4 Sistem Eksitasi Pembangkit Listrik Berbahan Bakar Pelet Kaliandra Merah

32

2.3.4.3 Reaksi Jangkar

Bila beban terhubung ke terminal generator maka pada belitan stator akan mengalir arus, sehigga timbul medan magnet pada belitan stator. Medan magnet ini akan mendistorsi medan magnet yang dihasilkan belitan rotor. Seperti yang dijelaskan pada Gambar: Gambar 2.10 Model Reaksi Jangkar

2.3.3. 4 Sistem Eksitasi

Berdasarkan cara penyaluran arus searah pada rotor generator sinkron, sistem eksitasi terdiri dari dua jenis yaitu sistem eksitasi dengan menggunakan sikat brushless excitation dan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat brushless. Ada dua jenis sistem eksitasi dengan menggunakan sikat yaitu : 1. Sistem eksitasi konvensional menggunakan generator arus searah. 2. Sistem eksitasi statis. Sedangkan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat terdiri dari : 1. Sistem eksitasi dengan menggunakan baterai. 2. Sistem eksitasi dengan menggunakan Permanen Magnet Generator PMG

2.3.5 Pembangkit Listrik Berbahan Bakar Pelet Kaliandra Merah

33 Dalam prinsip dasar konversi energi kita mengacu pada hukum kekekalan energi yaitu energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan melainkan hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Hampir semua bentuk energi, sebelum diubah menjadi energi listrik harus diubah dulu menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran. Termasuk diantaranya energi dalam bentuk angin, aliran air dan aliran uap semuanya harus diubah terlebih dahulu menjadi energi mekanik berbentuk putaran agar bisa dikonversikan menjadi energi listrik. Sementara uap diperoleh melalui proses pemanasan air di dalam boiler dan boiler memerlukan bahan bakar. Jadi, secara sederhana dapat kita katakan bahwa segala sesuatu yang dapat dibakar dan dipergunakan untuk memanaskan air sehingga air tersebut berubah menjadi uap bertekanan yang akan digunakan untuk memutar turbin uap yang dikopel dengan generator, dapat diubah menjadi energi listrik. Pelet Kaliandra Merah dapat dijadikan bahan bakar merupakan sebuah PLTU. PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut: 1. Air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap. 2. Uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran. 3. Generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan. 34 Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air. Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler. Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang. Sekalipun siklus fluida kerjanya merupakan siklus tertutup, namun jumlah air dalam siklus akan mengalami pengurangan. Pengurangan air ini disebabkan oleh kebocoran - kebocoran baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Untuk mengganti air yang hilang, maka perlu adanya penambahan air kedalam siklus. Kriteria air penambah make up water ini harus sama dengan air yang ada dalam siklus. Adapun bahan bakar boiler pada PLTU ini adalah pelet kayu Pohon Kaliandra Merah. Pohon Kaliandra Merah yang sudah ditebang, dikurangi kadara airnya, kemudian diolah menjadi potongan-potongan kecil berupa pelet.

2.3.6 Peralatan Utama pada PLTU berbahan Bakar Pelet Kaliandra a. Raw Water Tank