PENGARUH MANAJEMEN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SERTA IMPLIKASINYA PADA KINERJA GURU MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI SE-KOTA BANDUNG.
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PELAJARAN (MGMP) TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SERTA IMPLIKASINYA
PADA KINERJA GURU MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI SE-KOTA BANDUNG
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh :
Raden Roro Suci Nurdianti, S.Pd
NIM. 1102636
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN EKONOMI
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
(2)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional
dan Kompetensi Pedagogik Guru serta Implikasinya
pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi di SMA
Negeri Se-Kota Bandung
Oleh :
Raden Roro Suci Nurdianti, S.Pd
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Ekonomi
© Raden Roro Suci Nurdianti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(3)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
(4)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Raden Roro Suci Nurdianti (1102636) “PENGARUH MANAJEMEN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA GURU MATA PELAJRAN EKONOMI DI SMA NEGERI SE-KOTA BANDUNG“ di bawah bimbingan Prof. Dr. H. Disman, MS dan Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya kinerja guru. Hal ini dilatarbelakangi hasil Uji Kompetensi Awal pada tahun 2012 lalu yakni dengan nilai rata-rata sebesar 42,5 dan nilai tertinggi yang hanya mencapai 50,1. Kinerja sangat dipengaruhi oleh faktor kompetensi, dan salah satu faktor yang mempengaruhi kompetensi yaitu program pengembangan keprofesionalan berkelanjutan melalui kegiatan MGMP.
Tujuan penelitian ini untuk mengukur pengaruh penyelenggaraan MGMP Ekonomi terhadap Kompetensi Profesional dan Kompetensi Pedagogik serta implikasinya terhadap kinerja guru Ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung. Populasi dalam penelitian yaitu guru ekonomi di SMA Negeri Kota Bandung yang aktif dalam kegiatan MGMP. Pemilihan sampel dilakukan melalui metode proportionate random sampling. Data diperoleh dari sumber primer melalui angket, dan informasi dari pihak MGMP Ekonomi.
Hasil penelitian menunjukkan Efektivitas MGMP (X) berpengaruh positif terhadap Kompetensi Profesional (Y1) dan Kompetensi Pedagogik (Y2). Artinya semakin efektif penyelenggaraan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), akan mempengaruhi Kompetensi Profesional dan Kompetensi Pedagogik Guru. Selain itu, terdapat pula pengaruh yang positif antara Efektivitas MGMP (X), Kompetensi Profesional (Y1) dan Kompetensi Pedagogik (Y2) terhadap Kinerja Guru (Y3). Terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung dari Efektivitas MGMP terhadap Kinerja Guru. Adapun pengaruh tidak langsung yakni melalui variabel Kompetensi Profesional (Y1) dan Kompetensi Pedagogik (Y2).
Implikasi dari penelitian ini yaitu diharapkan semua pihak yang berperan dalam proses pendidikan khususnya guru, pihak sekolah, dan pemerintah lebih memberdayakan forum MGMP yang telah dibentuk oleh para guru, guna pengembangan kompetensi dan kinerja guru khususnya dalam upaya mencetak guru professional untuk kualitas pendidikan yang lebih baik. Selain itu, motivasi guru dalam berpartisipasi dalam program-program yang diselenggarakan oleh MGMP pun harus ditingkatkan lebih lanjut lagi.
(5)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Kata Kunci : Efektivitas Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP),
(6)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Raden Roro Suci Nurdianti (1102636) “THE IMPACT OF TEACHER’S COUNCIL MANAGEMENT ON TEACHER PROFFESIONAL AND PEDAGOGICAL COMPETENCE AND IT’S IMPLICATION TO THE PERFORMANCE OF ECONOMICS TEACHER IN SENIOR HIGH SCHOOL AT BANDUNG CITY“ under the guidance of Prof. Dr. H. Disman, MS and Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS.
The problem of this study is the low performance of teachers. This is based on Competency Test results in 2012 with means score 42.5 and the highest score only 50.1. Performance is strongly influenced by the factors of competence, and one of the factors that affect the competence of continuous professional development program through Teacher’s Council.
The purpose of this study to measure the impact of the Effectivity of the Economic Teacher’s Council tho the Professional Competence and Pedagogic Competence and also the implications for the performance of Senior High School Economics teacher in Bandung. Population in this study is economics teacher in Senior High School at Bandung which active in Teacher’s Council. Sample taken through proportionate random sampling method. Data obtained from primary sources through the questionnaire, and information from the Economic Teacher’s Council..
The results showed Teacher Council Effectiveness (X) has positive influence on Professional Competence (Y1) and the Pedagogic Competence (Y2). This means that the effective implementation of Teacher Council (MGMPs), will affect the Professional Competence and Pedagogic Competence. In addition, there is also a positive influence between Teacher Council Effectiveness (X), Professional Competence (Y1) and Pedagogic Competence (Y2) on Teacher Performance (Y3). There is a direct and indirect influence of the Teacher Council effectiveness to the Performance of Teacher. The indirect influence effect teacher performance through the variable of Professional Competence (Y1) and the Pedagogic Competence (Y2).
The implication of this research is all the parts involved in the process of education, especially teachers, schools, and government is more increasing teacher’s council that built by teachers, as some kinds of teachers' competence development and also to increase their performance for better education . In addition, teachers' motivation to participate in programs organized by the teacher’s council must be improved.
Keywords: Teacher’s Council Effectiveness (MGMP), Professional Competence,
(7)
i
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMAKASIH... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 9
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 10
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS .... 12
2.1 Kajian Pustaka ... 12
2.1.1 Kinerja ... 12
2.1.1.1 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 14
2.1.1.2 Teori Kinerja ... 15
2.1.1.3 Kinerja Guru ... 21
2.1.2 Kompetensi... 29
2.1.2.1 Kompetensi Guru ... 32
2.1.2.2 Kompetensi Guru Bidang Studi Ekonomi ... 33
2.1.3 Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) ... 44
2.1.3.1 Efisiensi dan Efektivitas Manajemen ... 47
2.1.3.3 Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) ... 51
2.1.4 Kajian Hasil Penelitian Empirik ... 59
(8)
ii
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2.3 Hipotesis ... 65
BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 67
3.1 Objek Penelitian ... 67
3.2 Metode Penelitian ... 67
3.3 Populasi dan Sampel ... 68
3.4 Operasionalisasi Variabel ... 72
3.5 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 81
3.6 Pengujian Instrument Penelitian ... 81
3.6.1 Uji Validitas Instrumen ... 82
3.6.2 Uji Reliabilitas ... 87
3.7 Teknik Analisis Data ... 88
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 94
4.1 Hasil Penelitian ... 94
4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 94
4.1.2 Deskripsi Responden Penelitian ... 97
4.1.3 Deskripsi Variabel Penelitian ... 98
4.2 Pengujian Statistika ... 130
4.2.1 Uji Prasyarat Analisis ... 130
4.2.2 Pengujian Hipotesis ... 132
4.3 Pembahasan ... 132
4.3.1 Efektivitas MGMP terhadap Kompetensi Profesional ... 132
4.3.2 Efektivitas MGMP Ekonomi terhadap Kompetensi Pedagogik ... 140
4.3.3 Kompetensi Profesional terhadap Kinerja Guru ... 141
4.3.4 Kompetensi Pedagogik terhadap Kinerja Guru... 142
4.3.5 Efektivitas MGMP terhadap Kinerja Guru ... 143
(9)
iii
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
5.1 Kesimpulan ... 145
5.2 Rekomendasi ... 146
DAFTAR PUSTAKA ... 147
LAMPIRAN ... 151
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Nilai Ujian Kompetensi Awal Terbesar Per-Provinsi di Indonesia……….. ... 4
Tabel 2.1 Kompetensi Pedagogik Guru ...33
Tabel 2.2 Indikator Kompetensi Kepribadian Guru ...39
Tabel 2.3 Indikator Kompetensi Sosial Guru ...42
Tabel 2.4 Indikator Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran Ekonomi ...44
Tabel 3.1 Jumlah Guru Ekonomi di SMA Negeri se-Kota Bandung ...70
Tabel 3.2 Pengambilan sampel guru ekonomi ...71
Tabel 3.3 Uji Validitas Variabel Efektivitas MGMP ...83
Tabel 3.4 Uji Validitas Variabel Kompetensi Profesional ...84
Tabel 3.5 Uji Validitas Variabel Kompetensi Pedagogik ...85
Tabel 3.6 Uji Validitas Variabel Kinerja Guru ...86
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ...88
Tabel 4.1 Jumlah dan Jenis Sekolah Negeri dan Swasta di Kota Bandung ...95
Tabel 4.2 Daftar SMA Negeri di Kota Bandung………...………….. 96
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... ………..97
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... ...97
Tabel 4.5 Skor Responden Mengenai Perencanaan MGMP ... ………...99
Tabel 4.6 Skor Responden Mengenai Pelaksanaan MGMP ... 100
Tabel 4.7 Skor Responden Mengenai Evaluasi MGMP ... 101
Tabel 4.8 Deskripsi Statistik Variabel Efektivitas MGMP ... 102
Tabel 4.9 Pencapaian Skor Total Variabel Efektivitas MGMP ... 102
Tabel 4.10 Skor terhadap Indikator : Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran Ekonomi ... 104
(10)
iv
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.11 Skor terhadap Indikator : Menguasai standar kompetensi dan
kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu ... 105
Tabel 4.12 Skor terhadap Indikator : Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif ... 106
Tabel 4.13 Skor terhadap Indikator : Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. ... 108
Tabel 4.14 Skor terhadap Indikator : Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Mengembangkan Diri…... 109
Tabel 4.15 Deskripsi Variabel Kompetensi Profesional……… 110
Tabel 4.16 Skor Total Variabel Kompetensi Profesional ... 111
Tabel 4.17 Skor Responden Mengenai Indikator : Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual ... 112
Tabel 4.18 Skor terhadap Indikator : Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. ... 113
Tabel 4.19 Skor terhadap Indikator : Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu ... 116
Tabel 4.20 Skor Indikator : Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik... 115
Tabel 4.21 Skor terhadap Indikator : Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran ... 116
Tabel 4.22 Skor Indikator : Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki ... 118
Tabel 4.23 Skor Indikator : Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik ... 119
Tabel 4.24 Skor Indikator : Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar ... 120
Tabel 4.25 Skor Indikator : Memanfaatkan Hasil Penilaian Dan Evaluasi Untuk Kepentingan Pembelajaran ... 122
Tabel 4.26 Skor Indikator : Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran ... 123
Tabel 4.27 Deskripsi Statistik Variabel Tingkat Kompetensi Pedagogik 124 Tabel 4.28 Skor Variabel Tingkat Kompetensi Pedagogik ... 124
Tabel 4.29 Skor terhadap Indikator Perencanaan Pembelajaran ... 126
Tabel 4.30 Skor terhadap Indikator Pelaksanaan Pembelajaran ... 127
Tabel 4.31 Skor terhadap Indikator Evaluasi Pembelajaran ... 128
Tabel 4.32 Deskripsi Statistik Variabel Kinerja Guru ... 129
(11)
v
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.34 Uji Normalitas Data Penelitian ... 130
Tabel 4.35 Uji Linearitas Data ... 131
Tabel 4.36 Hasil Uji Hipotesis Sub – Struktur 1 ... 132
Tabel 4.37 Hasil Uji Hipotesis Sub – Struktur 2 ... 133
Tabel 4.38 Hasil Uji F – Statistik Sub Struktur 3 ... 134
Tabel 4.39 Hasil Uji t Hipotesis 3 ... 135
Tabel 4.40 Hasil Uji t Hipotesis 4 ... 136
Tabel 4.41 Hasil Uji t Hipotesis 5 ... 137
(12)
vi
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Kinerja Gibson ...17
Gambar 2.2 Theory of Goal Setting & Task Performance oleh Locke / Latham ...19
Gambar 2.3 Model Kompetensi Dalam Hubungan Variabel Antara Karakteristik Individu Dan Performansi Kerja ... 30
Gambar 2.4 Karakteristik Kompetensi ... 32
Gambar 2.5 Tiga Perspektif Efektivitas dan Faktor Penyebabnya ...48
Gambar 2.6 Paradigma Penelitian ...65
Gambar 3.1 Garis Kontinum Variabel ... 88
Gambar 4.1 Garis Kontinum untuk Indikator Perencanaan MGMP ...98
Gambar 4.2 Garis Kontinum untuk Indikator Pelaksanaan MGMP ...99
Gambar 4.3 Garis Kontinum untuk Indikator Evaluasi MGMP ...100
Gambar 4.4 Garis Kontinum untuk variabel Efektivitas MGMP ...101
Gambar 4.5 Garis Kontinum untuk Indikator : Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran Ekonomi ... 103
Gambar 4.6 Garis Kontinum untuk Indikator Penguasaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran yang diampu ...105
Gambar 4.7 Garis Kontinum untuk Indikator : Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif ...106
Gambar 4.8 Garis Kontinum untuk Indikator Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif ...107
Gambar 4.9 Garis Kontinum untuk Indikator Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Mengembangkan Diri ...109
Gambar 4.10 Garis Kontinum untuk Indikator Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual ...111
Gambar 4.11 Garis Kontinum untuk Indikator Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik ... 112
Gambar 4.12 Garis Kontinum untuk Indikator Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu ...114 Gambar 4.13 Garis Kontinum untuk Indikator : Menyelenggarakan 115
(13)
vii
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pembelajaran yang Mendidik ... Gambar 4.14 Garis Kontinum untuk Indikator : Memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran ...116
Gambar 4.15 Garis Kontinum untuk Indikator : Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki ...117
Gambar 4.16 Garis Kontinum untuk Indikator : Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik ...119
Gambar 4.17 Garis Kontinum untuk Indikator : Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar ...120
Gambar 4.18 Garis Kontinum untuk Indikator : Memanfaatkan Hasil Penilaian Dan Evaluasi Untuk Kepentingan Pembelajaran ...121
Gambar 4.19 Garis Kontinum untuk Indikator : Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran ...123
Gambar 4.20 Garis Kontinum untuk Indikator Kinerja Guru terkait Perencanaan Pembelajaran ...125
Gambar 4.21 Garis Kontinum untuk Indikator Kinerja Guru terkait Pelaksanaan Pembelajaran ...126
Gambar 4.22 Garis Kontinum untuk Indikator Evaluasi Pembelajaran ...127
Gambar 4.23 Garis Kontinum untuk Variabel Kinerja Guru ...128
Gambar 4.24 Model Sub – Struktur I ... 132
Gambar 4.25 Model Sub – Struktur 2 ... 133
(14)
1
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional). Pelaksanaan pendidikan di Indonesia masih mengalami
berbagai macam hambatan, bahkan sebagian besar terletak pada proses
pembelajaran. Dalam suatu proses pendidikan, guru memegang peranan yang
sangat penting, sebab keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan sangat
tergantung pada guru. Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Bersama Menteri
Pendidikan Nasional No. 14 Tahun 2010 mengenai Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Guru, bahwa “Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Dari pengertian tersebut terlihat bahwa guru merupakan fasilitator utama dalam suatu proses pendidikan, sehingga
diperlukan guru yang berkualitas guna tercapainya suatu pendidikan yang juga
(15)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Fullan (2001) dalam Ahmad Rizali, Indra Djati, dan Satria Darma (2009 :
12) mengatakan bahwa kelas dan sekolah baru akan efektif apabila (1) kita
merekrut orang-orang terbaik untuk menjadi guru dan (2) lingkungan kerja dibuat
nyaman dan kondusif untuk bekerja dan mendorong guru berkarya agar guru tidak
loncat mencari pekerjaan lain. Dari pendapat tersebut, guru merupakan kunci
utama efektivitas di dalam kelas dan sekolah. Ini diperkuat dengan pendapat
Muhibbuddin (2008) dalam artikel Ilham Alfian Noor “Kompetensi Guru dan
Efektivitas Sumber Belajar”, yaitu sebagai berikut :
“Salah satu fungsi guru adalah sebagai pengelola kegiatan belajar
mengajar. Sebagai pengelola pembelajaran (learning manager), guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa. Sehingga kemampuan pengelolaan kelas sangat penting untuk dikuasai oleh guru, apalagi untuk model pembelajaran di luar kelas.” Peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu
pendidikan formal. Untuk itu guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk
mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya, dalam
kerangka pembangunan pendidikan. Guru mempunyai fungsi dan peran yang
sangat strategis dalam pembangunan bidang pendidikan, dan oleh karena itu perlu
dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat. Undang-Undang No. 14 tahun
2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 4 menegaskan bahwa guru sebagai agen
pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk
dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, guru wajib untuk memiliki syarat
(16)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Menurut Mulyasa (2011 : 18), karakteristik guru yang dinilai kompeten
secara profesional adalah mampu mengembangkan tanggung jawab dengan
baik,melaksanakan peran dan fungsinya dengan tepat, mampu bekerja untuk
mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah dan mampu melaksanakan peran dan
fungsinya dalam pembelajaran di kelas. Jadi, guru yang profesional adalah guru
yang memiliki kompetensi atau standar mutu yang dipersyaratkan untuk
melakukan tugas pendidikan dan pengajaran serta mengedepankan nasib peserta
didiknya untuk bisa menggunakan potensi dan kecakapan yang dimilikinya.
Berbagai fakta menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia
sangat memprihatinkan. Sebagaimana dikemukakan Hamzah B. Uno dan Nina
Lamatenggo (2012 : 20) bahwa hal tersebut tercermin antara lain dari hasil studi
kemampuan membaca untuk tingkat sekolah dasar (SD) yang dilaksanakan oleh
organisasi International Educational Achievement (IEA) menunjukkan bahwa
siswa SD di Indonesia berada pada urutan ke-38 dari 39 negara peserta studi.
Sementara untuk tingkat sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), studi untuk
kemampuan matematika siswa SLTP di Indonesia berada pada urutan ke-39 dari
42 negara, dan untuk kemampuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) hanya berada
pada urutan ke-40 dari 42 negara peserta. Permasalahan-permasalahan ini menjadi
salah satu ciri bahwa kinerja pendidikan Indonesia masih cukup rendah.
Pernasalahan pendidikan yang terjadi di Indonesia tentunya tidak terlepas dari
peranan berbagai Sumber Daya Manusia yang ada didalamnya, salah satunya
(17)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Pemerintah sempat menyelenggarakan Ujian Kompetensi Awal bagi
guru-guru yang akan mengikuti sertifikasi. Ternyata hasil yang diberikan tidak
maksimal. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata sebesar 42,5 dengan rincian nilai
yang dapat dilihat pada tabel 1.1.
Data hasil Uji Kompetensi Awal yang telah dilakukan di awal tahun 2012
tersebut menunjukkan bahwa sebagian guru-guru yang terdapat di Kota Besar di
Indonesia kenyataannya masih memiliki wawasan yang sempit mengenai profesi
yang dijalaninya. Dengan rata-rata sebesar 42,5 dan nilai tertinggi 50,1
memperlihatkan bahwa sebagian besar guru di Indonesia belum memiliki
kompetensi yang memadai. Untuk provinsi Jawa Barat sendiri, rata-rata nilai yang
diperoleh dalam UKA adalah sebesar 44,0. Nilai tersebut cukup memprihatinkan.
Pasalnya, diantara provinsi lainnya di pulau jawa, Jawa Barat menduduki nilai
yang terendah. Jawa Barat yang menyumbang hampir seperlima penduduk
Indonesia, tentu memiliki pengaruh besar terhadap pencapaian pendidikan di
Indonesia. Bagi Jawa Barat sendiri, kualitas SDM bisa dilihat dari capaian ini.
(Rieke Diah Pitaloka & Teten Masduki, 2013, “Ada apa dengan pendidikan di
Jawa Barat?”)
Tabel 1.1
Nilai Ujian Kompetensi Awal Terbesar Per-Provinsi di Indonesia
No. Provinsi Nilai
1. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 50,1
2. DKI Jakarta 49,2
3. Bali 48,9
4. Jawa Timur 47,1
(18)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
6. Jawa Barat 44,0
7. Kepulauan Riau 43,8
8. Sumatera Barat 42,7
9. Papua 41,1
10. Banten 41,1
Sumber : Jawa Pos Group Online 2012
Pada dasarnya terdapat empat kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang guru, diantaranya Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional,
Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Pribadi. Dari keempat kompetensi yang
harus dimiliki guru, dua di antaranya dinilai masih menjadi problem serius dan
krusial di kalangan guru, yakni kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesional. Dari aspek kompetensi pedagogik, misalnya, guru dinilai belum
mampu mengelola pembelajaran secara maksimal, baik dalam hal pemahaman
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, maupun pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya. Dari aspek kompetensi profesional, banyak guru yang
dianggap masih “gagap” dalam menguasai materi ajar secara luas dan mendalam sehingga gagal menyajikan kegiatan pembelajaran yang bermakna dan
bermanfaat bagi siswa. (Sawali Tuhusetya : 2008, Mampukah Pemberdayaan
MGMP Menjadi “Therapi Kejut” bagi Guru?)
Kompetensi guru juga menentukan kinerja guru. Apabila kompetensi guru
masih cukup rendah, tentunya kinerja guru yang bersangkutan pun belum optimal.
Walaupun terdapat berbagai program pemerintah guna mengevaluasi kinerja guru,
(19)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
lapangan. Fenomena yang terjadi adalah kinerja guru yang sudah lolos sertifikasi
masih belum memuaskan. Motivasi kerja yang tinggi justru ditunjukkan oleh
guru-guru di berbagai jenjang pendidikan yang belum lolos sertifikasi, dengan
harapan segera mendapat sertifikasi berikut uang tunjangan profesi. Hasil survei
yang dilakukan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mengenai dampak
sertifikasi profesi guru terhadap kinerja guru menunjukkan bahwa 16 dari 28
provinsi yang diteliti memberikan hasil kurang memuaskan. Padahal, diharapkan
sertifikasi bisa meningkatkan kinerja dan profesionalisme guru. (Unifah Rosyidi
dalam Kompas 2009)
Dari fenomena tersebut terlihat bahwa kinerja guru di Indonesia masih
jauh dari kualitas yang baik. Bahkan peningkatan kinerja yang diharapkan dari
guru yang sudah bersertifikasi, seperti perubahan pola kerja, motivasi kerja,
pembelajaran, atau peningkatan diri, dinilai masih tetap sama. Guru-guru yang
sudah lolos sertifikasi sudah mulai enggan mengikuti seminar atau pelatihan untuk
peningkatan kualitas diri. Untuk menjaga mutu guru yang sudah lolos sertifikasi,
diperlukan pola pembinaan yang terpadu dan berkelanjutan bagi para guru.
Salah satu teori yang mendasari kajian kinerja guru adalah teori dari
Sutermeister. Teori ini mengemukakan bahwa "performance = f (ability x
motivation)". Menurut teori ini kinerja seseorang merupakan fungsi perkalian antara kemampuan dan motivasi. Faktor kemampuan didalamnya mencakup
(20)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pendidikan dan pengalaman kerja, sedangkan untuk indikator keterampilan
diantaranya adalah pelatihan, sikap, dan kepribadian. (Sutermeister, 1963: 11)
Berbagai cara dapat dilakukan guna meningkatkan profesionalisme dan
kualitas guru di Indonesia. Salah satu upaya riil yang telah dilakukan yakni
melalui pembentukan MGMP (Musyawarah Guru Mata pelajaran). Berikut
definisi MGMP yang tertera dalam Pedoman Penyelenggaraan MGMP
(Depdiknas, 1995) :
“MGMP adalah forum/wadah kegiatan professional guru mata pelajaran sejenis di sanggar yang terdiri dari dua unsur yaitu Musyawarah dan Guru Mata Pelajaran. Musyawarah mencerminkan kegiatan dari, oleh, dan untuk guru, sedangkan guru mata Pelajaran adalah guru SMP dan SMA negeri atau swasta yang mengasuh dan bertanggung jawab mengelola mata
pelajaran yang ditetapkan di dalam kurikulum”
MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) adalah wadah untuk
pertemuan para guru mata pelajaran sekolah. Lembaga ini dibentuk tidak hanya
sebagai forum silaturahmi, tetapi juga sebagai forum untuk menampung berbagai
permasalahan yang dihadapi guru di sekolah masing-masing sesuai dengan tugas
dan tanggung jawab yang diembannya (Rahima, dalam artikel MGMP Wadah
untuk Pemberdayaan Guru, 2008). Ini membuktikan bahwa pembentukan MGMP cukup berperan dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh guru, sesuai
dengan bidang studinya masing-masing.
Melalui MGMP diharapkan guru dapat mempertahankan kualitas
profesionalismenya sesuai tuntutan jaman dan kebutuhan sekolah. Selain itu,
(21)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
reform, terutama dalam reorientasi pembelajaran efektif, (2) mediator dalam pengembangan dan peningkatan system pengujian, (3) supporting agency, dalam
inovasi manajemen kelas dan manajemen sekolah, (4) collaborator, terhadap unit
terkait dan organisasi profesi yang relevan, (5) evaluator dan developer school
reform dalam konteks MPMBS dan (6) clinical dan academic supervisor, dengan pendekatan penilaian appraisal (Hunaenah dalam Duwi Tri Lestari, 2012 : 11).
Sebagaimana dikemukakan dalam workshop 'Better Teaching and
Learning' (BTL) yang diselenggarakan oleh USAID dan DBE3 (2009) bahwa :
“Peningkatan profesionalisme guru dapat dilakukan dengan berbagai cara,
salah satunya adalah melalui wadah Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Namun demikian, hasil studi DBE3 menunjukkan bahwa MGMP belum mencapai kinerja yang optimal. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain ukuran organisasi yang masih terlalu besar, manajemen yang belum mapan, ketersediaan anggaran yang belum mencukupi, serta dukungan para stakeholder yang masih kurang. Di samping itu, pembentukan MGMP dan pelaksanaan kegiatannya masih diatur dari atas, bukan merupakan organisasi dan kegiatan yang benar-benar dibutuhkan oleh guru sendiri.”
Penjelasan tersebut memperlihatkan bahwa penyelenggaraan MGMP
memiliki peranan penting dalam peningkatan profesionalisme guru, namun
memang dalam penyelenggaraan kegiatan MGMP pun guru masih dihadapkan
dengan berbagai persoalan yang menyebabkan penyelenggaraan kegiatan tersebut
belum optimal. Peningkatan profesionalisme melalui kegiatan MGMP, dapat
mengasah kompetensi yang dimiliki oleh guru, yang nantinya juga akan
(22)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Mengingat bahwa mata pelajaran Ekonomi juga merupakan salah satu
pelajaran yang diberikan dalam Ujian Nasional di tingkat SMA, maka penelitian
ini penting untuk dilaksanakan guna peningkatan kompetensi dan kinerja guru
Ekonomi yang tentunya memiliki tanggung jawab dalam mempersiapkan peserta
didik mencapai hasil belajar yang memuaskan. Oleh karena itu penulis akan
melakukan penelitian yang berjudul :
“Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) terhadap Kompetensi Profesional dan Kompetensi Pedagogik Guru serta Implikasinya pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri se-Kota Bandung“.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Kajian dalam penelitian ini yaitu kinerja guru. Terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi kinerja guru, salah satunya yakni kompetensi guru. Kompetensi
yang dipaparkan dalam penelitian ini yaitu kompetensi professional dan
kompetensi pedagogik guru. Di sisi lain, kompetensi guru juga turut dipengaruhi
oleh pelatihan yang salah satunya berbentuk penyelenggaraan kegiatan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Adapun kegiatan MGMP sebagai
suatu manajemen,indikator keberhasilannya dilihat dari ukuran efektivitas.
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam
(23)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. Bagaimana gambaran efektivitas manajemen MGMP, tingkat kompetensi
professional guru, tingkat kompetensi pedagogik, dan tingkat kinerja
guru Ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung?
2. Bagaimana pengaruh efektivitas MGMP terhadap kompetensi profesional
guru ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung?
3. Bagaimana pengaruh efektivitas MGMP terhadap kompetensi pedagogik
guru ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung?
4. Bagaimana pengaruh kompetensi profesional terhadap kinerja guru
ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung?
5. Bagaimana pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru
ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung?
6. Bagaimana pengaruh efektivitas MGMP terhadap kinerja guru ekonomi
SMA Negeri di Kota Bandung?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui pengaruh efektivitas
manajemen MGMP ekonomi di Kota Bandung terhadap kompetensi professional
dan kompetensi pedagogik serta implikasinya terhadap kinerja guru. Lebih
spesifik lagi, penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan gambaran efektivitas manajemen MGMP, tingkat
(24)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
kinerja guru Ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung Untuk
mendeskripsikan tingkat kompetensi professional guru Ekonomi SMA
Negeri di Kota Bandung.
2. Untuk mengetahui pengaruh efektivitas MGMP terhadap kompetensi
profesional guru ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung.
3. Untuk mengetahui pengaruh efektivitas MGMP terhadap kompetensi
pedagogik guru ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung.
4. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi profesional terhadap kinerja
guru ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung.
5. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru
ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung.
6. Untuk mengetahui pengaruh efektivitas MGMP terhadap kinerja guru
konomi SMA Negeri di Kota Bandung.
1.3.2. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pendidikan,
khususnya mengenai pengembangan Kompetensi dan Kinerja Guru melalui
penyelenggaraan Kegiatan MGMP di berbagai bidang studi dan jenjang
pendidikan.
(25)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
a. Untuk memberikan informasi mengenai pengaruh efektivitas MGMP
terhadap kompetensi professional dan kompetensi pedagogik guru
serta implikasinya pada kinerja guru mata pelajaran ekonomi.
b. Sebagai pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam
pengembangan profesi keguruan serta peningkatan kualitas
(26)
67
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan
dari suatu penelitian. Dalam penelitian ini akan dianalisis mengenai pengaruh
efektivitas kegiatan MGMP terhadap kompetensi professional dan kompetensi
pedagogik guru serta implikasinya terhadap kinerja guru. Adapun yang menjadi
objek penelitian ini adalah kinerja guru, kompetensi professional dan kompetensi
pedagogik guru sebagai variabel endogen, serta efektivitas MGMP sebagai
variabel eksogen. Unit analisis dalam penelitian ini yaitu MGMP Ekonomi Kota
Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Adapun metode dalam penelitian ini adalah metode survei eksplanatori.
Penelitian survei menurut Fred N. Kerlinger (2006: 660) adalah penelitian yang
mengkaji populasi (atau universe) yang besar maupun yang kecil dengan
menyeleksi serta mengkaji sampel yang dipilih dari populasi itu untuk
menemukan insidensi, distribusi, dan interelasi relatif dari variabel-variabel
sosiologis dan psikologis. Hal tersebut senada dengan definisi yang dikemukakan
oleh John W. Cresswell (2001 : 376) : “Survey research designs are procedures in quantitative research in which investigators administer a survey to a sample or
(27)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
to the entire population of people to describe the attitudes, opinions, behaviors, or
characteristics of the population”.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan elemen penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi (Suharsimi Arikunto, 2006:130). Populasi dalam
penelitian ini yaitu guru mata pelajaran ekonomi pada SMA Negeri di Kota
Bandung sebanyak 117 orang, dengan rincian yang dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang
diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai
sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi (Arikunto dalam Riduwan,
2008: 39). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane :
1 . 2
d N
N n
(Riduwan, 2008 : 40) Dimana :
n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d2 = Presisi yang ditetapkan
Dalam penelitian ini diketahui jumlah populasi Guru Ekonomi SMA
Negeri di Kota Bandung adalah sebesar 117 orang, sedangkan tingkat presisi yang
ditetapkan adalah sebesar 5%. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
(28)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
90 5 , 90 2925 , 1
117 1
) 0025 , 0 117 (
117 1
) 05 , 0 ( 117
117
2
n
Jadi, jumlah sampel adalah sebesar 90 orang guru ekonomi. Dalam
penarikan sampel guru dilakukan secara proporsional, dimana setiap guru diambil
sampel secara random. Adapun rumus untuk menentukan ukuran sampel adalah
sebagai berikut:
(Riduwan, 2008 : 40)
Dimana:
ni : ukuran sampel
n : ukuran sampel keseluruhan Ni : ukuran populasi stratum ke 1 N : ukuran populasi
Setiap sekolah memiliki jumlah guru ekonomi yang berbeda satu sama
lain, oleh karena itu dilakukan kembali pengambilan sampel penelitian untuk
masing-masing sekolah. Setiap sekolah memiliki kebijakan yang berbeda-beda
terkait penetapan guru ekonomi di sekolah yang bersangkutan. Sebagian sekolah
membedakan antara guru ekonomi dan guru akuntansi, sedangkan sebagian
lainnya menggabungkan mata pelajaran ekonomi dan mata pelajaran akuntansi.
Rincian pengambilan sampel guru ekonomi untuk masing-masing sekolah dapat
dilihat pada Tabel 3.2. xn N Ni ni
(29)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1
Jumlah Guru Ekonomi pada SMA Negeri Se-Kota Bandung
No. Nama
Sekolah
Alamat Jumlah Guru
Ekonomi 1 SMAN 1 JL. Ir. H. Juanda No. 93 Bandung Telp. 022 2503948 3 2 SMAN 2 Jl. Cihampelas No. 173 Bandung
Telp. 022 2032462
5 3 SMAN 3 Jl. Belitung No. 8 Bandung Telp. 022 4235154 3 4 SMAN 4 Jl. Gardujati No. 20 Bandung
Telp. 022 4203861
3
5 SMAN 5 Jl. Belitung No. 8 Bandung
Telp. 022 4206921
3 6 SMAN 6 Jl. Pasirkaliki No. 51 Bandung
Telp. 022 6011309
3 7 SMAN 7 Jl. Lengkong Kecil No. 53 Bandung
Telp. 022 4239947
5 8 SMAN 8 Jl. Solontongan No. 3 Bandung Telp. 022 7304542 4 9 SMAN 9 Jl. LMU. Suparmin 1A Bandung
Telp. 022 6123806
5 10 SMAN 10 Jl. Cikutra No. 77 Bandung
Telp. 022 7273109
7 11 SMAN 11 Jl. H. Aksan Bandung Telp. 022 5201102 5 12 SMAN 12 Jl. Sekejati Kiara -condong Bandung
Telp. 022 7310256
3 13 SMAN 13 Jl. Raya Cibeureum No. 52 Bandung
Telp. 022 6011186
3 14 SMAN 14 Jl. Yudha Wastu Pramuka Bandung Telp. 022 7202744 4 15 SMAN 15 Jl. Sarimanis I Bandung Telp. 022 2011975 7 16 SMAN 16 Jl. Mekarsari No. 81 Bandung
Telp. 022 7102122
5 17 SMAN 17 Jl. Caringin Bbk. Ciparay Bandung
Telp. 022 6078486
4 18 SMAN 18 Jl. Madesa Situgunting No. 18 Bandung
Telp. 022 6013514
4
19 SMAN 19 Jl. Dago Pojok Bandung
Telp. 022 2502465
4 20. SMAN 20 Jl. Citarum No. 23 Bandung
Telp. 022 4205268
4 21 SMAN 21 Jl. Rancasawo Ciwastra Bandung-40286
Telp. 022-7565909
6 22 SMAN 22 Jl. Rajamantri Kulon No. 17A Bandung
Telp. 022 7302769
4 23. SMAN 23 Jl. Malangbong Raya Bandung
Telp. 022 7270758
4 24 SMAN 24 Jl. A.H Nasution No. 27 Bandung
Telp. 022 7800196
5 25 SMAN 25 Jl. Baturaden VIII No.21 Ciwastra Bandung
Telp. 022 7560119
5 26 SMAN 26 JL Sukaluyu No.26 Bandung
Telp. 022 7806897
(30)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
27 SMAN 27 Jl. Cihampelas No. 173 6
Jumlah Guru Ekonomi 117
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Bandung
Tabel 3.2
Sampel Guru Ekonomi di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Nama Sekolah Jumlah Guru Ekonomi Sampel Guru
SMAN 1 3
2 90 117 3 x ni
SMAN 2 5
4 90 117 5 x ni
SMAN 3 3
2 90 117 3 x ni
SMAN 4 3
2 90 117 3 x ni
SMAN 5 3
2 90 117 3 x ni
SMAN 6 3
2 90 117 3 x ni
SMAN 7 5
4 90 117 5 x ni
SMAN 8 4
3 90 117 4 x ni
SMAN 9 5
4 90 117 5 x ni
SMAN 10 7
6 90 117 7 x ni
SMAN 11 5
4 90 117 5 x ni
SMAN 12 3
2 90 117 3 x ni
SMAN 13 3
2 90 117 3 x ni
SMAN 14 4
3 90 117 4 x ni Nama Sekolah Jumlah Guru Ekonomi Sampel Guru
SMAN 15 7
6 90 117 7 x ni
SMAN 16 5
4 90 117 5 x ni
SMAN 17 4
3 90 117 4 x ni
SMAN 18 4
3 90 117 4 x ni
SMAN 19 4
3 90 117 4 x ni
SMAN 20 4
3 90 117 4 x ni
SMAN 21 6
5 90 117 6 x ni
SMAN 22 4
3 90 117 4 x ni
SMAN 23 4
3 90 117 4 x ni
SMAN 24 5
4 90 117 5 x ni
SMAN 25 5
4 90 117 5 x ni
SMAN 26 3
2 90 117 3 x ni
SMAN 27 6
5 90 117 6 x ni
(31)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
(32)
72
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Konsep Variabel Indikator Instrumen
Manajemen MGMP ( X )
MGMP bila ditinjau dari sisi manajemen, dapat diukur melalui efektivitas dan efisiensinya. Pada penelitian ini, MGMP ditinjau sebagai suatu manajemen yang diukur dari sisi Efektivitas saja.
Efektivitas MGMP
Data diperoleh dari jawaban responden dari skor skala persepsi mengenai efektivitas manajemen MGMP dengan skala likert 5 poin melalui indikator-indikator sebagai berikut : 1. Perencanaan MGMP :
a. Program b. Jadwal Kegiatan c. Pembagian Tugas d. Penentuan anggaran
2. Pelaksanaan MGMP a. Materi
b. Metode c. Instruktur d. Operasional Pelaksanaan e. Media dan Perlengkapan 3. Evaluasi MGMP
a. Aspek yang dievaluasi b. Proses pelaksanaan evaluasi c. Feedback
1. Perencanaan program MGMP Ekonomi Kota Bandung merujuk kepada pencapaian empat kompetensi guru.
2. Perencanaan program MGMP Ekonomi kota Bandung diawali dengan pembuatan jadwal kegiatan untuk satu tahun kedepan.
3. Dilakukan pembagian tugas dalam perencanaan program MGMP Ekonomi kota Bandung.
4. Anggaran untuk setiap kegiatan MGMP Ekonomi diperoleh dari masing-masing anggota/peserta.
5. Penentuan materi dalam program MGMP disesuaikan dengan kebutuhan guru ekonomi di sekolah.
6. Pelaksanaan kegiatan MGMP Ekonomi Kota Bandung selalu menggunakan metode-metode yang variatif.
7. MGMP Ekonomi kota Bandung mendatangkan instruktur yang merupakan ahli/pakar di bidangnya masing-masing.
8. Pelaksanaan MGMP mengacu pada Standar Operasional Penyelenggaraan yang diterbitkan Dinas Pendidikan
9. Pelaksanaan MGMP Ekonomi di kota Bandung ditunjang oleh perlengkapan yang memadai.
10. Dalam setiap kegiatannya MGMP Ekonomi selalu menggunakan media OHP/LCD Proyektor.
11. Evaluasi terhadap MGMP Ekonomi di kota Bandung dilakukan secara berkala.
12. Pengurus mengevaluasi setiap kegiatan MGMP sebagaimana yang tertera pada rencana program tahunan.
13. Pengurus melaporkan pelaksanaan MGMP Ekonomi pada rapat pengurus serta anggota dalam bentuk laporan
14. Peserta selalu memberikan feedback terhadap setiap kegiatan yang diselenggarakan MGMP
(33)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Profesional (Y1)
Kompetensi Profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. (UU No. 14 tahun 2005)
Kompetensi Profesional dalam penelitian ini mengacu pada indikator yang terdapat pada Permendiknas No.16 tahun 2007.
Kompetensi Profesional
skala persepsi mengenai tingkat kompetensi professional guru dengan skala likert 5 poin melalui indikator-indikator sebagai berikut : 1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan
pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran
yang diampu, dengan rincian :
a. Memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran Ekonomi.
b. Membedakan pendekatan-pendekatan Ekonomi.
c. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Ekonomi
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
a. Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu.
b. Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
c. Memahami tujuan pembelajaran yang diampu
3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif
a. Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
1. Saya memahami materi ekonomi sesuai dengan sifat dan sistimatikanya
2. Saya dapat membedakan berbagai pendekatan dalam bidang studi ekonomi dengan tepat
3. Saya memahami Standar Kompetensi mata pelajaran Ekonomi dengan baik
4. Saya memahami Kompetensi Dasar mata pelajaran ekonomi dengan baik
5. Saya memahami tujuan pembelajaran ekonomi
6. Saya menyusun bahan ajar untuk berbagai topik/pokok bahasan sesuai dengan karakteristik bidang studi ekonomi 7. Saya menyusun bahan ajar sesuai kompetensi yang akan
(34)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
tingkat perkembangan peserta didik. 4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
a. Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus. b. Memanfaatkan hasil refleksi dalam
rangka peningkatan keprofesionalan. c. Melakukan penelitian tindakan kelas
untuk peningkatan keprofesionalan d. Mengikuti kemajuan zaman dengan
belajar dari berbagai sumber 5. Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk mengembangkan diri. a. Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi dalam berkomunikasi. b. Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk pengembangan diri
tingkat perkembangan peserta didik
9. Saya mengolah materi secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik
10. Saya melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan
11. Saya mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber
12. Saya merumuskan tindak lanjut pembelajaran berdasarkan refleksi pembelajaran sebelumnya
13. Saya selalu menerapkan teknologi pembelajaran dalam pembelajaran ekonomi
14. Saya menggunakan internet guna proses pembelajaran ekonomi
(35)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Pedagogik ( Y2 )
Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
(Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007)
Kompetensi Pedagogik dalam penelitian ini mengacu pada indikator yang terdapat pada Barnawi dan Mohammad Arifin (2012, 151-153)
kompetensi pedagogik
skala persepsi mengenai tingkat kompetensi pedagogik guru dengan skala likert 5 poin melalui indikator-indikator sebagai berikut : 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari
aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual, dengan rincian : a. Memahami karakteristik peserta didik
yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual dan latar belakang sosial budaya
b. Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu c. Mengidentifikasi bekal ajar awal
peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu
d. Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu
2. Menguasai teori belajar dan prinsip- prinsip pembelajaran yang mendidik, dengan rincian :
a. Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu
b. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu
1. Saya memahami karakteristik peserta didik
2. Saya mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran ekonomi
3. Saya mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran ekonomi
4. Saya mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran ekonomi
5. Saya memahami berbagai teori belajar terkait mata pelajaran ekonomi
6. Saya menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran ekonomi secara kreatif
(36)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dengan mata pelajaran yang diampu, dengan rincian :
a. Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
b. Menentukan tujuan pembelajaran yang diampu.
c. Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diampu.
d. Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.
e. Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik. f. Mengembangkan indikator dan
instrument penilaian
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
a. Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik.
b. Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran.
c. Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.
d. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan dilapangan dengan memperhatikan
7. Saya memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dalam mata pelajaran ekonomi
8. Saya menentukan tujuan pembelajaran dalam mata pelajaran ekonomi
9. Saya menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran ekonomi.
10. Saya memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.
11. Saya menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik.
12. Saya mengembangkan indikator dalam proses evaluasi
13. Saya mengembangkan instrument penilaian dalam proses evaluasi pembelajaran
14. Saya memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik
15. Saya mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran.
16. Saya menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan. 17. Saya melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di
laboratorium, dan dilapangan dengan memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan.
18. Saya menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh.
(37)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh. f. Mengambil keputusan transaksional
dalam pembelajaran yang diampu sesuai dengan situasi yang berkembang. 5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran
a. Memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas kegiatan dalam pembelajaran yang diampu b. Menggunakan teknologi komunikasi
dalam pembelajaran yang diampu 6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
a. Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal. b. Menyediakan berbagai kegiatan
pembelajaran untuk
mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya. 7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
a. Memahami berbagai strategi
berkomunikasi yang efektif, empatik,
19. Saya memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas kegiatan dalam pembelajaran yang diampu
20. Saya menggunakan teknologi komunikasi dalam pembelajaran yang diampu
21. Saya menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal. 22. Saya menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk
mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya
23. Saya memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun, secara lisan, tulisan, dan/atau bentuk lain
(38)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi kegiatan/permainan yang mendidik yang terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, (b) ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagian, (c) respons peserta didik terhadap ajakan guru, dan (d) reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
a. Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu.
b. Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran yang diampu
c. Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. d. Mengembangkan instrumen penilaian
dan evaluasi proses dan hasil belajar. e. Mengadministrasikan penilaian proses
dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan
24. Saya berkomounikasi dengan baik dalam setiap interaksi kegiatan/permainan dengan peserta didik
25. Saya memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu
26. Saya mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan
(39)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dan hasil belajar untuk berbagai tujuan g. Melakukan evaluasi proses dan hasil
belajar.
9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
a. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar
b. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan.
c. Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan
d. Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
10.Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
a. Melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan. b. Memanfaatkan hasil refleksi untuk
perbaikan dan pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.
c. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.
27. Saya menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan.
28. Saya melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
29. Saya melakukan refleksi terhadap setiap proses pembelajaran yang dilakukan di kelas.
30. Saya memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.
(40)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ( Z )
Kinerja adalah suatu unjuk kerja, atau cara menghasilkan sesuatu (prestasi). Kinerja organisasi berkaitan dengan daya unjuk kerja mencapai tujuan dan hasil yang digunakan. (Nanang Fattah, 2003:46)
Indikator kinerja guru yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada Rusman (2012 : 75 – 79)
kinerja guru skala persepsi mengenai tingkat kinerja guru dengan skala likert 5 poin melalui indikator-indikator sebagai berikut :
1. Merencanakan pembelajaran
a. Merumuskan tujuan pembelajaran b. Memilih dan mengembangkan bahan
ajar
c. Merumuskan kegiatan pembelajaran d. Merencanakan penilaian
2. Melaksanakan Pembelajaran a. Memulai pembelajaran b. Menyampaikan pembelajaran c. Penataan ruang belajar
d. Penggunaan variasi metode belajar e. Penggunaan media pembelajaran f. Mengelola interaksi belajar mengajar g. Menutup pelajaran
3. Mengevaluasi Pembelajaran a. Melaksanakan Evaluasi
b. Tindak lanjut terhadap hasil evaluasi
2. Saya memilih dan mengembangkan bahan ajar untuk dituangkan kedalam RPP dan silabus.
3. Saya merumuskan terlebih dahulu kegiatan pembelajaran yang akan saya lakukan.
4. Saya merencanakan penilaian yang nantinya akan dilakukan dalam proses pembelajaran
5. Saya memberikan apersepsi dan motivasi di awal proses pembelajaran
6. Saya menyampaikan materi pembelajaran dengan jelas sebagaimana metode yang tertera dalam perencanaan 7. Saya menata ruang kelas se- nyaman mungkin dalam proses
pembelajaran
8. Saya menggunakan berbagai variasi metode pembelajaran di dalam kelas
9. Saya menggunakan media yang relevan dalam setiap proses pembelajaran
10. Saya mengelola interaksi yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas.
11. Saya menyimpulkan keseluruhan proses pembelajaran setiap akhir pembelajaran
12. Saya menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan salam.
13. Saya melakukan penilaian terhadap tugas yang dikerjakan oleh para siswa.
14. Saya memberikan ujian terhadap siswa secara berkala 15. Saya menginformasikan kembali kepada siswa mengenai
nilai/hasil belajar yang diperolehnya
16. Saya memanfaatkan hasil evaluasi belajar siswa guna peningkatan mutu pembelajaran
17. Saya memberikan tindak lanjut terhadap hasil evaluasi belajar siswa
(41)
81
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3.5 Instrumen dan teknik pengumpulan data
Untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian, instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner mengenai efektivitas kegiatan
MGMP, kompetensi professional guru, serta kinerja guru. Adapun skala
pengukuran yang digunakan yaitu dengan skala likert. Jawaban setiap item
instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif
sampai sangat negatif. Dalam penyusunan instrumen untuk variabel tertentu
butir-butir pertanyaan dibuat dalam bentuk kalimat positif, netral atau negatif, sehingga
responden dapat menjawab dengan konsisten. Untuk keperluan analisis
kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor 1-5, yaitu sebagai berikut:
1. Sangat Setuju/ Sangat positif diberi skor 5
2. Setuju/positif diberi skor 4
3. Netral diberi skor 3
4. Tidak Setuju/jarang diberi skor 2
5. Sangat Tidak Setuju diberi skor 1
3.6 Pengujian Instrumen Penelitian
Agar hasil penelitian tidak bias dan diragukan kebenarannya maka alat
ukur tersebut harus valid dan reliabel. Untuk itulah terhadap kuesioner yang
diberikan kepada responden dilakukan 2 (dua) macam tes terlebih dahulu, yaitu
tes validitas dan tes reliabilitas. Penghitungan validitas dan reliabilitas dilakukan
dengan mengujicobakan instrumen terlebih dahulu kepada 30 orang guru
Ekonomi. Setelah hasil didapatkan, validitas dan reliabilitas instrumen dapat
(42)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3.6.1 Uji Validitas
Sebuah kuesioner dikatakan memiliki validitas tinggi apabila kuesioner
tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil dengan maksud
digunakannya tes tersebut. Dalam uji validitas ini digunakan teknik Korelasi
Product Moment dengan rumus :
] ) ( ) ][( ) ( ) [( ) )( ( 2 2 2 2 y y n x x n y x xy n rxy
(Riduwan, 2008:110)
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi
n = jumlah responden uji coba x = skor tiap item
y = skor keseluruhan item responden uji coba
Pengujian validitas terhadap tiap item soal dilakukan dengan cara
mengkorelasikan skor tiap item dengan skor total. Menurut Sugiyono (2005), item
yang memiliki korelasi positif dengan skor total serta korelasi yang tinggi,
menunjukkan bahwa item tersebut memiliki validitas yang tinggi pula.
Persyaratan minimum agar dapat dianggap valid yakni apabila korelasi berada
ditas titik kritis ( r = 0,3). Sehingga apabila korelasi antar item dengan skor total
kurang dari 0,3 maka item tersebut dinyatakan tidak valid. Adapun hasil uji
validitas terhadap masing-masing variable penelitian yang sudah dilakukan
(43)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 1. Instrumen Variabel Efektivitas MGMP
Berikut ini merupakan hasil pengujian validitas instrument Efektivitas
MGMP :
Tabel 3.3
Uji Validitas Variabel Efektivitas MGMP
No. Soal
Korelasi item - total
Keterangan
NO.1 0.857 Valid NO.2 0.826 Valid NO.3 0.902 Valid NO.4 0.900 Valid NO.5 0.692 Valid NO.6 0.739 Valid NO.7 0.788 Valid NO.8 0.732 Valid NO.9 0.790 Valid NO.10 0.796 Valid NO.11 0.890 Valid NO.12 0.900 Valid NO.13 0.558 Valid NO.14 0.583 Valid
(1)
145
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, beberapa kesimpulan yang dapat diambil yaitu sebagai berikut
1. Hasil analisis yang dipersepsikan dari jawaban responden menunjukkan bahwa Efektivitas MGMP Ekonomi Kota Bandung tergolong efektif., Tingkat Kompetensi Profesional guru ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung tergolong tinggi, Tingkat Kompetensi Pedagogik guru ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung tergolong tinggi, dan Tingkat Kinerja guru ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung tergolong tinggi.
2. Efektivitas MGMP berpengaruh secara positif terhadap Kompetensi Profesional guru. Artinya, semakin efektif penyelenggaraan MGMP maka akan semakin tinggi Kompetensi Profesional guru Ekonomi di Kota Bandung.
3. Efektivitas MGMP berpengaruh secara positif terhadap Kompetensi Pedagogik guru. Artinya, semakin efektif penyelenggaraan MGMP maka akan semakin tinggi Kompetensi Pedagogik guru Ekonomi di Kota Bandung.
4. Kompetensi Profesional berpengaruh secara positif terhadap Kinerja guru. Artinya, semakin tinggi Kompetensi Profesional guru maka akan semakin tinggi pula Kinerja guru Ekonomi di Kota Bandung.
(2)
146
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
5. Kompetensi Pedagogik berpengaruh secara positif terhadap Kinerja guru. Artinya, semakin tinggi Kompetensi Pedagogik guru maka akan semakin tinggi pula Kinerja guru Ekonomi di Kota Bandung.
6. Efektivitas MGMP berpengaruh secara positif terhadap Kinerja guru. Artinya, semakin efektif penyelenggaraan MGMP maka akan semakin tinggi Kinerja Guru Ekonomi di Kota Bandung.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, beberapa rekomendasi yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan MGMP Ekonomi di Kota Bandung berada dalam kategori sangat efektif. Oleh karena itu efektivitas ini perlu dijaga dan ditingkatkan lagi guna peningkatan kualitas guru Ekonomi yang terdapat di Kota Bandung.
2. Bagi guru-guru yang berpartisipasi dalam kegiatan MGMP hendaknya pengetahuan yang telah didapat diterapkan sebaik-baiknya dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari guna terciptanya pembelajaran yang efektif 3. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya dapat mengembangkan ruang lingkup
penelitian terkait aspek lain dari MGMP dalam konteks peningkatan kompetensi dan kinerja guru, dikarenakan terdapatnya banyak keterbatasan dalam penelitian ini.
(3)
147
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rizali, Indra Djati Sidi, Satria Dharma. (2009). Dari Guru Konvensional
Menuju Guru Profesional. Jakarta : Gramedia
Anwar Prabu Mangkunegara. (2009). Perencanaan dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia. Bandung : PT. Refika Aditama
Anwar Prabu Mangkunegara. (2009). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : PT. Refika Aditama.
Barnawi dan Mohammad Arifin. (2012) . Etika Profesi Keguruan. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media
Depdiknas. (2004). Standar Kompetensi Guru Sekolah Menengah Atas. Jakarta : Depdiknas.
E Mulyasa. (2013). Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Jakarta : PT Remaja Rosdakarya.
Fred N. Kerlinger. (2006). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta : UGM Gibson.J.I. Ivancevich, J.M. & Donelly. J. H. (2000). Organisasi Perilaku :
Struktur dan Proses. Jilid 2, Edisi 8. Jakarta : Bina Rupa Aksara
Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo. (2012). Teori Kinerja dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara.
Kemendiknas. (2010). Rambu-Rambu Pengembangan Kegiatan KKG dan
MGMP. Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional
Kemendiknas. (2010). Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan KKG dan
MGMP. Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional
Kusnendi. (2008). Analisis Jalur: Konsep dan Aplikasi dengan Program SPSS
dan Lisrel 8. Bandung. Jurusan Pendidikan Ekonomi. UPI.
Luthans, Fred. (2006). Perilaku Organisasi (Alih Bahasa V.A Yuwono, dkk), Edisi Bahasa Indonesia. Yogyakarta: ANDI
(4)
148
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Neti Budiwati dan Leni Permana. (2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia
Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
Riduwan. (2011). Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis. Bandung. Alfabeta.
Robbins, Stephen P., 1994. Perilaku Organisasi Jilid II, Alih Bahasa Hadayana Pujaatmaka, Jakarta, Prenhalindo
Sudarmanto. (2009). Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Suharsimi Arikunto .(2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Surya Dharma. (2010) Manajemen Kinerja : Falsafah Teori dan Penerapannya.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Steers, Richard M. (1985). Efektivitas Organisasi. Jakarta : Erlangga. Sutermeister. (1963). People and Productivity. New York : McGraw-Hill
Timple, A. Dale. (1999). Seri Manajemen Sumber Daya Manusia Memotivasi
Pegawai, Motivation of Personnel, Cetakan keempat. Jakarta : PT
Gramedia.
Wirawan.(2009). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat
Sumber Penelitian :
Arifin. (2011). Kontribusi Kegiatan MGMP Terhadap Kompetensi Profesional
Guru Dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Siswa:
Survei Terhadap MGMP Bahasa Inggris Sma Negeri Di Kota Bandung.
TESIS Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak Diterbitkan.
Donald M. Medley & Patricia R. Crook. (2001). Research In Teacher
Competencies and Teaching Tasks. University of Virginia : EBSCO.
Duwi Tri Lestari. (2012). Model PKB (Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan) Melalui Kegiatan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Dan
(5)
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Profesional Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Guru
: Suatu Studi terhadap guru-guru IPA SMP di Kota Bandung. TESIS
Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak Diterbitkan.
Hilda Borko. (2004). Professional Development and Teacher Learning: Mapping
the Terrain. Educational Researcher,Vol. 33, No. 8 (Nov., 2004), pp. 3-15.
American Educational Research Association :
http://www.jstor.org/stable/3699979
Purna Prabhakar Nandamuri & K V Rao. (2012). An Analysis of the Impact of
Professional Training on the Performance of Teachers. IUP : The IUP Journal of Soft Skills, Vol. VI, No. 3, 2012. Tersedia : EBSCO.
Rosihan Anwar. (2010). Pengaruh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
terhadap Peningkatan Profesionalisme dan Kinerja Mengajar Guru SMA Negeri Kota Tasikmalaya. TESIS Universitas Pendidikan Indonesia :
Tidak Diterbitkan.
Sukmandari. (2012). Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Partisipasi guru dalam
MGMP terhadap Kompetensi Profesional Guru Matematika SMP di Kabupaten Jepara. Jurnal Manajemen Pendidikan : JMP, Volume 1
Nomor 3, Desember 2012.
Sumber Internet :
Ilham Alfian Nor, 2010. Kompetensi Guru dalam Efektivitas Sumber Belajar . Tersedia : http://simpangmahar.blogspot.com/2010/09/kompetensi-guru-dalam-efektivitas.html#ixzz2OkaVygou
Mendikbud M Nuh. Hasil Ujian Kompetensi Guru Rendah. Jumat, 16 Maret 2012. Tersedia : http://www.poskotanews.com/2012/03/16/hasil-ujian-kompetensi-guru-rendah/
Noviyandi Putransyah. (2013). Efisiensi dan Efektivitas Manajemen. Selasa, 19 Feb 2013. Tersedia : http://noviandyputransyah.blogspot.com/2013/02/efisiensi-dan-efektivitas-manajemen.html
Sawali Tuhusetya. (2008). Mampukah Pemberdayaan MGMP Menjadi “Therapi
Kejut” bagi Guru? Tersedia :
(6)
150
Raden Roro Suci Nurdianti, 2013
Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Kompetensi Profesional Dan Kompetensi Pedagogik Guru Serta Implikasinya Pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
USAID. (2009). Handout Pelatihan Program 'Better Teaching and Learning' (BTL). Tersedia : http://inovasipendidikan.net/
Unifah Rosyidi. (2009) Kinerja Guru Rendah. Tersedia : http://nasional.kompas.com/read/2009/10/07/02424962/
Sumber lainnya :
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
Permendiknas No. 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
Permendiknas No. 14 Tahun 2010 : Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen