Strategi Kampanye Dekade Keselamatan Jalan 2011-2020 (Decade of Actions For Road Safety Police go to School) yang Dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY dalam Meminimalisir Tingkat Kecelakaan Pada Tahun 2015

(1)

Strategi Kampanye Dekade Keselamatan Jalan 2011-2020

(Decade of Actions For Road Safety Police go to School)

yang Dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY dalam Meminimalisir

Tingkat Kecelakaan Pada Tahun 2015

Skripsi

Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

alaman Judul

Disusun Oleh : Helda Novita (20120530047)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

Strategi Kampanye Dekade Keselamatan Jalan 2011-2020

(Decade of Actions For Road Safety Police go to School)

yang Dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY dalam Meminimalisir

Tingkat Kecelakaan Pada Tahun 2015

Skripsi

Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

alaman Judul

Disusun Oleh :

Helda Novita (20120530047)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul Strategi Kampanye Dekade Keselamatan Jalan 2011-2020 (Decade of Actions For Road Safety Police go to School) yang Dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY dalam Meminimalisir Tingkat Kecelakaan Pada Tahun 2015 telah diujikan dan dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada :

Hari : Tanggal : Tempat : Nilai :

SUSUNAN TIM PENGUJI Ketua

(DR. Suciati, S.Sos, M.Si)

Penguji I Penguji II

(Sovia Sitta Sari, S.IP, M.Si) (Ayu Amalia, S.Sos, M.Si)

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana (S1) Konsentrasi Publik Relations Jurusan Ilmu Komunikasi.

Tanggal

(Haryadi Arief Nuur Rasyid, S.IP. M.Sc)

Ketua Program Studi IlmuKomunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta


(4)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Helda Novita

NIM : 20120530047

Konsentrasi : Public Relations

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Judul Skripsi : Strategi Kampanye “Dekade Keselamatan Jalan 2011

-2020 (Decade of Actions For Road Safety Police go to School)” yang dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY dalam

meminimalisir tingkat kecelakaan pada tahun 2015 Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Yogyakarta, 19 Desember 2016 Penulis


(5)

MOTTO

- “Courage take distance higher than Inteligent.”

- “Eat Failure, and you will know the taste of success.”

- “As ant do a million step to get sugar


(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin.. Terima kasih kepada :

1. Allah SWT, untuk cinta dan kasih sayang-Nya yang selalu

dilimpah-ruahkan kepadaku dan keluarga besarku.

2. Sholawat dan Salam selalu tercurah untukmu wahai Kekasih Allah,

Rasulullah, Muhammad SAW.

3. Ibu Dr. Suciati S. Sos M. Si. Selaku dosen pembimbing yang tiada lelah selalu memberikan arahan bagi mahasiswa-mahasiswanya.

4. Ibu Sovi dan Mba Ami, selaku dosen penguji yang baik hati, arif dan bijaksana.

5. Bapak Tb. M. Faisal R, SIK. MH dan Bapak Fx. Sukidjo, yang sangat

berarti dalam penelitian ini. Yang selalu meluangkan waktu untuk diwawancara dan dimintain data-data terkait penelitian saya.

6. Terima kasih juga buat seluruh Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi UMY yang

telah memberikan ilmu-ilmunya kepada kami.

7. Keluarga besar, Atan Matwafa (alm), Andung Zubaidah (almh), Atuk Jaafar

(alm), Andung Zainab (almh), dan Atuk Amat.

8. Kepada Abah tercinta Hasnan Matwafa dan Mamak Hj Rosita Jaafar. Abah..

Mamak.. Terima kasih untuk semuanya.. Terima kasih untuk cinta dan kasih sayangnya.. Ida sangat dan selalu mencintai Abah sama Mamak, I Love You soooo Much.


(7)

9. Kedua adikku tersayang, Rizki Amelia dan Rinaldi, Semangat yang lagi kuliah di Pekan Baru, Amel, Semoga jadi Sarjana Kesehatan yang sholihah. Amiin. Adi.. Belajar yang rajin dek! Sebentar lagi kuliah. Huhuuy.

10. Kepada Cu Ijat, makasih cu..udah peduli samo ida, sayang samo ida, dan touih nelpon ida nanyo skripsi haha. Daaaan makasi jugo Cuuu karena ida touih nginap diumah ucu kalau nak balik jogja ataupun balik kubu, wkwk. I Love You lah Pokoknya.kiss!! Makasih juga buat Om Uman, Bg Andry yang udah nganta ida ke Bandara kalau nak balik Jogja, hehe.

11. Terima kasih juga buat seluruh keluarga besar: Wakngah Gendut, Wakngah

Tinggi, Cu Adek, Cu Husni, Wak Usup, Wak Linda, Buk Iyah, Bg Lian, Bg Budi, Kak Elvi, dan my bachaaaaa Sakhi, dan Fiza. Dukungan dan doa-doa dari kalian semua sangat berarti buat Ida.

12. Mba fasyaku tercintaaaa makasi udah bantuin aku dari awal sampe akhir ya

mbaaaa

13. Teman-teman dan Sahabatku, my lovely bahut acha dost. Manja Dwi

Lestari, Siska Rossita Sari, Noviati Roficoh, Azizah. Makasih selalu nemenin aku ke Ditlantas. Haha. Mamii Silviana, dan Yuyun atau Ratna Yunita makasih yaaaa semuanyaa. Me Tumse Pyaar Bahut-Bahut Syukriya Dost.


(8)

ABSTRAK

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi

Konsentrasi Public Relations Helda Novita

20120530047

Strategi Kampanye “Dekade Keselamatan Jalan 2011-2020 (Decade of

Actions For Road Safety)” yang dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY dalam Meminimalisir Tingkat Kecelakaan pada Tahun 2015

Tahun Skripsi 2016 + 189 Hal

Daftar Kepustakaan : 38 Buku + 1 Skripsi + 12 Sumber Online

Tingginya angka kecelakaan yang terjadi setiap tahunnya banyak merenggut nyawa dan bahkan juga mengalami kerugian-kerugian materi lainnya. Untuk itu, perlu adanya sistem keamanan atau kampanye yang tepat dan cara menjalankan program kampanye yang tepat pula dalam proses kampanye dekade keselamatan jalan yang dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY. Strategi kampanye

seperti apakah yang baik digunakan dalam program Kampanye “Dekade

Keselamatan Jalan 2011-2020 (Decade of Actions For Road Safety)” yang

dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY dalam meminimalisir tingkat kecelakaan pada tahun 2015?

Metode yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada pendekatan kualitatif. Peneliti mendeskripsikan dan menginterpretasikan data, dengan menggambarkan keadaan yang sebenarnya yang dianggap akurat serta

menuangkannya dalam penulisan skripsi ini melalui observasi dan

interviewSelain itu, melakukan teknik analisis data ada tiga hal utama yang penting dilakukan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Berdasarkan hasil temuan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa strategi kampanye dekade keselamatan jalan yang dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY dalam meminimalisirkan tingkat kecelakaan pada tahun 2015 sudah berdasarkan teori Venus mengenai strategi kampanye dan sudah dilakukan sesuai dengan prosedur kampanye yang berlaku. Kesimpulan bahwa media yang digunakan Ditlantas guna sosialisasi kampanye sudah sesuai, penempatan khalayak atau pemilihan peserta sosialisasi sudah tepat dan dampak yang diberikan oleh para peserta sosialisasi juga sudah positif. Namun dalam pembahasan materi diharapkan untuk melakukan pembaharuan materi terkait situasi dan kondisi yang terjadi saat ini.

Keyword : Strategi Kampanye, Perencanaan, Evaluasi, Keamanan Berkendara


(9)

ABSTRAK

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakulty of Social and Politic Sciences Department of Communication Sciences Public Relations

Helda Novita 20120530047

Campaign Strategy of “Decade of Actions for Road Safety Held by Ditlantas

Polda DIY to Minimize the Number of Accidents on 2015 Batch: 2015 + 189 Pages

Bibliography : 38 Books + 1 Thesis + 12 Online Sources

The high number of accidents occurs every year concerned many people, not only in Indonesia even in all over the world admitted that every year the accidents makes many people died, and also takes a lot of damages. Therefore, a proper safety system and campaign are needed to run the best procedure of campaign program of decade of actions for road safety that held by Ditlantas

Polda DIY. How is the best strategy in “Decade of Action for Road Safety” on 2011-2020 that held by Ditlantas Polda DIY to minimize the number od accidents on 2015?

A method used in this research is based on a qualitative approach. The researcher describe and interpret the data conducted by describing the real accurate condition and then set them down into this thesis by observing and interviewing the informants choosen. The purpose of this method is to ease the way of describing and explaining the best campaign strategy in the program of decade of action for road safety that conducted by Ditlantas Polda DIY. Besides, to analyze the preposition in this research, the researcher used campaign strategy as the literature view.

Based on the data cultivation conducted from this study, it’s concluded that

the campaign strategy of decade of action for road safety conducted by Dutlantas Polda DIY to minimize the number of accidents occured on 2015 was successful proven by the decreasing number of the accidents accoured next periods after that.


(10)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim,

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kesabaran kepada penulis selama menjalani jenjang perkuliahan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW, serta keluarga,

sahabat dan para pengikutnya. Skripsi yang berjudul Strategi Kampanye “Dekade

Keselamatan Jalan 2011-2020 (Decade of Actions For Road Safety)” yang

dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY dalam Meminimalisir Tingkat Kecelakaan pada Tahun 2015 diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Sebagai manusia biasa penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Penulis yakin skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa adanya bantuan dan motivasi dari berbagai pihak hingga akhirnya skripsi ini selesai. Semoga Allah memberikan balasan yang lebih baik, Amiin.


(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... ix

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

BAB 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Kerangka Teori ... 11

F. Metode Penelitian ... 28

BAB II Gambaran Umum Ditlantas Polda DIY A. Sejarah Ditlantas Polda DIY ... 35

B. Sejarah Program Kampanye Ditlantas Polda DIY ... 47

BAB III Sajian Data dan Pembahasan A. Sajian Data 1. Latar Belakang Penyelenggaraan Kampanye ... 76


(12)

2. Perencanaan Kampanye Dekade Keselamatan Jalan ... 83

3. Metode Kampanye Dekade Keselamatan Jalan ... 98

4. Bentuk-Bentuk Dekade Keselamatan Jalan ... 106

5. Media Pendukung Dekade Keselamatan Jalan ... 117

6. Faktor Pendukung ... 120

7. Faktor Penghambat ... 126

8. Tanggapan ... 129

9. Evaluasi ... 133

B. Pembahasan……… 139

1. Perencanaan Kampanye Dekade Keselamatan Jalan ………. 144

2. Metode Kampanye Dekade Keselamatan Jalan ……… 168

3. Bentuk-Bentuk Dekade Keselamatan Jalan ……….. 175

4. Evaluasi ………. 178

BAB IV Penutup A. Kesimpulan ... 185

B. Saran ... 187

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(13)

(14)

ABSTRAK

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi

Konsentrasi Public Relations Helda Novita

20120530047

Strategi Kampanye “Dekade Keselamatan Jalan 2011-2020 (Decade of Actions For Road

Safety)” yang dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY dalam Meminimalisir Tingkat Kecelakaan pada Tahun 2015

Tahun Skripsi 2016 + 189 Hal

Daftar Kepustakaan : 38 Buku + 1 Skripsi + 12 Sumber Online

Tingginya angka kecelakaan yang terjadi setiap tahunnya banyak merenggut nyawa dan bahkan juga mengalami kerugian-kerugian materi lainnya. Untuk itu, perlu adanya sistem keamanan atau kampanye yang tepat dan cara menjalankan program kampanye yang tepat pula dalam proses kampanye dekade keselamatan jalan yang dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY.

Strategi kampanye seperti apakah yang baik digunakan dalam program Kampanye “Dekade

Keselamatan Jalan 2011-2020 (Decade of Actions For Road Safety)” yang dilakukan oleh

Ditlantas Polda DIY dalam meminimalisir tingkat kecelakaan pada tahun 2015?

Metode yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada pendekatan kualitatif. Peneliti mendeskripsikan dan menginterpretasikan data, dengan menggambarkan keadaan yang sebenarnya yang dianggap akurat serta menuangkannya dalam penulisan skripsi ini melalui

observasi dan interview. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam menjabarkan dan

menjelaskan tentang strategi kampanye tepat yang terdapat pada program dekade keselamatan jalan yang dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY. Selain itu, melakukan teknik analisis data ada tiga hal utama yang penting dilakukan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Berdasarkan hasil temuan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa strategi kampanye dekade keselamatan jalan yang dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY dalam meminimalisirkan tingkat kecelakaan pada tahun 2015 sudah berdasarkan teori Venus mengenai strategi kampanye dan sudah dilakukan sesuai dengan prosedur kampanye yang berlaku. Kesimpulan bahwa media yang digunakan Ditlantas guna sosialisasi kampanye sudah sesuai berdasarkan selektif priorotas, penempatan khalayak atau pemilihan peserta sosialisasi sudah tepat dan dampak yang diberikan oleh para peserta sosialisasi juga sudah positif. Namun dalam pembahasan materi diharapkan untuk melakukan pembaharuan materi terkait situasi dan kondisi yang terjadi saat ini.


(15)

ABSTRACT

University of Muhammadiyah Yogyakarta Faculty of Social and Politic Sciences Department of Communication Sciences Public Relations

Helda Novita 20120530047

Campaign Strategy of “Decade of Actions for Road Safety” Held by Ditlantas Polda DIY to Minimize the Number of Accidents in 2015

Batch: 2015 + 189 Pages

Bibliography: 38 Books + 1 Thesis + 12 Online Sources

The high number of accidents occur every year concerns many people, not only in Indonesia, but also all over the world admits that every year the accidents cause many people die, and also take a lot of damages. Therefore, a proper safety system and campaign are needed to run the best procedure of campaign program of decade of actions for road safety that is held by Ditlantas Polda DIY. How is the best strategy in “Decade of Action for Road Safety” in 2011-2020 that is held by Ditlantas Polda DIY to minimize the number of accidents in 2015?

A method used in this research was the qualitative approach. The researcher described and interpreted the data conducted by describing the real accurate condition and then set them down into this thesis by observing and interviewing the informants chose. The purpose of this method was to ease the way of describing and explaining the best campaign strategy in the program of decade of action for road safety that was held by Ditlantas Polda DIY. Besides, there were three important things in analyzing the data, they were; reducing the data, presenting the data, and making the conclusion. The researcher used the theory of the campaign strategy as the literature view.

Based on the data cultivation conducted from this study, it was concluded that the campaign strategy of decade of action for road safety conducted by Ditlantas Polda DIY to minimize the number of accidents occurred in 2015 was based on Venus’ theory and done effectively. In addition, the media used by Ditlantas to socialize the campaign was appropriate, the selection of the objective for the socialization was precise, and the socialization gave the positive impact.

Keywords: Strategy Campaign, Planning, Evaluation, Road Safety


(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Melalui catatan sejarah, umat manusia telah berjuang untuk kebebasan, kemerdekaan, dan mobilitas. Dua hal pertama kebebasan dan kemerdekaan telah dijamin oleh Negara demokratis. Mobilitas disediakan melalui teknologi modern dan ketimpangan saat ini menjadi barang mewah, walaupun kita memperhatikan muncul ketimpangan dalam kaitan ini. Sebagian besar orang dapat melakukan perjalanan kapan saja, kemana saja, dengan cara apapun, serta dengan siapa yang mereka inginkan. Sebagian kecil orang tidak dapat menikmati kemewahan ini. Dengan revolusi industri abad kesembilan belas, kota-kota mulai berkembang dan penduduknya semakin banyak, dan dengan perkembangan ini, muncullah kebutuhan untuk melakukan perjalanan untuk jarak yang lebih jauh, yang selanjutnya meningkatkan kebutuhan akan cara-cara transportasi yang lebih baik. Perkembangan ini menyebabkan dimensi baru dalam transportasi dan bentuk baru kemacetan lalu lintas.

Dengan demikian, tampaklah bahwa faktor-faktor utama yang menentukan penurunan penggunaan angkutan umum ialah:

1. Kemakmuran masyarakat.

2. Ketersediaan mobil yang terus membaik.

3. Keinginan memiliki rumah dikawasan yang tenang.

4. Kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan perumahan dan

pengembangan jalan raya, yang secara tidak langsung mendorong penggunaan mobil pribadi.


(17)

Faktor-faktor ini telah berpadu untuk menciptakan gaya hidup sehingga angkutan umum tidak akan pernah kembali keperan sebelumnya sebagai cara-cara utama dalam melakukan perjalanan di perkotaan (Khisty and Lall, 2006:99-100). Dengan berkembang pesatnya transportasi yang ada di Indonesia, maka tidak di pungkiri bahwasanya masalah lalu lintas akan menjadi topik utama yang harus diperhatikan oleh pemerintah. Di Indonesia sendiri, kendaraan bermotor semakin tahun semakin meningkat. Hal ini juga akan menyebabkan tingginya angka kecelakaan yang terjadi di Indonesia. Tingginya angka kecelakaan yang terjadi setiap tahunnya membuat prihatin banyak pihak tidak hanya di Indonesia bahkan dunia juga mengakui bahwasanya setiap tahun terjadi peningkatan kecelakaan lalu lintas yang banyak merenggut nyawa banyak orang dan bahkan juga mengalami kerugian-kerugian materi lainnya. Angka kematian global saat ini tercatat sudah mencapai angka 1,24 juta pertahun. Diperkirakan jika tidak adanya pemecahan masalah dari kasus yang terjadi tingkat kecelakaan lalu lintas akan terus meningkat hingga akan mencapai 3,6 juta pertahun pada 2030 mendatang

Keselamatan transportasi jalan merupakan masalah global yang bukan semata-mata masalah transportasi saja, tetapi sudah menjadi permasalahan sosial kemasyarakatan. Kepedulian WHO terhadap keselamatan transportasai jalan ini diwujudkan dengan menetapkan Hari Kesehatan Dunia Tahun 2004 dengan tema: Road Safety is No Accident. Tingkat kecelakaan transportasi jalan di dunia, berdasarkan laporan WHO, saat ini telah mencapai 1.2 juta korban meninggal dan lebih dari 30 juta korban luka-luka /cacat akibat kecelakaan lalu lintas pertahun (2.739 jiwa dan luka-luka 63.013 jiwa per hari). 85% dari korban yang meninggal


(18)

dunia akibat kecelakaan ini terjadi di negara-negara berkembang, yang jumlah kendaraannya hanya 32% dari jumlah kendaraan yang ada di dunia. Tingkat kecelakaan transportasi jalan di Kawasan Asia-Pasific memberikan kontribusi sebesar 44% dari total kecelakaan di dunia yang di dalamnya termasuk Indonesia. (Blue Print Direktorat Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan dan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat).

Indonesia dengan trend indikator sosio–ekonomi. Penduduk Indonesia

berjumlah 214.6 juta dan rata-rata pertumbuhan 1.6% setiap tahun. Produk Domestik Bruto (PDB)/ Gross Domestic Product (GDP) juga meningkat sekitar 5% setiap tahun serta pertumbuhan kendaraan rata-rata meningkat 11 % setiap tahunnya (sepeda motor 73%), hal ini berdampak terhadap tingginya jumlah kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Kecelakaan lalu lintas juga telah berdampak pula terhadap peningkatan kemiskinan, karena kecelakaan lalu lintas menimbulkan biaya perawatan, kehilangan produktivitas, kehilangan pencari nafkah dalam keluarga yang menyebabkan trauma. stress dan penderitaan yang berkepanjangan. (Blue Print Direktorat Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan dan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat)

Berdasarkan data-data di atas, dan mengingat banyaknya korban jiwa yang

ditimbulkan akibat kecelakaan lalu lintas dengan itu World Health Organization

(WHO) mempublikasikan bahwasanya angka kematian yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas dikatakan sebagai salah satu penyakit yang tidak menular dengan jumlah kematian tertinggi. Sementara itu, pada tahun 2030 kecelakaan lalu lintas di jalan diperkirakan akan menjadi penyebab kematian nomer lima di dunia setelah penyakit jantung, stroke, paru-paru, dan infeksi saluran pernafasan.


(19)

Menindaklanjuti hal tersebut maka Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

mencetuskan program Decade Of Actions For Road Safety dan Indonesia

mengambil sikap untuk mendukung program tersebut agar bisa mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas. Banyaknya kecelakaan lalu lintas yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh ketidakhatihatian dari diri sendiri namun bisa juga disebabkan oleh orang lain yang tidak tertib lalu lintas serta tidak mengerti tata cara dan etika berlalu lintas (http://hubdat.dephub.go.id/spesial-konten/dokumen- publikasi/umum/1306-rencana-umum-nasional-keselamatan-runk-jalan-2011-2035/download diakses tanggal 22 Maret 2016).

Di Indonesia sendiri permasalahan kecelakaan lalu lintas membuat banyak pihak prihatin sehingga melakukan berbagai macam strategi atau program untuk meminimalisir tingkat kecelakaan yang terjadi. Pemerintah Indonesia melalui

kegiatan “Pencanangan Aksi Keselamatan Jalan Indonesia” dengan pengesahan “Rencana Umum Nasional Keselamatan Lalu Lintas Angkutan Jalan (RUNK)”

oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 11 Mei 2011. Tanggal 11 Mei

2011 merupakan tanda diawalinya “Aksi Keselamatan Jalan Indonesia 2011-2020 yang menargetkan tingkat kecelakaan. Dalam resolusi PBB no. 64/255 butir 7 diamanatkan kepada setiap Negara anggota PBB untuk menetapkan targetnya masing-masing.


(20)

Tujuan Aksi Keselamatan Jalan Indonesia 2011-2020:

1. Melaksanakan platform global, regional dan nasional untuk mengurangi

angka korban kecelakaan di jalan melalui program “Dekade Aksi

Keselamatan RI (2011-2020).

2. Mengesahkan dan meluncurkan dokumen rencana “Rencana Umum

Nasional Keselamatan Lalu Lintas Jalan RI”

3. Mengajak semua pihak untuk berkontribusi dalam aksi penurunan jumlah

korban kecelakaan.

4. Single Message: Saatnya bertindak (Time for Action).

Berdasarkan empat tujuan dari kegiatan keselamatan jalan tersebut diharapkan menjadi langkah awal dalam mengurangi tingkat kecelakaan yang terjadi saat ini. Adapun rekan aksi keselamatan jalan 2011-2020 terdiri dari:

a) Pemerintah

Pemerintah berperan untuk memberikan panduan-panduan agar tercapainya keselamatan di jalan. Panduan-panduan tersebut disediakan oleh pemerintah.

b) Badan Usaha

Peran badan usaha sangat dibutuhkan karena cakupan pengaruh yang dimiliki oleh badan usaha. Lingkup pengaruh badan usaha yang terdekat adalah karyawan. Mensosialisasi aksi keselamatan jalan kepada internal badan usaha akan memberikan dampak yang berarti, hal ini juga merupakan bentuk kepedulian nyata setiap badan usaha kepada para karyawannya. Karyawan yang selamat sangat mendukung kekuatan badan usaha untuk terus maju ke depan.


(21)

c) Masyarakat

Masyarakat sebagai individu dan secara kelompok dibutuhkan

dukungannya dalam aksi keselamatan jalan Indonesia 2011-2020. Masyarakat adalah pengguna jalan dan keselamatan jalan hanya dapat ditingkatkan oleh

pengguna jalan. “saatnya bertindak” merupakan pesan bagi kita semua sebagai masyarakat untuk melakukan tindakan untuk keselamatan kita sendiri. Bisa ada faktor-faktor lain yang mengancam keselamatan jalan, akan tetapi kita menjadi orang yang memberikan keselamatan bagi diri sendiri dan orang lain.

(hubdat.dephub.go.id-spesial-konten-dokumen-publikasi-umum-dekade-aksikeselamatan-jalan-2011-2020-republik-indonesia diakses tanggal 22 Maret

2016).

Berdasarkan Rencana Umun Nasional Keselamatan (RUNK) jalan yang disusun berdasarkan amanat pasal 203 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, sebagai wujud tanggung jawab Pemerintah dalam menjamin keselamatan lalu lintas jalan. Adapun strategi yang dibuat berdasarkan RUNK jalan untuk realisasi program Dekade Keselamatan Jalan 2011-2020 guna untuk mencapai target jangka panjang, yaitu:

1. Penyelarasan arah dan komitmen penyelenggaraan keselamatan jalan

melalui penerapan prinsip orkestra yang mengkoordinir lima pilar secara inklusif.

2. Penyelenggara keselamatan jalan menggunakan endekatan efisiensi

biaya melalui tindakan kuratif dan preventif dalam rangka penanganan


(22)

3. Pendekatan sistem keselamatan jalan yang mampu mengakomodasi

human eror dan kerentanan tubuh manusia untuk memastikan kecelakaan lalu lintas tidak mengakibatkan kematian dan luka berat.

Untuk memastikan bahwa seluruh aspek dalam penyelenggaraan keselamatan jalan tertangani secara baik, pada level nasional dilakukan pengelompokan aspek keselamatan jalan. Sektor yang mempengaruhi penanganan keselamatan jalan terdiri dari lima pilar, yaitu:

1. Manajemen keselamatan jalan.

2. Jalan yang berkeselamatan.

3. Kendaraan yang berkeselamatan.

4. Perilaku pengguna jalan yang berkeselamatan.

5. Penanganan korban pra dan paska kecelakaan.

Permasalahan kecelakaan lalu lintas membuat banyak pihak prihatin salah satunya di Yogyakarta sendiri sebagai kota yang memiliki jumlah kendaraan bermotor paling banyak berdasarkan data dari polda DIY. Sementara itu Berdasarkan data Ditlantas Polda DIY tentang jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya semakin meninggi. Berikut jumlah kendaraan bermotor Polda DIY dari tahun 2011 s/d 2015 (jumlah berjalan) :


(23)

Tabel 1.1

Jenis Kendaraan

No Tahun Mobil

Penumpang

Mobil

Beban Bus

Sepeda Motor

Kendaraan

Khusus Jumlah

1. 2011 138.537 45.290 10.987 1.423.147 496 1.618.457

2. 2012 152.178 48.508 11.019 1.537.534 499 1.749.748

3. 2013 169.962 52.511 11.168 1.673.903 514 1.908.058

4. 2014 187.448 11.373 55.875 1.793.635 535 2.048.866

5. 2015 20.658 11.558 61.143 1.916.666 595 2.196.620

(Sumber data: Ditlantas Polda DIY).

Berdasarkan data-data diatas semakin meningkatnya dan tinggi jumlah kendaraan bermotor yang ada di Yogyakarta maka juga membuat tingkat kecelakaan lalu lintas semakin tinggi. AKBP Kasubditdikyasa Ditlantas Polda DIY, M. Affandi juga mengatakan dalam kutipan wawancara saat pra survey sebagai berikut :

“Bahwasanya Korban kecelakaan yang terjadi pada tahun 2010 sudah

mencapai 3000 jiwa per bulan, sementara itu pada tahun 2015 tingkat kecelakaan lalu lintas semakin tinggi mencapai dalam satu jam tiga jiwa meninggal dunia, satu hari 83 jiwa, satu bulan 2948 jiwa yang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas. Jika permasalahan lalu lintas ini tidak ditangani dengan baik, maka besar kemungkinan angka kematian yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas yang ada di Indonesia setiap tahunnya akan semakin tinggi dan sulit untuk terkontrol. Permasalahan lalu lintas yang sering terjadi seperti pelanggaran lalu lintas, kecelakaan lalu lintas, kemacetan, dan infrastruktur kelengkapan jalansudah menjadi masalah sosial yang harus diperhatikan dan dicarikan solusi untuk meminimalisir tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas. Masyarakat yang “autis” dan terkesan tidak peduli terhadap rambu-rambu atau aba-aba lalu lintas harus diberikan edukasi pendidikan berupa skill maupun kesadaran betapa pentingnya tata cara serta etika para pengguna jalan lalu lintas

untuk menjaga keselamatan diri dan keselamatan orang lain.”


(24)

Dengan itu Ditlantas Polda DIY mempunyai kampanye yang akan

dijalankan untuk menyadarkan masyarakat betapa penting dan perlunya skill

dalam berkendara. Kampanye tersebut berupa “Pendidikan Keselamatan Berlalu

Lintas” yang termasuk dalam keamanan lalu lintas dan bentuk dari realisasi kegiatan kampanye tersebut berupa Polsanak (Polisi Sahabat Anak), Cara Aman

Kesekolah, Patroli Keamanan Sekolah (PKS), dan Police Go To School. Dalam

kampanyenya kegiatan ini bertujuan untuk menekan tingkat kecelakaan lalu lintas dengan memberikan pendidikan serta sosialisasi kepada masyarakat khususnya pada pelajar dan anak usia dini. Pendidikan yang dilakukan kepada anak-anak dan para pelajar dalam bentuk penyuluhan atau sosialiasi kesekolah-sekolah diharapkan mampu memberikan mereka pengetahuan dasar mengenai pendidikan serta etika berlalu lintas.

Dasar pelaksanaan kegiatan “Keamanan Lalu Lintas” juga telah diatur oleh

pemerintah berdasarkan UU sebagai berikut:

1. Undang-Undang No.2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia;

2. Undang-Undang No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan;

Pendidikan keselamatan lalu lintas yang dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY dalam kegiatannya seperti Polisi Sahabat Anak (PSA), Cara Aman Ke

sekolah, Patroli Keamanan Sekolah (PKS) serta Police Go To School, diharapkan

untuk anak-anak dan para pelajar kedepannya mengerti serta paham tentang pentingnya menjaga keamanan dalam berlalu lintas agar terhindar dari kecelakaan lalu lintas. Sehingga anak-anak dan para pelajar tersebut bisa menjadi generasi yang diharapkan bangsa. Jika pendidikan berlalu lintas sudah ditanamkan sejak


(25)

usia dini maka ketika dewasa anak-anak tersebut diharapkan bisa lebih menjaga tata cara serta etika dalam berlalu lintas.

Adapun materi yang disampaikan dalam kegiatan keamanan lalu lintas berupa:

1) Pengenalan rambu-rambu lalu lintas.

2) Menjelaskan fungsi helm serta kegunaannya.

3) Mengajarkan tata cara menyeberang jalan agar aman.

4) Memberikan pengetahuan dan pendidikan dasar tentang tertib lalu lintas kepada anak-anak tersebut.

5) Memberikan pengetahuan terhadap anak-anak apa saja yang harus

dikenakan pada saat ingin keluar rumah menggunakan kendaraan bermotor.

6) Memberikan pengetahuan berupa pendidikan berlalu lintas yang baik dan

benar.

Dengan diadakannya program Pendidikan Keselamatan Lalu Lintas yang memiliki tiga kegiatan yang dilakukan oleh Ditlantas dengan sasaran target pelajar dan anak-anak usia dini mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, DAN SMA pelaksanaan kegiatan ini dalam rangka tertib lalu lintas mengajarkan bagaimana penggunaan helm yang benar, pentingnya sabuk pengaman ketika berkendara, pentingnya mengikuti tata tertib rambu-rambu lalu lintas dan yang berkaitan dengan keselamatan serta keamanan lalu lintas.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: bagaimana strategi


(26)

Safety)” yang dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY dalam Meminimalisir Tingkat Kecelakaan Pada Tahun 2015 ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: untuk

mendeskripsikan strategi kampanye dari “Dekade Keselamatan Jalan 2011-2020” yang dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY dalam Meminimalisir Tingkat Kecelakaan Pada Tahun 2015 ?

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan agar dapat menambah pengembangan keilmuan tentang strategi kampanye yang dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY.

2. Manfaat Praktis

Sebagai masukan yang membangun serta memberikan saran bagi Ditlantas Polda DIY dalam menangani tindakan kecelakaan yang terjadi. Hal ini menjadi pertimbangan untuk diterapkan strategi kampanye sebagai solusi terhadap permasalahan kecelakaan.

E. KERANGKA TEORI

1. Strategi Kampanye “Dekade Keselamatan Jalan” a. Strategi

Menurut Rosady Ruslan, strategi pada hakikatnya adalah suatu perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik operasionalnya. Komunikasi secara efektif dan strategis pada prinsipnya adalah sebagai berikut:


(27)

a. Bagaimana mengubah sikap (how to change the attitude)

b. Mengubah opini (to change the opinion)

c. Mengubah perilaku (to change behaviour) (Ruslan, 1997:29).

Strategi menurut Hanafi, dapat diterjemahkan sebagai penetapan tujuan jangka panjang dari suatu organisasi, dan pemilihan alternatif tindakan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut (Hanafi, 1997:68). Strategi tidaklah semata-mata hanya sebagai sebuah pola perencanaan saja, namun bagaimana strategi tersebut dapat diterapkan. Sedangkan memastikan pelaksanaan telah sesuai dengan rencana, dan juga untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan rencana strategis, dan memastikan pelaksanaan strategi telah mencapai tujuan seperti yang diharapkan, maka dilakukan evaluasi (Hanafi, 1997:69).

b. Kampanye

Adapun pengertian kampanye menurut beberapa para ahli diantaranya:

Pfau dan Parrot (dalam Venus, 2012:8) Menyatakan bahwa kampanye “A campaign is conscious, sustained and incremental process designed to be implemented over a specified audience” (Kampanye adalah suatu proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentang waktu tertentu dengan tujuan mempengaruhi khalayak sasaran yang telah ditetapkan).

Menurut Rogers dan Storey (1978) mendefenisikan kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada


(28)

kurun waktu tertentu. Merujuk pada definisi diatas, maka setiapaktifitas kampanye komunikasi setidaknya harus mengandung empat hal, yaitu:

1. Tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau

dampak tertentu.

2. Jumlah khalayak sasaran yang besar.

3. Biasanya dipusatkan dalam kurun waktu tertentu.

4. Melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisasi (Venus,

2012:7).

Pada tingkat yang paling umum, kampanye dapat dipahami sebagai metode dan teknik yang terbaik bagi aktifitas pengiriman dan pertukaran informasi yang

bertujuan untuk membujuk dan memobilisasi khalayak sasaran (to be understood

as organized efforts to inform, persuade, and mobilize) (Liliweri, 2011 : 677). Menurut Alo Liliweri kampanye merupakan kegiatan komunikasi publik yang dilakukan secara berencana yang bertujuan:

a. Memobilisasi dan melibatkan orang-orang untuk terlibat dalam

menyebarluaskan informasi tertulis melalui media atau media tidak tertulis (langsung dengan publik) untuk mencegah dan mendorong sikap individu atau publik untuk melakukan dan tidak melakukan suatu tindakan tertentu demi kesejehteraan individu maupun publik pada umumnya.

b. Memberikan tekanan kepada para pemegang kekuasaan atau

kewenangan dari para pembuat keputusan (pressurising decision

makers) untuk mencari solusi yang bermanfaat bagi kesejahteraan individu atau publik pada umumnya.


(29)

c. Menginformasikan dan memberikan pendudukan kepada individu atau publik.

d. Melakukan perubahan terhadap perilaku dan sikap demi kesejahteraan

hidup.

e. Mempersuasi orang-orang untuk mengerti, memahami, dan

melakukan suatu tindakan tertentu (Liliweri, 2011:676-677).

Materi dan isi program kampanye menurut Ruslan 1997:64-65 biasanya menyangkut :

1. Tema, topik, dan isu apa yang ingin diangkat kepermukaan agar

mendapat tanggapan.

2. Tujuan dari kampanye.

3. Program atau perencanaan acara dalam kampanye, dan

4. Sasaran dari kampanye yang hendak dicapai.

Adapun pengertian strategi kampanye merupakan suatu perencanaan dan manajemen yang dilakukan sebagai tindakan komunikasi untuk mendapatkan suatu tujuan tertentu dari setiap kampanye yang dilakukan.

2. Perencanaan dalam Kampanye

Perencanaan merupakan tahap yang harus dilakukan agar kampanye dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Ada beberapa alasan mengapa sebuah perencanaan harus dilakukan dalam sebuah kampanye (Gregory dan Simmons, dalam Venus, 2012:144) yaitu:

1. Memfokuskan Usaha

Perencanaan membuat tim kampanye dapat mengidentifikasi dan menyusun tujuan yang akan dicapai dengan benar hingga akhirnya


(30)

pekerjaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien, karena berkonsentrasi pada prioritas dan alur kerja yang jelas.

2. Mengembangkan Sudut Pandang Berjangka Waktu Panjang

Perencanaan membuat tim kampanye melihat semua komponen secara menyeluruh. Ini akan membuat tim kampanye tidak berfikir mengenai efek kampanye dalam jangka waktu yang pendek tapi juga ke masa depan, hingga mendorong dihasilkannya program yang terstruktur dalam menghadapi kebutuhan massa depan.

3. Meminimalisasi Kegagalan

Perencanaan yang cermat dan teliti akan menghasilkan alur serta tahapan kerja yang jelas, terukur dan spesifik serta lengkap dengan langkah-langkah alternatif, sehingga bila ada kegagalan bisa langsung diambil alternatif penyelesaian.

4. Mengurangi Konflik

Konflik kepentingan dan prioritas merupakan hal yang sering terjadi dalam sebuah tim kerja. Perencanaan yang matang akan mengurangi potensi munculnya konflik, karena sudah ada bentuk tertulis mengenai alur serta prioritas pekerjaan untuk tiap-tiap anggota tim.

5. Memperlancar kerja sama dengan pihak lain

Sebuah rencana harus dibuat dengan matang dan dituangkan secara tertulis dan terdokumentasi dengan jelas.

Sebelum melakukan kampanye ke masyarakat ada beberapa indikator yang harus dilakukan untuk menganalisa terkait pokok permasalahan yang terjadi dan bagaimana implementasi dari kampanye yang akan dilakukan ke masyarakat:


(31)

a. Perlu dilakukannya identifikasi terkait masalah keselamatan lalu lintas jalan dengan mengumpulkan, mengamati, serta melakukan analisis data mengenai permasalahan yang terjadi.

b. Menentukan strategi komunikasi yang efektif dalam melakukan suatu

kampanye merupakan bagian terpenting yang harus dilakukan

karena akan berpengaruh pada tingkat keberhasilan kampanye

itu sendiri.

c. Menentukan tujuan dari kampanye agar tercipta suatu pengetahuan,

kesadaran, serta mendapat dukungan dari berbagai pihak dalam menjaga dan meningkatkan keselamatan lalu lintas jalan.

d. Menentukan pesan serta sasaran dalam sebuah kampanye harus

melalui pertimbangan dan analisis yang tepat. Isi pesan kampanye

harus mampu membawa masyarakat untuk bertindak yang sesuai


(32)

Tahap-tahap dan proses perencanaan kampanye (Gregory, dalam Venus, 2012:145).

TUJUAN ANALISIS

ANALISIS

PESAN

STRATEGI

TAKTIK

WAKTU

SUMBER DAYA

EVALUASI


(33)

1. Analisis Masalah

Titik tolak untuk merancang suatu perubahan lewat kampanye adalah dengan membuat perencanaan. Langkah awal suatu perencanaan adalah melakukan analisis masalah. Agar dapat di identifikasi dengan jelas, maka analisis masalah hendaknya dilakukan secara terstruktur. Pengumpulan informasi yang berhubungan dengan permasalahan harus dilakukan secara objektif dan tertulis serta memungkinkan untuk dilihat kembali setiap waktu. Hal ini dapat menghindari terjadinya pemecahan masalah yang tidak tepat.

2. Penyusunan Tujuan

Setelah melakukan analisis masalah adalah menyusun tujuan, yang akan

menjawab pertanyaan “apa yang ingin dicapai?” Tujuan harus disusun dan

dituangkan dalam bentuk tertulis, dan bersifat realistis agar kampanye yang akan dilaksanakan mempunyai arah yang terfokus pada pencapaian tujuan tersebut. Ada beberapa tujuan yang bisa dicapai dengan menggunakan program kampanye. Tujuan tersebut diantaranya adalah menyampaikan sebuah pemahaman baru, memperbaiki kesalahpahaman, menciptakan kesadaran, mengembangkan pengetahuan tertentu, menghilangkan prasangka, menganjurkan sebuah kepercayaan, menginformasi persepsi, serta mengajak khalayak untuk melakukan tindakan tertentu.

3. Identifikasi dan Segmentasi Sasaran

Hal ini perlu dilakukan Karena kampanye tidak bisa ditujukan kepada semua orang secara serabutan. Dengan melakukan identifikasi dan segmentasi sasaran maka proses perencanaan selanjutnya akan lebih mudah, hingga akhirnya melancarkan pelaksanaan kampanye.


(34)

Identifikasi dan segmentasi sasaran dilakukan dengan melihat karakteristik publik secara keseluruhan, kemudian dipilih yang mana yang akan menjadi sasaran program kampanye. (James Grunig dalam Venus, 2012 : 150) membagi publik kedalam tiga jenis :

a. Latent public, yaitu kelompok yang menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan isu kampanye, namun tidak menyadarinya.

b. Aware public, yaitu kelompok yang menyadari bahwa permasalahan tersebut sudah ada.

c. Active public, yaitu kelompok yang mau bertindak sehubungan dengan permasalahan tersebut.

4. Menentukan Pesan

Pesan kampanye merupakan sarana yang akan membwa sasaran mengikuti apa yang diinginkan dari program kampanye, yang pada akhirnya akan sampai pada pencapaian tujuan kampanye.

5. Strategi dan Taktik

Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang akan diterapkan dalam kampanye, atau untuk lebih mudahnya dapat disebut sebagai guiding principle,

atau the big idea. Guiding principle atau the bug idea ini dapat diartikan sebagai pendekatan yang diambil untuk menuju pada suatu kondisi tertentu dari posisi saat ini, yang dibuat berdasarkan analisis masalah dan tujuan yang telah ditetapkan. Strategi ini kemudian dituangkan secara lebih konkret dalam bentuk taktik.

6. Alokasi Waktu dan Sumber Daya


(35)

7. Evaluasi dan Tinjauan

Evaluasi dan tinjauan yang akan dilakukan terhadap program kampanye merupakan salah satu bagian dari perencanaan kampanye yang tidak boleh terlupakan. Evaluasi berperan penting untuk mengetahui sejauh mana pencapaian yang dihasilkan kampanye (Venus, 2012:146-154).

3. Metode Kampanye “Dekade Keselamatan Jalan”

Upaya perubahan yang dilakukan kampanye selalu terkait dengan aspek pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan perilaku (behavioural) (Pfau dan Parrot, dalam Venus, 2012 : 10). Sementara itu menurut Ostergaard menyebut

ketiga aspek tersebut dengan istilah ‘3A’ kependekan dari awareness, attitude, dan action. Ketiga aspek ini bersifat saling terkait dan merupakan sasaran pengaruh (target of influences) yang mesti dicapai secara bertahap agar satu kondisi perubahan dapat tercipta.

a. Pada tahap pertama kegiatan kampanye biasanya diarahkan untuk

menciptakan perubahan pada tataran pengetahuan atau kognitif. Pada tahap ini pengaruh yang diharapkan adalah munculnya kesadaran, berubahnya keyakinan atau meningkatnya pengetahuan khalayak tentang isu tertentu.

Dalam konsep Ostergaard tahap ini merupakan tahap awareness yakni

menggugah kesadaran, menarik perhatian dan memberi informasi tentang produk, atau gagasan yang dikampanyekan.

b. Tahapan berikutnya diarahkan pada perubahan dalam ranah sikap dan


(36)

kepedulian atau keberpihakan khalayak pada isu-isu yang menjadi tema kampanye.

c. Sementara pada tahap terakhir kegiatan kampanye ditujukan untuk

mengubah perilaku khalayak secara konkret dan terukur. Tahap ini bertujuan agar adanya tindakan tertentu yang dilakukan oleh sasaran kampanye (Venus, 2012:10).

4. Bentuk Kampanye “Dekade Keselamatan Jalan”

Ada sangat banyak variasi tipe kampanye, yang bisa saja antara satu tipe kampanye dan tipe kampanye lain sangat ekslusif dan bahkan mungkin tumpang tindih. Berbagai pustaka juga menulis dan membahas beragam pendapat tentang tipe, jenis, bentuk, dan metode kampanye komunikasi publik. Meskipun ada begitu banyak versi namun sekurang-kurangnya dikenal dua tipe kampanye berdasarkan tujuan, yaitu : 1) Individual behavior change campaigns atau kampanye perubahan perilaku individu dan 2) Public will campaigns atau yang sering disebut value atau attitude compaigns.

1. Individual behavior change campaigns

Individual behavior change campaigns atau kampanye perubahan perilaku individu. Sering disebut public information (informasi publik) atau

public education campaigns (kampanye pendidikan publik). Tujuan

kampanye ini adalah mengubah perilaku individu yang “kurang berkenan”

dan menganjurkan perilaku baru yang dianjurkan. 2. Public will campaigns

Public will campaigns atau yang sering disebut value atau attitude campaigns adalah kampanye yang bertujuan untuk mengubah kebijakan publik yang menekankan pada mobilisasi tindakan publik dalam rangka


(37)

mengubah kebijakan umum. Sering kampanye ini juga bertujuan menciptakan kemauan publik untuk menolak atau menerima suatu kebijakan yang merugikan kepentingan publik (Liliweri, 2011:683-684).

5. Media Kampanye

Media merupakan sarana atau alat untuk menyampaikan pesan atau sebagai mediator antara komunikator dengan komunikannya. Cukup banyak alat sebagai

media untuk keperluan kampanye atau berkomunikasi, “There are a large

number of communication tools which can be used in public relations campaign”,

antara lain media yang secara khusus untuk keperluan PR Campaign. Media atau

alat kampanye public relations tersebut digolongkan atau dikelompokkan sebagai

berikut:

a. Media umum

Media umum seperti surat menyurat, telepon, facsimile, dan telegraf.

b. Media massa

Media massa seperti media cetak, surat kabar, majalah, tabloid, bulletin dan media elektronik, yaitu televisi (tv), radio, dan film. Sifat media massa ini mempunyai efek serempak dan cepat (simultaneity effect) dan mampu mencapai pembaca dalam jumlah besar dan tersebar luas diberbagai tempat secara bersamaan.

c. Media khusus

Media khusus seperti iklan (advertising), logo dan nama perusahaan,

atau produk yang merupakan sarana atau media untuk tujuan promosi dan komersial yang efektif.


(38)

d. Media internal

Media internal, media yang dipergunakan untuk kepentingan kalangan terbatas dan nonkomersial serta lazim digunakan dalam aktifitas public relations (Ruslan, 1997:21-23).

6. Faktor-Faktor Penunjang Keberhasilan Kampanye

Menurut Rice dan Atkin, faktor-faktor yang secara nyata memberikan kontribusi pada keberhasilan kampanye meliputi:

a. Peran media massa. Media massa dianggap sangat efektif dalam

menciptakan kesadaran, meningkatkan pengetahuan dan mendorong khalayak berpartisipasi dalam proses kampanye.

b. Peran komunikasi antar pribadi. Bentuk komunikasi ini, khususnya

yang dilakukan lewat kelompok teman sebaya (peer group) dan

jaringan sosial, dipandang sebagai instrument penting dalam menciptakan perubahan perilaku dan memelihara kelanggengan perubahan tersebut.

c. Karakteristik sumber dan media. Kredibilitas sumber memberikan

kontribusi yang besar bagi pencapaian tujuan kampanye.

d. Evaluasi formatif. Evaluasi ini dilakukan selama proses kampanye

dan terutama diarahkan untuk mengevaluasi tujuan dan efektifitas pesan kampanye, serta ketersediaan sumber daya pendukung.

e. Himbauan pesan. Dalam hal ini pesan harus dirancang secara spesifik

(bukan bersifat umum) agar mampu menghimbau nilai-nilai individual.


(39)

f. Perilaku preventif. Mengampanyekan suatu yang bersifat preventif dimana hasilnya tidak dapat dirasakan secara langsung lebih sulit ketimbang gagasan atau produk yang dapat dirasakan langsung hasilnya. Dalam kondisi ini harus diupayakan suatu manfaat antara yang menyadarkan khalayak bahwa hasil tersebut tidak dapat dirasakan seketika.

g. Kesesuaian waktu, aksebilitas dan kecocokan. Agar menjadi efektif

pesan-pesan kampanye harus disampaikan pada saat yang tepat, budaya yang sesuai, dan melalui media yang tersedia dilingkungan khalayak (Venus, 2012:137-138).

7. Faktor-Faktor Penghambat Keberhasilan Kampanye

Menurut Kotler dan Roberto, faktor-faktor yang menyebabkan sebuah program kampanye mengalami kegagalan antara lain:

a. Program-program kampanye tersebut tidak menetapkan khalayak

sasarannya secara tepat. Mereka mengalamatkan kampanye tersebut

kepada semua orang. Hasilnya kampanye tersebut menjadi tidak

terfokus dan tidak efektif karena pesan-pesan tidak dapat dikonstruksi sesuai dengan karakteristik khalayak.

b. Pesan-pesan pada kampanye yang gagal umumnya juga tidak cukup

mampu memotivasi khalayak untuk menerima dan menerapkan gagasan yang diterima.

c. Lebih dari itu pesan-pesan tersebut juga tidak memberikan semacam

‘petunjuk’ bagaimana khalayak harus mengambil tindakan yang diperlukan.


(40)

d. Kegagalan pada sebuah program kampanye yang berorientasi

perubahan sosial juga dapat terjadi karena pelaku kampanye

terlalu mengandalkan media massa tanpa menindaklanjutinya dengan komunikasi antar pribadi. Padahal justru melalui komunikasi antar pribadilah efek perubahan sikap dan perilaku lebih dapat diharapkan muncul.

e. Sebuah kampanye juga bisa gagal dikarenakan anggaran dana untuk

menjalankan program tersebut tidak memadai sehingga pelaku kampanye tidak bisa berbuat secara total (Venus, 2012:131-132).

8. Evaluasi Kampanye

Evaluasi kampanye diartikan sebagai upaya sistematis untuk menilai berbagai aspek yang berkaitan dengan proses pelaksanaan dan pencapaian tujuan kampanye, menunjukkan adanya dua aspek pokok yang perlu diperhatikan dalam melakukan evaluasi yaitu bagaimana kampanye dilaksanakan dan apa hasil yang dicapai dari pelaksanaan program tersebut (Venus, 2012:210).

Jalaludin Rakhmat dalam buku Manajemen Kampanye membagi evaluasi menjadi empat jenis, yaitu:

a. Formatif

Evaluasi ini hanya terbatas untuk menentukan apakah suatu kegiatan sudah mencapai sasaran atau belum dengan mengabaikan semua faktor lain dan dampak yang mungkin saja muncul.

b. Proses

Evaluasi ini meneliti pelaksanaan kampanye dan sejauh mana keberhasilan kampanye yang dilakukan.


(41)

c. Efek

Evaluasi ini megukur efek dan perubahan yang timbul dari kampanye.

d. Dampak

Evaluasi ini mengukur pada tingkat perubahan sikap dan prilaku individu. (Venus, 2007:23).

Dalam hal ini permasalahan lalu lintas jalan memiliki berbagai macam faktor-faktor dalam masalah lalu lintas. Ada empat komponen sistem lalu lintas, yaitu:

1. Infrastruktur

Dalam penyediaan infrastruktur mencakup:

a. Trase jalan (jalan dan kelengkapannya) seperti: rute jalan, daerah milik jalan, badan jalan, perlengkapan jalan, dan lain-lain.

b. Fasilitas lalu lintas: terminal/stasiun/pelabuhan/, halte bus, parkir, penyeberangan, dan lain-lain.

Jika penempatan berbagai aspek infrastruktur tersebut tidak sesuai dan tidak tepat makaakan menimbulkan dampak negatif seperti gangguan di bidang lalu lintas. Contohnya : kecelakaan, kemacetan, pelanggaran, ketidaktertiban, dan lain-lain.

2. Sarana Angkutan

Sarana angkutan merupakan fasilitas yang berfungsi sebagai alat angkut yang bergerak diatas infrastruktur. Untuk lalu lintas jalan yang paling dominan adalah kendaraan bermotor sebagai faktor yang paling berpengaruh terjadinya permasalahan lalu lintas seperti kecelakaan, kemacetan, dan lain-lain. Oleh karena itu, perlu diadakannya pengawasan dan penegakan hukum pada saat di


(42)

lapangan sebagai tindakan awal pencegahan timbulnya kecelakaan lalu lintas dan permasalahan lalu lintas lainnya.

3. Pemakai jalan

Pemakai jalan meliputi aspek manusia yang membutuhkan ruang untuk bergerak. Pemakai jalan dapat dibagi atas: pengemudi, pejalan kaki, pedagang kaki lima/asongan, dan penumpang angkutan. Pemakai jalan juga mempunyai kontribusi sebagai faktor yang berpengaruh menciptakan masalah lalu lintas jalan.

Seringkali para pengguna jalan banyak melakukan kelalaian tanpa

memperhitungkan dampak negatifnya, baik secara sengaja, tidak sengaja, maupun karena tidak tahu.

4. Lingkungan

Faktor lingkungan juga dapat dianggap sebagai pengaruh dominan terhadap permasalahan lalu lintas. Geografi, demografi, sosial ekonomi, merupakan faktor yang berperan dalam pengambilan keputusan dari suatu alternatif perencanaan sistem lalu lintas jalan yang akan diimplementasikan. Sebagai contoh, terjadinya urbanisasi yang berlebihan sebagai bagian dari masalah demografi dan sosial ekonomi, yang akan menimbulkan konsentrasi penduduk kota-kota besar yang dihadapkan dengan keterbatasan fasilitas tempat tinggal dan kesempatan kerja. Hal ini akan banyak menimbulkan gangguan dibidang lalu lintas antara lain dalam bentuk pemukiman liar yang menggunakan lahan daerah manfaat jalan, dan tumbuh berkembangnya pedagang kaki lima/asongan (Kunarto, 1985:32-37).


(43)

F. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang

menggambarkan secara jelas berdasarkan fakta-fakta yang tampak dan sebagaimana adanya, mengumpulkan informasi mengenai suatu pemasalahan yang akan diteliti. Menurut (Moleong, 2002:6) dalam penelitian deskriptif data yang akan dikumpulkkan berupa kata-kata, gambar, dan bukanlah angka-angka.

Sementara menurut (Faisal, 1995:20) penelitian deskriptif (descriptive research) merupakan penelitian yang sekedar untuk melukiskan atau menggambarkan peristiwa yang akan diteliti serta klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial berdasarkan fakta-fakta yang terjadi. Jenis penelitian ini tidak sampai menjelaskan serta mencari hubungan. Oleh karena itu, penelitian deskriptif tidak menggunakan dan tidak melakukan pengujian hipotesis.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Ditlantas Polda DIY, Jalan Tentara Pelajar No. 11, Gedong Tengen, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.

3. Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang dikumpulkan dari hasil penelitian ini, sebagai berikut:

a. Wawancara (Interview)

Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan


(44)

responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder). Dalam melakukan wawancara peneliti harus membuat daftar pertanyaan atau yang disebut dengan interview schedule. Sedangkan catatan secara garis besar tentang pokok-pokok yang akan

ditanyakan disebut sebagai pedoman wawancara atau interview guide

(Soehartono, 2000:67-68).

Dalam melakukan wawancara ada yang dinamakan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur merupakan

wawancara baku (standardized interview), yang susunan pertanyaannya

sudah ditetapkan sebelumnya, sudah tertulis oleh peneliti. Sedangkan wawancara tidak terstruktur yang sering juga disebut dengan wawancara mendalam, wawancara intensif, dan wawancara terbuka karena wawancara tidak terstruktur mirip dengan percakapan informal (Mulyana, 2002:180). Jenis wawancara yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Dimana peneliti sudah membuat daftar pertanyaan sebelum melakukan wawancara tatap muka langsung dengan nara sumber.

Berikut narasumber yang akan di wawancara adalah kepala humas Ditlantas Polda DIY, kemudia bagian ketua program acara kampanye

Dekade Keselamatan Jalan 2011-2020 (Decade of Actions For Road

Safety), yang kemudian wawancara dengan salah satu penanggung jawab program dan kemudian anak-anak SMA.

b. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dalam penelitian ini dapat berupa berbagai macam dan tidak hanya dokumen


(45)

resmi. Dokumen tersebut dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan kasus (case records) dalam pekerjaan sosial, serta dokumen-dokumen lainnya (Soehartono, 2000:70-71).

4. Teknik Pengambilan Informan

Dalam penelitian yang dilakukan ini, teknik pengambilan informan yang digunakan oleh peneliti adalah purposive sampling dimana purposive sampling

merupakan sampel yang ditujukan langsung kepada suatu objek penelitian dan tidak diambil secara acak. Sampel tersebut akan bertujuan untuk mendapatkan narasumber yang mampu memberikan data yang sesuai dan baik dan akan menggali informasi yang nantinya akan menjadi dasar rancangan teori yang muncul (Moleong, 2002:165).

Dalam penelitian ini ada beberapa informan yang akan dijadikan sumber data melalui wawancara yang akan dilakukan dengan nara sumber Bapak Faisal Kasubdit Dikyasa Ditlantas Polda DIY sebagai kepala bagian kehumasan, Bapak Sukidjo sebagai Kasi Dikmas Lantas, dan masyarakat sebagai peserta kampanye dimana terdiri dari anak SMP dan SMA. Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah penjelasan tentang informan-informan tersebut.

a. Bapak Faishal selaku Kasubdit Dikyasa Ditlantas Polda DIY sebagai

Kepala Bagian Kehumasan.

Informan ini menjabat sebagai Kasubdit Dikyasa Ditlantas Polda DIY sebagai bagian Kepala Kehumasan Ditlantas. Tugas dan tanggung jawab yang nantinya akan dilakukan adalah dalam bentuk penyebaran informasi mengenai program kampanye Keselamatan Jalan, dan ikut serta dalam kegiatan tersebut. Bapak Faisal merupakan salah satu tim dari kampanye


(46)

yang akan terjun langsung kelokasi kampanye pada saat melakukan penyuluhan kesekolah-sekolah.Kriterianya adalah :

1. Kepala bagian kehumasan.

2. Tim kampanye keselamatan jalan.

3. Sebagai nara sumber dalam penyuluhan atau sosialisasi

kampanye.

b. Bapak Sukidjo selaku Kasi Dikmas Lantas.

Informan ini menjabat sebagai Kasi Dikmas Lantas yang turut berpartisipasi dalam kegiatan kampanye Keselamatan Jalan serta memberikan penjelasan, pendidikan, dan informasi mengenai pengetahuan lalu lintas ke masyarakat. Kriteria :

1. Tim kampanye aktif, mengikuti setiap kampanye yang

dilakukan, penyuluhan ke sekolah-sekolah.

2. Sebagai narasumber dalam memberikan materi-materi

pendidikan lalu lintas ke masyarakat.

c. Peserta kampanye yaitu, dua orang anak SMP dan SMA.

Informan merupakan masyarakat Yogyakarta yang pernah ikut serta dalam kegiatan kampanye lebih dari tiga kali dalam penyuluhan yang dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY. Kriteria:

1. SMP dan SMA Yogyakarta.

2. Belum diperbolehkan menggunakan kendaraan bermotor atau

memiliki surat izin mengemudi.

3. Mengikuti kampanye pendidikan keselamatan berlalu lintas


(47)

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif dimana penelitian kualitatif didasarkan pada teori-teori yang relevan dan akan menyesuaikan dengan masalah dan tujuan dari penelitian ini. Teori-teori tersebut juga akan membantu menghubungkannya dengan data. Untuk mendapatkan deskripsi dalam penelitian ini data yang akan dikumpulkan berupa gambar, kata-kata, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan juga akan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti (Moleong, 2002:6). Analisis data yang akan dipakai dengan mengaitkan kerangka dan alur yang sudah ada dalam penelitian kualitatif dan membuat deskripsi mengenai strategi kampanye yang dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY.

Dalam melakukan teknik analisis data ada tiga hal utama yang penting dilakukan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Ketiga hal tersebut saling berkaitan pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data yang dilakukan (Miles dan Huberman, 1992:19).


(48)

Berikut ini bagan Analisis data kualitatif menurut (Miles dan Huberman, 1992:20)

6. Validitas Data

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu istrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejuah mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Arikunto, 2013:211-212).

Dalam uji validitas data teknik yang dilakukan yaitu dengan menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling sering

Pengumpulan data

Penyajian data

Reduksi data

Penarikan kesimpulan/verifikasi


(49)

digunakan seperti pemeriksaan melalui sumber lainnya. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif (Patton dalam Moleong, 2002:178).

Hal itu dapat dicapai antara lain:

a. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan terkait kegiatan kampanye yang dilakukan oleh Ditlantas.

b. Membandingkan hasil wawancara dengan isu suatu dokumen yang

berkaitan.

Dalam hal ini jangan sampai banyak mengharapkan bahwa hasil pembandingan tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat, atau pemikiran. Yang penting disini ialah bisa mempengaruhi adanya alasan-alasan terjadinya perbedaan-perbedaan tersebut (Patton dalam Moleong, 2002 : 178).


(50)

BAB II

GAMBARAN UMUM DITLANTAS POLDA DIY

A. SEJARAH DITLANTAS POLDA DIY 1. Profil Ditlantas Polda DIY

Ditlantas Polda adalah Badan Staf dan pelaksanaan di tingkat Polda yang bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi Lalu Lintas Kepolisian yang mendukung pelaksanaan Operasi Kepolisian Tingkat Kewilayahan. Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta dalam memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas, berupaya meningkatkan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat khususnya bagi pengguna jalan di Yogyakarta melalui

pengembangan Traffic Management Centre (TMC) dengan pemberdayaan teknologi

komunikasi dan informasi dengan harapan dapat memberikan segala bentuk pelayanan informasi kepada seluruh masyarakat yang berada di Yogyakarta serta para wisatawan domestik dan mancanegara sehingga mendapatkan kemudahan akses dalam berlalu lintas di Yogyakarta.

Dalam sejarah Ditlantas Polda DIY pada tanggal 10 Juli 1948 Undang-Undang no.2 Tn 1948 yang di tetapkan di Yogyakarta, kepada Penilik Kepolisian pada saat itu merubah namanya menjadi Kepala Kepolisian Provinsi DIY menjadi Kepolisian Wilayah Yogyakarta. Pada saat itu Polisi Wilayah hanya terdapat bagian sebagai berikut :


(51)

a. Bagian umum,

b. Bagian Reserse Krimimal, dan

c. Bagian Pengawas Aliran Masyarakat.

Demikian dengan Polisi Sub Wilayah mempunyai bagian yang sama dengan Polisi Wilayah, dengan terbentuknya Jawatan Kepolisian Negara pada tanggal 17 Agustus 1950 pada Polisi Sub Wilayah terdapat pos-pos polisi. Disusul dengan order Kepala Kepolisian Negara tanggal 13 Mei 1951 No.2/II/1951, pada kantor Polisi Wilayah bertambah bagian-bagiannya yaitu:

a. Bagian Umum,

b. Bagian Pengawas Aliran Masyarakat,

c. Bagian Reserse Kriminal,

d. Bagian Keuangan, dan

e. Bagian Perlengkapan.

Sehubungan dengan keluarnya Undang-Undang Pokok Pemerintah Daerah No: 1 / 1957 tentang pembentukan daerah swantara, maka susunan Kepolisian berubah. Kepolisian Wilayah Yogyakarta dirubah menjadi Distrik Kepolisian Yogyakarta, sedangkan Kepolisian kecamatan dirubah menjadi Sektor Kepolisian.

Dalam setiap lembaga atau institusi kepolisian mempunyai struktur organisasi dimana terdapat satuan yang masing-masing satuan atau unit mempunyai tugas yang berbeda-beda. Tujuannya adalah untuk mempermudah dalam menjalankan tugas atau kegiatan sehari-hari untuk menghindarkan tertumpuknya pekerjaan yang sejenis pada satu bagian serta untuk mempermudah pimpinan dalam melakukan pengawasan. Di Ditlantas Polda DIY mempergunakan sistem pengorganisasian, maksudnya bahwa


(52)

pembagian dan pengelompokannya disesuaikan dengan ilmu, keahlian dan jabatan serta bidangnya masing-masing (Dalam Skripsi Haris, 2010. Strategi Kampanye Safety Riding yang dilakukan Oleh Ditlantas).

2. Visi dan Misi Ditlantas

Adapun visi dan misi Ditlantas Polda DIY sebagai berikut:

Visi : Visi polisi lalu lintas adalah menjamin tegaknya hukum di jalan yang bercirikan perlindungan, pengayoman, pelayanan masyarakat yang demokratis sehingga terwujudnya keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.

Misi : Misi polisi lalu lintas adalah mewujudkan masyarakat Pemakai jalan memahami dan yakin kepada Polantas sebagai pelindung, pengayoman dan pelayanan masyarakat dalam kegiatan pendidikan masyarakat bidang lalu lintas, penegakan hukum lalu lintas, pengkajian masalah lalu lintas, registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi.

3. Kebijakan Kapolda DIY

Sejalan dengan harapan masyarakat Yogyakarta dikaitkan dengan masalah keamanan dalam negeri merupakan tanggung jawab Kepolisian, maka pelaksanaan tugas Kepolisian sangat didambakan agar mampu memenuhi harapan dan tuntutan masyarakat. Untuk itu Kapolda D.I. Yogyakarta telah memberikan arahan Kebijakan di bidang Operasional sebagai berikut yaitu kejujuran, disiplin, bersyukur, komunikatif dan cinta kasih.


(53)

a. Kejujuran

Dengan kejujuran sebagai pedoman tugas maka akan dapat dihindari penyimpangan dalam pelaksanaan tugas sebagai Pelaksana Keamanan dan Ketertiban masyarakat, Penegakan Hukum dan Pelindung, pengayom, pembimbing serta pelayan masyarakat, melaksanakan rangkaian perencanaan dengan benar, tepat waktu maupun sasaran, serta diharapkan dapat terwujudnya sasaran prioritas dari Polda DIY.

b. Disiplin

Kedisiplinan merupakan pra syarat yang dibutuhkan untuk :

1) Meningkatkan pengawasan dalam pelaksanaan apel dan disiplin kerja dalam bentuk apel fungsi dibuktikan dengan absensi.

2) Menertibkan ijin keluar kantor pada jam kerja/dinas ijin bepergian keluar satuan

3) Memberikan sanksi terhadap segenap pelanggaran yang dilakukan Anggota.

4) Pengaturan fungsi pengawasan dari para Kabag, Kasubbag, masingmasing secara rutin dan berlanjut.

c. Bersyukur

Motivasi pelaksanaan tugas melalui bersyukur diharapkan dapat

mengoptimalkan kinerja dimana hal tersebut dapat di bina melalui kegiatan antara lain sebagai berikut :


(54)

1) Meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai kepercayaan dan keyakinan masing-masing dalam bentuk ucapan dan tindakan yang diberikan.

2) Senantiasa bersyukur bahwa pekerjaan/jabatan yang

dibebankan/dilaksanakan kepada kita adalah merupakan amanah.

3) Menumbuhkan rasa kebanggaan dan kecintaan terhadap kesatuan Polda

DIY.

d. Komunikatif

1) Setiap tugas yang diberikan selalu dikomunikasikan dengan baik (ke atas,

ke samping, ke bawah).

2) Koordinasi sebaik-baiknya denganfungsi terkait dengan tetap

memperhatikan etika yang didasarkan pada perundang-undangan yang berlaku.

3) Seluruh staf harus mampu melaksanakan tugas perencanaan dengan baik

dan runtut dari awal s/d akhir.

e. Cinta Kasih

Menumbuhkan rasa pengabdian dengan cinta kasih sebagai metode mencapai tujuan, dengan menempuh hal-hal sebagai berikut :

1) Meningkatkan cinta kasih pada kesatuan dan sesama anggota dengan

menumbuhkan kesadaran bahwa melalui institusi Polri kita telah punya andil yang sangat berharga bagi kehidupan anggota Polri.


(55)

2) Memelihara kesinambungan antara hak dan kewajiban serta saling membutuhkan saran anggota Polri baik horisontal maupun vertikal.

3) Dengan cinta kasih seluruh staf berupaya untuk dapat menyelesaikan tugas

perencanaan dengan saling mengisi satu dengan yang lain sesama perencana.

4) Menumbuhkan kebersamaan sesama perencana dalam penyusunan suatu

produk yang diminta satuan atas.

Sedangkan di bidang Pembinaanterhadap personel Polda D.I. Yogyakarta guna meningkatkan kinerja, maka dilaksanakan kegiatan sebagai berikut :

f. Spiritual

Membina kesiapan moril tinggi anggota diperlukan kegiatan-kegiatan spiritual guna mempertebal rasa keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, maka secara rutin terutama pada hari Kamis dilaksanakan pembinaan mental rohani. Disamping itu kegiatan-kegiatan yang bernuansa keagaaman seperti Sema'an, pengajian rutin antar instansi. Dengan kegiatan dimaksud diharapkan personel Polda D.I.Yogyakarta bekerja adalah melaksanakan ibadah untuk kepentingan bangsa negara dan masyarakat Indonesia.

g. Speaking

Pembinaan kecepatan reaksi tidak lepas dari kemampuan menyampaikan dan diharapkan ada sambung rasa antara pimpinan dengan staf/bawahan, sehingga terjalin komunikasi yang harmonis untuk tercapainya tujuan organisasi.


(56)

h. Sport dan Health

Melalui sport akan dicapai kesamaptaan jasmani serta kesehatan sehingga dalam bekerja akan mendukung kreatifitas dan kinerja yang optimal untuk itu diperlukan tubuh yang sehat dan jiwa yang kuat melalui pembinaan olahraga baik perorangan maupun kelompok yang telah diatur oleh organisasi di Polda D.I.Yogyakarta.

i. Singing

Melalui singing diharapkan olah emosional akan menimbulkan efek psikologis yang positif sehingga diperlukan relaksasi dalam kondisi fisik yang penat dan jenuh sangat diperlukan guna memulihkan kondisi yang prima melalui kegiatan menyanyi sambil olahraga. Kegiatan menyanyi secara terprogram dengan tidak mengganggu aktifitas kerja dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada.

4. Perubahaan Nama Kepolisian D.I Yogyakarta

a. Berdasarkan peraturan MENPANGAK No.Pol.: 5 / PRT / Menpangak /

1967 tanggal1 Juli 1967 Kepolisian Yogyakarta menjadi Komando Daerah Inspeksi Yogyakarta.

b. Berdasarkan Keputusan Kapolri No.Pol.: 41/ SK / Kapolri tanggal 25 April

1971 Komando daerah Inspeksi Yogyakarta diubah menjadi Komando Antar Resort.

c. (KOMTARRES)Yogyakarta.

d. Berdasarkan Skep Kapolri No.Pol.: Skep / 55 / VII / 1977 tanggal 1 Juli

1977 KOMTARRES Yogyakarta menjadi Komando Wilayah 96 ( KOWIL 96 ) Yogyakarta.


(57)

e. Berdasarkan Skep Kapolri No.Pol.: Skep / 108 / 1985 tanggal 1 Juli 1985 KOWIL 96 Yogyakarta menjadi Kepolisian Wilayah (POLWIL) Yogyakarta, sedangkan pada bulan September 1989 Polwil yang terletak di Jln. Malioboro di pindahkan ke Jln. Lingkar Utara Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta.

f. Berdasarkan keputusan Kapolri No.Pol.: Kep / 08 / IX / 1996 tanggal 16

September 1996 POLWIL Yogyakarta menjadi Kepolisian Daerah D.I Yogyakarta type C.

g. Berdasarkan Keputusan Menhankam/ Panglima TNI No.Pol.: Kep/ 14 / M/

1999 tanggal 30 Agustus 1999 Kepolisian Daerah mengalami Validasi dari type C menjadi type B.

h. Berdasarkan Keputusan Kapolri No.Pol.: Kep / 54 / X / 2002 tanggal 17

Oktober tentang perubahan struktur Polda pola umum Polda DIY.

i. Keputusan Kapolri No.Pol.: Kep / 58 / 2002 tanggal 17 Oktober 2002 tentang penetapan Dik Pam Pariwisata di Polda DIY dan Polda Bali. j. Saat ini Polda DIY memiliki 1 Poltabes, 4 Polres dan 73 Polsek yang

tersebar di seluruh wilayah dengan perincian sebagai berikut :

1) Poltabes Yogyakarta membawahi 14 Polsek.

2) Polres Sleman membawahi 18 Polsek.

3) Polres Bantul membawahi 17 Polsek.

4) Polres Kulonprogo membawahi 17 Polsek


(58)

Dari riwayat perkembangan Polda DIY ini tentunya membawa dampak / konsekuensi baik dari segi organisasi dan sumber daya manusia untuk lebih meningkatkan dalam melayani, mengayomi, dan melindungi kepada masyarakat di wilayah hukum Polda DIY.

5. Tugas dan Kewajiban Direktorat Lalu Lintas Polda DIY

Dalam rangka pelaksanaan tugas Dit Lantas Polda mempunyai tugas kewajiban sebagai berikut :

1) Dit lantas adalah unsur pelaksanaan utama Polda yang merupakan

pemekaran dari Dit Samapta dan berada dibawah Kapolda.

2) Dit Lantas bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi lalu lintas yang meliputi kegiatan pendidikan masyarakat, penegak hukum, pengkajian masalah lalu lintas, administrasi registrasi dan identifikasi pengemudi dan kendaraan bermotor serta melaksanakan patroli jalan raya antar wilayah.

6. Fungsi Direktorat Lalu Lintas Polda DIY

Dalam melaksanakan tugas Ditlantas menyelenggarakan fungsi :

1) Pembinaan fungsi lalulintas kepolisian dalam lingkungan Polda

2) Penyelenggaraan dan pembinaan partisipasi masyarakat melalui kerjasama

lintas sektoral, pendidikan masyarakat dan pengajian masalah dibidang lalulintas

3) Penyelenggaraan operasi kepolisian bidang lalulintas dalam rangka


(59)

4) Penyelenggaraan Administrasi Registrasi dan Identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi yang dilaksanakan oleh Polres

5) Penyelenggaraan Patroli jalan raya dan penindakan pelanggaran serta

penanganan kecelakaan lalulintas dalam rangka penegakan hukum dan ketertiban lalulintas serta menjamin kelancaran arus lalulintas di jalan raya.

Guna mengetahui tentang gambaran umum organisasi yang menangani

kampanye dari “Dekade Keselamatan Jalan 2011-2020” yang dilakukan oleh Ditlantas

Polda DIY, maka Struktur Ditlantas Polda DIY sebagai berikut :

Dalam bagan di atas digambarkan bahwa Ditlantas Polda DIY dipimpin oleh Direktur Lantas, disingkat Dirlantas yang bertanggung jawab kepada Kapolda dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dibawah kendali Wakapolda. Dirlantas dibantu oleh Wakil Dirlantas disingkat Wadir Lantas yang bertanggung jawab kepada Dirlantas. Melaksanakan pengawasan dan bimbingan tehnis serta evaluasi pelaksanaan pembinaan kemampuan dan operasional lalu lintas Kepolisian.

Sub Bagian Perencanaan dan Administrasi Direktorat Lalu Lintas (Subbag Renmin) mempunyai tugas kewajiban sebagai berikut:

1) Subbag Renmin adalah unsur pembantu pimpinan dan pelayanan staf pada

Ditlantas yang berada dibawah Dirlantas.

2) Subbag Renmin bertugas merumuskan atau menyiapkan rencana atau


(1)

Nama : Faiq Rabbani

Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta Tanggal : 20 Oktober 2016

1. Apa yang anda ketahui tentang keselamatan?

Jawab: keselamatan itu berarti terhindar dari kecelakaan dan musibah

2. Apakah anda mengetahui program keselamatan jalan yang dilakukan oleh Ditlantas?

Jawab: tau, sosialisasi itu.

3. Apakah anda mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Ditlantas dalam kampanye pendidikan keselamatan berlalu lintas?

Jawab: sosialisasi Ditlantas

4. Bagaimana menurut anda kegiatan dari pendidikan keselamatan lalu lintas tersebut?

Jawab: sangat berguna materinya.

5. Apakah anda memahami materi yang disampaikan oleh narasumber dari Ditlantas dalam penyuluhan kampanye yang dilakukan tersebut?

Jawab: iya, mengerti.

6. Apakah setelah anda ikut serta dalam kampanye tersebut anda langsung bertekad untuk taat dan akan mematuhi aturan lalu lintas demi keselamatan diri dan orang lain?


(2)

Nama : Muhammad Rizal Nama Sekolah : MAN Yogyakarta 1 Tanggal : 20 Oktober 2016

1. Apa yang anda ketahui tentang keselamatan?

Jawab: keadaan aman, dalam suatu kondisi yang aman secara fisik.

2. Apakah anda mengetahui program keselamatan jalan yang dilakukan oleh Ditlantas?

Jawab: iya tau.

3. Apakah anda mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Ditlantas dalam kampanye pendidikan keselamatan berlalu lintas?

Jawab: sosialisasi kampanye

4. Bagaimana menurut anda kegiatan dari pendidikan keselamatan lalu lintas tersebut?

Jawab: sangat berguna agar masyarakat lebih memperhatikan keselamatan berlalu lintas agar tidak membahayakn diri dan orang lain sesame pengguna jalan.

5. Apakah anda memahami materi yang disampaikan oleh narasumber dari Ditlantas dalam penyuluhan kampanye yang dilakukan tersebut?

Jawab: iya, mengerti.

6. Apakah setelah anda ikut serta dalam kampanye tersebut anda langsung bertekad untuk taat dan akan mematuhi aturan lalu lintas demi keselamatan diri dan orang lain?


(3)

Nama : Rizal Hasbi

Nama Sekolah : SMP Negeri 10 Yogyakarta Tanggal : 20 Oktober 2016

1. Apa yang anda ketahui tentang keselamatan? Jawab: berarti terhindar dari mara bahaya

2. Apakah anda mengetahui program keselamatan jalan yang dilakukan oleh Ditlantas?

Jawab: iya tau.

3. Apakah anda mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Ditlantas dalam kampanye pendidikan keselamatan berlalu lintas?

Jawab: sosialisasi materi.

4. Bagaimana menurut anda kegiatan dari pendidikan keselamatan lalu lintas tersebut?

Jawab: materi yang diulas sangatlah bermanfaat agar seluruh lapisan masyarakat memahami disiplin berlalu lintas.

5. Apakah anda memahami materi yang disampaikan oleh narasumber dari Ditlantas dalam penyuluhan kampanye yang dilakukan tersebut?

Jawab: iya, mengerti.

6. Apakah setelah anda ikut serta dalam kampanye tersebut anda langsung bertekad untuk taat dan akan mematuhi aturan lalu lintas demi keselamatan diri dan orang lain?


(4)

Nama : Salma

Nama Sekolah : SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta Tanggal : 19 Oktober 2016

1. Apa yang anda ketahui tentang keselamatan?

Jawab: terhindarnya dari hal yang membahayakan keselamatan

2. Apakah anda mengetahui program keselamatan jalan yang dilakukan oleh Ditlantas?

Jawab: tau.

3. Apakah anda mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Ditlantas dalam kampanye pendidikan keselamatan berlalu lintas?

Jawab: sosialisasi.

4. Bagaimana menurut anda kegiatan dari pendidikan keselamatan lalu lintas tersebut?

Jawab: sangat berguna

5. Apakah anda memahami materi yang disampaikan oleh narasumber dari Ditlantas dalam penyuluhan kampanye yang dilakukan tersebut?

Jawab: iya, mengerti.

6. Apakah setelah anda ikut serta dalam kampanye tersebut anda langsung bertekad untuk taat dan akan mematuhi aturan lalu lintas demi keselamatan diri dan orang lain?


(5)

Nama : Nadia El-Quenna

Nama Sekolah : SMP Negeri 10 Yogyakarta Tanggal : 20 Oktober 2016

1. Apa yang anda ketahui tentang keselamatan? Jawab: selamat sampai tujuan

2. Apakah anda mengetahui program keselamatan jalan yang dilakukan oleh Ditlantas?

Jawab: iya tau kak

3. Apakah anda mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Ditlantas dalam kampanye pendidikan keselamatan berlalu lintas?

Jawab: sosialisasi kampanye materi dan praktek.

4. Bagaimana menurut anda kegiatan dari pendidikan keselamatan lalu lintas tersebut?

Jawab: sangat berguna

5. Apakah anda memahami materi yang disampaikan oleh narasumber dari Ditlantas dalam penyuluhan kampanye yang dilakukan tersebut?

Jawab: iya, mengerti.

6. Apakah setelah anda ikut serta dalam kampanye tersebut anda langsung bertekad untuk taat dan akan mematuhi aturan lalu lintas demi keselamatan diri dan orang lain?


(6)

Struktur Kepengurusan Masalah Lalu Lintas

SUBDITDIKYASA AKBP Tb. M. Faisal R, SIK. MH

BAMIN

Briptu Desi Vianika Sari

DIKMAS Kompol Fx. Sukidjo

PRASJAL Kompol Suryati

SARANG Kompol Purnomo

Bripka Nurfauzi Alfajar

Bripka Ibnu Patar. P

Bripka Rohmad Kushidayat

Briptu Supardi

KANIT SARANG AKP. Chandra Lulus W. S. IK

Bripka Ari Puji Astopo

Brigadir Amin Husni