1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kanker  payudara  merupakan  tumor  ganas  yang  dimulai  dari  sekelompok sel-sel  kanker  yang  dapat  tumbuh  menyerang  jaringan  sekitarnya  atau  menyebar
metastasis  ke  jaringan  lain  pada  tubuh  sebagai  akibat  dari  ketidaknormalan proses apoptosis. Apoptosis atau kematian sel yang terprogram adalah mekanisme
pengendalian  terhadap  eliminasi  sel-sel  yang  mati  pada  organisme  multiseluler. Sel  dikontrol  dan  diregulasi  selama  proses  apoptosis,  sel  yang  mati  kemudian
difagosit  oleh  makrofag.  Apoptosis  berfungsi  secara  fisiologis  antara  lain  untuk terminasi  sel,  mempertahankan  homeostasis,  perkembangan  embrional,  interaksi
limfosit, dan involusi hormonal pada usia dewasa Lumongga, 2008. Sel-sel  yang  mati  pada  proses  apoptosis  memberikan  sinyal  dan
diperantarai oleh beberapa  gen  yang mengkode protein untuk enzim pencernaan yang disebut caspase. Peristiwa apoptosis terjadi setelah adanya gangguan fungsi
barier membran mitokondria dengan pelepasan sitokrom c melalui jalur caspase-3 pada  sel  normal.  Aktivasi  caspase-3  dipengaruhi  oleh  protein  keluarga  Bcl-2.
Protein  ini  terdiri  dari  pro-apoptosis  seperti  Bax  dan  Bak  dan  anti-apoptosis seperti  Bcl-2  dan  Bcl-X
L
.  Overekspresi  Bcl-2  anti-apoptosis  mencegah  aktivasi caspase-3 pada  tahap pelepasan sitokrom c, sehingga apoptosis  tidak terjadi. Hal
inilah yang terjadi pada sel kanker payudara MCF-7 Mooney et al., 2002. Beberapa  senyawa  yang  terbukti  berhasil  menghambat  aktivitas  Bcl-2,
diantaranya  pirimidinilpiperazin  yang  mengikat  prosurvival  protein  Bcl-X
L
Shallal,  2011  cit  Green  dan  Evan,  2002,  fenilpirazol  dengan  afinitas  tinggi mengikat Bcl-2 dan Bcl-X
L
Porter et al., 2008 cit Zhang et al., 2007, kendomisin Janssen,  2008,  dan  navitoklaks  Wilson  et  al.,  2010.  Kurkumin  bis-
α,β- unsaturated  β-diketone  dikenal  sebagai  senyawa  yang  memiliki  aktivitas
antiinflamasi  dan  antikanker  Sharma  et  al.,  2005.  Aktivitas  biologi  kurkumin pada model praklinis antara lain sitotoksik dan menginduksi apoptosis Kuo et al.,
1996,  menghambat  karsinogenesis  Perkins  et  al.,  2002,  mempengaruhi  fase  I 1
2
Firozi  et  al.,  1996  dan  II  metabolisme  enzim  karsinogen  Singh  et  al.,  1998, antioksidan  Chan  et  al.,  1998,  serta  mempengaruhi  angiogenesis  Sharma,
2001.  Kurkumin  menginduksi  apoptosis  ketika  siklus  sel  berada  pada  fase  G2 atau  M  di  dalam  sel  MCF-7  Sharma  et  al.,  2005.  Senyawa  lain  yang  memiliki
aktivitas  antikanker  adalah  diketopiperazin  Aoki  et  al.,  2010  cit  Martin  dan Carvalho, 2007 yang merupakan analog dari kurkumin. Diketopiperazin memiliki
beberapa  turunan,  diantaranya  adalah  turunan  diketopiperazin  C-alkil.  Aktivitas inhibisi  sel  kanker  senyawa  ini  dikarenakan  interaksi  cincinnya  Deveau  et  al.,
2008. Penelitian  ini  menarik  dilakukan  dalam  rangka  penemuan  obat  baru
berbasis  struktur  molekul  obat,  melihat  potensi  yang  dimiliki  turunan diketopiperazin  C-alkil  diharapkan  dapat  digunakan  untuk  menghambat
overekspresi Bcl-2 pada sel MCF-7 sehingga apoptosis dapat terjadi.
B. Perumusan Masalah