66
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
S-3 Nama Perguruan Tinggi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta Universiti Kebangsaan
Malaysia
Bidang Ilmu Komunikasi Jurnalistik
Komunikasi Massa Tahun Masuk-Lulus
2004 – 2007 2008 – 2010
Judul SkripsiTesisDisertasi Makna Pesan Rasialisme
dalam Film Analisis Semiotika pada Film “Babel”
Pemaparan Wanita dalam Politik: Analisis
Semiotik Pemberitaan Pilihan Raya di
Indonesia
Nama PembimbingPromotor 1.
Dra. Susilastuti DN, M.Si
2. Muhammad Edy
Susilo, S.Sos, M.Si Dr. Faridah Ibrahim
1
Civic of Culture: Guru Agama dan Pemahaman Komunikasi Multikultur di sekolah‐sekolah Negeri Daerah
Istimewa Yogyakarta
TIM PENELITI: FIRLY ANNISA
WULAN WIDYASARI0530088601 AYU AMALIA0621018401
Ringkasan
Yogyakarta sebagai salah satu kota berkumpulnya berbagai suku, budaya agama, ras dan kelas sosial, menjadi kota yang seharusnya menjadi barometer praktek kerukunan umat beragama yang
ada di Indonesia. Kota pelajar menjadi tagline kota Yogyakarta sebagai akibat banyaknya generasi muda yang menuntut ilmu di kota ini. Peran yang besar kemudian dimiliki pendidik yang berada di
kota Yogyakarta karena melalui pendidikan memungkinkan adanya pemahaman mengenai pentingnya saling menghormati satu sama lain dan bekerjasama meskipun memiliki latar belakang
berbeda. Disinilah peran pendidik khususnya guru agama di sekolah diperlukan dengan turut menyampaikan gagasan multikulturalisme. Realitasnya bahwa pendidikan agama lebih diajarkan
dengan cara literer, formalistik, sehingga wawasan multikulturalisme yang semestinya menjadi pijakan atas segala realitas yang terjadi di masyarakat tidak tampak. Terkait dengan
multikulturalisme persoalan Civic Culture di kalangan siswa juga nampak lemah.
Karena di sekolah-sekolah Negri masih adanya persoalan pemahaman multikulturalisme yang masih dibangun dengan perspektif perbedaan-perbedaan etnis, bahasa, agama, gender dan ideologi
yang bekerja sebagai keseluruhan. Padahal di sekolah Negri seharusnya representasi negara hadir dengan netral dan akomodatif untuk melindungi kelompok mayoritas maupun minoritas. Oleh
karena itu social capital diharapkan dibentuk oleh asosiasi masyarakat civic associations yang otonom untuk memperkuat demokrasi, kesetaraan dan pemberdayaan masyarakat.
Penelitian ini akan melakukan analisis bagaimana pemahaman guru-guru agama di sekolah-sekolah Negeri SD-
SMAK di Yogyakarta mengenai perspektif multikultur? Kemudian bagaimana peran guru dalam menyampaikan dan mempraktekkan gagasan mengenai multikulturalisme tersebut dalam konteks
proses belajar dan mengajar di sekolah? Peneliti akan membagi penelitian menjadi dua kluster guru-guru agama di kota DIY dan di sub-urban Yogyakarta Bantul, Kulon Progo, Sleman dan
Gunung Kidul.
Melalui empat proses, penelitian ini akan dimulai dengan melakukan identifikasi pemahaman gagasan multikulturalisme di kalangan guru agama di sekolah Negeri di Yogyakarta. Kuesioner
akan disebarkan kepada guru-guru agama sekolah Negeri di Yogyakarta dengan teknik memilih sekolah dan guru-guru agama berdasarkan tujuan wilayah tempat purposive sampling. Proses
kedua peneliti akan melakukan diskusi kelompok terfokus focus group discussion dengan guru- guru agama di SD, SMP dan SMAK baik di daerah kota maupun sub-urban Yogyakarta dengan
memilih guru berdasarkan variasi hasil jawaban dari kuesioner sebelumnya. Proses ketiga peneliti akan mengekplorasi faktor-faktor yang menyebabkan pemahaman yang terdapat di dalam guru-
guru agama yang berimbas pada penyampaian cara mengajar yang berspektif komunikasi multikultur mupun yang tidak. Proses terakhir dengan menyusun rekomendasi tentang praktek
komunikasi multikultur yang dipraktekkan oleh guru-guru agama berdasarkan temuan dalam penelitian. Output riset diharapkan dapat memberikan pemetaan persoalan pendidikan yang
berspektif multikultur yang ada di Istimewa Yogyakarta demi pembangunan generasi muda sesuai dengan konteks Civic Culture di Indonesia. Kemudian perumusan mengenai kurikulum pendidikan
berbasis komunikasi multikultur juga akan dapat dilakukan untuk dilakukan di sekolah-sekolah Negri di Indonesia. Data primer penelitian didapat dari sumber utama yaitu kuesioner dan diskusi
2 kelompok terfokus fgd kepada guru-guru agama. Data sekunder diperoleh dari pustaka buku dan
penelusuran dokumen-dokumen berkaitan kurikulum pendidikan agama. Kata kunci: komunikasi multikultur, pendidikan, civic culture, guru agama
A. Pendahuluan