Kompetensi guru dalam perpektif alqur’an: tela’ah Surat An-Najm ayat 5-10

KOMPETENSI GURU DALAM PERPEKTIF ALQUR’AN
(TELA’AH SURAT AN-NAJM AYAT 5-10)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh :
Anggi Dwi Saputra : 109011000207

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014

LEMBAR PEI{GESAHAN PtrMBIMBING SKRIPSI
Kornpeusi Guru dalen Fersp*tif Al-eldm Srrat An-Najm Ayat

5_ I 0


Skripsi
Dia$ntan k€p#h Falarlhs

Ihu

Tarbiyah dan Kegunran

msnenuhi qaraf- sysrat m€rrcapai
Crclar Sarjana

Midiksr

Agama Islam

ot*:
Anqgi Dsi Saprrha
NIM: 1{X}011m0207
Dibqwah Bimbingan

Doffi kmbimbing S.ripsi


NIP:

150 {H2

FAKT'LTAS ILMU TARBTYAH I}AN KEGI]RUAN
JURUSAN PENDII}IKAI\T AGAMA ISI,AM
T]NIYERSTTAS

ISLA}I NEGEru

SYARIT IIDAYATT}LLAII

JAKARTA
1435

llflt0l4 M

LEMBAR PENGESAHAN
PENGTTJI SKRIPSI


Skripsi berjudul "Kompetensi Guru dalam Per':spektif Al-Qur'an
(Tela'ah Surat An-Najm ayat -5-10' disusun oleh Anggi Dwi Saputra,
Nomor Induk Mahasiswa 109011000207, diajukan kepada Fakultas [lmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 26

September 2014 dihadapan dewan penguji. Karena

itu, penulis berhak

memperoleh gelar Sarjana 51 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama
Islam
Jakarta 30 September 2014

Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal

n\^.


Ketua Panitia (Ketua Jurusan)
Dr.H. Abdul Majid Khon, M.Ag
NIP. 19580707 198703 1 005

o(-

Sekretaris €Af)
Marhamah Salelq l,c. MA
NrP. 19720313 200801 2 010

w/t,, 'oiv

Penguji

I

(Dr. Sapiudin Shidik. M.Ae)
NrP. 19670328 200003 I 00r
Penguji


lo-ltl

*l',!1

II

(Pra. EIo.M.AIbueis. M.A)
NrP. 19560119 199403 2 001

,Zr,bl+
Mengetahui:
Dekan,

W

Dra. Nurlena Rifa'i. MA. Ph.D
NIP. 19591020 198603 2 001

(.


_3/{+
""""""""":,/
-,

SURAT PER]TIYATAAIY KARYA SEI\'DIRI

Saya yang b€rhnda taflgan

di bawah ini:

Nama

Anggi Dwi Saputra

NIM

r0901rfi)0207

Tempat/Tgl lahir


Bekasi, t3 April 1990

Jurusan

Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi

Kompetensi Gunr Dalarn Perspe*:tif
Najm Ayat

Dosen Pembimbing

Dengan

hf,

Al{uran

Surat An-


5-10\.i'

Dr. H. Saknan Hanrn

ini saya menyatakan

bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil

karya sendiri dan saya bertanggung jau.ab socara

ak&mis

atas apa yang saya

tulis.

Jakarta, I0 September 2014

Anggi Dwi Sapufa


NIM:

109011000207

ABSTRAK
Nama : Anggi Dwi Saputra
Judul : Kompetensi Guru Dalam Perspektif Al-Qur’an Surat An-Najm Ayat 510
Dosen Pembimbing: Prof. Dr. H. Salman Harun
Kompetensi Guru merupakan kewenangan guru untuk melaksanakan serangkaian
tugasnya dalam kegiatan relajar mengajar. Dan ini adalah salah satu kunci
keberhasilan pendidikan. Al-Qur’an sebagai kitab petunjuk bagi orang-orang yang
bertakwa, baik tersurat maupun tersirat telah banyak memberikan inspirasi terkait
konsep pendidikan, tidak terkecuali ayat-ayat yang menjelaskan tentang
kompetensi guru khususnya surat an-Najm ayat 510. Sehingga dalam penulisan
skripsi ini telah dirumuskan berbagai masalah dengan rincian sebagai berikut :
Apa konsep al-Qur’an tentang kompetensi guru dalam Surat an-Najm ayat 5-10?
Skripsi ini merupakan kajian pustaka (library reasech) yang bersifat kualitatif
deskriptif, yakni metode yang memberikan gambaran dan paparan konsep dengan
cara berpikir rasional dan reflektif. Dalam metode penafsiran al-Qur’an dikenal

dengan sebutan metode Maudhu’i yakni suatu metode yang berupaya menjelas
kan
kandungan ayat-ayat Al - Qur'an dari berbagai seginya dengan memperhatikan
runtutan ayat-ayat Al - Qur'an sebagaimana yang tercantum dalam mushaf.
Kesimpulan dari penulisan skripsi ini adalah Kompetensi yang harus dimiliki guru
menurut al-Qur’an surat an-Najm ayat 5-10 adalah memiliki kepribadian seperti
yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW., menguasai dan
memanfaatkan teknologi informasi dan komuniikasi guna pengembangan diri dan
ilmu pengetahuan dan memilki kemampuan karya tulis guna pengembangan ilmu
pengetahuan dan media komunikasi dengan orang lain. Adapun Kompetensi Guru
dalam Surat an-Najm ayat 5-10 yakni:
Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Pedagogik, Kompetensi
Sosial dan Kompetensi Profesional.

Kata kunci : Kompetensi Guru : Surat An-Najm Ayat 5-10

i

ABSTRACT
Name : Anggi Dwi Saputra

Title : Kompetensi Guru Dalam Perspektif Al-Qur’an Surat An-Najm Ayat 5-10
Thesis Supervisor: Prof. Dr. H. Salman Harun
The teacher is the authority of the teacher competence to carry out a series of duties in
teaching and learning activities. And this is one of the key educational success. The
Qur'an as a book of guidance for those who cautious, either express or implied has
inspired many related concept of education, not least the verses that describe
competence of teachers in particular an-Najm letter 5-10. So in writing This thesis has
formulated various problems with the following details: What is the concept of the
Koran on the competence of teachers in Surat an-Najm verses 5-10?

This thesis is a study of literature (library reasech) qualitative descriptive, ie, a method
that gives an overview of the concepts and exposure rational thinking and reflective. In
the method of interpretation of the Qur'an known Maudhu'i the method as a method
that attempts to explain content of the verses of Al - Quran from a variety of its aspects
with regard sequence of the verses of Al - Quran as stated in the codex.
The conclusion of this study is a must-have competency of teachers letters according to
the Qur'an an-Najm verses 5-10 is to have a personality like which has been
exemplified by the Prophet Muhammad., control and utilize information technology
and self-development in order komuniikasi and science and have the ability to
advancing the science papers communication and media knowledge with others. The
Teacher Competence in Surat an Najm verses 5-10 are: Competence Personality,
Pedagogic Competence, Competence Social and Professional Competence.

Keywords: Teacher Competence: Sura al-Najm, Verses 5-10

ii

KATA PENGANTAR

   
Alhamdulillah, tidak ada ungkapan yang maha dahsyat, yang lebih indah, untuk
diungkapkan selain rasa syukur yang sedalamnya-dalamnya kepada Allah SWT, sang
pemilik takdir. Yang memberikan nikmat dan hidayahNya Sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Allahumma Shalli „ala Muhammad, shalawat beriring salam selalu tercurah
kepada junjungan mulia Nabi Muhammad saw. seorang inspirator, kreator, proklamator
panji-panji Islam, sang pemimpin, sang pencerah bagi umat Islam. Bermimpi bertemu
dengannya adalah impian bagi kita umatnya.
Banyak tantangan dan hambatan yang penulis hadapi dalam penulisan skripsi
ini, namun berkat doa, kesungguhan hati, kerja keras, dorongan dan juga bantuan dari
berbagai pihak sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Hambatan dan
kesulitan tersebut tidak ada yang tidak berguna (sia-sia), penulis akui semua itu menjadi
pelajaran yang berharga.
Selanjutnya,

penulis

menyadari

sepenuhnya

bahwa

kemampuan

dan

pengetahuan penulis sangat terbatas namun, dengan adanya bimbingan dan arahan serta
motivasi dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Oleh sebab itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih sedalam-dalamnya lepada
pihak yang telah berjasa dalam penulisan skripsi ini, kepada yang semua yang tercinta
dan tersayang:
1.

Dr. Hj. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

2.

Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., Kepala Jurusan Pendidikan Agama Islam,

iii

3.

Marhamah Saleh, Lc, MA., Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam.

4.

Muhammad Zuhdi, Ph.D., Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan
motivasi.

5.

Prof. Dr. H. Salman Harun, sebagai Dosen Pembimbing yang selalu meluangkan
waktunya dan membimbing serta mengajarkan kepada penulis dengan sabar,
tenang, dan teliti terhadap penulisan skripsi ini.

6.

Seluruh Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan
Ilmu yang berguna bagi diri pribadi selama perkuliahan.

7.

Untuk Ibuku Bunda Siti Halyati, engkau selamanya perumpuan yang paling aku
hormati dan engkaulah yang membuat semua cita-citaku ini akan menjadi
kenyataan, dari air matamulah aku belajar jadi orang lebih giat lagi dalam
menyelesaikan skripsi ini. Serta Ayahanda Ali Munandar yang selalu memberikan
semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Serta Kakak Juliandri, terimakasih atas
segala motifasinya buat penulis.

8.

Teristimewa untuk kakekku (alm) KH. Abdul Qosim, your inspiring my life
nenekku Hj. Ina Mutmainnah, paman-pamanku, Ust. Sahrul Sahnan Qosim

yang

selalu memberikan support kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9.

Teristimewa, Widia Rafika, terimakasih atas segala support yang telah diberikan
kepada penulis.

10. Amir Slamet Fauzi, Arif Budiman, S.Pd.I, yang selalu membantu penulis dalam
mengajarkan penelitian ini dan memotivasi penulis agar selalu tetap semangat
mengerjakan skripsi ini.
11. Untuk teman-teman seperjuangan Ari, Burhan, Solah, Erik, Hariri, Fuad dan temanteman kosan yang saya tidak bisa sebutkan satu per satu.

iv

12. Serta teman-teman PAI Kelas E, PAI Fiqih, Seluruh teman-teman PAI Angkatan
2009, kawan-kawan PPIQ ( Ahmad Ridwan, Agil Rexa Jaya, Akhmad Makhrus,
SH.I).
Penulis berharap semoga Allah memberikan kebaikan kepada kita semua Aamiin dan
semoga skripsi dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang membacanya.
Aamiin Ya Robbal ‘Alamin.

Jakarta, September 2014
Penulis

Anggi Dwi Saputra

v

TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi ini berpedoman pada
buku ―Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi)‖ yang
diterbitkan oleh CEQDA (Center for Quality Development and Assurance) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

Huruf Arab

Huruf Latin

‫ا‬

Keterangan
tidak dilambangkan

b

be

‫ث‬

t

te

‫د‬

ts

te dan es

‫ج‬

j

je

h

h dengan garis bawah

‫خ‬

kh

ka dan ha

‫د‬

d

de

‫ذ‬

dz

de dan zet

‫ر‬

r

er

z

zet

‫س‬

s

es

‫ش‬

sy

es dan ye

‫ص‬

s

es dengan garis dibawah

‫ض‬

d

de dengan garis dibawah

‫ط‬

t

te dengan garis dibawah

‫ظ‬

z

zet dengan garis dibawah

‫ع‬

c

koma terbalik diatas hadap

gh

ge dan ha

‫ف‬

f

f

‫ق‬

q

ki

k

ka

l

el

‫ل‬

v
v

‫م‬

m

em

‫ن‬

n

en

‫و‬

w

we

‫ـه‬

h

ha

‫ء‬

i

if

ٌ

y

ye

Tanda Vokal Arab

Tanda Vokal Latin

Keterangan

a

fathah

i

kasrah

u

dammah

‫و‬

Tanda Vokal Arab

Tanda Vokal Latin

Keterangan

‫اـــ‬

â

a dengan topi diatas

‫ــ‬

î

i dengan topi diatas

‫ّــ‬

û

u dengan topi diatas

Tanda Vokal Arab

Tanda Vokal Latin

Keterangan

ٌ‫ــــ‬

Âi

a dan i

‫ـــ و‬

Au

a dan u

vi

V. Pembauran
‫ال‬

: al

‫الس‬

: al-sy

‫و ال‬

: wa al

VI. Kata Sandang
Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf,
yaitu ‫ ا‬, dialihaksarakan menjadi huruf /I/, baik diikuti huruf syamsiyyah
maupun huruf qamariyyahi. Contoh: al-Rijâl bukan ar-Rijâl.

VII. Syaddah (tasydîd)
Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan
sebuah tanda ( ), dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan
menggandakan huruf yang diberi tanda Syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak
berlaku jika huruf yang menerima tanda Syaddah itu terletak setelah kata sandang
diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah.
VIII. Ta Marbûtah
Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat pada kata
yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat
contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûtah tersebut diikuti
oleh kata sifat (na‘at) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta marbûtah tersebut
diikuti kata benda (isim), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/

(lihat contoh 3).
No

Kata Arab

Alih Aksara

1

‫طةيقة‬

Tarîqah

2

‫ال امعة اأسامية‬

al-Jâmi‘ah al-Islâmiyyah

3

‫وحدة الوجود‬

Wahdat al-Wujûd

vii

DAFTAR ISI
Abstrak ………………………………………………………………….. i
Kata Pengantar ……………………………………………………………iv
Transliterasi Arab-Latin…………………………………………………. v
Daftar Isi…………………………………………………………………. viii
BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah…………………………………...1

B.

Identifikasi Masalah,Pembatasan dan Perumusan
Masalah…………………………………………………….4

C.

Tujuan Penelitian………………………………………….5

D.

Manfaat Penelitian……………………………………….. 5

BAB II

KAJIAN TEORI

A.

Pengertian Al-Qur’an………………………………….…. 7

B.

Fungsi Al-Qur’an………………………………….…..... 7

C.

Pengertian Kompetensi Guru………………………….... 10

D.

Beberapa Teori Kompetensi Guru…………………….... 13

E.

Macam-Macam Kompetensi Guru……………………….18

F.

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangkan
Kompetensi…………………………………………….. 20

G.

Karakteristik Kompetensi Guru………………………… 21

H.

Manfaaat Kompetensi Guru…………………………….. 24

BAB III
A.

METODELOGI PENELITIAN
Metodologi Penelitian………………………………….. 26

viii

BAB IV

KOMPETENSI GURU DALAM SURAH AN-NAJM
AYAT 5-10

A. Tafsir Surat An-Najm Ayat 5-10 Surah dan Terjemahnya Surat
An-Najm Ayat ........................................................................ 28
B. Penjelasan Kata…………………………………………….. 29
C. Asbabunnuzul Ayat 5-10 Surat An-Najm …………………. 29
D. Tafsir Surat An-Najm ayat 5-10……………………………..30
E. Kompetensi Guru dalam Surah An-Najm Ayat 5-10……….. 37
1. Kompetensi Pedagogik………………………………… ..39
2. Kompetensi Profesional……………………………….... 45
3. Kompetensi Kepribadian…………………........................50
4. Kompetensi Sosial………………………………………. 56
BAB V PENUTUP
A.

Kesimpulan……………………………………………... 62

B.

Saran…………………………………………………. … 63

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 64

ix

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah
Pendidikan sebagai ujung tombak kemajuan bangsa harus mendapat

perhatian yang serius dari semua pihak, terutama pihak-pihak yang ada dalam
bidang pendidikan. Kemajuan pendidikan merupakan cerminan kemajuan suatu
bangsa dan negara. Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha membudayakan
manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan amat strategis untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa
secara menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dilihat dari
segi aktualisasinya, pendidikan merupakan proses interaksi antara guru dengan
peserta didik untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ditentukan. Pendidik,
peserta didik dan tujuan pendidikan merupakan komponen utama pendidikan1.
Kemudian didalam proses pembelajaran, guru adalah orang yang
memberikan pelajaran dan siswa adalah orang yang menerima pembelajaran.
Dalam mentranfer pengetahuan kepada siswa diperlukan pengetahuan atau
kecakapan serta keterampilan sebagai guru, sebab tanpa ini semua tidak mungkin
proses tersebut dapat berjalan secara kondusif. Oleh karena inilah kompetensi
dalam arti kemampuan, mutlak diperlukan guru dalam melaksanakan tugasnya
sebagai pendidik.

1

Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Bandung :
Rosdakarya, 1997), cet. 1, h. 191

1

2

Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan
keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di
luar bidang pendidikan. Walaupun pada kenyataanya masih terdapat hal-hal
tersebut diluar bidang kependidikan. Untuk seorang guru perlu mengetahui dan
dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar agar ia dapat menerapkan beberapa
prinsip mengajar agar ia dapat melaksanakan tugasnya secara professional.
Profesi guru saat ini masih banyak dibicarakan orang baik dikalangan para
pakar pendidikan maupun diluar pakar pendidikan. Bahkan selama dasawarsa ini
banyak media yang cetak maupun elektronik yang memberitakan tentang guru.
Ironisnya berita-berita tersebut banyak yang cenderung melecehkan posisi guru,
baik yang sifatnya menyangkut kepentingan umum maupun yang sifatnya pribadi.
Sikap dan prilaku masyarakat tersebut memang bukan tampa alasan, karena
memang ada sebagian oknum guru yang melanggar/menyimpang dari kode
etiknya. Anehnya lagi alasan sekecil apapun yang diperbuat guru mengundang
reaksi yang begitu hebat di masyarakat. Hal ini dapat dimaklumi karena dengan
adanya sikap demikian menunjukan bahwa guru memang seharusnya menjadi
panutan dimasyrakat disekitarnya.2
Faktor lain yang mengakibatkan rendahnya pengakuan masyarakat terhadap
profesi guru yakni kelemahan yang terdapat pada guru itu sendri, seperti rendahya
tingkat kompetensi profesionalisme mereka, penguasaan guru terhadap materi dan
metode pengajaran yang masih dibawah standar.3 Dari kenyataan-kenyataan ini
walaupun pahit bagi guru, sudah saatnya kompetensi guru harus ditingkatkan.
Selanjutnya tingginya kedudukan tenaga yang professional dibidang
pendidikan, seorang guru disamping memahami hal-hal yang bersifat filosofis dan

2

Moh. Uzer Usman, Menjadi guru Profesional, (bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,1989)h.1.
3
Ibid, Menjadi Guru Profesional, hal 2

3

konseptual, harus juga mengetahui dan melaksanakan hal-hal yang bersifat
teknis.4
Sebenarnya tingginya kedudukan guru dalam Islam merupakan realisasi
ajaran dari Islam itu sendiri. Islam memuliakan pengetahuan dan pengatahuan itu
tidak dapat dicari dengan sendirinya tetapi hasil dari belajar mengajar yang
menjadi subjeknya adalah guru sebagai pengajar dan guru yang baik adalah guru
yang menjadikan Al-Qur’an sebagai pedomanya.
Diantara kompetensi yang harus dimiliki seorang guru adalah pengendali
dan pengaruh proses, serta pembimbing arah perkembangan dan pertumbuhan
manusia didik bagi kehidupannya dimasa depan. Dan pendidik harus memahami
dan pandai menggunakan berbagai macam metode yang berdaya guna dalam
proses kependidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhan
mereka yang bersifat kognitif, konatif (kemauan) dan emosianal atau afektif serta
psikomotorik manusia didik dalam rangka fitrah masing-masing.5
Selanjutnya dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun
2005 tentang guru dan dosen, Bab IV telah dijelaskan tentang kompetensi Guru,
pasal 10 berbunyi :
1.

2.

Bahwa kompetensi guru yang dimaksud dalam pasal 8 meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi.
Ketententuan lebih lanjut mengenai kompetensi guru sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan Pemerintah.6

Dan penjelasan dari pasal 10 ayat (1) bahwa dimaksud dengan kompetensi
pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Yang
dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang
mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.
4

Sardiman A.M., Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar. (Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada. 2001) h. 161.
5
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta :Bumi Aksara, 1996), h. 143
6
Tim Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang Guru dan Dosen(UU RI No, 14 Tahun
2005), Jakarta, Sinar Grafika,2009) Cet. 2. h. 9

4

Yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk
berkomunikasi berinteraksi secara efektif dan efisien dengann peserta didik,
sesama guru, orang tua wali murid dan masyarakat sekitar. Yang dimaksud
dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran
secara luas dan mendalam. Ketentuan lebih lanjut mengenai kompetensi guru
diatur dengan peraturan pemerintah.7
Kompetensi seorang guru atau pendidik dalam melaksanakan tugas
mendidik harus susuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya
dan harus disertai dengan perilaku rasional yang dapat dipertanggung jawabkan
serta layak sebagai bagian dari seorang guru.
Kemudian jika macam-macam kompetensi tersebut dilihat dari sundut
pandang Al-Qur’an yang menjadi salah satu sumber Ilmu pengetahuan dan yang
telah banyak memberikan inspirasi edukatif, dengan cara mengintrodusir konsepkonsep Al-Qur’an tentang kependidikan, misalnya ayat-ayat yang menjelaskan
tentang kompetensi guru.
Berdasarkan pemikiran tersebut penulis terinspirasi untuk menumpahkanya
dalam sebuah karya ilmiah yang berjudul “Kompetensi Guru dalam Perpektif
Al-Qur’an ( Tela’ah Surat An-Najm 5 -10)
B.

Identifikasi,Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis
mengidentifikasikan masalah yang berkaitan dengan judul yang
dibahas dalam tulisan ini yaitu :
a. Banyaknya guru belum memiliki kompetensi guru yang telah
disebutkan UU nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen,
Bab IV menjelaskan tentang kompetensi Guru
b. Banyaknya guru belum memiliki kode etik guru
c. Banyak ayat-ayat yang berbicara tentang kompetensi guru

7

Ibid, h. 56-57

5

2.

Pembatasan Masalah
Agar pembahasan penenelitian ini lebih terarah dan lebih
fokus pada penelitian itu sendiri maka penulis membatasi masalah
ini pada :
1. Yang di maksud dengan tafsir surat an-Najm ayat 5-10
adalah penjelasan tentang kandungan makna surat anNajm ayat 5-10 yang ada dalam tafsir Al-Misbah, Tafsir
Ibnu qoyim, Al-Maraghi dan Tafsir adwa’ul bayan dan
Tafsir Al- Qurthubi.
2. Yang di maksud kompetensi guru adalah meliputi
kompentensi

pedagogik,

kompetensi

kepribadian,

kompetensi sosial dan kompetensi prefesional, didalam
surat An-Najm Ayat 5-10.
3.

Perumusan masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut diatas, maka perumusan
masalahnya adalah “Apa saja Kompetensi Guru dalam Perspektif
Al-Qur’an Surat An-Najm Ayat 5-10.”

C.

Tujuan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan latar belakang perumusan masalah yang telah
dikemukakan maka penulisan ini bertujuan Untuk mengetahui
kompetensi guru yang terdapat didalam al-Qur’an surat an-Najm ayat
5-10.

D.

Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan pertimbangan terhadap guru agar meningkatkan
mutu pengajaranya dengan menanamkan kompetensi yang ada
pada dirinya dengan ajaran Al-Qur’an di dalam Surat an-Najm ayat
5-10.

6

2. Untuk memenuhi tugas dan syarat agar menyelesaikan studi guna
mencapai gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam pada Fakultas
Tarbiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Al-Qur’an
Al-qur’an berasal dari kata (Qoro’a) ‫ قةأ‬yang berarti
mengumpulkan atau menghimpun, dan Qiro’ah berarti menghimpun
huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam satu ucapan
yang tersusun rapi.
Menurut bahasa, Qur’an berarti bacaan, pengertian seperti ini
dikemukakan didalam Al-Qur’an sendiri yakni didalam surat AlQiyamah, Ayat 17-18:

         
“Sesungguhnya Mengumpulkan Al-Qur’an (didalam dadamu) dan
(menetapkan) bacaanya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan
kami. (karena itu), jika kami telah membacakannya, hendaklah kamu
ikut bacaannya (Q.S. Al-Qiyamah:17-18)
Beberapa

kalangan

ulama

mendefinisikannya

menurut

Muhammad Ali Ash-Shaabuuniy Al-Qur’an adalah kalam yang tiada
tandingannya (mukzizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad,
penutup para Nabi dan Rasul dengan perantara malaikat Jibril,
dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas,
dan ditulis didalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita
secara mutawatir serta mempelajarinya dinilai sebagai ibadah.1
B. Fungsi Al-Qur’an
1

Muhammad Ali Ash-Shaabuuniy,Studi Ilmu Al-Qur’an,(Bandung
:Pustaka Setia, 1991).Cet.1, h.15

7

8

Sebagaimana tersurat didalam nama-nama-Nya, maka fungsi AlQur’an adalah sebagai berikut:2
1.
Al-Huda (petujuk) didalam Al-qur’an terdapat kategori tentang
posisi Al-Qur’an sebagai petunjuk, pertama , petunjuk manusia
sebagai keseluruhan. Allah berfirman :

         
          
             
        
   
”(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk
itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu,
barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di
bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan
barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka
(wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya
itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan
bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah
kamu

mencukupkan

bilangannya

dan

hendaklah

kamu

mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu,
supaya kamu bersyukur.” (Q.S. Al-Baqoroh :185)
Kedua, Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi orang-orang bertaqwa.
Allah berfirman :

2

Atang Abdul Hakim-Jaih Mubarok, Metodelogi Studi Islam,
(Bandung:Remaja Rosda Karya, 2007), h. 70

9

         
”Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertaqwa.” (Q.S) Al-Baqoroh :2)
Ketiga, petunjuk bagi orang-orang yang beriman, Allah berfirman :

          
           
          

“Dan Jikalau kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa
selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak
dijelaskan ayat-ayatnya?" apakah (patut Al Quran) dalam bahasa
asing sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al Quran itu
adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. dan orangorang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan,
sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka mereka itu adalah
(seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh".(Q.S.Fushilat :44) .
2.

Al-Furqon (pemisah), didalam Al-Qur’an dikatakan bahwa ia
adalah pemisah antara hak dan yang bathil, seperti firman
Allah QS. Al-Baqoroh ayat 185.

         
          

10

             
        
   
3.

Al-Syifa (obat), dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa ia
berfungsi sebagai obat penyakit dalam dada atau penyakit
psikologis. Allah berfirman :

          
   
“Hai manusia, Sesungguhnya Telah datang kepadamu pelajaran
dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada)
dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang
beriman.(Q.S. Yunus : 57)

4.

Al-Mauidhah (nasehat). Didalam Al-Qur’an dikatakan bahwa
ia berfungsi sebagai nasehat bagi orang-orang yang bertaqwa.
Allah berfirman :

      
“(Al Quran) Ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan
petunjuk
serta
pelajaran
bagi
orang-orang
yang
bertakwa.”(Q.S. Ali Imran :138)
C. Pengertian Kompetensi Guru
Kompetensi dalam bahasa Inggris adalah competency atau
competence yang berarti “kemampuan, wewenang atau kecakapan”.3
3

Jhon M. Echokols, et. all. Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama, 1995). Cet. XXI, h. 132.

11

Menurut kamus besar bahasa Indonesia karangan WJS.
Purwadarminta dan juga dikutip oleh Uzer Usman “kompetensi
berarti

(kewenangan),

kekuasaan

untuk

menentukan

atau

memutuskan suatu hal. Seperti juga yang dikutip oleh Uzer Usman
dalam bukunya “Menjadi Guru Profesional”.4
Istilah kompetensi memiiki banyak pengertian dikemukakan
sebagai berikut :
a.

Menurut Broke dan Stone “Competenci is descriptive of
aucitativenature of teacher behavior appears to be
entirely meaningful”. Kompetensi merupakan gambaran
hakikat kualitatif dan prilaku guru yang sangat berarti.
Dan juga menurut Charles E. Jhonson : “Kompetensi
merupakan prilaku rasional untuk mencapai tujuan yang
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.5

b.

Dalam konsep pelatihan yang berbasis kompetensi
(competency

based

training)

dijelaskan

bahwa

kompetensi itu adalah gabungan antara keterampilan,
pengetahuan dan sikap.6
c.

Menurut A. Sahertian yang dimaksud “kompetensi
adalah kemampuan

melaksanakan sesuatu

yang

diperoleh melalui pendidikan dan latihan”.7 Pengertian
ini masih global

karena masih bisa mencakup

kompetensi siswa yang sedang melakukan pendidikan
formal dan bisa juga kompetensi dalam suatu bidang
pekerjaan keahlian yang bisa didapat setelah melakukan
pelatihan-pelatihan. Sebagaimana E. Mulyasa yang
4

J.S Badudu. Sutan Mohammad Zain, Kamus Umum Bahasa
Indonesia,(Jakarta:Pustaka Sinar Harapan, 1996)cet. Ke 3 h. 704
5
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 1996), Cet. VIII, h. 19
6
Indra Jati Sidi, Menuju Masyarakat Belajar, (Jakarta : logos, 2001) Cet. I,
h. 123.
7
Piet A. Sahartian, Supervisi Pendidikan dalam Rangka Program in Service
Education, (Jakarta : Rineka Cipta, 1992), h. 25

12

mengutip

Mc.

Ahsan

mengemukakan

bahwa:

“competency is a knowledge, skill and ability can a
person achieves, qick become part of his or her being to
the

extend

cognitive,

can

satisfactorily

affective,

and

perform

psychomotor

particular
behavior”.8

Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan
dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah
menjadi bagian dari dirinya sendiri sehingga dapat
melakukan perilaku-perilaku berdasarkan dari kognitif,
afektif dan psikomotor yang sebaik-baiknya. Hal ini
menjelaskan bahwa seseorang yang berkompetensi
bukan hanya berdasarkan ilmu pengetahuan yang
dimiliki dan keterampilan serta melakukan pelatihan, tapi
juga membutuhkan aspek-aspek lain dalam individu
yang akan menjadi kesatuan yang baik.
keseluruhan

kompetensi

bukan

hanya

Secara

pemilikan

pengetahuan, keterampilan, serta kemampuan sebagai
tugas seseorang tetapi juga merupakan pengusaan dalam
diri seseorang yang mencakup prilaku rasional sebagai
wujud dari pengetahan keterampilan yang dimiliki
seseorang.
d.

Mengenai kompetensi guru agama, Zakiah Daradjat
mengatakan

bahwa

“kompetensi

guru

adalah

kewenangan untuk menentukan pendidikan agama yang
diajarkan pada jenjang tertentu disekolah tempat guru itu
mengajar”.9
e.

Kompetensi guru menurut Departemen Pendidikan
Nasional diartikan sebagai : “pengetahuan, keterampilan

8

E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung : Remaja Rosda
Karya, 2002)
9
Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta
: Ruhama, 1994), Cet. Ke-1, h. 95.

13

dan nilai-nilai dasar yang direflesikan dalam kebiasaan
berfikir dan bertindak”.10 Dalam pengertian kompetensi
diarahkan untuk dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari baik dalam suatu profesi dalam pekerjaan.
Meskipun para ahli berbeda dalam merumuskan definisi dari
kompetensi, namun pada dasarnya kalau dilihat dari esensi dan
tujuannya akan terdapat pada titik temu yang sama. Dengan kata lain
kompetensi guru tidak terlepas dari kualitas, wewenang dan tindakan
professional guru itu sendiri dalam profesinya.
Dengan demikian, “kompetensi guru merupakan kemampuan
seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibanya secara
tanggung jawab dan layak.
D. Beberapa Teori Kompetensi Guru
Ada 3 kompetensi yang sering disinggung oleh ahli
pendidikan yaitu :
1. Kompetensi Pribadi.
2. Kompetensi sosial, dan
3. Kompetensi Profesional.
Dalam pengistilahan kompetensi pribadi sering juga
disebut dengan istilah kompetensi personal yaitu :
1. Nana Sudjana menggunakan kompetensi pribadi
dengan istilah kompetensi sikap dan prilaku, dalam
banyak analisis tentang kompetensi keguruan aspek
kompetensi pribadi dan sosial umumya disatukan.
2. Samana

menyebutkan

dalam

bukunya

“Profesionalisme Keguruan” yang mengutip dari

10

Departemen Pendidikan Nasional, kurikulum berbasis kompetensi,
(Jakarta :Pusat kurikulum Balitbang Departemen Pendidikan Nasional, 2002), hal
1.

14

Cordi Zabal dkk.11 Hal ini wajar karena menurutnya
sosialitas manusia (termasuk guru) dapat dipandang
pengejawantahkan pribadinya.
3. Uzer

Usman

membagi

jenis-jenis

kompetensi

keguruan dalam ”Menjadi Guru Profesional“. Hanya
ada 2 kompetensi pribadi dan professional :
a. Kompetensi pribadi
Kemampuan pribadi ini meliputi hal-hal berikut :
a) Mengembangkan kepribadian
1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Berperan dalam masyarakat sebagai warga
Negara berjiwa Pancasila.
3) Mengimbangkan sifat-sifat terpuji yang
dipersyaratkan
b) Berinteraksi dan berkomunikasi
1) Berinteraksi

dengan

sejawat

untuk

meningkatkan kemampuan professional.
2) Berinterinteraksi

dengan

masyarakat

untuk penunaian misi pendidikan.
c) Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan
1) Membimbing

siswa

yang

mengalami

kesulitan pengajar.
2) Melaksanakan

kegiatan

administrasi

sekolah.
b. Kompetensi professional
Kemampuan professional ini meliputi hal-hal
berikut :
a) Menguasai landasan pendidikan

11

h.53.

A. Samana, Profesionalisme Keguruan,(Jakarta: Kanisius, 1990) cet. I

15

1) Mengenal

tujuan

pendidikan

untuk

mencapai tujuan pendidikan nasional
2) Mengenal

prinsip-prinsip

psikologi

pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam
proses belajar mengajar.
3) Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat
b) Mengusai bahan pengajaran
1) Menguasai bahan pengajaran kurikulum
pendidikan dasar dan menengah
2) Menguasai bahan pengayaan
c) Menyusun program pengajaran
1) Menetapkankan tujuan pembelajaran
2) Memilih

dan

mengembangkan

bahan

pengajaran
3) Memilih dan mengembangkan

strategi

belajar mengajar
4) Memilih

dan

mengembangkan

media

pengajaran yang sesuai.
5) Memilih dan memanfaatkan sumber belajar.
d) Melaksanakan program pengajaran
1) Menciptakan iklim belajar megajar yang
tepat.
2) Mengatur ruangan belajar.
3) Mengelola interaksi belajar mengajar.
e) Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang
telah dilaksanakan
1) Menilai prestasi murid untuk kepentingan
pengajaran.

16

2) Menilai proses belajar mengajar yang telah
dilaksanakan.12

Namun demikian nampaknya Uzer Usman hanya memberikan
gambaran global dan sederhana dari masing-masing point tersebut
sehingga diperlukan penafsiran yang lebih rinci lagi.
Sementara itu Samana memperinci kompetensi personal-sosial
dengan uraian begitu panjang. Pendapatnya di ilhami oleh A.S Cordi
Zabar dkk. Namun penulis meringkasnya dengan mengambil yang
terpenting saja sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

12

Guru menghayati serta mengamalkan nilai hidup
(termasuk dengan moral dan keimanan). Dengan kata
lain guru hendaknya memiliki keyakinan (keimanan)
Guru hendaknya bertindak jujur dan bertanggung jawab
Guru hendaknya mampu berperan sebagai pemimpin
Guru bersikap bersahabat dan terampil berkomunikasi
dengan siapapun demi tujuan yang baik
Guru mampu berperan serta aktif dalam pelestarian dan
pengembangan budaya masyarakat
Dalam bersahabat dengan siapapun guru tidak
kehilangan prinsip-prinsip serta nilai-nilai hidup yang
diyakininya
Guru bersedia ikut berperan dalam berbagai kegiatan
sosial, baik dalam lingkungan kesejawatan dalam
kehiduan masyarakat pada umumnya
Guru adalah pribadi yang bermental sehat dan stabil
Guru tampil secara pantas dan rapih
Guru tampil berbuat kreatif dengan penuh perhitungan
Dalam keseluruhan relasi sosial dan profesinya guru
hendaknya mampu bertindak tepat waktu dalam janji dan
penyelesaian tugas-tugasnya.
Guru hendaknya dapat menggunakan waktu luangnya (di
luar tuntutan tugas keguruan) secara bijaksana dan
produktif. .13

Moh. Uzer Usman,Menjadi Guru Profesional (Bandung, PT. Remaja
Rosada Karya, 1996)Cet. VII,Hal 16-19
13
A. Samana,Op.cit, Hal. 55-57

17

Para

ahli

pendidikan

muslimin

berusaha

merumuskan

kompetensi pendidik/guru ini dengan rumusan yang bermacammacam, hanya saja dalam literature yang penulis temukan, mereka
tidak menggunakan kompetensi guru tetapi menggunakan sifat
pendidik/guru. Hal ini dapat dimaklumi karena kompetensi berasal
dari bahasa asing kalaupun mau dilihat persamaannya kompetensi
yang harus dimiliki guru sama dengan sifat yang seharusnya dimiliki
guru. Ini bisa dilihat dengan pendapat para ahli pendidikan yang
menjadikan agama sebagai paradigma berpikirnya.
Yang kemudian dibuktikan dengan firman Allah SWT dalam
Surat Luqman (31) ayat 13

            
  
Artinya “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di
waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah
kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar"
Dalam ayat tersebut, luqman menasehati anaknya di
ibaratkan seorang guru menasehati seorang muridnya agar tidak
menyekutukan Allah dengan apapun.
Al-Abrasyi misalnya, sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad
Tafsir bahwa guru dalam Islam sebaiknya, memiliki sifat.
1. Zuhud, tidak mengutamakan materi, mengajar di lakukan
karena mencari keridhaan Allah.

18

2. Bersih

tubuhnya,

jadi

penampilan

lahiriahnya

menyenangkan.
3. Bersih jiwanya, tidak mempunyai dosa besar
4. Tidak ria-ria akan menghilangkan keikhlasan.
5. Tidak memendam rasa dengki dan iri hati.
6. Tidak menyenangi permusuhan.
7. Ikhlas dalam melaksanakan tugas.
8.

Sesuai perbuatan dengan perkataan.

9. Tidak malu mengakui ketidaktahuan.
10. Bijaksana.
11. Tegas dalam perkataan dan perbuatan tetapi tidak kasar.
12. Rendah hati.
13. lemah lembut.
14. Pemaaf.
15. Sabar.
16. Berkepribadian.
17. Tidak merasa rendah diri.
18. Mengetahui

karakter

murid,

mencakup

pembawaan,

6

kebiasaan, perasaan, dan pemikiran .
E. Macam-macam kompetensi Guru
Dalam dunia pendidikan, macam-macam kompetensi guru
menurut beberapa para ahli berbeda-beda. Menurut Nana Sudjana
sebagaimana yang dikutip A. Samana membagi kompetensi menjadi
tiga, yakni :
a. Kompetensi kognitif, yaitu kemampuan intelektual, seperti
penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai

cara

belajar, pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku
individu, pengetahuan tentang bimbingan dan penyuluhan,
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perpektif Al-Qur’an, (Bandung :
Rosdakarya,2000), h.82-83.
6

19

pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang
cara menilai hasil belajar siswa, dan pengetahuan tentang
kemasyarakatan, serta pengetahuan umum lainnya.
b. Kompetensi bidang sikap, adalah kesiapan dan kesediaan
guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan
profesi.
c. Kompetensi prilaku, performance, menyangkut keterampilan
mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu
belajar siswa, keterampilan menyusun atau perencanaan
mengajar, keterampilan melakukan administrasi kelas dan
sebagainya.14
Dalam undang-undang No. 14 tahun 2005. Macammacam kompetensi adalah :
a. Bahwa

pembangunan

nasional

dalam

bidang

pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan
bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia
yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia serta
menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dalam
mewujudkan masyarakat maju, adil, makmur dan
beradab berdasarkan pancasila dan undang-undang
dasar Negara Republik Indonesia.
b. Bahwa untuk menjamin perluasan dan pemerataan
akses, peningkatan mutu dan relavansi, serta tata
pemerintahan yang baik dan akuntanbilitas pendidikan
yang mampu menghadapi tantangan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan
global perlu dilakukan pemberdayaan dan peningkatan
guru dan dosen secara terencana, terarah dan
bersekinambungan. Dalam PP No. 19 tahun 2005
tentang standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3
14

A. Samana, Opcit, h. 55-57

20

desebutkan bahwa seorang pendidik ataupun pengajar
harus memiliki 4 kompetensi yaitu :
a) Kompentensi

pedagogik,

yaitu

kemampuan

mengelola pembelajaran peserta didik meliputi
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
b) Kompetensi kepribadian, adalah kemampuan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif,
berwibawa menjdi teladan bagi peserta didik,
dan berakhlak mulia.
c) Kompetensi professional, adalah kemampuan
penguasaan materi pembelajaran yang luas dasn
mendalam dapat memungkinkan membimbing
peseta didik memenuhi stadar kompetensi yang
ditetapkan dalam SNP.15
Dari beberapa definisi tersebut, penulis meyimpulkan bahwa
kompetensi seorang guru

dalam melakukan tugasnya mendidik

haruslah sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya serta diikuti oleh prilaku rasional yang bertanggung
jawab dan layak sebagai bagian dari seorang guru.
F.

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam mengembangakan
Kompetensi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kwalitas guru, antara lain :
a.

Penguasaaan guru atas bidang studi.

b.

Penguasaan guru atas metode pembelajaran

c.

Kwalitas pendidikan guru
15

Peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 9 tahun 2005 tentang
SNP(http:www.SEKJENDIKNAS.or.id 2005)

21

d.

Rekruitmen guru

e.

Status guru dimasyarakat

f.

Manajemen sekolah

g.

Dukungan masyarakat dan

h.

Dukungan pemerintah
Penguasaan guru atas bidang studi yang diajarkan kepada para

peserta didik merupakan sesuatu yang mutlak sifatnya, sebab,
dengan materi bidang studi tidak saja guru akan mentranformasikan
ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi lebih dari itu,
mengembangkan critical thinking, mendorong kemampuan untuk
belajar lebih lanjut dan yang tidak kalah pentingya

adalah

menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam ilmu pengetahuan
itu sendiri pada diri peserta dididk sebagai dari karakter.16
G.

Karakteristik Kompetensi Guru
Karakteristik dapat ditinjau dari berbagai segi tanggung jawab

guru, fungsi dan peranan guru, tujuan pendidikan sekolah, dan
peranan guru dalam proses belajar mengajar.
a. Fungsi, peranan guru dan kompetensinya.
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa professional guru
mengandung pengertian yang mengandung unsur-unsur
kepribadian, keilmuan dan keterampilan. Dengan demikian
dapat diartikan, bahwa kompetensi profesioanal guru tentu
saja akan meliputi tiga unsur walaupun tekanan yang lebih
besar terletak pada unsur keterampilan sesuai dengan peranan
yang dipekerjakan.
1) Guru sebagai pendidik dan pengajar
Peranan ini akan dapat dilaksanakan bila guru memenuhi
syarat-syarat kepribadian dan penguasaan ilmu. Guru
16

Muhammad Thobroni dan Arif Mustopa, Belajar dan Pembelajara, h. 33.

22

akan mampu mendidik dan mengajar apabila

dia

mempunyai kestabilan emosi, memiliki rasa tanggung
jawab yang besar untuk memajukan anak didik, bersikap
realistis, bersikap jujur, serta bersikap terbuka dan peka
terhadap perkembangan, terutama terhadap inovasi
pendidikan.
2) Guru sebagai anggota masyarakat
Guru melaksakan peranan ini, guru harus memenuhi
syarat-syarat kepribadian dan syarat penguasaan ilmu
tertentu, guru harus bersikap terbuka, tidak bertindak
secara otoriter, tidak bersikap angkuh, bersikap ramah
tamah.
3) Guru sebagai pimpinan
Peranan kepemimpinan akan berhasil apabila guru
memiliki kepribadian, seperti kondisi fisik yang sehat,
percaya diri sendiri, memiliki daya kerja yang besar dan
antusiasme, dan dapat mengambil keputusan, bersikap
objektif dasn mampu menguasai emosi serta bertindak
adil (Sondang P. Siagian, 1978). Selain dari itu, guru
harus menguasai ilmu tentang teori kepemimpinan dan
dinamika kelompok, menguasai prinsip-prinsip hubungan
massyarakat, menguasai teknik berkomunikasi, dan
menguasai

semua

aspek

kegiatan

organisasi

persekolahan.
4) Guru sebagai pelaksana administrasi ringan
Peranan ini memerlukan syarat-syarat kepribadian,
seperti jujur, teliti dalam bekerja, rajin, harus mengetahui
ilmu

mengenai

tata

buku

ringan,

korespondensi,

23

penyimpanan arsip dan ekspedisi, dan administrasi
pendidikan.17
b. Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar
Berdasarkan studi literature terhadapa pandangan Adams &
Dickey dalam bukunya Basic Principles of Student Teaching,
dapat ditarik kesimpulan bahwa paling tidak dapat terdapat
13 peranan guru dalam kelas (dalam situasi belajar
mengajar). Tiap peranan menuntut berbagai kompetensi atau
keterampilan diantaranya :
1) Guru sebagai pengajar, menyampaikan ilmu pengetahuan,
perlu memiliki keterampilan memberikan informasi
kepada kelas.
2) Guru

sebagai

pimpinan

kelas,

perlu

memiliki

keterampilan cara memimpin kelompok-kelompok murid.
3) Guru sebagai pembimbing, perlu memiliki keterampilan
cara mengarahkan dan mendorong sebgai kegiatan siswa.
4) Guru sebagai pengatur lingkungan, perlu memiliki
keterampilan mempersiapkan dan menyediakan alat dan
bahan pelajaran.
5) Guru sebagai ekspeditur, perlu memiliki keterampilan
menyelidiki sumber-sumber massyarakat yang akan
digunakan.
6) Guru sebagai perencana, perlu memiliki keterampilan
cara memilih dan meramu bahan pembelajaran secara
professional.
7) Guru sebagai supervisor, perlu memiliki keterampilan
mendorong motivasi belajar kelas.

17

Omar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,
(Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2009), Cet. Ke-6, hal 38-44.

24

8) Guru sebagai pengajar, perlu memiliki keterampilan cara
memberikan

penghargaan

kepada

anak-anak

yang

berprestasi.
9) Guru sebagai evaluator, perlu memiliki keterampilan cara
menilai

anak-anak

secara

objektif,

kontinu,

dan

ko