8 terdakwa I membantu menggugurkan kandungan YN, karena ini adalah
pekerjaannya meskipun ia tidak memiliki kewenangan; 2 Belum dewasa. Terdakwa I, adalah seorang lulusan sarjana sedangkan terdakwa
III, FDC adalah seorang mahasiswa maka dapat dikatakan bahwa kedua terdakwa adalah seseorang yang telah dewasa yang dapat mengambil
keputusan dalam hidupnya; 3 Mabuk. Dalam melakukan percobaaan menggugurkan kandungan, terdakwa I dan III tidak dalam keadaan
mabuk; 4 Gila. Kedua terdakwa adalah laki-laki normal yang sehat secara rohani yang tidak memiliki gangguan kejiwaan.
B. Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Pidana Terhadap Pelaku
Tindak Pidana Aborsi 1.
Pertimbangan Hakim pada putusan No. 42Pid. B2010PN. Klt a.
Pertimbangan Hukum
Tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa dalam dakwaan alternatif yaitu melanggar Pasal 346 KUHP atau Pasal 80 ayat 1 UU
No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan jo. Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Majelis hakim berpendapat bahwa terdakwa melanggar Pasal
346 KUHP.
b. Pertimbangan Hakim
Selain adanya kewajiban untuk menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam
masyarakat dalam mempertimbangkan berat ringannya pidana. Hakim wajib memperhatikan pula sifat yang baik dan jahat dari terdakwa
Pasal 28 ayat 1 dan 2 UU No. 4 tahun 2004 tentang kekuasaan kehakiman. Maka dari itu, sebelum menjatuhkan pidana terhadap
9 terdakwa, majelis hakim terlebih dahulu memperhatikan hal-hal yang
memberatkan maupun yang meringankan terdakwa. Pertimbangan hakim yang digunakan untuk memutus perkara
berdasar pada peraturan perundangan dan hati nurani. Sementara itu, pada putusan ini, pidana bagi terdakwa dalam waktu lima bulan
adalah waktu yang sangat singkat karena hanya sepersepuluh dari ancaman maksimal dari Pasal 346 KUHP. Mengenai sanksi pidana
yang diberikan, hakim memberikan pertimbangannya pada aturan yang ada dalam KUHP saja tanpa mempertimbangkan aturan khusus.
2. Pertimbangan Hakim pada Putusan No. 111Pid.B2009PN. Ung
a. Pertimbangan Hukum
Para terdakwa oleh penuntut umum didakwa dengan dakwaan alternatif yaitu melakukan perbuatan sebagaimana diatur dan diancam
dalam Pasal 80 ayat 1 UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan Jo. Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP atau Pasal 348 ayat 1 KUHP Jo. Pasal
53 ayat 1 KUHP Jo. Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Dalam hal pembuktian, majelis hakim diberi kebebasan untuk memilih dakwaan
mana yang paling tepat dan sesuai dengan fakta-fakta yang terungkap di persidangan, dan dalam hal ini majelis hakim cenderung untuk
memilih dan membuktikan dakwaan kedua.
b. Pertimbangan Hakim
Di dalam memutuskan perkara ini, hakim menimbang bahwa selama pemeriksaan di persidangan majelis hakim tidak menemukan
adanya alasan pemaaf yang dapat menghapus kesalahan para terdakwa