Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

ACHMAD CHAERUL PAHMI (107018303961)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2014


(2)

SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MI MATHLAUL'HUDA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Ne geri Syarif Hidayatullah J il<arta

Oleh

Achmad Chaerul Pahmi 107018303961

Di Bawah Bimbingan

Dr. Fauzan. MA

NIP. 19761107 2007011 013

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDATYAII

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGIJRUAN T]NTVERSITAS ISLAM I\IEGERI SYARIF IIIDAYATIJLLAII

JAKARTA

t435W 2014M


(3)

TIPE

CI\HT)

TERHADAP

HASIL

BELAJAR SISWA PADA

MATA

PELAJARAN IPS

MI

MATHLAUL'HUDA"

disusun oleh Achmad Chaerul Pahmi, NIM.

107018303975, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyah, Fakutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Syarif

Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak

untuk diajukan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh

fakultas.

Jakarta,l

I

Agustus 2014

Yang Mengesahkan,

Dr. Fauzan. MA NrP. 19761107 200701 1 013


(4)

PAHMI Nomor Induk Mahasiswa 10?018303961, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan

lulus dalam

Ujian

Munaqasah pada tanggal 1.4-A7-2ilt4

di

hadapan dewan

penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh geiar Sarjana 51 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

Jakarta, 14 Juli 2014

Panitia Uj ian Munaqasyah

Ketua Jurusan PGMI

Dr. Fauzan. MA

NiP: 19761107 200701

I

013

Sekertaris Panitia

Asep Ediana Latip. M. Pd ttJIP: i9810623 200912 1 003

Fenguji I

Dr.Iwan Purwanto. M.Pd

NrP. 19730424 200801 1012 Penguji

II

Asep Ediana Latip. M. Pd NIP : 19810673 2A0912 1 003

Tanggal

de-l{**r

,E-D8-344

Tanda Tangan

aauq

*o

d-fi)(+

d

ffi


(5)

Nama

NIM

Jurusan Fakultas

Achmad Chaerul Pahmi 1 070 1 830396 1

PGMI

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi

ini

merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana (SI)

di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi

ini

telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah J akarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya

ini

bukan karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakafia, i1Agustus2014

Yang Menyatakan

w


(6)

i

Ibtidaiyah,, Fakutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep uang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasy eksperimen. Penelitian ini dilakukan di MIS Mathlaul’huda Bogor. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang berjumlah 45 siswa dan kelompok kontrol yang juga berjumlah 45 siswa. kelompok eksperimen adalah kelompok yang diajarkan dengan metode numbered head together (NHT), sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang diajarkan secara konvensional. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes. Berdasarkan analisis data dengan uji-t yang dilakukan pada taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa yang diajarkan dengan metode numbered head together (NHT) diperoleh thitung 3,96 dan ttabel sebesar 1,66. Dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara metode numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar siswa.

Kata Kunci: Metode Numbered Head Together, hasil belajar siswa


(7)

ii

Learning Departement Program for Islamic Elementary Schools, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

The aims of this research is to determine the effect of Number Head Together method approach Againts Student Result on the concept of Money. The method of research used quasi experiments. The research was conducted at Elementary schools MIS Mathlaul Huda Bogor. The sample in this study consisted of two groups: experimental groups totaling 45 students and a control group totaling 45 students too. The experimental group was taught to approach the experimental method, whereas the control group was taught in the conventional group. The research instrument used was a test instrument. Based on data analysis using the “t-test” with performed on a 95% confidence level indicates that the learning outcomes of students who were taught science approach to experimental methods tvalues of 3.96 and t count ttable of 1.66 It can be concluded that there was a

significant effect between experimental methods approach of student learning outcomes.

Keywords: : Numbered Head Together methods approach, students’ learning outcomes


(8)

iii

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Puji syukur kepada allah SWT yang senantiasa memberikan nikmat dan rahmat kepada kita semua, selalu memberikan petunjuk kepada orang yang bersungguh-sungguh dan memberikan jalan keluar terhadap segala kesulitan. Karena Allah lah Maha kuasa atas segala sesuatu. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada panutan umat islam yaitu Nabi muhammad SAW yang memberikan tauladan bagi umatnya sehingga selamat di dunia dan akhirat.

Setiap manusia harus yakin akan kekuatan Allah dan janji Allah. Begitu juga penulis yang yakini terhadap kekuatan dan maha pengasih dan penyayang-Nya. Seperti janji Allah dalam Al-Qur’an ”Man Jadda Wa jada” artinya jika bersungguh-sungguh pasti tercapai. Kata-kata itulah yang menjadi motivasi penulis dan dengan Ridha-Nya dan dukungan serta bantuan dari berbagai pihak skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Rif’at Syauqi Nawawi, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Fauzan, M.A., Ketua jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dra. Eri Rosatria, M.Ag., selaku dosen penasehat akademik Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu memberikan bimbingan dan motivasinya. 4. Dr Fauzan, M.A dosen pembimbing skripsi, yang telah bersedia meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

5. Satibi, S.Ag.M.Pd selaku Kepala Sekolah MIS Mathlaul Huda, Bogor yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah yang beliau pimpin.


(9)

iv

dukungan yang tiada henti-hentinya. Tak akan mampu penulis membalas segala pengorbananmu.

8. Istriku yang tercinta Eka Fristiani yang sedang mengandung calon anakku yang tak henti – hentinya selalu memberi motivasi dan kasih sayangnya.

9. Untuk teman-teman seperjuanganku angkatan 2007 PGMI Heri darmawan, Andi Irawan, wilda, Nani, Khodijah, Iim, Windha, Mufid, Dara, Rita, Niken, Dian, Novi, Yuyun, Iona.

10. Untuk teman-teman kosan semanggi II Agus, Black, Heri, Dole, Judli, Acong, maskur, Sauki.

Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga

bantuan, bimbingan, semangat, do’a dan dukungan yang diberikan pada penulis

dibalas oleh Allah S.W.T. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan yang membangun sebagai bahan perbaikan dari berbagai pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Jakarta, 11 Agustus 2014


(10)

v

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. IdentifikasiMasalah Hasil Belajar ... 3

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah Hasil Belajar... 3

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... 6

A. Deskripsi Teoritis ... 6

1. Pengertian Belajar ... 6

2. Hasil Belajar IPS ... 8

3. Faktor-Faktor Mempengaruhi hasil belajar ... 9

B. Pembelajaran Kooperatif ... 15

1. Pembelajaran Kooperatif ... 15

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 15

b. Prinsip Pembelajaran Kooperatif ... 16

c. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif ... 17

2. Model Pembelajaran Kooperatif Number Head Together ... 19

C. Pengertian IPS ... 20


(11)

vi

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 26

E. Variabel Penelitian ... 26

F. Teknik Pengumpulan Data... 27

G. Instrumen Penelitian... 27

H. Uji Coba Instrumen... 27

1. Uji Validitas Instrumen ... 27

2. Reliabilitas Instrumen ... 28

3. Tingkat Kesukaran ... 29

4. Daya Pembeda... 30

I. Teknik Analisis Data... 31

1. Uji Prasyarat Analisis Data... 32

a. Uji Normalitas... 32

b. Uji Homogenitas... 34

2. Pengujian Hipotesis... 35

J. Hipotesis Statistik... 37

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Hasil Data Tes ... 38

1. Deskripsi Kegiatan Penelitian... 38

2. Deskripsi Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 40

3. Deskripsi Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol... 42

B. Hasil Analisis Data Tes... 44

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data... 44

a. Uji Normalitas Pretest dan Posttest... 45

b. Uji Homogenitas Pretest dan Posttest... 45


(12)

vii

A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 56


(13)

viii

Tabel 3.4 : Klasifikasi DayaPembeda ... 31

Tabel 3.5 : Tabel Bantu Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 33

Tabel 3.6 : Tabel Bantu Perhitungan Chi-kuadrat (X2) ... 34

Tabel 4.1 : Data Hasil kelompok Number Head Together... 41

Tabel 4.2 : Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol ... 41

Tabel 4.3 : Deskripsi Data Posttest Kelompok Head Together ... 42

Tabel 4.4 : Data Hasil Posttest Kelompok head Together ... 43

Tabel 4.5: Data Hasil Posttest Kelompok Kontrol... 43

Tabel 4.6 : Deskripsi Data Posttest Kelompok Number Head Togethetdan Kontrol ... 44

Tabel 4.7 : Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest ... 45

Tabel 4.8 : Hasil Uji Homogenitas Pretest- Posttest ... 46

Tabel 4.9 : Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen... 47

Tabel 4.10 : Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen ... 48


(14)

ix

Lampiran 4 : Validitas dan Raliabilitas Instrumen Penelitian Tes Hasil

Belajar... 78

Lampiran 5 : Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar... 79

Lampiran 6 : Daya Pembeda Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar ... 80

Lampiran 7 : Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar... 81

Lampiran 8 : Contoh Perhitungan Uji Coba Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar ... 82

Lampiran 9 : Soal Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar yang Dipakai dalam Penelitian ... 85

Lampiran 10 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ... 89

Lampiran 11 : Lembar Kerja Siswa ... 107

Lampiran 12 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 108

Lampiran 13 : Uji Normalitas Data Skor Pretest Siswa Kelas Eksperimen ... 119

Lampiran 14 : Uji Normalitas Data Skor Posttest Siswa Kelas Eksperimen ... 123

Lampiran 15 : Uji Normalitas Data Skor Pretest Siswa Kelas Kontrol ... 127

Lampiran 16 : Uji Normalitas Data Skor Posttest Siswa Kelas Kontrol ... 131

Lampiran 17 : Uji Homogenitas Pertest ... 135

Lampiran 18 : Uji Homogenitas Posttes ... 138


(15)

1

Manusia tidak bisa dipisahkan dengan pendidikan, sebab pendidikan merupakan kunci dari masa depan manusia yang diberkati dengan akal dan pikiran, melalui pendidikan manusia belajar sehingga terjadilah perubahan tingkah laku yang ditandai adanya perubahan pengetahuan yang semula tidak tahu menjadi tahu, yang semula tidak mengerti menjadi mengerti dan yang semula tidak terampil menjadi terampil, belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang sepanjang hidupnya. Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3 dipaparkan tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional secara luas, yaitu:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab1.

Selain dikeluarkanya UU Tentang Pendidikan, kepedulian pemerintah terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia adalah dengan adanya penyusunan kurikulum Pendidikan secara nasional baik itu untuk tingkat

1


(16)

pendidikan dasar maupun pendidikan menengah. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.

Sekolah Dasar merupakan pendidikan yang paling awal dalam membentuk karakter siswa dari kegiatan belajar yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus menyediakan perangkat yang cukup agar dapat mengembangkan segala potensi peserta didik yang meliputi sarana pendukung, fasilitas, media, sumber, pengelolaan kelas, dan proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai alternatif strategiyang bermakna bagi siswa.

Mengenai siswa SD itu merupakan masa-masanya berkembang untuk masa remaja nantinya. Terutama kelas 3 SD, kelas tersebut pada masa ini tingkat perkembangan seorang anak pada umumnya masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antar konsep secara sederhana. Oleh karena itu, proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung oleh siswa. Untuk itu, guru harus menciptakan suasana belajar yang dapat mendorong potensi yang dimiliki siswa agar berkembang secara optimal, karena guru merupakan salah satu kunci utama keberhasilan belajar siswa.

Hal senada juga diungkapkan oleh Agung Webe, menurutnya

“keberhasilan siswa di kelas sangat dipengaruhi oleh guru yang

merupakan roh bagi suatu mata pelajaran, jiwa yang membuat mata pelajaran itu hidup dan bisa berwarna".2

Kedua pendapat di atas, menjelaskan bahwa proses pembelajaran akan berjalan lancar apabila seorang guru dapat membangkitkan semangat peserta didik dengan menciptakan suasana kelas yang hidup, sehingga

2Agung Webe, „


(17)

dapat memberikan rasa antusias belajar yang sangat tinggi.

Salah satu wujud atau penerapan model pembelajaran kooperatif adalah dengan menggunakan tipe Numbered Head Together (NHT) yaitu model pembelajaran dengan cara membagi peserta didik yang heterogen dalam kelompok supaya anggotanya saling bekerjasama. Anggota yang sudah bisa nantinya membantu mengajari temanya dalam kelompok yang belum bisa. Model pembelajaran ini dapat dilaksanakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI yang dirancang untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar serta mempengaruhi pola interaksi peserta didik dalam pembelajaran yang berdampak pada sikap dan perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian yang berkaitan dengan upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran di SD/MI.

Madrasah Ibtidaiyah Mathlaul’Huda merupakan sekolah yang belum menerapkan pembelajaran aktif dan kegiatan pembelajaran hasil belajar banyak yang belum mencapai nilai KKM yaitu 63 hal ini berdasarkan hasil survey peneliti ke MI Mathlaul’Huda Bogor. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian guna memperbaiki praktek pembelajaran aktif yang berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS MI Mathlaul’Huda”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka diidentifikasikan beberapa masalah penting, diantaranya adalah:

1. Strategi Pembelajaran IPS masih berpusat pada guru 2. Hasil belajar siswa belum mencapai KKM


(18)

3. Suasana pembelajaran belum kondusif

C. Pembatasan dan Perumusan masalah Hasil Belajar 1. Pembatasan Masalah

Pembatasan fokus pada penelitian ini dibatasi pada:

a. Cara pembelajaran IPS membuat anak Aktif dengan menggunakan Strategi Numbered Head Together (NHT)

b. Hasil yang dilihat dalam penelitian adalah peningkatan hasil belajar siswa yang dilihat dari aspek kognitif.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut, maka dibuat perumusan masalah dibawah ini :

“Apakah terdapat pengaruh penggunaan Strategi Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa kelas III MI Mathlaul’Huda

?”

D. Tujuan dan Manfaat penelitian 1. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan peneliti yang diharapkan dari penelitian ini Untuk mengetahui :

a. Siswa menjadi terbiasa untuk mengembangkan kemampuan daya pikir dan kreativitasnya melalui metode NHT.

b. Sebagai metode alternatif yang dapat digunakan guru untuk menjelaskan konsep-konsep yang sulit dimengerti.

c. Dapat memberikan tambahan pengetahuan pada tingkat teoritis kepada pembaca dan guru.


(19)

2. Manfaaat penelitian :

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun manfaat yang diharapkan adalah:

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan pada tingkatan teoritis kepada pembaca dan guru siswa dengan penerapan pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi nyata dalam hal meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI Mathlaul’huda melalui penerapan pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru dan sekolah.

a. Bagi siswa :

a. Meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Memudahkan siswa untuk memahami konsep pelajaran. b. Bagi guru

Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi guru dalam memilih penerapan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Bagi sekolah

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan pembelajaran pada siswa kelas III MIS Mathlaul Huda Bogor.


(20)

6

A. Belajar dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar

Setiap manusia di dalam kehidupanya pasti belajar, baik itu secara formal atau informal. James O. Wittaker mengungkapkan belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

Thursan Hakim dalam bukunya Belajar secara Efektif, mengartikan bahwa bekajar adalah suatu proses perubahan didalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuanya.

Hilgar dan Bower dalam bukunya Theoris of Learning

mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamanya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana merubahan tingkah laku dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang. 1

Dr. Salameto juga merumuskan pengertian tentang belajar, menurutnya belajar adalah suatau proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.2 Dari beberapa pendapat para akhli

1

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2003), h. 84

2 Slameto,

Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhinya,(PT Rineka Cipta,2003)Cet. 4. h.2


(21)

tentang pengertian belajar, adalah suatu kegitan yang melibatkan dua unsur yaitu jiwa.

Briggs yang dikutip oleh Muhibbin Syah, mendefinisikan belajar dalam tiga rumusan, sebagai berikut: secara kuantitatif belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemamupuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Secara intusional belajar adalah proses validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah dipelajari. Adapun secara kualitatif belajar adalah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia dunia disekeliling siswa.3

Belajar merupakan proses dasar dari pada perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu yang relative mencapai tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi Hidup manusia tidak lain adalah hasil belajar. Belajar itu bukan sekedar pengalaman. Belajar adalah suatu proses, bukan suatu hasil. Oleh karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integrative dengan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.

Oleh karena itu, seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan diakhiri dari aktivitasnya itu telah memperoleh perubahan perubahan dalam dirinya dengan memiki pengalaman baru maka individu telah dikatakan belajar. Perubahan yang terjadi akibat belajar adalah perubahan yang bersentuhan dengan aspek kejiwaan dan mempengaruhi tingkah laku. Belajar juga dapat diartikan sebagai aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, dan proses belajar telah terjadi di dalam diri anak setelahterjadi perubahan. Perubahan dalam diri anak yang dikatakan sebagai hasil proses belajar. Jika perubahan tersebut diperoleh dari

3 Muhibbin Syah,

Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), cet. XI, h. 91-91


(22)

pengalaman sebagai hasil interaksi dengan lingkungan, jadi pengalaman ditandai oleh dua factor yaitu pengalaman dan perubahan.

Selain itu, belajar atau Learning adalah perubahan yang secara relative berlangsung lama pada prilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salah satu bentuk prilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan. Dengan adanya proses inilah manusia bertahan hidup (Survaive).

Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu. 4Akhirnya dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkunganya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik yaitu:

1) Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar inteklektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan Evaluasi

2) Ranah Efektif berkenaan dengan sikap

3) Ranah Psikomotor berkenaan dangan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar siswa merupakan perubahan-perubahan yang berhubungan dengan pengetahuan /Kognitif, keterampilan/Psikomotorik, dan nilai sikap/ afektif sebagai akibat interaksi aktif dengan lingkungan.5

4

Pupuh Paturrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama, cet.3, 2009), h. 6

5 Andi Irawan, Peningkatan aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode NHT,


(23)

Hasil belajar dapat dilihat dari tingkah laku siswa dari aspek kognitif, psikomotorikm dan afektif setelah mereka memperoleh pengalaman belajar. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar.6

Perubahan Kognitif siswa merupakan suatu perubahan yang menyangkut tujuan yang berhubungan dengan ingatan, pengetahuan, dan kemampuan intelektual.

3. Faktor-faktor yang memepengaruhi hasil belajar

Telah diuraikan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkunganya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.

Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh individu. Proses itu adalah hasil yang telah dicapai dari proses belajar. Mengemukakan berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar diantarnya faktor Internal dan faktor Ekternal akan dijelaskan dibawah ini:7

1. Faktor Interen siswa meliputi:

Di dalam membicarakan faktor interen ini, akan di bahasa menjadi tiga faktor, yaitu: Faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor Fisiologis. 8

a. Faktor Jasmaniah

Faktor kesehatan dan cacat tubuh, Proses belajar akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Keadaaan cacat juga mempengaruhi belajar.9

6 Sudjana,

Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001), h. 83

7

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2008), h. 180-204

8 Slameto,

Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhinya,(PT Rineka Cipta,2003)Cet. 4. h 54


(24)

b. Kondisi Fisiologis

Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan beralinan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemauan belajarnya dibawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi; mereka lekas lelah, mudah mengamuk dan sukar menerima pelajaran.

c. Kondisi Psikologis

1) Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada sutu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan anatara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Minat belajar yang tinggi cenderung menghsilkan prestasi yang bagus, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi rendah bagi peserta didik.

2) Kecerdasan

Intelegensi merupakan suatu kemampuan dasar yang bersifat umum untuk memperoleh suatu kecakapan yang mengandung berbagai komponen. Taraf intelegensi sangat pesat pada masa umur balita dan mulai menetap pada akhir masa remaja. Karena intelegensi diakui ikut menentukan keberhasilan belajar seseorang tersebut memiliki intelegensi yang baik umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik.

9


(25)

3) Bakat

Bakat merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau latihan. Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, akan tetapi diperlukan latihan, pengetahuan, pengalamaan, dan dorongan atau motivasi agar bakat itu terwujud.

4) Motivasi

Motivasi berpangkat dari kata “motif” yang dapat diartikan

sebagai daya penggerak yang ada didalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.10

5) Kemampuan Kognitif

Dalam duni pendidikan ada tigs tujuan yang dikenal diantaranya adalah; ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif merupakan kemampuan yang selalu dituntut kepada anak didik untuk dikuasai. Karena penguasaan pada tingkatan ini menjadi dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan. 2. Faktor Ekternal siswa meliputi:

a. Lingkungan

Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Dalam lingkunganah anak didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem yang merupakan tempat tingal anak didik, hidup dan berusaha di dalamnya.

b. Kurikulum

Kurikulum adalah a plan for Learning yang merupakan unsur substansial dalam pendidikan. Tanpa kurikulum kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung, sebab materi apa yang akan guru

10 Pupuh Paturrohman dan Sobry Sutikno,

Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama, cet.3, 2009),h. 19


(26)

sampaikan dalam suatu pertemuan kelas yang diprogramkan sebelumnya. Jadi kurikulum diakui dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik di sekolah.

c. Program

Program pendidikan di susun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan sekolah tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Program pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia, baik tenaga, finensial, dan sarana prasarana.

d. Sarana dan fasilitas

Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Suatu sekolah yang kekurangan ruang kelas, sementara jumlah peserta didik dalam jumlah yang banyak melebihi daya tamping ruang kelas, akan dapat menemukan banyak masalah ketika berlangsungnya proses pembelajaran.

e. Guru

Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada peserta didik di sekolah. Guru merupakan unsure manusiawi dalam pendidikan. Kehadiran guru mutlak diperlukan di dalamnya. Kalau hanya ada peseta didik tanpa adanya seorang guru, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar di sekolah.

4. Pengukuran Hasil Belajar

Salah satu indikator pendidikan berkualitas adalah perolehan nilai hasil belajar siswa. Nilai hasil belajar siswa dapat lebih ditingkatkan apabila pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien dengan ditunjang oleh tersedianya sarana dan prasarana pendukung serta kecakapan guru dalam kelas dan pengusaan materi yang cukup memadai.


(27)

Dalam system pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Bloom yang secara garis besar memabaginya menjadi 3 ranah, yakni:

1. Ranah kognitif, pembelajaran kognitif tentang belajar memusatkan pada proses perolehan konsep-konsep, sifat dari konsep-konsep, dan bagaimana konsep-konsep itu disajikan dalam struktur kognitif. Menurut Benjamin Bloom ada enam tingkatan dalam pembelajaran dimulai dari tingkat paling bawah yaitu: Knowledge, comperehension, analysis, Synthesis, dan Evaluation.11 Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni: a) Pengetahuan/ingatan (knowledge), aspek ini mengacu pada

kemampuan mengenal dan mengingat materi yang sudah pelajari dari yang sederhana sampai hal yang sukar.

b) Pemahaman (comperehension), aspek pemahaman ini mengacu pada kemampauan untuk mengerti dan memahami sesuatu setelah hal tersebut diketahui atau diingat, serta memaknai arti dari bahan maupun materi yang dipelajari.

c) Penerapan/aplikasi (application) aspek ini mengacu pada kemampuan dalam menerapkan pengetahuan atau menggunakan ide-ide umum, metode-metode, prinsif-prinsif, dan sebagainya dalam memecahkan persoalan tertentu.

d) Analisis (analysis) aspek ini mengacu pada kemampuan mengakasji sesuatu bahan atau keadaan kedalam komponen-komponen yang lebih spesifik, serta mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian yang satu dengan yang lainya.

11 Anonim,

Taxonomy of Learning and Benjamin Bloom, Levels of Learning,


(28)

e) Sintesis (Synthesis) aspek ini mengacu kepada kemampuan memadukan berbagai konsep atau komponen sehingga membentuk suatu pola struktur yang baru.

f) Evaluasi (Evaluation), aspek ini mengacu kepada kemampauan memberikan pertimbangan atau penilaian terhadap gjala atau prisriwaberdasarkan norma-norma dengan kriteria tertentu.

2. Ranah yang kedua adalah ranah afektif, ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai.

a) Reciving/attending, yakni semaam kesepkatan dalam menerima arangsangan (stimulasi) dari luar yang dating dari siswa dalam bentuk masalah, situasi gelaja, dll. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima situasi, control dan sleksi gelaja atau rangsangan dari luar.

b) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh sesorang terhadap stimulus yang dating dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, kepuasan dalam menjawab dari luar yang dating dari dirinya.

c) Valuing (penilaian), bekenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadapa gelaja atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk didalamnya kesediana menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

d) Organisasi, yakni pengmbangan dari nilai kedalam suatu system organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lainya, pemantapan dan pioritas nilai yang telah dimilikinya.


(29)

e) Karakteristik nilai atau intrnalisasi nilai yakni keterpaduan system yang telah dimiliki sesorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.12

3. Ranah yang ke tiga adalah ranah Psikomotorik, yaitu ranah yang tampak dalam bentuk keterampilan (Skill) dan kemampuan bertindak individu.

a) Gerak reflek (keterampilan pada gerak yang tidak sadar) b) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar

c) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lainya

d) Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan

e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai kepada keterampilan yang kompleks

f) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non decursive

seperti gerakan ekpresif dan interfretatif.13

B. Pembelajaran Kooperatif 1. Pembelajaran Kooperatif

Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam kelas untuk mempermudah proses belajar siswa. Di antara model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam mengajar di kelas adalah pembelajaran kooperatif.

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Ong Eng Tek dalam Suwangsih dan Tiurlina menjelaskan bahwa Kooperatif adalah mengerjakan sesuatu bersama-sama dengan saling membantu satu sama lain. Sedangkan pembelajaran kooperatif artinya belajar bersama-sama, saling memebantu satu sama lain dalam belajar dan

12

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2009),Cet-14, h, 29-30

13


(30)

memastikan setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya.14

Lebih lanjut Sanjaya menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras yang berbeda (heterogen).15

Riyanto menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik (Academic Skill), sekaligus ketrampilan sosial (social skill) termasuk

interpersonal skill.16

Senada dengan pendapat itu, menurut Maifalinda, belajar kooperatif adalah model belajar yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep dan juga dapat meningkatkan kepekaan dan empati di antara siswa.17

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model yang digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar yang berpusat pada siswa terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa dengan cara membelajarkan kecakapan akademik sekaligus ketrampilan sosial yang menggunakan pengelompokan kecil yang bersifat heterogen untuk mencapai tujuan yaitu mencapai ketuntasan belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar serta dapat meningkatkan kepekaan sosial dan empati di antara siswa.

b. Prinsip Pembelajaran Kooperatif

Ada yang membedakan model pembelajaran kooperatif dengan

14

Erna Suwangsih dan Tiurlina, op. cit., hal. 160 15

Wina Sanjaya, Perencanaan Dan Desain System Pembelajaran, (Jakarta : kencana, 2008), hal. 194

16

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: kencana, 2009), hal. 271 17

Maifalinda Fatra, Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta : Jurnal Madrasah Developmente Center, 2006), hal. 60


(31)

model pembelajaran yang lainya. Perbedaan itu dapat dilihat dari prinsipnya. Prinsip yang mendasari pembelajaran kooperatif menurut Roger dan David Johnson yang sebagaimana dikutip Anita Lie yaitu18: 1) Saling ketergantungan positif

2) Tanggung jawab perseorangan 3) Tatap muka

4) Komunikasi antar anggota 5) Evaluasi proses kelompok

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Trianto bahwa prinsip pembelajaran kooperati adalah sebagai berikut:

1) Positive independence artinya adanya saling ketergantungan positif yaitu anggota kelompok menyadari pentingnya kerjasama dalam pencampaian tujuan

2) Face to face interaction artinya antar anggota berinteraksi dengan saling berhadapan.

3) Individual accountability artinya setiap anggota kelompok harus belajar dan aktif memberikan kontrbusi untuk mencapai keberhasilan kelompok.

4) Use of collaborative/social skill artinya harus menggunakan ketrampilan bekerja sama dan bersosialisasi. Agar siswa mampu berkolaborasi perlu adanya bimbingan guru.

5) Group processing, artinya siswa perlu menilai bagaimana mereka bekerja secara efektif.19

Jadi dalam menggunakan pembelajaran kooperatif harus menerapkan lima prinsip tersebut agar mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif.

c. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif berbeda dengan model pembelajaran yang lain. Dalam menjalankanya harus sistematis dan saling terkait. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim

18

Anita Lie, Cooperatif Learning Mempraktekan Cooperatif Learning di Ruang-Ruang Kelas , (Jakarta: Grasindo, 2002). hal. 30

19


(32)

sebagaimana dikutip oleh Trianto dapat dilihat pada tabel sebagai berikut20:

Tabel 2.1

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah laku guru

Fase-1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase-2

Menyajikan informasi

Guru menyampaikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan

Fase-3

Mengorganisasikansiswa ke dalam kelompok kooperatif

Guru menjalaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efesien

Fase-4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka

Fase-5 Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

Fase-6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

20


(33)

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together

(NHT)

Dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT ini akan memudahkan siswa menerima materi pelajaran akibat berpikir bersama (head together). Siswa akan memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna serta dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Pada pembelajaran kooperatif tipe NHT

aktivitas belajar lebih banyak berpusat pada siswa, dalam proses diskusi dan kerja kelompok guru hanya berfungsi sebagai fasilitator dan interaksi antara siswa dengan guru maupun antar siswa membuat proses berpikir siswa lebih optimal dan siswa mengkontruksi ilmu yang dipelajarinya menjadi pengetahuan yang akan bermakna dan tersimpan dalam ingatannya.

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dengan melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. 21

Senada dengan itu, Kunandar mengatakan bahwa NHT adalah suatu pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut sebagai pengganti pertanyaan langsung kepada seluruh kelas.22

Dengan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik.

21

Trianto, ibid., hal.62

22


(34)

Dalam penerapanya, NHT memiliki langkah-langkah yang harus dilakukan seorang guru agar kegiatan pembelajaran menjadi efektif. Langkah-langkah pembelajaran NHT sebagai berikut:

a. Langkah 1: Penomoran (Numbering), yaitu guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda.

b. Langkah 2: Pengajuan Pertanyaan (Questioning), yaitu guru mengajukan suatu pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat bervariasi dari yang bersifat spesifik hingga yang besifat umum.

c. Langkah 3: Berpikir Bersama (Head Together). Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut.

d. Langkah 4: Pemberian Jawaban (Answering). Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.23

2. Metode Pembelajaran Konvensional a. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode secara harfiah berarti “cara”. dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.24 Metode juga dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode merupakan fasilitas untuk menghantarkan bahan pelajaran dalam upaya mencapai tujuan. Oleh karena itu bahan pelajaran yang disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian metode justru akan mempersulit guru dalam mencapai tujuan pengajaran.

Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pengajaran salah satunya disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang tepat. Kelas yang kurang bergairah dan kondisi anak yang kurang kreatif dikarenakan penentuan metode yang kurang sesuai dengan tujuan pengajaran. Oleh

23

Ibid., hal. 368-369

24 Pupuh Pathurrohman dan M.Sobry Sutikno,

Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islam, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2009), h.55.


(35)

karena itu, dapat dipahami bahwa metode adalah suatu cara yang memiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar.25

b. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran 1) Metode ceramah

Metode ceramah adalah metode mengajar yang menyamaikan materi pelajaran dengan cara lisan. Metode ini adalah metode yang paling banyak digunakan, tetapi dalam pembelajaran IPS dianggap kurang efektif karena dalam pembelajaran IPS tidak hanya menekankan pada aspek produk tapi juga pada aspek proses. Pembelajaran dengan metode ceramah, bersifat teacher center, karena hampir seluruh Informasi tentang bahan ajar berasal dari penjelasan guru. Sementara siswa cenderung bersifat pasif. Namun, sebenarnya metode ini tetap bisa efektif digunakan jika memang seorang guru bisa menggunakannya dalam sitasi dan kondisi yang tepat.

2) Metode Diskusi

Metode diskusi adalah metode mengajar dengan cara bertukar pendapat antara siswa satu dengan siswa lainnya tentang materi yang dipelajari. Diskusi antar siswa ini bisa dilakukan perorangan atau kelompok. Pembelajaran dengan metode diskusi akan hidup, apabila siswa sebelumnya telah mempelajari materi yang akan dibahas.

3) Metode Tanya jawab

Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang menyajikan bahan ajar dengan cara tanya jawab dengan memposisikan guru sebagai penanya dan siswa yang menjawab. Pertanyaan merupakan alat intelektual yang sering digunakan untuk menimbulkan prilaku keingintahuan siswanya, sehingga dapat digunakan untuk memperoleh tujuan kognitif atau

25


(36)

memperoleh tujuan kognitif atau memperoleh keterampilan-keterampilan berpikir tertentu.

4) Metode Resitasi

Metode Resitasi adalah metode mengajar dengan cara memberikan sejumlah tugas terstruktur pada siswa untuk di kerjakan diluar jam pelajaran sekolah. Dalam prakteknya, siswa dapat mengerjakan tugas tersebut di perpustakaan, laboratorium dan tempat-tempat belajar lainnya sesuai dengan tugas yang diberikan. Perbedaan metode resitasi dengan pekerjaan rumah adalah terletak pada perencanaan dan sistem penilaiannya. Tugas pada metode resitasi sudah direncanakan sebelumnya, sehingga terstruktur dan cara penilaiannya pun sudah ditentukan.

5) Metode Karyawisata

Metode Karyawisata adalah metode mengajar dengan cara melakukan kunjungan ketempat-tempat yang dianggap relevan dengan materi yang diajarkan

6) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara mendemokan atau memperlihatkan suatu proses. Metode ini, biasanya cocok digunakan untuk pembentukkan suatu konsep atau proses suatu percobaan dalam suatu materi yang diajarkan.

Dalam memilih metode mengajar perlu diperhatikan hal-hal berikut: 26

1) Metode mengajar yang digunakan harus dapat membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar siswa.

26 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini,

Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 96.


(37)

2) Metode mengajar yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan keigatan kepribadian siswa.

3) Metode mengajar yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya.

4) Metode mengajar yang digunakan harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi. 5) Metode mengajar yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam

teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.

6) Metode mengajar yang digunakan harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata yang bertujuan.

7) Metode mengajar yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-niai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam cara kebiasaan bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan memperhatikan berbagai aspek yang akan dikembangkan misalnya minat, motivasi, kreativitas, nilai-nilai dan lain sebagainya yang menjadi tujuan pembelajaran.

C. Pengertian IPS

1. Pengertian IPS

“Sesuai dengan yang tertera didalam UU Sisdiknas No.20/2003

Bab X pasal 37 bahwa Kurikulum dasar pendidikan dan menengah

pendidikan memuat salah satunya Ilmu Pengetahuan Sosial”.28 “Ilmu

Pengetahuan sosial adalah bidang studi yang merupakan panduan dari sejumlah mata pelajaran sosial. mata pelajaran sosial yaitu geografi,

sejarah, ekonomi, sosiologi dan koperasi”.29“Ilmu Pengetahuan Sosial

28UU Sisdik as No. 0/ 00 , ………., h. .

29


(38)

(IPS) bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir, sikap dan

nilai peserta didik sebagai individu maupun sebagai sosial budaya”.30

“Ilmu pengetahuan IPS diartikan sebagai suatu studi masalah-masalah sosial yang dipilih dan dikembangkan dengan menggunakan pendekatan interdisipliner dan bertujuan agar masalah-masalah sosial itu dapat dIPShami siswa”.31

Ilmu Pengetahuan sosial merupakan pengajaran yang selalu berkenaan dengan kehidupan nyata dimasyarakat, yakni kegiatan usaha yang dilakukan manusia dalam memenuhi kebutuhannya, mengatasi masalah-masalah yang dihadapi, dan untuk memajukan kehidupannya. Dengan kata lain, pengetahuan sosial merupakan usaha mempelajari, menelaah, dan mengkaji kehidupan sosial manusia dimuka bumi.32

Tujuan IPS tersebut mempengaruhi hasil belajar siswa, semakin baik maka semakin berprestasi. Tujuan ini juga tentu tidak secara langsung tercipta tanpa campur tangan seorang guru dalam membentuk karakter tersebut. Guru sangat berpengaruh dalam hal ini mengembangkan kemampuan berfikir siswa, sikap dan nilai diri siswa. Maka guru dituntut untuk dapat mengetahui perkembangan siswanya, sejauh mana hasil belajar tersebut dapat terlihat dalam kehidupan sehari-hari siswa.

2. Tujuan IPS

Tujuan pengajaran IPS ada 3 tujuan utamanya yaitu (a) mempersiapkan anak didik menjadi warga Negara yang baik, (b) mengajar anak didik berkemampuan berpikir dan (c) agar anak dapat melanjutkan

30

Syafruddin Nurdin, Quantum Teaching:Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (Ciputat: Ciputat Press, 2005),h.

31

Udin S.Winataputra, et.al.,Ilmu Sosial (,Jakarta: UT, 2002), hal.128 cet.I 32

Pusat Perbukuan DEPDIKNAS, Standar Penilaian Buku Pelajaran Pengetahuan Sosial SD-SMP, Jakarta, 2003, 29 januari 2008 http://www.depdiknas.go.id/


(39)

kebudayaan bangsanya. Titik berat studi sosial adalah perkembangan individu yang dapat memahami lingkungan sosialnya, serta manusia dengan kegiatan intraksi antar mereka, dan anak didik diinginkan agar dapat menjadi anggota yang produktif dan dapat memberikan andilnya dalam masayarakat. Dalam Departemen of Instructions Fairfax Country Schools Virginia, mengemukakan bahwa program studi sosial hendaknya menyajikan kesempatan yang banyak setra beraneka ragam untuk membentuk warga Negara yang efektif, termasuk kesadaran bahwa hak selalu disertai oleh kewajiban.

Tujuan pengajaran IPS di Indonesia, bertujuan seperti tersebut di atas yang merupakan tujuan yang bersifat universal yang dapat berlaku bagi anak didik di negara manapun di dunia ini. Selain tujuan yang umum itu, maka pada setiap Negara mempunyai tujuan khusus yang khas, berdasarkan filsafat, sejarah, watak, dan keadaan geografis yang berbeda-beda. IPS di Indonesia merupakan wahana pencapaian tujuan pendidikan nasional. Yang harus dimiliki oleh anak didik yaitu: (a) Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) cerdas dan terampil, (c) berbudi pekerti yang luhur, (d) memiliki keperibadian yang kuat, dan (e) memiliki semangat kebangsaan dan cinta tanah air yang tebal. Bagi bangsa Indonesia, karakteristik warganegara yang baik tentu saja harus mengacu kepada dasar Negara yaitu Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

Secara khusus tujuan pengajaran IPS di sekolah dapat dikelompokkan menjadi empat komponen seperti berikut:

a. Memberikan kepada siswa pengetahuan tentang pengalaman manusia dalam kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, sekarang dan masa datang.

b. Menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan (skill) untuk mencari dan mengolah informasi.


(40)

c. Menolong siswa untuk mengembangkan nilai/sikap (values) demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat.

d. Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk mengambil bagian/berperan serta dalam kehidupan sosial.

Keempat tujuan tersebut tidak terpisahkan atau berdiri sendiri, melainkan merupakan kesatuan dan saling berhubungan. Keempat tujuan tersebut sesuai dengan perkembangan pendidikan IPS sampai pada saat sekarang.

3. Ruang Lingkup IPS

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut :27

a. Manusia, Tempat, dan Lingkungan

b. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan

c. Sistem Sosial dan Budaya

d. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.

4. Pembelajaran IPS

Adapun pembelajaran IPS itu mencakup beberapa hal seperti dibawah ini: a. Perwujudan dari satu pendekatan Interdisipliner dari pelajaran

Ilmu-ilmu Sosial.

b. Integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial seperti: Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Ilmu Politik dan Psykologi sosial. c. Menampilkan permasalahan sehari-hari masyarakat sekeliling.

d. IPS bukan Ilmu Sosial walaupun bidang perhatiannya sama yaitu hubungan timbal balik antara manusia (human relation ship).

e. IPS hanya terdapat pada program pengajaran di sekolah. f. IPS merupakan penyederhanaan Ilmu sosial untuk pengajaran

27


(41)

5. Materi Pembelajaran a. Sejarah Uang

Sebelum ada uang jika mengnginkan sesuatu, dilakukan melalui tukar menukar. Cara seperti ini dilakukan oleh orang pada zaman dahulu. Tukar menukar barang ini dinamakan barter.

Pada masa sekarang, orang tidak lagi melakukan barter. Untuk memperoleh barang yang diinginkan dilakukan dengan membayar. Alat pembayaran yang digunakan adalah uang. Tukar menukar barang dengan menggunakan alat pembayaran yang sah dinamakan jual beli. Di Indonesia, Rupiah merupakan alat pembayaran yang sah. Uang rupiah dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

b. Berbagai Jenis Uang a) Uang Kartal

Zaman dahulu uang terbuat dari kulit hewan, tembaga, perak, dan emas. Sekarang uang terbuat dari kertas. Kita sekarang mengenal uang logam dan kertas. Uang logam dan uang kertas dapat kita gunakan untuk berbelanja.

Uang kartal adalah uang yang berbentuk logam dan kertas. Jadi uang kartal ini uang yang biasa kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.28

b) Uang Giral

Perusahaan besar dalam membeli barang tidak menggunakan uang tunai. Mereka membayar melalui giro di Bank. Perusahaan besar melakukan jual beli dalam jumlah besar sehingga tidak menggunai uang tunai, bisa ratusan juta rupiah atau miliyaran. Untuk menghemat waktu maka pembayaran dilakukan mengguanakan uang giral.

28Muha ad ur’syaba , Il u Pe getahua Sosial , Cv. Arya Duta: Depok h.


(42)

c. Kegunaan Uang

Uang berguna sebagai alat pembayaran yang sah. Kalau kita menginginkan barang atau layanan harus menggunakan uang.

Uang juga dapat dimanfaatkan untuk ditabung. Manfaat dari menabung yaitu jika lama-lama menjadi bertambah banyak. Jika sewaktu-waktu memerlukan uang, kita tinggal mengambil saja.

C.Penelitian Yang Relevan

Hasil-hasil penelitian yang terkait dengan penggunaan metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar diantaranya:

1. Andi Irawan dengan judul “Penerapan metode Numbered Head Together untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep benda dan sifatnya pada siswa kelas IV SD”. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa setelah diterapkan metode Numbered Head Together pada mata pelajaran IPA konsep benda dan sifatnya menunjukkan adanya peningkatan kerja ilmiah siswa.29

2. Anis Masriyah dengan judul “Penerapan metode Numbered Head Together untuk meningkatkan kemampuan sains permulaan pada anak didik kelompok A

TK Negeri Pembina Kota Blitar”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

terjadi peningkatan kemampuan sains permulaan. Pembelajaran dari berpusat pada guru menjadi berpusat pada anak. perubahan penilaian ke arah yang komprehensif yang tidak hanya dengan hasil kerja anak, tetapi juga terhadap pengembangan situasi pembelajaran ke arah yang lebih kondusif.30

3. Habibah dengan judul “pengaruh metode Numbered Head Together terhadap kemampuan berpikir kratif siswa dalam pembelajaran fisika bernuansa nilai pada konsep cahaya”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan metode Numbered Head Together dengan siswa yang diajar secara

29

Nurul Ulum, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Konsep Benda dan Sifatnya Pada Siswa Kelas IV SD, 2012, (http://library.um.ac.id).

30

Anis Masriyah, Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan kemampuan sains permulaan pada anak didik kelompok A TK Negeri Pembina kota Blitar , 2012,


(43)

konvensional. Hal ini berarti bahwa adanya peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan menggunakan metode Numbered Head Together sebagai salah satu metode dalam belajar.31

D. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka teori dan alur berpikir yang telah dikemukakan, maka hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh metode NHT terhadap hasil belajar IPS siswa.

31

Habibah, “Pengaruh Metode Eksperimen Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa dalam Pembelajaran Fisika Bernuansa Nilai pada Konsep Cahaya”, Skripsi pada gelar Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah, 2009), h. 64, tidak dipublikasikan.


(44)

29 A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Mathlaul’Huda Bogor pada kelas III Semeter Genap, 4 x pertemuan tahun pelajaran 2013/ 2014.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Number Head Together, karena kelompok uji coba (eksperimen) dan kelompok pembanding (kontrol) tidak dipilih secara acak. Kedua kelompok sudah ada sebelumnya, dan tidak ada pengubahan perlakuan. Metode ini dipilih karena tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari suatu perlakuan (treatment).

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan yaitu Non-Randomize Control Group Pretest and Posttest Design. Rancangan ini melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok Eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum diberikan perlakuan pada kedua kelas diberikan pretest. Selanjutnya kelompok Eksperimen diberikan perlakuan dengan pembelajaran menggunakan metode NHT, sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan pembelajaran konvensional. Setelah perlakuan, kedua kelas diberikan posttest. Untuk lebih jelasnya desain penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

A T1 X T2

B T1 Y T2

Keterangan:

A : kelas eksperimen B : kelas kontrol


(45)

T1 : pemberian pretest

T2 : pemberian posttest

X : penerapan metode eksperimen Y : pembelajaran konvensional

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.1 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas III Madrasah Ibtidaiyah

Mathlaul’Huda tahun pelajaran 2013/ 2014 yang berjumlah 2 kelas, dimana 1 kelas terdiri dari 45 siswa.

2. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.2 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelompok, yaitu:

a. Kelompok eksperimen, yaitu kelompok siswa yang mendapat pembelajaran IPS menggunakan Number Head Toghter. Sampel yang terpilih sebagai kelompok eksperimen adalah siswa kelas III A yang berjumlah 45 siswa.

b. Kelompok kontrol, yaitu kelompok siswa yang mendapat pembelajaran IPS tanpa menggunakan metode eksperimen. Sampel yang terpilih sebagai kelas kontrol adalah siswa kelas III B yang berjumlah 45 siswa.

3. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

saturation sampling, yaitu pengambilan sampel dengan mengikut sertakan semua anggota populasi sebagai sampel penelitian

E.Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah Number Head Togther, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa.

1

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), ed. Revisi V, cet. 12, h. 108

2

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet. 7, h. 118.


(46)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara-cara memperoleh data yang dipergunakan untuk penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dengan cara memberikan tes awal yang dilakukan sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest) pada kedua kelas yaitu kelas Number Head Together dan kelas kontrol.

G.Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument tes berupa soal pilihan ganda yang terdiri dari 4 alternatif jawaban yaitu A, B, C, dan D pada konsep Mengenal Uang. Tes disusun berdasarkan indikator yang disesuaikan dengan KTSP, skor yang digunakan pada pilihan ganda adalah bernilai satu (1) untuk jawaban yang benar dan nol (0) untuk jawaban yang salah.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

a. Menentukan konsep dan sub konsep berdasarkan KTSP b. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian

c. Membuat soal berdasarkan instrumen penelitian

d. Instrumen yang telah dibuat kemudian dikonsultasikan ke dosen pembimbing e. Melakukan uji coba instrumen

H. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas instrument penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini uji instrumen dilakukan pada siswa di luar kelas Number Head Together dan kelas kontrol, yaitu kelas III Madrasah Ibtidaiyah Mathlaul’Huda Tenjo. Setelah melakukan uji coba instrumen, langkah selanjutnya adalah mengolah data hasil uji coba dengan mencari validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.


(47)

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan kesahihan suatu instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur. Validitas tes yang digunakan adalah validitas butir soal dengan cara membandingkan skor siswa untuk tiap butir soal dengan skor total. Perhitungan validitas butir soal dengan korelasi point biserial sebagai berikut: 3

dimana:

: koefisiensi korelasi biserial

M : realita skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya

M : realita skor total

: standar deviasi dari skor total

: populasi siswa yang menjawab benar

: populasi siswa yang menjawab salah

Jika harga rhitung > rtabel maka butir soal tersebut dinyatakan valid.

Berdasarkan hasil uji validitas pada N = 45 siswa dan α =5%, dari 40 soal pilihan ganda yang diujikan terdapat 31 soal valid yakni nomor 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 13, 14, 15, 17, 19, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, dan 39. Untuk lebih jelasnya, hasil uji validitas butir soal instrumen tes hasil belajar bentuk pilihan ganda dapat dilihat pada lampiran 4.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu alat evaluasi atau tes disebut reliabel jika, tes tersebut dapat dipercaya, konsisten, atau stabil produktif. Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus K-R 20 (kuder-Rochardson 20) karena instrumen yang digunakan berupa soal pilihan

3

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.79


(48)

ganda, dengan rumus sebagai berikut:4

[ ] [

] dimana:

rII : reliabilitas tes secara keseluruhan

: proporsi siswa yang menjawab benar : proporsi siswa yang menjawab salah

∑pq : jumlah hasil perkalian antara dan n : banyaknya item

S : standar deviasi dari tes

dengan,

Dengan kualifikasi koefisien reabilitas adalah sebagai berikut: Tabel 3.2

Interprestasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,91-1,00 sangat tinggi

0,71-0,90 Tinggi

0,41-0,70 Cukup

0,21-0,40 Rendah

<0,20 sangat rendah

Adapun hasil keseluruhan reliabilitas seluruh butir soal yang sudah dinyatakan valid sebesar 0,82 dan termasuk kedalam kriteria reliabilitas tinggi. Untuk lebih jelasnya, perhitungan manual dapat dilihat pada lampiran 8.

3. Tingkat Kesukaran

Suharsimi Arikonto mengatakan, soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.5 Menurutnya, hal tersebut perlu diperhatikan karena soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk berfikir lebih maju, begitu pula sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan membuat

4

Ibid., h.100-101

5


(49)

siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat lagi untuk mencobanya. Oleh karena itu, soal yang dibuat untuk mengukur tes hasil belajar sebaiknya adalah soal yang dapat menjangkau semua kemampuan siswa . Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal yang dibuat, sebaiknya pembuat soal harus melakukan perhitungan tingkat kesukaran soal. Atas dasar pertimbangan itu, dalam penelitian ini peneliti melakukan perhitungan tingkat kesukaran soal dengan menggunakan rumus:6

dimana:

P = indeks tingkat kesukaran

B = jumlah siswa yang menjawab soal benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Interprestasi mengenai tingkat kesukaran yang diperoleh digunakan tabel klasifikasi dibawah ini:

Tabel 3.3

Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal Tingkat Kesukaran Klasifikasi

0.00 - 0.30 soal sukar 0.30 - 0.70 soal sedang

0.70 - 1.00 soal mudah

Berdasarkan hasil pengujian tingkat kesukaran soal, dari 40 soal tes hasil belajar yang diujikan, sebayak 23 soal atau 58 % soal termasuk dalam kritertia sedang, dan 47 % atau 17 soal termasuk kedalam kriterta mudah. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan tingkat kesukaran tes hasil belajar dapat dilihat pada lampiran 5.

6


(50)

4. Daya Pembeda

Suharsimi Arikunto mendefinisikan daya pembeda soal sebagai kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.7 Adapun rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda soal adalah:8

= dimana:

D = daya pembeda

BA = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA = jumlah peserta kelompok atas

JB = jumlah peserta kelompok bawah

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut: Tabel 3.4

Klasifikasi Daya Pembeda Daya Pembeda Klasifikasi

0.00 – 0.20 Jelek 0.20 – 0.40 Cukup 0.40 – 0.70 Baik 0.70 – 1.00 Baik sekali

Berdasarkan hasil uji daya pembeda, dari 40 soal tes hasil belajar yang diujikan, sebanyak 17 soal atau 42 % soal termasuk dalam kriteria jelek, 48% atau sebanyak 19 soal termasuk dalam kritertia cukup, dan 10 % atau sebanyak 4 soal termasuk dalam kritertia baik. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan tingkat kesukaran tes hasil belajar dapat dilihat pada lampiran

Hasil uji coba instrumen tes hasil belajar pilihan ganda terdapat 20 soal yang sesuai kriteria dari 40 soal. Soal yang sesuai kriteria dapat dilihat pada lampiran 6.

7

Ibid., h. 211

8


(51)

I. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian, kemudian diolah dan dianalisis agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan peneliti dan menguji hipotesis. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan homogenitas guna mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai ragam yang homogen atau tidak. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data sebagai berikut:

1. Uji Prasyarat Analsis Data a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya persebaran data yang akan dianalisis. Teknik uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi kuadrat ( ) dengan rumus sebagai berikut:

∑( )

dimana:

fo = frekuensi dari hasil penelitian

fe = frekuensi yang diharapkan

Sementara itu, kriteria tes yang digunakan adalah apabila hitung < tabel, dapat disimpulkan bahwa sampel berdistribusi normal. Sedangkan bila hitung > tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh dari sampel tidak berdistribusi normal. Langkah-langkah yang harus dilewati untuk melakukan pengujian normalitas dengan menggunakan teknik chi kuadrat, dapat dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:9

1) Menentukan skor terbesar dan skor terkecil 2) Menentukan rentangan (R) dengan cara: R = skor terbesar – skor terkecil

3) Menentukan banyaknya kelas (K) dengan cara:

9

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet. 6, h. 121-124


(52)

K = 1 + 3,3 log n

4) Menentukan panjang kelas (i) dengan cara:

5) Menentukan proporsi.

6) Membuat distribusi frekuensi dalam bentuk tabel. Tabel 3.5

Tabel Bantu Perhitungan Distribusi Frekuensi

No. Interval P

1. 2.

Jumlah ∑ - - - ∑

7) Menentukan rata-rata (mean) dengan cara:

̅ ∑

8) Menentukan simpangan baku (s) dengan cara:

√ ∑

9) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

a) Menentukan batas kelas dengan mengurangi 0,5 pada kelas bawah interval dan menambah 0,5 pada kelas atas interval.

b) Mencari nilai Z-score dengan bantuan rumus:

( ̅)

c) Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal 0-Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas.

d) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0-Z, untuk angka-angka baris pertama dicari dengan mengurangka-angkan baris pertama dengan baris kedua, untuk angka baris kedua, dicari dengan mengurangkan angka baris kedua dengan baris ketiga, dan


(1)

Diproduksi oleh: Junaidi (

http://junaidichaniago.wordpress.com

). 2010

Page 4

Tabel r untuk df = 151 - 200

df = (N-2)

Tingkat signifikansi untuk uji satu arah

0.05

0.025

0.01

0.005

0.0005

Tingkat signifikansi untuk uji dua arah

0.1 0.05 0.02 0.01 0.001

151 0.1335 0.1587 0.1879 0.2077 0.2635 152 0.1330 0.1582 0.1873 0.2070 0.2626 153 0.1326 0.1577 0.1867 0.2063 0.2618 154 0.1322 0.1572 0.1861 0.2057 0.2610 155 0.1318 0.1567 0.1855 0.2050 0.2602 156 0.1313 0.1562 0.1849 0.2044 0.2593 157 0.1309 0.1557 0.1844 0.2037 0.2585 158 0.1305 0.1552 0.1838 0.2031 0.2578 159 0.1301 0.1547 0.1832 0.2025 0.2570 160 0.1297 0.1543 0.1826 0.2019 0.2562 161 0.1293 0.1538 0.1821 0.2012 0.2554 162 0.1289 0.1533 0.1815 0.2006 0.2546 163 0.1285 0.1528 0.1810 0.2000 0.2539 164 0.1281 0.1524 0.1804 0.1994 0.2531 165 0.1277 0.1519 0.1799 0.1988 0.2524 166 0.1273 0.1515 0.1794 0.1982 0.2517 167 0.1270 0.1510 0.1788 0.1976 0.2509 168 0.1266 0.1506 0.1783 0.1971 0.2502 169 0.1262 0.1501 0.1778 0.1965 0.2495 170 0.1258 0.1497 0.1773 0.1959 0.2488 171 0.1255 0.1493 0.1768 0.1954 0.2481 172 0.1251 0.1488 0.1762 0.1948 0.2473 173 0.1247 0.1484 0.1757 0.1942 0.2467 174 0.1244 0.1480 0.1752 0.1937 0.2460 175 0.1240 0.1476 0.1747 0.1932 0.2453 176 0.1237 0.1471 0.1743 0.1926 0.2446 177 0.1233 0.1467 0.1738 0.1921 0.2439 178 0.1230 0.1463 0.1733 0.1915 0.2433 179 0.1226 0.1459 0.1728 0.1910 0.2426 180 0.1223 0.1455 0.1723 0.1905 0.2419 181 0.1220 0.1451 0.1719 0.1900 0.2413 182 0.1216 0.1447 0.1714 0.1895 0.2406 183 0.1213 0.1443 0.1709 0.1890 0.2400 184 0.1210 0.1439 0.1705 0.1884 0.2394 185 0.1207 0.1435 0.1700 0.1879 0.2387 186 0.1203 0.1432 0.1696 0.1874 0.2381 187 0.1200 0.1428 0.1691 0.1869 0.2375 188 0.1197 0.1424 0.1687 0.1865 0.2369 189 0.1194 0.1420 0.1682 0.1860 0.2363 190 0.1191 0.1417 0.1678 0.1855 0.2357 191 0.1188 0.1413 0.1674 0.1850 0.2351 192 0.1184 0.1409 0.1669 0.1845 0.2345 193 0.1181 0.1406 0.1665 0.1841 0.2339 194 0.1178 0.1402 0.1661 0.1836 0.2333 195 0.1175 0.1398 0.1657 0.1831 0.2327 196 0.1172 0.1395 0.1652 0.1827 0.2321 197 0.1169 0.1391 0.1648 0.1822 0.2315 198 0.1166 0.1388 0.1644 0.1818 0.2310 199 0.1164 0.1384 0.1640 0.1813 0.2304 200 0.1161 0.1381 0.1636 0.1809 0.2298


(2)

LEMBAR REFBRENSI

Nama :

Achmad Chaerul Pahmi

NIM

:

107018303961

Judul :

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered

Head Together

(NHT)

Terhadap

llasil

Belajar

Siswa

pada

Mata

Pelajaran

IPS

MI

Mathlaul'Huda

BAB

Footnote

Paraf

Pembimbing

I

Agung Webe,

'Smart

Teaching," (Yogyakarta:

Jogja

Bakti Publisher,2010),h.

34

q

II

1.

Alisuf

Sabri,

Psikologi Pendidikan,

(Jakarta:

Pedoman

Ilmu

Jaya,

2010)

cet. 4.

h.

54

s

)

2.

Ngalim

Purwanto,

Psikologi

Penchdikan,

(Bandung: Remaj a Rosdakary a,2003),

h.

84

q

)

3.

Slameto,

Belajar dan

factor-faktor

yang

mempengaruhinya,(PT

Rineka

Crpta,2003)Cet.

4.h.2

4.

Muhibbin Syah, Psikologi

Pendidikan

dengan

Pendekatan

Baru,

(Bandung:

PT. Remaja

Rosdakarya,2005),

cet.

XI, h.

9l-gl

5.

Pupuh Paturrohman dan Sobry Sutikno, Strategi

Belajar Mengajar,

(Bandung: PT

Refika Aditama, cet.3,2009), h.

6

-?

6.

Syaiful Bahri

Djamarah,

Psikologi

Belajar,

(Jakarta:PT Rineka Cipta, 2008),

h.

180-204

vt

7.

Slameto,

Belajar dan

factor-faktor

yang


(3)

Cipta,2003)Cet. 4. h 54

8.

Ibid,

...

h.

55

ND

9.

Pupuh Paturrohman dan Sobry Sutikno, Strategi

Belajar Mengajar,

(Bandung:

PT

Refika Aditama,

cet.3,

2009),h.

1 9

I

s?

10.

Anonim,

Taxonomy of

Learning and

Benjamin Bloom, Levels of Learning,

\lt

1 1. Nana Sudjana,

Penilaian

Hasil

Proses

Belajar Mengajar,

(Bandung, PT Remaja Rosdakary a, 2009),Cet- | 4, h, 29 -3 0

-{

72.rbid,...

h 30-31

c/

13.

Ema

Suwangsih dan

Tiurlina,

op.

cit.,

hal.

160

u{

14.

Wina

Sanjaya, Perencanaan

Dan Desain

System

Pembelajaran, (Iakarta

: kencana,

2008),

hal.194

.{

15.

Yatim

Riyanto,

Paradigma Baru

P e mb e I aj ar an, (J akarta: kencana, 2009),

hal.

271 $1

16.

Trianto, ibid.,

hal.62

E

17. Kunandar, Guru

Professional,

(Jakarta: Raja

Grafindo

Persada. 2007), hal. 368

$

18.

Ibid., hal.

368-369

ut

'n

::

:i:i:*::

)l:ll'lll''

v

20.

Muhammad

Sadeli,

Materi

Pokok Konsep

Dasqr

IPS, (Jakarta:

UT,

1995), h.1.20

q

21.

Syafruddin

Nurdin,

Quantum

Te aching : Mo del P e mb el aj ar an

yang

Me mp e r hat i kan Ker agaman Indiv i du Si sw a dalam

Kurikulum

Berbasis Kompetensi

(Ciputat:

Ciputat Press, 2005),h.

v{

22.Udin

S.Winataputra,

et.al.,

Ilmu

Sosial


(4)

23.

Fusat

Perbukuan

DEPDIKNAS, Standar

Penilaian

Buku

Pelajaran

Pengetahuan

Sosiql SD-SMP,

Jakarta,

2003,

29

januari

2008 http : I lwww. depdiknas. eo.

idl

q

24.

Nadir

dkk,

Ilmu

Pengetahuan Sosial 1

Taman Amanah Pustaka: Surabava

q

ilI

Suharsimi

Arikunto, Prosedur Penelitian:

Suatu

Pendekatan

Praktik

(Jakarta:

Rineka

Cipta,

2006), ed.

Revisi

V,

cet. 12,

h.

108.

Z.

Sugiyono,

Metode Penelitian

Pendidikan

Pendekatan

Kuantitatif,

kualitatif

dan

R&D,

(Bandung:

Alfabeta, 2009),

Cet.7,h.

1 1 8.

q

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dqsar

Evaluasi

Pendidikan

Edisi

Revisi, (Jakarla:

Bumi

Aksara,

2006),h.79.

$1

Ibid.,h.t00-Iu.

'{.

Ibid.,h.207.

n

t. rbid.,

h.208.

U

Ibid.,

h.211

rbid.,

h.2t3-2r4.

V

).

Riduwan,

Belajar

Mudah

Penelitian

Untuk

Guru-Karyaw on dan P

eneliti

P emula,

(Bandung:

Alfabeta, 2009),

cet. 6,

h.

l2.l-124

q

r0.

Ibid.,h.

t20.

a

11.

Sudjana,

Metoda

Statistika,

(Bandung:

Tarsito,

2005),

h.239.

*1

IV

l.

Wina

Sanjaya, Perencanaan

dan

Desain

Sistem

Pembelajaran,

(Jakarta:

Kencana Prenada

Media

Group,

2010), h.

170.

$t

Dadang

sukirman

dan

nana

jumhana,


(5)

Press,2006), h.15.

v

).

Sanjaya,

op.cit.,h.l72.

E

v

e"pun

natnutnahman dan M.

Sobry

Sutikno,

Strategi

Belajar

Mengajar melalui

penanaman

konsep umum

dan

konsep islam,

(Bandung:

PT.

Refika Aditama,

2009), h.59.

-1


(6)

Nomor Lampiran

Perihal

:lstimewa

: Satu berkas Pi'oposal

: Bimbingan Skripsi

Kepada Yth.

Ka. Subbag Akademik

&

Kemahasiswadn

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

di Tempat

As salamu' alaikum wr. wb.

Yang bertanda tangan di bawah ini

Jakarta, 27 F ebruari 201 4

Nama

NIM

Juri;san/Prodi

Semester

Achmad Chaerul Pahmi

I 070 I 830396 I

KI-PGMI

Dengan

ini

mengajukan permohonan surat bimbingan

skripsi,

sebagai salah

satu syarat meiryelesaikan program

S-l (Strata 1)

UIN

Syarif

Hidayatullah

Jakarta. Adapun

judul

skripsi yang diaiukan adalah:

"Pengaruh Strategi Paikem Tipe Number Head Together (lr{HT)

Terhadap Hasil Relajar Siswa pada Mata pelajaran IpS SDN Batok

I

Bogo/,

Dosen Pembimbing Skripsi yang diusulkan:

Pembimbingl '

!Fe$A-dt/l

Pembrmbing

Itr

:

Sebagai bahan pertimbangan saya lampirkan proposal.

Demikian pennohonan

ini

saya sampaikan, atas perhatiannya diucapkan

terima kasih.

[4/as s alantu' al ai kum w

r.

w b.

Mengetahui, Ketua Jurusa

/

Dr.

Fauzan.

M.A

NrP.

I 976 I 1072007 11013

fembusan:

l.

Dosen Penasehat Akademik

,i,

DEPARTEMEN.AGAMA

,M

UlN JAKARTA.

qiiry

l,',,'[r,",0" No s5 cipurar 1s412 tndonesia

FoRM

(FR)

No. Dokumen

:

FITK-FR-AKD-OB5 l-gl

Terbit :

5Januari2009

No.

Revisi: .

00 Hal

PERMOHONA

N

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI


Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Peningkatan minat dan hasil belajar IPS siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode numbered heads together di SMP Nusantara plus Ciputat

1 6 201

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

Pengaruh strategi pemecahan masalah “ideal” dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa

1 10 208

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pe

0 2 14

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pe

0 1 12

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI.

0 3 53