Faktor risiko terjadinya gangguan kognitif

Berfungsi dalam membaca, persepsi, memori, dan visuospasial. Korteks ini menerima stimuli sensori input visual, auditori, taktil dari area asosiasi sekunder. Lobus ini menerima input dari berbagai modalitas sensori sering disebut korteks heteromodal dan mampu membentuk asosiasi sensori cross modal association, sehingga manusia dapat menghubungkan input visual dan menggambarkan apa yang mereka lihat atau pegang. 3. Lobus temporalis Berfungsi mengatur pendengaran, penglihatan, emosi, memori, kategorisasi benda-benda, dan seleksi rangsangan auditorik dan visual. 4. Lobus oksipitalis Berfungsi mengatur penglihatan primer, visuospasial, memori, dan bahasa. Markam, 2003

2.2.3 Faktor risiko terjadinya gangguan kognitif

Beberapa kondisi atau penyakit dapat mengakibatkan gangguan fungsi kognitif, antara lain : 1. Usia Meningkatnya usia dapat terjadi perubahan fungsi kognitif yang sesuai dengan perubahan neurokimiawi dan morfologi proses degeneratif Valcour dkk, 2011. 2. Pendidikan Banyak studi menunjukkan bahwa pendidikan yang lebih tinggi, berisiko rendah menderita penyakit Alzheimer Valcour dkk, 2011. 3. Genetik Termasuk faktor genetik adalah faktor bawaan, jenis kelamin dan ras. Penyakit genetik yang berhubungan dengan gangguan kognitif diantaranya Huntington, Alzheimer, Pick, Fragile X, Duchenne Muscular Distrofi, dan sindroma Down Valcour dkk, 2011. 4. Berbagai penyebab yang dapat mempengaruhi perkembangan otak pada masa prenatal dan pasca natal. 5. Cedera kepala Cedera kepala dapat mengakibatkan perubahan kognitif, biasanya jenis cedera kepala tertutup. Gangguan kognitif yang dapat timbul pada cedera kepala antara lain amnesia anterograd dan retrograd, fungsi memori, gangguan kemampuan konstruksi, fungsi bahasa, persepsi, kemampuan motorik dan kemampuan psikiatri. 6. Obat-obat toksik atau napza narkotika, psikotropika dan zat aditif Beberapa zat toksik yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi kognitif antara lain karbonmonoksida, logam berat, alkohol, obat- obatan seperti kokain, mariyuana, halusinogen, amfetamin Cicconetti dkk, 2004. 7. Infeksi susunan saraf pusat Beberapa penyakit infeksi SSP seperti meningitis, ensefalitis maupun abses otak dapat mengakibatkan gejala sisa berupa gangguan kognitif Cicconetti dkk, 2004. 8. Epilepsi Frekuensi dan variasi gangguan kognitif yang terlihat pada penderita epilepsi cukup tinggi, dan dampak psikologis maupun sosial juga tinggi. Obat-obat epilepsi sendiri dapat menimbulkan efek samping berupa gangguan kognitif Valcour dkk, 2011. 9. Penyakit serebrovaskular Gangguan kognitif yang timbul pada penyakit serebrovaskular dapat menjadi awal terjadinya demensia vaskular Cicconetti dkk, 2004. 10. Tumor otak Tumor otak mengakibatkan perluasan lesi fokal yang dapat menimbulkan satu atau kombinasi beberapa gejala kognitif. Gejala- gejala yang dapat timbul antara lain afasia, disorientasi, kesulitan membaca, menulis, atau berhitung, kebingungan, dan gejala psikiatri. Gejala lain dapat terjadi sesuai dengan lokasi tumor Cicconetti dkk, 2004. 11. Nutrisi Zat gizi yang diperlukan untuk perkembangan otak bukan hanya zat gizi makro tetapi juga zat gizi mikro Clifford dan Ances, 2013. 12. Hormon tiroid Defisit atau kelebihan hormon tiroid selama perkembangan dapat berefek buruk pada fungsi neurologi. Karena laju produksi sel-sel pada berbagai regio otak berbeda-beda waktunya, maka periode kritis aksi hormon tiroid pada proliferasi sel berbagai regio otak tertentu berbeda-beda pula Clifford dan Ances, 2013. 13. Stimulasi Semakin banyak stimulasi yang diterima seseorang di lingkungan rumah maupun yang formal akan mempengaruhi fungsi kognitif Richardson dkk, 2002. 14. Stres Selain aksi emosional, orang seringkali menunjukkan gangguan kognitif yang cukup berat jika berhadapan dengan stresor yang serius, akan sulit berkonsentrasi dan mengorganisasikan pikiran secara logis Clifford dan Ances, 2013. 15. ARV Anti Retroviral Penggunaan ARV Anti Retroviral memperlihatkan angka harapan hidup pada penderita HIVAIDS meningkat. Obat tersebut menyebabkan peningkatan supresi virus dalam peredaran darah sistemik. Gangguan fungsi kognitif pada penderita HIV-AIDS menunjukkan penurunan sejak penggunaan ARV. Perubahan patofisiologi di otak pada penderita dengan HIV associated neurocognitive disorders HAND dapat berkurang setelah penggunaan ARV Borjabad dkk, 2011. 16. Merokok Merokok dapat menyebabkan gangguan kognitif, terutama fungsi memori. Nikotin dalam rokok merupakan zat neurotoksik Ronchi dkk, 2002. 17. Diabetes melitus Kerusakan pembuluh darah otak karena komplikasi penyakit DM sering menyebabkan infark lakunar, yang dapat menimbulkan gangguan kognitif Cicconetti dkk, 2004. 18. Penyakit parkinson Penyakit parkinson dapat menyebabkan demensia Lewy Body. 19. Gangguan psikiatri Penderita dengan gangguan psikiatri dapat terjadi pseudo demensia dan sulit dinilai fungsi kognitifnya Richardson dkk, 2002. 2.2.4 Manifestasi gangguan kognitif pada penderita HIV Manifestasi gangguan fungsi kognitif dapat meliputi gangguan pada aspek bahasa, memori, emosi, visuospasial dan kognisi. 1. Gangguan bahasa : gangguan bahasa yang terjadi pada demensia terutama tampak pada kemiskinan kosa kata. Pasien tak dapat menyebutkan nama benda atau gambar yang ditunjukkan padanya confrontation naming, tetapi lebih sulit lagi menyebutkan nama benda dalam satu kategori category naming, misalnya disuruh menyebutkan nama buah atau hewan dalam satu kategori. Sering adanya diskrepansi antara penamaan konfrontasi dan penamaan kategori dipakai untuk mencurigai adanya demensia dini. Misalnya orang dengan cepat dapat menyebutkan nama benda dalam satu kategori, ini didasarkan karena adanya abstraksinya mulai menurun Valcour dkk, 2011 2. Gangguan memori : gangguan mengingat sering merupakan gejala yang pertama timbul pada demensia dini. Tahap awal yang terganggu adalah memori barunya, yakni cepat lupa apa yang baru saja dikerjakan. Lambat laun memori lama juga terganggu. Dalam klinik neurologi fungsi memori dibagi dalam tiga tingkatan bergantung lamanya rentang waktu antara stimulus dan recall Clifford dan Ances, 2013, yaitu : 1. Memori segera immediate memory, rentang waktu antara stimulus dan recall hanya beberapa detik. Dibutuhkan pemusatan perhatian untuk mengingat attention disini. 2. Memori baru recent memory, rentang waktu lebih lama yaitu beberapa menit, jam, bulan bahkan tahun. 3. Memori lama remote memory, rentang waktunya bertahun-tahun bahkan seusia hidup. 3. Gangguan emosi : efek langsung yang paling umum dari penyakit pada otak pada personality adalah emosi yang tumpul, disinhibition, kecemasan yang berkurang atau euforia ringan, dan menurunnya sensitifitas sosial. Dapat juga terjadi kecemasan yang berlebihan, depresi dan hipersensitif Valcour dkk, 2011. 4. Gangguan visuospasial : gangguan juga sering timbul dini pada demensia. Pasien banyak lupa waktu, tidak tahu kapan siang dan malam, lupa wajah teman dan sering tidak tahu tempat dan orang. Secara objektif gangguan visuospasial ini dapat ditentukan dengan meminta pasien mengkopi gambar atau menyusun balok-balok sesuai bentuk tertentu Valcour dkk, 2011. 5. Gangguan kognisi cognition : fungsi ini yang paling sering terganggu pada pasien demensia, terutama daya abstraksinya. Ia selalu berpikir konkrit, sehingga sukar sekali memberi makna peribahasa dan daya persamaan similarities mengalami penurunan Clifford dan Ances, 2013.

2.2.5 Klasifikasi gangguan neurokognitif pada infeksi HIV