Instrumen Penelitian Teknik Analisis Data

dan awalan. Tahap selanjutnya adalah reduksi data, yaitu “merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi aka memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan” Miles and Huberman 1984 dalam Sugiyono. Jadi reduksi ini adalah memberikan kode-kode tertentu pada data yang telah dikumpulkan agar memudahkan peneliti dalam mengolah data. Tahap selanjutnya adadal tahap selection. Peneliti menguraikan secara rinci mengenai temuan-temuan hasil penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam karangan narasi setiap siswa yang menjadi subjek penelitian. Peneliti membatasi kriteria analisis cara penulisannya dalam karangan narasi siswa, kriteria tersebut yaitu: 1. Kata depan di penulisannya dipisah 2. Kata depan ke penulisannya dipisah 3. Awalan di- penulisannya disambung 4. Awalan ke- penulisannya disambung.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan kajian pustaka dan hasil penelitian mengenai kemampuan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam karangan narasi siswa kelas VI di SD Negeri Cieunteunggede tahun pelajaran 20132014, maka penulis dapat mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil data yang telah dikaji dan pembahasan hasil penelitian yang diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penguasaan siswa tentang materi kata depan di, ke dan awalan di-, k menunjukkan hasil yang kurang bagus. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa frekuensi kesalahan penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam karangan narasi yang dibuat siswa sangat banyak. Dari 30 orang siswa yang dijadikan subjek penelitian, hanya 6 orang siswa yang sama sekali tidak melakukan kesalahan. Selebihnya 24 orang siswa melakukan kesalahan. Artinya penguasaan siswa dalam memahami dan menuliskan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam karangan narasi masih kurang. 2. Urutan kesalahan dari yang paling banyak sampai ke yang paling sedikit dilakukan adalah penulisan kata depan di, kata depan ke, awalan di-, dan awalan ke-. Pada kesalahan penulisan kata depan, penulisan kata depan di yang harusnya dipisah, akan tetapi siswa menuliskannya dengan cara diserangkaikan atau disambungkan dilakukan sebanyak 37 kali. Kesalahan penulisan kata depan ke yang seharusnya dipisah, tetapi siswa melakukan kesalahan dengan menuliskannya diserangkaikan dari kata yang mengikutinya sebanyak 29 kali. Selanjutnya untuk kesalahan awalan, yang seharusnya awalan di- dalam penulisannya diserangkaikan dengan kata yang mengikutinya, siswa menuliskannya secara dipisah sebanyak 17 kali. Dan untuk kesalahan penulisan awalan ke -dilakukan sebanyak 4 kali.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Guru harus tepat dalam memilih metode yang akan digunakan saat menjelaskan materi tentang kata depan di, ke dan awalan di-, ke-. Guru juga sebaiknya lebih sering memberi tugas kepada siswa tentang keterampilan menulis dan melatihnya dengan bertahap. Selain itu juga, guru seharusnya membiasakan dan mengingatkan siswa menuliskan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- yang baik dan tepat ketika proses pembelajaran menulis, setiap kali menjelaskan pembelajaran dan pengoreksian hasil pekerjaan siswa 2. Sebaiknya siswa memperhatikan dengan sungguh-sungguh ketika guru menjelaskan materi tentang kata depan. Hal yang perlu dilakukan siswa untuk memudahkan menguasai keterampilan penggunaan kata depan dan awalan adalah banyak membaca buku-buku yang relevan. Siswa juga hendaknya berlatih membiasakan mengoreksi setiap kali membuat sebuah tulisan yang di dalamnya terdapat penggunaan kata depan dan awalan, sehingga keterampilan menulisnya akan meningkat.