Faktor Penghambat Pelaksanaan Program Kam
127
oleh Polri kepada seseorang yang telah memenuhi persyaratan administrasi, sehat jasmani dan rohani, memahami peraturan lalu lintas, terampil
menggunakan sepeda motor dan tahu tata aturan dalam lalu lintas. Setelah faktor manusia maka fokus selanjutnya adalah kendaraan itu
sendiri. Kendaraan haruslah layak jalan, misalnya apakah kendaraan itu sudah diuji, baik itu emisinya, remnya dan lain sebagainya. Fokus ketiga adalah alat
untuk uji kendaraan. Fokus keempat adalah rambu-rambu lalu lintas. Tahun ini Kementerian Perhubungan telah menyiapkan 10.000 rambu-rambu untuk
ditempatkan pada 10 ribu tempat di 250 kota di seluruh Indonesia. Kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh banyak faktor tidak sekedar oleh
pengemudi kendaraan yang buruk, pejalan kaki yang kurang hati-hati, kerusakan kendaraan, rancangan kendaraan cacat pengemudi, rancangan
jalan, dan kurang dipatuhinya rambu-rambu lalu lintas. Lalu lintas dan pemakai jalan memiliki peranan yang sangat penting dan strategis sehingga
penyelenggaraannya dikuasai oleh negara dan pembinaannya dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan pengguna jalan
yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur. Pembinaan di bidang lalu lintas jalan yang meliputi aspek pengaturan, pengendalian dan pengawasan
lalu lintas harus ditujukan untuk keselamatan,keamanan, ketertiban, kelancaran lalu lintas jalan.
Program kampanye yang diadakan oleh Ditlantas ini pun mempunyai faktor penghambat tersendiri. Faktor penghambat lainnya adalah waktu,
tempat, audience dan anggaran yang tidak mendukung. Juga yang menjadi
128
faktor penghambat kalau untuk kampanye yaitu masalah waktu. Hal yang sama juga diulas oleh Bapak Faisal selaku Kepala Bagian Dikyasa berikut ini
yaitu faktor penghambat dari program kampanye oleh Ditlantas adalah waktu, tempat, audience dan anggaran yang kurang mendukung.
Adanya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dapat menjadi bahan masukan bagi berbagai pihak yang
terkait, di antaranya adalah Polisi pada khususnya dan masyarakat pada umumnya sebagai pengguna sarana dan prasarana lalu lintas. Polisi
merupakan salah satu institusi pemerintah yang bertugas untuk melakukan sosialisasi tentang penerapan kepada masyarakat. Sedangkan pemerintah
mempunyai tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien melalui
manajemen lalu lintas dan rekayasa lalu lintas. Sementara kalau untuk penyuluhan tidak ada kendala apapun
dikarenakan sudah ada kerja sama antara dishub untuk tertib lalu-lintas dan kegiatan ini pun sudah masuk ke dalam kurikulum. Jadi hanya tinggal
menentukan jadwal untuk kampanye. Seperti dalam wawancara Pak Sukidjo selaku Kasi Dikmas Lantas berikut ini :
Faktor penghambat kalau untuk kampanye komunitas yaitu masalah waktu. Sementara kalau untuk penyuluhan tidak ada
kendala apapun dikarenakan sudah ada kerja sama antara dishub untuk tertib lalu lintas dan kegiatan inipun sudah masuk ke dalam
kurikulum. Jadi kita tinggal nentuin jadwal aja untuk kampanye.
129
Semua perencanaan program yang ada tidak terlepas dari berbagai hambatan yang menyertainya. Meskipun bahasan mengenai program dekade
keselamatan jalan banyak mengemukakan adanya kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam pelaksanaan program dan ketidakberhasilan untuk
mencapai tujuan, namun harus diakui juga bahwa ada banyak program yang berhasil dan mencapai tujuan yang ditetapkan. Kendala yang terjadi dalam
pelaksanaan program pemberdayaan dapat berasal dari kepribadian individu dalam komunitas dan bisa juga berasal dari sistem sosial. Hal ini bersifat
wajar dan sangatlah manusiawi.