9
2.1.2 Densifikasi Biomasa Menjadi Pellet
Biomasa pada umumnya memiliki volume yang besar sehingga tidak efisien dalam pengangkutan dan penanganannya. Sehingga untuk mengatasi masalah
tersebut volume biomasa perlu dikecilkan dengan dimampatkan dengan alat press. Pengaplikasian tekanan apalagi dengan suhu tinggi membuat biomasa tersebut akan
mampat dan merekat kuat. Pemampatan tersebut akan membuat bahan bakar padat yang memiliki densitas lebih tinggi dan energi tiap volumenya sama. Pada umumnya
dengan cara ini tidak dibutuhkan lagi tambahan perekat dari luar, karena senyawa lignin dalam biomasa tersebut yang akan berperan sebagai perekat.
Pellet saat ini diproduksi hingga skala besar dan penggunanya besar sedangkan briket umumnya diproduksi pada skala lebih kecil dan penggunanya tidak sebanyak pellet.
Baik pellet maupun briket dibuat dari kayu keras dan kayu lunak. Secara sepintas kita bisa membedakan pellet dan briket berdasarkan dimensinya. Pellet berukuran
lebih kecil dengan diameter sekitar 10 mm sedangkan briket berukuran lebih besar dengan ukuran sekitar 50 hingga 100 mm dengan panjang biasanya 60 hingga 150
mm dan bahkan lebih besar. Bahan bakar biomasa semakin mendapat perhatian dan diminati karena ramah lingkungan kandungan sulfurnya hampir nol dan termasuk
energi terbarukan. Aplikasi pellet dan briket biomasa ini untuk bahan bakar rumah tangga hingga industri.
Kandungan energi adalah suatu poin penting bagi sejumlah pemakai. Sebagai contoh tingginya nilai kalor bisa membuat suhu pembakaran yang lebih tinggi dan
10 berpotensi merusak tungku furnace. Pellet dan briket yang digunakan ekport perlu
disampling dan diuji untuk meyakinkan terhadap standar yang berlaku. Briket kayu atau Synthetic Logs atau Uncarbonized Briquette berbeda dengan briket arang,
karena bahan baku briket kayu ini adalah biomasa biasanya serbuk gergaji yang tidak diarangkan karbonisasi atau secara fisik menyerupai pellet kayu hanya
ukurannya lebih besar. Sebagai bahan bakar yang karbon netral karena berasal dari biomasa, pellet
dan briket adalah bahan bakar alternatif untuk pemanas-pemanas batubara dan boiler yang bisa digunakan untuk berbagai sistem pembakaran modern. Sebagai bahan
bakar baik briket maupun pellet sebanding dengan batubara dalam hal kandungan energi, dan menawarkan berbagai pengurangan emisi gas NOx dan Sox dan juga
kadar abu yang rendah. Di sejumlah negara di Eropa dan Amerika bahan bakar pellet dan briket ini semakin popular akhir-akhir ini karena dorongan untuk menngunakan
yang ramah lingkungan dan terbarukan. Mempertimbangkan Industri Wood Pellet dan Biomass Briquette Untuk Indonesia
Wood pellet lebih luas penggunaannya dibandingkan biomass briquette. Ukuran fisiknya lebih kecil 6-25 mm cylindrical dan tingkat kepadatannya juga lebih kecil
600-800 kgm3 dibandingkan biomass briquette screw type size 40-125 mm dan 1000-1400 kgm3.
Wood pellet juga diproduksi dari pabrik ukuran kecil hingga ukuran besar
atau massif, sedangkan biomass briquette hingga skala menengah saja. Sehingga hanya perusahaan-perusahaan besar modal kuat umumnya saja yang berinvestasi di
industri wood pellet. Pasar wood pellet dari rumah tangga, industri kecil menengah
11 hingga pembangkit listrik, sedangkan pasar biomass briquette berkisar dari rumah
tangga hingaa industri kecil dan menengah saja. Ditinjau dari bahan bakunya wood pellet dan biomass briquette menggunakan
jenis biomassa yang sama yakni serbuk gergaji sawdust dari kayu atau dalam bentuk woodchip. Bila kita tinjau lebih detail tidak semua bagian dari pohon
memiliki kandungan unsur yang sama. Lebih khusus untuk aplikasi wood pellet dan biomass briquette karena untuk aplikasi thermal bahan yang mengandung banyak
kalsium Ca yakni dibatang pohon menjadi pilihan utama. Sebagai negara tropis dengan besarnya luas wilayah, tanah yang subur dan
keanekaragaman hayati yang tinggi maka sangat potensial untuk produksi wood pellet dan biomass briquette baik untuk konsumsi lokal maupun pasar luar negeri
asalkan budidaya dan pengelolaan tumbuhan “kayu energi” tersebut secara berkesinambungan dengan memperhatikan kelestarian alam.
2.2. Wood Pellet Kaliandra Merah