

30.00
20.00
10.00

8.06
0.82

2.67

2.72

0.57

0.86

2.85

2.03

2.20

2.51

0.00

Cu
Zn

Gambar 2. Pengaruh pemberian slag dan kombinasinya dengan trass terhadap
kadarunsur mikro Cu dan Zn tanah

10
Pengaruh Pemberian Slag dan Kombinasinya dengan Trass terhadap
Serapan Hara Tanaman
Serapan Hara Makro (N, P, K, Ca, dan Mg) Tanaman
Hasil uji ragam menunjukkan bahwa pemberian slag dan kombinasinya
dengan trass memberikan pengaruh sangat nyata terhadap serapan hara Nitrogen
(N), Kalium (K), dan Magnesium (Mg) tanaman; serta berpengaruh nyata (Tabel
5) terhadap serapan Fosfat (P) dan Kalsium (Ca) tanaman. Serapan hara N, P, K,
Ca, dan Mg perlakuan standar nyata paling rendah dibanding serapan hara semua
perlakuan, sedangkan serapan hara tertinggi terdapat pada semua perlakuan slag
6%. Nilai serapan hara, berbanding positif dengan biomassa kering tanaman,
sehingga semakin besar biomassa tanaman berimplikasi pada nilai serapan hara
yang semakin besar pula. Nilai serapan N pada masing-masing perlakuan nyata
meningkat seiring penambahan dosis slag pada setiap perlakuan. Kondisi ini juga
berlaku sama pada nilai serapan P, K, Ca, dan Mg pada setiap perlakuan (Tabel
4). Serapan hara Ca dan Mg terendah pada perlakuan standar, kontrol, dan Slag +
trass (0+5)%, ketiganya tidak berbeda nyata satu sama lain dan nyata lebih rendah
dibanding perlakuan lainnya (Tabel 4).
Tabel 4. Serapan hara makro (N, P, K, Ca, dan Mg) pada tanaman padi akibat
pemberian slag dan kombinasinya dengan trass
Perlakuan

Serapan Hara
N**

P*

K**

Ca*

Mg**

.................................................(mg/pot)...................................................
Standar

29.7c

11.2b

62.4e

6.09c

14.2e

Kontrol (0%)

83.8bc

14.7b

215cde

26.7bc

51.1cde

2%

168 bc

24.9b

397cde

48.3bc

102bcd

4%

197bc

32.5b

510bcd

53.1bc

100bcd

6%

530a

89.42b

1056a

145a

233a

(0+5)%

82.1bc

14.1b

157de

27.5bc

32.0de

(1.25+3.75)%

172bc

30.1b

503bcd

102ab

125b

(2.5+2.5)%

258bc

35.5b

478bcd

76.9abc

118bc

(3.75+1.25)%

230bc

47.6ab

583bc

94.1abc

133b

(5+0)%

363ab

57.5ab

812ab

110ab

168b

Slag

Slag+Trass

**Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda pada taraf α = 1% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT)
*Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda pada taraf α = 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT)

Serapan Hara Mikro (Cu dan Zn) serta Si Tanaman

11
Serapan Cu dan Zn. Hasil uji ragam menunjukkan pemberian slag dan
kombinasinya dengan trass berpengaruh sangat nyata terhadap serapan Cu dan Zn
tanaman. Serapan Zn bervariasi berada pada kisaran 0.66 – 11.27 mg/pot,
sedangkan serapan Cu pada tanaman bervariasi berada pada kisaran dari yang
terendah pada standar (0.04 mg/pot) dan tertinggi pada slag + trass (5+0)% (0.34
mg/pot (Tabel 5). Hasil uji lanjut (Tabel 5) menunjukkan bahwa baik Cu dan Zn
diserap tanaman dalam jumlah yang nyata lebih tinggi pada perlakuan slag 6%
dan slag + trass (5+0)% dibanding perlakuan lainnya. Serapan Cu dan Zn
terendah masing-masing terdapat pada perlakuan standar dan kontrol
Tabel 5. Serapan Hara Mikro (Cu dan Zn) serta Si total tanaman akibat
pemberian slag dan kombinasinya dengan trass
Perlakuan

Serapan Hara
Cu**

Zn**

Si**

....................(mg/pot)...................
Standar

0.04d

0.66e

444d

Kontrol (0%)

0.13cd

1.63de

1054d

2%

0.21bc

3.00de

4425bcd

4%

0.19bcd

3.31de

5516bc

6%

0.44a

11.27a

11495a

(0+5)%

0.05cd

1.92de

2372cd

(1.25+3.75)%

0.13cd

8.40ab

8124ab

(2.5+2.5)%

0.13cd

4.76cd

5648bc

(3.75+1.25)%

0.21bc

7.60bc

6204bc

(5+0)%

0.34ab

9.13ab

6529bc

Slag

Slag+Trass

**Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda pada taraf α = 1% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT)
Serapan Silikat. Hasil uji ragam menunjukkan pemberian slag dan
kombinasinya dengan trass berpengaruh sangat nyata terhadap serapan Silikat (Si)
tanaman padi. Berdasarkan hasil uji lanjut (DMRT) pada Tabel 5, dapat diketahui
bahwa pemberian slag dan kombinasinya dengan trass nyata meningkatkan
serapan silikat pada tanaman. Ini dibuktikan dengan serapan Si pada masingmasing perlakuan lebih tinggi (rata-rata lebih dari 2000 mg/pot) dari perlakuan
standar dan kontrol (masing-masing 444 dan 1054 mg/pot). Pada setiap perlakuan,
serapan Si terendah terdapat pada perlakuan kombinasi slag + trass (0+5)%
sebesar 2372 mg/pot dan tertinggi pada perlakuan slag 6% sebesar 11495 mg/pot.
Baik slag dan trass merupakan sumber Si yang tinggi bagi tanaman bahkan
trass memiliki kandungan SiO2 lebih dari 50% (Lampiran 4). Sumida (1991)
melaporkan bahwa pemberian slag pada tanaman padi dapat memulihkan
kehilangan Si pada tanah sebesar 30%. Selain sebagai sumber Si, slag juga dapat
dimanfaatkan sebagai kapur pertanian seperti Kalsium Karbonat (CaCO3), dan
mengandung 20% Magnesium dan 10% Mangan yang menguntungkan bagi
tanaman (Yoshida 1981).
Silikat pada tanaman padi lebih berperan secara struktural, yaitu
menyangga tubuh tanaman agar tetap kuat, tegak, dan keras, serta tahan dari

12
cekaman lingkungan (Suzuki 1997 dalam Kyuma 2004). Dilaporkan juga bahwa
peningkatan serapan Silikat meningkatkan kemampuan oksidasi akar padi dan
menurunkan pengambilan unsur Fe dan Mn berlebih yang berdampak pada
keracunan tanaman (Okuda dan Takahashi, 1965 dalam Yoshida 1981).

Efisiensi Pemupukan
Hasil uji ragam menunjukkan bahwa pemberian slag dan kombinasinya
dengan trass memberikan pengaruh nyata terhadap efisiensi pemupukan Nitrogen
(N), dan Fosfor (P), dan sangat nyata pada efisiensi pemupukan Kalium (K). Hasil
uji lanjut (DMRT) disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Efisiensi Pemupukkan N, P, dan K setelahpemberian slag dan trass
Perlakuan

Standar
Slag
2%
4%
6%
Slag+Trass
(0+5)%
(1.25+3.75)%
(2.5+2.5)%
(3.75+1.25)%
(5+0)%

Efisiensi Pemupukkan
N*
P*
K**
........................................(%).....................................
-4.27b
0.02b
-20.34b
9.99b
13.77b
58.28a

1.85b
2.87b
10.46a

47.92b
77.70b
221.53a

-1.55b
10.47b
21.94ab
18.28b
35.90ab

0.42b
2.54b
3.27b
4.87ab
6.20ab

-19.41b
71.60b
65.13b
92.62b
77.46b

**Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda pada taraf α = 1% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT)
*Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda pada taraf α = 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT)
Pada Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai efisiensi pupuk meningkat seiring
peningkatan dosis slag dan trass. Efisiensi pupuk K tertinggi terdapat pada
perlakuan slag 6%, sama halnya dengan efisiensi pupuk N dan P masing-masing
sebesar 221.53%, 58.28% dan 10.46%. Tingginya efisiensi pupuk N, P, dan K
dikarenakan tanaman pada setiap perlakuan slag tunggal dan slag + trass memiliki
kadar hara tanaman (lampiran 6) dan kondisi fisik yang baik dengan nilai
biomassa yang tinggi dibandingkan dengan kontrol dan standar yang hidupnya
tertekan (biomassa sangat rendah), sehingga hara lebih banyak diserap oleh
tanaman (Tabel 4). Ini menunjukkan bahwa slag mampu mengurangi kebutuhan
dasar akan pupuk konvensional, terutama N, P, dan K.
Efisiensi pupuk menunjukkan sejauh mana tanaman dapat memanfaatkan
unsur hara yang telah diserap untuk berproduksi lebih tinggi tanpa menambah
hara yang diperlukan (Syihabudin, 2011). Barber (1977) dalam Datta (1981) juga
mendefinisikan efisiensi pemupukan sebagai peningkatan porsi produksi tanaman
yang terpanen per unit pupuk yang digunakan. Namun demikian, berbeda halnya
dengan definisi Barber yang menggunakan hasil produksi sebagai parameter,

13
pendekatan efisiensi pemupukkan pada penelitian ini menggunakan variabel
serapan hara dan dosis pupuk sebagai parameter.

Pengaruh Pemberian Slag dan Kombinasinya dengan Trass terhadap
Produksi Tanaman
Hasil uji ragam menunjukkan pemberian slag dan kombinasinya dengan
trass berpengaruh sangat nyata terhadap Bobot Gabah Kering Panen (BGKP),
Bobot Gabah Kering Giling (BGKG), dan Bobot Kering Gabah Bernas (BKGB)
pada tanaman padi. Slag 6% dan slag +trass (5+0)% memiliki bobot gabah nyata
lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya, sedangkan perlakuan standar, kontrol,
dan slag + trass (0+%)% tidak menghasilkan gabah sama sekali. Berikut hasil uji
lanjut (DMRT) disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Nilai perbedaan BGKP, BGKG, BKGB, dan GH pada tanaman padi
akibat pemberian slag dan trass
Perlakuan

Standar
Kontrol (0%)
Slag
2%
4%
6%
Slag+Trass
(0+5)%
(1,25+3,75)%
(2,5+2,5)%
(3,75+1,25)%
(5+0)%

Bobot Gabah
Kering Panen**
Kering Giling**
Gabah Bernas**
...................................(gram/pot)...................................
0.00d
0.00c
0.00c
0.00d
0.00c
0.00c
6.19bcd
20.03b
44.23a

5.01bc
17.75b
40.91a

4.46bc
16.40b
38.16a

0.00d
1.07cd
7.35bcd
15.60cb
37.03a

0.00c
0.785c
5.05bc
14.16bc
34.09a

0.00c
0.65c
4.43bc
13.72bc
32.87a

**Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda pada taraf α = 1% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT)
Slag sangat berperan penting bagi berproduksinya tanaman padi. Hal ini
dibuktikan dimana hanya tanaman yang diberikan slag yang dapat berproduksi
dan jumlahnya semakin meningkat seiring penambahan dosis slag yang
diberikan. Produksi tanaman berbanding lurus dengan kondisi pertumbuhan dan
produksi, perlakuan slag 6% dan slag + trass (5+0)% memiliki pertumbuhan
vegetatif yang paling baik perlakuan lainnya, demikian pula serapan hara N, P, K
yang tinggi. Yoshida (1981) menyebutkan ada keterkaitan antara kandungan hara
(nutrisi) dalam jaringan tanaman dengan aktivitas fotosintesis pada daun karena
unsur-unsur hara esensial (N, P, K) baik secara langsung maupun tidak langsung
terlibat dalam reaksi fotosintesis dan respirasi. Oleh karena itu, serapan hara yang
cukup bagi tanaman, dapat mendukung aktifitas fisiologi bagi tanaman untuk
menghasilkan biomassa dan produksi yang optimum. Pemberian trass terhadap
komponen produksi terlihat berpengaruh negatif. Hal ini ditunjukkan pada

14
pengaruh kombinasi slag + trass dimana semakin tinggi komposisi trass produksi
semakin turun.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Pemberian slag dan kombinasinya dengan trass dapat meningkatkan pH
pada tanah gambut (pH > 4.00). Ketersedian N-total tanah lebih tinggi pada
kombinasi slag dengan trass dibanding slag tunggal, sementara P-tersedia, K-dd,
Ca-dd dan Mg-dd pada tanah meningkat ketersediaannya baik setelah pemberian
slag maupun dikombinasikan dengan trass. Serapan hara N, P, K, Ca, dan Mg
meningkat, terutama pada perlakuan dosis slag yang tinggi (slag 4%, slag 6%, dan
slag + trass (5+0)%). Serapan hara Zn dan Si meningkat dengan penambahan slag
dan trass. Semakin tinggi dosis slag dan trass yang diberikan, semakin besar kadar
Si pada tanaman.
Penambahan slag dan trass juga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan
pupuk konvensional, dimana efisiensi pupuk N, P, dan K tertinggi terdapat pada
perlakuan slag 6% dengan nilai 39.7%, 10.46%, dan 221.53%. Produksi tanaman
semakin baik pada pemberian dosis slag yang semakin besar dimana produksi
gabah kering giling dan gabah bernas tertinggi pada slag 6% sebanyak 40.91 dan
38.16 gram/pot. Dalam hal ini, pemberian trass berpengaruh negatif terhadap
produksi padi.

Saran
Penelitian dilakukan masih dalam skala kecil, maka perlu dilakukan studi
kelayakan lebih lanjut agar bisa diaplikasikan dalam jumlah dan luasan yang lebih
besar untuk aplikasi pertanian di lapang.

DAFTAR PUSTAKA
Barchia, M. F. 2006. Gambut; Agroekosistem dan Transformasi Karbon. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta. Indonesia
Bemmelen, R. W. Van. 1949. The Geology of Indonesia. Martinus Nijhoff, The
Hague: 1-732.
BPS (Badan Pusat Statistik). 2010. Statistik Indonesia 1998-2010.
De Datta, S. K. 1981. Principles and Practises of Rice Production. John Wiley &
Sons Inc., New York. United State of America
Doberman, A., Thomas Fairhurst. 2000. Rice: Nutrient Disorders & Nutrient
Management. International Rice Research Institute, Los Banos. Philippines.

15
Driessen, P.M. and Soepraptohardjo 1974.Organic soil.In:Soil for Agricultural
expansion in Indonesia. ATA 106 Bulettin.Soil Research Institute Bogor.
Hardjowigeno. S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. CV Akademika
Presindo, Jakarta.
Hermanto. 2006. Padi Ciherang makin populer. Warta Penelitian
danPengembangan
Pertanian
28:14-15.[terhubungberkala].http://crifc
@BALITBANG. id/journal/warta [20Mei 2012].
Krishna, K. R. 2002. Soil Fertility and Crop Production. Science Publisher Inc.,
New Hampshire. United States of America
Kyuma, K. 2004. Paddy Soil Science. Kyoto University Press and Trans Pacific
Press, Kyoto. Japan.
Randjak, B. T. 1990. Pengaruh Kadar Tras Terhadap Pengurangan Tebal Akibat
Tekanan pada Papan Semen Wolkayu. Dalam Majalah Ilmiah Vol. 7 no. 53
(februari 1990) hal: 15. Unika Atma Jaya, Jakarta.
Sabiham, S., T.B. Prasetyo, dan S. Dohong. 1997. Phenolic acid in Indonesiapeat.
pp. 289-292. In Rieley and Page (Eds.). Biodiyersity andSustainablility of
Tropical Peat and Peatland Samara Publishing Ltd.Cardigan UK.
Salampak, 1999. Peningkatan Produktivitas Tanah Gambut yang Disawahkan
dengan Pemberian Bahan Amelioran Tanah Mineral Berkadar Besi Tinggi.
Disertasi Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Suwarno and I. Goto. 1997. Effect of Indonesia Electric Furnace Slag on the Rice
Yield and Chemical Properties of Soils. pp 803-804. In Plant Nutrition for
Sustainable Food Production and Environment. Kluwer Academic Publisher.
---------------. 1997. Mineralogical and Chemical Properties of Indonesian Electric
Furnace Slag and its Application Effect as Soil Amendment. Journal of
Agricultural Science, Tokyo Nogyo Daigaku. 42 (3) : 151-162.
Syihabuddin, M. 2011. Skripsi: Pengaruh Terak Baja terhadap Sifat Kimia Tanah
serta Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi (Oryza sativa) pada Tanah
Gambut Dalam dari Kumpeh, Jambi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Indonesia.
Tan, K. H. 1992. Principles of Soil Chemistry, 2nd ed. Marcel Dekker, Inc., New
York. United States of America
Tisdale, S.L. dan W.L. Nelson. 1975. Soil Fertility and Fertilizer. McMillan Publ.
Co., Inc. New York.
Tjokrodimuljo K. 2007. Teknologi Beton. Biro Penerbit Teknik Sipil Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
Utomo, H. 2011. Skripsi: Pengaruh Kaptan, Trass, dan Pupuk Fosfor terhadap
Kedelai Varietas Orba pada Podsolik Jasinga. Institut Pertanian Bogor,
Indonesia.
Yoshida, S. 1981. Fundamentals of Rice Crop Science. International Rice
Research Institute, Los Banos. Philippines.

16
Lampiran

Lampiran 1. Kriteria Tingkat Kesuburan Tanah Gambut
Kandungan Hara (% bobot kering)

Tingkat Kesuburan

N

K 2O

P2O5

CaO

Abu

Eutrofik

2.50

0.10

0.25

4.00

10.00

Mesotrofik

2.00

0.10

0.20

1.00

5.00

Oligotrofik

0.80

0.03

0.05

0.25

2.00

Sumber: Driesen dan Soepraptohardjo (1974), dalam Barchia (2006)
Lampiran 2. Parameter Pengukuran Analisis Tanah dan Tanaman
Parameter Pengukuran

Metode

Tanah
pH

H2O 1:1
KCl 1:1
Pengekstrak KCl 1N
Bray-1
NH4.Oac. 1 N pH 7
NH4.Oac. 1 N pH 7
Kjehldal
Pengekstrak DTPA

Al-dd
P-tersedia
KTK dan KB
Ca, Mg, K tersedia
N-total
Zn dan Cu tersedia
Tanaman

Pengabuan basah ekstrak H2SO4(95 - 97%)
dan H2O2 (30%)
Pengabuan basah ekstrak H2SO4(95 – 97%)
dan H2O2 (30%)
Pengabuan 600 oC

N, P, K, Ca, Mg total
Zn dan Cu total
Si total

Lampiran 3. Dosis Pupuk dan Bahan Percobaan per Pot
Perlakuan
Standar
Kontrol (0%)
Slag
2%
4%
6%
Slag + Trass
(0+5)%
(1.25+3.75)%
(2.5+2.5)%
(3.75+1.25)%
(5+0)%

Terak
Abu
SPTrass
Urea
KCl
ZnSO4
baja
Merapi
18
...........................................g/kg...........................................
0
0
0
1.5
1.5
0.75
0.05
0
0
0
0
0
0
0

CuSO4
0.05
0

20
40
60

0
0
0

0
0
0

0.75
0.75
0.75

0.75
0.75
0.75

0. 38
0. 38
0. 38

0
0
0

0
0
0

0
12.5
25
37.5
50

50
37.5
25
12.5
0

0
0
0
0
0

0.75
0.75
0.75
0.75
0.75

0.75
0.75
0.75
0.75
0.75

0. 38
0. 38
0. 38
0. 38
0. 38

0
0
0
0
0

0
0
0
0
0

17
Lampiran 4. Komposisi Hara Slag dan Trass
Parameter
pH (H2O)
EC
P2O5-tersedia
SiO2-tersedia
B-tersedia
P 2O 5
K 2O
CaO
MgO
SiO2
Fe2O3
Al2O3
MnO2
Na2O
Cu
Zn
B
Mn
Daya Netralisasi

Sumber :

*Suwarno (1997)
**ESDM (2011)

Satuan
dS m-1
%
%
ppm
%
%
%
%
%
%
%
%
%
ppm
ppm
ppm
ppm
%

Slag*
11.1
0.38
0.21
5.09
38.7
0.37
0.18
21.6
11.6
14.6
42.6
7.21
1.55
0.33
146.2
242.7
66.3
67.6

Trass**
0.048
1.33
4.75
1.90
64.7
4.19
16.97
20
90
1100
-

18
Lampiran 5. Rataan Kadar Hara Makro dan Mikro Tanaman per Perlakuan
Percobaan
Perlakuan

Standar
Kontrol (0%)
Slag
2%
4%
6%
Slag+Trass
(0+5)%
(1.25+3.75)%
(2.5+2.5)%
(3.75+1.25)%
(5+0)%
Perlakuan

Standar
Kontrol (0%)
Slag
2%
4%
6%
Slag+Trass
(0+5)%
(1.25+3.75)%
(2.5+2.5)%
(3.75+1.25)%
(5+0)%

Kadar Hara Tanaman
N
P
K
Ca
.............................................(%)........................................................
0.62
0.24
1.30
0.13
0.60
0.11
1.56
0.19
0.69
0.61
0.71

0.10
0.10
0.12

1.67
1.65
1.43

0.18
0.19
0.21

0.55
0.73
0.85
0.68
0.63

0.13
0.98
0.24
0.08
1.29
0.29
0.12
1.49
0.21
0.11
1.44
0.27
0.11
1.59
0.20
Kadar Hara Tanaman
Mg
Si
Cu
Zn
......................(%)....................
........................(ppm)........................
0.30
9.30
7.44
137.60
0.37
7.50
7.91
115.16
0.43
0.34
0.32

19.25
19.25
15.75

8.25
6.04
5.87

122.33
107.67
151.40

0.30
0.35
0.36
0.35
0.31

20.50
22.73
20.00
15.25
12.00

4.20
3.46
4.78
5.39
6.65

179.81
255.30
174.90
200.51
163.40

19
Lampiran 6. Tabel Analisis Ragam pH H2O, pH KCl, dan Al-dd Tanah
Sumber
Keragaman
(pH H2O)
Model
Perlakuan
Galat
Total Koreksi
Sumber
Keragaman
(pH KCl)
Model
Perlakuan
Galat
Total Koreksi
Sumber
Keragaman
(Al-dd)
Model
Perlakuan
Galat
Total Koreksi

Derajat
Bebas

Jumlah
Kuadrat

Derajat
Tengah

F-Hitung

9
9

3.48
3.48

0.39
0.39

7.93**
7.93**

30
39

1.46
4.94

0.05

Derajat
Bebas

Jumlah
Kuadrat

Derajat
Tengah

9
9
30
39

5.57
5.57
1.33
6.90

0.62
0.62
0.04

Derajat
Bebas

Jumlah
Kuadrat

Derajat
Tengah

9
9
30
39

544.92
544.92
80.74
625.65

60.54
60.54
2.69

Pr > F

Dokumen yang terkait

Perubahan Sifat Kimia Tanah Sawah, Pertumbuhan Dan Produksi Padi (Oryza Sativa L.) Akibat Aplikasi Jerami Cacah Dan Pupuk Kandang Sapi Dengan Sistem Sri

1 57 81

Aplikasi Jerami Padi Untuk Perbaikan Sifat Tanah Dan Produksi Padi Sawah

0 25 122

Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Gambut, Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Akibat Pemberian Air Laut dan Bahan Mineral

26 389 96

Pengaruh Residu Steel Slag, Dolomit, Silica Gel, Dan Unsur Mikro Terhadap Sifat Kimia Tanah Gambut Dan Hasil Padi Pertanaman Ketiga

1 7 82

Pemberian Abu Volkan dan Kombinasinya dengan Slag untuk Peningkatan Pertumbuhan Tanaman Padi di Tanah Gambut

0 4 48

Pengaruh Trass dan Kombinasinya dengan Abu Volkan terhadap Sifat Kimia Tanah dan Pertumbuhan Padi pada Tanah Gambut dari Kumpeh, Jambi

0 4 43

Pengaruh Residu Electric Furnace Slag, Dolomit, dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah serta Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah Tanaman Kedua pada Tanah Gambut.

0 3 48

Pengaruh Residu Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah serta Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah Tanaman Kedua pada Tanah Gambut

0 8 42

Respon Tanaman Padi terhadap Campuran Dolomit-Trass yang Dibakar 700 ℃ Dibandingkan dengan Trass, Terak Baja, dan Dolomit serta Kombinasinya pada Tanah Gambut Delta Berbak, Jambi

0 3 36

Pemberian Ef Slag Dan Kombinasinya Dibandingkan Dengan Dolomit Serta Trass Untuk Peningkatan Serapan Hara Dan Pertumbuhan Padi Di Tanah Gambut

0 3 38