Kandungan Energi Efisiensi Pembangkit Output Daya

41

BAB IV ANALISIS DATA

4.1 Kandungan Energi

Heating Value HV atau Caloric Value adalah adalah nilai kalori yang dikeluarkan oleh 1 kilogram bahan bakar. Nilai kalori ada 2 macam, yaitu Low Heating Value LHV Nilai atas dan High Heating Value HHV Nilai bawah. Nilai atas bahan kalori HHV bahan bakar didapat dengan cara membakar bahan bakar tersebut sebanyak satu kilogram dengan menggunakan kalorimeter pada suhu 15 sehingga uap air yang didapat dengan pembakaran ini hasil pembakaran mengembun dan melepaskan kalori pengembunannya. Nilai bawah kalori LHV didapat dengan dengan cara mengurangi nilai atasnya dengan kalori pengembunan air yang dikandungnya. Pembakaran bahan bakar pada pembangkit listrik termal mengeluarkan gas buang pada suhu yang jauh di atas titik embun air, perhitungan neraca energi didasarkan pada nilai bawah kalori karena pada suhu gas buang setinggi itu air berada pada fase uap. Nilai bawah Kalori LHV disebut juga dengan Gross Calorific Value . Tabel di bawah menunjukkan hasil pengukuran terhadap wood pellet Kaliandra Merah. 42 Tabel 4.1. Gross Calorific Value Wood Pellet Kaliandra Adapun 1 kcal = 1, 163 watt, sehingga: 4710 x 1,163 = 5.477,73 watt = 5, 477 kw Jadi, energi yang dikandung oleh 1 Kg Pelet Kaliandra ekivalen dengan 5, 477 kw

4.2 Manajemen Bahan Bakar

Manajemen bahan bakar adalah metode pengelolaan yang dilakukan untuk menjamin ketersediaan bahan bakar dalam keadaan operasi secara kontinu selama setahun. Manajemen bahan bakar secara garis besar meliputi Ketersediaan bahan Parameters Unit A R As Received D B Dried Basis T e s t M e t h o d Total Moisture wt 5 . 8 - - - A S T M D 2 9 6 1 – 1 1 Ash Content wt 4 . 7 4 . 9 A S T M D 3 1 7 4 – 1 1 Volatile Matter wt 7 3 . 5 7 8 . 1 A S T M D 3 1 7 5 – 1 1 Fixed Carbon wt 1 6 . 0 1 7 . 0 B y D i f f e r e n c e Total Sulfur wt 0 . 1 6 0 . 1 8 ASTM D 3177 – 07 Gross Calorific Value KcalKg 4 4 3 6 4 7 1 0 A S T M D 5 8 6 5 – 1 1 a 43 bakar wood pellet selama setahun, jam operasi selama setahun, dan Kandungan energi yang dimiliki wood pellet.

4.2.1 Ketersediaan Wood Pellet Kaliandra per tahun

Ketersediaan bahan bakar Wood pellet Kaliandra sangat tergantung dengan luas lahan yang dikembangkan untuk menanam wood pellet. Menurut ICCTF Indonesian Climate Change Trust Fund, wood pellet yang dapat diolah dari 1 ha tanaman Kaliandra = 30 ton. Sehingga, untuk 200 ha Kaliandra, adalah 200 X 30 ton = 6000 ton.

4.2.2. Jam Operasi per tahun

Forced Outage Rated FOR merupakan rating yang menggambarkan jumlah jam gangguan generator tidak beroperasi dengan jumlah jam operasi dengan ditambah dengan jumlah jam gangguan. Menurut Djiteng, 2005 FOR pada PLTA berkisar pada 0,1. Sedangkan untuk PLTU berada pada rentang 0,1 – 0,5. Makin andal sebuah unit pembangkit, semakin kecil nilai FOR-nya. Untuk menentukan jam operasi selama setahun adalah dengan: FOR x 8760. untuk FOR 0.05. Maka jumlah gangguannya 0.1 x 8760 = 876 jam Sehingga, Jam operasi = 8760-876 = 7.884 jam Sehingga, diperoleh jam operasi selama setahun adalah 7.884 hari 44 Dari perhitungan tersebut, maka bahan bakar yang dipakai per jam adalah: 6000 ton 7.884 jam = 0.761 ton jam = 761 kg jam

4.3 Efisiensi Pembangkit

Efisiensi pembangkit η didefinisikan sebagai rasio antara energi output yang terpakai dengan daya input pada unit pembangkit dalam waktu tertentu. Tabel di bawah menunjukkan efisiensi dari berbagai jenis pembangkit. Tabel 4.2. Efisiensi Generator Sumber Tabel: Euro Electric 45 Dari tabel dapat dilihat bahwa efisiensi biomassa secara teoritis mencapai 35. Namun, kondisi aktual PLTU hanya mempunyai efisiensi sebesar 27.

4.4 Output Daya

Output pembangkit ini diperoleh dengan melakukan operasi perkalian antara Gross Caloric Value LHV bahan bakar wood pellet dengan efisiensi pembangkit. Sehingga energi yang dihasilkan adalah: Low Heating Value x efisiensi η = 5.477 watt x 0.27 = 1.478 watt Sehingga, Energi E yang diperoleh adalah sebesar 1.478 watt Energi yang dihasilkan oleh 1 kg Wood pellet dengan efisiensi 27 adalah sebesar 1,478 kw

4. 5 Biaya Bahan Bakar

Pohon Kaliandra yang sudah diolah menjadi wood pellet bahan bakar harganya berkisar antara Rp. 1.100 per kg atau Rp. 1.100.000 per ton ICCTF, 2011. Sehingga untuk 1 kg wood pellet Kaliandra seharga Rp. 1.100,- Maka, biaya untuk bahan bakar wood pellet per jam adalah: Harga per kw adalah: Rp.1.100 1,478 �� = Rp. 744,24 Jadi, harga listrik yang dihasilkan per kwh dengan mengabaikan biaya operasi, maintenance, dan investasi adalah sebesar Rp. 744,2 46

BAB V KESIMPULAN

1. Bahan bakar Wood Pellet Kaliandra merupakan salah satu bahan alternatif

PLTUdi masa depan dengan semakin berkurangnya cadangan bahan bakar fosil. 2. Ketergantungan kita terhadap bahan bakar yang bersumber dari energi fosil harus terus kita kurangi dengan mengembangkan teknologi berbasis bioemassa bioenergy. 3. Mudah dan murahnya pengembangbiakan dan pengolahan wood pellet Kaliandra akan menjadikannya sebagai bahan bakar alternatif di masa depan yang akan diperhitungkan. 4. Teknologi pengolahan wood pellet dan juga efisiensi pembangkitan masih perlu ditingkatkan.