commit to user
26
No. 36 Tahun 2008. Perubahan Undang-Undang Pajak Penghasilan dimaksud tetap berpegang pada prinsip-prinsip perpajakan yang dianut secara universal,
yaitu keadilan, kemudahan, dan efisiensi administrasi serta peningkatan dan optimalisasi penerimaan negara dengan tetap mempertahankan self
assessment system. Undang-Undang Pajak Penghasilan PPh mengatur pajak atas
penghasilan laba yang diterima atau diperoleh pribadi ataupun badan. Undang-Undang PPh mengatur subjek pajak, objek pajak, serta cara
menghitung dan cara melunasi pajak yang terutang. Undang-Undang PPh juga lebih memberikan fasilitas kemudahan dan keringanan bagi Wajib Pajak
dalam melaksanakan kewajiban perpajakan. Undang-Undang PPh menganut asas materril artinya, penentuan
megenai pajak yang terutang tidak tergantung pada surat ketetapan pajak.
a. Subjek Pajak dan Wajib Pajak
Pajak Penghasilan dikenakan terhadap Subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam Tahun Pajak. Yang menjadi
Subjek Pajak adalah Mardiasmo, 2008:129: 1 Orang pribadi dan warisan yang belum terbagi sebagai kesatuan
menggantikan yang berhak. 2 Badan, terdiri dari PT, CV, perseroan lainnya, BUMN BUMD,
dengan nama dan bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan perkumpulan, yayasan, organisasi massa,
commit to user
27
organisasi social politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, dan bentuk badan lainnya.
3 Bentuk Usaha Tetap BUT Subjek pajak dapat dibedakan menjadi:
a Subjek Pajak dalam negeri yang terdiri: 1 Subjek Pajak orang pribadi yaitu:
- Orang pribadi yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 seratus delapan puluh tiga hari tidak harus
berturut-turut dalam jangka waktu 12 bulan dua belas bulan, atau
- Orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat bertempat tinggal di Indonesia.
2 Subjek Pajak badan, yaitu badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia.
3 Subjek Pajak warisan, yaitu warisan yang belum dibagi satu kesatuan, menggantikan yang berhak.
b Subjek Pajak luar negeri yang terdiri dari: 1 Subjek Pajak orang pribadi, yaitu orang pribadi yang tidak
bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 seratus delapan puluh tiga hari dalam jangka waktu 12
dua belas bulan yang:
commit to user
28
a Menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.
b Dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui
bentuk usaha tetap di Indonesia. 2 Subjek Pajak badan, yaitu badan yang tidak didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di Indonesia yang: a Menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk
usaha tetap di Indonesia. b Dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia
bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.
Subjek Pajak dalam negeri menjadi Wajib Pajak apabila telah menerima atau memperoleh penghasilan. Sedangkan Subjek Pajak luar
negeri sekaligus menjadi Wajib Pajak sehubungan dengan penghasilan yang diterima dari sumber penghasilan di Indonesia atau diperoleh
melalui bentuk usaha tetap di Indonesia. Dengan kata lain, Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang telah memenuhi kewajiban subjektif
dan objektif.
commit to user
29
Perbedaan Wajib Pajak dalam negeri dan Wajib Pajak luar negeri, antara lain:
Wajib Pajak Dalam Negeri Wajib Pajak Luar Negeri
Dikenakan pajak atas penghasilan baik yang diterima atau diperoleh
dari Indonesia dan dari luar Indonesia.
Dikenakan pajak
hanya atas
penghasilan yang berasal dari sumber penghasilan di Indonesia.
Dikenakan pajak
berdasarkan penghasilan netto
Dikenakan pajak
berdasarkan penghasilan bruto
Tarif pajak
yang digunakan
adalah tarif umum tarif UU PPh pasal 17
Tarif pajak yang digunakan adalah tarif sepadan tarif UU PPh pasal
26 Wajib menyampaikan SPT
Tidak wajib menyampaikan SPT
b. Objek Pajak