EVALUASI SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN Studi Komparatif antara Sistem Otomasi SLiMS dengan Sistem Otomasi IBRA pada Perpustakaan PPPTMGB “LEMIGAS”
EVALUASI SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN
Studi Komparatif antara Sistem Otomasi SLiMS dengan Sistem
Otomasi IBRA pada Perpustakaan PPPTMGB “LEMIGAS”
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana Ilmu Perpustakaan (S. IP)
oleh : Hasbi Fikri NIM. 1111025100080
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M
(2)
LEMBA
EVALUASI
Studi Komparat
Otomasi IBRA
Diajuka
FA UNIVERSITA
AR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIP
ASI SISTEM OTOMASI PERPUSTAKA
ratif antara Sistem Otomasi SLiMS den
A pada Perpustakaan PPPTMGB “LEM
Skripsi
jukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana Ilmu Perpustakaan (S. IP)
oleh : Hasbi Fikri NIM. 1111025100080
Dibawah Bimbingan :
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA ITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATU
JAKARTA 1436 H / 2015 M
IPSI
STAKAAN
dengan Sistem
LEMIGAS”
oleh
(3)
LEM
Nama : Hasbi Fikri NIM : 1111025100080 Judul Skripsi : Evaluasi Si
Otomasi SLi “LEMIGAS” Ujian Skripsi : 13 Juli 2015
Skripsi tersebut telah diperba untuk memperoleh gelar S Fakultas Adab dan Humanior
EMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
kri 1111025100080
Sistem Otomasi Perpustakaan, Studi Komparat LiMS dengan Sistem Otomasi IBRA pada Perpus
S”. 2015
erbaiki sesuai dengan saran dan komentar Tim r Sarjana Strata Satu (S1) pada Program Studi
niora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jaka
i ratif antara Sistem
erpustakaan PPPTMGB
im Penguji sebagai syarat Studi Ilmu Perpustakaan
(4)
ii
ABSTRAK
Hasbi Fikri (1111025100080). Evaluasi Sistem Otomasi Perpustakaan, Studi Komparatif antara Sistem Otomasi SLiMS dengan Sistem Otomasi IBRA pada Perpustakaan PPPTMGB “LEMIGAS”. Dibawah bimbingan Ade Abdul Hak, M.Hum. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri, Jakarta. 2015. Penelitian yang dilakukan berjenis penelitian grounded theory dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengukur kualitas sistem otomasi SLiMS dan sistem otomasi IBRA untuk mengetahui perbandingan kedua sistem otomasi. Teori yang dijadikan standar pengukuran kualitas perangkat lunak adalah standar menurut teori McCall yaitu kebenaran, reabilitas, efisiensi, integritas, usabilitas, maintabilitas, fleksibilitas, testabilitas, portabilitas, reusabilitas, dan interoperabilitas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui latar belakang dilakukannya transformasi sistem otomasi SLiMS ke sistem otomasi IBRA. Dari hasil pengukuran kualitas sistem dapat diketahui aspek apa saja yang menjadikan pertimbangan perpustakaan LEMIGAS dalam melakukan transformasi. Hasil pengukuran menunjukan bahwa faktor utama dilakukannya transformasi adalah kebijakan dari pimpinan LEMIGAS. Hal ini dikarenakan sistem otomasi IBRA lebih unggul dalam aspek usabilitas. Dan hasil pengukuran kualitas dengan teori McCall menunjukan bahwa sistem otomasi SLiMS dan IBRA memiliki kualitas yang sama. Ada delapan indikator mendapatkan nilai baik yaitu Correctness, Reability, Eficiency, Integrity, Usability, Maintability, Flexibility, dan Portability. Satu indikator yaitu Interoperability mendapat nilai cukup. Sedangkan dua indikator mendapat nilai tidak baik yakni Testability dan Reusability.
(5)
iii
ABSTRACT
Hasbi Fikri (1111025100080). Evaluation of Library Automation Systems, Automation Systems Comparative Study between SLiMS with IBRA on Library Automation System PPPTMGB "LEMIGAS". Under the guidance of Ade Abdul Hak, M.Hum. Department of Library Science Faculty of Adab and Humanities Islamic State University, Jakarta. 2015.
This research is a grounded theory study with a qualitative approach. The research was conducted by measuring the quality of SLiMS automation system and the IBRA automation system that is to compare the two automation systems. The theory of measuring the software quality is standardized on McCall's theory which are the correctness, reability, efficiency, integrity, usability, maintability, reusability, flexibility, testability, portability, and interoperability. This study was conducted to determine the background knowledge of the transformation from SLiMS automation systems to IBRA automation systems. From the results, it can be known the aspect of what makes LEMIGAS library consider to a transformation. Moreover, the measurement showed that the main factor to conduct the transformation is based on LEMIGAS policy itself. The reason is the IBRA automation system is superior in usability aspects. Other result that based on McCall's theory showed that SLiMS automation systems and IBRA has the same quality. There are eight indicators which got good grades namely Correctness, Reability, Efficiency, Integrity, Usability, Maintability, Flexibility and Portability. For one indicator that is Interoperability got enough grades. Other two indicators got the bad that is Reusability and Testability.
(6)
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur penulis ucapkan hanya kepada Allah SWT, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini guna melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kelemahan dan kekurangan. Sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Penulis menyadari penyelesaian skripsi ini tentu tidak lepas dari dukungan semua pihak yang meluangkan waktunya dalam membantu penulis. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bpk. Prof. Dr. Dede Rosyada, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bpk. Prof. Dr. Sukron Kamil, MA selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bpk. Prof. Oman Fathurahman, MA selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2014-2015. 4. Bpk. Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu
Perpustakaan.
5. Bpk. Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan.
6. Bpk. Ade Abdul Hak, M.Hum, selaku dosen pembimbing penulis yang membantu, mengarahkan, dan menuntun penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah mencurahkan ilmunya begitu banyak untuk masa depan penulis.
8. Pihak perpustakaan PPPTMGB “LEMIGAS” yang telah bersedia memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
(7)
v 9. Terimakasih kepada keluarga tercinta Bpk. Ahmad Pasani, Ibu. Sumarni, Yusnita Ahmad S.Pd, Yusmar Hadi Saputra, dan Fauziah Maryani S.Pd yang selalu menyemangati dan memberikan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
10.Terimakasih pula kepada teman-teman penulis Donna Sitta Ariyanti, M. Fahmi Rizal, Muhammad Adam, Derry Herdiana Wiguna, Hanifudin Ibrahim, M. Yukha Mulyawan, Muthia Fariza, Eko Raharjo, semua keluarga MEJIKUHIBINIUKE dan seluruh teman-teman Jurusan Ilmu Perpustakaan 2011 terutama IPI C, yang sama-sama berjuang untuk menyelesaikan skripsinya.
11.Tidak akan lupa kepada teman-teman kakak semester, terutama untuk Zulfikar Arman, Arief Dwi Hermawan, Kibar Sumanja, Ahmad Raditya, Zulfahri Tribuana Said, Febri Nurul Huda yang selalu mendukung dan memberikan masukan kepada penulis.
12.Terimakasih kepada sahabat-sahabat Wimpie Ariesman, Agung Tri Mahardika, Putra Ade Fernandez, Noval Suryanajati yang selalu mendukung penulis.
13.Dan semua orang yang sudah banyak mendukung dalam menyelesaikan tugas akhir ini, yang tidak dapat diucapkan satu persatu, Terimakasih untuk segalanya, semoga Allah SWT yang membalas semua kebaikan dan doa yang sudah diberikan kepada penulis. Amin.
Ciputat, 24 April 2015
(8)
vi DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5
1. Pembatasan Masalah ... 5
2. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
1. Tujuan Penelitian ... 5
2. Manfaat Penelitian ... 6
D. Definisi Istilah ... 6
E. Sistematika Penulisan ... 10
BAB II TINJAUAN LITERATUR ... 12
A. Sistem Otomasi Perpustakaan ... 12
1. Sistem ... 12
2. Otomasi ... 13
3. Sistem Otomasi Perpustakaan ... 14
4. Tujuan Sistem Otomasi Perpustakaan ... 16
5. Unsur-Unsur Otomasi Perpustakaan ... 16
B. Perangkat Lunak ... 27
C. Sistem Otomasi IBRA ... 33
D. Sistem Otomasi SLiMS ... 33
E. Teori Kualitas Perangkat Lunak ... 34
1. Operasional Produk ... 36
2. Perbaikan Produk ... 37
3. Transisi Produk ... 38
(9)
vii
BAB III METODE PENELITIAN ... 41
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 41
1. Jenis Penelitian ... 41
2. Pendekatan Penelitian ... 42
B. Sumber Data ... 43
1. Data Primer ... 43
2. Data Sekunder ... 43
3. Informan ... 44
C. Teknik Pengumpulan Data ... 44
a. Wawancara ... 45
b. Observasi ... 45
c. Kajian Kepustakaan ... 46
d. Dokumentasi ... 46
D. Teknik Analisis Data ... 46
1. Reduksi Data ... 47
2. Penyajian Data ... 47
3. Penarikan Kesimpulan ... 47
G. Jadwal Penelitian ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49
A. Profil Sistem Otomasi Perpustakaan ... 49
1. Sistem Otomasi IBRA ... 49
2. Sistem Otomasi SLiMS ... 52
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 54
BAB V PENUTUP ... 72
A. Kesimpulan ... 72
B. Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 76 LAMPIRAN
(10)
viii DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perbedaan karateristik lima model kualitas perangkat lunak ... 35
Tabel 3.1 Jadwal penelitian ... 48
Tabel 4.1 Hasil pengukuran variabel kebenaran (correctnes) ... 58
Tabel 4.2 Indikator pengukuran reability ... 59
Tabel 4.3 Sumber daya komputasi sistem otomasi SLIMS dan sistem otomasi IBRA ... 61
Tabel 4.4 Hasil pengukuran aspek integrity sistem otomasi SLIMS dan sistem otomasi IBRA ... 62
Tabel 4.5 Hasil pengukuran kualitas sistem otomasi SLIMS dan sistem otomasi IBRA ... 71
(11)
ix DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Tiga aspek penting yang mempengaruhi kualitas
perangkat lunak (McCall, 1977) ... 35
Gambar 4.1. OPAC sistem otomasi IBRA ... 56
Gambar 4.2 Menu sirkulasi dan menu pengolahan IBRA ... 56
Gambar 4.3 Menu OPAC, circulation, dan bibliography SLIMS ... 57
Gambar 4.4 Konfigurasi hak akses sistem otomasi SLIMS ... 63
Gamabr 4.5 Pengaturan hak akses pada sistem otomasi IBRA ... 64
Gambar 4.6 OPAC sistem otomasi SLIMS ... 66
(12)
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang maju ini menuntut pemenuhan kebutuhan informasi yang semakin meningkat, sistematis pengelolaan perpustakaan pun terintegrasi dengan komputer. Inilah yang menjadikan perpustakaan sebagai lembaga informasi untuk bisa bertahan dan tidak tergantikan oleh zaman. Kegiatan manusia yang meningkat akan seimbang dengan kebutuhan informasi yang dibutuhkan. Dengan banyaknya kegiatan yang harus dilakukan oleh pustakawan dalam pengelolaan perpustakaan, maka dibutuhkan sebuah sistem otomasi perpustakaan yang mempermudah dalam setiap kegiatan di perpustakaan. Sistem otomasi perpustakaan merupakan suatu sistem yang menerapkan teknologi informasi yang terkomputerisasi pada tiap unit pengelolaan perpustakaan. Menurut Hassane menyatakan bahwa “otomasi perpustakaan adalah sebuah proses pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan bantuan teknologi informasi (TI) yaitu komputer, maka beberapa pekerjaan manual dapat dipercepat dan diefisienkan. Proses pengolahan data menjadi lebih akurat dan cepat untuk ditelusur kembali”.1 Maka dapat dikatakan sistem otomasi perpustakaan adalah suatu cara atau sistem yang
1
Hassane. Otomasi Perpustakaan, http://librarycorner.org/2007/02/28/otomasi-perpustakaan/-20k- diakses 9 februari 2015.
(13)
2
digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh pekerjaan-pekerjaan rutinitas kerumahtanggaan perpustakaan yang meliputi pengadaan, pengolahan, serial kontrol, pangkalan data/manajemen katalog, katalog online, pengelolaan koleksi, laporan statistik dan penyebaran informasi dengan menggunakan bantuan mesin (komputer).
Dengan otomasi perpustakaan ini kegiatan ataupun proses pada perpustakaan dapat terintegrasi, sehingga memudahkan bagi perpustakaan sendiri untuk mengetahui dan melakukan monitoring terhadap kegiatan yang dilakukan perpustakaan. Keunggulan otomasi perpustakaan ini untuk mengembangkan suatu sistem kerumahtanggaan perpustakaan berbasis komputer, mengembangkan jaringan kerjasama antar perpustakaan yang efisien, memberikan kemudahan dalam pekerjaan yang sifatnya rutinitas dan berulang-ulang, sehingga lebih cepat dan akurat, serta dapat membantu pihak perpustakaan dalam pengambilan keputusan manajemen dapat dilakukan lebih efektif dan efisien. Terlebih di zaman yang maju ini, kebutuhan informasi semakin tinggi dan perpustakaan berkewajiban untuk menyediakan informasi yang mudah diakses oleh pemustaka. Dengan otomasi perpustakaan ini, perpustakaan dapat memberikan informasi kepada pemustaka yang disajikan dengan cepat dan dapat diakses dimana saja serta membantu pengelolaan perpustakaan.
Perpustakaan PPPTMGB (Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak Gas dan Bumi) “LEMIGAS” (Lembaga Minyak dan Gas Bumi) berdiri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Nomor 17/M/Migas/65
(14)
3
tanggal 11 Juni 1965 dan Surat Keputusan Menteri Migas Nomor 208a/M/Migas/65 dengan memiliki 3 tugas pokok yaitu Riset, Pendidikan dan Pelatihan, serta Dokumentasi dan Publikasi di bidang perminyakan. Karena semakin bertambahnya jumlah koleksi dan berkembangnya era digital maka dimulai pada tahun 2005 Perpustakaan PPPTMGB “LEMIGAS” mengubah sistem perpustakaannya yang sebelumnya manual menjadi sistem terautomasi. Pada saat itu Perpustakaan LEMIGAS menggunakan software perpustakaan GDL (Ganesha Digital Library) versi 4.0 lalu tidak lama kemudian diupgrade menjadi versi 4.2. Pada Tahun 2008 Perpustakaan LEMIGAS melakukan transisi ke software SLiMS (Senayan Library Management System) versi 5 meranti karena semakin banyaknya kebutuhan Perpustakaan LEMIGAS dan ada beberapa modul yang tidak tersedia dalam aplikasi GDL seperti modul pengolahan, modul sirkulasi.
Namun penggunaan SLiMS di Perpustakaan LEMIGAS tidak lama dikarenakan pada tahun 2012 terdapat keputusan dari pimpinan untuk menggunakan software IBRA dalam pengelolaan perpustakaan. Perpindahan sistem otomasi ini dilakukan karena ada beberapa aspek yang menjadi pertimbangan seperti maintabilitas dan usabilitas dari sebelas teori kualitas perangkat lunak McCall. Hal ini menjadikan keunikan tersendiri dan penting untuk dibahas lebih lanjut, karena pada umumnya sebuah perpustakaan yang melakukan perpindahan dari sistem otomasi yang digunakan sebelumnya akan berpindah ke sistem otomasi SLiMS. IBRA atau Integrated Library Information System merupakan sistem informasi perpustakaan terpadu yang
(15)
4 dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan bernama Teratama Technology System yang bertempat di Yogyakarta. Karena dibuat dan dikembangkan oleh sebuah perpustakaan, maka dalam penginstalan sistem otomasi ini membutuhkan biaya. Berbeda dengan SLiMS atau Senayan Library Information Management System yang merupakan sistem otomasi bebas biaya buatan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Perpustakaan LEMIGAS merupakan perpustakaan dibawah kempemimpinan Lembaga Minyak dan Gas Buni (LEMIGAS) merupakan perpustakaan khusus yang bertujuan untuk menunjang kegiatan penelitian dan pengembangan minyak dan gas bumi. Dengan adanya perpustakaan ini, diharapkan bisa menjadi sarana untuk mempublikasikan hasil penelitian serta untuk memperoleh pengetahuan dan informasi di bidang minyak dan gas bumi. Untuk lebih mengoptimalkan pengelolaan perpustakaan, maka perpustakaan melakukan kegiatan otomasi perustakaan. Perpustakaan LEMIGAS mengalami pergantian software beberapa kali. Dalam pergantian penggunaan sistem itupun terdapat pertimbangan, apakah perlu diubah atau tidaknya suatu sistem di sebuah perpustakaan. Maka perlu diadakannya pengukuran kualitas untuk mengetahui seberapa efektifnya suatu software dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan perpustakaan. Dari penelitian ini akan diketahui aspek apa saja dari sebelas aspek teori McCall yang menjadi pertimbangan dalam kegiatan perpindahan ini, atau ada aspek x selain dari sebelas teori McCall. Dengan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan pengukuran kualitas perihal sistem software yang digunakan perpustakaan LEMIGAS. Maka
(16)
5 dengan ini penulis melakukan penelitian yang berjudul “Evaluasi Sistem Otomasi Perpustakaan, Studi Komparatif antara Sistem Otomasi SLiMS
dengan Sistem Otomasi IBRA pada Perpustakaan PPPTMGB
“LEMIGAS”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari peninjauan masalah-masalah yang terlalu luas maka penelitian ini dibatasi pada pengukuran sistem otomasi perpustakaan SliMS dan sistem otomasi perpustakaan IBRA dengan menggunakan sebelas aspek dalam teori McCall.
2. Perumusan Masalah
Bagaimana perbandingan kualitas sistem otomasi SliMS dengan sistem otomasi IBRA sebagai perangkat lunak otomasi di perpustakaan PPPTMGB “LEMIGAS”?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perbandingan kualitas sistem otomasi SliMS dengan sistem otomasi IBRA sebagai perangkat lunak otomasi di perpustakaan PPPTMGB “LEMIGAS”.
(17)
6 2. Manfaat Penelitian
a. Untuk bahan perbandingan bagi perpustakaan-perpustakaan lain yang ingin melakukan kegiatan otomasi perpustakaan.
b. Memperkaya khazanah literatur bagi Pustakawan dan mahasiswa mengenai sistem otomasi perpustakaan.
c. Menambah wawasan dan pengetahuan untuk penulis tentang perbandingan kualitas sistem otomasi SLiMS dengan sistem otomasi IBRA sebagai software sistem otomasi di perpustakaan PPPTMGB “LEMIGAS”.
D. Definisi Istilah
1. Evaluasi
Evaluasi diartikan sebagai proses menilai sesuatu yang didasarkan pada kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan, yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas objek yang dievaluasi. Sebagai contoh evaluasi proyek, kriterianya adalah tujuan dan pembangunan proyek tersebut, apakah tercapai atau tidak, apakah sesuai rencana atau tidak, jika tidak mengapa terjadi demikian, dan langkah-langkah apa yang perlu ditempuh selanjutnya. Hasil dari kegiatan evaluasi adalah bersifat kualitatif.2
2
(18)
7 2. Sistem Otomasi Perpustakaan
Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.3 Sistem berguna untuk mencapai tujuan dengan proses yang terstruktur dimulai dari tahapan-tahapan yang paling mendasar. Jadi setiap kegiatan atau proses yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan dikerjakan oleh elemen-elemen yang mendapat instruksi dari sebuah sistem tersebut. Sedangkan otomasi adalah perkembangan dan penggunaan peralatan secara mekanis yang dikombinasikan dengan sistem pengawasan otomatis.4 Otomasi perpustakaan pada dasarnya adalah “human-machine system”, yaitu sistem yang merupakan gabungan kemampuan manusia dengan mesin (komputer), namun manusia merupakan unsur utama dari keberhasilan penerapan sistem perpustakaan terautomasi tersebut.5 Dalam pengertian diatas dapat diartikan bahwa otomasi tidak menggantikan peran manusia atau pustakawan dalam melakukan kegiatannya di perpustakaan, justru dengan adanya otomasi akan membantu setiap kegiatan di perpustakaan.
3. SLiMS
SLiMS (Senayan Library Management System) is a free and open source
Library Management System. It is build on free and open source technology
like PHP and MySQL. SLiMS provides many features such as bibliography
3
Raymond McLeod Jr.et. al. Sistem Informasi Manajemen. (Jakarta: PT. Indeks. 2004), h.9. 4
Peter Salim. The Contemporary English-Indonesian Dictionary. (Jakarta: Modern English Press, 1986),h.85.
5
Corbin, Penerapan Teknologi Informasi di Perpustakaan di Indonesia. Hasi Kongres VI & Seminar. (Jakarta: Pengurus Besar IPI, 1993), h.256.
(19)
8
database, circulation, membership management and many more that will
help "automating" library tasks.6
SLiMS merupakan software perpustakaan yang berbasis open source atau software yang memberikan akses penuh terhadap pengembangan software tersebut, penggunaannya tidak dikenakan biaya dan bebas di download oleh siapa saja.
4. IBRA
Nama IBRA terlahir dari kependekan “Integrated Library” atau perpustakaan terpadu. IBRA adalah software sistem informasi manajemen perpustakaan model terpadu (integrated library information manajemen system) yang merupakan produk buatan perusahaan bernama Teratama Library Support System (TLLS). IBRA merupakan software perpustakaan yang penggunaannya dikenakan biaya.
5. Teori Kualitas Software
Dalam melakukan pengukuran kualitas sistem, McCall dan kawan-kawan mengemukakan sebelas aspek yaitu:
a. Kebenaran : yaitu kemampuan perangkat lunak mampu memenuhi spesifikasi dan misi kebutuhan pengguna.
b. Reabilitas : yaitu kemampuan sebuah perangkat lunak dapat melaksanakan fungsinya dengan tingkat ketelitian yang diperlukan. c. Efisiensi : yaitu sumber daya komputasi yang dibutuhkan oleh perangkat
lunak untuk melakukan fungsinya.
6
Departemen Pendidikan Nasional RI, Pengertian slims, http://slims.web.id/web/ diakses pada 9 februari 2015.
(20)
9 d. Integritas : yaitu tingkat kemampuan kontrol akses ke perangkat lunak
atau data oleh orang yang tidak berhak.
e. Usabilitas : yaitu usaha yang dibutuhkan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkan input, dan menginterpretasikan output suatu perangkat lunak.
f. Maintabilitas : yaitu kemampuan perangkat lunak untuk mencari dan membetulkan kesalahan pada sebuah perangkat lunak.
g. Fleksibilitas : yaitu kemampuan perangkat lunak untuk memodifikasi perangkat lunak operasional.
h. Testabilitas : yaitu kemampuan yang diperlukan untuk menguji perangkat lunak dan untuk memastikan apakah perangkat lunak telah melakukan fungsi-fungsi yang dimaksudkan.
i. Portabilitas : yaitu kemampuan yang dimiliki perangkat lunak untuk migrasi perangkat lunak dari suatu perangkat keras atau lingkungan sistem perangkat lunak ke perangkat keras atau lingkungan sistem perangkat lunak yang lain.
j. Reusabilitas : yaitu kemampuan suatu perangkat lunak untuk dipergunakan ulang pada aplikasi lain.
k. Interoperabilitas : yaitu kemampuan perangkat lunak untuk dihubungkan dengan perangkat lunak lain.7
7
Roger S Pressman. Rekayasa Perangkat lunak : Pendekatan Praktisi, Buku I.(Yogyakarta: Andi, 2002),h.611-613
(21)
10 E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi atas 5 bab dan masing-masing bab berisi beberapa bagian seperti yang digambarkan dibawah ini.
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Literatur
Bab ini memuat teori–teori yang berasal dari kajian kepustakaan yang berkaitan dengan gambaran terperinci mengenai sistem otomasi perpustakaan dan penelitian relevan.
Bab III Metode Penelitian
Pada bab ini akan memuat jenis dan pendekatan penelitian yang digunakan, sumber data, pemilihan informan, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan jadwal penelitian.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini membahas tentang profil objek penelitian seperti sejarah berdirinya perpustakaan, visi dan misi perpustakaan, serta struktur organisasi, selain itu pada bab ini akan membahas hasil penelitian, pengukuran kualitas sistem otomasi SLiMS dengan sistem otomasi IBRA di
(22)
11 perpustakaan PPPTMGB “LEMIGAS” dan mengacu pada 11 aspek McCall tentang pengukuran kualitas sistem. Bab V Penutup
Dalam bab ini penulis memaparkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah didukung dengan referensi yang telah digunakan serta saran yang penulis berikan untuk objek yang diteliti.
(23)
12
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Sistem Otomasi Perpustakaan
1. Definisi Sistem
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sistem merupakan
perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga
membentuk totalitas.8 Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang
terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.9
Menurut Syopiansyah sistem didefinisikan dengan dua pendekatan
yaitu penekanan pada prosedur dan penekanan pada komponen.
Prosedur adalah urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang
menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan,
kapan dikerjakan, dan bagaimana mengerjakannya. Jadi definisi sistem
yang lebih menekankan pada prosedur adalah suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama
untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran
tertentu. Sedangkan definisi sistem berdasarkan penekanan
8
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta : PT. Indeks, 2008) h. 9.
9
(24)
13 komponennya adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.10
2. Definisi Otomasi
Otomasi, automasi, otomatisasi dan automation adalah istilah yang
memiliki pengertian yang sama. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, otomatisasi memiliki arti penggantian tenaga manusia
dengan tenaga mesin yang secara otomatis melakukan dan mengatur
pekerjaan sehingga tidak memerlukan lagi pengawasan manusia.11
Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki pengertian otomasi adalah
konsep proses atau hasil membuat mesin swatindak dan atau
swakendali dengan menghilangkan campur tangan manusia dalam
proses tersebut.12 Pengertian tersebut memiliki arti bahwa otomasi
adalah mesin yang dapat bertindak dan melakukan pengendalian
sendiri tanpa adanya campur tangan pustakawan dalam hal ini.
Pengertian lain menurut Random House Webster College Dictionary, automation is the technique, method; or system of operation or controling a process by highly automatic means, as by electronic devices, reducing human intervention to a minimum.13
Dalam pengertian tersebut memiliki arti bahwa otomasi adalah sebuah teknik, metode atau sistem operasi yang mengendalikan setiap proses
10
Syopiansyah Jaya Putra & A’ang Subiyakto. Pengantar Sistem Informasi. (Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta & UIN Jakarta Press, 2008) h. 25.
11
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1988). h. 631.
12
Sulistyo-Basuki. Periodesasi Perpustakaan Indonesia. (Bandung: Rosdakarya, 1994). h. 95.
13
Random House. Random House webster’s college dictionary. (New York: Random House Inc, 2001). h. 85.
(25)
14 atau kegiatan dengan cara otomatis. Cara otomatis ini merupakan
upaya mengurangi campur tangan manusia dalam pekerjaannya
dengan bantuan dari perangkat elektronik.
Dari beberapa pengertian di atas penulis memberikan suatu
kesimpulan bahwa otomasi adalah suatu metode untuk meringankan
kegiatan manusia dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi.
Dengan adanya otomasi, kegiatan rutin yang seharusnya
membutuhkan banyak tenaga manusia dapat dikurangi.
3. Definisi Sistem Otomasi Perpustakaan
Otomatisasi perpustakaan (Library Automation) atau lebih tepatnya
sistem otomatisasi perpustakaan (Library Automation System) adalah
seperangkat aplikasi komputer untuk kegiatan di perpustakaan yang
terutama bercirikan penggunaan pangkalan data ukuran besar, dengan
kandungan cantuman tekstual yang dominan, dan dengan fasilitas
utama dalam hal menyimpan, menemukan, dan menyajikan
informasi.14
Pengertian lain tentang otomasi perpustakaan menurut Stanley J.
Swihart dan Berly F. Hefley adalah :
The term library automation refers to the processing of certain routine clerical functions in the library with the assistane of computers or other mechanized or semiautomatic equipment. Automation can release the library staff from many routine,
14
Putu Laxman Pendit. Perpustakaan digital dari Asampai Z. (Jakarta :Citrakaryakarsa Mandiri, 2008) h. 222.
(26)
15 administrative, or clerical function. Automation cannot replace the librarian or make for the librarian any decision involving professional judgment. A conspicuous example is in the assignment of subject headings. Obviously these must be assigned by a trained cataloger. Another example is public contacts; these also cannot be automated. 15
Pada pengertian tentang otomasi perpustakaan di atas dapat
dikatakan bahwa otomasi perpustakaan merujuk pada pengolahan
fungsi administrasi rutin tertentu di perpustakaan dengan bantuan
komputer atau peralatan mekanis atau semi-otomatis lainnya. Otomasi
yang dilakukan dapat meringankan pekerjaan staf perpustakaan dari
berbagai rutinitas, administrasi, atau fungsi administrasi. Meskipun
dalam setiap kegiatan perpustakaan dapat dilakukan oleh komputer,
namun otomasi tidak bisa menggantikan adanya pustakawan seperti
dalam membuat setiap keputusan yang melibatkan pertimbangan
profesional. Sebuah contoh mencolok adalah dalam penugasan judul
subjek. Jelas ini harus diberikan oleh pustakawan terlatih. Contoh lain
adalah kontak publik, ini juga tidak bisa dilakukan dengan otomasi.
Dalam Kamus Kepustakawanan Indonesia, sistem otomasi
perpustakaan adalah proses atau hasil penciptaan mesin swatindak
atau swakendali tanpa campur tangan manusia dalam proses tersebut.
Penerapan otomasi di perpustakaan sebenarnya lebih tepat bila disebut
15
Stanley J.Swihart, Beryl F. Hefley, Computer Systems in the Library (information sciences series), (Canada : Melville Publishing Company, 1973). h. 11.
(27)
16 teknologi informasi. Teknologi informasi disini berarti pengumpulan,
penyimpanan, pengolahan, penyebaran, dan penggunaan informasi.
Dalam hal ini tidak hanya terbatas pada pemanfaatan perangkat lunak
maupun perangkat keras, tetapi juga perlu melibatkan unsur
manusia.16
4. Tujuan Sistem Otomasi Perpustakaan
Menurut Lasa Hs tujuan sistem otomasi perpustakaan adalah sebagai
berikut17:
a. Meningkatkan kualitas layanan
b. Memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dilakukan secara manual
c. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas
d. Meningkatkan kinerja petugas perpustakaan
e. Meningkatkan daya saing
5. Unsur-unsur Otomasi Perpustakaan
Dalam sebuah sistem yang baik terdapat berbagai unsur yang saling
berkaitan dan mendukung satu dengan lainnya. setiap unsur memiliki
fungsinya tersendiri. Begitu juga dengan sistem otomasi perpustakaan,
berikut adalah unsur-unsur dalam sistem otomasi perpustakaan:
a. Pengguna
Pengguna atau orang merupakan komponen yang paling penting
dalam sistem informasi, meliputi berbagai individu yang bekerja
16
Lasa Hs. Kamus Kepustakawanan Indonesia. (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2009). h. 223.
17
Lasa Hs. Kamus Kepustakawanan Indonesia. (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2009). h. 223.
(28)
17 dengan sistem informasi, berinteraksi atau menggunakan output dari
sebuah sistem informasi.18 Pada sistem otomasi perpustakaan
pengguna dibagi menjadi dua kelompok menurut akses yang dimiliki.
Kelompok pertama adalah anggota perpustakaan yang hanya dapat
menggunakan sistem otomasi perpustakaan. Sementara kelompok
kedua merupakan pustakawan dan staf perpustakaan bagian operator
dan teknis yang dapat mengakses dari keseluruhan sistem otomasi
perpustakaan.
Dalam sistem otomasi perpustakaan pengguna merupakan unsur
yang utama. Karena dalam setiap perkembangan yang dilakukan oleh
perpustakaan, tentunya melalui konsultasi dengan para penggunanya
yang meliputi pustakawan, staf bagian operator ataupun teknisi, serta
para anggota perpustakaan. Pengguna sangat berperan penting dalam
perkembangan sistem otomasi perpustakaan ini, karena pengguna
merupakan tolak ukur dan menjadi salah satu tujuan daripada sistem
otomasi perpustakaan, yaitu untuk meningkatkan kualitas layanan dan
memenuhi kebutuhan penggunanya. Jika perpustakaan dapat
memenuhi kebutuhan tersebut, maka sistem otomasi perpustakaan
yang dilakukan dapat dikatakan baik.
b. Sistem Operasi`
Sebuah komputer akan berjalan dengan sempurna karena ada
komponen – komponen yang saling berkaitan dan menunjang. Salah
18
Nina Mayesti, Eka Kusmayadi. Kajian Software. (Jakarta : Universitas Terbuka. 2009). h. 1.24.
(29)
18 satu komponen terpenting dari sebuah komputer adalah sistem
operasi.
An operating system isthe most basic program within a computer system. It is there to provide a service and to help users to run their applications; as such, it is a ‘means to an end’.19 Pengertian tersebut
menjelaskan bahwa sistem operasi merupakan hal yang sangat
mendasar pada sistem komputer, karena sistem operasi yang akan
menyediakan layanan dan membantu pengguna dalam menjalankan
aplikasi yang diinginkan pengguna.
Sistem operasi pada dasarnya merupakan sebuah program sistem
yang berguna untuk mengoperasikan komputer. Tanpa sistem operasi
maka komputer hanya merupakan ‘ongokan’ perangkat elektronik
yang tidak berguna. Sistem operasi merupakan lapisan dalam sistem
komputer yang berada di antara hardware dan program-program
aplikasi. Sistem operasi dibangun di atas interface hardware dan
menyediakan interface antara hardware dengan program-program
aplikasi.20
Sistem operasi dapat dikelompokan dalam beberapa jenis
berdasarkan jumlah pengguna yang didukungnya serta tingkat
kecanggihannya, yaitu sebagai berikut:
19
Colin J. Theaker and Graham R. Brookes, Concepts of Operating Systems. ( London: Macmillan Press, 1993) h. 1.
20
(30)
19 1) Sistem operasi peralatan mobile
Sistem operasi ini didesain untuk mendukung satu orang yang
menggunakan peralatan genggam atau peralatan informasi.
2) Sistem operasi komputer kecil
Sistem operasi ini didesain untuk mendukung satu orang atau
sekelompok kecil pengguna. Mencangkup sistem operasi
desktop dan sistem operasi workstation. 3) Sistem operasi komputer besar
Sistem operasi ini didesain untuk mendukung ratusan hingga
ribuan pengguna. Mencangkup sistem operasi komputer mini
dan sistem operasi mainframe. Sistem operasi komputer besar
ini menawarkan fungsionalitas yang lebih besar daripada jenis
sistem operasi lainnya. Fungsi-fungsinya mencangkup
keandalan, back-up, keamanan, toleransi kesalahan, dan
kecepatan pemrosesan yang tinggi. Namun khusus untuk antar
muka pengguna, sistem operasi ini masih kalah canggih
dibandingkan sistem operasi desktop.21
c. Perangkat Keras
Perangkat keras adalah peralatan fisik yang secara langsung bisa
dilihat, dipegang ataupun dapat dipindahkan. Dalam sistem komputer,
perangkat keras merupakan istilah umum yang berarti sebuah mesin
atau peralatan yang menjalankan berbagai aktivitas komputasi,
21
(31)
20 penyimpanan dan komunikasi data.22 Perangkat keras pada komputer
(hardware) memiliki fungsi dalam kegiatan memasukan dan
mengolah data, serta menghasilkan, menyimpan dan
mengomunikasikan data dan informasi. Untuk menjalankan berbagai
aktivitas tersebut, tentunya diperlukan beragam komponen perangkat
keras yang dapat menjalankan tugas komputasi tersebut. Pada
umumnya komponen perangkat keras terdiri dari 5 (lima) bagian
sesuai dengan fungsi utamanya.23
1) Peralatan Input
Secara bahasa, kata “input” memiliki dua pengertian. Pada
pengertian pertama input merupakan sebuah kata benda, input
berarti data atau informasi yang dimasukan ke dalam
komputer. Sementara pada pengertian kedua input merupakan
kata kerja, input berarti proses memasukan data atau informasi
ke dalam komputer untuk selanjutnya diolah, disimpan dan
disebar luaskan. Jadi pengertian peralatan input adalah alat
yang berfungsi untuk memasukan atau mengirim data dan
informasi ke peralatan pengolah dan penyimpan. Alat input
menerima data dan instruksi lalu mengubahnya menjadi
bentuk yang dapat dimengerti oleh komputer.
Peralatan input terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu peralatan input
tradisional dan peralatan input otomasi. Perbedaan mendasar
22
Nina Mayesti, Eka Kusmayadi. Kajian Software. (Jakarta : Universitas Terbuka. 2009). h. 3.1 23
(32)
21 pada peralatan input tradisional dan peralatan input otomasi
adalah proses pengambilan datanya. Pada peralatan input
tradisional, proses pemasukan datanya lebih banyak dilakukan
oleh manusia. Sedangkan peralatan input otomasi proses
pemasukan datanya dilakukan langsung pada sumber datanya.
Peralatan input tradisional terdiri dari:
a) Keyboard
Keyboard merupakan alat input yang paling sering digunakan
pada perangkat komputer. Keyboard terdiri dari
tombol-tombol yang berisi huruf, angka, simbol, dan fungsi-fungsi
tertentu.
b) Mouse
Mouse merupakan alat yang dapat digerakan untuk
mengarahkan kursor pada layar monitor sesuai dengan arah
gerakan yang diinginkan pengguna.
c) Joystick
Joystick adalah alat input yang memiliki pegangan seperti
tongkat, dan memiliki fungsi yang sama dengan mouse yaitu
menggerakan kursor ke bagian-bagian yang diinginkan oleh
pengguna. Biasanya Joystick digunakan untuk video game
(33)
22 d) Papan Sentuh
Papan sentuh (touch pad) merupakan alat input yang
berbentuk lebar dan pipih dan memiliki permukaan yang peka
sehingga pengguna dapat menggeserkan jarinya diatas
permukaan tersebut untuk menggerakan kursor ke arah yang
diinginkan. Biasanya papan sentuh diaplikasikan pada
perangkat notebook sebagai pengganti mouse.
Peralatan input otomasi terdiri dari :
a) Pemindai Optis
Pemindai optis merupakan alat yang digunakan untuk
membaca melalui alat optik seperti barcode scanner. Barcode
scanner adalah alat input yang dapat memindai kode
berbentuk garis-garis hitam putih yang dicetak pada label
atau produk-produk tertentu.
b) Pemindai Citra
Pemindai citra merupakan alat input yang dapat memindai
teks dan berbagai citra seperti gambar, bagan, grafik
kemudian langsung memasukannya ke dalam komputer.
c) Sistem Pengenal Suara
Sistem pengenal suara merupakan alat input yang digunakan
dengan bantuan alat mikrofon untuk mengubah suara yang
(34)
23 d) Sensor
Sensor pada umumnya dilekatkan langsung pada benda.
Sensor berfungsi mengumpulkan data secara langsung dari
lingkungan sekitarnya dan memasukannya ke dalam sistem
komputer. Dalam dunia perpustakaan peralatan input otomasi
dengan sistem sensor adalah RFID.
e) Kamera
Kamera adalah alat input yang menangkap gambar dan
mengubahnya ke dalam bentuk digital.
2) Peralatan Proses
Peralatan proses merupakan alat yang berfungsi untuk
memanipulasi data dan mengontrol tugas-tugas yang
dilaksanakan oleh komponen-komponen komputer lainnya.
unit pengolah pusat atau yang lebih dikenal dengan istilah
CPU (central processing unit) merupakan pusat dari seluruh
aktivitas pengolahan komputer yang meliputi pengontrolan
proses, manipulasi data, perhitungan aritmatika dan
perbandingan logika. Saat ini CPU sering juga disebut
mikroprosesor karena terbuat dari jutaan transistor yang
berukuran sangat kecil dan diletakan pada sebuah sirkuit papan
silikon atau chip.24
24
(35)
24 3) Peralatan Output
Peralatan output merupakan alat yang berfungsi untuk
menampilkan hasil dari pengolahan komputer menjadi bentuk
yang dimengerti manusia. Berbagai bentuk keluaran antara
lain berupa tampilan pada layar monitor, suara atau bentuk
tercetak di kertas. Pada umumnya peralatan output
dikelompokan kedalam 2 (dua) kategori, yaitu soft copy dan
hard copy. Peralatan soft copy merupakan alat output yang
hanya dapat mengeluarkan hasil jika alat tersebut dihidupkan.
Jika alat tersebut dimatikan maka hasil yang dikeluarkan akan
hilang, contohnya adalah monitor. Sedangkan peralatan hard
copy merupakan alat output yang dapat menghasilkan keluaran yang terus dapat digunakan walaupun alat tersebut dimatikan,
contohnya printer.
4) Peralatan Penyimpanan
Peralatan penyimpanan merupakan alat yang berfungsi untuk
menyimpan data yang didesain memiliki kapasitas simpan
yang besar dan dapat digunakan untuk jangka waktu yang
lama. Peralatan penyimpanan juga sering disebut sebagai
penyimpanan sekunder (secondary storage) atau penyimpanan
eksternal (external storage). Ada dua macam peralatan
penyimpanan. Ada yang menggunakan media magnetis yang
(36)
25 teknologi optis yaitu menggunakan piringan redlektif yang
dibaca dengan laser.
5) Peralatan Komunikasi
Peralatan komunikasi merupakan komponen perangkat keras
yang mempunyai fungsi untuk menghubungkan data dari
jaringan komputer eksternal (seperti internet dan intranet) ke
peralatan proses dan sebaliknya. Peralatan komunikasi juga
yang digunakan untuk mengirim data antar terminal dengan
komputer dan antar komputer. Beberapa peralatan komunikasi
adalah modem (modulator demulator), special-function
processor, front-end processor, down-line processor, router. d. Perangkat Lunak
Perangkat lunak meliputi perintah-perintah atau instruksi-instruksi
yang berisi program serta data yang melengkapi. Dalam sistem
komputer, perangkat lunak mempunyai tugas sebagai penghubung
antara manusia dengan perangkat kerasnya.25
e. Perangkat Jaringan
Perangkat jaringan memiliki andil yang besar dalam sistem otomasi
perpustakaan. Karena dengan adanya jaringan setiap unit komputer
dapat terhubung dengan komputer lainnya, hubungan ini
memungkinkan untuk pengaksesan data dari perangkat komputer
mana saja selama masih terhubung dengan jaringan tersebut. Beberapa
25
(37)
26 komponen dalam perangkat jaringan adalah : komputer sebagai server
dan client, Network Interface Card (LAN Card terminal kabel), jaringan telepon atau modem.26
f. Perangkat Data
Setiap data yang terkumpul dan disimpulkan adalah sebuah
informasi. Data terbentuk dari karakter, dapat berupa alfabet, angka
maupun simbol khusus seperti #, @, dan lainnya. data tersusun mulai
dari bits, bytes, fields, records, file dan database.
Sistem informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah
data tersebut sesuai instruksi, dan mengeluarkan hasilnya. Fungsi
pengolahan informasi sering membutuhkan data yang telah
dikumpulkan dan diolah dalam periode waktu sebelumnya. karena itu
ditambahkan sebuah penyimpanan data file (data file storage) ke
dalam model sistem informasi; dengan begitu, kegiatan pengolahan
tersedia baik bagi data baru maupun data yang telah dikumpulkan dan
disimpan sebelumnya.27
g. Manual
Manual atau yang biasa disebut prosedur merupakan panduan
bagaimana suatu perangkat lunak atau perangkat keras dipasang,
disesuaikan dan digunakan. Manual tersusun secara terstruktur
dimulai dari bagaimana cara instalasi perangkat lunak atau software
26
Arif, Ikhwan. Makalah Seminar dan Workshop Sehari “Membangun Jaringan Perpustakaan Digital dan Otomasi Perpustakaan menuju Masyarakat Berbasis Pengetahuan”. (Malang :UMM, 2003). h.8-10
27
(38)
27 sampai dengan kendala-kendala atau tindakan yang harus dilakukan
jika terjadi error atau kegagalan sistem.
Manual atau prosedur dapat juga mencangkup kebijakan-kebijakan
khususnya dalam lingkungan jaringan dimana pemasukan dan
pengeluaran data membutuhkan format komunikasi bersama.
Pertemuan-pertemuan mungkin perlu sering diadakan diantara
anggota-anggota jaringan untuk menentukan standar-standar dan
prosedur-prosedur.28
h. Cakupan Sistem Otomasi Perpustakaan29
1) Pengadaan koleksi
2) Katalogisasi, Inventarisasi
3) Sirkulasi, reserve, inter-library loan
4) Pengelolaan penerbitan berkala
5) Penyediaan katalog (OPAC)
6) Pengelolaan anggota
B. Perangkat Lunak
1. Definisi Perangkat Lunak
Perangkat lunak atau software adalah istilah umum yang berarti
sekumpulan instruksi yang mengontrol sebuah komputer atau jaringan
komunikasi. Perangkat lunak terdiri atas program yang berisi urutan
instruksi untuk melakukan proses pengolahan data. Menurut George M
28
Ibid. h.12
29
(39)
28 Scott software atau perangkat lunak adalah program komputer yang
fungsinya mengarahkan kegiatan pemrosesan dari komputer.30
Perangkat keras komputer akan berfungsi secara efektif sesuai dengan
instruksi yang diberikan oleh perangkat lunak. Dengan kata lain perangkat
keras tidak akan berfungsi tanpa adanya dukungan dari perangkat lunak,
begitu pula sebaliknya perangkat lunak tidak akan berfungsi tanpa adanya
dukungan dari perangkat keras. Bentuk paling sederhana dari perangkat
lunak direpresentasikan dengan angka biner (binary digit yang biasa
disingkat dengan sebutan bit), yaitu angka 1 (benar) atau 0 (salah) dan
menggunakan operasi aljabar boolean.
2. Jenis Perangkat Lunak
Jika ditinjau dari cara perolehannya, perangkat lunak dapat
dikelompokan. Perangkat lunak yang paling banyak dikenal adalah
perangkat lunak berbayar (atau yang biasa disebut proprietary software)
dan open source software atau perangkat lunak tak berbayar. Namun ada
berbagai macam jenis-jenis perangkat lunak selain dari dua jenis perangkat
lunak diatas.
a) Perangkat Lunak Berbayar
Perangkat lunak berbayar (propietary software) adalah perangkat
lunak yang tidak bebas atau semi bebas dan tidak terbuka. Pengguna
dilarang menggunakannya secara bebas atau diharuskan meminta izin
atau dikenakan pembatasan lainnya jika akan menggunakan,
30
Grorge M Scott. Prinsip-Prinsip Sistem Informasi Manajemen, (Jakarta : PT. Rajagrafindo persada, 1999) h. 216.
(40)
29 mengedarkan atau memodofikasinya. Source code atau kode sumber
dari perangkat lunak tersebut tidak tersedia. Salah satu contohnya
adalah produk dari Microsoft Office.31
b) Perangkat Lunak Tak Berbayar
Perangkat lunak tak berbayar (open source software) adalah
perangkat lunak yang dibuat dan dikembangkan oleh komunitas yang
bersifat non profit sehingga setiap orang memiliki kebebasan untuk
mempelajari, merevisi ulang, membenarkan ataupun bahkan
menyalahkan perangkat lunak tersebut. Contoh dari open source
software yang banyak dikenal adalah Linux Kernel, Web Server
Apache, HTTP, dan Database mysql.32
c) Free Software
Free software atau freeware lebih mengarah pada kebebasan untuk
mendownload serta menjalankan tanpa bisa memodifikasinya karena
source code tidak diberikan secara bebas.
d) Perangkat Lunak Semi-bebas
Perangkat lunak semi bebas adalah perangkat lunak yang tidak bebas,
tapi mengizinkan semua pihak untuk menggunakan, menyalin,
mendistribusikan, dan memodifikasinya untuk tujuan nirlaba. Contoh
software nya adalah PGP (Pretty Good Privacy adalah program
enkripsi dengan keamanan yang tinggi).33
31
Kismiantini. Dunia Teknologi Teknologi Informasi dan Komunikasi. (Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2010). h. 51
32
Nina Mayesti, Eka Kusmayadi. Kajian Software. (Jakarta : Universitas Terbuka. 2009).h. 4.5
33
(41)
30 e) Copyleft
Copyleft adalah perangkat lunak bebas yang ketentuan
pendistribusiannya tidak memperkenankan untuk menambah
batasan-batasan tambahan, jika mendistribusikan dan memodifikasi perangkat
lunak tersebut. Copyleft adalah suatu istilah umum di mana bila suatu
program di copyleft-kan harus menggunakan ketentuan distribusi
tertentu. Copyleft menjamin bahwa perangkat lunak menjadi bebas
untuk semua pengguna. Jadi, copyleft adalah software yang bebas,
namun terbatas dalam ketentuan yang telah ditetapkan. Contohnya
adalah GNU GPL (lisensi bagi software yang bernaung dalam
distribusi GNU Project).34
f) Free Software Non-copyleft
Perangkat bebas non-copylefted adalah perangkat lunak yang oleh
pembuatnya diizinkan untuk didistribusikan dan dimodifikasi, dan
untuk ditambahkan datasan-batasan tambahan dalamnya. Jika suatu
program bebas tapi tidak copylefted, maka beberapa salinan atau versi
yang dimodifikasi bisa jadi tidak bebas sama sekali. Perusahaan
perangkat lunak dapat mengompilasi programnya, dengan atau tanpa
modifikasi, dan mendistribusikan file tereksekusi sebagai produk
perangkat lunak yang berpemilik. Contoh dari lisensi tanpa copyleft
34
(42)
31 adalah BSD (Berkley Software Distribution) dan MIT (Massachusetts
Institute of Technology).35 g) Freeware
Istilah freeware lebih mengacu pada paket-paket program yang
mengizinkan redistribusi tetapi bukan pemodifikasian (dan kode
programnya tidak tersedia). Freeware didistribusikan dalam form
biner tanpa ada biaya lisensi. Freeware sering digunakan dalam
program promosi sebagai software tambahan pada penjualan software
berpemilik dan juga untuk meningkatkan penjualan.36
h) Shareware
Shareware adalah perangkat lunak yang mengizinkan orang-orang
untuk meredistribusikan salinannya, tetapi bila pengguna terus
menggunakannya diminta untuk membayar biaya lisensi. Shareware
bukan perangkat bebas atau semi-bebas. Hal ini dikarenakan sebagian
besar shareware, kode programnya tidak tersedia; jadi tidak dapat
dimodifikasi sama sekali. Selain itu shareware tidak mengizinkan
pengguna membuat salinan dan memasangnya tanpa membayar biaya
lisensi. Biasanya penggunaan shareware pada awalnya gratis, namun
dibatasi oleh waktu penggunaanya, atau pada konsepnya freeware
namun item-item atau fungsinya terbatas. Apabila ingin berfungsi
penuh, perlu membayar terlebih dahulu.37
35
Nina Mayesti, Eka Kusmayadi. Kajian Software. (Jakarta : Universitas Terbuka. 2009).h. 4.7
36
Ibid. h. 4.8
37
Kismiantini. Dunia Teknologi Teknologi Informasi dan Komunikasi. (Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2010). h. 59
(43)
32 i) Commercial Software
Perangkat lunak komersial adala perangkat lunak yang dikembangkan
oleh kalangan bisnis untuk memperoleh keuntungan dari
penggunaannya. Bisa jadi dikembangkan dari open source software
yang kemudian dijual kembali oleh kalangan bisnis setelah
mengalami sedikit modifikasi. Intinya adalah suatu software yang
dikembangkan untuk memperoleh keuntungan finansial.38
j) Public Domain Software
Perangkat lunak public domain adalah perangkat lunak yang tanpa
hak cipta. Ada yang menggunakan istilah public domain secara bebas
yang berarti cuma-cuma atau gratis. Software jenis ini tidak terikat
secara hukum yang terkait dengan hak cipta, jadi setiap pihak berhak
untuk melakukan apapun terhadap software ini, alias tidak bertuan.
Meskipun tidak bertuan, bukan berarti jenis software ini aman. Ada
kalanya jenis software yang beredar adalah malware, atau software
yang sangat diragukan.39
k) Perangkat Lunak Asing (Alien)
Perangkat lunak asing (alien) merupakan perangkat lunak yang
masuk ke dalam komputer dan dapat beroperasi tanpa diketahui
pemiliknya. Beberapa contoh dari perangkat lunak ini adalah
pestware, adware, dan spyware.40
38
Nina Mayesti, Eka Kusmayadi. Kajian Software. (Jakarta : Universitas Terbuka. 2009) h. 4.8
39
Ibid. h. 4.8
40
(44)
33
C. Sistem Otomasi IBRA
Sejak berdirinya pada tahun 2006 sehingga saat ini, TLLS (Teratama Library Support System) terus mengembangkan berbagai produk Teknologi Informasi untuk perpustakaan, khususnya produk perangkat lunak. Kepeloporan Teratama Library Support System di bidang teknologi informasi perpustakaan diantaranya adalah keberhasilannya sebagai yang pertama kali merilis Software Perpustakaan Multimedia di Indonesia. Teratama Library Support System berkonsentrasi mengembangkan produk dan layanan untuk mensupport pengembangan perpustakaan berbasis teknologi informasi. Tim yang terdiri dari para profesional pustakawan, profesional TI perpustakaan, profesional sistem informasi serta profesional programer terus bekerja keras mendedikasikan keahliannya sehingga melahirkan produk dan service yang sangat berguna bagi perpustakaan era ini.41
D. Sistem Otomasi SLIMS
Senayan Library Management System (SLiMS) adalah perangkat lunak sistem manajemen perpustakaan (library management system) dengan sumber terbuka yang dilisensikan di bawah GPL v3. Aplikasi ini pertama kali dikembangkan dan digunakan oleh Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional, Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat, Kementerian Pendidikan Nasional. Senayan pertamakali digunakan di Perpustakaan Departemen Pendidikan Nasional. Pengembangan Senayan
41
Teratama Library Support System, diakses dari http://www.mitraperpustakaan.com/ pada 19 Juli 2015
(45)
34
dilakukan oleh SDC (Senayan Developers Community). Di koordinir oleh Hendro Wicaksono, dengan Programmer Arie Nugraha, Wardiyono. Sementara dokumentasi dikerjakan oleh Purwoko, Sulfan Zayd, M Rasyid Ridho, Arif Syamsudin. Pada Januari 2012, developer SLiMS bertambah 2 orang, yaitu: Indra Sutriadi Pipii (Gorontalo) dan Eddy Subratha (Jogjakarta). Selain itu, ada pula programmer Tobias Zeumer, dan Jhon Urrego Felipe Mejia Seiring perkembangan waktu, aplikasi ini kemudian dikembangkan oleh komunitas pengguna dan penggiat SLiMS. Aplikasi SLiMS dibangun dengan menggunakan PHP, basis data MySQL, dan pengontrol versi Git. Pada tahun 2009, SLiMS mendapat penghargaan tingkat pertama dalam ajang INAICTA 2009 untuk kategori open source.42 E. Teori Kualitas Perangkat Lunak
Kualitas perangkat lunak merupakan aset yang kini dianggap penting
karena dengan adanya kualitas, sebuah instansi dapat meningkatkan daya
kompetitif secara global. Dalam teori kualitas perangkat lunak dikenal
lima model dalam pengukuran kualitas perangkat lunak. Lima model itu
yaitu model McCall, Boehm, FURPS, ISO 9126, dan Dromey. Setiap
model memiliki perbedaan aspek yang dinilai dari cara pengukuran
kualitas sistem. Perbedaan aspek dari kelima model adalah sebagai berikut
:43
42
M. Rasyid Ridho. Senayan Library Management System for Dummies. Materi Pelatihan SliMS, Perpustakaan Universitas Riau. 2011.
43
Roger S. Pressman. Rekayasa Perangkat Lunak :Pendekatan Praktisi, Buku I. (Yogyakarta: Andi, 2002). h. 611-613
(46)
35 Product Transition Product Operation Product Revision
Tabel 1.1 Tabel perbedaan karateristik lima model kualitas perangkat lunak Karate ristik
Kualitas Boe hm McCall FURPS ISO 9126 Drome y
Testability x x x
Correctness x
Efficiency x x x x x
Understandability x x
Reability x x x x x
Flexibility x x
Functionality x x x
Human Engineering x
Integrity x x
Interoperability x x
Process Maturity x
Maintability x x x x x
Changeability x
Portability x x x x
Reusability x x
Usability x
Gambar 1.1 Tiga aspek penting yang mempengaruhi kualitas perangkat lunak menurut McCall44
44
Roger S. Pressman. Rekayasa Perangkat Lunak :Pendekatan Praktisi, Buku I. (Yogyakarta: Andi, 2002). h. 610
• Correctness • Reliability • Efficiency • Integrity • Usability • Portability • Reusability • Interoperability • Maintability • Flexibility • Testability
(47)
36 McCall dan kawan-kawan pada tahun 1977 telah mengusulkan suatu
penggolongan faktor-faktor atau kriteria yang mempengaruhi kualitas
perangkat lunak. Pada dasarnya, McCall menitikberatkan faktor-faktor
tersebut menjadi tiga aspek penting, yaitu yang berhubungan dengan
sifat-sifat operasional dari perangkat lunak (product operations), kemampuan
perangkat lunak dalam menjalani perubahan (product revision), dan daya
adaptasi atau penyesuaian perangkat lunak terhadap lingkungan baru
(product transition).45
1. Operasional Produk (Product Operations)46
Sifat-sifat operasional suatu perangkat lunak berkaitan dengan
hal-hal yang harus diperhatikan oleh para perancang dan pengembang
yang secara teknis melakukan pembuatan sebuah aplikasi. Hal-hal
yang diukur adalah yang berhubungan dengan teknis analisis,
perancangan dan konstruksi sebuah perangkat lunak. Faktor-faktor
yang berkaitan dengan sifat-sifat operasional perangkat lunak
adalah :
a. Correctness – sejauh mana suatu perangkat lunak memenuhi
spesifikasi dan misi pengguna.
b. Reability – sejauh mana suatu perangkat lunak dapat
diharapkan untuk melaksanakan fungsinya dengan ketelitian
yang diperlukan,
45
Nina Mayesti, Eka Kusmayadi. Kajian Software. (Jakarta : Universitas Terbuka. 2009) h. 7.12 46 Nina Mayesti, Eka Kusmayadi. Kajian Software. (Jakarta : Universitas Terbuka. 2009) h. 7.13
(48)
37 c. Efficiency – banyaknya sumber daya komputasi dan kode
program yang dibutuhkan suatu perangkat lunak untuk
melakukan fungsinya.
d. Integrity – sejauh mana akses ke perangkat lunak dan data oleh
pihak yang tidak berhak dapat dikendalikan.
e. Usability – usaha yang diperlukan untuk mempelajari,
mengoperasikan, menyiapkan input, dan mengartikan output
dari perangkat lunak.
2. Perbaikan Produk (Product Revision)47
Setelah sebuah perangkat lunak berhasil dikembangkan dan
diimplementasikan, akan terdapat berbagai hal yang perlu
diperbaiki berdasarkan hasil uji coba maupun pengukuran kualitas.
Sebuah perangkat lunak yang dirancang dan dikembangkan
dengan baik, akan dengan mudah dapat diperbaiki jika diperlukan.
Seberapa jauh perangkat lunak tersebut dapat diperbaiki
merupakan hal lain yang harus diperhatikan. Faktor-faktor yang
berkaitan dengan kemampuan perangkat lunak untuk menjalani
perubahan adalah :
a. Maintability – usaha yang diperlukan untuk menemukan dan
memperbaiki kesalahan (error) dalam perangkat lunak.
47
(49)
38 b. Flexibility – usaha yang diperlukan untuk melakukan
modifikasi terhadap perangkat lunak yang operasional.
c. Testability – usaha yang diperlukan untuk menguji suatu
perangkat lunak untuk memastikan apakah melakukan fungsi
yang dikehendaki atau tidak.
3. Transisi Produk (Product Transition)48
Setelah integritas perangkat lunak secara teknis diukur
menggunakan faktor product operational dan implementasinya
telah disesuaikan dengan faktor product revision, faktor terakhir
yang harus diperhatikan adalah faktor transisi; yaitu bagaimana
perangkat lunak tersebut dapat dijalankan pada beberapa platform
atau kerangka sistem yang beragam. Faktor-faktor yang berkaitan
dengan tingkat adaptibilitas perangkat lunak terhadap lingkungan
baru adalah :
a. Portability – usaha yang diperlukan untuk mentransfer
perangkat lunak dari suatu hardware dan/atau sistem perangkat
lunak tertentu agar dapat berfungsi pada hardware dan/atau
sistem perangkat lunak lainnya.
b. Reusability – sejauh mana suatu perangkat lunak (atau bagian
perangkat lunak) dapat dipergunakan ulang pada aplikasi
lainnya.
48
(50)
39 c. Interoperability – usaha yang diperlukan untuk
menghubungkan suatu perangkat lunak dengan lainnya.
F. Penelitian Relevan
Sebelum mengadakan penelitian ini, terlebih dahulu penulis melakukan tinjauan pustaka untuk melihat dan mencari judul skripsi yang relevan dengan judul penelitian ini. Beberapa hasil penelitian yang relevan :
1. Skripsi yang pertama berjudul “Evaluasi Software Aplikasi SIPUSTAKOM di Perpustakaan STMIK AKAKOM Yogyakarta dengan pendekatan kebutuhan otomasi” yang disusun oleh Sri Wahyuni, program studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2011. Tujuan penelitian ini yang pertama adalah untuk mengetahui gambaran dari program aplikasi SIPUSTAKOM dan untuk mengetahui kebutuhan otomasi perpustakaan STMIK AKAKOM. Dan yang kedua adalah mengevaluasi software aplikasi SIPUSTAKOM berdasarkan perspektif kebutuhan otomasi perpustakaan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi evaluasi. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan adalah penelitian ini membahas tentang evaluasi software in-house buatan STMIK AKAKOM yaitu SIPUSTAKOM. Dan acuan yang digunakan
(51)
40
dalam evaluasi sistem otomasi ini adalah dengan pendekatan kebutuhan otomasi perpusatakaan.49
2. Penelitian yang kedua berjudul “Evaluasi Perbandingan Sistem Otomasi BAPETEN dengan Sistem Otomasi Senayan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir” yang disusun oleh Desy Natalia Anggorowati, program studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kualitas perangkat lunak sistem otomasi BAPETEN dengan sistem otomasi senayan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dengan metode kualitatif dan pendekatan evaluasi. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian saya adalah, penelitian ini membahas tentang perbandingan antara software in-house BAPETEN dengan software yang lebih dikenal unggul yaitu senayan.50
49
Sri Wahyuni. Evaluasi Software Aplikasi SIPUSTAKOM di Perpustakaan STMIK AKAKOM Yogyakarta dengan pendekatan kebutuhan otomasi.(Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga, 2011)
50
Desy Natalia Anggorowati. Evaluasi Perbandingan Sistem Otomasi BAPETEN dengan Sistem Otomasi Senayan di Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir. (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009)
(52)
41
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk
mengungkap suatu kebenaran secara ilmiah. Dengan adanya metode ini penelitian
yang dilakukan memiliki cara-cara tersendiri untuk menemukan fakta atau
kebenaran yang ada di lapangan.
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian Grounded Theory. Penelitian
Grounded Theory John W Creswell, “is one that inductively derived from the study of the phenomenon it represents. That is it discovered, develoved, and provisionally verified through systematic data collection and analysis data pertaining to that phenomenon. Therefore, data collection, analysis, and theory stand in reciprocal relationship with each other. One does not begin with a theory, than prove it. Rather, one begins with an area of study and what is relevant to that area is allowed to emerge”51. Dari pengertian tersebut Grounded Theory diartikan sebagai teori dari hasil pemikiran induktif dalam suatu penelitian tentang
fenomena yang ada. Jenis penelitian ini menghasilkan atau menemukan
suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu. Situasi dimana
51
John W Creswell. Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qulitative Research. 2008.New Jersey: Prentice Hall. Hal, 442
(53)
42 individu saling berhubungan, bertindak, atau terlibat dalam suatu proses
sebagai respon terhadap suatu peristiwa. Inti dari Grounded Theory
adalah pengembangan suatu teori yang berhubungan dengan peristiwa
yang dipelajari. Dalam penelitian ini situasi yang terjadi dalam
penggunaan keguda sistem otomasi dihubungkan dengan teori McCall
sebagai acuan pengukuran kualitas sistem.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Menurut John W Creswell menyatakan tentang penelitian
kualitatif adalah sebagai berikut :
Qualitative research is a loosely defined category of research designs or models, all of which elicit verbal, visual, tactile, olfactory, and gustatory data in the form of descriptive narratives like field notes, recordings, or other transcriptions from audio and videotapes and other written records and pictures or films.52
Dalam pengertian diatas dijelaskan bahwa penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang menghasilkan data dalam bentuk deskripsi
seperti catatan lapangan, rekaman atau transkripsi lainnya lalu dituliskan
dalam bentuk catatan. Salah satu caranya adalah dengan mewawancarai
informan.
52
Cresswell John W, Research Design : Qualitative & Quantitative Approaches. (Thousand Oaks, CA : Sage Publication, 1998), h.24.
(54)
43
B. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diambil peneliti tanpa perantara dari
sumber pelakunya.53 Sumber data primer merupakan sumber data yang
diperoleh dari informan yang ditemui langsung di lokasi penelitian.
Sumber data primer didapatkan melalui wawancara langsung dengan
kepala sub bidang informasi dan publikasi, kepala perpustakaan,
pustakawan bagian IT, dan pustakawan bagian sirkulasi. Penulispun
melakukan observasi serta simulasi dengan sistem otomasi SLiMS dan
sistem otomasi IBRA untuk memperoleh data-data yang diperlukan
mengenai topik penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari
sumber pelakunya. Data tersebut dapat bersumber dari buku-buku atau
literatur-literatur, dukumen, jurnal dan artikel yang berkaitan dengan
tema penelitian ini. Sumber data sekunder merupakan sumber data yang
diperoleh dari buku-buku atau literatur-literatur, dokumen dan artikel
yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.54 Dalam penelitian ini,
yang dijadikan sebagai data sekunder adalah laporan kegiatan
perpustakaan, hasil penelitian yang relevan, jurnal, dan lain sebagainya.
53
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, Pengantar Teori dan Panduan Praktis Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula, Cet.1 (Jakarta: STIA-LAN, 1999), h.86.
54
Koentjraningrat, Metode Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991), h.251.
(55)
44 3. Informan
Dalam penelitian kualitatif, informan adalah orang yang dipilih langsung
oleh penulis untuk memberikan informasi mengenai topik yang diteliti.
Pemilihan informan dilakukan pada pustakawan yang memiliki pengaruh
terhadap masalah yang dijadikan penelitian. Karena keterbatasan
informasi yang diperlukan, Jumlah informan yang dipilih hanya beberapa
orang pustakawan Perpustakaan LEMIGAS yang dianggap dapat
memenuhi kebutuhan informasi dan dirasa cukup efektif untuk bahan
penelitian.
Agar informasi yang didapat efektif, maka yang menjadi informan
dalam penelitian ini adalah:
1) Bapak Drs. Joko Prisyanto, beliau selaku kepala sub bidang informasi
& publikasi LEMIGAS
2) Ibu Rumondang Suyani S.S.H.,M.M, beliau selaku kepala
perpustakaan di perpustakaan LEMIGAS
3) Bapak Doni Widiarto. S.Kom, beliau selaku pustakawan bagian IT di
perpustakaan LEMIGAS.
4) Bapak Humbang Purba. beliau selaku pustakawan bagian sirkulasi di
perpustakaan LEMIGAS.
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
wawancara pada informan yang telah dipilih berdasarkan kriteria tertentu
(56)
45 pustakawan Perpustakaan LEMIGAS yang pernah menggunakan kedua
sistem otomasi sejak tahun 2008 sampai 2015. Untuk data sekunder
diperoleh dari penelusuran data dan informasi dari dokumen atau catatan
yang memiliki keterkaitan dengan objek penelitian.
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh
pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu.55 Penulis mengajukan
beberapa pertanyaan yang telah disiapkan kepada informan, lalu
dijawab oleh informan sebagai pemberi data.
2. Observasi
Observasi adalah metode penelitian yang pengambilan datanya
bertumpu pada pengamatan langsung terhadap objek penelitian.56
Observasi bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan yang dipelajari
dan aktifitas–aktifitas yang tengah berlangsung. Kemudian hasil dari
observasi tersebut dicatat menjadi suatu catatan observasi yang berisi
deskripsi hal–hal yang diamati secara lengkap dengan keterangan
tanggal dan waktu. Dalam penelitian ini, penulis akan mengamati
secara langsung dan melakukan simulasi terhadap sistem otomasi
SLiMS dan sistem otomasi IBRA di perpustakaan PPPTMGB
“LEMIGAS” untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam
penulisan penelitian ini.
55
Sofian Effendi, Metode Penulisan Survei, (Jakarta: LP3ES, 2012),h. 135. 56
(57)
46 3. Kajian Kepustakaan
Kajian kepustakaan adalah penelitian yang datanya diambil terutama
atau seluruhnya dari kepustakaan (buku, dokumen, artikel, laporan
dan sebagainya).57
4. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan cara mempelajari dokumen-dokumen
yang berisi informasi tentang sistem otomasi SLiMS dan sistem
otomasi IBRA di perpustakaan PPPTMGB “LEMIGAS”.
D. Teknik Analisis Data
Setelah melakukan teknik pengumpulan data, langkah selanjutnya
adalah menganalis data. Analisis data adalah proses menyusun,
mengkategorikan data, mencari pola atau tema dengan maksud untuk
memahami maknanya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik
analisis data kualitatif. Data-data dari hasil observasi, wawancara, maupun
dari dokumen-dokumen yang penulis peroleh, akan diteliti dan dianalisis
terlebih dahulu, kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk deskriptif
yang bertujuan untuk mengemukakan permasalahan dan menemukan solusi
terhadap permasalahan yang terjadi disertai dengan alasan-alasan yang
mendukung setelah itu dilakukan pengukuran kualitas dengan acuan
kesebelas aspek McCall seperti kebenaran, reabilitas, efisiensi, integritas,
57
(58)
47 usabilitas, maintabilitas, fleksibilitas, testabilitas, portabilitas, reusabilitas,
dan interoperabilitas.
Data-data yang telah diperoleh akan dianalisa melalui tiga tahapan
dengan menggunakan versi Miles dan Huberman, yaitu reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan.58
1. Reduksi data
Data yang diperoleh penulis melalui observasi, wawancara dan kajian
pustaka dicatat dengan rinci, dipilih data yang relevan dengan tema
penulisan sebelum diolah dan masuk dalam tahap penyajian data.
2. Penyajian data
Data yang telah direduksi akan disajikan dalam bentuk teks yang
bersifat naratif.
3. Penarikan kesimpulan.
Setelah data-data terangkum dan dijabarkan, penulis akan membuat
kesimpulan yang nantinya dapat digunakan untuk menjawab rumusan
masalah.
58
(59)
48
E. Jadwal Penelitian
Tabel. 3.1 Jadwal penelitian
No. Jenis Kegiatan
Tahun 2015
Februari Maret April Mei Juni Juli
1. Penyerahan Proposal Skripsi dan Dosen Pembimbing
2. Pelaksanaan Bimbingan Skrispi 3. Pengumpulan
Literatur Mengenai Skripsi
4. Melakukan
Wawancara dengan Informan
5. Melakukan Simulasi pengukuran kualitas Software SLiMS & IBRA 6. Analisis Data
7. Penyerahan Laporan Skripsi 8. Sidang Skripsi
(60)
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Profil Sistem Otomasi Perpustakaan
1. Sistem Otomasi IBRA
Sejak berdirinya pada tahun 2006 sehingga saat ini, TLLS (Teratama Library Support System) terus mengembangkan berbagai produk Teknologi Informasi untuk perpustakaan, khususnya produk perangkat lunak. Kepeloporan Teratama Library Support System di bidang teknologi informasi perpustakaan diantaranya adalah keberhasilannya sebagai yang pertama kali merilis Software Perpustakaan Multimedia di Indonesia. Teratama Library Support System berkonsentrasi mengembangkan produk dan layanan untuk mensupport pengembangan perpustakaan berbasis teknologi informasi. Tim yang terdiri dari para profesional pustakawan, profesional TI perpustakaan, profesional sistem informasi serta profesional programer terus bekerja keras mendedikasikan keahliannya sehingga melahirkan produk dan service yang sangat berguna bagi perpustakaan era ini.
(61)
50 Diantara produk yang sudah banyak dimanfaatkan perpustakaan di tanah
air Indonesia adalah :59
- Software Perpustakaan IBRA ( Sistem informasi perpustakaan terpadu )
- Live CD Katalog. (katalog dan profil perpustakaan berbasis CD)
a. Kebutuhan Perpustakaan
• Memberikan layanan yang cepat dan mudah dengan memberikan
banyak alternatif layanan berbasis teknologi informasi sehingga dapat lebih memuaskan pengguna.
• Menjadikan perpustakaan mampu mengelola dan menyajikan
semua jenis bahan pustaka (tercetak, digital dan multimedia) secara terintegrasi
• Memberikan informasi dan data yang komprehensif dan valid
mengenai bahan pustaka, layanan sirkulasi dan administrasi.
• Memberikan berbagai paparan informasi dan laporan secara
dinamis, cepat sebagai bahan bagi manajemen perpustakaan dalam membuat berbagai keputusan dan kebijakan.
• Kemudahan mengakses layanan perpustakaan melalui jaringan
komputer sehingga jangkauan layanan perpustakaan menjadi lebih luas.
59
Teratama Library Support System, diakses dari http://www.mitraperpustakaan.com/ pada 19 Juli 2015
(62)
51
b. Keunggulan IBRA
• Software perpustakaan terpadu/terintegrasi dengan modul dan fitur paling lengkap di Indonesia.
• Kemampuan mengelola semua jenis bahan pustaka termasuk local content secara terintegrasi.
• Software perpustakaan yang dikembangkan oleh tim yang secara khusus mendedikasikan keahliannya untuk bidang perpustakaan, meliputi analis, programer, pustakawan dan praktisi perpustakaan, sehingga terjamin konsentrasi, kompetensi, profesionalisme, kompatibilitas serta keberlanjutan pengembangannya.
• Memiliki setting aturan sirkulasi yang sangat lengkap, berdasarkan jenis anggota dan atau berdasarkan jenis buku serta dapat menggunakan sistem denda, sistem sewa maupun sistem chas. • Semi development, yaitu Sebagai program paket yang siap pakai,
pengguna masih dapat meminta dibuatkan modul program, desain laporan, dll yang sesuai dengan kebutuhan lokal. Ini juga merupakan jaminan bagi pengembangan sistem kedepan serta jaminan bahwa manajemen perpustakaan dapat mengatur sistem mengikuti aturan main kebijakan lokal.
• Adanya garansi dan jaminan technicall support selamanya menjadi jaminan keberlangsungan, keberlanjutan bahwa sistem akan terus berjalan seandainya nanti terjadi kerusakan sistem, karena jelas kemana harus minta bantuan teknis jika terjadi kerusakan.
(63)
52 • Pengguna akan mendapatkan e-book gratis berbahasa Indonesia
yang sudah di inputkan di IBRA lebih dari seribu judul.
2. Sistem Otomasi SLiMS
Senayan Library Management System (SLiMS) adalah perangkat lunak sistem manajemen perpustakaan (library management system) dengan sumber terbuka yang dilisensikan di bawah GPL v3. Aplikasi ini pertama kali dikembangkan dan digunakan oleh Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional, Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat, Kementerian Pendidikan Nasional. Senayan pertamakali digunakan di Perpustakaan Departemen Pendidikan Nasional. Pengembangan Senayan dilakukan oleh SDC (Senayan Developers Community). Di koordinir oleh Hendro Wicaksono, dengan Programmer Arie Nugraha, Wardiyono. Sementara dokumentasi dikerjakan oleh Purwoko, Sulfan Zayd, M Rasyid Ridho, Arif Syamsudin. Pada Januari 2012, developer SLiMS bertambah 2 orang, yaitu: Indra Sutriadi Pipii (Gorontalo) dan Eddy Subratha (Jogjakarta). Selain itu, ada pula programmer Tobias Zeumer, dan Jhon Urrego Felipe Mejia Seiring perkembangan waktu, aplikasi ini kemudian dikembangkan oleh komunitas pengguna dan penggiat SLiMS. Aplikasi SLiMS dibangun dengan menggunakan PHP, basis data MySQL, dan pengontrol versi Git. Pada tahun 2009, SLiMS mendapat penghargaan tingkat pertama dalam ajang INAICTA 2009 untuk kategori open source.60
60
Ridho, M. Rasyid. Senayan Library Management System for Dummies. Materi Pelatihan SliMS, Perpustakaan Universitas Riau. 2011.
(1)
pengembangannya. Sejak awal di instal lalu migrasi data semua dikerjakan sama tim Teratama yang dari Jogja itu, kita tinggal terima beres saja.
4. Seberapa besar biaya yang dikeluarkan oleh Perpustakaan PPPTMGB “LEMIGAS” dalam penerapan sistem otomasi SLIMS dan sistem otomasi IBRA?
Dari sisi biaya juga tidak terlalu mahal dibandingkan dengan pengembangan senayan, karena kalau senayan ini mau dikembangkan maka akan membutuhkan orang lain. Kalau IBRA kan memang sudah satu paket dari awal sampai pemeliharaan.
5. Bagaimana respon para pemustaka setelah dilakukan perpindahan sistem otomasi SLIMS ke sistem otomasi IBRA?
Sebetulnya karyawan atau peneliti yang datang ke perpustakaan kurang memanfaatkan katalog online ini. walaupun terkadang ada satu atau dua orang tamu atau mahasiswa luar yang berkunjung dan menggunakan fasilitas IBRA. Biasanya karyawan langsung dateng ke rak karena sudah hafal tempatnya. Sebagian memang merespon baik tentang perpindahan sistem ini, tapi beberapa masih merasa asing mungkin karena dari awal sudah lebih dahulu mengenal senayan dan belum terbiasa dengan IBRA.
(2)
97 LAMPIRAN FOTO
Gambar Pintu masuk Perpustakaan LEMIGAS
(3)
Gambar OPAC perpustakaan LEMIGAS
(4)
99 Gambar Sistem otomasi IBRA
(5)
Kepada Yth
Ketua Program Studi Ilm Fakultas Adab dan Huma UIN Syarif Hidayatullah
Assalamualaikum Wr. W Bersama ini saya
Nama Pembimbing Nama Mahasiswa Bimbi NIM
dengan ini memberitahuk
Judul Awal : “
SL PE
Judul Baru : “
ST DE PE Demikian pemberitahua kasih.
Wassalam,
Dosen Pembimbing Skri
Jakarta, 10 J Ilmu Perpustakaan
umaniora lah Jakarta
. Wb.
: Ade Abdul Hak. M. Hum bingan : Hasbi Fikri
: 1111025100080
hukan tentang perubahan judul skripsi mahasisw “EVALUASI PERBANDINGAN SISTEM O SLIMS DENGAN SISTEM OTOMASI IBRA P PERPUSTAKAAN PPPTMGB “LEMIGAS”.
“EVALUASI SISTEM OTOMASI PERPUST STUDI KOMPARATIF ANTARA SISTEM OT DENGAN SISTEM OTOMASI IBRA PADA PERPUSTAKAAN PPPTMGB “LEMIGAS”. huan ini saya sampaikan. Atas perhatiannya di
kripsi
, 10 Juni 2015
iswa bersangkutan. OTOMASI A PADA
STAKAAN, OTOMASI SLIMS
(6)
BIODATA PENULIS
Hasbi Fikri, putra ke-empat dari empat bersaudara pasangan
bapak Ahmad Pasani dan ibu Sumarni. Lahir di Jakarta 30 Mei 1993. Menyelesaikan pendidikan SD Negeri Cipayung 1 (1999 – 2005), SMP Negeri 2 Ciputat (2005 – 2008), SMA Negeri 11 Tanggerang Selatan (2008 – 2011), dan kuliah mengambil Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah (2011 – 2015). Beberapa organisasi yang pernah diikuti adalah OSIS SMA Negeri 11 Tangerang Selatan, Rohis SMA Negeri 11 Tangerang Selatan, Karya Ilmiah Remaja SMA Negeri 11 Tangerang Selatan, LSO Musik Jurusan Ilmu Perpustakaan, LSO JIPers Adventure Jurusan Ilmu Perpustakaan. Beberapa pengalaman penulis antara lain pada tahun 2013 menjadi Trainer dalam Kegiatan Pelatihan Pembelajaran Online dalam Ruang Lingkup Guru SMA pada Komunitas Pendidikan se-Aceh Utara, pada tahun 2014 menjadi Tim Input dalam kegiatan otomasi KPAK Jakarta Pusat, menjadi Fasilitator dalam kegiatan “Sertifikasi Calon Kepala Perpustakaan Madrasah” di tahun 2015, dan saat ini bekerja di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kotamadya (KPAK) Jakarta Barat. Saran atau kritik dapat dikirim melalui habidimas@gmail.com.