Definisi ISPA Faktor penyebaran

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pengetahuan ibu-ibu PKK di Kabupaten Grobogan tentang penyakit ISPA sebelum dan sesudah mendapat edukasi melalui metode ceramah dan leaflet? 2. Metode edukasi manakah yang lebih efektif antara metode ceramah dan leaflet untuk meningkatkan pengetahuan ibu-ibu PKK di Kabupaten Grobogan tentang penyakit ISPA?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengevaluasi pengetahuan ibu-ibu PKK di Kabupaten Grobogan tentang penyakit ISPA sebelum dan sesudah mendapat edukasi melalui metode ceramah dan leaflet. 2. Mendapatkan metode edukasi yang lebih efektif antara metode ceramah dan leaflet untuk meningkatkan pengetahuan ibu-ibu PKK di Kabupaten Grobogan tentang penyakit ISPA.

D. Tinjauan Pustaka

1. ISPA

a. Definisi ISPA

Infeksi saluran pernapasan akut ISPA merupakan infeksi akut yang menyerang salah satu bagianlebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli termasuk adneksanya sinous, rongga telinga tengah, pleura Depkes RI, 2012. Infeksi saluran pernapasan akut adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada patogen penyebabnya, faktor lingkungan dan faktor pejamu WHO, 2007. Infeksi saluran pernapasan bagian atas sangat sering terjadi di bulan- bulan menjelang akhir musim hujan dan awal musim kemarau. Manifestasi yang paling utama dari infeksi virus ini adalah batuk biasa coryza akut, yang dapat mengalami komplikasi akibat infeksi bakteri sekunder dan diperburuk oleh sinusitis, otitismedia, penyumbatan pembuluh eustachian dan infeksi saluran pernafasan bagian bawah Syamsudin Keban, 2013. Infeksi saluran pernapasan bagian bawah adalah infeksi yang menyerang mulai dari bagian epiglotis atau laring sampai dengan alveoli, dinamakan sesuai dengan organ saluran napas, seperti epiglotitis, laringitis, laringotraketis, bronkitis, bronkiolitis dan pneumonia. Infeksi ini umumnya lebih serius dibanding infeksi saluran napas bagian atas Syamsudin Keban, 2013. Bakteri adalah penyebab utama infeksi saluran pernapasan bawah, dan Streptococcus pneumoniae merupakan penyebab paling umum pneumonia di banyak negara. Namun demikian, patogen yang paling sering menyebabkan ISPA adalah virus, atau infeksi gabungan virus-bakteri.

b. Faktor penyebaran

Terjadinya ISPA tertentu bervariasi menurut beberapa faktor. Penyebaran dan dampak penyakit berkaitan dengan: 1 Kondisi lingkungan misalnya, polutan udara, kepadatan anggota keluarga, kelembaban, kebersihan, musim, temperatur. 2 Ketersediaan dan efektivitas pelayanan kesehatan dan langkah pencegahan infeksi untuk mencegah penyebaran misalnya, vaksin, akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, kapasitas ruang isolasi. 3 Faktor pejamu, seperti usia, kebiasaan merokok, kemampuan pejamu menularkan infeksi, status kekebalan, status gizi, infeksi sebelumnya atau infeksi serentak yang disebabkan oleh patogen lain, kondisi kesehatan umum. 4 Karakteristik patogen, seperti cara penularan, daya tular, faktor virulensi misalnya, gen penyandi toksin, dan jumlah atau dosis mikroba ukuran inokulum WHO, 2007.

c. Tanda klinis ISPA

Dokumen yang terkait

EVALUASI PENGETAHUAN IBU-IBU PKK TENTANG PENYAKIT ISPA SEBELUM DAN SESUDAH DIBERI EDUKASI DENGAN Evaluasi Pengetahuan Ibu-Ibu Pkk Tentang Penyakit Ispa Sebelum Dan Sesudah Diberi Edukasi Dengan Ceramah Dan Leaflet Di Kabupaten Grobogan.

0 3 17

EVALUASI PENGETAHUAN IBU-IBU PKK TENTANG PENYAKIT ISPA SEBELUM DAN SESUDAH DIBERI Evaluasi Pengetahuan Ibu-Ibu Pkk Tentang Penyakit Ispa Sebelum Dan Sesudah Diberi Edukasi Dengan Ceramah Dan Leaflet Di Kabupaten Grobogan.

0 3 12

EFEKTIFITAS PEMBERIAN INFORMASI DENGAN CERAMAH DAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN PENANGANAN Efektifitas Pemberian Informasi Dengan Ceramah Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan Penanganan Penyakit Diare Kepada Ibu-Ibu Di Kabupaten Rembang.

0 3 16

EFEKTIFITAS PEMBERIAN INFORMASI DENGAN CERAMAH DAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN PENANGANAN Efektifitas Pemberian Informasi Dengan Ceramah Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan Penanganan Penyakit Diare Kepada Ibu-Ibu Di Kabupaten Rembang.

0 2 12

PENDAHULUAN Efektifitas Pemberian Informasi Dengan Ceramah Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan Penanganan Penyakit Diare Kepada Ibu-Ibu Di Kabupaten Rembang.

0 4 16

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN PADA IBU-IBU PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN PADA IBU-IBU PKK DESA PECANGAAN KULON KECAMATAN PECANGAAN KABUPATEN JEPARA.

0 3 16

PENDAHULUAN PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN PADA IBU-IBU PKK DESA PECANGAAN KULON KECAMATAN PECANGAAN KABUPATEN JEPARA.

0 1 14

PENDAHULUAN PERBEDAAN PENGETAHUAN TENTANG OBAT SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PENYULUHAN DENGAN LEAFLET PADA IBU-IBU PESUCEN KECAMATAN PETARUKAN KABBUPATEN PEMALANG.

0 4 12

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN LEAFLET PADA IBU-IBU Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tentang Obat Sebelum Dan Sesudah Pemberian Leafletpada Ibu-Ibu Pkk Desa Pondowan Kecamatan Tayu Kabupaten Pati.

0 1 12

PENDAHULUAN Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tentang Obat Sebelum Dan Sesudah Pemberian Leafletpada Ibu-Ibu Pkk Desa Pondowan Kecamatan Tayu Kabupaten Pati.

1 1 17