Adopsi teknologi informasi dan komunikasi oleh guru dalam inovasi pembelajaran ekonomi Sekolah Menengah Atas di Daerah Istimewa Yogyakarta.

(1)

ABSTRAK

Harsoyo, Yohanes. 2014. Adopsi Teknologi Informasi dan Komunikasi oleh Guru dalam Inovasi Pembelajaran Ekonomi Sekolah Menengah Atas di Daerah Istimewa Yogyakarta. Disertasi, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Prof. Dr. Wahjoedi, M.E., (II) Prof. Dr. Bambang Sugeng, M.A., M.M., (III) Dr. Bambang Pranowo, S.E., M.Pd., Ak.

Kata Kunci: adopsi, teknologi informasi dan komunikasi (TIK), guru, inovasi pembelajaran ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dewasa ini adalah pertumbuhan ekonomi yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Kondisi ini membutuhkan prasyarat peningkatan kualitas pendidikan terutama peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas termasuk pembelajaran ekonomi. Meskipun mata pelajaran ekonomi hanya merupakan satu mata pelajaran di antara belasan mata pelajaran di SMA, namun mata pelajaran ekonomi memiliki posisi strategis karena ekonomi telah mendesakkan dirinya menjadi ideologi yang menghegemoni. Pelajaran ekonomi perlu disampaikan secara kontekstual dengan mengakomodasikan konteks kehidupan peserta didik termasuk di dalamnya adalah perkembangan teknologi yang mewarnai hidup mereka sebagai generasi yang tumbuh bersama teknologi digital. Namun sayang ada sinyalemen yang menunjukkan bahwa rendahnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi, (2) mengetahui pengaruh variabel-variabel karakteristik inovasi terhadap adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi, (3) mengetahui pengaruh variabel-variabel lingkungan terhadap adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi, (4) mengetahui pengaruh variabel perasaan terhadap adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi, dan (5) mengetahui pengaruh variabel-variabel demografis terhadap adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan gabungan antara kuantitatif dan kualitatif yang disebut dengan metode campuran (mixed methods). Metode ini memiliki alur berangkat dari pendekatan kuantitatif dan dilanjutkan dengan pendekatan kualitatif atau juga biasa disebut dengan strategi eksplanatoris sekuensial. Populasi dalam penelitian adalah guru-guru ekonomi sebanyak 349 orang yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta yang tersebar di empat kabupaten dan satu kota yaitu Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Kulonprogo, dan Kota Yogyakarta. Jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 171 guru ekonomi yang dipilih secara sampling secara acak proporsional terstratifikasi (proportionate stratified random sampling). Data kuantitatif dianalisis dengan regresi berganda metode penaksiran ordinary least square (OLS). Sedangkan data-data kualitatif hasil wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi, pengawas mata


(2)

Hasil penelitian menunjukkan enam simpulan sebagai berikut. Pertama, sebagian besar guru sering menggunakan TIK dalam pembelajaran ekonomi. Program aplikasi yang dipakai secara luas adalah program aplikasi Microsoft Office terutama Power Point dan Microsoft Word. Selain itu ada program yang digunakan namun dalam frekuensi yang rendah yaitu (a) program aplikasi internet untuk keperluan browsing, weblog, dan email, (b) program aplikasi spreadsheet khususnya Microsoft Excel, (c) program aplikasi Adobe Reader, dan (d) program aplikasi multimedia;

Kedua, model adopsi teknologi informasi dan komunikasi yang memuat kelompok variabel karakteristik inovasi, kelompok variabel lingkungan, variabel perasaan terhadap penggunaan, dan kelompok variabel demografis bekerja dengan baik dalam menjelaskan keragaan adopsi teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran ekonomi.

Ketiga, variabel-variabel dalam kelompok variabel karekateristik inovasi yang berpengaruh signifikan terhadap adopsi teknologi informasi adalah variabel kesukarelaan, keunggulan relatif, keterlihatan hasil, dan kemudahan penggunaan. Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan adalah kesesuaian, citra, kemungkinan uji coba, dan visibilitas.

Keempat, semua variabel dalam kelompok variabel lingkungan yang terdiri dari pengaruh sosial dan kondisi yang memfasilitasi berpengaruh secara signifikan terhadap adopsi teknologi informasi dalam pembelajaran ekonomi.

Kelima, variabel perasaan yang terdiri dari rasa senang dan rasa tertarik berpengaruh secara signifikan terhadap adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi.

Keenam, kelompok variabel demografis bukan prediktor yang baik berkaitan dengan adopsi teknologi informasi dalam pembelajaran ekonomi. Lima variabel demografis yang meliputi status sekolah, umur, jenis kelamin, pengalaman, dan durasi mengikuti pelatihan tidak satupun yang berpengaruh signifikan terhadap adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi.

Berkaitan dengan hasil penelitian ini, disampaikan saran kepada pengambil kebijakan dalam bidang pendidikan sebagai berikut: (1) guru perlu diarahkan untuk menggunakan TIK yang lebih bervariasi, (2) anjuran dan dorongan dibutuhkan agar guru bersedia mengadopsi TIK, (3) guru perlu dibantu menyadari keunggulan relatif dari TIK, (4) suasana saling mengomunikasikan hasil penggunaan TIK perlu dikembangkan, (5) perlu dikembangkan TIK yang mudah bagi guru, (6) orang-orang yang berpengaruh terhadap guru seperti pimpinan dan teman sejawat perlu dilibatkan dalam usaha meningkatkan adopsi TIK, (7) perlu usaha untuk memberikan fasilitas yang memadai untuk mendorong penggunaan TIK, dan (8) perlu dikembangkan TIK yang menarik dan menyenangkan bagi guru.

Data-data kualitatif mengindikasikan adanya interaksi antar variabel maka, penelitian lebih lanjut perlu mengembangkan model yang mampu mengakomodasikan interaksi antar variabel. Selain itu, penelitian lebih lanjut sebaiknya mampu mengembangkan instrument penelitian yang mampu menangkap adopsi TIK baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.


(3)

ABSTRACT

Harsoyo, Yohanes. 2014. Teachers’ Adoption of Information and CommunicationTechnology in Senior High School Economics Instruction in Yogyakarta Special Province. Dissertation for the Economics Education Study Program, Malang State University. Advisors: (I) Prof. Dr. Wahjoedi, M.E., (II) Prof. Dr. Bambang Sugeng, M.A., M.M., (III) Dr. Bambang Pranowo, S.E., M.Pd., Ak.

Keywords: adoption, information and communication technology (ICT), teachers, economics instruction innovation

At present economic growth is based on science and technology. These conditions require improvement of teachers’ quality, particularly in the classroom learning process quality, including that in economics instruction. Though economics is only one of the teens of senior high school subjects, it has a strategic position because economics has imposed itself as a hegemonic ideology. Economics instructions must be presented contextually by accommodating the contexts of the students’ life, including the development of technology which has colored their life as a generation which grows up along with digital technology. Unfortunately, there has been a suspicion of limited use of information and communication technology in instruction.

This research has been meant to (1) describe the adoption of ICT in economics instruction, (2) discover the influence of the characteristics of innovation variables to the adoption of ICT, (3) discover the influence of the environment variables to the adoption of ICT in economics instruction, (4) discover the influence of the affective variable to the adoption of ICT in economics instruction, and (5) discover the influence of the demographic variables to the adoption of ICT in economics instruction.

This research employed the combination of the quantitative and qualitative approaches known as the mixed method. This method starts with a quantitative approach, which is followed by a qualitative approach and is also commonly labeled as the sequential explanatory strategy. The population consisted of 349 economics teachers in Yogyakarta Special Province, who were teaching in the Province’s four regencies (Sleman, Bantul, Gunungkidul, and Kulonprogo) and one municipality (Yogyakarta). The needed sample consisted of 171 economic teachers, who had been selected through proportionate stratified random sampling. The quantitative data were analyzed with multiple regressions with the ordinary least square (OLS) estimate. The qualitative data were results of interviews with economics teachers, economics instruction supervisors, students, school principals, and on-service-teacher trainers. The qualitative data were analyzed qualitatively through the steps of data reduction, data presentation, and conclusion drawing.

The research results showed the following conclusions. First, most teachers often employed information and communication technology in economics instruction. The widely used application programs were Microsoft Office application programs,


(4)

weblog, and email purposes, (b) spreadsheet application programs, particularly Microsoft Excel, (c) Adobe Reader application programs, and (d) multimedia application programs.

Second, the ICT adoption models which contain the innovation characteristics variable, the environment variable, the affect-towards-use variable, and the demographic variable worked well in explaining the diversity of the adoption in economics instruction.

Third, the variables in the group of characteristics of innovation variable which had significant influence to the adoption of ICT were voluntariness, relative advantage, result demonstrability, and ease of use. Meanwhile, those which did not have significant influence were those of compatibility, image, trialability, and visibility.

Fourth, all variables in the group of environment variable which consisted of social influence facilitating conditions had significant influence to the adoption of ICT in economics instruction.

Fifth, the variable of affect toward use consisted of the feeling of liking and the feeling of interest had significant influence to the adoption of ICT in economics instruction.

Sixth, the group of demographic variable was not good predictors in relation to the adoption of ICT in economics instruction. None of the five sub-variables in the demographic variable, which consisted of school status, age, gender, experience and duration in training participation, had any significant influence in the adoption of ICT in economics instruction.

Related to the results of this study, the researcher suggests several suggestions to policy maker in education field, as follows: (1) the teachers should be directed to employ more varied ICT, (2) advice and encouragement is needed for teachers and therefore they are willing to adopt ICT, (3) teachers should be helped in realizing the relative advantages of ICT, (4) the atmosphere in communicating the results of ICT should be improved, (5) develop the simple ICT, (6) people who affect the teacher namely, principle and colleagues should be involved in increasing the adoption of ICT, (7) need concentrated effort to provide adequate facilities to encourage the use of ICT, and (8) develop an ICT which is interesting and entertaining for teacher.

The qualitative data indicates that there is an interaction among variables. It is therefore recommended that future research would better to develop a model which can accommodate the interaction among variables. Furthermore, the future research would better to develop research instruments which can comprehend the adoption of ICT whether using quantitative or qualitative.


(5)

ADOPSI TEKNOLOGI INFORMASI DAN

KOMUNIKASI OLEH GURU DALAM INOVASI

PEMBELAJARAN EKONOMI SEKOLAH

MENENGAH ATAS DI DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA

DISERTASI

OLEH

YOHANES HARSOYO

NIM 110431608015

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PASCASARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JULI 2014


(6)

ADOPSI TEKNOLOGI INFORMASI DAN

KOMUNIKASI OLEH GURU DALAM INOVASI

PEMBELAJARAN EKONOMI SEKOLAH

MENENGAH ATAS DI DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA

DISERTASI

Diajukan kepada

Universitas Negeri Malang

untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan program Doktor

OLEH

Yohanes Harsoyo

NIM 110431608015

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PASCASARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JULI 2014


(7)

(8)

(9)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yohanes Harsoyo NIM : 110431608015

Program Studi : S3 Pendidikan Ekonomi

Fakultas/Program : Pascasarjana Universitas Negeri Malang

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa disertasi yang saya tulis ini benar-benar tulisan saya, dan bukan merupakan plagiasi baik sebagian atau seluruhnya.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa disertasi ini hasil plagiasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 16 Juli 2014 Yang membuat pernyataan


(10)

Harsoyo, Yohanes. 2014. Adopsi Teknologi Informasi dan Komunikasi oleh Guru dalam Inovasi Pembelajaran Ekonomi Sekolah Menengah Atas di Daerah Istimewa Yogyakarta. Disertasi, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Prof. Dr. Wahjoedi, M.E., (II) Prof. Dr. Bambang Sugeng, M.A., M.M., (III) Dr. Bambang Pranowo, S.E., M.Pd., Ak.

Kata Kunci: adopsi, teknologi informasi dan komunikasi (TIK), guru, inovasi pembelajaran ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dewasa ini adalah pertumbuhan ekonomi yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Kondisi ini membutuhkan prasyarat peningkatan kualitas pendidikan terutama peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas termasuk pembelajaran ekonomi. Meskipun mata pelajaran ekonomi hanya merupakan satu mata pelajaran di antara belasan mata pelajaran di SMA, namun mata pelajaran ekonomi memiliki posisi strategis karena ekonomi telah mendesakkan dirinya menjadi ideologi yang menghegemoni. Pelajaran ekonomi perlu disampaikan secara kontekstual dengan mengakomodasikan konteks kehidupan peserta didik termasuk di dalamnya adalah perkembangan teknologi yang mewarnai hidup mereka sebagai generasi yang tumbuh bersama teknologi digital. Namun sayang ada sinyalemen yang menunjukkan bahwa rendahnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi, (2) mengetahui pengaruh variabel-variabel karakteristik inovasi terhadap adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi, (3) mengetahui pengaruh variabel-variabel lingkungan terhadap adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi, (4) mengetahui pengaruh variabel perasaan terhadap adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi, dan (5) mengetahui pengaruh variabel-variabel demografis terhadap adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan gabungan antara kuantitatif dan kualitatif yang disebut dengan metode campuran (mixed methods). Metode ini memiliki alur berangkat dari pendekatan kuantitatif dan dilanjutkan dengan pendekatan kualitatif atau juga biasa disebut dengan strategi eksplanatoris sekuensial. Populasi dalam penelitian adalah guru-guru ekonomi sebanyak 349 orang yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta yang tersebar di empat kabupaten dan satu kota yaitu Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Kulonprogo, dan Kota Yogyakarta. Jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 171 guru ekonomi yang dipilih secara sampling secara acak proporsional terstratifikasi (proportionate stratified random sampling). Data kuantitatif dianalisis dengan regresi berganda metode penaksiran ordinary least square (OLS). Sedangkan data-data kualitatif hasil wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi, pengawas mata


(11)

pelajaran ekonomi, siswa, pimpinan sekolah, dan widyaiswara dianalisis secara kualitatif dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan enam simpulan sebagai berikut. Pertama, sebagian besar guru sering menggunakan TIK dalam pembelajaran ekonomi. Program aplikasi yang dipakai secara luas adalah program aplikasi Microsoft Office terutama Power Point dan Microsoft Word. Selain itu ada program yang digunakan namun dalam frekuensi yang rendah yaitu (a) program aplikasi internet untuk keperluan browsing, weblog, dan email, (b) program aplikasi spreadsheet khususnya Microsoft Excel, (c) program aplikasi Adobe Reader, dan (d) program aplikasi multimedia;

Kedua, model adopsi teknologi informasi dan komunikasi yang memuat kelompok variabel karakteristik inovasi, kelompok variabel lingkungan, variabel perasaan terhadap penggunaan, dan kelompok variabel demografis bekerja dengan baik dalam menjelaskan keragaan adopsi teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran ekonomi.

Ketiga, variabel-variabel dalam kelompok variabel karekateristik inovasi yang berpengaruh signifikan terhadap adopsi teknologi informasi adalah variabel kesukarelaan, keunggulan relatif, keterlihatan hasil, dan kemudahan penggunaan. Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan adalah kesesuaian, citra, kemungkinan uji coba, dan visibilitas.

Keempat, semua variabel dalam kelompok variabel lingkungan yang terdiri dari pengaruh sosial dan kondisi yang memfasilitasi berpengaruh secara signifikan terhadap adopsi teknologi informasi dalam pembelajaran ekonomi.

Kelima, variabel perasaan yang terdiri dari rasa senang dan rasa tertarik berpengaruh secara signifikan terhadap adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi.

Keenam, kelompok variabel demografis bukan prediktor yang baik berkaitan dengan adopsi teknologi informasi dalam pembelajaran ekonomi. Lima variabel demografis yang meliputi status sekolah, umur, jenis kelamin, pengalaman, dan durasi mengikuti pelatihan tidak satupun yang berpengaruh signifikan terhadap adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi.

Berkaitan dengan hasil penelitian ini, disampaikan saran kepada pengambil kebijakan dalam bidang pendidikan sebagai berikut: (1) guru perlu diarahkan untuk menggunakan TIK yang lebih bervariasi, (2) anjuran dan dorongan dibutuhkan agar guru bersedia mengadopsi TIK, (3) guru perlu dibantu menyadari keunggulan relatif dari TIK, (4) suasana saling mengomunikasikan hasil penggunaan TIK perlu dikembangkan, (5) perlu dikembangkan TIK yang mudah bagi guru, (6) orang-orang yang berpengaruh terhadap guru seperti pimpinan dan teman sejawat perlu dilibatkan dalam usaha meningkatkan adopsi TIK, (7) perlu usaha untuk memberikan fasilitas yang memadai untuk mendorong penggunaan TIK, dan (8) perlu dikembangkan TIK yang menarik dan menyenangkan bagi guru.

Data-data kualitatif mengindikasikan adanya interaksi antar variabel maka, penelitian lebih lanjut perlu mengembangkan model yang mampu mengakomodasikan interaksi antar variabel. Selain itu, penelitian lebih lanjut sebaiknya mampu mengembangkan instrument penelitian yang mampu menangkap adopsi TIK baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.


(12)

Harsoyo, Yohanes. 2014. Teachers’ Adoption of Information and CommunicationTechnology in Senior High School Economics Instruction in Yogyakarta Special Province. Dissertation for the Economics Education Study Program, Malang State University. Advisors: (I) Prof. Dr. Wahjoedi, M.E., (II) Prof. Dr. Bambang Sugeng, M.A., M.M., (III) Dr. Bambang Pranowo, S.E., M.Pd., Ak.

Keywords: adoption, information and communication technology (ICT), teachers, economics instruction innovation

At present economic growth is based on science and technology. These

conditions require improvement of teachers’ quality, particularly in the classroom

learning process quality, including that in economics instruction. Though economics is only one of the teens of senior high school subjects, it has a strategic position because economics has imposed itself as a hegemonic ideology. Economics instructions must be presented contextually by accommodating the contexts of the

students’ life, including the development of technology which has colored their life as a generation which grows up along with digital technology. Unfortunately, there has been a suspicion of limited use of information and communication technology in instruction.

This research has been meant to (1) describe the adoption of ICT in economics instruction, (2) discover the influence of the characteristics of innovation variables to the adoption of ICT, (3) discover the influence of the environment variables to the adoption of ICT in economics instruction, (4) discover the influence of the affective variable to the adoption of ICT in economics instruction, and (5) discover the influence of the demographic variables to the adoption of ICT in economics instruction.

This research employed the combination of the quantitative and qualitative approaches known as the mixed method. This method starts with a quantitative approach, which is followed by a qualitative approach and is also commonly labeled as the sequential explanatory strategy. The population consisted of 349 economics teachers in Yogyakarta Special Province, who were teaching in the Province’s four regencies (Sleman, Bantul, Gunungkidul, and Kulonprogo) and one municipality (Yogyakarta). The needed sample consisted of 171 economic teachers, who had been selected through proportionate stratified random sampling. The quantitative data were analyzed with multiple regressions with the ordinary least square (OLS) estimate. The qualitative data were results of interviews with economics teachers, economics instruction supervisors, students, school principals, and on-service-teacher trainers. The qualitative data were analyzed qualitatively through the steps of data reduction, data presentation, and conclusion drawing.

The research results showed the following conclusions. First, most teachers often employed information and communication technology in economics instruction. The widely used application programs were Microsoft Office application programs,


(13)

particularly Power Point and Microsoft Word. Some other programs were used but with low frequencies, namely (a) internet application programs for browsing, weblog, and email purposes, (b) spreadsheet application programs, particularly Microsoft Excel, (c) Adobe Reader application programs, and (d) multimedia application programs.

Second, the ICT adoption models which contain the innovation characteristics variable, the environment variable, the affect-towards-use variable, and the demographic variable worked well in explaining the diversity of the adoption in economics instruction.

Third, the variables in the group of characteristics of innovation variable which had significant influence to the adoption of ICT were voluntariness, relative advantage, result demonstrability, and ease of use. Meanwhile, those which did not have significant influence were those of compatibility, image, trialability, and visibility.

Fourth, all variables in the group of environment variable which consisted of social influence facilitating conditions had significant influence to the adoption of ICT in economics instruction.

Fifth, the variable of affect toward use consisted of the feeling of liking and the feeling of interest had significant influence to the adoption of ICT in economics instruction.

Sixth, the group of demographic variable was not good predictors in relation to the adoption of ICT in economics instruction. None of the five sub-variables in the demographic variable, which consisted of school status, age, gender, experience and duration in training participation, had any significant influence in the adoption of ICT in economics instruction.

Related to the results of this study, the researcher suggests several suggestions to policy maker in education field, as follows: (1) the teachers should be directed to employ more varied ICT, (2) advice and encouragement is needed for teachers and therefore they are willing to adopt ICT, (3) teachers should be helped in realizing the relative advantages of ICT, (4) the atmosphere in communicating the results of ICT should be improved, (5) develop the simple ICT, (6) people who affect the teacher namely, principle and colleagues should be involved in increasing the adoption of ICT, (7) need concentrated effort to provide adequate facilities to encourage the use of ICT, and (8) develop an ICT which is interesting and entertaining for teacher.

The qualitative data indicates that there is an interaction among variables. It is therefore recommended that future research would better to develop a model which can accommodate the interaction among variables. Furthermore, the future research would better to develop research instruments which can comprehend the adoption of ICT whether using quantitative or qualitative.


(14)

Puji dan syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Berbelas Kasih atas penyelanggaraan-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan disertasi ini. Disertasi ini disusun dalam rangka untuk memperoleh gelar Doktor dalam bidang Pendidikan Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Penyusunan disertasi ini memberi pengalaman pembelajaran yang sangat kaya melalui proses yang cukup panjang dan menggairahkan.

Proses panjang ini tidak akan berhasil tanpa bantuan oleh pihak-pihak yang telah membantu dengan sepenuh hati. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak sebagai berikut:

1. Prof. Dr. Wahjoedi, M.E. sebagai Promotor I yang telah dengan sabar dan teliti disela-sela kesibukan rutin sebagai Wakil Direktur II Pascasarjana UM masih bersedia membimbing dan memberi kesempatan untuk ikut berbagai aktivitas ilmiah yang sangat bermanfaat.

2. Prof. Dr. Bambang Sugeng, M.A., M.M. sebagai Promotor II yang dengan teliti membimbing dan mengarahkan agar disertasi menjadi lebih bermakna dan sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan disertasi yang baik.

3. Dr. Bambang Pranowo, S.E., M.Pd., Ak. (R.I.P.) sebagai Promotor III yang selalu mengarahkan dengan sabar dan selalu memberi semangat.

4. Prof. Dr. Suparno. selaku Rektor UM yang telah memberikan kesempatan untuk belajar pada lembaga yang dipimpinya.


(15)

5. Prof. Dr. I. Nyoman Sudana Degeng, M.Pd, selaku Direktur Pascasarjana UM yang telah memberi kesempatan untuk belajar pada lembaga yang dipimpinya. 6. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi yang telah memberi beasiswa BPPS yang

sangat berarti dalam membantu menyelesaikan studi.

7. Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. Selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberi ijin dan mendukung dalam berbagai hal untuk memperlancar studi. 8. Para dosen Universitas Negeri Malang terutama Dr. Hari Wahyono, M.Pd., Prof.

Dr. Ery Tri Djatmiko R.W.W.,M.A.,M.Si., dan Prof. Dr. Agus Suman, S.E.,D.E.A. yang telah memberi masukan untuk perbaikan naskah disertasi. 9. Istri, anak-anak, orang tua, dan saudara-saudara yang selalu membawa suasana

gembira dan menghibur yang sangat saya butuhkan untuk menumbuhkan semangat.

10.Semua teman-teman seangkatan yang selalu saling memberi semangat dan menghibur dikala sedang suntuk berfikir.

11.Semua teman-teman Prodi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang selalu bersikap hangat ketika saya mampir di kampus, yang membuat saya merasa kampus sebagai rumah kedua saya.

Saya menyadari bahwa disertasi ini masih jauh dari sempurna, masih ada kekurangan baik dari sisi metodologi, isi, maupun penyajian maka saya sangat berharap ada orang yang sempat membaca mendiskusikannya dan memunculkan ide-ide penelitian sehingga menjadi lebih bermakna.

Malang, Juli 2014 Yohanes Harsoyo


(16)

Hal

ABSTRAK i

ABSTRACT iii

KATA PENGANTAR ……….. v

DAFTAR ISI ……….. vii

DAFTAR GAMBAR ………... x

DAFTAR TABEL ……….. xi

DAFTAR LAMPIRAN ………... xiv

BAB I. PENDAHULUAN………... 1

A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Rumusan Masalah dan Fokus Penelitian ………... 11

C. Kegunaan Penelitian ………... 13

D. Definisi Istilah ………... 14

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ……….………... 18

A. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran 18 B. Teori Adopsi Teknologi Informasi ……….. 25

C. Penelitian-penelitian yang Relevan ………. 39

D. Variabel-variabel Penentu Adopsi Teknologi ... 45

E. Hipotesis ... 63

BAB III. METODE PENELITIAN ………... 65

A. Rancangan Penelitian ………... 65

B. Populasi dan Sampel ………... 67

C. Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data ………... 69

D. Analisis Data ………... 74

E. Pengecekan Keabsahan Data ………... 84


(17)

BAB IV. HASIL ANALISIS ………... 99

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ………... 99

B. Hasil Pengujian Hipotesis ………... 116

C. Hasil Wawancara dengan Informan ………... 127

BAB V. PEMBAHASAN ………... 163

A. Adopsi TIK dalam Pembelajaran Ekonomi ………... 163 B. Pengaruh Kesukarelaan dari TIK terhadap Adopsi TIK dalam

Pembelajaran Ekonomi ………..

166

C. Pengaruh Keunggulan Relatif (Relative Advantage) dari TIK terhadap Adopsi TIK dalam Pembelajaran Ekonomi ………..

170

D. Pengaruh Kesesuaian (Compatibility) dari TIK terhadap Adopsi TIK dalam Pembelajaran Ekonomi ………..

174

E. Pengaruh Citra (Image) dari penggunaan TIK terhadap Adopsi TIK dalam Pembelajaran Ekonomi ………..

177

F. Pengaruh Keterlihatan Hasil (Result Demonstrability) dari TIK terhadap Adopsi TIK dalam Pembelajaran Ekonomi ………...

179

G. Pengaruh Visibilitas (Visibility) dari TIK terhadap Adopsi TIK dalam Pembelajaran Ekonomi ………...

182

H. Pengaruh Kemungkinan Uji Coba (Trialibility) dari TIK terhadap Adopsi TIK dalam Pembelajaran Ekonomi ………..

185

I. Pengaruh Kemudahan Penggunaan (Ease of Use) dari TIK terhadap Adopsi TIK dalam Pembelajaran Ekonomi ………...

188

J. Pengaruh Sosial (Social Influence) terhadap Adopsi TIK dalam Pembelajaran Ekonomi ………..

191

K. Pengaruh Kondisi yang Memfasilitasi (Facilitating Conditions) terhadap Adopsi TIK dalam Pembelajaran Ekonomi ………...

193

L. Pengaruh Perasaan terhadap Penggunaan (Affect Toward Use) terhadap Adopsi TIK dalam Pembelajaran Ekonomi ………...

197

M. Pengaruh Status Sekolah terhadap Adopsi TIK dalam Pembelajaran Ekonomi ………...


(18)

N. Pengaruh Umur Guru Ekonomi terhadap Adopsi TIK dalam Pembelajaran Ekonomi ………..

200

0. Pengaruh Jenis Kelamin Guru Ekonomi terhadap Adopsi TIK dalam Pembelajaran Ekonomi ………..

203

P. Pengaruh Pengalaman Guru Ekonomi terhadap Adopsi TIK dalam Pembelajaran Ekonomi ………..

204

Q. Pengaruh Durasi Mengikuti Pelatihan TIK terhadap Adopsi TIK dalam Pembelajaran Ekonomi ………...

206

BAB VI. PENUTUP ……….. 212

A. Kesimpulan ……….. 212

B. Implikasi Teoretik ………... 218

C. Saran ……….. 219

DAFTAR RUJUKAN ………... 223


(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1. Model Lima Tahap Keputusan Inovasi …………... 33 Gambar 2.2. Hipotesis Distribusi Pengadopsi ………... 35 Gambar 2.3. Variabel-variabel Penentu Tingkat Adopsi Inovasi …... 36 Gambar 2.4. Model Difusi Umum ………... 38 Gambar 2.5. Variabel-variabel Penentu Tingkat Adopsi Teknologi

Menurut Moore & Benbasat ………... 43 Gambar 2.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adopsi TIK …... 47 Gambar 3.1. Strategi Eksplanatoris Sekuensial ………... 67 Gambar 3.2. Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif 84 Gambar 4.1. Histogram Variabel Residual ………... 122


(20)

Tabel: Halaman

3.1. Populasi dan Sampel Penelitian ………... 69

3.2 Variabel dan Instrumen Penelitian ………... 70

3.3. Usia Responden ………... 74

3.4. Deskripsi Masing-masing Variabel Penelitian ………... 75

3.5. Kode dalam Proses Koding ………... 80

3.6. Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen Adopsi TIK 87 3.7a. Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kesukarelaan SR) ………... 87

3.7b. Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kesukarelaan (SR) Setelah Direvisi ………... 88

3.8. Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen Keunggulan Relatif ………... 89

3.9. Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kesesuaian 89 3.10. Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen Citra ………... 90

3.11 Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen Variabel Keterlihatan Hasilnya ………... 90

3.12.a. Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen Variabel Visibilitas ………... 91

3.12.b. Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen Variabel Visibilitas Setelah Direvisi ………... 92

3.13.a. Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen Variabel Kemungkinan Uji Coba ………... 92

3.13.b. Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen Variabel Kemungkinan Uji Coba Setelah Direvisi ………... 93

3.14. Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen Variabel Persepsi Kemudahan dalam Menggunakan ………... 94


(21)

3.15.a. Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen Variabel

Pengaruh Sosial ………... 94

3.15.b. Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen Variabel Pengaruh Sosial Setelah Direvisi ………... 95

3.16.a. Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen Variabel Kondisi yang Memfasilitasi ………... 96

3.16.b. Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kondisi yang Memfasilitasi Setelah Direvisi ………... 97

3.17.a. Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen Variabel Perasaan Terhadap Penggunaan ………... 97

3.17.b. Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen Variabel Perasaan Terhadap Penggunaan Setelah Direvisi ………... 98

4.1. Deskripsi Responden Berdasarkan Status Sekolah Tempat Bertugas 100 4.2. Deskripsi Umur Responden ………... 100

4.3. Deskripsi Jenis Kelamin Responden ………... 101

4.4. Deskripsi Pengalaman Mengajar Responden ………... 102

4.5. Deskripsi Lama Pelatihan TIK yang Pernah Diikuti Responden 103 4.6. Deskripsi Variabel Adopsi TIK ………... 104

4.7. Deskripsi Variabel Kesukarelaan ………... 105

4.8. Deskripsi Variabel Keunggulan Relatif ………... 106

4.9. Deskripsi Variabel Kesesuaian ………... 107

4.10. Deskripsi Variabel Citra ………... 108

4.11. Deskripsi Variabel Keterlihatan Hasil ………... 109

4.12. Deskripsi Variabel Visibilitas ………... 110

4.13. Deskripsi Variabel Kemungkinan Uji Coba ………... 111

4.14. Deskripsi Variabel Persepsi Kemudahan dalam Menggunakan 113 4.15. Deskripsi Variabel Pengaruh Sosial ………... 114

4.16. Deskripsi Variabel Kondisi yang Memfasilitasi ………... 115


(22)

4.19. Tabel Anova ………... 117 4.20. Tabel Koefisien Regresi ………... 118 4.21. Hasil Regresi Residual dengan Variabel-variabel Independen 120 4.22. Hasil Tes Normalitas Dengan Metode Kolmogrov-Smirnov 121


(23)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Kuantitatif ……… 231 Lampiran 2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ………… 235 Lampiran 3. Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas ………… 260 Lampiran 4. Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas ………… 263 Lampiran 5. Uji Asumsi Klasik Normalitas ……… 269 Lampiran 6. Deskripsi Data Kuantitatif ……… 271 Lampiran 7. Analisis Data Model Regresi Berganda ………… 302 Lampiran 8. Daftar Sekolah Responden Penelitian ……… 305 Lampiran 9. Responden Data Kualitatif ……… 309 Lampiran 10. Transkrip Wawancara Guru Ekonomi 1 ………… 310 Lampiran 11. Transkrip Wawancara Guru Ekonomi 2 ………… 316 Lampiran 12. Transkrip Wawancara Guru Ekonomi 3 ………… 322 Lampiran 13. Transkrip Wawancara Guru Ekonomi 4 ………… 329 Lampiran14. Transkrip Wawancara Guru Ekonomi Sekaligus

Kepala Sekolah 1 ……… 335 Lampiran 15. Transkrip Wawancara Pengawas 1 ……… 341 Lampiran 16. Transkrip Wawancara Pengawas 2 ……… 348 Lampiran 17. Transkrip Wawancara dengan Pengawas 3 ………… 354 Lampiran 18. Transkrip Wawancara dengan Pengawas 4 ………… 360 Lampiran 19. Transkrip Wawancara dengan Pengawas 5 ………… 367 Lampiran 20. Transkrip Wawancara dengan Siswa 1 ………… 373 Lampiran 21. Transkrip Wawancara dengan Siswa 2 ………… 378 Lampiran 22. Transkrip Wawancara dengan Siswa 3 ………… 383 Lampiran 23. Transkrip Wawancara dengan Siswa 4 ………… 389 Lampiran 24. Transkrip Wawancara dengan Siswa 5 ………… 395 Lampiran 25. Transkrip Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah 1 401


(24)

Lampiran 27. Transkrip Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah 3 414 Lampiran 28. Transkrip Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah 4 420 Lampiran 29. Transkrip Wawancara dengan Widyaiswara 1 426 Lampiran 30. Transkrip Wawancara dengan Widyaiswara 2 433 Lampiran 31. Data Kuantitatif ……… 439 Lampiran 32. Surat Izin Penelitian dari Program Pascasarjana

Universitas Negeri Malang ……… 453 Lampiran 33. Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Kesatuan

Bangsa dan Politik Pemerintah Provinsi Jawa Timur 455 Lampiran 34. Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Badan

Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta ………… 456 Lampiran 35. Surat Izin dari Sekretariat Daerah Pemerintah Daerah

Daerah Istimewa Yogyakarta ……… 457 Lampiran 36. Surat Izin dari Dinas Perizinan Pemerintah Kota

Yogyakarta ……… 458 Lampiran 37. Surat Izin dari Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman ………… 460 Lampiran 38. Surat Izin Penelitian dari Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Pemerintah Kabupaten Bantul 461 Lampiran 39. Surat Izin dari Badan Penanaman Modal dan Perizinan

Terpadu Pemerintah Kapupaten Kulon Progo … 462 Lampiran 40. Surat Izin dari Kantor Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ……… 463 Lampiran 41. Surat Rekomendasi Izin Penelitian (perpanjangan) dari

Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat 464 Lampiran 42. Surat Izin (perpanjangan) dari Dinas Perizinan


(25)

Lampiran 43. Surat Izin (perpanjangan) dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Pemerintah Kabupaten Sleman ……… 467 Lampiran 44. Surat Izin Penelitian (perpanjangan) dari Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kabupaten Bantul ……… 468 Lampiran 45. Surat Izin (perpanjangan) dari Badan Penanaman

Modal dan Perizinan Terpadu Pemerintah Kabupaten Kulon Progo ……… 469 Lampiran 46. Surat Izin (perpanjangan) dari Kantor Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ……… 470 Lampiran 47. Surat Izin Penelitian dari Pimpinan Pusat

Muhammadiyah ……… 471 Lampiran 48. Riwayat Hidup ……… 472


(26)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

United Nation Development Program (UNDP) melaporkan peringkat Human Development Index (HDI) Indonesia pada tahun 2013 ada pada urutan 121 dari 185 negera yang disurvei. Peringkat ini mengalami sedikit kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu pada urutan 124 dari 187 negara. Dengan peringkat seperti saat ini Indonesia berada pada kategori Medium Human Development. Kategori ini sebenarnya sudah pernah kita sandang selama 11 tahun yaitu tahun 1999 - 2010. Pada peringkat tersebut, kita juga masih berada di bawah negara-negara tetangga seperti Brunei, Malaysia, Thailand, dan Philippina. China yang pada awal 1980-an berada peringkat di bawah kita, saat ini sudah jauh meninggalkan kita yang berada pada peringkat 101.

Ketertinggalan ini masih terjadi pada akhir implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJMN Tahun 2010 - 2014 yang ditujukan untuk lebih memantapkan penataan Indonesia di segala bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penguatan daya saing perekonomian. Untuk mengejar ketertinggalan tersebut dibutuhkan usaha-usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang termasuk di dalamnya adalah peningkatan kualitas pendidikan.


(27)

Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD - Organisation for Economic Co-operation and Development), mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi dewasa ini adalah pertumbuhan berbasis ilmu pengetahuan dan informasi. Hal inilah yang disebut dengan knowledge-based economy (ekonomi yang berbasis ilmu pengetahuan) (OECD,1996:3). Dalam ekonomi yang bebasis ilmu pengetahuan, kemakmuran diciptakan oleh kemampuan mengembangkan, mendistribusikan, dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan informasi.

Sebagai hasil dari ekonomi baru tersebut, akan lahir cara-cara produksi yang lebih efisien dan canggih, cara-cara berkomunikasi dan gaya hidup yang lebih baik. Keinginan yang terus-menerus untuk melakukan terobosan teknologi baru sejalan dengan lahirnya internet dengan jaringan hampir tak terbatas. Perekonomian mendorong dengan memberi insentif dan penghargaan bagi lahirnya berbagai kegiatan usaha baru. Dengan demikian memberikan lapangan kerja baru, mendorong kreativitas serta meningkatkan produktivitas. Monopoli dihindarkan dan mendorong lahirnya dunia usaha yang kompetitif. Kondisi ini membutuhkan prasyarat peningkatan jumlah tenaga profesional terdidik yang menuntut lembaga pendidikan dan pelatihan yang bermutu (Tilaar, 2000: 258).

Jika pendidikan dipahami sebagai suatu sistem, maka penentu dari keberhasilan sebuah proses pendidikan adalah komponen-komponen yang bersinergi membangun sistem tersebut. Komponen-komponen tersebut diantaranya adalah guru, kurikulum, sarana, manajemen, dan lain-lain. Guru memang hanya merupakan salah satu dari komponen penentu keberhasilan pendidikan, namun guru merupakan faktor


(28)

utama dalam proses pendidikan karena guru akan menjadi ujung tombak kegiatan pendidikan dan mengorganisir berbagai sumber daya belajar.

Kinerja guru menjadi indikator utama mutu pendidikan. Pendidikan yang baik hanya terjadi jika setiap guru mampu mengoptimalkan capaian yang dapat dilakukan oleh siswa dengan potensinya masing-masing. Usaha mengoptimalkan capaian sesuai dengan potensi siswa membutuhkan usaha pembaharuan yang terus-menerus karena lingkungan belajar yang terus berubah, setiap siswa yang bersifat unik, ilmu pegetahuan terus berkembang, dan adanya tuntutan demokratisasi dalam proses pembelajaran. Perkembangan atau perubahan tersebut menuntut guru untuk melakukan penyesuaian dan inovasi sehingga pengalaman-pengalaman dari murid dan sumber-sumber belajar baru dapat terus terintegrasi dalam proses pembelajaran ekonomi.

Salah satu sumber belajar yang sangat berkembang saat ini adalah sumber belajar yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Sesuai dengan tren saat ini, peradaban manusia banyak ditentukan oleh perkembangan teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi. Dengan teknologi ini memungkinkan jauh lebih banyak manusia mampu melihat semua fenomena yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi, dalam cakupan yang lebih dalam dan lebih luas, sebagai suatu fenomena terintegrasi dengan seluruh bumi dan alam semesta. Alfin Tofler (1981: 127-130) menyebutnya sebagai peradaban gelombang ketiga yaitu berkembangnya teknologi yang lebih mengutamakan pelipatgandaan kemampuan berpikir dan berbudaya lebih luhur.


(29)

Lampiran Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007, tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, merespon perkembangan jaman dengan menegaskan bahwa perlu adanya integrasi antara pendidikan dengan teknologi informasi serta sektor-sektor strategis lainnya. Sejalan dengan hal tersebut, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menegaskan prinsip pembelajaran dengan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Berkaitan dengan hal tersebut, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana, memfasilitasi penggunaan TIK. Dalam Peraturan menteri ini dijelaskan bahwa setiap sekolah perlu untuk memiliki ruang laboratorium komputer yang berfungsi sebagai tempat mengembangkan keterampilan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Karena pentingnya TIK dalam dunia pendidikan, maka pemerintah meletakkan kemajuan TIK sebagai salah satu alasan dalam pengembangan kurikulum baru 2013 (Uji Publik Kurikulum 2013).

Mata Pelajaran Ekonomi diberikan pertama kali dalam di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) yang merupakan bagian dari kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Meskipun mata pelajaran ekonomi hanya merupakan satu mata pelajaran di antara belasan mata pelajaran di SMA, namun mata pelajaran ekonomi merupakan mata pelajaran yang memiliki posisi strategis bagi siswa dalam menghadapi kehidupan saat ini maupun di masa yang akan datang. Slavoj Zizek (2010: 90-92) mengingatkan bahwa dewasa ini “ekonomi sendiri dengan logika pasar


(30)

dan kompetisi secara progresif telah mendesakkan dirinya sendiri menjadi ideologi

yang menghegemoni”. Maka ekonomi akan dipahami sebagai dasar pertimbangan -pertimbangan utama dan sekaligus indikator suatu bangsa. Sehingga menjadi tugas penting memperkenalkan ilmu ekonomi secara formal di Sekolah Menegah Atas (SMA).

Pembelajaran ekonomi perlu disampaikan secara kontekstual dengan mengakomodasikan konteks kehidupan peserta didik termasuk di dalamnya adalah perkembangan teknologi yang mewarnai hidup mereka. Mereka adalah suatu generasi yang tumbuh bersama teknologi digital, memiliki akses yang cepat terhadap informasi dari berbagai sumber, lebih menyukai berinteraksi via dunia maya. Don Tapscott (2009: 16) memberi julukan The Net Generation pada bagi orang-orang tersebut atau yang lahir dalam rentang tahun 1977-1997.

Perkembangan TIK saat ini sangat pesat dengan munculnya hardware dan software baru yang menarik dan mempermudah pengguna dalam berbagai keperluan. Penggunaan secara luas terjadi di dalam masyarakat termasuk para siswa dan guru SMA, namun teknologi ini belum banyak digunakan oleh guru dalam pembelajaran ekonomi. Di sisi lain pembelajaran ekonomi membutuhkan sarana TIK untuk menjadikan pembelajaran ekonomi menjadi efektif. Pembelajaran ekonomi membutuhkan informasi tentang kondisi perekonomian agar teori yang ada dalam buku teks mendapatkan referensi dalam kehidupan nyata. Dengan adanya informasi tentang kondisi perekonomin yang relevan maka pembelajaran ekonomi menjadi lebih kontekstual dan bermakna bagi peserta didik. Di samping itu, perkembangan


(31)

pemikiran ekonomi yang cukup pesat perlu dipahami oleh para guru dan peserta didik.

Berbagai bentuk difusi kebijakan pendidikan tidak akan banyak bermakna kalau tidak diimbangi dengan tingkat penerimaan yang memadai. Dalam konteks ini permasalahannya adalah para guru ekonomi tidak banyak memanfaatkan beragam media berbasis TIK dalam pembelajaran. Perlu diteliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi di SMA. Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut dapat dirumuskan kebijakan yang efektif.

Beberapa ahli mengungkapkan berbagai teori adopsi atau difusi inovasi, namun Surry & Ely (2002: 185) mengungkapkan bahwa teori difusi inovasi dari Rogers (1995) merupakan teori yang paling banyak dirujuk. Hal ini sejalan dengan pengalaman penelitian tentang teknologi pendidikan yang dilakukan oleh Ricradson (2009: 167) mengungkapkan bahwa (Innovation Diffusion Theory atau IDT) efektif dalam mengungkap adopsi TIK. Determinan penting adopsi teknologi menurut teori ini adalah variabel-variabel yang disebut dengan persepsi atribut inovasi (perceived attributes innovation) atau juga disebut dengan karakteristik innovasi (innovation characteristics) (Agarwal & Prasad 1997: 565; Moore & Benbasat, 1991: 194; Rogers, 2003: 222; Askarany, 2009: 2051). Atribut atau karakteristik tersebut adalah keunggulan relatif (relative advantage), kesesuaian (compatibility), kemungkinan uji coba (trialability), keterlihatan hasilnya (result demonstrability), persepsi kemudahan dalam penggunaan (ease of use), dan visibilitas (visibility). Namun bila dicermati teori difusi inovasi masih belum mampu menjelaskan permasalahan secara


(32)

komprehensif karena teori difusi inovasi belum melihat dari sisi pengguna inovasi, sementara dalam proses adopsi inovasi, faktor pengguna perlu dikaji dalam kaitannya dengan faktor-faktor yang ada pada pengguna yang mempengaruhi adopsi inovasi.

Richardson (2009: 160) mengusulkan variabel demografis sebagai determinan adopsi teknologi informasi. Variabel tersebut meliputi jenis kelamin (gender), umur (age) dan pengalaman kerja (experience). Sehingga dalam penelitian Richardson (2009) ini menempatkan dua kelompok variabel sebagai determinan adopsi teknologi TIK dalam pembelajaran yaitu karakteristik inovasi dan faktor demografis. Dalam penelitian tersebut terungkap bahwa kelompok variabel karakteristik inovasi merupakan prediktor yang baik bagi adopsi TIK, namun variabel demografis bukan prediktor yang baik. Dalam kaitanya dengan hasil penelitian tersebut, perlu kajian lebih lanjut karena kedua kelompok variabel tersebut merupakan variabel-variabel penting. Dalam hal ini karakteristik inovasi merupakan variabel yang menggambarkan TIK yang akan diadopsi sedangkan variabel demografis merupakan variabel yang mengambarkan para pengguna inovasi.

Faktor lingkungan guru merupakan faktor penting dari adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi. Lingkungan tersebut dapat berupa kondisi yang memfasilitasi maupun pengaruh sosial. Kondisi yang memfasilitasi menjadi sangat relevan dalam penelitian di negara-negara berkembang karena ada kecenderungan fasilitas-fasilitas TIK yang dimiliki sekolah-sekolah memiliki keragaman yang tinggi. Pengaruh sosial juga menjadi sangat relevan ketika guru-guru menjalin interaksi yang intens dengan rekan sejawat, pimpinan sekolah, siswa, aparat pemerintah terkait, dan pihak-pihak


(33)

lain yang relevan. Faktor lain yang sangat penting adalah faktor perasaan terhadap penggunaan. Faktor ini menjadi sangat penting dalam konteks penggunaan TIK yang bersifat sukarela atau guru masih dapat melakukan pembelajaran tanpa menggunakan TIK. Dalam konteks penggunaan sukarela semacam ini, faktor perasaan senang dan tidak senang akan mempengaruhi keputusan guru dalam mengadopsi TIK dalam pembelajaran. Maka model adopsi inovasi perlu dilengkapi dengan variabel lingkungan dan variabel perasaan terhadap penggunaan.

Secara metodologis, penelitian-penelitian pada bidang ini sampai saat ini adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil-hasil penelitian kuantitatif belum dijelaskan secara kualitatif. Maka penelitian ini akan menggunakan metode campuran (mixed methods), dimana hasil penelitian kuantitatif akan dijelaskan secara kualitatif.

Penelitian akan dilakukan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Provinsi DIY merupakan salah satu provinsi yang mencoba untuk mempertahankan dan semakin meningkatkan kualitas pendidikan dari waktu ke waktu. Hal tersebut

muncul dalam visi pemeritah DIY yang berbunyi “Pemerintah Daerah yang

katalistik dan masyarakat mandiri yang berbasis keunggulan daerah serta sumberdaya

manusia yang berkualitas unggul dan beretika”. Dari rumusan visi tersebut nampak

bahwa sumber daya manusia dijadikan basis keunggulan masyarakat DIY (RPJMD DIY Tahun 2009-2013, hal 93-94). Berkaitan dengan visi tersebut dirumuskan empat misi. Misi yang pertama berkaitan dengan pendidikan berbunyi


(34)

humanis, dan beretika dalam mendukung terwujudnya budaya yang adiluhung”. Misi tersebut dijabarkan dalam delapan sasaran dan lima diantaranya adalah sebagai berikut (RPJMD DIY Tahun 2009-2013, hal: 95) :

1. Terwujudnya peningkatan kualitas lulusan di semua jenjang dan jalur pendidikan.

2. Terwujudnya peningkatan aksesibilitas pelayanan pendidikan kepada seluruh masyarakat dalam lingkungan yang kondusif.

3. Berkembangnya pendidikan yang berbasis multikultur untuk meningkatkan wawasan, keterbukaan dan toleransi.

4. Terwujudnya peningkatan budaya baca masyarakat.

5. Terwujudnya peningkatan kapasitas pemuda, prestasi dan sarana olahraga. Namun amat disayangkan sekitar 70 persen guru di DIY belum melek komputer (Kompas, 26 November 2010). Ada sinyalemen dalam pembelajaran, guru kurang mampu untuk menyesuaikan dengan konteks kehidupan peserta didik dalam proses pembelajaran. Beberapa fenomena menunjukkan bahwa pendidikan di DIY kurang menunjukkan prestasi. Beberapa fenomena dapat ditunjukkan sebagai berikut:

1. Hasil Ujian Nasional (UN) untuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun ajaran 2009/2010 mengalami penurunan cukup tinggi dibandingkan hasil UN tahun ajaran 2008/2009. Jumlah siswa SMA/MA/SMK DIY yang tidak lulus tahun 2010 mencapai 23,7 persen dari total peserta 39.938 siswa (terdiri dari 19.443 siswa SMA/MA dan 20.495 siswa SMK). Dengan demikian, siswa yang tidak lulus sekitar 8.500 orang atau tingkat kelulusan


(35)

76,3 persen, (http://edukasi.kompas.com, 25 April 2010). Pada tahun 2012 terjadi penurunan jumlah siswa yang tidak lulus menjadi 0,71 persen atau 134 orang. Namun, jumlah kululusan siswa SMA ini masih kalah dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa. Sebagai perbandingan persentase paling bagus ketidaklulusan dicapai Jawa Timur sebesar 0,07 persen disusul Jawa Barat 0,10 persen, Jawa Tengah 0,22 persen, DKI Jakarta 0,38 persen, dan Banten 0,52 persen (http://www.harianjogja.com, 25 Mei 2012).

2. Penelitian yang dilakukan oleh Dewan Pendidikan Kabupaten Sleman DIY tahun 2009 menunjukkan bahwa komparasi keprofesionalan antara perilaku awal dan perilaku akhir tidak menunjukkan peningkatan dengan adanya stimulus program sertifikasi. Justru ada kecenderungan perilaku keprofesionalan tersebut menurun (Djohar, 2009: 26).

Hal yang senada diungkapkan oleh Mendiknas, guru-guru yang sudah lolos sertifikasi umumnya tidak menunjukkan kemajuan, baik dari sisi pedagogis, kepribadian, profesional, maupun sosial. Guru hanya aktif menjelang sertifikasi, tetapi setelah dinyatakan lolos, kualitas mereka justru semakin menurun. Dalam kajian implementasi sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2009, kemampuan pedagogis guru sertifikasi portofolio sebagian tidak meningkat dan sebagian lainnya malah menurun. Hanya segelintir guru sertifikasi portofolio yang mengalami peningkatan. Di kemampuan sosial, profesional, ataupun kepribadian, tetap saja bagian terbesar adalah mereka yang stagnan kualitasnya, bahkan menurun (Kompas.com, Senin, 1 November 2010).


(36)

Dengan pertimbangan-pertimbangan di atas maka peneliti mengajukan judul

penelitian “Adopsi Teknologi Informasi dan Komunikasi Oleh Guru Dalam Pembelajaran Ekonomi Sekolah Menengah Atas di Daerah Istimewa Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah dan Fokus Penelitian

Dengan melihat paparan di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Sejauhmana adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi?

2. Apakah kesukarelaan (voluntariness) dari TIK secara signifikan mempengaruhi adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi?

3. Apakah keunggulan relatif (relative advantage) dari TIK secara signifikan mempengaruhi adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi?

4. Apakah kesesuaian (compatibility) dari TIK secara signifikan mempengaruhi adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi?

5. Apakah citra (image) dari penggunaan TIK mempengaruhi adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi?

6. Apakah keterlihatan hasil (result demonstrability) dari TIK secara signifikan mempengaruhi Adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi?

7. Apakah visibilitas (visibility) dari TIK secara signifikan mempengaruhi adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi?

8. Apakah kemungkinan uji coba (trialibility) dari TIK secara signifikan mempengaruhi adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi?


(37)

9. Apakah kemudahan penggunaan (ease of use) dari TIK secara signifikan mempengaruhi adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi?

10.Apakah pengaruh sosial (social influence) secara signifikan mempengaruhi adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi?

11.Apakah kondisi yang memfasilitasi (facilitating conditions) secara signifikan mempengaruhi adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi?

12.Apakah perasaan terhadap penggunaan (affect toward use) secara signifikan mempengaruhi adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi?

13.Apakah status sekolah secara signifikan mempengaruhi adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi?

14.Apakah umur guru ekonomi secara signifikan mempengaruhi adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi?

15.Apakah jenis kelamin guru ekonomi secara signifikan mempengaruhi adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi?

16.Apakah pengalaman guru ekonomi secara signifikan mempengaruhi adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi?

17.Apakah durasi mengikuti pelatihan TIK secara signifikan mempengaruhi adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi?

Rumusan permasalahan di atas merupakan rumusan permasalahan yang akan dipecahkan dengan pendekatan kuantitatif. Jawaban-jawaban rumusan masalah di atas akan didalami secara kualitatif dengan fokus pada; ” bagaimana faktor-faktor penentu adopsi teknologi mempengaruhi adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi?”


(38)

C. Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoretis

Penelitian ini juga ingin memberikan sumbang sih terhadap perkembangan ilmu terutama dalam teori adopsi inovasi yang terkait dengan media pembelajaran ekonomi dengan menguji variabel-variabel yang menentukan adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi dalam cakupan yang lebih luas tidak hanya atribut inovasi tetapi juga variabel demografis, variabel pengaruh sosial, variabel kondisi yang memfasilitasi, dan variabel perasaan terhadap penggunaan. Penelitian-penelitian tentang adopsi teknologi informasi sampai sejauh ini menggunakan pedekatan kuantitatif dengan model yang sederhana sampai pada model-model yang cukup kompleks. Hasil-hasil penelitian tersebut belum dijelaskan secara kualitatif sehingga membutuhkan penelitian yang komprehensif dengan menggunakan pendekatan mixed methods dalam hal ini pendekatan kuantitatif yang dilengkapi dengan pendekatan kualitatif.

2. Secara Praktis

Penelitian ini bermanfaat bagi para pengambil kebijakan yang bertanggung jawab atas peningkatan mutu pembelajaran khususnya dalam penggunaan TIK baik di tingkat satuan pendidikan maupun dalam level yang lebih tinggi. Penelitian ini akan memberi masukan sejauhmana adopsi TIK telah dilakukan oleh para guru ekonomi dan memberi informasi variabel-variabel apakah yang paling mempengaruhi dalam adopsi TIK.


(39)

D. Definisi Istilah

1. Adopsi Teknologi Informasi dan Komunikasi oleh Guru dalam Inovasi Pembelajaran Ekonomi

Adopsi teknologi informasi dan komunikasi dalam Inovasi pembelajaran ekonomi merupakan proses memasukkan suatu inovasi penggunaan satuan perangkat keras dan lunak yang berkaitan dengan akses dan pengelolaan informasi dan komunikasi untuk mendukung pembelajaran ekonomi oleh guru.

2. Kesukarelaan dalam Penggunaan (Voluntariness of Use)

Kesukarelaan adalah tingkat sejauh mana penggunaan inovasi yang berwujud penggunaan TIK dianggap sebagai sukarela, atau kehendak bebas dari guru ekonomi.

3. Keunggulan Relatif (Relative Advantage)

Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi yang berwujud penggunaan TIK dianggap lebih baik/unggul dari yang pernah ada sebelumnya oleh guru ekonomi.

4. Kesesuaian (Compability)

Kesesuaian adalah derajat dimana inovasi tersebut dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan guru ekonomi sebagai pengadopsi.

5. Citra (Image)

Citra merupakan tingkat dimana penggunaan suatu inovasi dianggap meningkatkan citra seorang guru ekonomi atau status dalam sistem sosial.


(40)

6. Keterlihatan Hasil (Result Demonstrability)

Keterlihatan hasil merupakan kemampuan untuk dirasakan hasil menggunakan TIK oleh guru ekonomi termasuk di dalamnya adalah keteramatan (observability) dan keterkomunikasian (communicability).

7. Visibilitas (Visibility)

Visibilitas adalah tingkat dimana guru ekonomi dapat melihat orang lain menggunakan TIK dalam lingkungan sekolah.

8. Kemungkinan Uji Coba (Trialability)

Kemungkinan untuk diujicobakan adalah derajat dimana suatu inovasi dalam bentuk penggunaan TIK dapat diuji-coba batas tertentu oleh guru ekonomi.

9. Persepsi Kemudahan dalam Penggunaan (Ease of Use)

Kemudahan dalam penggunaan merupakan derajat dimana inovasi dalam bentuk penggunaan TIK dianggap sebagai sesuatu yang mudah untuk dipahami dan digunakan oleh guru ekonomi.

10. Pengaruh Sosial (Social Influence)

Pengaruh sosial didefinisikan sebagai sejauh mana seorang guru ekonomi mempersepsikan kepentingan yang dipercaya oleh orang-orang lain yang akan mempengaruhinya menggunakan TIK dalam pembelajaran ekonomi.

11. Kondisi yang Memfasilitasi (Facilitating Conditions)

Kondisi yang memfasilitasi didefinisikan sebagai sejauh mana guru ekonomi percaya bahwa infrastruktur organisasional dan teknikal tersedia untuk mendukung penggunaan TIK dalam pembelajaran ekonomi.


(41)

12. Perasaan terhadap Penggunaan (Affect Towards Use)

Perasaan terhadap penggunaan adalah perasaan-perasaan gembira, riang, senang, atau depresi, jijik, tidak senang, atau benci yang dirasakan guru ekonomi berkaitan dengan penggunaan TIK dalam pembelajaran ekonomi.

13. Status Sekolah (School Status)

Status sekolah adalah keadaan sekolah berkaitan dengan kepemilikan dan pengelolaannya yang dalam hal ini dibedakan menjadi dua yaitu sekolah negeri dan sekolah swasta. Sekolah swasta adalah sekolah yang dimiliki dan dikelola oleh masyarakat, sedangkan sekolah negeri adalah sekolah yang dimiliki negara dan dikelola oleh pemerintah.

14. Umur (Age)

Umur atau usia guru yang dihitung dari mengurangi tanggal penelitian dengan tanggal kelahiran guru ekonomi dalam satuan tahun.

15. Jenis Kelamin (Gender)

Jenis kelamin guru ekonomi ekonomi responden dibedakan menjadi dua yaitu laki-laki dan perempuan.

16. Pengalaman Mengajar (Teaching Experience)

Pengalaman mengajar merupakan lama seorang guru ekonomi menjalankan profesinya sebagai guru yang dihitung dari mengurangi tanggal penelitian dikurangi dengan tanggal mengajar pertama kali sebagai guru dalam satuan tahun.


(42)

17. Durasi Mengikuti Pelatihan (Training)

Durasi mengikuti pelatihan merupakan jumlah jam pelatihan TIK yang pernah diikuti sejak menjadi guru.


(43)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran

Peradaban umat manusia saat ini menjadi sangat dinamis dan mengglobal. Perkembangan peradaban ini terutama disebabkan oleh kemajuan teknologi transportasi, komunikasi, dan informasi yang memungkinkan jauh lebih banyak manusia mampu melihat semua fenomena yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi, dalam cakupan yang lebih dalam dan lebih luas, sebagai suatu fenomena terintegrasi dengan seluruh bumi dan alam semesta. Perdaban manusia saat ini ditopang oleh teknologi yang memungkinkan terjadinya pelipatgandaan kemampuan berpikir. Toffler (1981: 127-130) menyebutnya sebagai peradaban gelombang ketiga.

Setiap peradaban menghasilkan generasi yang terbentuk dari peradaban tersebut dengan ciri yang cukup khas. Tapscott (2009: 16) membagi empat babak generasi yang lahir setelah tahun 1946 sampai saat ini. Meskipun pembabakan ini lebih menggambarkan penduduk Amerika Serikat namun masih cukup relevan untuk menjelaskan fenomena di Indonesia pada umumnya. Pembagian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Generasi Baby Boom

Generasi yang lahir dalam rentang Januari 1946 – Desember 1964. Generasi ini adalah generasi yang tumbuh setelah perang dunia kedua. Pada masa ini tingkat kelahiran sangat tinggi karena banyak pasangan yang menunda menikah ketika


(44)

saat itu adalah suasana optimis menuju kemakmuran. Pada masa ini juga terjadi migrasi penduduk yang besar menuju pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. Karena pada umumnya pada masa ini terjadi pertumbuhan ekonomi maka generasi ini disebut juga sebagai “Generasi Pertumbuhan Ekonomi”. Generasi ini merupakan generasi yang menikmati perkembangan awal televisi dan radio.

2. Generasi X (The Baby Bust Generation)

Generasi ini lahir dalam rentang Januari 1965 – Desember 1976, pada masa ini merupakan masa terjadinya penurunan tingkat kelahiran secara tajam. Nama Generasi X terinspirasi pada sebuah novel karya Douglas Coupland untuk menjelaskan sebuah kelompok yang merasa dikucilkan dari masyarakat. Generasi X adalah segmen tertua dari populasi yang menguasai penggunaan komputer dan internet yang memiliki perilaku yang hampir mirip dengan Generasi Net. Generasi X mengalami perkembangan yang pesat dari teknologi informasi seperti radio, televisi, film, dan internet sehingga generasi ini dapat disebut juga sebagai komunikator agresif yang menguasai berbagai jenis media.

3. Generasi Net (The Net Generation)

Generasi ini lahir dalam rentang Januari 1977 – Desember 1997 merupakan generasi yang memiliki periode terpanjang dibandingkan dengan genarsi-generasi sebelumnya dan pada umumnya merupakan anak-anak dari generasi baby-boom, maka sering juga disebut sebagai The Echo of Baby Boom atau disebut sebagai generasi milenium atau juga disebut dengan Generasi Y. Salah satu alasan utama mengapa Generasi Net telah berlangsung begitu lama adalah banyak baby-boom


(45)

perempuan yang telah menunda memiliki anak sampai usia tiga puluhan atau empat puluhan. Relatif sedikit boomer menjadi orang tua di awal tahun dua puluhan, usia khas untuk memulai menikah dan membesarkan anak. Generasi baby-boom banyak menghabiskan waktu untuk pendidikan dan berbagai kegiatan sosial sebagai dampak dari masa pertumbuhan ekonomi. Generasi Net ini terbentuk oleh berbagai peristiwa unik seperti Perang Teluk, Perang Irak, merebaknya kasus AIDS, dan kampanye melawan pemanasan global dan perlindungan lingkungan. Di tingkat nasional generasi ini mengalami dua iklim politik yang berbeda yaitu jaman Orde Baru dan Orde Lama. Jika kita melihat kembali 20 tahun terakhir, jelas perubahan yang paling signifikan mempengaruhi pemuda adalah komputer, internet, iPod, ponsel, menangkap koordinat GPS, akrab dengan situs jejaring sosial yang dapat memantau pergerakan teman mereka, dan teknologi digital lainnya. Generasi ini merupakan generasi pertama yang “bermandikan” teknologi digital.

4. Generasi Z (Generation Next)

Generasi yang lahir dalam rentang Januari 1998 – saat ini. Generasi ini juga disebut dengan generasi Z. Generasi ini adalah generasi yang sedang tumbuh dan belum memasuki dalam pasar kerja. Generasi ini juga disebut sebagai Digital Natives (komunitas asli digital) karena mereka dilahirkan dan dibesarkan dalam era digital, sehingga generasi ini menerima pengaruh dunia digital yang sangat kuat seperti generasi net. Generasi ini umumnya merasa nyaman dan bahkan tergantung pada teknologi dan mampu mengerjakan beberapa hal dengan teknologi digital dalam waktu yang bersamaan. Umumnya mereka selalu terhubung dengan berbagai alat komunikasi dan jejaring sosial yang sering mempengaruhi keputusan-keputusan


(46)

mereka lebih cerdas, fleksibel, dan lebih toleran terhadap keragaman budaya.

Di satu sisi teknologi telah menjadi bagian dari kebutuhan dan kebudayaan di sisi yang lain investasi di bidang pendidikan sains, teknologi, dan inovasi telah menjadi salah satu sumber yang paling penting dari transformasi ekonomi di negara-negara industri baru. Investasi tersebut harus menjadi bagian dari kerangka yang lebih besar untuk membangun kapasitas di seluruh dunia. Unsur yang umum dari kisah sukses negara-negara industri baru adalah tingkat komitmen yang tinggi terhadap pendidikan dan integrasi ekonomi di dalam negara. Strategi mengutamakan pendidikan dan pengembangan teknologi merupakan pintu masuk untuk menjadi masyarakat pengetahuan (knowledge societies) (Juma, 2005: 88). Maka berbagai teknologi perlu diperkenalkan dalam dunia pendidikan dan didukung oleh program-program pemerintah untuk mengadopsi berbagai jenis inovasi ini.

TIK sebagai salah satu dari berbagai teknologi yang ada dalam dunia pendidikan. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasaran TIK diberi batasan sebagai satuan perangkat keras dan lunak yang berkaitan dengan akses dan pengelolaan informasi dan komunikasi untuk mendukung pembelajaran. TIK masuk dalam dunia pendidikan melalui dua jalur yang berbeda. Jalur pertama TIK masuk melalui program pendidikan yang dikembangkan di sekolah melalui intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Jaklur kedua TIK masuk melalui budaya terutama budaya yang tumbuh di kalangan kaum muda. Maka lingkungan pendidikan menjadi lingkungan yang diwarnai dengan TIK.


(47)

Dalam lingkungan pendidikan dimana para peserta didik memiliki akses yang luas terhadap informasi maka peran guru sebagai satu-satunya sumber informasi perlu direposisi. Dalam lingkungan pendidikan yang berteknologi, guru perlu memposisikan sebagai mitra belajar yang sejajar dengan siswa namun guru tetap sebagai penyelenggara pembelajaran dan fasilitator pembelajaran. Maka dalam hal ini tugas guru tetap dalam hal memberi informasi, menunjukkan, mengklarifikasi, menjelaskan, memotivasi, mendorong minat, dan membuka pikiran para peserta didik (Skilbeck, 2007: 87).

Karena TIK telah menjadi sumber informasi maka sekolah dan pemerintah perlu menyepakati untuk membantu siswa menjadi melek TIK. Melek TIK didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk menggunakan TIK dengan benar untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan dan mengevaluasi informasi, mengembangkan pemahaman baru, dan berkomunikasi dengan orang lain agar dapat berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat. Diharapkan dengan melek TIK siswa dapat percaya diri, kreatif, dan menjadi pengguna TIK yang memahami dampak teknologi tersebut pada dirinya dan masyarakat. Guru saat ini tidak cukup menjadi sosok yang semata-mata memiliki otoritas seperti masa lalu, tetapi harus bergabung dengan siswa dan orang tua mereka untuk menjadi pengguna mahir TIK, sehingga menciptakan suatu kemitraan baru dan menciptakan bahkan proses pembelajaran yang lebih baik (Skilbeck, 2007: 87-89).

Pentingnya penggunaan TIK disadari oleh pemerintah dan bahkan menjadi prioritas yang tercermin dalam rumusan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pendidikan Nasional tahun 2010-2014. Dalam renstra tersebut dijelaskan tentang arah


(48)

perluasan pemanfaatan TIK di bidang pendidikan. Pendayagunaan TIK diyakini dapat menunjang upaya peningkatan dan pemerataan akses pendidikan, peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan, serta tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik terhadap pendidikan. Disadari pula bahwa kebutuhan akan penguasaan dan penerapan IPTEK dalam rangka menghadapi tuntutan global berdampak pada semakin meningkatnya peranan TIK dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan, meningkatnya kebutuhan untuk berbagi informasi dan pengetahuan dengan memanfaatkan TIK, serta perkembangan internet yang menghilangkan batas wilayah dan waktu untuk melakukan komunikasi dan akses terhadap informasi. Berkaitan dengan hal tersebut disusunlah kebijakan dalam bidang TIK oleh Kemendiknas untuk e-pembelajaran, e-manajemen dan e-layanan sebagai berikut (Renstra Kemendiknas 2010-2014: 44-45):

a. Penyediaan sarana dan prasarana TIK serta muatan pembelajaran berbasis TIK untuk penguatan dan perluasan e-pembelajaran pada semua jenjang pendidikan.

b. Pengembangan e-manajemen, e-pelaporan, dan e-layanan untuk meningkatkan efektivitas tata kelola dan layanan publik.

c. Pengembangan sistem pengelolaan pengetahuan untuk mempermudah dalam berbagi informasi dan pengetahuan antar peserta didik dan tenaga pendidik. d. Pengembangan pusat sumber belajar berbasis TIK pada pendidikan dasar dan


(1)

41 3 3 2 2 2 2 14 3 3 6 4 3 3 10 4 3 7 0 47 1 7 20

42 2 2 2 2 2 2 12 3 4 7 4 4 4 12 4 3 7 0 50 1 23 12

43 4 4 4 2 4 3 21 3 4 7 2 2 4 8 2 3 5 1 38 0 12 0

44 2 2 2 2 1 1 10 3 3 6 4 5 4 13 4 3 7 1 48 1 12 10

45 3 4 3 3 3 3 19 3 2 5 4 3 4 11 4 4 8 1 47 0 20 10

46 3 3 2 2 2 3 15 3 2 5 4 3 3 10 2 3 5 1 58 0 29 32

47 2 1 1 2 2 2 10 3 3 6 3 3 3 9 3 4 7 1 51 0 22 8

48 4 2 2 2 4 2 16 3 4 7 4 3 4 11 3 4 7 1 52 0 26 10

49 2 2 1 2 1 2 10 4 3 7 4 4 5 13 5 2 7 1 46 1 18 12

50 2 3 3 3 2 2 15 3 3 6 3 2 3 8 3 3 6 1 47 1 21 8

51 2 2 2 2 2 2 12 2 3 5 3 4 4 11 4 3 7 1 38 0 12 10

52 2 2 2 2 1 2 11 4 3 7 4 4 3 11 4 3 7 1 49 0 27 8

53 2 2 2 1 2 2 11 3 4 7 2 2 4 8 4 4 8 1 54 1 29 8

54 2 2 2 2 2 2 12 2 2 4 3 3 3 9 2 3 5 1 44 1 3 8

55 2 2 2 2 2 2 12 3 2 5 4 3 4 11 2 3 5 1 56 0 32 12

56 3 2 2 2 3 3 15 5 4 9 4 4 5 13 3 4 7 1 45 1 17 40

57 2 2 3 2 2 2 13 4 4 8 4 4 4 12 3 2 5 1 58 1 33 12

58 4 2 4 4 2 2 18 4 2 6 2 2 4 8 3 3 6 1 56 0 29 12

59 1 1 2 1 1 2 8 4 5 9 5 5 4 14 3 4 7 1 42 0 19 100

60 2 2 2 2 3 2 13 3 3 6 3 5 3 11 4 3 7 1 31 0 9 12

61 3 2 2 2 2 2 13 3 3 6 3 4 4 11 3 3 6 1 54 1 29 8

62 2 3 2 2 2 2 13 2 3 5 3 4 4 11 2 3 5 1 34 0 7 12

63 2 2 2 1 2 2 11 4 4 8 5 4 5 14 4 4 8 0 36 0 3 12

64 2 3 2 2 2 2 13 4 5 9 4 4 4 12 4 4 8 0 39 0 13 12

65 2 2 2 2 1 2 11 4 4 8 3 3 4 10 3 3 6 0 39 0 15 10

66 2 2 2 2 4 2 14 2 3 5 4 4 3 11 3 3 6 0 59 1 25 6

67 4 4 2 2 3 2 17 4 3 7 4 3 3 10 4 5 9 0 48 0 23 6

68 2 2 1 1 2 2 10 3 3 6 2 2 3 7 3 3 6 0 55 0 28 6

69 2 2 2 2 2 2 12 4 3 7 3 3 3 9 4 4 8 0 52 1 26 8

70 4 4 4 4 4 4 24 2 3 5 3 3 3 9 3 3 6 0 53 1 28 8

71 2 2 2 2 1 2 11 4 4 8 4 5 4 13 4 4 8 0 31 1 7 10

72 3 3 3 2 3 3 17 2 3 5 3 3 4 10 3 3 6 0 57 0 30 33

73 4 4 4 2 2 2 18 4 3 7 4 3 4 11 3 4 7 0 54 1 18 10

74 2 2 2 2 3 2 13 3 3 6 4 4 4 12 4 4 8 0 44 1 18 30

75 2 1 2 2 2 2 11 4 4 8 4 4 5 13 5 5 10 0 40 1 13 30

76 3 2 1 1 3 2 12 4 5 9 4 5 4 13 4 5 9 0 55 0 31 300

77 2 2 2 2 2 1 11 3 3 6 4 4 5 13 3 3 6 0 22 0 1 12

78 4 4 3 3 4 3 21 4 3 7 3 3 3 9 3 3 6 0 52 0 26 3

79 3 3 3 3 4 3 19 3 4 7 4 4 4 12 3 2 5 0 29 0 1 10

80 3 3 2 2 2 2 14 4 4 8 5 4 4 13 4 4 8 0 40 0 8 12

81 2 2 2 2 1 1 10 2 2 4 4 4 4 12 2 2 4 0 35 0 11 10

82 1 1 2 2 1 1 8 4 3 7 4 4 4 12 4 4 8 0 58 0 32 12


(2)

84 1 1 1 1 1 1 6 4 3 7 4 3 4 11 2 2 4 0 34 0 7 10

85 2 2 3 2 2 2 13 4 3 7 3 4 4 11 4 3 7 0 55 0 27 24

86 1 1 1 1 1 1 6 5 4 9 5 5 5 15 4 5 9 1 55 1 30 36

87 2 2 2 2 2 2 12 4 4 8 4 4 5 13 4 5 9 1 50 0 28 12

88 2 2 1 1 1 2 9 5 4 9 4 4 5 13 5 5 10 1 36 0 36 12

89 4 3 3 3 3 3 19 4 5 9 3 3 4 10 3 3 6 1 56 1 34 10

90 2 2 2 2 2 2 12 5 5 10 5 4 4 13 3 4 7 1 40 0 17 36

91 2 2 2 2 2 2 12 3 3 6 5 4 5 14 3 3 6 1 60 0 29 6

92 3 3 2 2 2 2 14 3 3 6 5 4 5 14 3 3 6 1 55 0 28 8

93 3 3 2 2 2 2 14 4 3 7 5 4 5 14 4 4 8 1 30 0 8 6

94 2 2 2 2 1 2 11 4 3 7 3 4 4 11 3 3 6 1 46 1 10 8

95 2 2 3 3 2 2 14 5 4 9 4 4 5 13 5 5 10 1 54 1 25 8

96 2 3 3 2 3 2 15 4 3 7 3 3 4 10 3 3 6 1 56 1 24 6

97 2 2 2 2 3 2 13 4 5 9 4 4 3 11 3 3 6 1 52 1 22 110

98 2 3 3 3 3 3 17 4 3 7 2 3 4 9 4 3 7 1 47 0 23 10

99 4 4 4 3 4 4 23 4 3 7 4 3 3 10 3 3 6 1 40 0 8 6

100 4 4 4 2 4 4 22 2 3 5 3 4 4 11 3 4 7 1 41 0 8 16

101 3 3 1 1 1 3 12 4 4 8 5 5 5 15 5 5 10 1 35 0 11 16

102 1 1 1 1 2 1 7 4 5 9 5 5 5 15 5 5 10 1 42 1 10 100

103 2 3 2 2 2 2 13 4 4 8 4 4 4 12 4 5 9 1 53 1 25 25

104 2 2 2 2 4 2 14 4 3 7 4 2 4 10 4 5 9 1 40 0 10 8

105 1 2 1 2 1 2 9 5 5 10 5 5 5 15 4 4 8 1 43 0 14 32

106 4 2 2 2 3 4 17 4 3 7 3 4 4 11 3 4 7 1 52 1 23 8

107 2 2 2 2 3 2 13 5 4 9 5 3 5 13 4 3 7 1 37 0 10 10

108 3 3 3 3 3 3 18 4 4 8 4 4 4 12 4 4 8 1 47 1 22 20

109 3 4 3 2 4 3 19 2 3 5 4 3 4 11 3 3 6 1 51 0 23 20

110 3 3 2 2 3 2 15 4 3 7 3 3 3 9 4 4 8 1 56 0 30 8

111 3 3 2 2 3 2 15 4 4 8 3 3 4 10 4 4 8 1 56 0 32 10

112 3 3 3 2 3 2 16 4 3 7 4 3 5 12 3 4 7 1 48 0 10 12

113 3 3 3 3 3 4 19 4 3 7 4 3 5 12 4 4 8 1 37 0 10 40

114 1 1 1 1 1 1 6 4 4 8 5 4 5 14 5 5 10 1 57 1 11 12

115 1 1 1 1 1 2 7 4 4 8 5 4 5 14 5 5 10 1 58 1 32 12

116 2 2 2 3 2 2 13 4 3 7 4 5 4 13 3 4 7 0 59 1 32 40

117 2 2 2 2 2 2 12 3 3 6 4 4 4 12 4 3 7 0 24 0 1 8

118 2 2 2 2 3 3 14 4 4 8 4 3 4 11 4 4 8 0 59 1 33 10

119 3 4 2 2 2 2 15 3 3 6 4 3 4 11 4 3 7 0 48 1 20 10

120 4 4 4 4 3 4 23 2 3 5 2 1 3 6 4 3 7 0 60 0 32 0

121 2 2 2 2 2 1 11 4 4 8 4 4 4 12 4 5 9 0 59 1 31 25

122 4 4 3 3 4 3 21 2 3 5 3 3 3 9 3 3 6 0 55 1 30 10

123 2 2 2 2 2 2 12 4 3 7 4 4 4 12 4 4 8 0 53 1 23 171

124 2 2 2 2 1 1 10 3 3 6 4 4 4 12 3 3 6 0 30 1 6 10

125 2 2 2 2 1 2 11 3 3 6 4 3 3 10 4 4 8 0 28 0 7 12


(3)

127 1 2 2 1 2 1 9 3 4 7 4 3 2 9 2 3 5 1 38 1 12 8

128 3 3 3 2 3 3 17 3 3 6 2 2 4 8 4 3 7 1 41 0 9 8

129 3 2 2 2 3 1 13 5 5 10 3 3 4 10 5 4 9 1 48 1 10 100 130 1 1 1 1 1 1 6 5 5 10 4 5 5 14 5 5 10 1 43 1 15 100

131 1 1 1 1 1 2 7 4 5 9 5 4 5 14 5 4 9 1 42 0 14 10

132 2 3 2 2 2 2 13 4 4 8 4 4 4 12 3 3 6 1 43 0 10 10

133 3 3 2 2 3 3 16 3 2 5 3 3 3 9 2 2 4 1 46 0 13 10

134 2 2 2 2 1 2 11 3 4 7 4 4 3 11 3 4 7 1 46 1 18 10

135 2 2 1 1 1 1 8 4 5 9 5 5 4 14 4 4 8 1 56 1 30 18

136 1 1 1 1 1 1 6 5 5 10 5 5 5 15 4 5 9 1 58 1 31 56

137 2 2 1 2 2 1 10 5 4 9 5 4 5 14 4 3 7 1 30 1 6 18

138 1 1 1 1 1 1 6 5 4 9 5 5 4 14 5 5 10 1 42 0 16 42

139 4 4 1 3 1 2 15 5 5 10 3 4 4 11 4 4 8 0 48 0 19 100

140 3 3 2 2 3 3 16 4 4 8 3 4 4 11 4 3 7 0 48 0 23 12

141 4 4 3 3 4 2 20 4 4 8 4 3 4 11 4 4 8 0 57 1 35 10

142 4 4 4 4 4 4 24 3 3 6 2 2 4 8 2 2 4 0 56 0 32 12

143 3 3 2 2 3 3 16 4 2 6 4 3 4 11 3 3 6 1 43 0 20 100

144 3 3 2 2 3 3 16 4 2 6 3 3 3 9 3 3 6 1 48 0 24 8

145 3 3 3 3 3 3 18 3 3 6 3 3 3 9 4 4 8 1 35 0 4 8

146 1 2 1 1 2 1 8 5 5 10 4 4 5 13 5 5 10 1 45 0 22 10

147 2 2 2 2 2 2 12 4 3 7 4 4 5 13 4 4 8 1 46 1 8 8

148 1 1 1 1 2 2 8 5 4 9 5 5 5 15 5 4 9 1 41 0 17 40

149 2 2 3 3 2 2 14 2 3 5 4 4 4 12 3 3 6 1 45 0 14 0

150 2 2 2 2 2 2 12 2 2 4 4 3 4 11 3 3 6 1 47 1 24 120

151 2 2 2 2 2 2 12 4 4 8 4 3 3 10 2 2 4 1 43 1 13 12

152 3 3 3 3 3 2 17 4 4 8 3 3 3 9 3 3 6 1 43 1 10 60

153 2 2 1 2 2 2 11 4 4 8 5 5 5 15 5 4 9 1 39 0 13 12

154 1 1 1 1 2 1 7 4 4 8 4 5 4 13 4 5 9 1 28 0 4 12

155 4 2 2 2 3 2 15 4 3 7 4 4 4 12 4 4 8 1 51 0 15 10

156 2 2 3 2 3 2 14 3 2 5 3 3 3 9 4 4 8 1 52 1 27 10

157 2 2 2 2 2 2 12 4 4 8 4 4 5 13 3 3 6 1 52 1 27 10

158 3 2 2 2 3 3 15 3 3 6 3 3 4 10 4 3 7 1 47 1 18 5

159 3 3 3 2 3 2 16 4 4 8 3 3 3 9 4 4 8 1 40 0 1 0

160 2 2 2 2 2 2 12 4 3 7 4 4 4 12 4 4 8 1 46 1 20 7

161 4 4 4 2 2 2 18 2 4 6 4 4 4 12 5 4 9 1 49 1 26 8

162 3 2 3 3 3 3 17 4 4 8 4 5 4 13 4 3 7 0 45 0 23 8

163 2 4 4 2 4 2 18 4 3 7 3 3 3 9 2 3 5 0 58 1 32 8

164 1 1 2 2 2 1 9 4 4 8 4 5 4 13 4 4 8 0 30 0 4 4

165 2 2 2 2 1 2 11 3 3 6 4 4 4 12 5 4 9 0 40 1 18 12

166 2 2 2 2 2 2 12 5 4 9 4 5 4 13 5 5 10 0 29 0 3 12

167 2 2 2 2 2 2 12 4 3 7 4 4 4 12 3 3 6 0 33 1 1 10

168 1 1 1 2 1 1 7 5 4 9 5 4 5 14 5 4 9 0 29 0 5 10


(4)

170 1 2 1 2 1 2 9 4 5 9 5 5 5 15 5 4 9 0 58 1 30 120


(5)

Lampiran 48. Riwayat Hidup Penulis

RIWAYAT HIDUP

Yohanes Harsoyo, dilahirkan pada tanggal 25 Januari

1971 di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, anak keempat

dari empat bersaudara pasangan Yohanes Antonius Supojo

Siswodiharjo (R.I.P.) dan Maria Magdalena Siharjani.

Pada tahun 1989, penulis lulus dari SMA Kolese de

Britto Yogyakarta, kemudian melanjutkan pendidikan di Jurusan Pendidikan Dunia

Usaha, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, lulua sarjana pada tahun 1994 dan sejak tahun tersebut penulis menjadi

pengajar tetap di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta. Gelar Magister Sains dalam bidang ekonomi pertanian

diperolah dari Institut Pertanian Bogor pada tahun 1999. Pada tahun 2011

mendapatkan beasiswa Beasiswa Pendidikan Pascasarjana (BPPS) untuk melanjutkan

pendidikan jenjang S3 pada Program Studi Pendidikan Ekonomi, Program

Pascasarjana, Universitas Negeri Malang.

Penulis telah menghasilkan beberapa karya akademik yang telah

dipublikasikan diantaranya adalah:

1.

Melek Ekonomi Pangkal Sejahtera, Seri Economic Literacy: Belajar Ekonomi

Untuk Mahasiswa dan Masyarakat Awam. 2011. Yogyakarta: CAPS.

2.

Ekonomi Kependudukan Indonesia: Paradigma, Praktik, dan Kritik. Dalam A.

Budisusila (Ed).

Rakyat, Pendidikan, dan Ekonomi: Menuju Pendidikan

Ekonomi

. 2009. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.


(6)

3.

Strategi Memasuki Krisis Energi Permanen.

Arah Reformasi Indonesia

, No.

35, Mei 2007.

4.

Analisis Dampak Kebijakan Harga Padi dan Kebijakan Bea Masuk Impor

Beras terhadap Permintaan dan Penawaran Beras di Indonesia Tahun

1983-2002.

Jurnal Penelitian

, No. 20, Mei 2007.

5.

Kebijakan Perbukuan Nasional Yang Mencerdaskan Bangsa.

Widya Dharma

Majalah Ilmiah Kependidikan

. Vol. 17, No. 1, Oktober 2006.

6.

Konsep Koperasi Menurut Pemikiran Hatta.

Ideologi Koperasi Menatap

Masa Depan

. 2006. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

7.

Politik Anggaran Pendidikan dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya

Manusia Indonesia.

Widya Dharma Majalah Ilmiah Kependidikan

. Vol. 16

No. 2, April 2006.

8.

Pendidikan Menengah Kejuruan Menghadapi Knowledge-Based Economy.

Dalam A.M.S. Soewandi, dkk (Eds).

Perspektif Pembelajaran Berbagai

Bidang Studi

. 2005. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.

9.

Politik Pangan Menuju Ketahan Pangan Nasional.

Arah Reformasi Indonesia

.

No. 26, Februari 2005.

Penulis menikah dengan Valentina Dewi Yulianti pada tahun 1998 dan saat

ini telah dikaruniai empat anak yaitu Clara Shinta Prabaningtyas, Emilia Sekar

Respati Seto, Olga Sekar Winahyu, dan Adela Ayodhya Candrakanti.