Baik skor PSI maupun CURB-65 sama-sama memiliki kelemahan yang sama, yaitu masih bergantung pada  hasil pemeriksaan laboratorium. Keadaan ini
melahirkan skor CRB-65 yang menghilangkan unsur ureum. Manfaat dari skor CRB-65 ini adalah dapat digunakan oleh dokter umum di tingkat layanan primer.
Skor ini dikatakan memiliki peforma yang sama dengan PSI dan CURB-65 dengan AUC: 0,69 – 0,78. Sayangnya, penggunaan skor ini belum teruji dengan
jumlah sampel yang besar seperti pendahulunya sehingga validasinya masih perlu diuji Singanayagam A dkk, 2009; Bont J dkk,  2008.
2.7. Sepsis Akibat Pneumonia Komunitas
Di Amerika Serikat, lebih dari  1 juta penderita PK setiap tahunnya dan 10 dari penderita harus dirawat di ICU intensive care unit. Pada PK yang
dirawat jalan mortalitas sebesar diperkirakan  5, jika penderita PK dirawat inap maka mortalitas meningkat hingga 12 dan akan semakin meningkat
menjadi 22 jika pasien dipindahkan ke ICU. Keadaan ini disebabkan perjalanan PK menjadi sepsis berat PK berat yang ditandai dengan adanya disfungsi organ
Nayak SB dkk, 2010. Sepsis merupakan suatu respon inflamasi sistemik terhadap infeksi, dimana
lipolisakarida atau toksin dilepaskan ke dalam sirkulasi darah sehingga terjadi aktivasi proses inflamasi. Sepsis ditandai dengan perubahan suhu tubuh, perubahan
jumlah leukosit, tachycardia dan tachypnea. Sedangkan sepsis berat adalah sepsis yang ditandai dengan hipotensi atau disfungsi organ atau hipoperfusi organ.
Purba DB, 2010. Pada tahun 1992, menurut The American College of Chest Physician
ACCP and The Society for Critical Care Medicine SCCM Consensus Conference on Standardized  Definitions of Sepsis, telah mempublikasikan suatu
konsensus dengan definisi baru dan kriteria diagnosis untuk sepsis dan keadaan- keadaan yang berkaitan dan menetapkan kriteria Systemic Inflammatory Response
Syndrome SIRS, sepsis berat dan  syok sepsis dibawah ini:
- Bakteremia :  adanya bakteri dalam darah, yang  dibuktikan dengan kultur darah
positif.
Universitas Sumatera Utara
- SIRS            :   respon tubuh terhadap inflamasi sistemik, ditandai dua atau lebih
keadaan berikut : 1.  Suhu  38ºC atau  36ºC
2.  Takikardia HR  90 kalimenit 3.  Takipneu RR  20 kalimenit atau PaCO2  32 mmHg
4.  Lekosit darah  12.000µL,  4.000µL atau netrofil batang  10
-
Sepsis
: SIRS yang dibuktikan atau diduga penyebabnya kuman. -
Sepsis berat :  Sepsis yang disertai dengan disfungsi organ, hipoperfusi  atau
hipotensi termasuk asidosis laktat, oliguria dan penurunan  kesadaran. -
Syok sepsis :  Sepsis  dengan hipotensi meskipun telah diberikan   resusitasi
cairan   secara adekuat, bersama dengan disfungsi organ. -
Hipotensi : tekanan darah sistolik  90 mmHg atau berkurang 40  mmHg
dari  tekanan darah  normal pasien. -
Multiple Organ Dysfunction Syndrome: Disfungsi dari satu organ atau lebih,
memerlukan  intervensi untuk mempertahankan homeostasis Purba, 2010; Carol dkk, 2003.
Dremsizov, dkk melakukan studi untuk menilai kemampuan SIRS dalam memprediksi terjadinya sepsis, sepsis berat dan kematian pada pasien PK. Hasil
yang didapat antara lain bahwa 50  dari penderita PK yang dirawat akan jatuh ke sepsis. Selain itu, jika dibanding dengan PSI, kriteria SIRS tidak lebih baik
dalam memprediksi perburukan sepsis pada PK. Implikasi klinis dari studi ini adalah dapat digunakannya PSI bukan hanya untuk skor prognosis tetapi juga
sebagai petunjuk adanya disfungsi organ Rosner MH dkk, 2009.
Dalam  Infectious Disease Society of American IDSA  dan  American Thoracic  Society Guidlines  ATS, 2007 menunjukkan bahwa penyebab PK
terbanyak disebabkan bakteri Gram positif oleh kuman Streptococcus Pneumonia. Sedangkan kuman patogen penyebab PK lainnya mencakup Hemophilus
Influenza, Mycoplasma Pneumoniae, Chlamydia Pneumoniae, Staphylococcus
2.8. Kultur Sputum