Hubungan motivasi orang tua terhadap prestasi belajar kelas V di SDN Curug 2 Cimanggis Depok

(1)

alam. Berkat rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nyalah skripsi ini dapat terwujud. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah bagi Rasulullah Saw, beserta keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Karya tulis ini merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

Dalam menyelesaikan skripsi ini, tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang dihadapi dan dialami penulis, baik yang menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan bahan-bahan (data) maupun pembiayaan dan lain sebagainya. Namun berkat kesungguhan hati dan kerja keras disertai motivasi dan bantuan dari berbagai pihak, maka segala kesulitan dan hambatan itu dapat diatasi dengan sebaik-baiknya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan atas terselesaikannya skripsi ini. Terutama kepada Bapak Dr. Khalimi, M.Ag sebagai Dosen Pembimbing, yang telah mengarahkan dan memberikan bimbingan yang sangat berharga bagi penulis.

Selanjutnya, ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan pula kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidatatullah Jakarta. 2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hifdayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan tuntunan kepada penulis.


(2)

5. Ayahanda (………) dan ibunda (………….), atas kesabaran dan keihklasan merawat dan mendidik selama ini, dan do’a yang tak henti-hentinya selalu diberikan kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Kakakku tercinta (……..) yang telah membantu dengan memberikan do’a, semangat dan dorongan kepada penulis. Dan adikku tersayang (……….) terima kasih untuk do’anya dan semoga adik tercapai cita-citanya dan menjadi anak yang sholeh.

7. Teman-teman di kelas A Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2003, terima kasih atas do’a yang diberikan selama ini.

Akhirnya dengan segala keterbatasan, penulis hanya dapat mengembalikan segalanya kepada Allah SWT, untuk membalas kebaikan mereka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amiiin

Jakarta, Mei 2008


(3)

Jakarta, Mei 2008

Masalah pokok dalam penelitian ini adalah adanya hasil prestasi belajar yang baik akibat pengaruh motivasi orang tua terhadap anaknya dalam menyongsong cita-cita di masa depan. Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui sejauh mana pengaruh hubungan motivasi orang tua terhadap prestasi belajar pada siswa.

Penelitian ini dilakukan di SDN Curug 2 Cimanggis Depok, dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu metode yang ingin mendapatkan gambaran yang sesungguhnya di lapangan dengan mengumpulkan data primer melalui riset dilapangan dan data sekunder dengan melalui riset kepustakaan. Populasi adalah seluruh siswa kelas 5 SDN Curug 2 Cimanggis Depok tahun ajaran 2007-2008. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling. Dari populasi sebanyak 111 siswa ditentukan sampel sebanyak 20%, sehingga diperoleh sampel sebanyak 20 orang siswa.

Setelah diberikan sejumlah angket diperoleh hasil penelitian adanya pengaruh yang tinggi antara hubungan motivasi orang tua terhadap prestasi belajar pada siswa kelas V di SDN Curug 2 Cimanggis Depok.


(4)

HALAMAN PERNYATAAN………v

ABSTRAKSI………..vi

KATA PENGANTAR………...vii

DAFTAR ISI………...ix

DAFTAR TABEL………...xi

BAB I PENDAHULUAN………..1

A. Latar Belakang Masalah………...1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah………...4

C. Metode Pembahasan……….5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian……….5

E. Sistematika Penulisan………...6

BAB II KAJIAN TEORI……….8

A. Motivasi Orang Tua………..8

1. Pengertian orang tua………...8

2. Tugas dan tanggung jawab orang tua………12

3. Pengertian dan Fungsi motivasi……….17

4. Motivasi Orang tua yang harus dilaksanakan…………24

5. Indikator motivasi orang tua yang baik……….27

B. Prestasi Balajar Siswa………...28

1. Pengertian Prestasi Belajar Anak………....28

2. Macam-macam Prestasi Belajar………..32

3. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar………..34


(5)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………..42

A. Tempat dan Waktu………42

B. Variabel Penelitian………42

C. Populasi dan Sampel……….42

D. Teknik Pengumpulan Data………...42

E. Teknik Analisis Data………44

BAB IV HASIL PENELITIAN………...46

A. Kondisi pendidikan SDN Curug 2 Cimanggis Depok….46 B. Deskripsi Data………. 50

C. Analisis Data………53

D. Interprestasi data……….57

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………..60

B. Saran……..………..60

DAFTAR PUSTAKA………62


(6)

2. Tabel 2 Keadaan murid SDN Curug 2 Cimanggis Depok……….48

3. Tabel 3 Data pemberian motivasi orang tua………..50

4. Tabel 4 Data pendukung prestasi belajar siswa……….51

5. Tabel 5 Data nilai prestasi belajar siswa………...51

6. Tabel 6 Data rata – rata pemberian motivasi orang tua SDN Curud 2….53 7. Tabel 7 Data penunjang prestasi hasil belajar siswa kelas V di SDN Curug 2 Cimanggis Depok………..54

8. Tabel 8 Tabel rata – rata hasil prestasi belajar siswa SDN Curug 2……55

9. Tabel 9 Analisa statistik korelasi antara pemberian motivasi oleh orang Tua dengan prestasi belajar siswa kelas V SDN Curug 2 Ci- manggis Depok………55


(7)

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak adalah anugerah Illahi yang biasa disebut buah hati yang dititipkan Illahirobbi kepada setiap pasangan hidup atau orang tua atas dasar kehendak-Nya untuk dibesarkan dan dididik dengan sebaik-baiknya dengan penuh perhatian dan kasih sayang. Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya tumbuh menjadi anak yang baik dan yang terbaik. Tidak ada orang tua yang tega melihat anaknya hidup menderita, pasti setiap orang tua rela berkorban apapun demi kebahagiaan anaknya, baik dari segi yang bersifat tenaga, moril ataupun material.

Orang tua adalah penanggung jawab utama dan pertama bagi sang anak sejak mulai tumbuh dalam benih atau kandungan ibu, sampai sang anak lahir ke muka bumi dan menjadi seorang bayi, yang kemudian tumbuh menjadi anak-anak, remaja hingga dewasa. Orangtualah yang berkewajiban dan merasa bertanggung jawab untuk memlihara anak tersebut, tahap demi tahap sehingga anak berkembang menjadi mahluk yang dapat berkomunikasi dengan lingkungan sosialnya.

Peran kasih orang tua tidak pernah mengenal batas sampai kapanpun, bahkan orang tua adalah pendidik pertama bagi anak di lingkungan keluarga. Terutama peran seorang ibu sejak ia mengandung, ia akan berusaha menjaga kandungannya dengan sebaik-baiknya karena ingin agar anaknya lahir dengan baik dan sehat, seperti pepatah yang berbunyi “kasih ibu sepanjang masa hanya memberi tak harap kembali”. Dari pepatah tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kasih sayang sang ibu terhadap anak-anaknya dilakukan dengan tulus murni dan


(9)

ikhlas tanpa mengharapkan imbalan apapun dari anaknya, walaupun pada saat melahirkan nyawa menjadi taruhannya.

Begitu pula seorang ayah sebagai kepala keluarga pasti juga akan menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya, hal ini akan terlihat dari usaha sang ayah dalam bekerja keras mencari nafkah demi untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya dan untuk kebaikan anak-anaknya.

Secara tidak sadar banyak orang tua yang menganggap bahwa ia telah mendidik anaknya bila memasukkan anaknya ke sekolah, padahal kewajibannya untuk mendidik itu belum cukup dengan memasukkannya ke sekolah saja, karena ia merupakan penanggung jawab utamanya.

Untuk memahami arti pendidikan berikut ini dikemukakan beberapa definisi yang diajukan oleh para ahli pendidikan.

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan sebagai berikut: “ Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan atau latihan bagi peranannya pada masa yang akan datang”.1

Menurut Muhammad Daud Ali adalah sebagai berikut: “Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan potensi manusia lain yang dimilikinya kepada orang lain dalam masyarakat.2

Menurut Amir Daien Inderakusuma adalah sebagai berikut: “Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar, yang teratur dan sistematis yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.3

1

A. Rajak Husein, Sistem Pendidikan Nasional (Solo: Angkasa, 1995),h. 14

2

Mohammad Daud Ali, Lembaga-lembaga Islam Insonesia, (Jakarta: Grafindo, 1995), h.137

3

Amir Daien Inderakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983),h. 162


(10)

Dari ketiga definisi ini dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja yaitu usaha untuk memproses siswa sebagai obyek yang perlu ditingkatkan potensinya secara sistematis dengan nilai-nilai tertentu dengan tujuan pendidikan.

Untuk membantu dalam belajar, banyak hal yang dapat dilakukan oleh orang tua antara lain mengontrol, memberi petunjuk dan bimbingan, memberi motivasi belajar. Motivasi dari orang tua yang sangat dibutuhkan anak, karena dengan motivasi ini akan timbul kegairahan belajar. Dalam hal ini Ngalim Purwanto mengemukakan sebagai berikut: Banyak bakat anak tidak berkembang karena tidak diperolehnya motivasi yang tepat. Jika seseorang memperoleh motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa sehingga tercapai hasil yang semula tidak terduga.4

Kiranya cukup jelas bahwa motivasi mempunyai peranan yang cukup strategis dalam memacu prestasi belajar anak. Menyadari bahwa pemberian motivasi belajar ialah orang tua sangat penting maka penulis tertarik untuk mencermati bagaimana pengaruh motivasi orang tua terhadap prestasi belajar siswa di SDN Curug 2 Cimanggis Depok. Sehingga skripsi ini diberi judul: “Hubungan Motivasi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas V di SDN Curug 2 Cimanggis Depok”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Berdasakan identifikasi masalah tersebut di atas, maka masalah dibatasi pada :

a. Peran dan fungsi orang tua dalam memberikan motivasi kepada anaknya dalam belajar guna keberhasilan mencapai prestasi belajar yang baik.

b. Pemberian motivasi orang tua sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak.

4

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), h. 61


(11)

2. Perumusan Masalah

Maka rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah :

a. Bagaimana motivasi orang tua terhadap siswa di SDN Curug 2 Cimanggis Depok.

b. Bagaimana Prestasi belajar siswa di SDN Curug 2 Cimanggis Depok.

c. Apakah ada korelasi antara motivasi orang tua dengan prestasi belajar siswa di SDN Curug 2 Cimanggis Depok.

C. Metode Pembahasan

Metode penelitian yang dipakai dalam penulisan skripsi ini yaitu menggunakan metode :

1. Metode Penelitian

Untuk memperoleh data penelitian penulis menggunakan penelitian pustaka (Libery riset) dan penelitian lapangan (Field riset). Dengan penelitian kepustakaan penulis ingin memperoleh data tentang konsep data dan teori yang berkaitan dengan konsep pada judul yang dibahas pada skiripsi ini. Sedangkan penelitian lapangan untuk memperoleh data mengenai motivasi orang tua dan prestasi belajar siswa di SDN Curug 2 Cimanggis Depok.

2. Metode Penulisan

Adapun metode penulisan dilakukan dengan berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut di atas, maka secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

a. Memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan Islam (S.Pd.I)

b. Mendapatkan data secara empiris dan dapat dipercaya tentang adakah hubungan atau pengaruh antara pemberian motivasi dari orang tua kepada


(12)

anak sebagai siswa kelas V terhadap prestasi belajarnaya di SDN Curug 2 Cimanggis Depok.

c. Mengkaji pola pendidikan orang tua yang dapat memberiakn motivasi positif maupun negatif pada anak.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut : a. Bagi orang tua, sebagai bahan masukan akan tanggung jawabnya dalam

memberikan motivasi yang baik terhadap anak.

b. Bagi guru dan kepala sekolah sebagai bahan masukan yang berguna untuk kepentingan komunikasi dengan orang tua dan anak didik.

c. Bagi anak agar terjadi perubahan yang lebih baik dalam aktivitas belajar disekolah dan dapat mencapai prestasi belajar yang baik serta dapat mencapai cita-cita dengan bakat yang dimilikinya.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh dan jelas mengenai penyusunan proposal skripsi ini, maka penulis menguraikannya dalam sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab I sebagai pendahuluan yang terdiri atas : Latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, Metode pembahasan, Tujuan penelitian dan manfaat penelitian, sistematika penulisan.

Bab II merupakan kerangka teori yang membahas tentang kajian pustaka yang terdiri dari dua sub pokok bahasan yaitu : Hubungan pemberian motivasi orang tua dan prestasi belajar anak sebagai siswa. Bahan dari hasil kajian pustaka, selanjutnya digunakan untuk menyusun kerangka berpikir yang kemudian dirumuskan hipotesa penelitian.

Bab III akan membahas tentang waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel, variable penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.


(13)

6

Bab IV menjelaskan tentang pelaksanaan dan hasil penelitian yaitu : Kondisi pendidikan SDN Curug 2 Cimanggis Depok, Deskripsi data, analisa dan interprestasi data serta ulasan atau pembahasan hasil penelitian.

Bab V berisi kesimpulan dan saran-saran, serta daftar pustaka dan lampiran-lampiran.


(14)

BAB II KAJIAN TEORI A. Motivasi Orang tua

1. Pengertian orang tua

Orang tua adalah orang yang pertama kali bertanggung jawab penuh untuk membesarkan anaknya sehingga tumbuh menjadi besar dan dewasa, dengan memberikan kasih sayang yang tulus baik berupa moril maupun material, karena adanya pertalian darah yang erat. Dengan harapan kelak anaknya tumbuh menjadi anak yang cerdas, berguna bagi keluarga, agama, bangsa dan negara.

Orang tua dalam hal ini adalah ayah dan ibu yang mempunyai kedudukan masing-masing. Dimana ayah sebagai kepala keluarga dan ibu sebagai ibu rumah tangga atau orang tua kedua setelah ayah. Namun pada hakekatnya keduanya mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sama dalam memelihara, membina, mendidik dan memenuhi kebutuhan anak-anaknya.

Peran kasih orang tua tidak pernah mengenal batas sampai kapanpun, bahkan orang tua adalah pendidik pertama bagi anak di lingkungan keluarga.


(15)

Terutama peran seorang ibu sejak ia mengandung, ia akan berusaha menjaga kandungannya dengan sebaik-baiknya karena ingin agar anaknya lahir dengan baik dan sehat, seperti kata pepatah yang biasa kita dengar yang berbunyi “kasih ibu sepanjang masa hanya memberi tak harap kembali”. Dari pepatah tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kasih sayang sang ibu terhadap anak-anaknya dilakukan dengan tulus murni dan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan apapun dari anaknya, walaupun pada saat melahirkan nyawa menjadi taruhannya.

Begitu pula seorang ayah sebagai orang tua kandung laki-laki dan sekaligus sebagai kepala keluarga pasti juga akan menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya, hal ini akan terlihat dari usaha sang ayah dalam bekerja keras mencari nafkah demi untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya dan untuk kebaikan anak-anaknya, karena ayah merupakansosok manusia yang sangat diandalkan dalam keluarga. Dalam hal ini Ngalim Purwanto menyatakan, bahwa peranan ayah dalam pendidikan anak-nakanya yang lebih dominant adalah sebagai berikut :1

a. Sumber kekuasaan di dalam keluarga.

b. Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar. c. Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga.

d. Pelindung terhadap ancaman dari luar.

e. Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan

1

Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1991, h. 91-92


(16)

f. Pendidik dalam segi-segi rasional.

Sebagai kepala keluarga, ayah merupakan salah satu sumber kekuasaan bagi anggota keluarganya. Sehingga dalam lingkup keluarga yang sangat potensial untuk memberikan peraturan-peraturan terletak pada sang ayah. Disinilah sebagai ayah diuji kemampuannya apakah mampu menjadi sumber kekuasaan di dalam keluarga atau tidak.

Sebagai penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar, maka ia harus tampil prima bagaimana cara terbaik untuk menghubungkan anak dan isterinya dengan masyarakat di lingkungannya.

Sebagai pemberi rasa aman dan sebagai pelindung terhadap ancaman dari luar bagi seluruh anggota keluarga, maka ia harus tampil terdepan diantara anak dan isterinya, karena ia merupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap keamanan dan keselamatan keluarganya.

Adapun sebagai hakim dalam keluarga maka ia harus mengadili dan memberikan jalan keluar sebaik mungkin dalam memecahkan permasalahan yang ada diantara anggota keluarganya.

Selain itu ayah juga berperan sebagai pendidik dalam segi-segi rasional terhadap anak. Sebab jika anak tidak diberikan pendidikan sebaik mungkin, maka pada akhirnya anak akan terjerumus kejalan yang sesat. Maka dari itu pendidikan merupakan sesuatu yang harus diberikan kepada anak, dan yang paling pertama adalah masalah keimanan. Hal ini sebagaimana dilaksanakan oleh Luqman kepada anak-anaknya agar mereka tidak menyekutukan Allah. Sesuai dengan firman-Nya yang temuat dalam Al-Quran sebagai berikut :


(17)

Artinya : Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (Q.S.Luqman:13).2

Ayat Al-Quran di atas mempunyai pengertian bahwa sebagai orang tua khususnya bagi seorang ayah dalam memberikan pendidikan kepada anaknya yang paling pertama harus ditekankan adalah pendidikan keimanan. Dengan pendidikan keimanan anak akan dapat membedakan antara yang baik untuk dapat dilaksanakan dan yang buruk untuk ditinggalkan sesuai dengan tingkat kemampuannya. Keimanan yang tertanam dalam diri anak merupakan salah satu pondasi kuat untuk menangkal bujuk rayuan syaitan, yang pada akhirnya anak akan berusaha untuk berbuat amar ma’ruf nahi munkar dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai ayah selain berperan untuk memberikan pendidikan keagamaan kepada anak-anaknya, juga sangat berperan untuk memberikan pengajaran dalam arti luas, sehingga anak memperoleh peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi mungkin yang dapat dicapainya.3 Selain

2

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahnya, (Jakatra: PT. Syaamil Cipta Media, 2006), h. 412

3


(18)

pengetahuan agama, pengetahuan umum juga sangat dibutuhkan anak dalam rangka untuk kemaslahatan dunia, sedangkan agama dibutuhkan dalam rangka untuk kemaslahatan di akhirat nanti. Agar kemaslahatan di dunia dan diakhirat dapat tercapai, maka ilmu keagamaan maupun ilmu pengetahuan sama-sama dibutuhkan oleh anak.

Orang tua disebut juga sebagai pendidik kodrat. Namun karena pihak orang tua tidak mempunyai kemampuan baik dari segi waktu dan sebagainya, maka mereka menyerahkan sebagian tanggung jawabnya kepada orang lain yang berkompeten untuk melaksanakan tugas mendidik.

Secara tidak sadar banyak orang tua yang menganggap bahwa ia telah mendidik anaknya bila memasukkan anaknya ke sekolah, padahal kewajibannya untuk mendidik itu belum cukup dengan memasukkannya ke sekolah saja, karena ia merupakan penanggung jawab utamanya.

2. Tugas dan tanggung jawab orang tua

Sebelum anak dewasa, orang tua berkewajiban untuk mendidik anaknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan. Seperti anak diajari berbicara, diajari berhitung, diajari membaca dan sebagainya.

Ketika anak mencapai usia belajar, maka orang tua harus bertanggung jawab memasukkan anknya ke sekolah dan membiayai pendidikannya di sekolah. Terhadap hal ini Abu Ahmadi mengemukakan sebagai berikut :

“Keluarga adalah wadah yang sangat penting diantara individu dan grup, dan merupakan kelompok sosial individu yang pertama dimana anak-anak menjadi anggotanya. Dan keluarga sudah barang tentu yang pertama menjadi tempat untuk mengadakan sosialisasi anak-anak. Ibu, ayah dan saudara-saudaranya


(19)

adalah orang yang pertama dimana anak mengadakan kontak sosial dan pertama pula untuk mengajarkan hal-hal tertentu kepada anak itu sampai anak memasuki sekolah”.4

Dari keterangan ini dapat diketahui bahwa orang tua memegang peran penting dalam pendidikan anaknya. Setelah anak masuk sekolah bukan berarti tugas dan tanggung jawab orang tua mendidik anak berakhir, karena sekolah tidak mungkin dapat membina anak dengan baik tanpa dukungan orang tua, dan alokasi waktu yang tersedia di sekolah sangat terbatas.

Tanggung jawab orang tua khususnya ayah dalam merawat, mengasuh dan mendidik anak, diharapkan pada akhirnya dapat membentuk anak menjadi insan kamil (manusia yang sempurna). Baik sempurna dalam melaksanakan perintah dalam kehidupan sehari-hari maupun melaksanakan perintah (peraturan-peraturan) yang berlaku didalam lingkungan masyarakat sekitarnya. Allah SWT berfirman :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. At-Tahrim :6)5

4

Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1992), h.103

5


(20)

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa kita harus memelihara diri kita dan keluarga kita dari api neraka. Oleh karena itu pendidikan agama sangat penting untuk diberikan kepada anak sedini mungkin. Agar mereka tidak terjerumus kepada perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama.

Peran orang tua dalam membina anak pada garis besarnya terbagi dua yaitu mensejahterakan kebutuhan fisik dan kebutuhan mental rohani. Terhadap hal ini redaktur majalah keluarga mengemukakan sebagai berikut : Diantara bentuk perwujudan tanggung jawab dalam membina anak adalah dengan mensejahterakan kehidupan mereka. Semua nara sumber sependapat bahwa kesejahteraan anak itu meliputi segi fisik (jasmani) dan mental (rohani).6

Tanggung jawab dalam segi mental rohani merupakan masalah penting karena kualitas pribadi anak merupakan hasil dari pembinaan mental rohaninya. Salah satu bagian dari tanggung jawab pembinaan mental rohani anak adalah menyekolahkan anak ke sekolah.

Untuk membina mental rohani anak di sekolah tidak memadai waktu dan kemampuan guru yang harus melayani jumlah siswa yang cukup banyak. Karena itu untuk memperoleh prestasi belajar yang baik maka orang tua harus membantu anak dengan masalah-masalah yang dihadapinya. Adanya tanggung jawab bersama antara sekolah dengan keluarga dikemukakan oleh Abu Ahmadi sebagai berikut :

Dalam kehidupan sehari-hari kita mengetahui bahwa sekolah dan keluarga itu membagi tanggung jawab untuk mendidik anak. Satu pendapat yang

6


(21)

ekstrim mengatakan bahwa tiap grup itu harus mengetahui keluarga tiap-tiap anak. Misalnya mengadakan diskusi, konferensi dengan orang tuanya untuk kemajuan si anak, disamping itu juga untuk memberanikan orang tua dan untuk mengunjungi sekolah dan sebagainya.7

Tanggung jawab orang tua dalam membina anaknya antara lain membantu kesulitan belajar anaknya, mengontrol hasil belajar anaknya, memberi saran dan petunjuk dalam belajar. Bantuan yang paling penting adalah memberi motivasi belajar agar anaknya belajar dengan sungguh-sungguh dan serius.

Dalam memberi motivasi kepada anaknya, orang tua dalam memberi motivasi, maka tinggal menentukan teknik yang digunakannya, yaitu apakah dengan cara memberi hadiah atau dengan cara memberi hukuman atau denga cara kompetensi (persaingan). Melalui pilihan cara ini anak diberi motivasi agar belajar lebih baik lagi, biasanya orang tua tahu dengan kelemahan anak karena itu mereka dapat memilih cara pemberian motivasi yang benar.

Dari devinisi di atas motivasi adalah suatu dorongan yang timbul dari diri suatu individu baik dari dalam maupun dari luar yang terbagi dalam dua macam motivasi : intrinsik dan ekstrinsik.

Untuk membangkitkan motivasi seorang anak maka diperlukan peranan orang tua agar motivasi dalam diri anak dapat mencapai tujuan yang maksimal. Maka sintesis dari motivasi yang diberikan oleh orang tua adalah agar anak

7


(22)

memiliki rasa tanggung jawab, disiplin yang tinngi, memiliki rasa percaya diri, kepribadian yang baik dan memiliki kemampuan bekerja keras.

Adapun kewajiban-kewajiban orang tua (terutama ayah) terhadap anak antara lain sebagai berikut :

1). Orang tua hendaknya memberi nama anak-anaknya dengan nama yang baik. 2). Memberikan pendidikan kepada anak-anaknya.

3). Memperlakukan dengan adil diantara anak-anaknya

4). Menolong mereka untuk berbuat kebaikan dan tidak segera menindak dengan keras terhadap kenakalan anak-anaknya.8

Pada hakekatnya setiap orang tua mengharapkan anak-anaknya kelak akan tumbuh dan berkembang supaya menjadi anak yang baik, memberikan ilmu pendidikan yang benar, memperlakukan anak yang seadil-adilnya tanpa membedakan yang satu dengan yang lainnya serta selalu menolong anak untuk berbuat kebaikan. Mendidik sopan santun terhadap anak harus dilakukan sedini mungkin, mengajarkan sopan santun termasuk pembentukan budi pekerti atau akhlak mulia.

Akhlak terpuji bagi anak selalu didambakan oleh setiap orang tua. Oleh karena itu maka sebagai orang tua berkewajiban untuk memberikan bimbingan kepada anak secara terus-menerus, baik bersopan santun maupun tingkah laku sehari-hari karena hal tersebut pada umumnya akan dilihat, ditiru dan diikuti oleh anak-anaknya. Semua itu merupakan tugas dan tanggung jawab orang tua

8


(23)

selaku pendidik utama dan pertama sebelum anaknya dimasukkan ke lembaga pendidikan.

3. Pengertian dan fungsi motivasi a. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata motive yang artinya segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa motif adalah rangsangan atau dorongan daya yang membangkitkan seseorang untuk melakukan sesuatu.

Menurut Sarlito Wirawan Sarwono, istilah motivasi merupakan istilah yang menunjukkan kepada seluruh proses gerakan itu, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan.

Selanjutnya menurut M. Alisuf Sabri, motivasi adalah suatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong untuk memenuhi sesuatu kebutuhan dan sesuatu yang dijadikan motivasi itu merupakan suatu kepuasan yang telah diterapkan individu sebagai suatu kebutuhan akan tujuan nyata yang ingin dicapai.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, motivasi diartikan sebagai “Dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu. Usaha yang dapat


(24)

menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakunya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.10

Sehubungan dengan motivasi belajar, teori Behavior yang dikemukakan oleh Waston sebagai berikut : Pengetahuan harus bersifat positif sehingga objeknya harus dapat diamati ialah berupa tingkah laku. Tingkah laku ialah reaksi organisme sebagai keseluruhan sebagai perangsang dari luar.11

Dari beberapa devinisi yang dikemukakan dapat diketahui bahwa istilah motivasi itu berhubungan dengan kekuatan yang timbul dalam diri manusia untuk melakukan sesuatu karena dipengaruhi oleh rangsangan-rangsangan. Rangsangan itu ada yang timbul dari diri sendiri karena naluri atau karena dipengaruhi oleh pengaruh luar baik berupa saran, hukuman atau ganjaran.

Melihat sumber yang mempengaruhi lahirnya motif, motivasi itu dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu : motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Motivasi intrinsik adalah motif yang berasal dari diri sendiri, terhadap hal ini Amir Daien Indrakusuma mengemukakan sebagai berikut :

“Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ialah motivasi yang berasal dari

10

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka 1988), h. 389

11


(25)

dalam diri anak itu sendiri”.12 Faktor yang menimbulkan motivasi intrinsik antara lain : adanya kebutuhan, adanya pengetahuan tentang kemajuan sendiri dan adanya aspirasi atau cita-cita. Ketiga faktor inilah yang melahirkan motivasi pada anak.

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang lahir karena adanya dorongan atau pengaruh yang datang dari luar. Terhadap hal ini Amir Daien mengemukakan sebagai berikut : “Yang dimaksud motivasi ekstrinsik ialah motivasi atau tenaga-tenaga pendorong yang berasal dari luar diri anak. Motivasi ini ada pula yang menyebutnya incetive atau perangsang”. Motivasi ekstrinsik terdiri dari beberapa kategori , yaitu ganjaran, hukuman dan persaingan atau kopetisi.

Ganjaran merupakan motivator yang bersifat ekstrinsik, karena itu ganjaran merupakan alat pendidikan represif yang bersifat positif. Ganjaran sebagai alat motivasi dapat menjadikan pendorong bagi anak-anak untuk belajar lebih baik dan lebih giat lagi.

Hukuman dapat menjadi motivator yang bersifat ekstrinsik, yaitu bila seorang anak mendapat hukuman karena nakal atau lalai maka ia tidak akan mengulangi kembali kesalahan yang telah dilakukan sehingga dengan adanya hukuman tersebut dapat mendorong anak berbuat baik dan positif.

Setiap manusia membutuhkan penghargaan dan kedudukan sebab penghargaan dan kedudukan itu penting bagi pertumbuhan dan

12

Amir Daien Indrakusumah, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: PT. Usaha Nasional, 1983), h. 162


(26)

perkembangan. Untuk memperoleh kedudukan dan penghargaan diperlukan usaha yang serius karena mereka harus bersaing dengan sesamanya. Usaha yang dilakukan untuk memperoleh kedudukan dan penghargaan didorong oleh berkompetisi.

Menurut Gibson, Ivancevich dan Donnelly, dalam bukunya Organization, mengemukakan sebagai berikut : Motivasi adalah suatu konsep yang dapat digunakan ketika memulai dan berprilaku secara langsung sesuai dengan yang dikehendaki oleh pemimpin.13

Dari keterangan ini dapat diketahui bahwa persaingan atau kompetisi merupakan daya dorong atau motivasi untuk mencapai sesuatu.

Dilihat dari tujuan suatu motif, maka motivasi dapat digolongkan ke dalam beberapa golongan. Berikut ini penggolongan yang dikemukakan oleh Sarlito Wirasan Sarwono ; Sebenarnya banyak penggolongan motif menurut para ahli dari yang hanya mengenal satu motif seperti K. Goldstein (1939) yang hanya mengenal motif pertanyaan diri sendiri, sampai kepada yang membuat dua motif seperti H.A. Murray (1938). Tetapi disini akan ditelaah satu cara penggolongan motif saja yaitu yang dibuat oleh W.I. Thomas (1923) sebagai berikut:

1). Motif rasa aman yaitu motif dasar dan primer, yang meliputi kebutuhan akan rasa aman dan terhindar dari bahaya. Tergolong ke dalam motif ini adalah motif yang didasri oleh kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut :

13

James L. Gibson, John M. Ivancevich dan James H. Donnely, Organization, (Texas: Businnes Publication Inc, 1985), h. 100


(27)

a). Kebutuhan fisiologis, misalnya lapar, haus, kebutuhan seksual. Kebutuhan ini timbul sewaktu-waktu secara periodic dan ia akan reda sendiri jika sudah dipenuhi. Dalam keadaan ekstreem, kebutuhan ini menjadi vital dan bisa membahayakan bila tidak dipenuhi kebutuhannya.

b). kebutuhan akan keselamatan, yaitu kebutuhan untuk melindungi diri dari ancaman bahaya baik dari luar maupun dari diri sendiri.

c). kepercayaan dan kesesuaian diri dengan lingkungan. Kebutuhan ini timbul karena manusia sering tidak cukup mengetahui gejala-gejala alam disekelilingnya dantidak bisa menguasai gejala-gejala tersebut sehingga manusia menyusun sistim kepercayaan seperti motis, legenda dan sebagainya.

2). Motif respon, berasal dari kebutuhan akan keselamatan kemudian berkembang dan menjadi motif sendiri. Motif respon merupakan keinginan untuk berhubungan dengan manusia lain secara intim dan bersahabat. Motif ini bersifat terus-menerus dan ada pada setiap saat. Termasuk dalam motif ini adalah kasih sayang, cinta romantis, sosialitas dan sebagainya.

3). Motif pengalaman baru adalah variasi seksual, keingintahuan, percaya diri, motif untuk menyimpang dan dominasi.

4). Motif pengenalan diri didasarkan oleh kebutuhan yang dipandang oleh masyarakat sebagai orang yang unik yaitu punya kepribadian sendiri,


(28)

termasuk ke dalam motif ini adalah : harga diri, status, prestise dan sebagainya.

Dari golongan menurut tujuannya ini dapat diketahui betapa pentingnya model motif manusia yang dapat dijadikan sebagai pendorong untuk memacu anak belajar. Anak dapat diancam dan diberi

imbalan melalui pemberdayaan faktor-faktor yang dapat dijadikan sebagai motivatornya.

b. Fungsi Motivasi

Motivasi sangat berperan dalam belajar. Dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar, dan dengan motivasi itu pulalah kualitas hasil belajar siswa juga kemungkinannya dapat diwujudkan. Sisiwa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Kepastian itu dimungkinkan oleh sebab adanya ketiga fungsi motivasi sebagai berikut :

1). Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan.

2). Penentu arah perbuatan yakni kea rah tujuan yang hendak dicapai.

3). Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai.

Berdasarkan arti dan fungsi motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi itu bukan hanya berfungsi sebagai penentu terjadinya suatu perbuatan tetapi juga merupakan penentu suatu hasil perbuatan. Sejalan


(29)

dengan arti dan fungsi motivasi tersebut dalam agama islam ada sejenis motivasi yang arti dan fungsinya sama yaitu “niat”, seperti yang dikemukakan oleh Rosulullah SAW dalam sebuah hadits “Sesungguhnya amal itu tergantung dari niatnya, dan setiap orang pasti akan mendapatkan sesuatu (balasan perbuatan) sesuai dengan niatnya.”

Dengan demikian niat itu sama dengan motivasi akan mendorong orang untuk bekerja atau melakukan sesuatu perbuatan dengan sungguh-sungguh (tekun) dan selanjutnya niat/motivasiitu pulalah yang akan menentukan pahala/balasan sebagai hasil perbuatannya.

4. Motivasi orang tua yang harus dilaksanakan

Motivasi orang tua yang harus dilaksanakan dapat dibagi menjadi dua yaitu : a. Motivasi yang bersifat material, diantaranya :

1). Orang tua dapat memberikan buku-buku kepada anak sebagai pedoman atau bahan masukan untuk belajar. Mungkin dengan adanya buku-buku, pada saat waktu luang anak dengan kegiatan membaca. Dengan demikian anak akan memperoleh wawasan atau ilmu pengetahuan baru dengan membaca. Hal ini berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar anak di sekolah.

2). Orang tua menyediakan media-media yang dibutuhkan oleh anak dalam meningkatkan prestasi belajarnya. Media tersebut bukan saja keperluan belajar yang primer saja seperti buku dan alat tulis lainnya, tetapi juga bagi orang tua yang mampu dapat menyediakan media elektronik seperti


(30)

computer. Dengan teknologi komputer dapat mengasah fungsi psikomotorik anak.

b. Motivasi yang bersifat non material

1). Orang tua memberikan bimbingan yang baik kepada anak, bahkan dari hal-hal yang sederhana. Membimbing anak bisa dilakukan dengan nasehat-nasehat, nasehat tersebut dapat diberikan misalnya pada saat sambil menyaksikan atau nonton televise, saat makan bersama, dan sebagainya. 2). Orang tua sebaiknya terlebih dahulu mengenalakan pemahaman mengenai

pembelajaran agama sebagai bekal dan pedoman penting bagi setiap manusia (tua, muda, anak-anak maupun dewasa) dalam menjalani kehidupan sehari-hari karena agar tujuan hidup dapat terlaksana dengan baik maka tidak lepas dengan penegakkan syariah agama. Disinilah sebagai orang tua sebaiknya memberikan pemahaman tersebut, contoh misalnya saja dalam belajar dijelaskan bahwa belajar itu penting dan wajib sesuai dengan hadits nabi yang berbunyi :

Artinya : “Menuntut ilmu wajib hukumnya bagi setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan.” (H.R. Bukhori Muslim)

Dari hadits tersebut dijelaskan bahwa belajar itu penting untuk masa depan kita, karena dengan belajar manusia akan tumbuh dengan cerdas dan akan


(31)

menjadi manusia yang berguna sehingga dapat meraih masa depan yang cemerlang.

Apabila motivasi orang tua tersebut dapat terlaksana maka prestasi belajar anak akan semakin meningkat. Karena orang tua adalah pendidik informal utama dan pertama bagi pelajar sebagai anak.

Menurut Dorothy Law Nolte, 1945 mengatakan “jika anak dibesarkan dengan celaan ia belajar memaki. Jika anak dibesarkan dengan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan denga cemoohan, ia belajar rendah diri. Jika anak dibesarkan dengan hinaan, ia belajar menyesali diri. Jika anak dibesarkan dengan teloransi, ia belajar menahan diri. Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan kasih saying dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan”.14

Dorothy Law Nolte memang bukan seorang pakar pendidik anak, tetapi puisi yang ia tuliskan menggambarkan tentang sebuah pola pendidikan dan hasilnya.

Dari sinilah maka orang tua harus pandai memilih motivasi mana dan bagaimana yang terbaik yang harus diberikan kepada anaknya dalam rangka meningkatkan prestasi balajarnya.

5. Indikator motivasi orang tua yang baik

Orang tua yang baik adalah orang tua yang sanggup memainkan peranan dirinya sebagai orang tua seoptimal mungkin di mata anak-anaknya. Peranan yang optimal itu ditandai salah satunya dengan kemampuannya dalam memunculkan apa yang dalam teori pengetahuan disebut success factors.

Beberapa indikator motivasi orang tua yang baik, antara lain :

14

Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, PAUD Investasi Masa Depan Bangsa, (Jakarta: 2006), h. 39.


(32)

a. Orang tua dapat memberikan buku-buku kepada anak sebagai pedoman atau bahan masukan untuk belajar. Mungkin dengan adanya buku-buku, pada saat waktu luang anak dengan kegiatan membaca. Dengan demikian anak akan memperoleh wawasan atau ilmu pengetahuan baru dengan membaca. Hal ini berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar anak di sekolah.

b. Orang tua menyediakan media-media yang dibutuhkan oleh anak dalam meningkatkan prestasi belajarnya. Media tersebut bukan saja keperluan belajar yang primer saja seperti buku dan alat tulis lainnya, tetapi juga bagi orang tua yang mampu dapat menyediakan media elektronik seperti computer. Dengan teknologi komputer dapat mengasah fungsi psikomotorik anak.

c. Orang tua memberikan bimbingan yang baik kepada anak, bahkan dari hal-hal yang sederhana. Membimbing anak bisa dilakukan dengan nasehat-nasehat, nasehat tersebut dapat diberikan misalnya pada saat sambil menyaksikan atau nonton televise, saat makan bersama, dan sebagainya. d. Orang tua sebaiknya terlebih dahulu mengenalakan pemahaman mengenai

pembelajaran agama sebagai bekal dan pedoman penting bagi setiap manusia (tua, muda, anak-anak maupun dewasa) dalam menjalani kehidupan sehari-hari karena agar tujuan hidup dapat terlaksana dengan baik maka tidak lepas dengan penegakkan syariah agama. Disinilah sebagai orang tua sebaiknya memberikan pemahaman tersebut.


(33)

B. Prestasi Belajar Siswa

1. Pengertian prestasi belajar

Prestasi adalah daya penggerak yang memotivasi semangat seseorang, karena kebutuhan berprestasi mendorong seseorang mengembangkan kreatifitas dan pengaktualan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi yang maksimal. Orang akan antisius berprestasi tinggi, asalkan kemampuan untuk itu diberikan kesempatan. Seseorang menyadari bahwa dengan mencapai prestasi yang tinggi akan dapat memperoleh reward (hadiah) yang besar.

Ashar Suntoyo berpendapat bahwa seseorang yang memiliki kebutuhan berprestasi yang lebih tinggi lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan dimana mereka memiliki tanggung jawab pribadi, akan memperoleh balikan dan tugas-tugas pekerjaannya memiliki resiko yang sedang.15

Prestasi merupakan hasil dari suatu kegiatan atau aktivitas manusia, seperti yang terdapat dalam kamus besar Bahasa Indonesia bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang pernah dilakukan atau dikerjakan. Banyak kegiatan yang dijadikan sarana untuk mendapatkan prestasi tergantung profersi masing–masing individu, dalam pendidikan prestasi merupakan hasil kegiatan belajar siswa yang berupa nilai-nilai, seperti pendapat para ahli berikut ini, yaitu prestasi adalah ”penilaian pendidikan tentang perkembangan dan

15


(34)

kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan serta nilai-nilai dalam kurikulum.16

Hakekat prestasi siswa menurut para ahli sebagai berikut :

Dalam bukunya yang berjudul Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Syaiful Bahri Djamarah mengutip pendapat beberapa ahli tentang prestasi, yaitu sebagai berikut:

a. W.J.S. Poerwadarminto berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan).

b. Mas’ud Khasan Abdul Qahar berpendapat bahwa prestasi adalah penilaian yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keulatan kerja.

c. Nasrun Harahap memberikan batasan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang

c. berkenaan dengan penguasaan bahan belajar kepada mereka serta nilai- nilai yang terdapat dalam kurikulum.17

Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil dari sesuatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individu maupun kelompok dalam bidang tertentu.

16

Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), h. 20.

17

Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), h. 19-21.


(35)

Menurut Utami Munandar prestasi adalah perwujudan atau hasil dari bakat dan kemampuan seseorang.18 Pendapat tersebut dapat menerangkan bahwa prestasi merupakan suatu hasil yang telah dicapai oleh seseorang karena melakukan suatu kegiatan. Tinggi rendahnya prestasi yang dimiliki seseorang dapat berubah sesuai dengan kemampuan seseorang saat melakukan perbuatan atau kegiatan yang dibebankan kepadanya.

Jadi prestasi adalah hasil yang dicapai seseorang dari yang pernah dikerjakan sesuai dengan masing-masing individu. Bagi siswa prestasi yang diperoleh merupakan hasil dari kegiatan belajar termasuk dalam pemanfaatan sarana belajar.

Prestasi belajar merupakan prestasi siswa yang telah melakukan kegiatan belajar dalam jangka waktu tertentu dan memperoleh nilai yang diberikan guru. Senada dengan itu Ign Masidjo mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah penilaian guru terhadap siswa untuk mengetahui seberapa jauh pnguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan.19

Penilaian belajar harus bersifat terukur dan dapat dilakukan dengan melalui tes, seperti yang dikemukakan D.C Marquis bahwa prestasi belajar adalah “kemampuan yang telah menyatu dan dapat diukur melalui tes”.20 Sejalan dengan itu ahli lain mengatakan bahwa “penilaian tidak bersifat edukatif danbiasanya dibuktikan dengan angka-angka sebagai indikasi dari hasil

18

Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak, (Jakarta: Gramedia, 1984), h. 162.

19

Ign. Masidjo, Penelitian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah, (Yogyakarta: Kanisius, 1995), h. 26.

20


(36)

belajar.21 Jadi prestasi belajar diperoleh dari tes-tes dan tugas-tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran yang berbentuk penilaian.

Dari beberapa pengertian para ahli tersebut di atas mengenai prestasi belajar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah penilaian-penilaian terhadap tingkat penguasaan yang dicapai siswa yang bersifat edukatif yang dibuktikan dengan angka-angka, data-data prestasi dari setiap mata pelajaran yang dikumpulkan kemudian disusun menjadi sebuah raport dan

dilaporkan kepada orang tua siswa setiap akhir semester. 2. Macam-macam prestasi belajar

Baik tidaknya pretasi belajar individu tergantung kepada bermacam-macam factor, antara lain :

a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor individual, seperti pertumbuhan dan kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi dan factor pribadi.

b. Faktor yang ada di luar individu yang disebut factor social, seperti keluarga, guru, alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.

Dalam belajar pemahaman merupakan factor yang penting. Sehingga dengan belajar diharapkan siswa dapat memahami hubungan antara pengetahuan dan pengalaman. Dengan belajar individu atau organisme memegang peranan

21

Winarno Surachmad, Pengantar Interaksi Mengejar Belajar Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran, (Bandung: Tarsito, 1992), h. 82.


(37)

yang sangat sentral, karena belajar tidak hanya dilakukan secara reaktif dan mekanisme saja, tetapi dilakukan secara sadar, bermotif dan bertujuan.

Setelah mengetahui makna kata prestasi dan belajar maka dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh yang berupa kesuksesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari kreativitas dalam belajar.

Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa prestasi belajar adalah “Penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di Sekolah yang menyangkut pengetahuan, kecakapan atau keterampilan yang dinyatakan sesudah hasil penelitian.

Menurut Permana Ahmadi prestasi belajar adalah “tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi di Sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah mata pelajaran”.22

Wujud prestasi belajar digunakan dalam kegiatan pengajaran di Sekolah adalah nilai raport. Nilai raport dalam penelitian ini adalah jumlah nilai raport kelas 5 selama satu tahun. Jumlah nilai raport tersebut mencerminkan kemampuan belajar siswa dalam mengikuti berbagai macam mata pelajaran selama satu tahun.

Untuk memperoleh prestasi di Sekolah siswa mwmwrlukan bantuan dan perhatian orang tua agar dapat menangkap atau mengikuti apa yang diajarkan gurunya di Sekolah. Jika belajar di Sekolah dipandang sebagai persiapan hidup

22

Permana Ahmadi, Pengukuran dan Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Lembaga Pembina UGM, 1998), h. 5.


(38)

di kemudian hari mempunyai arti bagi individu yang bersangkutan maupun masyarakat, maka prestasi belajar meliputi ruang lingkup yang sangat luas dan bervariasi.

Sebenarnya prestasi belajar pada tahap terakhir merupakan perkembangan kepribadian yang menjadi tujuan terakhir dari proses pendidikan dan pengajaran itu. Tetapi tujuan itu dicapai melalui interaksi siswa dengan kurikulum yang ada.

Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu proses perubahan yang menggambarkan tingkat kemampuan penguasaan, pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, sikap serta penguasaan diri dalam belajar yang ditunjukan dengan nilai atau hasil tes yang diberikan guru yang kemudian hasil tes tersebut dituangkan dalam raport.

Orang tua yang menginginkan anaknya mempunyai perubahan untuk berprestasi diharapkan agar memperhatikan dan memperkecil factor-faktor penghambat serta berusaha melengkapi factor-faktor pendukungnya.

3. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Aktivitas belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai factor, baik factor yang berasal dari dirinya (internal) maupun yang berasal dari luar dirinya (eksternal). Aktifitas belajar yang dicapai siswa pada hakekatnya merupakan interaksi antara dua factor tersebut.

Oleh karena itu, pengenalan orang tua terhadap factor yang dapat mempengaruhi aktifitas belajar siswa penting sekali artinya dalam rangka


(39)

membantu siswa dalam melakukan aktifitas belajar yang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

Adapun factor-faktor yang dimaksud meliputi hal-hal sebagai berikut : - Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal)

a. Faktor jasmani (fisiologi), baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh termasuk factor ini ialah panca indera yang berfungsi sebagaimana mestinya seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku.

b. Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, terdiri dari :

1). Faktor in-efektif, yang meliputi factor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat serta factor kecakapan nyata yaitu aktifitas yang dimiliki. 2). Faktor non in-efektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti

sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penguasaan diri.

- Faktor yang berasal dari luar ( eksternal) c. Faktor sosial yang terdiri dari :

1). Lingkungan sekolah 2). Lingkungan masyarakat 3). Lingkungan kelompok


(40)

e. Faktor lingkungan fisik seperti lingkungan rumah dan fasilitas belajar. f. Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.

Faktor dari lingkungan sekolah yang mempengaruhi belajar antara lain: kondisi ruangan, jumlah siswa, kondisi guru, kondisi peralatan belajar mengajar, alat peraga, cara guru mengajarnya dan manajemennya. Terhadap hal ini Ngalim Purwanto mengemukakan sebagai berikut :

Pengaruh factor lingkungan sekolah seperti guru, cara mengajarnya, alat yang digunakannya, lingkungan/susunan belajarnya, kesempatan yang tersedia dan motivasi sosialnya.

Dari keterangan ini dapat diketahui bahwa factor lingkungan sekolah berpengaruh terhadap aktivitas belajar dan prestasinya.

Faktor lingkungan yang paling dominant dalam mempengaruhi pendidikan anak adalah keluarga. Kondisi lingkungan keluarga berbeda-beda baik dilihat dari kondisi social ekonominya, status sosialnya maupun kondisi intelektualnya. Bila diperhatikan factor-faktor yang mempengaruhi proses belajar, maka pada garis besarnya kendala yang timbul bersumber dari tiga factor pula yaitu dari kondisi individu itu sendiri, dari lingkungan sekolah dan dari lingkungan social atau masyarakat termasuk keluarga.

Penghambat prestasi belajar yang bersumber dari individu cukup banyak antara lain : kematangan, kecerdasan, kemalasan, motivasi, kesehatan dan factor bawaan. Terhadap hal ini Ngalim Purwanto mengemukakan sebagai berikut :


(41)

Faktor penghambat dalam belajar antara lain kematangan yang belum cukup, kecerdasan yang rendah, kemalasan, motivasi yang rendah, kondisi fisik yang sakit dan factor bawaan seperti tingkat IQ yang rendah.

Faktor guru ini dijelaskan oleh 1 Jumhur sebagai berikut : Guru merupakan factor penting yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar, karena itu guru harus menguasai prinsip-prinsip belajar, disamping menguasai materi yang diajarkannya.

Dari keterangan ini dapat diketahui bahwa kondisi guru dapat menjadi penghambat dalam belajar. Guru ada yang disenangi oleh siswa ada juga yang membuat siswa merasa takut dan jenuh, karena pribadi guru itu berbeda-beda yaitu ada yang baik, ada yang galak, ada yang dapat memberikan penjelasan secara jelas dan ada guru yang Cuma memberi perintah untuk mencatat saja.

Belajar dalam ruang yang sempit karena jumlah siswa yang terlalu banyak dan dengan cuaca yang panas akan menjadi kendala juga dalam proses belajar mengajar. Sekolah yang peralatan belajarnya kurang, dapat menjadi penghambat dalam belajar. Seperti kekurangan buku pelajaran akan menyulitkan guru dalam memberi penjelasan. Kekurangan alat belajar dapat menjadi penghambat dalam proses belajar mengajar, sehingga prestasi yang diharapkan akan sulit untuk dicapai.

Seorang anak yang belum memenuhi kewajibannya kepada sekolah seperti membayar SPP, akan merasa takut atau malu dalam belajar karena biasanya kebijakkan sekolah yang cukup ketat, sehingga bila seorang siswa yang


(42)

belum memenuhi kewajibannya, lebih baik bolos dari pada terkena hukuman. Hal ini juga dapat menjadi penghambat keberhasilan prestasi siswa dalam proses belajar mengajar.

Lingkungan keluarga dapat menjadi penghambat balajar anak yaitu bila keluarga yang kurang memperhatikan kebutuhan belajar anak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar seseorang berbeda-beda hal ini dikarenakan oleh factor pendukungnya. Aktivitas belajar anak akan tercapai dengan baik bila factor pendukungnya baik pula. Factor- factor pendukung dari dalam diri anak sendiri maupun factor-faktor yang datang dari luar yaitu lingkungan sekolah maupun lingkungan social masyarakatnya.

Seberapa besar keberhasilan siswa dalam aktivitas belajar dapat dilihat dari kehadiran anak di sekolah, aktif dalam kegiatan belajar mengajar, kegemaran atau hobi yang positif dan memiliki kepribadian yang baik dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah maupun di sekolah.

4. Cara menentukan prestasi belajar

Banyak sekali cara yang dapat dilakukan untuk menentukan prestasi belajar, diantaranya yaitu dengan evaluasi dari guru. Setelah siswa melakukan proses belajar secara rutin, maka untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dilakukan oleh siswa tersebut berhasil atau tidak maka guru melakukan evaluasi dengan berbagai cara diantaranya dilakukan dengan :


(43)

- Tes lisan - Tulisan - Pilihan Ganda - Esai, dan lain-lain.

Dengan adanya evaluasi seperti yang dilakukan di atas maka dapat diukur sejauh mana kemampuan siswa dalam menerima pelajaran di sekolah.

5. Indikator prestasi belajar

Sampai saat ini masalah yang paling mendasar dalam system pendidikan nasional adalah efisiensi dalam menejemen pendidikan. Oleh karena itu berbagai ukuran efisiensi dan optimasi dalam manajemen pendidikan perlu dipantau dan dievaluasi secara terus menerus dan dalam waktu yang teratur.

Dalam skripsi ini indicator disimpulkan dalam bentuk raport. Raport diberikan kepada siswa setiap akhir semester. Dalam raport dijelaskan hasil nilai belajar siswa dari semua mata pelajaran yang telah diterima. Baik nilai harian maupun nilai ulangan-ulangan semester atau THB semua hasil tersebuat tertuang dalam bentuk nilai dan tertulis di buku raport tersebut. Jadi raport harus dimiliki oleh setiap siswa.

C. Asumsi / Anggapan Dasar

Dalam memacu anak giat belajar, orang tua harus memberikan motivasi sesuai dengan kondisi anak yaitu anak ada yang menjadi aktif bila diberi ganjaran, ada yang menjadi aktif bila diancam dengan hukuman, ada juga yang menjadi aktif bila dirangsang dengan persaingan.


(44)

Motivasi orang tua akan sangat berperan terutama dalam bentuk materil dan non materil, karena dengan adanya motivasi ini akan mempengaruhi semangat belajar anak. Semakin tinggi motivasi yang diberikan orang tua maka semakin tinggi pula semangat belajar anak guna mencapai prestasi yang baik. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah motivasi yang diberikan orang tua maka semangat belajar anak akan semakin rendah pula. Untuk itu diduga terdapat hubungan antara pemberian motivasi oleh orang tua dengan prestasi belajar anak sebagai siswa.

Dalam memberikan motivasi, orang tua harus konsekwen yaitu harus menepati janji sebab bila orang tua tidak menepati janji, maka untuk selanjutnya pemberian motivasi oleh orang tua menjadi tidak ditanggapi. Bila orang tua menepati janjinya baik yang bersifat ganjaran ataupun yang bersifat hukuman maka anak akan merasakan bahwa ia harus sungguh-sungguh belajar.

Pemberian motivasi harus disertai oleh control secara berkesinambungan sehingga pengaruh pemberian itu dirasakan terus oleh anak. Disamping itu orang tua harus membantu belajar anak di rumah sebab salah satu kemungkinan lemahnya belajar anak adalah karena potensi yang dimiliki anak sangat lemah. Dengan bantuan yang diberikan oleh orang tua maka anak akan timbul kepercayaan dirinya untuk dapat bersaing dengan kawan-kawannya.

D. Hipotesis Penelitian

Ha : Ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi orang tua dengan prestasi belajar siswa.


(45)

Ho : Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi orang tua dengan prestasi belajar siswa.


(46)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian dilakukan di SDN Curug 2 yang terletak di jalan Pondok Cibubur Komplek Pertamina Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Depok. 2. Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2008 sampai dengan Mei 2008.

B. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Pemberian motivasi oleh orang tua adalah variabel bebas = variabel x 2. Prestasi belajar siswa sebagai variabel terikat = variabel y

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 664 siswa dari seluruh siswa kelas V SDN Curug 2 Cimanggis Depok.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Adapun yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V sebanyak 111 siswa. Sampel ini diambil secara purposive sampling karena merupakan sampel bertujuan.


(47)

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan instrument angket (kuisioner). Angket tentang pemberian motivasi oleh orang tua dan prestasi belajar masing-masing 20 item, masing-masing item disediakan empat alternatif jawaban dengan pemberian skor sebagai berikut :

No Alternatif Skor

Pernyataan + Pernyataan – 1. Sangat Sering (SS) 4 1 2. Sering (S) 3 2

3. Jarang (J) 2 3 4. Tidak Pernah (TP) 1 4


(48)

KISI – KISI INSTRUMEN

No Variabel Dimensi Indikator

Variabel Variabel Positif Negatif Jumlah 1 Pemberian 1. Ekstrinsik - Perhatian 1, 2, 4 3, 5, 6 6 Motivasi orang orang tua

tua (variable x) - Pemberian 8, 10 7, 9, 11 5 diukur skala hadiah

sikap - Pemberian 14, 6 12, 13, 5 5 hukuman

- Pelayanan 17, 18, 20 4 orang tua 19

20 2 Variabel y 2. Aktvitas - Merencana- 1, 2 3, 4, 5 5 aktivitas belajar Belajar kan belajar

anak (diukur - Menyiap- 6, 8 7, 9, 10 5 dengan skala kan buku

perilaku) - Mengerja- 11, 13 12, 14 5 kan tugas 15

atau PR

- Waktu anak 16, 17 18, 20 5

belajar 19 20


(49)

Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diimterorestasikan.

Dalam proses ini digunakan statistic yang salah satu fungsi pokoknya adalah menyederhanakan data penelitian. Setelah data terkumpul kemudian data dikelompokkan dan ditabulasikan sesuai dengan variable masing-masing, yaitu : Variabel x (variabel bebas), yaitu pemberian oleh orang tua.

Variabel y (variabel terikat), yaitu aktivitas belajar anak.

Untuk mengukur kegiatan hubungan antara x dan y, digunakan rumus koefisien korelasi sebagai berikut :

N ( ∑xy) – (∑x)(∑y) rxy =

{N

x2 _ (

x)2} {N

y2 – (

y)2 }

Keterangan :

r xy = Angka indeks korelasi antara variabel x dan y

x = Jumlah skor x

y = Jumlah skor y

xy = Jumlah perkalian x dan y N = Jumlah responden

∑x2 = Jumlah kuadrat skor x

∑y2 = Jumlah kuadrat skor y Variabel x (variabel bebas)


(50)

BAB 1V

HASIL PENELITIAN

A. Kondisi Pendidikan SDN Curug 2 1. Sejarah berdirinya SDN Curug 2

Awal berdirinya SDN Curug 2 bernama SDN INPRES yang didirikan pada tahun 1977 -1978, dengan tanah seluas 1012 m2. Tanah tersebut adalah hibah dari PERTAMINA. Jumlah lokal SDN INPRES sebanyak 7 lokal yang digunakan untuk ruang kelas atau ruang belajar siswa, lalu ditambah 3 lokal dari hasil swadaya wali murid. 3 lokal hasil swadaya wali murid tersebut yaitu terdiri dari :

- Ruang Drum Band - Ruang Perpustakaan

- Ruang guru dan kantor Kepala Sekolah

Perhatian dan kepedulian wali murid terhadap lokal pendidikan sangatlah positif, sehingga hasil swadaya wali murid setiap tahun semakin meningkat dan lokal SDN Curug 2 pun semakin bertambah. Saat ini SDN Curug 2 mampu memiliki lokal ibadah sendiri yaitu berupa Musholla serta kantin, ruang komputer dan kamar mandi.

Adapun ekstrakulikuler unggulan SDN Curug 2 saat ini yaitu Pramuka dan Drum Band.


(51)

2. Letak Geografis (lokal) dan Sarana Prasarana SDN Curug 2

a. Letak Geografis SDN Curug 2

SDN Curug 2 terletak di Komplek Pertamina kelurahan Curug kecamatan Cimanggis Depok. Disebelah kanan berbatasan dengan Komplek Pertamina, sebelah kiri berbatasan dengan SDN Curug 5, di depan berbatasan dengan Komplek Pertamina dan di belakang berbatasan dengan Perumahan Pondok Cibubur.

b. Sarana dan Prasarana SDN Curug 2

Sarana dan Prasarana yang dimiliki SDN Curug 2 yaitu : Ruang kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang komputer, ruang Drum band, ruang UKS, ruang kantin, Lapangan Upacara, Lapangan olah raga, Musholla dan kamar mandi.

3. Keadaan guru dan murid SDN Curug 2 Cimanggis Depok

Keadaan guru dan murid di SDN Curug 2 Cimanggis Depok dapat dikemukakan dalam tabel sebagai berikut :

a. Guru

Tabel 1

Keadaan Guru SDN Curug 2

Status Guru Jumlah Jumlah Guru Keseluruhan Pegawai Negeri 14 21 Guru Kontrak 7

atau Guru Bantu


(52)

b. Murid

Tabel 2

Keadaan murid SDN Curug 2

Kelas Pembagian Jumlah Siswa Jumlah Siswa Kelas Perkelas Keseluruhan

I A 40 119

B 40

B 39

II A 40 118

B 39

C 39

III A 39 117

B 39

C 39

IV A 39 116

B 39

C 38

V A 37 111

B 37

C 37

VI A 42 83

B 41

Jumlah seluruh siswa SDN Curug 2 664


(53)

4. Struktur Organisasi SDN Curug 2


(54)

B. Deskripsi Data

Data Penelitian ini diambil dari siswa kelas V, dengan sample sebanyak kurang lebih 20 %. Data penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut

1. Pemberian motivasi oleh orang tua

Data tersebut akan dianalisa dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 3

(Data pemberian motivasi orang tua)

ITEM FREKWENSI (F) SS S J TP

1 10 5 3 2 2 9 9 2 - 3 11 7 1 1 4 16 3 1 - 5 7 10 3 - 6 13 5 1 1 7 10 8 2 - 8 11 8 - 1 9 13 6 1 - 10 9 10 1 - 11 13 7 - - 12 14 6 - - 13 13 7 - - 14 16 4 - - 15 15 5 - -

Maksud dari tabel ini untuk mengetahui sejauh mana pemberian motivasi orang tua terhadap siswa di SDN Curug 2 Cimanggis Depok.


(55)

2. Prestasi belajar siswa

Data tersebut akan dianalisa dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 4

Data pendukung prestasi belajar siswa ITEM FREKWENSI

SS S J TP 16 12 8 - - 17 10 9 1 - 18 13 7 - - 19 16 4 - - 20 9 8 3 - 21 18 1 1 - 22 19 1 - - 23 15 5 - - 24 18 2 - - 25 15 3 1 1

Maksud dari tabel ini untuk mengetahui bagaimana prestasi belajar siswa di SDN Curug 2 Cimanggis Depok.

Adapun data tentang nilai prestasi belajar siswa di SDN Curug 2 sebagai berikut :


(56)

Tabel 5

Data nilai prestasi belajar siswa

No Responden Nilai 1 82 2 85 3 89 4 80 5 78 6 82 7 73 8 75 9 89 10 96 11 73 12 80 13 85 14 89 15 84 16 72 17 78 18 72 19 80 20 85 Jumlah Nilai 1627

Nilai rata-rata 1627 : 20 81,35

Data tersebut diperoleh dari hasil wawancara dengan wali kelas kelas V di SDN Curug 2 Cimanggis Depok pada 14 – 17 April 2008.


(57)

C. Analisa Data

1. Analisa data pemberian motivasi oleh orang tua

Setelah data variabel x dan variabel y telah dieskripsikan di atas, maka selanjutnya akan dianalisa sebagai berikut :

Tabel 6

Data rata-rata pemberian motivasi orang tua siswa SDN Curug 2 Cimanggis Depok

ITEM Frekwensi (F) Perjanjian Jumlah Persentase Skor

SS 180 5 900 60 %

S 98 4 392 30 %

J 15 3 45 7 %

TP 5 2 10 3 %

Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa rata-rata skor motivasi oleh orang tua terhadap siswa kelas V di SDN Curug 2 Cimanggis Depok adalah sebagai berikut : SS & S = 90 % J & TP = 10 %

Dengan demikian berdasarkan tabel tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian terbesar orang tua (90%) sering memberikan motivasi kepada anaknya dan orang tua yang jarang atau tidak pernah memberikan motivasi kepada anaknya prosentasinya kecil (10%).

2. Analisa prestasi hasil belajar siswa

Data penunjang prestasi belajar siswa di SDN Curug 2 Cimanggis Depok dapat diuraikan dalam analisa tabel berikut


(58)

Tabel 7

Data penunjang prestasi hasil belajar siswa kelas V di SDN Curug 2 Cimanggis Depok

ITEM Frekwensi (F) Perjanjian Jumlah Persentase Skor

SS 145 5 725 60 % S 48 4 192 30 % J 6 3 18 1,5 % TP 1 2 2 0,5 %

Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa rata-rata hasil prestasi belajar siswa kelas V di SDN Curug 2 Cimanggis Depok adalah sebagai berikut :

SS & S = 98 % J & TP = 2 %

Berdasarkan tabel tersebut dapat dikemukakan bahwa sebagian besar siswa (98 %) mengadakan penunjang prestasi belajar yang sangat baik dan siswa yang penunjang prestasi belajarnya kurang prosentasinya kecil (2%) saja.


(59)

Tabel 8

Tabel rata-rata hasil prestasi belajar siswa di SDN Curug 2 Cimanggis Depok

Tingkat Prestasi Skor Nilai Frekwensi Baik 80 – 100 20 Cukup 68 – 79 - Kurang 50 – 67 -

Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa nilai prestasi belajar siswa rata-ratanya baik (92,35).

3. Analisa statistik korelasi antara pemberian motivasi oleh orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas V di SDN Curug 2 Cimanggis Depok.

Tabel 9 VARIABEL

N 20

xy 110271

x 1349

y 1627

x2 91349

y2 133177

Perhitungan korelasi variabel x (pemberian motivasi oleh orang tua) dan y (prestasi belajar siswa) dilakukan dengan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut :


(60)

N ( ∑xy) – (∑x)(∑y)

rxy =

{N

x2 _ (

x)2} {N

y2 – (

y)2 }

r

x y = 20 (110271) – (1349) (1627)

20 . 91349 – (1349)2 (20 . 133177) – (1627)2

r

xy = 2205420 – 2194823

( 1826980 – 1819801 ) ( 2663540 – 2647129 )

r

xy = 10597

( 7179 ) ( 16411 )

r

xy = 10597

117814569

r

xy = 10597 = 0,976

10854,25

Berdasarkan perhitungan data yang dilakukan, didapatkan hasil angka korelasi antara variabel X dan variabel Y tidak bertanda negative, maka di antara kedua variabel tersebut terdapat korelasi positif (korelasi yang berjalan searah). Dengan memperhatikan besarnya

r

xy yaitu 0,976 yang besarnya berkisar antara

0,90 – 1,00 berarti antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.

D. Interprestasi Data

Jika di interprestasikan dengan berkonsultasi pada tabel nilai “r” maka df = N – r

= 20 – 2 = 18

Tabel nilai “r” Product momen dengan df sebesar 18 pada taraf signifikansi 5% diperoleh

r

tabel = 0,444 ; sedangkan pada taraf signifikansi 1%


(61)

diperoleh

r

tabel = 0,561. Karena

r

xy atau

r

o pada taraf signifikansi 5% lebih besar

dari

r

tabel atau

r

t, maka pasa taraf signifikansi 5% hipotesa 0 ditolak, sedangkan

hipotesa alternatif disetujui / diterima, berarti memang terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. Dan pada taraf signifikansi 1% nilai

r

xy atau

r

o juga lebih besar dari

r

tabel atau

r

t (0,976 > 0,561), maka pada taraf

ini pun hipotesa alternatif disetujui atau diterima. Ini berarti pada taraf signifikansi 1% terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y.

Dari interprestasi di atas dapat disimpulkan bahwa : 1. Pemberian motivasi orang tua

Dari hasil interprestasi terbukti bahwa orang tua siswa di SDN Curug 2 Cimanggis Depok sering memberikan motivasi terhadap anaknya dengan harapan agar anaknya menjadi siswa yang baik dan berprestasi.

2. Prestasi belajar Siswa

Berdasarkan data interprestasi tersebut dapat dikemukakan bahwa prestasi siswa di SDN Curug 2 Cimanggis Depok rata-rata cukup baik karena orang tuanya sering memberikan motivasi, sehingga siswanya sendiri terdorong untuk melakukan kegiatan prestasi yaitu :

11 Buku-buku yang diberikan orang tua membantu prestasi belajar saya 12 Di rumah saya selalu mengulangi pelajaran yang telah dipelajari di

sekolah

13 Saya senang belajar di sekoalah

14 Saya memperhatikan ibu / bapak guru saat menerangkan pelajaran 15 Saya patuh jika disuruh belajar di rumah

16 Saya mengerjakan PR walaupun tidak punya buku 17 Saya ingin sekolah sampai ke perguruan tinggi 18 Saya selalu mengikuti pelajaran dengan tekun 19 Saya ingin meraih prestasi terbaik di Sekolah 20 Saya selalu konsentrasi saat belajar di kelas


(62)

58

3. Korelasi antara pemberian motivasi orang tua dengan prestasi belajar siswa Dari interprestasi di atas dapat disimpulkan bahwa terdapatkorelasi atau hubungan yang positif dan sangat kuat atau sangat tinggi antara variabel X (motivasi orang tua) dan variabel Y (prestasi belajar siswa) di SDN Curug 2 Cimanggis Depok.


(63)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Orang tua siswa SDN CURUG 2 banyak atau sering sekali memberikan

motivasi terhadap putera-puterinya.

2. Prestasi belajar siswa SDN Curug 2 rata-rata baik hal itu kemungkinan disebabkan karena adanya motivasi orang tua sehingga siswa terdorong untuk melakukan penunjang prestasi belajar.

3. Pemberian motivasi orang tua ada korelasi yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa, karena orang tuanya sering memberikan motivasi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai sumbang pikir peneliti untuk dijadikan sebagai bahan masukan dan saran-saran, antara lain :

1. Orang tua

Orang tua senantiasa lebih meningkatkan pola bimbingan dan perhatiannya untuk memberikan motivasi agar anak tetap mempunyai prestasi belajar disekolah atau agar prestasi belajar anak di sekolah semakin meningkat. 2. Anak sebagai siswa

Lebih meningkatkan prestasi belajarnya guna menghasilakan prestasi belajar yang baik dan memuaskan di sekolah.


(64)

3. Guru dan Kepala Sekolah

Agar lebih meningkatkan kinerjanya dalam mengajar dan membimbing anak dengan memberikan bimbingan secara berkesinambungan dan sekaligus lebih sering berkoordinasi atau berkomunikasi dengan orang tua siswa agar lebih memberikan motivasi semaksimal mungkin terhadap putera-puterinya. Karena anak yang mendapatkan motivasi yang baik dari orang tuanya akan menghasilkan prestasi belajar yang sangat baik pula dibandingkan dengan anak yang tidak pernah atau kurang mendapatkan motivasi dari orang tuanya.


(1)

Tabel 8

Tabel rata-rata hasil prestasi belajar siswa di SDN Curug 2 Cimanggis Depok

Tingkat Prestasi Skor Nilai Frekwensi

Baik 80 – 100 20

Cukup 68 – 79 -

Kurang 50 – 67 -

Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa nilai prestasi belajar siswa rata-ratanya baik (92,35).

3. Analisa statistik korelasi antara pemberian motivasi oleh orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas V di SDN Curug 2 Cimanggis Depok.

Tabel 9 VARIABEL

N 20

xy 110271

x 1349

y 1627

x2 91349

y2 133177

Perhitungan korelasi variabel x (pemberian motivasi oleh orang tua) dan y (prestasi belajar siswa) dilakukan dengan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut :


(2)

N ( ∑xy) – (∑x)(∑y) rxy =

{N

x2 _ (

x)2} {N

y2 – (

y)2 }

r

x y = 20 (110271) – (1349) (1627)

20 . 91349 – (1349)2 (20 . 133177) – (1627)2

r

xy = 2205420 – 2194823

( 1826980 – 1819801 ) ( 2663540 – 2647129 )

r

xy = 10597

( 7179 ) ( 16411 )

r

xy = 10597 117814569

r

xy = 10597 = 0,976 10854,25

Berdasarkan perhitungan data yang dilakukan, didapatkan hasil angka korelasi antara variabel X dan variabel Y tidak bertanda negative, maka di antara kedua variabel tersebut terdapat korelasi positif (korelasi yang berjalan searah). Dengan memperhatikan besarnya

r

xy yaitu 0,976 yang besarnya berkisar antara 0,90 – 1,00 berarti antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.

D. Interprestasi Data

Jika di interprestasikan dengan berkonsultasi pada tabel nilai “r” maka df = N – r

= 20 – 2 = 18

Tabel nilai “r” Product momen dengan df sebesar 18 pada taraf signifikansi 5% diperoleh rtabel = 0,444 ; sedangkan pada taraf signifikansi 1%


(3)

diperoleh rtabel = 0,561. Karena rxy atau ro pada taraf signifikansi 5% lebih besar

dari

r

tabel atau

r

t, maka pasa taraf signifikansi 5% hipotesa 0 ditolak, sedangkan

hipotesa alternatif disetujui / diterima, berarti memang terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. Dan pada taraf signifikansi 1% nilai rxy atau ro juga lebih besar dari rtabel atau

r

t (0,976 > 0,561), maka pada taraf

ini pun hipotesa alternatif disetujui atau diterima. Ini berarti pada taraf signifikansi 1% terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y.

Dari interprestasi di atas dapat disimpulkan bahwa : 1. Pemberian motivasi orang tua

Dari hasil interprestasi terbukti bahwa orang tua siswa di SDN Curug 2 Cimanggis Depok sering memberikan motivasi terhadap anaknya dengan harapan agar anaknya menjadi siswa yang baik dan berprestasi.

2. Prestasi belajar Siswa

Berdasarkan data interprestasi tersebut dapat dikemukakan bahwa prestasi siswa di SDN Curug 2 Cimanggis Depok rata-rata cukup baik karena orang tuanya sering memberikan motivasi, sehingga siswanya sendiri terdorong untuk melakukan kegiatan prestasi yaitu :

11 Buku-buku yang diberikan orang tua membantu prestasi belajar saya 12 Di rumah saya selalu mengulangi pelajaran yang telah dipelajari di

sekolah

13 Saya senang belajar di sekoalah

14 Saya memperhatikan ibu / bapak guru saat menerangkan pelajaran 15 Saya patuh jika disuruh belajar di rumah

16 Saya mengerjakan PR walaupun tidak punya buku 17 Saya ingin sekolah sampai ke perguruan tinggi 18 Saya selalu mengikuti pelajaran dengan tekun 19 Saya ingin meraih prestasi terbaik di Sekolah 20 Saya selalu konsentrasi saat belajar di kelas


(4)

58

3. Korelasi antara pemberian motivasi orang tua dengan prestasi belajar siswa Dari interprestasi di atas dapat disimpulkan bahwa terdapatkorelasi atau hubungan yang positif dan sangat kuat atau sangat tinggi antara variabel X (motivasi orang tua) dan variabel Y (prestasi belajar siswa) di SDN Curug 2 Cimanggis Depok.


(5)

60

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Orang tua siswa SDN CURUG 2 banyak atau sering sekali memberikan

motivasi terhadap putera-puterinya.

2. Prestasi belajar siswa SDN Curug 2 rata-rata baik hal itu kemungkinan

disebabkan karena adanya motivasi orang tua sehingga siswa terdorong untuk melakukan penunjang prestasi belajar.

3. Pemberian motivasi orang tua ada korelasi yang signifikan terhadap prestasi

belajar siswa, karena orang tuanya sering memberikan motivasi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai sumbang pikir peneliti untuk dijadikan sebagai bahan masukan dan saran-saran, antara lain :

1. Orang tua

Orang tua senantiasa lebih meningkatkan pola bimbingan dan perhatiannya untuk memberikan motivasi agar anak tetap mempunyai prestasi belajar disekolah atau agar prestasi belajar anak di sekolah semakin meningkat.

2. Anak sebagai siswa

Lebih meningkatkan prestasi belajarnya guna menghasilakan prestasi belajar yang baik dan memuaskan di sekolah.


(6)

61

3. Guru dan Kepala Sekolah

Agar lebih meningkatkan kinerjanya dalam mengajar dan membimbing anak dengan memberikan bimbingan secara berkesinambungan dan sekaligus lebih sering berkoordinasi atau berkomunikasi dengan orang tua siswa agar lebih memberikan motivasi semaksimal mungkin terhadap putera-puterinya. Karena anak yang mendapatkan motivasi yang baik dari orang tuanya akan menghasilkan prestasi belajar yang sangat baik pula dibandingkan dengan anak yang tidak pernah atau kurang mendapatkan motivasi dari orang tuanya.


Dokumen yang terkait

Hubungan antara dukungan orang tua dalam belajar membaca dengan kemampuan membaca siswa kelas 2 SDN Bakti Jaya 3 Depok

0 7 99

HUBUNGAN MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP MUHAMMADIYAH 29 CINANGKA SAWANGAN DEPOK

11 35 68

DAMPAK PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR KELAS V SDN 4 Dampak Penggunaan Teknologi Informasi Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas V SDN 4 Sragen Tahun Pelajaran 2016/2017.

0 4 12

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V DI SD MUHAMMADIYAH 23 Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Dan Motivasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V Di SD Muhammadiyah 23 Semanggi Tahun Ajaran 2015/2016.

0 3 17

PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN 1 TREMES Pengaruh Bimbingan Orang Tua Dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V SDN 1 Tremes Sidoharjo Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 9

PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN 1 TREMES Pengaruh Bimbingan Orang Tua Dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V SDN 1 Tremes Sidoharjo Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 15

PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI MOJOREJO 2 KARANGMALANG SRAGEN.

0 0 16

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS V PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI 1 KEBAK KECAMATAN KEBAKKRAMAT KABUPATE

0 0 14

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SD KELAS V.

1 4 116

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS V SDN DI GUGUS II KECAMATAN GALUR KULON PROGO.

0 0 131