Hubungan Penyajian Tata Letak Halaman Muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat Terhadap Minat Baca Masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung

(1)

(2)

KECAMATAN COBLONG

KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik

Oleh :

TOMMI ANDRYANDY NIM. 41807057

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(3)

(4)

KECAMATAN COBLONG KOTA BANDUNG

Oleh : Tommi Andryandy

NIM. 41807057

Skripsi ini di bawah bimbingan, Kiki Zakiah, Dra., M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana Hubungan Penyajian Tata Letak Halaman Muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat Terhadap Minat Baca Masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung. Sehingga peneliti mencoba menganalisis dari alat ukur yang akan dicapai yaitu: komposisi ukuran kolom, komposisi penempatan gambar, komposisi warna, penggunaan huruf, penggunaan garis dari Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat, serta perhatian, keinginan dan kesan baca dari masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian yang digunakan adalah survei. Sebagian besar data dikumpulkan melalui angket dan didukung dengan wawancara, dan studi pustaka. Untuk sampelnya adalah masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung, dengan jumlah sampel sebanyak sembilan puluh delapan responden. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Teknik analisis data untuk melihat hubungan antar variabel adalah koefisien rank spearman.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui korelasi antara penyajian tata letak halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap minat baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung memiliki korelasi cukup kuat dengan besaran 0,442. Hubungan antar indikator dan variabel bersifat searah dan signifikan. Ini berarti jika semakin variatif tata letak halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat maka semakin tinggi minat baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa adanya hubungan penyajian tata letak halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap minat baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung dengan korelasi yang cukup kuat dan signifikan.

Saran peneliti untuk perusahaan, sebaiknya Harian Seputar Indonesia selalu mengubah tata letak halaman mukanya minimal setiap tiga bulan. Dengan tata letak yang terus di-update maka akan menyegarkan media itu sendiri dan tentu akan lebih menarik untuk dibaca.


(5)

BANDUNG CITY

By :

Tommi Andryandy NIM. 41807057

This research under the guidance of, Kiki Zakiah, Dra., M.Si.

Research is aimed to know about the relation of presentation of the layout of a face page Seputar Indonesia daily bureau of west java against public interests in reading sub-district Coblong city of Bandung. So that researchers trying to analyze from the measuring apparatus to be accomplished, namely: composition the size of a column the composition of the deployment of a picture, a composition of color, the use of the letters, the use of a line from Seputar Indonesia daily bureau of west java and attention, desire and impressiveness read from society sub-district Coblong city of Bandung.

This research using approach quantitative with a method of research that we use is survey. Most of the data is collected through poll, and supported with an interview and the study of pustaka. To sampelnya is the society of sub-district coblong city of bandung, with the number of samples a total of ninety eight of respondents. Sampling techniques used was a total of sampling. Engineering analysis of data to see the relationship between variables are a coefficient rank spearman.

Based on the result of the study, known a correlation between the presentation of the layout of a face page seputar indonesia daily bureau of west java against public interests in reading sub-district coblong city of bandung having a correlation strong enough with the value of 0,442. The relationship between the indicators and variable is unidirectional and significant. This means that if the more variatif the layout of a face page seputar indonesia daily bureau of west java hence the higher public interests in reading sub-district Coblong city of Bandung.

The conclusion of this research showed that the presence of the relation of presentation of the layout of a face page seputar indonesia daily bureau of west java against public interests in reading sub-disctrict coblong city of bandung with a correlation in which is strong enough and significant.

Advice to corporations, researchers seputar indonesia daily should always changing the layout of a page his face at least every three month. With the layout of who keeps updated it will refresh media itself and of course will be more interesting to read.


(6)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, penulis panjatkan segala puji dan syukur Kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Tak lupa syalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, serta kepada para pengikutnya hinggga akhir zaman, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik yang berjudul “Hubungan Penyajian Tata Letak Halaman Muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap Minat Baca Masyarakat Kecamatan Coblong”.

Dukungan, bantuan dan suntikan moril maupun materil tercurah penuh kasih dari Papah, Mamah, dan Teteh sehingga memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi sebaik mungkin.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, banyak mendapat dorongan, bantuan dan bimbingan yang berharga dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNIKOM yang telah memberi izin untuk pengerjaan laporan PKL ini.


(7)

3. Yth. Ibu Melly Maulin, S.Sos., M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu saat penulis melakukan kegiatan perkuliahan dan memberikan motivasi untuk terus maju

4. Yth. Ibu Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si selaku dosen wali dari penulis, seorang Ibu yang pengertian, pendengar yang baik. Terimakasih atas segala bantuannya dan motivasi yang selalu disuntikan.

5. Yth. Ibu Kiki Zakiah, Dra., M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingannya dan pengarahan yang sangat berarti selama penyusunan skripsi.

6. Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi UNIKOM. Terimakasih dengan segala bantuan untuk membantu kelancaran penelitian ini.

7. Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi Astri Ikawati, A.Md.Kom., dan Rr. Sri Intan, S.I.Kom., yang telah banyak membantu dalam mengurus surat perizinan yang berkaitan dengan perkuliahan.

8. Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat yang telah memperbolehkan penulis untuk melakukan penelitian mengenai tata letak halaman muka yang disajikan Harian Sindo Jabar, terimakasih atas segala kesempatan yang telah diberikan.

9. Yth. Bapak Rudini Mahram selaku Kepala Redaksi Harian Seputar Indonesia Biro Jabar yang telah memberikan kesempatan serta membantu penulis dalam penyusunan penelitian di Harian Seputar Indonesia Biro Jabar. 10. Yth. Bapak Marlan selaku Kepala Divisi Sirkulasi Harian Seputar Indonesia


(8)

11. Wartawan, Editor dan Staf Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat.

Bang Lucas Anggriawan, Bang Reinaldo, Kang Huyogo Simbolon, Kang Taufik Hidayat, Kang Atep Kurniawan, Kang Deden Iman, Kang Irfan Al-Faritsi, Mas Yusuf Ardianto dan seluruh wartawan serta staf karyawan yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. terimakasih telah membagi pengalamannya dan segala bantuannya kepada penulis selama penulis melaksanakan praktek kerja lapangan dan penyusunan skripsi.

12. Dua Orang Terbaik. Bapak Dadang Wahyu Saputra dan Ibu Neneng Yuningsih, Terima Kasih, tidak dapat ku membalas semuanya. Namun doa pertamaku hanya untukmu.

13. Kakakku tercinta Widyasari A.Md yang telah dengan ikhlas dan sabar mendukung segala urusan perkuliahan penulis baik secara moril maupun materil.

14. Efridayanti terimakasih atas segala perhatian, pengertian, dukungan dan kesabarannya menghadapi penulis. Hati-hati jaga hati.

15. Sahabat juara Imaduddin, S.I.Kom sangat-sangat terimakasih atas bantuan moril maupun materil, teknis maupun non teknis dalam segala bentuk apapun yang membuat penulis terus berjuang menyelesaikan skripsi ini.

16. Sahabat terdekatku Adhin dan Duane (Elora Fotografi) Wow!! ELORA!!. Fanany Serta keluarga Ranger yang tak kalah dekatnya Opik, Mute, Abang, Bayu, Inna dan Rifky yang selalu menjadi keluarga dan akan terus menjadi keluarga bagi penulis.


(9)

18. Para calon wartawan Indonesia Soleh, Ludi, Ucok, Ramos, Enoth, Eko, Fitri, Icha, Citra, Rio, Gilang, Reza, Dini dan seluruh keluarga besar Jurnalistik Unikom. Jurnalis berkarya, rakyat membaca!!!

19. Keluarga tak terlupakan Mc Donald’s Cihampelas Hasan Sanbro, Ryan

Boyenk, Riki Okeb’, Nuri Tante, Teh Uzi, Wawan Wanbro, Teguh PXL, Ana

Friana, Dede, Indri, A Pepenk, Om To, Mas Bro Ageng, dan semua yang tidak dapat saya tulis satu persatu. Jujur Kangen kalian!!!!

20. Keluarga McDonalds Kopo Mas, Bu Mila, Bu Riri, P’Dadang, P’Belly,

P’Darul, P’Hendri, Didit, Kikit, Trie, Adit, Helmi, P’Kimung, Cecep,

A’Kresna, Jae, Badil dan #141 Team yang tidak bisa penulis cantumkan satu persatu (Loba teuing!!). Terimakasih, kalian sangat welcome bro!

21. Keluarga Amunisi, Erlan Aziz, Rangga Budi, Reza Udin, Fredy Temon, Rusman Kobo nuhun pisan dukunganna!

22. Serta semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Untuk kesempurnaan skripsi ini, sangat dinantikan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum wr. wb

Bandung, Agustus 2012

Penulis


(10)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 12

1.3.1 Maksud Penelitian ... 12

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 13

1.4Kegunaan Penelitian ... 15

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 15

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 17


(11)

2.1 Tinjauan Pustaka ... 17

2.1.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi ... 17

2.1.1.1 Definisi Komunikasi ... 17

2.1.1.2 Unsur-unsur Komunikasi ... 18

2.1.1.3 Fungsi Komunikasi ... 19

2.1.2 Tinjauan Mengenai Komunikasi Massa ... 20

2.1.2.1 Definisi Komunikasi Massa ... 20

2.1.2.2 Ciri-ciri Komunikasi Massa ... 21

2.1.2.3 Fungsi Komunikasi Massa ... 22

2.1.3 Tinjauan Mengenai Jurnalistik ... 22

2.1.3.1 Sejarah Jurnalistik ... 22

2.1.3.2 Definisi Jurnalistik ... 24

2.1.3.3 Bentuk-bentuk Jurnalistik ... 25

2.1.4 Tinjauan Mengenai Surat Kabar ... 26

2.1.4.1 Pengertian Surat Kabar ... 26

2.1.4.2 Ciri-ciri Surat Kabar ... 27

2.1.4.3 Fungsi Surat Kabar ... 28

2.1.5 Tinjauan Mengenai Tata Letak dan Layouter ... 31

2.1.5.1 Pengertian Tata Letak ... 31

2.1.5.2 Tujuan Tata Letak ... 32

2.1.5.3 Jenis Tata Letak ... 33

2.1.5.4 Pengertian Layouter ... 38


(12)

2.2 Kerangka Pemikiran ... 41

2.2.1 Kerangka Teoritis ... 41

2.2.2 Kerangka Konseptual ... 44

2.3 Hipotesis ... 46

2.3.1 Hipotesis Mayor ... 46

2.3.2 Hipotesis Minor... 46

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 52

3.1 Objek Penelitian ... 52

3.1.1 Sejarah Harian Seputar Indonesia ... 52

3.1.2 Sejarah Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat ... 54

3.1.3 Sejarah Divisi Redaksi ... 56

3.1.4 Logo Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat ... 57

3.1.5 Struktur Redaksi Harian Seputar Indonesia ... 58

3.1.6 Struktur Redaksi Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat ... 59

3.1.7 Struktur Divisi Lay Out Harian Seputar Indonesia ... 62

3.2 Metode Penelitian ... 63

3.2.1 Desain Penelitian ... 64

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 65

3.2.2.1 Studi Pustaka ... 65

3.2.2.2 Studi Lapangan ... 65

3.2.3 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ... 67

3.2.3.1 Populasi Penelitian ... 67


(13)

3.2.4 Operasionalisasi Variabel ... 68

3.2.5 Teknik Analisa Data ... 70

3.2.5.1 Uji Validitas ... 71

3.2.5.1 Uji Reliabilitas ... 71

3.2.5.2 Uji Statistika ... 72

3.2.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 74

3.2.6.1 Lokasi Penelitian ... 74

3.2.6.2 Waktu Penelitian ... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 77

4.1 Analisis Deskriptif Identitas Responden ... 78

4.2 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 86

4.2.1 Uji Validitas ... 86

4.2.2 Uji Reliabilitas ... 87

4.3 Analisis Deskriptif Pernyataan Angket ... 89

4.3.1 Variabel X – Hubungan Penyajian Tata Letak Halaman Muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat... 89

4.3.2 Variabel Y – Minat Baca Masyarakat Coblong ... 107

4.4 Hasil Penelitian dalam Korelasi Uji Statistik ... 115

4.4.1 Komposisi ukuran kolom pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap perhatian baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 119


(14)

4.4.2 Komposisi ukuran kolom pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 123 4.4.3 Komposisi ukuran kolom pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 128 4.4.4 Komposisi penempatan gambar pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap perhatian baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 132 4.4.5 Komposisi penempatan gambar pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 136 4.4.6 Komposisi penempatan gambar pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 140 4.4.7 Komposisi warna pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap perhatian baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung... 145 4.4.8 Komposisi warna pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung... 149


(15)

4.4.9 Komposisi warna pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung... 153 4.4.10 Penggunaan huruf-huruf pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap perhatian baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 157 4.4.11 Penggunaan huruf-huruf pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 161 4.4.12 Penggunaan huruf-huruf pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 165 4.4.13 Penggunaan garis-garis pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap perhatian baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 169 4.4.14 Penggunaan garis-garis pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 173 4.4.15 Penggunaan garis-garis pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung ... 177 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 181


(16)

5.1 Kesimpulan ... 207

5.2 Saran – saran ... 210

5.2.1 Saran Bagi Perusahaan ... 210

5.2.2 Saran Bagi Peneliti Selanjutnya ... 211

DAFTAR PUSTAKA ... 212

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 214


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Pada era teknologi informasi sekarang, manusia atau dalam jumlah besar yaitu masyarakat menempatkan informasi sebagai kebutuhan hidup yang harus terpenuhi. Kegiatan berkomunikasi menjadi penting bagi masyarakat dewasa ini.

Dalam kehidupan sosial, salah satu masalah penting yang dihadapi manusia adalah bagaimana agar hubungan manusia berjalan dengan baik sehingga tercipta pengaruh timbal balik. Dengan komunikasi, manusia berusaha membentuk kesamaan dan meliputi segala penyampaian ide atau buah pikiran antar individu serta antar kelompok. Maka pemenuhan kebutuhan informasi dapat terpenuhi dengan komunikasi yang dilakukan masyarakat dengan dunia luar.

Komunikasi mengandung lambang-lambang yang berarti menunjang peranan penting, di mana lambang-lambang tersebut bisa dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat dan gambar. Proses kesamaan lambang yang diterima oleh individu atau kelompok tersebutlah yang dikatakan komunikasi.

Pada pemenuhan kebutuhan informasi akan dunia luar, komunikasi memberikan solusi melalui bentuk-bentuk turunannya. Komunikasi massa adalah bentuk turunan dari komunikasi. Komunikasi massa merupakan


(18)

bentuk komunikasi yang menggunakan media massa. Jangkauan yang luas, menjadikan komunikasi massa sebagai jalan bagi masyarakat untuk melihat dunia luar.

Definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan oleh Bittner, Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). (Rakhmat, 2003:188)

Sedangkan definisi yang lebih lengkap dikemukakan oleh David W. Wright. Menurut Wright, komunikasi massa adalah:

“Bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut: diarahkan pada khalayak yang relatif besar, heterogen, dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas; komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar (This bew form can be distinguished from older types by the following major characteristics: it is directed toward relatively large, heterogenous, and anonymous audiences; messages are transmitted publicly, often-times ro reach most audience members simultaneouslu, and are transient in character; the communicator tends to be, or to operate within, a complex organization thay may involve great expense)” (Rakhmat, 2003:189). Definisi yang dikemukakan oleh Wright sekaligus memperlihatkan ciri-ciri dari komunikasi massa yang membedakan konteks komunikasi ini dengan konteks komunikasi yang lain. Media massa pada dasarnya dibagi menjadi dua kategori, yaitu media massa cetak dan media elektronik. Yang termasuk dalam media cetak adalah surat kabar dan majalah sedangkan yang


(19)

termasuk dalam kategori media elektronik adalah televisi, siaran radio, dan film.

Sebagaimana yang telah diutarakan sebelumnya, komunikasi massa sebagai bagian dari komunikasi merupakan kegiatan komunikasi dengan menggunakan media, sehingga dapat mencapai sasaran dengan khalayak luas dan heterogen. Maka peranan media massa sangat menunjang keberhasilan komunikasi massa. Namun tidak hanya memberikan informasi, media massa pun berfungsi sebagai sarana mendidik, menghibur dan mempengaruhi.

Kebutuhan masyarakat yang tinggi terhadap informasi serta ditunjang pula oleh kemajuan teknologi, maka tidak mengherankan jika media massa mempunyai tempat tersendiri dalam kehidupan masyarakat dengan segala perkembangannya. Dapat pula dilihat, sekarang masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan informasi tersebut melalui media massa, baik media cetak maupun media elektronik.

Hal tersebut dikatakan pula oleh Dja’far Assegaf dalam bukunya Jurnalistik Massa Kini, sebagai berikut:

“Kehidupan manusia atau masyarakat tidak dapat dipisahkan lagi dari

jurnalistik dan pers. Semakin ekstrim para ahli jurnalistik menyamakan pers dengan udara yang dibutuhkan manusia untuk hidup. Manusia modern tidak dapat lagi hidup tanpa mendapat suguhan pers yang memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi: (Assegaf, 1983: 9)

Surat kabar sebagai medium komunikasi massa menjadi salah satu media yang memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi, pendidikan,


(20)

hiburan serta kontrol sosial. Melalui surat kabar pula kita dapat mengawasi peristiwa yang melibatkan orang lain di tempat lain.

Diberlakukannya kebebasan pers di era reformasi, munculah media-media baru baik dalam bentuk harian, tabloid maupun majalah terbit seiring dengan kemudahan yang diberikan pemerintah dalam membangun perusahaan media. Kehadiran media-media baru ini jelas membawa persaingan bagi dunia media. Fenomena ini membuat media-media lama dan baru berlomba manarik pasar dengan menampilkan ciri khas masing-masing.

Berbekal dengan nama yang sudah lekat di masyarakat, program berita siaran Seputar Indonesia pada 30 Juni 2005 mengepakkan sayapnya dengan tampilan berbentuk cetak yaitu Harian Seputar Indonesia. Tidak

hanya, Harian Seputar Indonesia yang akrab disebut Harian “Sindo”

kemudian menjalar melalui beberapa edisi daerah seperti Sindo Jabar, Sindo Jateng, Sindo Jatim dan Sindo Sumatera. Melalui suguhan berita nasional ditambah daerah tersebut membuat terasa lebih dekat dengan pembacanya.

Eksistensi Harian Sindo khususnya Sindo Jabar di tengah masyarakat pun tidak terlepas dari ciri khas tampilan tiap halaman terutama pada sajian tata letak halaman muka atau leader page. Tata letak halaman bagi penerbitan surat kabar sangatlah vital untuk membentuk karakteristik atau pun ciri khas yang dimiliki surat kabar tersebut agar mudah dikenali oleh masyarakat.

Tujuan dari tata letak sendiri menurut Christianto Wibisono dalam buku Pengetahuan Dasar bagi Wartawan Indonesia terbitan Dewan Pers menyebutkan:


(21)

1. Menyusun berita-berita, sehingga pembaca dengan selayang pandang mengetahui cerita-cerita mana yang paling penting.

2. Agar pembaca mudah mengenali surat kabar itu dan membacanya. 3. Agar mudah dibaca dan agar menarik pembaca untuk menelaah

tulisan-tulisan.

4. Menciptakan halaman-halaman yang menarik dan menghasilkan (Wibisono, 1977:87).

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang media informasi khususnya media cetak, tentu harus memperhatikan tampilan dari produknya. Termasuk juga Harian Sindo Jabar yang tidak hanya menitikberatkan pada isi informasi namun juga sangat memperhatikan tampilan dari produknya itu sendiri.

Layouter ataupun desainer merupakan divisi yang memiliki peranan besar dalam perwajahan suratkabar. Di bawah arahan manager artistic, para layouter bekerja menyusun berita yang akan dimuat berdasarkan nilai beritanya. Banyaknya peristiwa yang terjadi di permukaan membuat layouter menampilkan tata letak sebaik mungkin agar komposisi halaman yang ditampilkan menarik untuk dibaca.

Sebagai salah satu surat kabar yang berorientasi pada kualitas quality newspaper, Harian Sindo Jabar cenderung menggunakan jenis tata letak informal balanced makeup yaitu penghidangan cerita/berita yang sesuai dengan nilai beritanya. Tidak perlu mengikuti pola-pola yang baku, pola ini bersifat ramah dan digunakan agar pembaca tidak kaku.


(22)

Berikut adalah tampilan halaman depan Harian Sindo Jabar: Gambar 1.1

Halaman Muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat

Sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/ 2011 Penggunaan jenis ini dapat terlihat di atas. Penempatan foto yang fleksibel dan tidak monoton serta berita-berita yang tersaji pada halaman muka disesuaikan dengan nilai beritanya.

Sesuai dengan segmentasi pasar yaitu masyarakat menengah ke atas, Harian Sindo Jabar mengusung tema elegan dengan komposisi yang tidak terlalu padat sehingga nyaman untuk dibaca. Berbagai macam berita ditampung ke dalam satu halaman dengan judul-judul berita yang dicetak


(23)

besar ditambah pemilihan huruf tebal dengan kombinasi warna yang kontras namun tidak berlebih sehingga mampu menimbulkan daya tarik tersendiri bagi pembaca. Tidak hanya itu, penempatan foto, gambar ilustrasi maupun grafik yang menarik dapat menambah nilai ketertarikan pembaca. Kemudian siapa saja yang akan merespon positif penyajian tata letak di harian Seputar Indonesia?

Bandung sebagai salah satu tujuan kota urbanisasi tentu mempunyai ciri khas penduduk masyarakat yang majemuk (plural societies) yakni suatu masyarakat yang terdiri lebih dari dua suku bangsa di Indonesia. Beragamnya masyarakat yang hidup di kota ini berdampak pada kehidupan masyarakat dengan ciri khas menjalani kehidupan yang serba keras, terutama dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk kebutuhan akan informasi. Dalam memenuhi kebutuhan informasi tersebut, media harus berlomba-lomba menarik minat masyarakat untuk memilih medianya. Berbagai media cetak yang tersedia, masyarakat tentu akan berminat untuk memilih media dengan penyajian tata letak yang menarik, disamping kualitas isi berita dan harga jual media tersebut.

Menurut Kepala Divisi Sirkulasi Harian Sindo Jabar, Bapak Marlan mengungkapkan melalui hasil riset yang dilakukan divisi sirkulasi Harian Sindo Jabar, Kota Bandung menjadi wilayah dengan jumlah pembaca terbesar di Jawa Barat. Terbukti dari 15266 eksemplar yang disebar di Jawa Barat setiap harinya, Bandung memperoleh sajian koran sebanyak 9369 eksemplar


(24)

dan 1217 di antaranya adalah pelanggan resmi Harian Sindo Jabar. (wawancara, 13 Maret 2012)

Merunut pada target pasar pembaca yaitu masyarakat dengan tingkat ekonomi dan pendidikan yang tinggi, kawasan Bandung Utara yaitu Kecamatan Coblong menjadi kawasan yang tepat bagi Harian Sindo Jabar. Sebagian besar wilayah Kecamatan Coblong terdiri dari pemukiman, dengan kegiatan ekonomi didominasi oleh jasa pendidikan, perdagangan dan perkantoran. Kecamatan Coblong merupakan kecamatan dengan mayoritas penduduk yang memiliki aksesbilitas dan tingkat pendidikan yang tinggi. Sebagai masyarakat yang berpendidikan tinggi maka sebuah referensi bacaan akan sangat dibutuhkan. Terbukti dari data yang tercatat di bidang sirkulasi Harian Sindo Jabar, Kecamatan Coblong menjadi kecamatan dengan jumlah pelanggan terbesar di Kota Bandung. Berikut adalah data pelanggan Harian Sindo Jabar di Kota Bandung.

Tabel 1.1

Data Pelanggan Harian Seputar Indonesia Jabar di Kota Bandung

No Kecamatan Jumlah Pelanggan (%)

1 Andir 25 2,05

2 Antapani 56 4,60

3 Arcamanik 31 2,55

4 Astana Anyar 22 1,81

5 Babakan Ciparay 35 2,87

6 Gunung Kidul 31 2,55

7 Bandung Kidul 14 1,15

8 Bandung Wetan 81 6,66

9 Batununggal 36 2,99

10 Bojongloa Kaler 16 1,31

11 Bojongloa Kidul 46 3,78


(25)

13 Cibeunying Kaler 81 6,66

14 Cibeunying Kidul 72 5,92

15 Cibiru 8 0,66

16 Cicendo 25 2,05

17 Cidadap 37 3,04

18 Cinambo 1 0,08

19 Coblong 98 8,22

20 Gedebage 2 0,16

21 Kiaracondong 37 3,04

22 Lengkong 87 7,15

23 Mandala Jati 12 0,98

24 Panyileukan 4 0,33

25 Rancasari 21 1,73

26 Regol 57 4,68

27 Sukajadi 94 7,72

28 Sumur Bandung 78 6,41

29 Ujung Berung 19 1,56

Jumlah 1217 100

Sumber: Divisi Sirkulasi Harian Sindo Jabar, 2012 Potensi tersebut direspon positif oleh Harian Sindo Jabar. Sebagai untuk menarik minat baca masyarakat, Harian Sindo Jabar menyajikan tata letak halaman yang enak dipandang dengan komposisi warna yang seimbang dan elegan ditambah bahasa yang lugas namun mudah dicerna.

Berdasarkan fenomena-fenomena yang telah diuraikan, maka penulis menjadi terdorong untuk mengupasnya secara lebih lanjut melalui sebuah penelitian ilmiah. Kajian mengenai penyajian tata letak halaman di Harian Sindo Jabar yang dihubungkan dengan minat baca masyarakat akan menjadi fokus dari penelitian ini. Dikaitkan dengan masyarakat, sesuai dengan data dari Divisi Sirkulasi Harian Sindo Jabar, penulis tertarik melakukan penelitian di Kecamatan Coblong, Bandung, dengan melibatkan warga sebagai responden. Dengan spesifikasi masyarakat adalah mereka yang berlangganan Harian Sindo Jabar.


(26)

Bertolak dari latar belakang diatas maka peneliti menarik rumusan sebagai berikut “Sejauhmana Hubungan Penyajian Tata Letak Halaman Muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap Minat Baca Masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?”

1.2

Identifikasi Masalah

Sebagai landasan apa yang akan diteliti pada masalah ini, peneliti mengidentifikasikan masalah-masalah yang akan diteliti. Melalui pertanyaan-pertanyaan yang timbul sehingga dapat terjawab pada hasil penelitian ini. Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Sejauhmana hubungan komposisi ukuran kolom pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap perhatian

baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

b. Sejauhmana hubungan komposisi ukuran kolom pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan

baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

c. Sejauhmana hubungan komposisi ukuran kolom pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan

baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

d. Sejauhmana hubungan komposisi penempatan gambar pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap


(27)

e. Sejauhmana hubungan komposisi penempatan gambar pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap

keinginan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung? f. Sejauhmana hubungan komposisi penempatan gambar pada

halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap

kesan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

g. Sejauhmana hubungan komposisi warna pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap perhatian baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

h. Sejauhmana hubungan komposisi warna pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

i. Sejauhmana hubungan komposisi warna pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

j. Sejauhmana hubungan penggunaan huruf-huruf pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap perhatian

baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

k. Sejauhmana hubungan penggunaan huruf-huruf pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan


(28)

l. Sejauhmana hubungan penggunaan huruf-huruf pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan

baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

m. Sejauhmana hubungan penggunaan garis-garis pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap perhatian baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

n. Sejauhmana hubungan penggunaan garis-garis pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

o. Sejauhmana hubungan penggunaan garis-garis pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

1.3

Maksud dan Tujuan Penelitian

Dalam perumusan penelitian ini, peneliti mempunyai maksud dan tujuan agar penelitian ini dapat bermanfaat. Maka maksud dan tujuan dalam penelitian ini yaitu:

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian yang dilakukan ini adalah untuk menjelaskan hubungan penyajian tata letak halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap minat baca masyarakat Kecamatan Coblong.


(29)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui hubungan komposisi ukuran kolom pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap

perhatian baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung? b. Untuk mengetahui hubungan komposisi ukuran kolom pada

halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap

keinginan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung? c. Untuk mengetahui hubungan komposisi ukuran kolom pada

halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap

kesan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

d. Untuk mengetahui hubungan komposisi penempatan gambar pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap

perhatian baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung? e. Untuk mengetahui hubungan komposisi penempatan gambar pada

halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap

keinginan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung? f. Untuk mengetahui hubungan komposisi penempatan gambar pada

halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap

kesan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

g. Untuk mengetahui hubungan komposisi warna pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap perhatian baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?


(30)

h. Untuk mengetahui hubungan komposisi warna pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

i. Untuk mengetahui hubungan komposisi warna pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

j. Untuk mengetahui hubungan penggunaan huruf-huruf pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap

perhatian baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung? k. Untuk mengetahui hubungan penggunaan huruf-huruf pada

halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap

keinginan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung? l. Untuk mengetahui hubungan penggunaan huruf-huruf pada

halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap

kesan baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

m. Untuk mengetahui hubungan penggunaan garis-garis pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap perhatian

baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

n. Untuk mengetahui hubungan penggunaan garis-garis pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap keinginan


(31)

o. Untuk mengetahui hubungan penggunaan garis-garis pada halaman muka Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap kesan

baca masyarakat Kecamatan Coblong Kota Bandung?

1.4

Kegunaan Penelitian

Ilmu Komunikasi terus mengalami perkembangan yang pesat dan cepat, sehingga mempunyai kontinuitas yang sangat tinggi, seiring dengan perkembangan serta kebutuhan umat manusia dalam komunikasi dan informasi. Maka penulis mengharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan nilai guna baik secara teoritis maupun praktis.

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan Ilmu Komunikasi secara umum dan Ilmu Jurnalistik secara khususnya, tentang kajian tata letak halaman muka surat kabar.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Adapun kegunaan penelitian secara praktis, diharapkan dapat memberikan suatu masukan yang dapat diaplikasikan. Kegunaan penelitian secara praktis, sebagai berikut :

a. Bagi Peneliti

Dapat dijadikan bahan referensi sebuah pengetahuan serta penerapan ilmu yang diperoleh selama studi secara teoritis. Dalam hal ini mengenai penyajian tata letak halaman muka surat kabar.


(32)

b. Bagi Akademik

Secara praktis penelitian ini dapat berguna bagi mahasiswa Unikom secara umum, dan mahasiswa program studi komunikasi secara khusus yang dapat dijadikan referensi tambahan terutama bagi peneliti selanjutnya yang akan melanjutkan penelitian pada kajian yang sama.

c. Bagi Perusahaan (Harian Sindo)

Diharapkan dapa memberikan informasi tambahan serta menjadi eveluasi untuk perkembangan dan kemajuan dalama penyajian tata letak halaman muka Harian Sindo.


(33)

DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka

Sebagai acuan dalam meneliti penyajian tata letak halaman muka di Harian Seputar Indonesia Biro Jawa Barat terhadap minat baca masyarakat Kecamatan Coblong, peneliti melakukan tinjauan-tinjauan mengenai bidang keilmuan yang diteliti.

2.1.1 Tinjauan mengenai Komunikasi

Secara sederhana, komunikasi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang pengiriman suatu pesan dari komunikator kepada komunikan. Namun untuk memperjelas kembali tentang definisi, unsur ataupun fungsi, penulis menuangkannya pada beberapa poin berikut:

2.1.1.1 Definisi Komunikasi

Untuk mengetahui komunikasi lebih dalam, maka definisi mengenai komunikasi perlu untuk diketahui. Menurut Cherry dalam Stuart (1983) sebagaimana dikutip dalam Cangara, menyatakan:

“Istilah komunikasi berpangkal pada pendekatan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara 2 orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa


(34)

latin Communico yang artinya membagi”. (Cangara, 2005:18)

Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. (Effendy, 2002:10)

Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold D. Lasswell dalam karyanya, the Structure and Function of Communication in Society. Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: who says what in which channel to whom with what effect? (Effendy, 2002:10)

Sedangkan Sir Geral Barry mengemukakan definisi yang berbeda, sebagaimana buku yang dikutip Widjaja yaitu:

“Berkomunikasi adalah berunding. Bahwa berkomunikasi orang memperoleh pengetahuan, informasi, dan pengalaman karena itu saling mengerti percakapan, keyakinan, keprcayaan, dan kontrol sangat

diperlukan”. (Widjaja, 2000:15)

2.1.1.2 Unsur-unsur Komunikasi

Paradigma Laswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi kelima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan: who says what in which channel to whom with what effect?, yaitu:


(35)

1. Komunikator

Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak karena itu komunikator biasa disebut pengirim, sumber, source atau encoder.

2. Pesan

Pesan (message) dalam proses komunikasi tidak lepas dari simbol dan kode, karena pesan yang dikirim komunikator kepada penerima terdiri atas rangkaian simbol dan kode baik secara verbal maupun non verbal.

3. Media

Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. 4. Komunikan

Komunikan biasa disebut dengan penerima, sasaran, pembaca, pendengar, penonton, pemirsa, audience, decoder atau khalayak. Komunikan dalam studi komunikasi bisa berupa individu, kelompok dan masyarakat.

5. Efek

Efek atau pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. (Effendy, 2002: 10)

2.1.1.3 Fungsi Komunikasi

Begitu pentingnya komunikasi komunikasi dalam hidup manusia, sehingga komunikasi itu sendiri memiliki fungsi-fungsi dalam kehidupan manusia.

Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek mengungkapkan fungsi komunikasi sebagai berikut:

1. Menyampaikan informasi (to inform) 2. Mendidik (to educate)

3. Menghibur (to entertain)

4. Mempengaruhi (to influence) (Effendy, 2003: 8) Menurut Harold D. Laswell dalam bukunya Nurudin yang berjudul Sistem Komunikasi Indonesia mengungkapkan:


(36)

1. Penjagaan atau pengawasan lingkungan (surveilance of the environtment), fungsi ini dijalankan oleh para diplomat, atase dan koresponden luar negeri sebagai usaha menjaga lingkungan.

2. Menghubungkan bagian-bagian yang terpisah dari masyarakat untuk menanggapi lingkungannya (correlation of the part of society in respond to the environment), fungsi ini lebih diperankan oleh editor, wartawan dan juru bicara sebagai penghubung respon internal.

3. Menurunkan warisan sosial dari generasi ke generasi berikutnya (transmission of the social heritage), fungsi ini dijalankan oleh para pendidik di dalam pendidikan formal atau informal karena terlibat mewariskan adat kebiasaan, nilai dari generasi ke generasi. (Nurudin, 2007: 15)

Charles R. Wright menambahkan satu fungsi, yaitu entertainment (hiburan) yang menunjukkan pada tindakan-tindakan komunikatif yang terutama sekali dimaksudkan untuk menghibur dengan tidak mengindahkan efek-efek instrumental yang dimilikinya. (Nurudin, 2007:16)

2.1.2 Tinjauan mengenai Komunikasi Massa 2.1.2.1 Definisi Komunikasi Massa

Definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan oleh Bittner, Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). (Rakhmat, 2011:186).


(37)

Sedangkan menurut Nurudin dalam buku Komunikasi Massa, mengungkapkan:

“Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca/ pendengar/ penonton yang akan coba diraihnya dan

efeknya terhadap mereka” (Nurudin, 2004: 1)

Sedangkan definisi yang lebih lengkap dikemukakan oleh David W. Wright. Menurut Wright, komunikasi massa adalah:

“Bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak -corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut: diarahkan pada khalayak yang relatif besar, heterogen, dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas; komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar (This bew form can be distinguished from older types by the following major characteristics: it is directed toward relatively large, heterogenous, and anonymous audiences; messages are transmitted publicly, often-times ro reach most audience members simultaneouslu, and are transient in character; the communicator tends to be, or to operate within, a complex organization thay may involve great expense)” (Rakhmat, 2011:186).

Definisi yang dikemukakan oleh Wright sekaligus memperlihatkan ciri-ciri dari komunikasi massa yang membedakan konteks komunikasi ini dengan konteks komunikasi yang lain.

2.1.2.2 Ciri-ciri Komunikasi Massa

Menurut Nurudin dalan bukunya Komunikasi Massa menjelaskan terdapat 7 ciri-ciri komunikasi massa, yaitu:


(38)

1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga 2. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen 3. Pesannya bersifat Umum

4. Komunikasinya berlangsung Satu Arah

5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan 6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis

7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gate Keeper (Nurudin, 2004:16)

2.1.2.3 Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa menurut Dominick (dalam Ardianto dkk, 2007) terdiri dari lima fungsi, yaitu:

1. Surveilance (pengawasan). Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama, yaitu warning or beware surveillance (pengawasan peringatan) dan instrumental surveilance (pengawasan instrumental).

2. Interpretation (penafsiran). Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Contoh nyata penafsiran media dapat dilihat pada halaman tajuk rencana surat kabar.

3. Linkage (pertalian). Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

4. Transmission of Values (penyebaran nilai-nilai). Fungsi ini disebut juga sosialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok.

5. Entertainment (hiburan). Melalui berbagai macam program acara yang ditayangkan televisi, khalayak dapat memperoleh hiburan yang dikehendakinya. (Ardianto, 2007:24)

2.1.3 Tinjauan Mengenai Jurnalistik 2.1.3.1 Sejarah Jurnalistik

Pada awalnya, komunikasi antar manusia sangat bergantung pada komunikasi dari mulut ke mulut. Catatan


(39)

sejarah yang berkaitan dengan penerbitan media massa terpicu penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg.

Di Indonesia, perkembangan kegiatan jurnalistik diawali oleh Belanda. Beberapa pejuang kemerdekaan Indonesia pun menggunakan jurnalisme sebagai alat perjuangan. Di era-era inilah Bintang Timoer, Bintang Barat, Java Bode, Medan Prijaji, dan Java Bode terbit.

Pada masa pendudukan Jepang mengambil alih kekuasaan, koran-koran ini dilarang. Akan tetapi pada akhirnya ada lima media yang mendapat izin terbit: Asia Raja, Tjahaja, Sinar Baru, Sinar Matahari, dan Suara Asia.

Kemerdekaan Indonesia membawa berkah bagi jurnalisme. Pemerintah Indonesia menggunakan Radio Republik Indonesia sebagai media komunikasi. Menjelang penyelenggaraan Asian Games IV, pemerintah memasukkan proyek televisi. Sejak tahun 1962 inilah Televisi Republik Indonesia muncul dengan teknologi layar hitam putih.

Masa kekuasaan presiden Soeharto, banyak terjadi pembredelan media massa. Kasus Harian Indonesia Raya dan Majalah Tempo merupakan dua contoh kentara dalam sensor kekuasaan ini. Kontrol ini dipegang melalui Departemen Penerangan dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Hal inilah yang kemudian memunculkan Aliansi Jurnalis


(40)

Independen yang mendeklarasikan diri di Wisma Tempo Sirna Galih, Jawa Barat. Beberapa aktivisnya dimasukkan ke penjara.

Titik kebebasan pers mulai terasa lagi saat BJ Habibie menggantikan Soeharto. Banyak media massa yang muncul kemudian dan PWI tidak lagi menjadi satu-satunya organisasi profesi.

Kegiatan jurnalisme diatur dengan Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 yang dikeluarkan Dewan Pers dan Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 yang dikeluarkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI.

2.1.3.2 Definisi Jurnalistik

Berbagai ahli berusaha mendefinisikan tentang apa itu jurnalistik. Menurut Adinegoro, jurnalistik adalah:

“kepandaian mengarang untuk memberi pekabaran pada masyarakat dengan selekas-lekasnya agar tersiar seluas-luasnya. Sementara menurut ilmu komunikasi, jurnalistik adalah suatu bentuk komunikasi yang menyiarkan berita atau ulasan berita tentang peristiwa sehari-hari yang umum dan aktual dengan secepat-cepatnya”. (Baksin, 2009:47)

John M. Echols dan Hasan Shadaly dalam Kamus Inggris-Indonesia mengartikan journal dengan majalah, surat kabar dan diary atau buku catatan harian. Journalistic sendiri

diartikan sebagai „mengenai kewartawanan’. (Baksin, 2009:50)

Dari asal usul kata atau arti etimologis tersebut, hal-hal yang membangun konsep jurnalistik antara lain: catatan,


(41)

kejadian, kewartawanan dan surat kabar. Dapat disimpulkan, jurnalistik adalah proses penulisan dan penyebarluasan informasi berupa berita, feature, dan opini melalui media massa. (Baksin, 2009:50)

Lanjut oleh Kustadi Suhandang dalam buku Pengantar Jurnalistik mendefinisikan jurnalistik adalah

“Seni dan atau keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan dalam hati nurani khalayaknya, sehingga terjadi perubahan sikap, sifat, pendapat dan perilaku khalayak sesuai dengan kehendak para jurnalisnya.” (Suhandang, 2010:23)

Sedangkan dalam Kamus Jurnalistik yang disusun oleh Asep Syamsul M. Romli menyebutkan bahwa

“jurnalistik merupakan proses atau teknik mencari, mengolah, menulis dan menyebarluaskan informasi berupa beri (news) dan opini (views) kepada publik melalui media massa”. (Romli, 2008: 64)

2.1.3.3 Bentuk-bentuk Jurnalistik

Pada perkembangannya, jurnalistik memberikan bentuk-bentuk media yang berbeda. Kebutuhan khalayak yang berbeda, tingkat ekonomi yang berbeda pula serta kemajuan teknologi yang pesat, melahirkan bentuk-bentuk media jurnalistik tersebut. Berikut bentuk-bentuk jurnalistik yang dirangkum Syarifudin Yunus dalam buku Jurnalistik Terapan.

1. Media cetak, yang terdiri atas surat kabar harian, surat kabar mingguan, tabloid, majalah, bulletin/jurnal, dan sebagainya.


(42)

2. Media elektronik, yang terdiri atas radio dan televisi. 3. Media online, yaitu media internet, seperti website,

blog, dan lain sebagainya. (Yunus, 2010: 27)

2.1.4 Tinjauan Mengenai Surat Kabar 2.1.4.1 Pengertian Surat Kabar

Surat kabar merupakan cikal bakal lahirnya istilah pers di Indonesia. Pers merupakan kependekan dari persuratkabaran, maka tidak heran jika surat kabar dijadikan cikal bakal jurnalistik di Indonesia. Seiring perkembangannya, istilah pers menjadi luas. Tidak hanya surat kabar ataupun media cetak, namun media elektronik seperti televisi dan radio masuk pada klasifikasi pers.

Identitas surat kabar di masyarakat beraneka ragam sebutannya. Surat kabar sering disebut harian, karena terbit tiap hari. Surat kabar juga akrab dengan sebutan koran karena dibuat dari jenis kertas koran.

Sementara itu, Syarifudin Yunus dalam buku Jurnalistik Terapan, menyebutkan pengertian surat kabar yaitu:

“media komunikasi yang berisikan informasi aktual dari berbagai aspek kehidupan, seperti politik, ekonomi, kriminal, seni olahraga, luar negeri, dalam negeri dan sebagainya. Surat kabar lebih menitikberatkan pada penyebaran informasi (fakta maupun peristiwa) agar diketahui publik. Surat kabat umumnya terbit harian, sekalipun ada juga surat kabar mingguan.dari segi ruang lingkupnya, ada surat kabar lokal atau surat kabar


(43)

2.1.4.2 Ciri-ciri Surat Kabar

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, mengutarakan bahwa surat kabar memiliki ciri sebagai berikut:

a. Publisitas

Pengertian publisitas ialah bahwa surat kabar diperuntukan untuk umum; karenanya berita, tajuk rencana, artikel dan lain-lain harus menyangkut kepentingan umum.

b. Universalitas

Universalitas sebagai ciri lain surat kabar menunjukan bahwa surat kabar harus memuat aneka berita mengenai kejadian-kejadian diseluruh dunia dan tentang segala aspek kehidupan manusia.

c. Aktualitas

yang dimaksud aktualitas adalah kecepatan penyampaian laporan mengenai kejadian di masyarakat kepada khalayak. Bagi surat kabar, aktulitas ini merupakan faktor yang amat penting karena menyangkut persaingan dengan surat kabar lain dan berhubungan dengan nama baik surat kabar yang bersangkutan. (Effendy, 1990:154)

Seakan menyempurnakan pengertian yang disampaikan Effendy, Lasa H.S. pun memberikan pengertiannya sebagai berikut:

a. Publisitas

Terbitan ini disebarluaskan ke segenap lapisan masyarakat, dengan tidak memandang pendidikan, pangkat, agama maupun aliran politik. Sasaran pembacanya dari kalangan rendah samapi kalangan tinggi


(44)

Surat kabar terbit dalam waktu yang tetap, tiap hari, seminggu tiga kali dan lain sebagainya.

c. Universal

Surat kabar menyajikan informasi dalam berbagai bidang. Misalnya soal pendidikan, politik, ekonomi, kebudayaan, pertanian, hiburan dan lain sebagainya. d. Aktual

Berita, artikel mapun masalah yang dimuat oleh surat kabar dipilih yang masih hangat, sedang dibicarakan irang. Artinya, peristiwa itu sedang dalam pembicaraan masyarakat atau baru terjadi (Lasa, 1994: 99).

Selain ciri-ciri yang sudah dikemukakan oleh para ahli di atas, surat kabar dituntut untuk bersikap objektif dalam setiap pemberitaannya, seperti yang diungkapkan Rachmadi:

“Objektivitas merupakan nilai etika dan moral yang

harus dipegang teguh oleh surat kabar dalam menjalankan profesi jurnalistiknya. Setiap berita yang disuguhkan itu harus dapat dipercaya dan menarik perhatian pembaca, tidak mengganggu perasaan dan pendapat pembaca. Surat kabar yang baik harus dapat menyajikan hal-hal yang faktual apa adanya, sehingga kebenaran isi berita yang disampaikan tidak menimbulkan tanda tanya” (Rachmadi, 1990: 90).

Dari uraian diatas menunjukan bahwa surat kabar yang merupakan bagian dari pers adalah alat keberlangsungan hidup suatu bangsa. Dalam usaha membelalakan mata bangsa, surat kabar selalu dituntut untuk memberikan kepuasan dalam memenuhi rasa ingin tahu pembaca.

2.1.4.3 Fungsi Surat Kabar

Surat kabar sebagaimana media-media lain memiliki fungsi yang tidak berbeda dengan fungsi pers sendiri. Menurut


(45)

Effendy, dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, fungsi surat kabar dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Fungsi menyiarkan informasi (to inform)

Menyiarkan informasi merupakan fungsi yang pertama dan utama. Khalayak pembaca berlangganan atau membeli surat kabar karena memerlukan informasi mengenai berbagai hal di bumi ini. Mengenai peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan orang lain, apa yang dipikirkan orang lain, apa yang dikatakan orang lain dan sebagainya.

b. Fungsi mendidik (to educate)

Fungsi kedua ialah mendidik. Sebagaimana saran pendidikan massa, surat kabar memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga khalayak pembaca bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini secara implisit dalam bentuk artikel atau tajuk rencana. Kadang-kadang cerita bersambung atau cerita bergambar juga mengandung aspek pendidikan.

c. Fungsi menghibur (to entertain)

Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat oleh surat kabar untuk mengimbangi berita-berita berat (hard news) dan artikel yang berbobot. Isi surat kabar yang bersifat hiburan bisa berbentul cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, karikatur, tidak jarang juga berita yang mengandung minat insani (human interest), dan terkadang dapat berupa tajuk rencana.

d. Fungsi mempengaruhi (to influence)

Fungsinya yang keempat inilah, yakni fungsi mempengaruhi,yang menyebabkan surat kabar memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Fungsi mempengaruhi dari surat kabar, secar implisit terdapat pada tajuk rencana dan artikel (Effendy, 1990: 149-150).


(46)

Sementara itu, F. Rachmadi dalam bukunya, Perbandingan Sistem Pers, surat kabar mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Fungsi mendidik

Dapat dikatakan bahwa di negara-negara berkembang yang rakyatnya belum maju, surat kabar dalam banyak hal merupakan buku pelajaran sehari-hari dan merupakan buku pelajaran paling murah. b. Fungsi menghubungkan

Surat kabar itu menyelenggarakan suatu hubungan sosial antar warga negara yang satu dengan warga negara yang lainnya.

c. Fungsi penyalur dan membentuk pendapat umum Surat kabar tidak hanya menyajikan berita-berita atau informasi, tetapi juga memuat pikiran-pikiran, pandangan atau pendapat (opinion) orang, sehingga surat kabar mempunyai fungsi organ of public information and opinion, dan sebagai organ of public opinion.

d. Fungsi kontrol sosial

Kekuatan utama media massa sebagai alat kontrol sosial terletak pada fungsinya sebgai pengawas lingkungan. Pelaksanaan fungsi kontrol sosial oleh surat kabar sebagian besar ditujukan kepada pemerintah (Rachmadi, 1990: 20-21).

Surat kabar dalam keberadaannya dapat diartikan sebagai lembaga pelayanan masyarakat dalam segi informasi. Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat dilihat bahwa peranan surat kabar sangat penting. Sebagai media pembelalak mata masyarakat mengenai segala sesuatu yang tengah terjadi juga sebagai media penghibur masyarakat.

Dengan demikian, kehadiran surat kabar membawa banyak perubahan pada kehidupan individu dan masyarakat.


(47)

Cakrawala pandangan seseorang menjadi bertambah, sehingga dapat tercipta aspirasi untuk membenahi diri dan lingkungannya.

2.1.5 Tinjauan Mengenai Tata Letak dan Layouter

2.1.5.1 Pengertian Tata Letak

Persaingan antara media elektronik dan media cetak kini semakin ketat. Lebih hebat lagi persaingan di antara media cetak cetak itu sendiri. Seperti barang-barang yang dijual, para penjual berlomba menarik pembeli dengan bungkus atau kotak kemasannya yang menarik. Maka begitu pun surat kabar yang bersaing menampilkan wajahnya yang menarik. Tata letak yang lebih baik dan menarik merupakan salah satu faktor penting yang menyebabkan orang membeli surat kabar tersebut.

Menurut George Scheder, dalam bukunya yang berjudul Perihal Cetak Mencetak, yang dimaksud dengan tata letak adalah:

“mengatur penempatan berbagai unsur komposisi, seperti penempatan foto, penggunaan huruf penggunaan garis-garis, komposisi warna dan ukuran kolom yang disusun secermat mungkin hingga mempunyai daya tarik untuk dibaca.” (Scheder, 1976: 39)

Sedangkan menurut Masmimar Makah, seperti yang dikutip oleh Wibisono dalam buku Pengetahuan Dasar bagi Wartawan Indonesia terbitan Dewan Pers, menyebutkan:


(48)

“Penggunaan unsur grafis seperti huruf, garis, gambar dan warna yang ditata sedemkian rupa, guna kepentingan nilai berita, ruangan dan keindahan, sehingga

membentuk suatu penyajian pesan yang menarik”

(Wibisono, 1977:85).

Jadi dapat disimpulkan, bahwa penampilan tata letak surat kabar tidak lepas dari penggunaan unsur grafis melalui penataan yang sedemikian rupa agar menarik. Sehingga dapat menumbuhkan minat masyarakat untuk membaca surat kabar tersebut.

2.1.5.2 Tujuan Tata Letak

Tata letak adalah taktik, metode khusus yang digunakan untuk memperoleh tujuan dari tata letak itu sendiri. Sebagai taktik, tata letak mempunyai tujuan sebagai berikut:

a. Agar mudah dibaca dan menarik pembaca menelaah tulisan-tulisan.

b. Menyusun berita-berita, sehingga pembaca dengan selayang pandang mengetahui berita-berita mana yang paling penting.

c. Menghasilkan atau menciptakan halaman-halaman yang menarik.

d. Agar mudah dikenali pembaca.

Dari tujuan tata letak yang tertulis di atas, sudah jelas bahwa tata letak harus dapat mengarahkan kepada pembaca guna mengikuti urutan berita-berita yang penting. Bentuk


(49)

susunan dikemas sedemikian rupa, sehingga mudah dibaca dan tampil menarik.

Dengan tujuan surat kabar agar mudah dikenal oleh pembaca, sering digunakan hal-hal yang tetap, seperti nama surat kabat yang mudah dikenal dan dilihat orang. Tetapi seandainya yang terlihat lipatan bawah, tetap orang akan mengenalinya melalui huruf-huruf yang digunakan serta letak berita-berita yang tersaji. Dengan selayang pandang, orang pun akan mengenal surat kabarnya, karena ada yang bisa dikenali.

Dikatakan Scheder, sebuah tata letak dapat dikatakan memuaskan jika dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan positif.

a. Apakah hasilnya sesuai dengan maksud pekerjaan? b. Apakah komposisi dikerjakan dengan baik?

c. Apakah pekerjaan itu memiliki keaslian tertentu? d. Apakah pilihan unsur tata letak seperti penggunaan

huruf, warna, foto sudah merupakan suatu kesatuan? e. Apakah bahasa yang dipakai sudah baik dan tanpa

kesalahan?

f. Apakah pekerjaan tersebut menampilkan rupa yang umum dan bagus? (Scheder, 1976: 41)

Maka tata letak yang baik adalah suatu kompromi antara syarat estetika dan jurnalistik.

2.1.5.3 Jenis Tata Letak

Beberapa ahli mencoba membagi jenis tata letak sesuai corak yang dihidangkan dengan masing-masing variasinya.


(50)

Kustadi Suhandang dalam buku Pengantar Jurnalistik lebih mengistilahkan tata letak sebagai rias wajah (make up) dan berikut adalah jenisnya:

a. Balance Makeup. Merupakan format halaman (suratkabar atau majalah) yang bersifat seimbang dan simetris. Maksudnya, lay out halaman tersebut disediakan untuk menempatkan bahan sajiannya (produk jurnalistik) secara seimbang dan simetris. Artinya, muatan (bobot) produk yang ditempatkan di sebelah kiri dan kanan halaman tersebut seimbang (apabila dilihat dari bobot tipografinya) dan simetris (apabila dilihat dari jenis produknya)

b. Unbalance Makeup. Merupakan penataan produk jurnalistik yang bersifat seimbang tidak simetris. Maksudnya, lay out halaman tersebut disediakan untuk menempatkan bahan sajiannya (produk jurnalistik) secara seimbang namun tidak simetris. Artinya, seimbang muatan (bobot) produknya namun letaknya tidak teratur. Dalam hal ini unbalance makeup hanya menitikbertakan pada bobot tipografinya saja.

c. Cross Makeup. Menempatkan masing-masing produk pada jalur diagonal dari halaman suratkabar atau majalahnya. Dalam hal ini keseimbangan maupun sifat simetrisnya tidak diperhatikan.

d. Circus Makeup. Adalah riasan yang tidak menganut suatu aturan. Semua produk jurnalistik yang menampilkan wajah halaman suratkabar atau majalahnya bisa diletakkan di mana saja asal menarik perhatian dan indah untuk dinikmatinya.(Suhandang, 2010: 202)

Berikutnya Kenneth E. Olson yang juga memaparkan tentang tata letak halaman dalam bukunya Typoghrapy and Machanics of the Newspaper, yang diterjemahkan oleh Wibisono, yaitu:

a. Brace makeup, meminta perhatian pembaca pada bagian kanan atas halaman muka. Yang dianggap terpenting bagian kanan atas itu. Headline-headline yang kurang penting biasanya disusun dengan garis-garis diagonal diseluruh halaman, sehingga mata


(51)

dengan sendirinya bergerak ke sudut kanan. Garis diagonal itu merupakan hipotenusa dari siku-siku atau yang disebut brace.

b. Broken atau Mixed makeup, adalah makeup camupran. Dihindarkan keseimbangan atau yang mengarah-arah kesana. Banyak berita ditempatkan di halaman muka dengan judul-judul yang berlain-lainan ukuran hurufnya serta jumlah kolom yang diliputnya, jaranglah ada gari kolom yang tidak terputus (broken). c. Balanced makeup, mengarah pada simetri melaului keseimbangan. Judul, kotak-kotak, gambar diatur dengan mengacu kepada keseimbangan itu. Corak seperti ini biasanya membosankan.

d. Contras and Balanced makeup, yaitu tetap mencari keseimbangan. Tetapi bukankeseimbangan sempurna dan simetri. Dapat ditukar tiap hari, karena gambar dapat diimbangi dengan boks misalnya. Tidak membosankan.

e. Circus makeup, ialah broken makeup yang ekstrim dengan judul-judul yang hitam menonjol dan banyak bagian-bagian halaman yang minta perhatian. Tidak ada titik pusat perhatian, malah warna-warna kontras seperti merah, kuning diberikan kepada huruf-huruf judul berita. Makeup yang sensasional ini sering dilancarkan untuk memperbesar penjualan eceran. (Wibisono, 1977: 90)

Sementara menurut Edmund C, Arnold yang dikutip Wibisono membagi jenis makeup ke dalam tujuh macam. Berikut penjelasan dari ketujuh macam makeup tersebut:

a. Symmetrical makeup, sama dengan balance makeup. Dapat dikatakan sudah menghilang. Dahulu merupakan makeup halaman muka The New York Time.

b. Informan balanced makeup sama dengan contrast and balanced. Dengan jenis makeup ini,cerita cerita dapat dihidangkan sesuai dengan nilai beritanya. Tidak perlu mengikuti pola-pola tertentu, seperti symmetrical makeup, Informan balanced makeup


(52)

mengundang pembaca karena tidak kaku dan terlihat ramah. Variasi dapat banyak dilakukan. Sejak dulu jenis ini dapat kita lihat pada banyak surat kabar di Indonesia.

c. Quadrant make up meperlakukan empat bagian halaman secara tersendiri. Tiap-tiap daerah itu merupakan pusat pandangan. Tiap bagian itu mempunyai atraksi dasar bagi pembaca. Bahkan atraksi itu mungki gambar-gambar, box atau judul-judul besar. Banyak terdapat pada jenis media cetak yang berbentuk tabloid olah raga yang menampilakn atraksi foto-foto dari bintang-bintang olahraga ditambah tampilan judul berita dengan gaya bahasa yang atraktif.

d. Circus atau razzle dazzle makeup menghindarkan tiap-tiap judul seolah-olah sebgai berita utama. Mula-mula pembaca senang, sehingga penjualan bisa meningkatdibuatnya. Tetapi lama-lama mungkin pembaca jenuh juga mencari-cari mana berita yang utama dan mana yang kurang penting. Bilamana tiap berita judulnya berteriak, pembaca tentu tidak tahu dari mana ia akan mulai membaca. Oleh karena tidak ada pola yang harus diikuti matanya dengan mudah, sehingga matanya seliweran saja melangkahi halaman dan banyak berita. Tetapi ada gunanya makeup semacam ini. Misalnya jika kita mau menarik perhatian umum, dapat kiata berikan dahulu makeup circus. Setelah umum memperhatikannya, maka berangsur-angsur kita sajikan makeup yang lebih jelas dan membimbing mata.

e. Horizontal makeup, pola dsarnya menunjukkan kesatuan-kesatuan horizontal yang kuat sebagai kontras yang menyenangkan terhadap bangun veryikal surat kabar. Halaman terdiri dari kolom-kolom yang vertikal. Sebagai kontras, ditampilkan judul-judul horizontal multi kolom dan tudub berita ditempatkan dibawahnya, sehingga menjadi suatu pola empat segi sebagai suatu kesatuan horizontal. Makeup ini lebih fleksibel dan menghidangkan penghidangan cerita-cerita dengan baik.

f. Brace makeup, susunan penyajian dengan rias pemikat. Pola ini meminta perhatian pembaca pada bagaian kakan atas.

g. Functional makeup, tata letak yang selalu berubah-ubah setiap hari sesuai dengan jenis-jenis berita yang dijadikan berita utama. Ciri-ciri umumnya adalah:


(53)

lebih banyak left di bagian kiri atas. Functional makeup jarang sekali menyambung cerita ke halaman dalam. Jikalau cerita terlalu panjang, maka ia dipecah dua bagian atau lebih. (Wibisono, 1977: 92-93).

Terdapat banyak pilihan dalam penggunaan makeup atau tata letak secara umum. Orientasi surat kabar menjadi pakem dalam pemilihan jenis tata letak itu sendiri. Saat sekarang di era keterbukaan, surat kabar yang berorientasi politik mengalami pertumbuhan yang paling pesat. Hal ini tidak terlepas dari kondisi bangsa Indonesia yang terus mengalami banyak krisis seperti ekonomi dan politik yang berkepanjangan.

Tidak hanya di Jakarta, tingkat melek informasi masyarakat yang meningkat membuat daerah-daerah lainnya tidak kalah bergejolak. Media sebagai penyebar informasi pun telah membuat segmentasi masyarakat mana yang akan dituju dan dengan penyajian tata letak yang bagaimana yang akan digunakan.

Sebagai salah satu surat kabar yang berorientasi pada kualitas quality newspaper, Harian Sindo cenderung menggunakan jenis tata letak informal balanced makeup. Penggunaan jenis ini dapat dibuktikan dengan penempatan foto yang fleksibel dan tidak monoton serta berita-berita yang tersaji pada halaman muka disesuaikan dengan nilai beritanya. Sesuai dengan segmentasi pasar yaitu masyarakat menengah ke atas,


(54)

Harian Sindo mengusung tema elegan dengan komposisi yang tidak terlalu padat sehingga nyaman untuk dibaca.

2.1.5.4 Pengertian Layouter

Layouter merupakan bentuk lain dari desainer yang bergerak di bidang persuratkabaran. Seorang layouter berperan sebagai seniman surat kabar yang meracik kreatifitas menjadi sebuah grafis (Sense of art).

Para layouter/desainer ataupun tim artistik surat kabar merupakan sub bagian yang ada pada bagian Pracetak. Tugas-tugas dari layouter adalah sebagai berikut:

o Mendesain dan me-lay-out setiap halaman dengan

naskah, foto, dan angka-angka

o Mengatur peruntukan halaman untuk naskah

o Untuk memadukan semua unsur seperti kolom, gambar,

huruf, garis dan warna.

o Selain mendesain halaman dan menyetel foto, desainer

juga bertugas mendesain iklan, namun penempatannya sesuai permintaan pemasang iklan


(55)

o Pembagian/penempatan berita apakah hal 1 atau 2 dst,

dengan pertimbangan sesuai nilai berita yang paling actual, hangat dan paling banyak dibicarakan khalayak. 1

2.1.6 Minat Khalayak

Tujuan surat kabar menyajikan perwajahan adalah untuk menarik perhatian khalayak untuk membaca. Penarikan perhatian dimaksudkan agar timbul minat dari khalayak sasaran yang menerima pesan atau melihat sajian tata letak dari surat kabar dengan tujuan akhir pada peningkatan oplah media.

Menurut Erwin P Bettinghaus, seperti dalam buku Persuasive Communication yang dikutip Sastropoetro mengatakan:

“Penanaman pengaruh yang dilakukan oleh pengirim pesan atau

komunikator terhadap penerima atau komunikasn, berupa komunikasi persuasif diharapkan adanya serangkaian perubahan

kognitif yang harus menyertai terjadinya perubahan nyata”

(Sastropoetro, 1986: 14).

Sementara Onong U. Effendy dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi mengemukakan pendapatnya bahwa minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator.

1

http://goresanpenaku.blogspot.com/BelajarbuatlayoutKoranYuuukkkk.htm diakses pada 4 Juni 2012 pkl: 17.31


(56)

Sedangkan pendapat Ben Witherington tentang minat adalah perhatian individu terhadap adanya suatu obyek, seseorang, suatu soal atau situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya yang dilakukan dengan sadar diikuti dengan perasaan senang (Witherington 1991:74).

Ada tahapan-tahapan yang perlu diperhatikan pada diri manusia dalam proses terbentuknya minat. Witherington menyebutkan minat terbentuk dari 3 tahap yaitu :

1. Perhatian, terjadi bila dikonsentrasikan pada salah satu alat indera dan mengesampingkan perhatian melalui indera lain. Objek yang menjadi perhatian ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan personal.

2. Keinginan, merupakan salah satu daya dorong positif yang muncul dari dalam diri seseorang. Daya ini mendorong manusia untuk bergerak mendekati objek atau kondisi tertentu yang diinginkannya.

3. Kesan yang bermanfaat, pesan yang disampaikan harus dirumuskan secara jelas, menggunakan lambang-lambang yang dapat dimengerti bersama minat serta memberikan pemecahan terhadap masalah yang dikomunikasikan (Witherington, 1991:79).

Berdasarkan bahasan di atas, tata letak dapat menunjukkan bagaimana minat khalayak. Maksudnya, pada waktu seseorang menerima pesan dari penyajian tata letak halaman surat kabar, tentunya ada bagian-bagain dari tata letak yang menarik perhatian. Seperti ada sesuatu yang diminati yaitu fasilitas-fasilitas yang akan diperoleh khalayak sasaran. Adanya penonjolan dari penyajian tata letak yang dikirimkan dan akhirnya ada sesuatu harapan dan keinginan untuk memperoleh sesuatu yang menyenangkan dari tata letak yang ditawarkan.


(57)

Maka bila disimpulkan, minat yang timbul dalam diri seseorang itu ada karena diterimanya pesan dari komunikator yang mempengaruhi sikap emosional dari komunikan atau khalayak pembaca. Penyajian pesan yang disampaikan mampu membangkitkan perhatian komunikan, sehingga menimbulkan perasaan tertarik dengan apa yang disampaikan. Akhirnya terjadilah perubahan sikap untuk tertarik menerima pesan, seperti yang diharapkan komunikator.

2.2 Kerangka Pemikiran 2.2.1 Kerangka Teoritis

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui hubungan penyajian tata letak halaman muka Harian Sindo Jabar terhadap minat baca masyarakat Kecamatan Coblong. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, titik fokus penelitian ini adalah hubungan tata letak halaman muka terhadap minat baca masyarakat.

Tata letak sendiri seperti yang telah dikemukakan sebelumnya menurut George Scheder, dalam bukunya yang berjudul Perihal Cetak Mencetak, adalah: mengatur penempatan berbagai unsur komposisi, seperti penempatan foto, penggunaan huruf penggunaan garis-garis, komposisi warna dan ukuran kolom yang disusun secermat mungkin hingga mempunyai daya tarik untuk dibaca. (Scheder, 1976: 39).

Onong U. Effendy dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi mengemukakan pendapatnya bahwa minat adalah


(58)

kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator.

Sedangkan pendapat Ben Witherington tentang minat adalah perhatian individu terhadap adanya suatu obyek, seseorang, suatu soal atau situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya yang dilakukan dengan sadar diikuti dengan perasaan senang (Witherington 1991:74).

Ada tahapan-tahapan yang perlu diperhatikan pada diri manusia dalam proses terbentuknya minat menurut Witherington. menyebutkan minat terbentuk dari 3 tahap yaitu :

1. Perhatian, terjadi bila dikonsentrasikan pada salah satu alat indera dan mengesampingkan perhatian melalui indera lain. Objek yang menjadi perhatian ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan personal.

2. Keinginan, merupakan salah satu daya dorong positif yang muncul dari dalam diri seseorang. Daya ini mendorong manusia untuk bergerak mendekati objek atau kondisi tertentu yang diinginkannya.

3. Kesan yang bermanfaat, pesan yang disampaikan harus dirumuskan secara jelas, menggunakan lambang-lambang yang dapat dimengerti bersama minat serta memberikan pemecahan terhadap masalah yang dikomunikasikan (Witherington, 1991:79).

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa antara minat dengan perhatian selalu berhubungan, dalam prakteknya apa yang menarik minat dapat menyebabkan adanya perhatian dan apa yang menyebabkan adanya perhatian terhadap sesuatu tentu disertai dengan minat.


(59)

Sebagai landasan penelitian ini, peneliti menggunakan model proses komunikasi massa dengan mengikuti formula lasswell sebagai berikut:

Tabel 2.1 Formula Laswell

WHO SAYS

WHAT

IN WHICH CHANEL

TO WHOM WITH WHAT

EFFECT

SIAPA BERKATA

APA MELALUI SALURAN APA KEPADA SIAPA DENGAN EFEK APA

KOMUNIKATOR PESAN MEDIA PENERIMA EFEK

CONTROL STUDIES ANALISIS PESAN ANALISIS MEDIA ANALISIS KHALAYAK ANALISIS EFEK Sumber : Modul 1- 9 Teori Komunikasi, S. Djuarsa Sendjaja. Ph.dkk (1944)

Dengan mengikuti formula Lasswell dapat dipahami bahwa dalam proses komunikasi massa terdapat lima unsur yang disebut komponen atau unsur dalam proses komunikasi massa, yaitu:

1. Who {Siapa}: Komunikator, orang yang menyampaikan pesan dalam proses komunikasi massa, bias perorangan atau mewakili lembaga, organisasi maupun instansi pemerintahan. Segala masalah yang bersangkutan dengan unsur ”Siapa” memerlukan analisis kontrol, yaitu analisis dari riset lapangan.

2. Says What {Berkata Apa}: Pernyataan umum, dapat berupa suatu ide, informasi, opini, pesan, sikap yang sangat erat kaitannya dengan masalah analisis pesan (Ardianto dan Komala 2007:29).


(1)

211

tata letak yang terus di-update maka akan menyegarkan media itu sendiri dan tentu akan lebih menarik untuk dibaca.

6. Merupakan hal yang baik jika Harian Seputar Indonesia terutama divisi sirkulasi untuk lebih merapikan data-data mengenai para pelanggan. Ini menjadi penting guna mengetahui apakah sasaran pembaca Harian Seputar Indonesia telah tepat.

5.2.2 Saran Bagi Peneliti Selanjutnya

Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan kepada peneliti selanjutnya adalah :

1. Kenali atau adakan observasi terlebih dahulu ke perusahaan yang akan dijadikan tempat penelitian, sehingga penelitian lebih mudah dilaksanakan dan arah penelitian dapat lebih mudah dipahami sehingga mempermudah penyusunan skripsi.

2. Bagi mahasiswa, totalitas dalam penelitian dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran itu penting guna menjaga kualitas penelitian dan agar skripsi benar-benar bermanfaat.

3. Selalu menjunjung tinggi nama baik Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Ilmu Humas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.


(2)

212

Ardianto, et.all. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. 2004. Simbiosa Rekatama Media

____________, Metode Penelitian Untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif. 2010. Simbiosa Rekatama Media

Baksin, Askurifai. Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik. 2009. Simbiosa Rekatama Media

Cangara, Hafied. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Creswell, John W. 2010. Design Research: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remadja

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penelitian Universitas Diponegoro.

Nurudin. 2004. Komunikasi Massa. Malang: Cespur

_______.2007. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Purwanto, Djoko. 2003. Komunikasi Bisnis. Surakarta : Erlangga.

Rachmadi, F. 1990. Perbandingan Sistem Pers, Analisis Deskriptif Sistem Pers di Berbagai Negara. Jakarta: Gramedia

Rakhmat, Jalaluddin. 2002. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya


(3)

213

__________________. 2011. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Riduwan. 2008. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta .

Romli, Asep Syamsul M. 2008. Kamus Jurnalistik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Scheder, Georg. 1988. Perihal Cetak Mencetak. Yogyakarta: Karnisius. Soegiono. 2003. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhandang, Kustadi. 2010. Pengantar Jurnalistik. Bandung: Nuansa.

Wibisono, Christianto. 1977. Pengetahuan Dasar Bagi Wartawan Indonesia. Jakarta: Dewan Pers.

Widjaja, H. A. W. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.


(4)

237

Nama : Tommi Andryandy

Nama Panggilan : Tommi

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 16 Agustus 1988 Jenis Kelamin : Laki-laki

Tinggi / Berat Badan : 167 cm / 55 kg

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Hobi : Olahraga, Fotografi, Menulis

Alamat : Jl. PLN No. 12 (Moch Toha) Bandung

No HP : 0857 2272 9217

E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan

 2007 – sekarang : Universitas Komputer Indonesia, Fakultas Ilmu Komunikasi

 2004 – 2007 : SMA Sandhy Putra Bandung  2001 – 2004 : SMPN 10 Bandung

 1995 – 2001 : SDN Pamoyanan Bandung

Keahlian

 Menulis Berita

 Mengoperasikan Komputer dan Internet  Fotografi


(5)

238 Pengalaman Bekerja

Harian Umum Pikiran Rakyat

Sebagai wartawan magang bidang politik, terhitung sejak 1 Juli 2010 – 30 Juli 2010

Harian Seputar Indonesia

Sebagai wartawan magang bidang olahraga dan budaya, terhitung sejak 9 Juni 2011 – 9 Juli 2011

McDonald’s Indonesia

 Sebagai crew McDonald’s cabang Cihampelas Bandung, terhitung sejak Agustus 2009 – Oktober 2010 dan Mei 2011 – September 2011  Sebagai crew McDonald’s cabang Dago Square Bandung, Oktober

2011

 Sebagai crew McDonald’s cabang Kopo Mas Bandung, terhitung sejak Desember 2011 - sekarang

McDonald’s Singapore

Sebagai crew training McDonald’s Siglap Centre Singapore terhitung sejak Oktober 2010 – April 2011

Elora Fotografi

Sebagai fotografer di Elora Fotografi, terhitung sejak Mei 2012-sekarang

Pengalaman Organisasi

 Anggota PRAMUKA SDN Pamoyanan (1995-2001), menjabat sebagai Kepala Satuan pada tahun 2001

 Anggota PKS SMPN 10 Bandung (2001 – 2004) - Menjabat sebagai Humas pada tahun 2003

- Menjabat sebagai Seksi Pelatihan pada tahun 2004  Anggota Remaja Islam Masjid SMPN 10 Bandung (2002- 2004)


(6)

 Anggota Tim Basket SMP Negeri 10 Bandung (2003)

 Anggota Tim Basket SMA Sandhy Putra Bandung (2004-2007)  Anggota OSIS SMA Sandhy Putra Bandung (2006-2007)

- Menjabat sebagai Ketua Divisi Olah Raga dan Seni

 Anggota Himpunan Mahasiswa (HIMA) UNIKOM Bandung (2009-2010) - Menjabat sebagai Ketua Divisi Penerbitan

Pengalaman Kegiatan

 Peserta program Table manner The Jayakarta Hotel Bandung, Januari 2008  Peserta pelatihan Master Of Ceremony UNIKOM Bandung, Mei 2008  Peserta pelatihan Personal Development & Brain Management UNIKOM

Bandung, Mei 2008

 Peserta Mentoring Agama Islam UNIKOM, Juni 2008

 Peserta Jurnalistik Road Show Metro TV – Dies Emas ITB, Maret 2009  Peserta Guest Lecture “The Future of United States of America – Indonesia

Relationship” U.S Embassy, April 2009

 Peserta “A Workshop on Modern Strategic Public Relation” Harian Indo Pos dan PT. Sampoerna, Desember 2009

 Peserta Tour Mass Media 2009 PT Media Indonesia, 2009

 Peserta Seminar “Saatnya Berkarier di Dunia Pertelevisian” Zahwa Production, Universitas Widyatama, November 2009

 Panitia “Communication Cup II” UNIKOM, April 2010  Panitia pelatihan “Dare To Be Leader”, Unikom, Januari 2010  Peserta PERHUMAS MUDA BANDUNG Launching, Juli 2010 Hormat saya,