KINERJA, Volume 14, No.2, Th. 2010: Hal. 151-164
154 Peran pengawasan yang dilakukan dewan komisaris perusahaan di Indonesia belum memadai Herwidayatmo,
2000. Untuk itu diperlukan suatu komite untuk membantu tugas dan fungsi dewan komisaris. Komite ini disebut Komite Audit. Tugas dan fungsi komite audit adalah membantu dewan komisaris dalam meningkatkan akuntabilitas
dan transparansi perusahaan. McMullen 1996, keberadaan anggota komite audit independen dalam komite audit akan meningkatkan transparansi komite audit dalam menjalankan tugasnya. Agar tugas dan tanggungjawabnya
berjalan dengan baik, komite audit harus rutin mengadakan pertemuan atau rapat internal.
2.3. Pengembangan Hipotesis
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh corporate governance terhadap environmental disclosure. Enam variabel corporate governance digunakan dalam penilitian ini.
1.1.1. Proporsi Komisaris Independen
Peran utama dewan komisaris adalah terkait dengan fungsi kontrol Pound, 1995. Anggota komisaris independen merupakan alat untuk mengawasi perilaku manajemen untuk meningkatkan pengungkapan informasi
sukarela dalam laporan tahunan perusahaan Rosenstein dan Wyatt, 1990. Dalam penelitian Chen dan Jaggi 1998, menyatakan bahwa proporsi komisaris independen berpengaruh positif terhadap environmental disclosure.
Hasil yang sama juga diperoleh dalam penelitian yang dilakukan oleh Leftwich, Watt dan Zimmerman 1981, Fama dan Jansen 1983, Forker 1992. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dikembangkan hipotesis:
H
1
: Terdapat pengaruh positif proporsi komisaris independen terhadap environmental disclosure.
1.1.2. Latar Belakang Culture Atau Etnis Komisaris Utama
Latar belakang etnis culture komisaris utama direpresentasikan dengan loyalitas kelompok etnik yang berada pada kelompok yang terdiri dari kumpulan orang yang mempunyai pola tingkah laku normatif Cohen,
1974. Indonesia merupakan negara dengan banyak ras dan salah satu yang mempunyai kontribusi besar dalam dunia bisnis di Indonesia adalah etnis Tionghoa Kusumastuti dkk, 2006. Karakteristik personal seorang komisaris
utama mempengaruhi praktek disclosure Alhabsi, 1994. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Chuah 1995,
pemikiran seorang komisaris utama dipengaruhi oleh latar belakang ras dan culture . Berdasarkan uraian di atas,
maka dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut: H
2
: Terdapat pengaruh latar belakang etnis atau budaya etnicculture komisaris utama terhadap environmental disclosure.
1.1.3. Latar Belakang Pendidikan Komisaris Utama
Latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh komisaris utama berpengaruh terhadap pengetahuan yang dimiliki Ahmed and Nicholls, 1994. Komisaris utama yang memiliki latar belakang pendidikan bisnis akan lebih
baik dalam mengelola bisnis dan mengambil keputusan Bray, Howard, dan Golan, 1995. Dari uraian di atas, maka dapat dikembangan hipotesis sebagai berikut:
H
3
: Terdapat pengaruh latar belakang pendidikan komisaris utama terhadap environmental disclosure.
1.1.4. Jumlah Rapat Dewan Komisaris
Sesuai dengan corporate governance guidelines yang ditetapkan 12 September 2007, dewan komisaris
harus memiliki jadwal rapat tetap dan dapat dilakukan rapat tambahan sesuai dengan kebutuhan serta dilakukan pada saat yang tepat. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Brick dan Chidambaran 2007, semakin banyak
rapat yang diselenggarakan dewan komisaris akan semakin meningkatkan kinerja perusahaan. Dari argumen tersebut di atas, maka dapat dikembangkan hipotesis:
H
4
: Terdapat pengaruh positif jumlah rapat dewan komisaris terhadap environmental disclosure.
Pengaruh Corporate Governance, Etnis, dan Latar Belakang Pendidikan Terhadap Environmental Disclosure: Djoko Suhardjanto dan Novita Dian Permatasari
155
1.1.5. Proporsi Anggota Independen Komite Audit
Audit komite mempunyai fungsi untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan dan sebagai elemen sistem pengendalian Collier, 1993. Anggota independen komite audit selayaknya tidak terailiasi dengan
perusahaan atau komite lainnya, sehingga kinerjanya dapat dipercaya McMullen, 1996. Penelitian Forker 1992 menyatakan bahwa keberadaan anggota independen komite audit meningkatkan kualitas kontrol perusahaan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Simon 2001 bahwa anggota independen komite audit berpengaruh positif terhadap luasnya disclosure. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut: H
5
: Terdapat pengaruh positif antara proporsi anggota independen komite audit terhadap environmental disclosure.
1.1.6. Jumlah Rapat Komite Audit
Dalam menjalankan tugasnya, komite audit sebaiknya mengadakan rapat minimal empat kali dalam satu tahun corporate governance guidelines
, 2007. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Selain tercantum dalam corporate governance guidelines
, dalam audit committee charter tahun 2005 juga dinyatakan bahwa semakin banyak rapat komite audit yang dilakukan akan semakin meningkatkan kinerja komite audit. Dari
uraian tersebut, maka dapat dikembangkan hipotesis seperti berikut: H
6
: Terdapat pengaruh positif jumlah rapat komite audit terhadap environmental disclosure.
3. METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel