Definisi Operasional KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN DAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SMA NEGERI DI KABUPATEN CIREBON.

13

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini terdiri atas manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Ditinjau dari aspek pengembangan ilmu teoritis, penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu administrasi pendidikan aspek pengembangan sumber daya manusia. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan studi lanjutan yang relevan dan sebagai bahan kajian tentang upaya peningkatan kompetensi profesional guru.

2. Manfaat Praktis

Ditinjau dari aspek praktis manfaat dari penelitian ini adalah bahwa informasi dan kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh, akan dijadikan dasar untuk memberikan masukan kepada para pengawas sekolah yang mudah-mudahan berguna sebagai bahan rujukan dalam menyusun strategi kepengawasan terutama dalam memberikan motivasi terhadap guru agar para guru dapat memaksimalkan potensi yang dimilikinya, dan bagi pengelola MGMP digunakan sebagai bahan rujukan dalam menyusun strategi bentuk pengelolan kegiatan MGMP yang ideal pada perode berikutnya. Bagi guru mendapat supervisi klinis dari pengawas dan mengikuti kegiatan MGMP adalah sebagian kegiatan dalam upaya peningkatan profesionalismenya, yang paling penting justru muncul motivasi yang tinggi dari dalam diri guru bersangkutan untuk selalu meningkatkan kompetensi profesionalnya secara terus menerus.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti. Masri.S 2003:46-47 memberikan pengertian tentang definisi 14 operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel, dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk palaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Lebih lanjut Masri. S mengatakan : ”dari informasi tersebut akan mengetahui bagaimana caranya pengukuran atas variabel itu dilakukan. Dengan demikian peneliti dapat menentukan apakah prosedur pengukuran yang sama akan dilakukan atau diperlukan prosedur pengukuran baru. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi operasional itu harus dapat diukur dan spesifik serta bisa dipahami oleh orang lain, adapun definisi operasional adalah : 1. Supervisi Pengajaran X 1 yaitu suatu proses bimbingan yang dilakukan pengawas sekolah dengan tujuan untuk membantu pengembangan profesional guru, khususnya dalam penampilan mengajar berdasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan obyektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku mengajar. Skor angket diperoleh dari persepsi: 1 Supervisi Pembelajaran; 2 Pelaksanaan Supervisi Klinis; dan 3 Implikasi Supervisi Klinis. 2. Manajemen Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran X 2 yaitu suatu wadah kegiatan profesional guru mata pelajaran sejenis untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar. Skor angket diperoleh dari persepsi: 1 . Perencanaan Kegiatan MGMP 2 Pelaksanaan Kegiatan MGMP; dan 3 . Hasil Kegiatan MGMP 3. Kompetensi Profesional Guru Y yaitu kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesinya yang diperoleh berdasarkan skor angket persepsi terhadap komponen kompetensi profesional yang meliputi ; 1 penguasaan bahan; 2 15 ρ .x 1 .y ρ .x 2 .y R.x 1 .x 2 .y ρ y ε mengelola program pengajaran; 3 mengelola kelas; 4 menggunakan media dan sumber belajara; dan 5 melakukan penilaian hasil belajar siswa. Keterkaitan antara variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini, dapat dijelaskan pada paradigma penelitian sebagai berikut : Keterangan : X 1 : Supervisi Pengajaran variabel eksogen = variabel bebas X 2 : Musyawarah Guru Mata Pelajaran variabel eksogen = variabel bebas Y : Kompetensi Profesional Guru variabel endogen = variabel terikat Gambar 1.1 Model Keterkaitan Variabel Penelitian

G. Asumsi-asumsi

Dokumen yang terkait

Pembinaan kompetensi profesional Guru Melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PAI tingkat SMPM di Jakarta Barat

0 62 107

Peran Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Dalam Pengembangan Kompetensi Profesional Guru Sejarah Pada SMA Di Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2010 2011

0 7 146

KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN, SARANA PRASARANA DAN KOMITMEN TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI Kontribusi Supervisi Pengajaran, Sarana Prasarana Dan Komitmen Terhadap Kinerja Guru Di SMA Negeri Kabupaten Grobogan.

0 2 15

KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN, SARANA PRASARANA DAN KOMITMEN TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI Kontribusi Supervisi Pengajaran, Sarana Prasarana Dan Komitmen Terhadap Kinerja Guru Di SMA Negeri Kabupaten Grobogan.

0 2 12

PENDAHULUAN Kontribusi Supervisi Pengajaran, Sarana Prasarana Dan Komitmen Terhadap Kinerja Guru Di SMA Negeri Kabupaten Grobogan.

0 2 5

KEGIATAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PKn SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKn Sebagai Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru (Studi Eksplorasi Pada MGMP PKn Sub Rayon 02 Ka

0 0 16

PENGARUH MANAJEMEN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SERTA IMPLIKASINYA PADA KINERJA GURU MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI SE-KOTA BANDUNG.

0 2 60

PERAN FORUM MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN TERHADAP KOMPETENSI GURU DI MGMP GEOGRAFI TINGKAT SMA KABUPATEN BANDUNG.

0 0 65

KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SD DI GUGUS VI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2013.

0 1 89

Pengaruh supervisi akademik, peran serta pada musyawarah guru mata pelajaran dan motivasi guru terhadap kinerja guru SMK negeri di Kabupaten Kulon Progo

0 1 10