besar, termasuk di dalamnya adalah pemakaian caption, raster, grafik, gambar, dan tabel untuk mendukung arti penting suatu pesan.
c. Metafora
Kalimat pengandaian atau perumpamaan.
II.6 Wilayatul Hisbah
Dalam qanun 2001 Pasal 1 Angka 7, disebutkan wilayatul hisbah adalah lembaga yang bertugas mengawasi, membina, dan melakukan advokasi terhadap
pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang syari`at Islam dalam rangka melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar.
Untuk menunjang pelaksanaan aktivitas syariat islam yang diatur dalam qanun-qanun yang telah disepakati itu, maka dibentuklah lembaga ini. Lembaga
ini bekerja sebagai penindak awal perilaku masyarakat Aceh yang menyimpang dari syariat.
Sebagaimana aparat kepolisian, WH juga memiliki wewenang yang diatur dalam qanun khusus WH. Wewenang ini berkaitan dengan pelanggaran syariat
Islam seperti khamr miras, judi, khalwat mesum, busana islami dan lainnya. Apabila pelanggaran masuk ke ranah kejahatan, maka akan ditransfer ke aparat
kepolisian. Lembaga ini berwenang mengingatkan anggota masyarakat tentang
aturan-aturan yang ada yang harus diikuti, cara menggunakan dan menaati peraturan serta tindakan yang harus dihindari karena bertentangan dengan
peraturan. Diantara contoh kongkrit yang sering disebut sebagai tugas dan
kewenangan lembaga ini pada masa lalu adalah mengawasi, memeriksa dan mengingatkan penggunaan alat-alat ukur takaran dan timbangan di pasar-pasar
untuk kepentingan perdagangan. Untuk ini mereka juga berwenang menegur, mencegah dan melarang orang-orang agar terhindar dari perbuatan atau kegiatan
yang dianggap salah, yang melanggar peraturan agar mereka terhindar dari hukuman.
Lembaga ini di samping bertugas menegakkan aturan yang ada di dalam hukum juga bertugas mengingatkan dan menegur orang-orang agar mereka
Universitas Sumatera Utara
mengikuti aturan moral akhlak yang baik, yang sangat dianjurkan di dalam syari`at Islam yaitu perbuatan haram dan tercela, tetapi tidak sampai dijatuhi
hukuman sekiranya seseorang melakukannya. Keberadaan lembaga ini telah dicantumkan di dalam beberapa qanun,
pertama sekali dalam PERDA Nomor 5 Tahun 2000, dalam pasal 20 Bab VI, Pengawasan dan Penyidikan yang berbunyi: 1 Pemerintah Daerah berkewajiban
membentuk badan yang berwenang mengontrol mengawasi wilayatul
hisbah pelaksanaan ketentuan-ketentuan dalam peraturan daerah ini sehingga dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.
Setelah kehadiran UU No 1106 kedudukan WH menjadi lebih jelas. Kalau sebelumnya keberadaan WH hanya berdasarkan qanun Aceh, maka dalam
undang-undang ini WH dianggap sebagai bagian dari SATPOL PP dan diberi nama polisi wilayatul hisbah. Pengaturan tentang kewenangan, tugas, dan jenjang
kepangkatan mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku secara nasional. Dengan demikian Polisi WH hanya berwenang melakukan sosialisasi,
pengawasan dan pembinaan Qanun syari’at Islam dan tidak berwenang melakukan penyidikan.
1. Tugas-tugas Wilayatul Hisbah
Sebagai salah satu badan pengawas yang bertindak sebagai polisi syariah waliyatul hisbah mempunyai tiga kelompok tugas.
a. Tugas pokok Wilayatul Hisbah yaitu :
1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan dan pelanggaran
peraturan perundang undangan di bidang syariat Islam. 2.
Melakukan pembinaan dan advokasi spritual terhadap setiap orang yang berdasarkan bukti permulaan patut diduga telah melakukan
pelanggaran terhadap peraturan Perundang-undangan di bidang syariat Islam.
3. Pada saat tugas pembinaan mulai dilakukan Muhtasib sebutan
WH perlu memberitahukan hal itu kepada penyidik terdekat atau kepada Keuchik Kepala Gampong dan keluarga pelaku.
4. Melimpahkan perkara pelanggaran peraturan perundang-undangan
di bidang syariat Islam kepada penyidik.
Universitas Sumatera Utara
b. Tugas yang berhubungan dengan pengawasan meliputi :
1. Memberitahukan kepada masyarakat tentang adanya peraturan
perundang- undangan di bidang syariat Islam 2.
Menemukan adanya perbuatan pelanggaran terhadap ketentuan syariat Islam
c. Tugas yang berhubungan dengan pembinaan meliputi :
1. Menegur memperingatkan dan menasehati seseorang yang patut di
duga telah melakukan pelanggaran terhadap ketentuan syariat Islam
2. Berupaya untuk menghentikan kegiatanperbuatan yang patut
diduga telah melanggar peraturan perundangan di bidang syariat Islam
3. Menyelesaikan perkara pelanggaran tersebut melalui rapat adat
Gampong 4.
Memberitahukan pihak terkait tentang adanya dugaan telah terjadi penyalahgunaan izin penggunaan suatu tempat atau saranaa.
2. Fungsi Wilayatul Hisbah
Fungsi wilayatul hisbah yaitu diantaranya : a.
Sosialisasi b.
Pengawasan c.
Pembinaan d.
Penyidikan e.
Pelaksanaan hukuman
3. Wewenang Wilayatul Hisbah
Wilayatul Hisbah mempunyai kewenangan : 1.
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan dan Perundang-undangan di bidang syariat Islam.
2. Menegur, menasehati, mencegah dan melarang setiap orang yang
patut diduga telah sedang atau akan melakukan pelanggaran terhadap Peraturan Perundang-undangan di bidang syariat Islam.
Universitas Sumatera Utara
3. Menerima laporan pengaduan dari masyarakat.
4. Menyuruh berhenti seseorang yang patut diduga sebagai pelaku
pelanggaran. 5.
Meminta keterangan identitas setiap orang yang patut diduga telah dan sedang melakukan pelanggaran.
6. Menghentikan kegiatan yang patut diduga melanggar peraturan
Perundang-undangan. 7.
Dalam proses pembinaan, Muhtasib berwenang meminta bantuan kepada Keuchik dan Tuha Peut setempat.
8. Muhtasib dalam menjalankan tugas pembinaan terhadap seseorang
yang diduga melakukan pelanggaran diberi kesampatan maksimal 3 kali dalam masa tertentu.
9. Setiap orang yang pernah mendapat pembinaan petugas Muhtasib,
tetapi masih melanggar diajukan kepada penyidik. Dari uraian di atas terlihat bahwa berdasarkan Keputusan Gubernur,
petugas atau Pejabat Wilayatul Hisbah mempunyai kewenangan untuk : 1.
Masuk ke tempat tertentu yang diduga menjadi tempat terjadinya maksiat atau pelanggaran syari’at Islam.
2. Mencegah orang-orang tertentu untuk melakukan perbuatan
tertentu, melarang mereka masuk ketempat tertentu, atau melarangmereka keluar dari tempat tertentu.
3. Meminta dan mencatat identitas orang-orang tertentu dan
4. Mengambil foto sekiranya diperlukan
5. Menghubungi polisi atau geuchik tuha peut gampong tertentu
guna menyampaikan laporan atau memohon bantuan dalam upaya melakukan pembinaan atau menghentikan perbuatan kegiatan
yang diduga merupakan pelanggaran atas qanun dibidang syariat Islam.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Konteks Masalah