Pengaruh pemberian sertifikasi qualified internal auditor (QIA) dan pengalaman kerja auditor internal terhadap kemampuan dalam mendeteksi fraud (studi empiris pada Perusahaan di Jakarta)

PENGARUH PEMBERIAN SERTIFIKASI
QUALIFIED INTERNAL AUDITOR (QIA) DAN
PENGALAMAN KERJA AUDITOR INTERNAL TERHADAP
KEMAMPUAN DALAM MENDETEKSI FRAUD
(Studi Empiris pada Perusahaan di Jakarta)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk memenuhi syarat-syarat untuk meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh
SYAHRONI ROMADHONI
NIM: 1 0 6 0 8 2 0 0 2 6 8 4

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M


SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama

: Syahroni Romadhoni

NIM

: 106082002684

Jurusan

: Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri yang
merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan
saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.
Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat, maka skripsi ini dianggap gugur
dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

serta gelarnya dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian
hari menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 21 Februari 2011

Syahroni Romadhoni

DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Curriculum Vitae

I.

DATA PRIBADI
Nama Lengkap

: Syahroni Romadhoni

Nama Panggilan


: Roni

Tempat/Tanggal Lahir

: Jakarta/05 Mei 1988

Alamat

: Gg. Sarmili Rt.001 Rw.07 No.30
Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan 12240

Kewarganegaraan

: Indonesia

Agama

: Islam

Status


: Menikah

Hobi

: Membaca, Mendengarkan Musik

e-mail

: syahroni13@yahoo.com

Telepon

: 021-7155 2119 / 0819 0895 3253

II. PENDIDIKAN FORMAL
SDN 17 Jakarta, Lulus Tahun 2000
SMP Al-Fajar Jakarta Lulus Tahun 2003
SMK Al-Fajar Jakarta, Jurusan Akuntansi, Lulus Tahun 2006
S1 UIN Syarif Hidayatullah, Jurusan Akuntansi, Lulus Tahun 2011


i

III. PENDIDIKAN NON FORMAL
- Kursus Komputer di SMK Al-Fajar Jakarta, Ms. Word, Excel, Power
Point, Lulus Tahun 2006
- Pelatihan Perakitan Komputer di Kelurahan Kebayoran Lama Utara,
Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) Tahun 2007
- Pelatihan

Kewirausahaan

dan

Internet,

Lembaga

Pengkajian


Pemberdayaan Masyarakat (LPPM) Madani, Tahun 2009

IV. PENGALAMAN ORGANISASI
- Wakil Ketua Rohis SMK Al-Fajar Jakarta, Tahun 2005
- Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMK Al-Fajar, Departemen
Beladiri, Tahun 2004
- Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Departemen Sosial dan
Agama (SOSAG), Periode 2008-2009
- Sekretariat Orang Tua Bimbingan Terpadu (ORBIT), Periode 2009-2010
- Sekretariat Rukun Tetangga (RT) 001 Rw.07, Periode 2009-2012
- Petugas Sensus Penduduk Tahun 2010

V. PENGALAMAN KERJA
- Magang di PT. Asuransi Jiwa CAR, Dept. Underwriting

2004

- Editor di Penerbit Zikrul Hakim Rawamangun

2006


- Tutor Bimbingan Belajar di Lembaga Pendidikan Universal

2007

- Tutor Kesetaraan Paket B dan C di PKBM Negeri 26 Bintaro

2008

ii

EFFECT OF CERTIFICATION QUALIFIED INTERNAL AUDITOR (QIA)
AND WORK EXPERIENCE OF INTERNAL AUDITORS
THE ABILITY TO DETECT FRAUD
(Empirical Study of Companies In Jakarta)

ABSTRACT

The main purpose of this study is to examine the certification effect of
Qualified Internal Auditors (QIA) and work experience on the ability of internal

auditors to detecting fraud. The method which is used in this resereach is
convenience sampling (collection of data based on convenience). The sample in
this study is the team leader, supervisor, and members of the internal audit firm
located in Jakarta by 43 respondens. The data used primary data that taken
directly from the respondents to the questionnaire technique. The quality test of
data which used in this study is validity test of using the Pearson Correlation and
reliability test used Cronbach Alpha and hypothesis test that used the coefficient
of determination (R2 ), F test, t test.
The results of this study indicate that the variables of QIA certification and
work experience of internal auditors have a significant effect to the ability to
detect fraud with a significance value of 0.000 < 0.05.
Keywords: QIA, experience, ability to fraud, fraud, internal auditors

iii

PENGARUH PEMBERIAN SERTIFIKASI QUALIFIED INTERNAL
AUDITOR (QIA) DAN PENGALAMAN KERJA AUDITOR INTERNAL
TERHADAP KEMAMPUAN DALAM MENDETEKSI FRAUD
(Studi Empiris pada Perusahaan di Jakarta)


ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pemberian
sertifikasi qualified internal auditor (QIA) dan pengalaman kerja auditor internal
terhadap kemampuan dalam mendeteksi fraud. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah convenience sampling (pengambilan data berdasarkan
kemudahan). Sampel dalam penelitian ini adalah para ketua tim, supervisor, dan
anggota audit internal perusahaan yang berada di wilayah DKI Jakarta sebanyak
43 responden. Pengumpulan data menggunakan data primer yaitu data yang
diambil langsung dari responden dengan teknik kuesioner. Uji kualitas data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dengan menggunakan Pearson
Correlation dan uji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha serta uji hipotesis
dengan menggunakan koefisien determinasi (R2 ), uji F, uji t.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pemberian
sertifikasi QIA dan pengalaman kerja auditor internal berpengaruh signifikan
terhadap kemampuan dalam mendeteksi fraud dengan nilai signifikansi sebesar
0,000 < 0,05
Kata kunci: qia, pengalaman, kemampuan fraud, kecurangan, auditor internal

iv


KATA PENGANTAR

‫ال رحمن ال رح يم‬

‫ب سم اه‬

Segala puji hanya milik Allah SWT yang tidak membutuhkan siapapun,
dengan kuasa-Nya seluruh alam semesta ini berada dalam keseimbangan.
Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW,
sahabat, serta para pengikutnya hingga akhir zaman yang setia membawa risalah
kebenaran di muka bumi ini.
Sekian tahun menempuh perkuliahan, akhirnya dengan terselesaikannya
skripsi ini penulis berada pada gerbang akhir proses pendidikan Sarjana pada
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Dan penulis ingin memberikan skripsi ini sebagai suatu penghormatan dan
tanda bakti khusus kepada pejuang-pejuang - ku
tercinta, Ibunda


yaitu kedua orangtua-ku

Isnaeni dan Ayahanda Suhaimi, yang telah mendidik,

membesarkan dan senantiasa menyertaiku dengan segala pengorbanan materi dan
sokongan motivasi yang tiada henti kepada penulis serta mendo’akan penulis
dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Ucapan terima kasih juga penulis
ucapkan kepada Adik-adik ku tersayang, Anfal Raya dan Annisa(alm) yang
takkan pernah berakhir meski kau telah tiada, namun engkau tetap di benak ku....
tunggulah syahid ku tiba menyambangi untuk bertemu bersama kembali. Kepada
Isteri-ku Tercinta Nur Maini, yang telah menemaniku selama proses skripsi

v

dengan penuh kesabaran, pengertian, serta dukungan yang sangat berharga dan tak
ternilai. Kau isteriku yang terbaik. Satu lagi, Buah Hati ku yang memberikan
motivasi yang tak ternilai, Ayah dan Bunda sangat rindu dan mena nti akan
kelahiran-mu untuk mempersiapkan engkau menjadi pribadi muslim(ah) yang
tangguh.
Dengan terselesaikannya skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada seluruh pihak yang telah
memberikan dukungan, moril maupun materil, yang secara langsung maupun
tidak langsung dari awal perkuliahan hingga tersusunnya skripsi ini, antara lain
kepada :
1. Bpk. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bpk. DR. Amilin, SE., Ak., M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah meluangkan waktu di tengah kesibukannya kepada penulis.
3. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang
telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.
4. Ibu Rahmawati, SE.,MM, selaku Ketua Jurusan Akuntansi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Yessi Fitri, SE.,Ak.,M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Seluruh staf pengajar yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, khususnya di
Jurusan Akuntansi. (Yaa Allah muliakanlah guru-guru kami dan muliakanlah
seluruh keturunan mereka)

vi

7. Seluruh karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan segenap ilmu dan bantuan serta pengalaman
berharga kepada penulis selama ini, khusunya Ibu Siska, Ibu Dewi, Bpk.
Rahmat, Bpk Sugeng, dll.
8. Ibu Yus, Ibu dr. Anna Uyainah Zn, Sp.PD, Drs. H. Ali Hamzah, M.Pd,
Dra. Hj. Maryam, Dra. Hj. Ubaidah, yang telah mendonaturkan dana kepada
penulis. Semoga amal Bapak dan Ibu mendapatkan ganjaran dari Allah SWT,
mudah-mudahan penulis dapat mengikuti jejak Bapak dan Ibu sekalian.
9. Drs. Sunarto, S.Pd, Cing Edi, Cing Tatah yang telah membantu dalam proses
perkuliahan hingga selesai.
10. Teman-teman Akuntansi E UIN SyaHid Jakarta ‘06 : Tompra, Alul, JheJhe,
Zezen, Intan, Ifah, Tami, Silvi, Weni, Filla, Astri, Chici, Youra, Izul, Tofan,
Ajat, Tomy Riyadi, serta seluruh teman Jurusan Akuntansi angkatan ‘06 yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas kebersamaan dalam suka, duka
perkuliahan, keceriaan, kebersamaan, kekompakan, persahabatan, cerita dan
pengalaman yang indah selama ini serta membantu penyelesaian studi penulis.
Akhir kata, besar harapan penulis akan kritik dan saran yang konstruktif
demi perbaikan di masa yang akan datang. Semoga tulisan ini dapat menambah
khazanah keilmuan dan bermanfaat bagi para pembaca. Amin.
Wassalamu’alaikum wr. Wb
Jakarta,

Februari 2011
Peneliti

Syahroni Romadhoni
vii

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................................ i
ABSTRACT .............................................................................................................. iii
ABSTRAK ................................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................................viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................xiii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................... 14
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ruang Lingkup Audit Internal ............................................................ 17
1. Pengertian Audit ......................................................................... 17
2. Pengertian Audit Internal ............................................................ 19
3. Pengertian Auditor Internal ......................................................... 23
4. Perbedaan Antara Auditor Internal dan Auditor Eksternal ......... 28
5. Peran Auditor Internal ................................................................. 32
2.2 Sertifikasi ........................................................................................... 40

viii

2.3 Pengalaman Kerja Auditor Internal .................................................. 45
2.4 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 47
2.5 Lingkup Pendeteksian Fraud ............................................................ 49
2.6 Keterkaitan Antarvariabel dan Perumusan Hipotesis ....................... 52
2.7 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 56
3.2 Metode Penentuan Sampel ................................................................ 56
3.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 57
3.4 Metode Analisis ................................................................................. 57
1. Uji Kualitas Data ........................................................................ 58
2. Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 59
3. Uji Asumsi Hipotesis ................................................................. 61
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ................................................. 64

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................... 68
1. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 68
2. Karakteristik Profil Responden ..................................................... 69

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................................ 72
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................................ 72

ix

2. Hasil Uji Kualitas Data .................................................................. 73
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................ 75
4. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................ 78
C. Pembahasan ........................................................................................ 82

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 85
B. Implikasi ............................................................................................. 86
C. Keterbatasan ....................................................................................... 87
D. Saran ................................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 89
LAMPIRAN .............................................................................................................. 92

x

DAFTAR TABEL

Nomor

Keterangan

Halaman

1.1

Kasus Kecurangan di Indonesia dan Luar Negeri ................................ 2

2.1

Perbedaan Auditor Internal dan Eksternal ........................................... 29

2.2

Penelitian Terdahulu ............................................................................ 50

3.1

Kriteria Korelasi ................................................................................... 59

3.2

Operasional Variabel Penelitan ............................................................ 66

4.1

Data Distribusi Sampel Penelitian ........................................................ 68

4.2

Data Sampel Penelitian ........................................................................ 69

4.3

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............... 70

4.4

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ..... 70

4.5

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan dalam
Penugasan Audit ................................................................................... 71

4.6

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ......... 72

4.7

Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................................ 73

4.8

Hasil Uji Validitas ................................................................................ 73

4.9

Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 75

4.10

Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................... 76

4.11

Hasil Uji Koefisien Determinasi .......................................................... 79

4.12

Hasil Uji Statisitik t .............................................................................. 80

4.13

Hasil Uji Statisitik F ............................................................................. 81

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Keterangan

Halaman

2.1

Kerangka Pemikiran .......................................................................... 55

4.1

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ........................... 77

4.2

Grafik Scatter Plot ............................................................................. 78

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Keterangan

Halaman

1.

Surat Izin Penelitian .................................................................................... 92

2.

Lembar Kuesioner Penelitian ...................................................................... 95

3.

Skor Jawaban Responden ............................................................................100

4.

Hasil Uji Regresi Berganda .........................................................................105

5.

Hasil Uji Kualitas Data ...............................................................................108

xiii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, akan mengakibatkan
persaingan

yang

semakin

meningkat

dan

kompleks.

Hal

tersebut

mengakibatkan semakin rumitnya masalah-masalah yang dihadapi oleh
manajemen perusahaan dalam menjalankan fungsi pengendalian dan
pengawasan terhadap kegiatan perusahaan. Agar tercapai pelaksanaan
pengawasan yang efektif, diperlukan suatu struktur pengawasan yang baik,
sehingga dapat membantu pencapaian tujuan perusahaan.
Dalam perkembangan yang terjadi adalah suatu perubahan yang tidak
dapat dihindari setiap zaman, perubahan yang terus-menerus terjadi yang
merupakan fenomena dalam kehidupan makhluk hidup di dunia. Dengan
kondisi tersebut negara menghadapi tantangan yang makin lama makin sulit
untuk dapat terselesaikan. Sementara bangsa Indonesia kini sedang
merebaknya penyakit berdimensi ekonomi, politik, kultur, moral, agama
bahkan sampai pada berbagai macam jenis penyakit yang terus menggrogoti
segala aspek kehidupan masyarakat pada saat ini, yaitu masalah korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN). Ketiga hal tersebut dapat dikategorikan ke
dalam bentuk kecurangan.
Berikut ini beberapa skandal yang menjadi fenomena dan dapat kita
pertanyakan keberadaan auditor internal atas kecurangan yang terjadi.

1

Tabel 1.1
Kasus Kecurangan di Indonesia dan Luar Negeri
Tahun

Kasus Kecurangan

2001

Eksekutif Enron (Perusahaan Energi) melakukan
manipulasi pembukuan melalui Arthur Anderson yang
menyebabkan mark-up laba Enron terdongkrak US$ 1
milyar untuk menyesatkan para investornya, yang
sesungguhnya adalah bangkrut.
2002
Adam Rustam pengelola investasi PT. Larasindo Jaya
Agritama yang didalamnya terdapat nama Qurnia Subur
Alam Raya (QSAR) menghanguskan dana Rp 500 miliar
atas 6.000 invesornya.
2002
WorldCom yang dipimpin oleh Bernard L. Madoff telah
melakukan penggelembungan keuntungan sebesar US$
3,85 milyar antara periode Juni 2001 sampai dengan Maret
2002, dengan memasukkan angka tersebut ke dalam pos
investasi yang seharusnya menjadi biaya operasi normal.
Kasus ini menjadi satu tragedi terbesar dalam sejarah
kehancuran finansial.
2004
Skandal Bank Global, membuat malu regulator dan
menyengsarakan nasabahnya. Hal ini diakibatkan ulah
pemiliknya yang membobol banknya sendiri, per
September 2004 bank ini tampak kokoh dengan rasio CAR
44,84% dan tidak sampai sebulan rasio CAR- nya minus
39%. Aset senilai Rp 1,8 triliun, sebanyak Rp 1,123 trilin
berupa surat berharga dan setelah diperiksa hanya ada
Rp200 miliar. Akibatnya nasabah kehilangan uang tidak
kurang dari Rp500 juta/nasabah dan sebanyak 411 rekening
dengan nilai Rp434,27 miliar tak dijamin pemerintah.
2008
Kerugian atas 5.000 nasabah atas penggelapan dana oleh
PT Antaboga Delta Sekuritas (ADS) dan Bank Century,
yang masing Rp1,378 triliun dan Rp1,12 triliun. Dana ini
menurut pihak kepolisian yang bekerjasama dengan
PPATK, sebesar Rp 276,7 triliun mengalir ke Robert
Tantular, Rp 248,144 miliar ke Anton Tantular, dan
Rp853,971 miliar mengalir ke Hartawan Alwi.
2009
PT Sarijaya Permana Sekuritas (SPS) dengan komisaris
utama Herman Ramli melakukan penggelapan dana
nasabah sebesar Rp 245 miliar. Selain nasabah, karyawan
pun menjadi korban karena pembayaran gaji yang
tersendat. Selain itu, kasus ini memakan korban jiwa,
Afwan S.H., kepala cabang SPS Sudirman mengakhiri
hidupnya dengan cara gantung diri di garasi mobilnya.
Sumber: (Tunggal, 2010).

2

Kecurangan dapat dilakukan oleh karyawan, biasanya didesain secara
langsung merubah kas atau aset lainnya demi keuntungan pribadi karyawan
tersebut. Kemudian kecurangan juga dapat dilakukan oleh pihak manajemen
yang lebih tidak tampak kecurangannya daripada kecurangan yang dilakukan
oleh karyawan, karena sering kali kecurangan semacam ini tidak terdeteksi
sampai terjadinya kerusakan atau kerugian besar yang menyulitkan
perusahaan. Maka dari itu setiap perusahaan dituntut untuk mewujudkan
pengelolaan yang baik (Good Governance) juga pengendalian intern bagi
setiap perusahaan. Pengendalian intern bagi suatu perusahaan (terutama yang
sudah go public) merupakan suatu keharusan untuk menciptakan manajemen
yang baik.
Untuk menjaga dan memelihara keefektifan pengendalian, maka
perusahaan biasanya memerlukan suatu bagian khusus yang disebut audit
internal. Bagian audit internal dalam pelaksanaannya memerlukan sumber
daya manusia yang telah dipilih secara objektif dan mempunya i kualifikasi
sesuai dengan kompetensinya, terampil, cakap dan yang lebih penting lagi
memiliki integritas dan kejujuran. Bagian ini bertugas mengawasi dan
mengevaluasi keefektifan setiap aktivitas pengendalian yang ada dalam
perusahaan dan menjaga agar seluruh prosedur dan ketentuan yang berlaku di
perusahaan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Tujuan audit internal menurut Tugiman (2004) adalah membantu semua
anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka dengan cara
menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar-komentar penting

3

mengenai kegiatan mereka. Audit internal berhubungan dengan semua tahap
kegiatan perusahaan, sehingga tidak hanya terbatas pada pemeriksaan terhadap
catatan-catatan akuntansinya saja, tetapi juga harus memahami permasalahanpermasalahan dan kebijakan manajemen.
Auditor internal berbeda dengan auditor eksternal atau akuntan publik.
Hal ini berkaitan dengan klien yang dihadapi oleh masing- masing auditor
tersebut. Akuntan publik yang profesional dapat menarik diri dari suatu
perjanjian ketika merasa meragukan integritas dan independensi terhadap
manajemen. Namun auditor internal yang profesional menghadapi berbagai
dilema dan kasus yang rumit. Auditor internal memiliki satu klien yakni
manajemen dari perusahaan yang dinaunginya. Sehingga tidak salah apabila
auditor internal dikatakan suatu profesi yang unik, karena auditor internal
sering dikatakan mata telinga dari pimpinan dimana auditor tersebut berada.
Untuk itu, auditor internal perlu meningkatkan kualitas kinerjanya agar dapat
menghasilkan informasi pengawasan yang dapat digunakan untuk mendeteksi
terjadinya risiko bisnis dikemudian hari.
Globalisasi yang membawa liberalisasi pada segala bidang, termasuk
liberalisasi ekonomi hendaknya memacu profesi internal audit untuk lebih
responsif terhadap kebutuhan manajemen dalam rangka tetap kompetitif di
pasar bisnis. Tidak hanya dalam teknis dan standar profesi saja, tetapi juga
dalam pengaruh kegiatannya terhadap bidang ekonomi dan sosial secara
keseluruhan. Mereka semestinya harus bersiap-siap menghadapi lingkungan
baru dan sudah saatnya memikirkan apa yang harus diperbaiki baik secara

4

internal maupun eksternal. Di era globalisasi, auditor internal akan
menghadapi tantangan yang lebih berat sehingga adaptasi yang inovatif perlu
dilakukan terhadap kultur, struktur, dan sistem.
Harapan manajemen bahwa profesi internal audit dapat membantu
terciptanya siklus akuntansi, pengendalian manajemen dan kinerja operasional
perusahaan yang tertata serta terlaksana dengan baik, sehingga pihak
manajemen maupun audittee dapat melaksanakan dampak positif dari peran
audit internal. Berbagai penilaian dan persepsi negatif sering ditujukan
terhadap fungsi internal audit. Audittee sering kali merasa bahwa keberadaan
divisi internal audit hanya akan mendatangkan cost yang lebih besar dibanding
benefit yang akan diterima. Auditor internal dianggap masih jauh peranannya
untuk dapat menjadi seorang konsultan internal (yang merupakan ekpresi
tertinggi dalam peran pengawas internal).
Sering kali usulan perubahan atau rekomendasi dari audit internal masih
dianggap menyulitkan dan merugikan audittee, bahkan terkesan formalitas dan
cenderung mengabaikan tingkat kesulitan atau kendala yang akan dihadapi
oleh audittee nantinya atas pelaksanaan saran dari bagian audit internal
tersebut dengan kata lain, usulan yang diberikan auditor internal kepada
audittee sering kali lebih banyak konsepnya dibanding penerapannya.
Formalitas peran auditor internal lebih disebabkan karena internal audit saat
ini masih belum memiliki rencana induk pengawasan (master plan of
controlling) yang baik dan perencanaan audit yang masih belum terintegrasi,
sehingga proses audit dan temuannya sering tampak “dibuat-buat”. Pada

5

akhirnya banyak sekali dijumpai sikap tidak optimis dari audittee akan peran
dan tanggung jawab bagian audit internal.
Chamber’s (2004), mengungkapkan aspek perilaku dalam pemeriksaan
(behavioral aspects of auditing), yaitu bahwa konflik peran secara psikologis
yang dialami pemeriksa intern kemungkinannya adala h melekat dalam peran
(fungsi) pemeriksa intern itu sendiri. Di satu pihak ia berusaha memberikan
nasihat, tetapi di pihak lain ia sebagai polisi (“policeman”). Hal ini pada
gilirannya akan menimbulkan krisis identitas tersendiri bagi si pengawas
internal. Bahkan menurut Courtemanche, banyak dijumpai individu yang
merasa kurang senang dalam melaksanakan perannya sebagai auditor internal.
Auditor internal merupakan suatu profesi yang memerlukan dukungan
dari pihak manajemen maupun audittee, yang perlu ditunjang oleh ilmu
pengetahuan dan keterampilan. Dengan adanya perubahan di berbagai bidang
serta tuntutan yang lebih tinggi dari pemakai jasa auditor internal, maka
profesi

audit

internal

perlu

mengidentifikasi,

mengembangkan,

mempertahankan, serta menyempurnakan pengetahuan dan keterampilan yang
akan dijadikan modal untuk menjalankan peran dan tanggung jawabnya
sebagai seorang konsultan manajemen. Berbagai usaha perbaikan dan
peningkatan mutu serta untuk mengembalikan kepercayaan pemakai (user)
akan profesi internal audit telah dilakukan, diantaranya melalui pengadaan
seminar-seminar tentang peran dan tanggung jawab internal audit bagi
perusahaan termasuk juga dengan didirikannya subuah Yayasan Pendidikan

6

Internal Audit (YPIA) oleh Hiro Tugiman yang tidak lain untuk “mencetak”
para auditor internal yang berkualitas dan diakui secara profesional.
Di samping permasalahan yang telah dikemukan di atas, masalah yang
juga tidak jarang dihadapi auditor internal adalah menyangkut persoalan tidak
adanya dukungan pihak top executive perusahaan terhadap orientasi hasil
pekerjaan audit internal. Sering kali timbul selisih pendapat antara top
executive dengan auditor internal akan sesuatu hal yang sifatnya sangat teknis
menyangkut operasional perusahaan. Untuk mengantisipasi kejadiaan ini,
maka perlu adanya suatu penyamaan persepsi terlebih dahulu mengenai
“objek” yang akan diaudit atau yang akan dicarikan jalan pemecahannya.
Persepsi top executive terhadap fungsi internal audit sangat penting untuk
mengurangi kesenjangan (gap) antara keinginan/kepentingan top executive
dengan auditor internal. Harus ada suatu kerjasama yang baik dan harmonis
antara top executive dengan auditor internal. Fungsi auditor internal akan
dapat berjalan dengan efektif apabila memperoleh dukungan ya ng positif dari
top executive selaku pengelola kegiatan operasional perusahaan sehari- hari.
Dalam mencapai profesionalisme, auditor internal harus memenuhi
spesifikasi dan kualitas yang menjadi tolak ukur dari profesi tersebut. Auditor
internal yang memenuhi spesifikasi dan kualifikasi yang telah ditetapkan akan
mendapat sertifikasi. Sertifikasi ini merupakan suatu pengakuan atas
kemampuan yang dimilikinya, sehingga dapat menjalankan fungsinya dengan
efisien dan efektif.

7

Dalam tulisannya Hery (2009), dalam bidang profesi audit internal,
khususnya di Indonesia, ada 2 (dua) jenis sertifikasi yang relatif diakui, yaitu
sertifikasi yang bersifat lokal dan internasional. Yang bersifat lokal adalah apa
yang disebut dengan Qualified Internal Auditor, dengan gelar QIA.
Sedangkan yang bersifat internasional adalah apa yang disebut dengan
Certified Internal Auditor, dengan gelar CIA.
Sertifikasi auditor internal dapat diperoleh setelah auditor internal
melalui serangkaian pendidikan yang ditujukan untuk

meningkatkan

kemampuan dan profesionalisme auditor internal. Di Amerika, auditor internal
yang telah menjalani pendidikan tersebut mendapatkan Certified Internal
Auditor (CIA), sedangkan di Indonesia adalah Qualified Internal Auditor
Internal (QIA).
Proses untuk memperoleh sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA)
ini berbeda dengan proses sertifikasi akuntan publik. Auditor internal harus
melalui beberapa tahap pendidikan dan lulus dalam serangkaian ujian. Hal ini
perlu dilakukan melihat latar belakang pendidikan dan pengetahuan dari
auditor internal ini beragam.
Pentingnya sertifikasi QIA dinyatakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
(2001) dalam Standar Profesional Akuntan Publik Seksi 300 tentang Standar
Pekerjaan Lapangan, secara khusus diketengahka n pada Seksi 322 (PSA
Nomor 33) yang mengatur tentang Pertimbangan Auditor atas Fungsi Audit
Intern dalam Audit Laporan Keuangan pada paragraf 9 (Kompetensi Auditor
Internal). Pada waktu menentukan kompetensi Auditor Internal, auditor harus

8

memperoleh atau memutakhirkan informasi dari audit tahun sebelumnya
mengenai faktor- faktor berikut:
a. Tingkat pendidikan, dan pengalaman profesional auditor internal.
b. Ijazah profesional dan pendidikan profesional berkelanjutan.
c. Kebijakan, program, dan prosedur audit.
d. Praktik yang bersangkutan dengan penugasan auditor internal.
e. Supervice dan review terhadap aktivitas auditor internal.
f.

Mutu dokumentasi dalam kertas kerja, laporan dan rekomendasi.

g. Penilaian atas kinerja auditor internal.
Sertifikasi QIA merupakan sertifikasi untuk auditor internal di Indonesia
dalam melakasanakan pekerjaannya. Para pemegang sertifikat QIA, seperti
halnya pemegang sertifikasi internasional (Certification in Control Self
Assessment, Certified Information System Auditor) dan sertifikasi lain yang
diberikan oleh institusi dari 36 negara di dunia, dinyatakan telah lulus
(disetarakan) part IV Certified Internal Auditor.
Audit dikatakan berhasil apabila auditor internal memiliki kemampuan
profesional dalam melakukan audit yaitu dapat menilai semua kegiatan
perusahaan guna membantu manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan.
Kemampuan profesional auditor internal tidak hanya memiliki pengetahuan
yang cukup tetapi harus didukung dengan kesesuaian sikap yang positif
dengan standar yang ditetapkan dalam melakasanakan pekerjaannya.
Dalam Standar Profesional Audit Internal (2004), disebutkan ciri-ciri
kemampuan profesional auditor internal, yaitu:

9

a. Ketaatan pada kode etik,
b. Pengetahuan dan kecakapan,
c. Hubungan antarmanusia dan komunikasi,
d. Pendidikan berkelanjutan, dan
e. Ketelitian profesional.
Apabila kelima syarat tersebut dipenuhi maka kemampuan profesional
akan semakin tinggi. Hal ini akan memberikan kontribusi yang besar guna
membantu manajemen dalam pengendalian intern.
Melaporkan hasil audit kepada manajemen merupakan bagian yang
terpenting dan menantang dari pekerjaan seorang auditor internal. Manajemen
membelanjakan dana yang tidak sedikit untuk membiayai satuan audit
internal.
YPIA (2001:1), menyatakan bahwa laporan audit internal merupakan
satu-satunya produk audit internal, sehingga sering dikaitkan dengan kinerja,
kompetensi, dan profesionalisme audit. Di mata auditor internal, laporan
merupakan suatu gangguan, karena mengkonsumsi terlalu banyak waktu dari
kelompok audit untuk menulisnya, mengedit dan menerbitkannya.
Kejelasan suatu laporan audit berawal dari pikiran penulisnya

dan

berakhir pada pikiran pembacanya. Tanggapan pembacalah yang pada
akhirnya menjadi ukuran bagi kualitas sebuah laporan. Laporan audit internal
bukan memberikan uraian tentang auditor internal, proses pemeriksaan atau
konsep audit, melainkan menguraikan tentang dunia auditee.

10

Paradigma baru internal audit mengharuskan terjadinya perubahan
pandangan keahlian auditor internal yang tidak hanya terbatas pada akuntansi
dan keuangan yang sempurna tetapi juga mulai menguasai manajemen secara
umum. Hal ini membawa perubahan secara perlahan- lahan di Indonesia. Di
mana beberapa departemen audit internal baik perusahaa n negara, daerah dan
swasta meminta anggotanya memiliki sertifikasi QIA.
Sertifikasi QIA merupakan elemen dari profesionalisme seorang auditor
internal, sertifikasi QIA akan meningkatkan kemampuan profesionalnya.
Dalam hal ini kemampuan profesional merupakan kriteria untuk mengukur
keberhasilan auditor internal untuk melaksanakan tanggung jawab audit.
Semakin tinggi kemampuan profesional auditor internal akan semakin baik
hasil audit yang dilakukan, maka semakin berkualitas laporan audit internal
yang dihasilkannya.
Pengalaman dan pemahaman seorang auditor akan jenis dan karakteristik
kecurangan akan sangat membantu dalam hal penyusunan dan pelaksanaan
prosedur pemeriksaan. Ada kecenderungan pihak penyaji laporan keuangan
akan menyembunyikan kecurangan yang terjadi, untuk itu diperlukan auditor
internal yang benar-benar berpengalaman sesuai dengan bidang pemeriksaan
yang menjadi tugasnya.
Pengalaman yang lebih akan menghasilkan pengetahuan yang lebih.
Boner dan Walker (1994) dalam Herliansyah dan Ilyas (2006), mengatakan
bahwa peningkatan pengetahuan yang muncul dari pelatihan formal sama
bagusnya dengan yang didapat dari pengalaman khusus. Oleh karena itu,

11

pengalaman kerja telah dipandang segai suatu faktor penting bagi auditor
internal dalam mendeteksi fraud. Auditor yang rendah akan pengalaman
auditnya, memungkinkan mengabaikan informasi yang tidak relevan dan akan
kesulitan dalam mendeteksi fraud, terutama yang nilainya kecil, padahal
auditor harus memiliki kemampuan untuk mendeteksi fraud walaupun hanya
berjumlah kecil.
Dengan kata lain, kompleksitas tugas yang dihadapi sebelumnya oleh
seorang auditor internal akan menambah pengalaman serta pengetahuannya.
Sehingga akan menjadikan auditor internal itu sendiri handal dalam
mendeteksi fraud.
Akuntan memiliki hubungan yang unik dengan pengguna jasanya jika
dibandingkan dengan profesi lainnya. Profesi lain mendapatkan penugasan
dari pengguna jasa dan bertanggung jawab juga kepadanya, sementara akuntan
mendapat penugasan dan memperoleh fee dari perusahaan yang menerbitkan
laporan keuangan, namun bertanggung jawab kepada pengguna laporan
keuangan. Hubungan yang unik ini sering kali menempatkan akuntan pada
situasi-situasi dilematis, oleh sebab itu sangat penting bagi akuntan untuk
melaksanakan audit dengan kompeten dan tidak bias (Arens dan Loebbecke,
2000) dalam Purnamasari, (2006:3).
Penelitian mengenai pengalaman auditor pernah dilakukan oleh
Herliansyah dan Ilyas (2006), untuk menguji pengalaman auditor terhadap
penggunaan bukti dalam audit judgement. Hasil analisis menunjukkan bahwa

12

pengalaman auditor memiliki pengaruh secara signifikan terhadap penggunaan
bukti dalam audit judgement.
Penelitian berikutnya yaitu Edy Herman (2009), meneliti pengalaman
dan skeptisme profesional auditor untuk mendeteksi kecurangan. Dalam hal
ini kemampuan mendeteksi kecurangan, dibutuhkan pengalaman dan
skeptisme profesional auditor.
Dari kedua peneliti tersebut, baik dari penelitian Herliansyah dan Ilyas
(2006), dan penelitian Edy Herman (2009), dengan melak ukan pembedaan
sebagai berikut:
1.

Sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) yang juga berperan dalam
kemampuan mendeteksi fraud.

2.

Penelitian saat ini melakukan penelitian pada perusahaan-perusahaan
yang ada di Jakarta, yang sebelumnya dilakukan pada Kantor Akuntan
Publik (KAP).
Sedangkan persamaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

adalah pada variabel independen yaitu, pengalaman auditor. Berdasarkan
uraian tesebut di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti pengalaman kerja
auditor internal dan pemberian sertifikasi QIA pada kemampuan dalam
mendeteksi fraud. Untuk itu penelitian ini diberi judul “Pengaruh Pemberian
Sertifikasi Qualified Internal Auditor dan Pengalaman Kerja Auditor
Inte rnal Te rhadap Ke mampuan dalam Mendeteksi Fraud (Studi Empiris
pada Perusahaan di Jakarta)”.

13

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka permasalahan yang
akan diangkat adalah:
1. Apakah sertifikasi QIA berpengaruh terhadap kemampuan dalam
mendeteksi fraud?
2. Apakah pengalaman kerja Auditor Internal berpengaruh terhadap
kemampuan dalam mendeteksi fraud?
3. Apakah Sertifikasi QIA dan pengalaman kerja Auditor Internal
berpengaruh secara simultan terhadap kemampuan dalam mendeteksi
fraud?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini
memiliki tujuan. Adapun tujuan penelitan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk menguji dan mengetahui sejauh mana pengaruh
pemberian sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) dan pengalaman
kerja terhadap kemampuan dalam mendeteksi fraud.
2. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak,
diantaranya:

14

a. Bagi Profesi Auditor Internal
Menambah

referensi

guna

meningkatkan

profesionalisme dan

kemampuan dalam mendeteksi kecurangan (fraud) yang terjadi dalam
melaksanakan tugasnya sebagai auditor internal.
b. Bagi Perusahaan
Memberikan gambaran terhadap kemampuan auditor internal yang ada
atas kontribusi yang diberikan dalam meningkatkan profitabilitas
perusahaan. Sehingga dapat selektif dalam merekrut auditor internal
atau mengikut sertakan auditor internal yang ada.
c. Bagi Asosiasi Organisasi Profesi
Sebagai referensi tambahan guna meningkatkan pengetahuan secara
up-todate yang dikomunikasikan kepada auditor internal, agar
senantiasa mengeksplorasi pengetahuan dan kemampuannya.
d. Bagi Penelitian Selanjutnya
Menambah referensi dengan memberikan gambaran dan bukti empiris
mengenai kemampuan deteksi kecurangan yang mungkin terjadi dan
faktor- faktor yang mempengaruhinya.
e. Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta
pemahaman tentang perbandingan antara teori dengan aplikasi yang
sebenarnya mengenai audit internal. Selain itu, penelitian ini untuk
memenuhi persyaratan dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi pada

15

Fakultas Ekonomi dan Bisnis program studi Akuntansi pada
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

16

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Ruang Lingkup Audit Internal
1. Pengertian Audit
Menurut Agoes (2007:3), audit adalah suatu pemeriksaan yang
dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen,
terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajeme n, beserta
catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya. Tujuan audit
adalah untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan tersebut.
Definisi audit yang sangat terkenal adalah definisi yang berasal dari
ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concepts) yang mendefinisikan
auditing sebagai suatu proses sistematik untuk menghimpun dan
mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang
berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat
kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah
ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang
berkepentingan (Halim, 2003:1).
Menurut STAN (2007), secara umum audit dapat diartikan sebagai
aktivitas pengumpulan dan pengujian data, yang dilakukan oleh pihak
yang kompeten dan independen, dalam rangka menentukan kesesuaian

17

informasi yang diaudit dengan standar/kriteria yang telah ditetapkan, untuk
disampaikan kepada para pihak yang membutuhkan/berkepentingan.
Dari definisi tersebut, dapat diuraikan 7 elemen yang harus
diperhatikan dalam melaksanakan audit, yaitu:
a. Proses yang sistematik
Auditing merupakan rangkaian proses dan prosedur yang bersifat
logis, terstruktur dan terorganisir.
b. Menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif.
Proses sistematik yang dilakukan tersebut, merupakan proses untuk
menghimpun bukti yang mendasari asersi yang dibuat oleh individu
maupun entitas.
c. Asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi.
Asersi merupakan suatu pernyataan, atau suatu rangkaia n pernyataan
secara keseluruhan, oleh pihak yang bertanggung jawab atas
pernyataan tersebut.
d. Menentukan tingkat kesesuaian (degree of correspondence).
Hal ini berarti menghimpun dan mengevaluasi bukti dimaksudkan
untuk menentukan dekat tidaknya atau sesuai tidaknya asersi dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
e. Kriteria yang ditentukan.
Kriteria

yang ditentukan

merupakan standar

pengukur

untuk

mempertimbangkan (judgment) asersi atau representasi.

18

f.

Menyampaikan hasil- hasilnya
Hal ini berarti hasil audit dikomunikasikan melalui laporan tertulis
yang mengindikasikan tingkat kesesuaian antara asersi dan kriteria
yang telah ditentukan.

g. Para pemakai yang berkepentingan
Para pemakai yang berkepentingan merupakan para pengambil
keputusan yang menggunakan dan mengandalkan temuan yang
diinformasikan melalui laporan audit, dan laporan lainnya.
Dari definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa audit merupakan
suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai informasi tingkat kesesuaian antara tindakan atau
peristiwa ekonomi dengan kriteria yang telah ditetapkan. Hasil dari proses
tersebut kemudian dilaporkan kepada pihak yang membutuhkan, dimana
audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten di bidangnya.

2. Pengertian Audit Inte rnal
Menurut Amrizal (2004), audit internal adalah suatu penilaian, yang
dilakukan oleh pegawai perusahaan yang terlatih mengenai ketelitian,
dapat dipercayainya, efisiensi, dan kegunaan catatan-catatan (akuntansi)
perusahaan, serta pengendalian intern yang terdapat dalam perusahaan.
Tujuannya adalah untuk membantu pimpinan perusahaan (manajemen)
dalam melaksanakan tanggungjawabnya dengan memberikan analisa,
penilaian, saran, dan komentar mengenai kegiatan yang diaudit.

19

Definisi audit internal menurut Konsorsium Organisai Profesi
Auditor Internal (2004), adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang
independen dan obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah
dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu
organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang
sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas
pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses governance. Kegiatankegiatan tersebut membantu organisasi yang bersangkutan mencapai
tujuan-tujuannya dengan mengevaluasi dan memperbaiki efektivitas
proses manajemen risiko, pengendalian, dan tata kelola (governance)
melalui pendekatan yang teratur dan sistematik.
Kegiatan assurance meliputi kegiatan penilaian bukti-bukti oleh
seorang auditor internal secara objektif sebagai dasar pemberian opini atau
kesimpulan yang independen mengenai suatu proses, sistem, dan
sebagainya. Sifat dan lingkup kegiatan assurance ditentukan oleh auditor
internal. Namun di samping auditor internal sebagai penilai, terdapat pihak
lain yang terlibat dalam kegiatan assurance, yaitu pemilik proses yang
dinilai (process owner) dan pengguna hasil penilaian (the user). Dengan
demikian terdapat tiga pihak yang terlibat dalam penugasan.
Kegiatan konsultasi pada dasarnya adalah kegiatan pemberian
saran/advis, dan biasanya dilakukan berdasarkan permintaan khusus dari
klien. Sifat dan lingkup kegiatan konsultasi tergantung pada kesepakatan
antara auditor internal dengan klien. Dalam kegiatan konsultasi terdapat

20

dua pihak yang terlibat, yaitu auditor internal sebagai pihak yang
memberikan advis dan klien yang meminta/menerima advis. Dalam
melakukan kegiatan konsultasi ini, auditor internal tetap dituntut untuk
memelihara objektivitas dan tidak menerima limpahan tanggung jawab
fungsi manajerial dari klien.
Audit internal ini dilakukan oleh seseorang yang berasal dari dalam
organisasi yang bersangkutan yang disebut sebagai auditor internal. Untuk
menjamin kelancaran tugas guna memperoleh suatu

hasil yang

memuaskan secara independen dan objektif, auditor internal diberi
wewenang yang jelas dalam menjalankan tugasnya serta menempati
kedudukan khusus dalam struktur organisasi. Hal ini menekankan bahwa
auditor internal bertanggung jawab kepada pimpinan organisasi secara
langsung.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dijelaskan bahwa:
a. Auditor internal merupakan suatu aktivitas penilaian yang dilakukan
oleh pegawai organisasi itu sendiri.
b. Walaupun penilaian dilakukan oleh organisasi, namun sifat penilaian
yang dilakukan haruslah independen dan objektif.
c. Auditor internal bertanggung jawab kepada manajemen oganisasi

Sedangkan definisi audit internal yang dikemukakan oleh Sawyer
(2005) adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang
dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda

21

dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi keuangan dan
operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) resiko yang dihadapi
perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan eksternal
serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; (4)
Kriteria operasi yang memuaskan telah terpenuhi; (5) sumber daya telah
digunakan secara efisien dan ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah
dicapai secara efektif – semua dilakukan dengan tujuan untuk
dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi
dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif.
Dari penjelasan tersebut secara keseluruhan dapat disimpulkan
bahwa audit internal merupakan suatu rangkaian proses dan teknis dimana
karyawan suatu perusahaan mencari kepastian atas keakuratan informasi
keuangan dan jalannya operasi sesuai dengan yang ditetapkan. Di samping
meningkatkan keandalan informasi dan memastikan dipatuhinya kebijakan
manajemen, lingkup pekerjaan audit internal yang meliputi perlindungan
terhadap harta perusahaan dan penilaian terhadap apakah penggunaan
sumber daya telah dilakukan secara eko nomis dan efisien. Dengan
demikian sangatlah jelas bahwa audit internal telah menjadi suatu alat
yang dominan bagi pimpinan perusahaan untuk memantau dan mengawasi
jalannya kegiatan operasional perusahaan.
3. Pengertian Auditor Inte rnal
Pada mulanya, audit hanya terbatas pada kegiatan menguji,
mencocokan dan membuat laporan mengenai kewajaran laporan keuangan

22

suatu perusahaan. Dalam tahap ini, audit lebih banyak berperan pada
bidang finansial dimana bertujuan menemukan dan mencegah kecurangan
serta menemukan dan mencegah kesalahan. Auditor internal seluruh dunia
melakukan pekerjaan mereka secara berbeda, tergantung pada lingkup
audit yang diinginkan manajemen senior. Akibatnya, sulit mendefinisikan
berbagai aktivitas yang dilakukan auditor.
Menurut Mulyadi (2008:29), auditor internal adalah auditor yang
bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan
swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan
prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipenuhi,
menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi,
menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta
menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai organisasi.
Menurut Tunggal (2008:2), konsorsium organisasi profesi auditor internal
di indonesia mendefinisikan internal audit adalah kegiatan assurance dan
konsultasi yang independen dan objektif,

yang dirancang untuk

memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi.
Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui
suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan
meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses
governance.
Institute of Internal Auditors dalam Boynton and Kell (2003), telah
menetapkan lima standar praktik pemeriksaan yang mengikat anggota-

23

anggotanya, yang meliputi masalah independensi, keahlian profesional,
ruang lingkup pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan audit, dan pengelolaan
departemen auditing internal. Norma pemeriksaan tersebut merupakan
indikator yang menentukkan kualitas jasa auditor internal dalam
melaksanakan praktik pemeriksaan. Kalau dikaitkan dengan tugas auditor
internal yang melakukan penilaian atas efektivitas pengendalian intern
perusahaan, semakin lengkap indikator tersebut dipatuhi oleh auditor
internal, semakin berkualitaslah hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh
auditor internal dan semakin meningkatkan pengendalian intern yang
berlaku dalam perusahaan.
Institute of Internal Auditors (2001), mendefinisikan audit internal
sebagai fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam perusahaan
untuk mempelajari dan mengevaluasi berbagai aktivitasnya sebagai
layanan bagi perusahaan. Audit internal adalah kegiatan penilaiaan yang
bebas dalam organisasi dan dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi,
keuangan, dan kegiatan operasional lainnya, dengan tujuan untuk
membantu semua anggota manajemen dan melaksanakan tanggung jawab
mereka dengan cara menyajikan, analisis, penilaian rekomendasi,
bimbingan, dan komentar-komentar penting menge

Dokumen yang terkait

Pengaruh pengalaman kerja dan pendidikan profesi auditor internal terhadap kemampuan mendeteksi faraud

1 6 96

Pengaruh indepensi dan profesionalisme auditor internal dalam upaya mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud

2 18 105

Kontribusi pengendalian internal dan keahlian auditor terhadap pemeriksaan (fraud Auditing) : studi empiris pada auditor internal dan eksternal di jakarta dan bandung

1 10 90

Penggunaan metode red flags untuk mendeteksi kecurangan dalam perusahaan : studi terhadap persepsi eksternal dan internal auditor di wilayah Jakarta dan sekitarnya

6 42 142

Analisis Auditor Internal Pengaruhnya Terhadap Kualitas Pelaksanaan Audit Internal (Kasus pada Auditor Internal Bersertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) dengan Auditor Internal yang Tidak Bersertifikasi QIA Pada PT. INTI dan PT. PINDAD Bandung)

6 78 273

PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR, INDEPENDENSI, TEKANAN WAKTU, DAN SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR TERHADAP KEMAMPUAN AUDITOR DALAM MENDETEKSI KECURANGAN (FRAUD) (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta dan Semarang)

2 7 171

Pengaruh Auditor Internal Bersertifikasi Qualified Internal Auditor dan yang Belum Bersertifikasi Qualified Internal Auditor terhadap Efektivitas Pengendalian Intern (Studi Kasus pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) Bandung).

0 0 20

Peran Auditor Internal dalam Mencegah dan Mendeteksi Terjadinya Fraud Menurut Standar Profesi.

1 1 17

PENGARUH KEMAMPUAN MENDETEKSI FRAUD AUDITOR INTERNAL UNTUK MENJADI WHISTLEBLOWER - Perbanas Institutional Repository

0 1 18

PENGARUH KEMAMPUAN MENDETEKSI FRAUD AUDITOR INTERNAL UNTUK MENJADI WHISTLEBLOWER - Perbanas Institutional Repository

1 1 16