Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Telaah Pustaka dan Penelitian Sebelumnya

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: a. Bagaimanakah sebaran tingkat potensi obyek wisata di zone barat Kabupaten Pacitan? b. Bagaimanakah arah pengembangan dan pengelolaan pariwisata di zone barat Kabupaten Pacitan berdasarkan tingkat potensi?

3. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan suatu sasaran yang akan dicapai seseorang melalui kegiatan yang dilakukannya. Adapun tujuannya adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sebaran tingkat potensi obyek wisata di zone barat Kabupaten Pacitan. 2. Untuk mengetahui arah pengembangan dan pengelolaan pariwisata di zone barat Kabupaten Pacitan berdasarkan tingkat potensi.

4. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai syarat untuk menempuh ujian akhir tingkat sarjana Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2. Sebagai sumber informasi dan masukan bagi perkembangan kepariwisataan di Kabupaten Pacitan.

5. Telaah Pustaka dan Penelitian Sebelumnya

Telaah Pustaka Menurut Nyoman S Pendit 2002, istilah pariwisata terlahir dari bahasa Sanskerta yang komponen-komponennya terdiri dari “pari” yang artinya penuh, lengkap, berkeliling. “Wisman” yang berarti rumah, properti, kampong, komunitas. Dan “ata” yang artinya pergi terus menerus, mengembara. Yang bila dirangkai menjadi satu kata melahirkan istilah pariwisata yang berarti meninggalkan rumah untuk mengadakan perjalanan tanpa mencari nafkah ditempat-tempat yang dikunjunginya sambil menikmati kunjungan mereka. Sistem pariwisata terdiri dari lima komponen yakni: 1 atraksi, 2 promosi dan pemasaran, 3 pasar wisata, 4 transportasi, dan 5 adalah masyarakat penerima wisatawan yang menyediakan akomodasi dan jasa pendukung wisata. Pariwisata ditinjau dari ekonomi pada dasarnya merupakan industri yang menjual produk berupa lingkungan. Lingkungan tersebut meliputi 3 aspek, yaitu: lingkungan fisik, lingkungan biologi, dan lingkungan sosial budaya. Menurut Direktorat Jenderal Pariwisata Republik Indonesia 1985 dalam Sujali 1989, industri pariwisata perlu memiliki tiga bentuk bahan dasar, yakni: a. Obyek wisata alam Natural Resources. Bentuk atau wujud dari obyek ini berupa pemandangan alam. Seperti bentuk lingkungan pegunungan, lingkungan pantai atau perairan, lingkungan hidup berupa kehidupan flora dan fauna atau bentuk yang lain. b. Obyek wisata budaya atau manusia Human Resources Obyek wisata budaya lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan atau kehidupan manusia. Dan wujud dari obyek wisata budaya antara lain berbentuk museum, candi, tarian tau kesenian, upacara keagamaan, upacara adat, upacara pemakaman, dll. c. Obyek wisata buatan manusia Man Made Resources Obyek wisata ini dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Oleh karena itu bentuknya sangat tergantung pada kreatifitas manusianya. Obyek wisata buatan manusia misalnya museum, tempat ibadah, peralatan musik, kawasan wisata yang dibangun seperti kawasan wisata Taman Mini Indonesia Indah, kawasan wisata Ancol. Perencanaan dan pengembangan pariwisata adalah suatu proses yang dinamis dan berkelanjutan menuju ketataran nilai yang lebih tinggi dengan cara melakukan penyesuaian dan koreksi berdasar pada hasil monitoring dan evaluasi serta umpan balik implementasi rencana sebelumnya yang merupakan dasar kebijaksanaan dan merupakan misi yang harus dikembangkan. Perencanaan dan pengembangan pariwisata bukanlah sistem yang berdiri sendiri, melainkan terkait erat dengan sistem perencanaan pembangunan yang lain secara inter sektoral dan inter regional. Perencanaan pariwisata haruslah di dasarkan pada kondisi dan daya dukung dengan maksud menciptakan interaksi jangka panjang yang saling menguntungkan diantara pencapaian tujuan pembangunan pariwisata, peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat, dan berkelanjutan daya dukung lingkungan di masa mendatang Wiendu Nuryani, 1995 dalam Cafid Fandeli, 1995. Suatu tempat dapat menjadi suatu obyek wisata apabila mempunyai potensi untuk dapat menarik pengunjung. Baik itu potensi yang dimiliki oleh alam maupun potensi yang dibuat oleh manusia. Obyek wisata yang memiliki potensi tinggi dapat dikembangkan menjadi obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pengembangan obyek wisata pada suatu daerah tidak lepas dari campur tangan pemerintah setempat. Oleh sebab itu kebijakan pembangunan pemerintah daerah harus diperhatikan dalam pengembangan obyek wisata. Penelitian Sebelumnya. 1. Nama Peneliti : Wahyu Putranto 2001 Judul : Potensi Pariwisata di Wilayah Kabupaten Dati II Karanganyar Tujuan : Untuk mengetahui kondisi dan potensi pariwisata di Kabupaten Karanganyar. Metode : Analisis data sekunder Hasil : Obyek wisata yang memiliki potensi tinggi yaitu Grojokan Sewu. Obyek wisata yang memiliki potensi sedang yaitu Gunung Lawu, Sekipan, Gunung Bromo, Pablegan, Balai Kambang,dan Mangadeng. Sedangkan obyek wisata yang memiliki potensi rendah yaitu Pringgondani, Candi Sukuh, Candi Ceto, Candi Palanggatan, Watu Kandang, Tanah Kritis, Deligan, dan Plalar. 2. Nama Peneliti : Heri Setyo Wibowo 2006 Judul :Analisis Potensi Pariwisata Di Kabupaten Pemalang Tujuan : • Untuk mengetahui potensi pariwisata di Kabupaten Pemalang. • Untuk mengetahui arah pengembangan obyek berdasarkan tingkat potensi. Metode : Analisis data sekunder Hasil : • Obyek wisata yang mempunyai potensi tinggi adalah obyek wisata Pantai Widuri dan Kolam Renang Hotel Moga. Obyek wisata yang mempunyai potensi sedang adalah obyek wisata Pantai Joko Tingkir. Pantai Blendung, Curug Sibedil, Curug Bengkawah, Curug Lawang, Curug Barong, Curug Sipendok, Telaga Silating,Telaga Rengganis, Cempaka Wulung, Bukit Mendelem, Makam Syech Pandan Jati, dan Makam Mbah Keramat. Untuk obyek wisata Gunung Gajah, Goa Gunung Wangi, Makam Pangeran Benowo, Makam Syech Maulana Maghribi serta Makam Sumur Pandan memiliki potensi rendah. • Obyek wisata yang diprioritaskan untuk dilakukan pengembangan adalah obyek wisata yang mempunyai potensi internal tinggi dan potensi eksternalnya sedang atau rendah. Obyek wisata yang dimaksud adalah Pantai Blendung, Telaga Silating dan Cempaka Wulung. Berdasarkan pada telaah pustaka dan penelitian sebelumnya, peneliti mengacu pada penelitian dari Wahyu Putranto2001, dan Heri Setyo Wibowo 2006 karena terdapat persamaan yaitu dalam meneliti potensi obyek wisata. Adapun persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dapat dilihat pada tabel 1.3 sebagai berikut: Tabel 1.3 Perbandingan Penelitian Penulis dengan Penelitian Sebelumnya No Nama Peneliti Wahyu Putranto Heri Setyo Wibowo Fadli Ardhiansyah 1. Judul Potensi Pariwisata di Wilayah Kabupaten Dati II Karanganyar. Analisis Potensi Pariwisata Di Kabupaten Pemalang Analisis Potensi Objek Wisata Zone Barat Kabupaten Pacitan Tahun 2008

2. Tujuan