EFEKTIFITAS PEMBERIAN INFORMASI DENGAN CERAMAH DAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN PENANGANAN Efektifitas Pemberian Informasi Dengan Ceramah Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan Penanganan Penyakit Diare Kepada Ibu-Ibu Di Kabupaten Rembang.

(1)

EFEKTIFITAS PEMBERIAN INFORMASI DENGAN CERAMAH

DAN

LEAFLET

TERHADAP PENGETAHUAN PENANGANAN

PENYAKIT DIARE KEPADA IBU-IBU

DI KABUPATEN REMBANG

NASKAH PUBLIKASI

Oleh

NINA NURMITA HABSARI

K100110126

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA


(2)

(3)

1

EFEKTIFITAS PEMBERIAN INFORMASI DENGAN CERAMAH DAN LEAFLET

TERHADAP PENGETAHUAN PENANGANAN PENYAKIT DIARE KEPADA IBU-IBU DI KABUPATEN REMBANG

THE EFFECTIVENESS OF GIVING INFORMATION BY LECTURE AND LEAFLET AGAINST DISEASE TREATMENT KNOWLEDGE OF DIARRHEA TO

MOTHERSIN REMBANG DISTRICT

Nina Nurmita Habsari dan Suprapto, M.Sc., Apt

Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos I, Pabelan Kartasura Surakarta 57102

ABSTRAK

Resiko penyakit diare adalah kekurangan cairan atau dehidrasi. Dehidrasi dapat ditangani dengan pemberian rehidrasi oral. Pada penelitian ini dilakukan pemberian informasi terhadap pengetahuan penanganan penyakit diare menggunakan dua metode, yaitu metode ceramah dan pemberian leaflet.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian informasi dengan ceramah dan leaflet

terhadap pengetahuan penanganan penyakit diare serta mengetahui keefektifan kedua metode yang digunakan dalam pemberian informasi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan

pretest-post test with control group. Pengambilan data di Kabupaten Rembang pada tiga kecamatan yang kejadian diare paling banyak, yaitu Kecamatan Sedan, Pancur, dan Kragan. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan kriteria inklusi adalah ibu-ibu warga kecamatan tersebut, pendidikan maksimal SMA, dapat menulis dan membaca, umur kurang dari 55 tahun, dan bersedia menjadi responden penelitian. Kriteria eksklusi adalah ibu tenaga kesehatan dan bekerja pada bidang kesehatan. Jumlah sampel yang akan diteliti adalah 225 orang. Data hasil pretest dan post test dianalisis menggunakan uji wilcoxon dan uji mann-whitney. Pengukuran perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan informasi pengetahuan penanganan penyakit diare terjadi perbedaaan yang signifikan pada metode ceramah dan leaflet. Terjadi peningkatan pengetahuan yang signifikan dalam pemberian informasi menggunakan ceramah dan leaflet terhadap penanganan penyakit diare kepada ibu-ibu di Kabupaten Rembang.

Kata kunci: diare, pengetahuan, ceramah, leaflet

ABSTRACT

The risk of diarrheal disease is the lack of fluids or dehydration. Dehydration can be treated by administration of oral rehydration. In this research, the provision of information to the knowledge of diarrheal disease management using two methods, lectures and giving leaflets. This aims of the study is to determine the effect of giving information with lectures and leaflets against diarrheal disease knowledge management and to know the effectiveness of the two methods used in the provision of information. This study was an experimental study with pretest-posttest design with control group. Collecting data in Rembang in three districts that the most incidence of diarrhea , the District of Sedan, Pancur, and Kragan. The sampling technique used purposive sampling with inclusion criteria were mothers of the township residents, most high school education, can write and read, aged less than 55 years, and willing to be the study respondents. Exclusion criteria were mothers and health professionals working in the health field. The number of samples to be studied is 225 people. Data pretest and post-test results were analyzed using the Wilcoxon test and Mann-Whitney test. Measurement differences in knowledge before and after handling information knowledge of diarrheal disease occur significant differences in the method of lecture and leaflets. An increase in significant knowledge in the provision of information using lectures and leaflets against diarrheal disease treatment to mothers in Rembang.

Keywords: diarrhea, knowledge, lectures, leaflets.

PENDAHULUAN

Penyakit diare atau sering disebut dengan gastroenteritis merupakan masalah masyarakat di Indonesia. Dari daftar urutan penyebab kunjungan Puskesmas atau Balai


(4)

2 pengobatan, diare termasuk kelompok tiga dari penyebab utamanya. Angka kesakitannya adalah sekitar 200-400 kejadian diare diantara 1000 penduduk setiap tahunnya (Suraatmaja, 2007). Resiko terbesar diare ialah dehidrasi. Jika terjadi dehidrasi, seseorang akan kehilangan lima liter air setiap hari beserta elektrolit utama, yaitu natrium dan kalium yang berada di dalamnya (Wijoyo, 2013).

Pemberian informasi dimaksud untuk memperbanyak pengetahuan terhadap penyakit diare agar ibu-ibu dapat lebih bijaksana dalam pengambilan keputusan dalam penanganan penyakit diare dan dapat melakukan pencegahan terhadap penyakit diare. Pemberian informasi tentang jenis diare, gejala diare, penyebab diare, pencegahan diare, dan penanganan diare. Pada pemberian informasi ini menggunakan dua metode yaitu metode ceramah dan leaflet. Ceramah adalah penyampaian informasi secara langsung kepada penerima informasi. Pemberian informasi yang kedua menggunakan leaflet yang merupakan media informasi pada selembar kertas yang dilipat-lipat, berisi tulisan cetak dan beberapa gambar (Suiraoka & Suppariasa, 2012). Dengan pemberian informasi secara ceramah dan leaflet maka dapat diketahui keefektifan dua metode tersebut.

Pemberian informasi ditunjukkan kepada ibu-ibu bertujuan agar terjadi penurunan angka kejadian diare dan penanganan pada penderita diare dengan cepat karena menurut Malikhah (2012) bahwa sikap ibu dalam penanganan penyakit diare merupakan satu kesatuan untuk menurunkan angka kejadian penyakit diare, jika penderita diare dapat teratasi dengan cepat, maka angka kesakitan atau kematian dapat berkurang. Pemberian informasi dilaksanakan di Kabupaten Rembang karena jumlah penderita diare pada tahun 2012 sebesar 7960 jiwa, tetapi pada tahun 2013 penderita diare mengalami peningkatan yaitu sebesar 8330 jiwa (Dinkes, 2013). Berdasarkan data Dinkes (2013) angka kejadian diare di Kabupaten Rembang masih cukup tinggi dan perlu penanganan untuk memperkecil jumlah penderita diare. Tingginya angka diare yang terjadi di Rembang karena terdapat permasalahan dalam pengelolaan limbah cair domestik (Dinkes, 2011). METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian eksperimental design dengan metode pretest-post test with control group. Pemberian informasi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan mengetahui keefektifan kedua metode dalam pemberian informasi dengan ceramah dan leaflet terhadap pengetahuan penanganan penyakit diare.


(5)

3 B. Definisi Operasional

1. Diare adalah gangguan atau penyakit perut yang ditandai dengan feses berbentuk encer dan peningkatan buang air besar tiga kali atau lebih dalam sehari.

2. Pengetahuan adalah hasil dari pemahaman setelah melakukan pengamatan sebuah objek.

3. Penanganan adalah usaha menangani masalah diare dengan tindakan kepada penderita diare.

4. Metode pemberian informasi dengan ceramah dan leaflet.

5. Pemberian informasi adalah pemberian pesan yang dapat mempengaruhi sikap, perilaku, dan pengetahuan seseorang.

C. Variabel Penelitian

1. Variabel terikat : penanganan penyakit diare ibu-ibu. 2. Variabel bebas : metode pemberian informasi.

3. Variabel pengganggu : tingkat pendidikan, lingkungan, dan sosial ekonomi. D. Alat Penelitian

1. Kuesioner

Kuesioner diartikan sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun baik, sudah matang, responden dan interviewer tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2002).

2. Leaflet

Leaflet merupakan media informasi pada selembar kertas yang dilipat-lipat, berisi tulisan cetak dan beberapa gambar (Suiraoka & Suppariasa, 2012).

3. Power point slide

Power point slide merupakan media presentasi yang dikombinasi menggunakan warna yang menari, gambar, dan foto yang dapat memperindah tampilan presentasi (Suiraoka & Suppariasa, 2012).

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Seluruh objek penelitian atau objek yang diteliti dapat dikatakan populasi (Prasetyo & Jannah, 2005). Populasi penelitian adalah semua warga di Kabupaten Rembang. 2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang ciri-cirinya diukur ataupun diamati (Sumantri, 2011). Sampel penelitian ini adalah warga di Kecamatan Sedan, Kecamatan Kragan, dan Kecamatan Pancur. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel:


(6)

4 a. Teknik sampling

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling merupakan pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2010).

b. Kriteria sampel

Kriteria inklusi adalah kriteria yang dapat mewakili sampel dalam penelitian. Kriteria inklusinya adalah sebagai berikut: ibu-ibu warga kecamatan tersebut, pendidikan maksimal SMA, dapat membaca menulis, umur kurang dari 55 tahun, dan bersedia menjadi responden penelitian. Kriteria eksklusinya adalah kriteria yang dapat mengeluarkan sampel dari penelitian. Kriteria eklusinya adalah sebagai berikut: ibu-ibu tenaga kesehatan dan bekerja di bidang kesehatan.

c. Besaran sampel

Rumus besar sampel yang digunakan, sebagai berikut:

n ………. (Sunyoto, 2013).

Keterangan:

N : besarnya populasi (±577000 jiwa)

Z : luas kurva normal dengan derajat kepercayaan sebesar 100% = 3

P : proporsi untuk sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada populasi. Apabila tidak diketahui proporsi atau sifat tertentu tersebut, maka p = 0,5

d : derajat penyimpangan = 0,1 (Sunyoto, 2013).

Berdasarkan perhitungan dengan rumus diatas didapatkan 225 sampel yang diteliti. d. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan di tiga kecamatan. Kecamatan Sedan diberikan informasi menggunanakan leaflet, Kecamatan Pancur sebagai kontrol penelitian, dan Kecamatan Kragan diberikan informasi menggunakan ceramah.

F. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Rembang pada tiga kecamatan, yaitu: Kecamatan Pancur, Kecamatan Sedan, dan Kecamatan Kragan.

G. Jalannya Penelitian 1. Perijinan penelitian

Surat ijin penelitian dari Fakultas Farmasi ke Kecamatan Pancur, Kecamatan Sedan, dan Kecamatan Kragan.


(7)

5 2. Pretest adalah pengukuran awal penelitian dengan kuesioner kepada responden yang belum mendapatkan informasi terhadap penanganan penyakit diare melalui ceramah dan leaflet. Pemberian kuesioner pretest sebanyak 16 soal dengan waktu pengerjaan 25 menit.

3. Pemberian informasi kepada responden dengan metode ceramah diterapkan pada kelompok satu sedangkan metode leaflet diterapkan pada kelompok dua. Pada metode ceramah menggunakan presentasi dengan power-point dengan waktu presentasi dan tanya jawab selama 20 menit. Berbeda dengan kelompok dua yang menggunakan metode leaflet untuk dipelajari dan dipahami.

4. Post test adalah pengukuran akhir penelitian dengan menggunakan kuesioner diamana kuesioner yang dikerjakan sama dengan kuesioner pretest. Hal ini bertujuan agar mengetahui efektifitas pemberian informasi dengan ceramah dan leaflet terhadap pengetahuan penanganan penyakit diare kepada responden.

H. Teknik atau Model Analisis

Tahap awal penelitian dilakukan pengujian kuesioner untuk mengetahui kelayakan dari kuesioner untuk pengambilan data penelitian. Pengujian kuesioner menggunakan uji sebagai berikut:

1. Uji validasi

Uji validasi dilakukan untuk menguji kelayakan tiap soal yang akan digunakan untuk pengambilan data (Uno & Lamatenggo, 2014). Cara pengukuran validitas tersebut dengan cara korelasi antara skor butir dengan skor skala (skor total), menggunakan korelasi product moment, sebagai berikut:

rix =

Σ Σ Σ /

Σ Σ / Σ /

Keteranngan:

rix : koefisien korelasi skor butir (i) dengan skor total (x)

n : jumlah sampel (responden) i : skor butir

x : skor total (Uno & Lamatenggo, 2014).

Dalam pengujian validitas hasil rxy dikonsultasikan dengan r tabel product moment

dengan α = 0,05. Jika r tabel < r hitung maka dikatakan valid (Uno & Lamatenggo, 2014). Uji validasi pada penelitian ini menggunakan SPSS 21 for windows.


(8)

6 2. Uji reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab pertanyaan (Uno & Lamatenggo, 2014). Indenks reliabilitas dihitung dengan koefisien alpha cronbanch yang rumusnya sebagai berikut:

1

Keterangan:

ρα : koefisien reliabilitas instrumen N : jumlah butir skala

σ2

u : varians skala (skor total) σ2

g : varians butir (skor butir) (Uno & Lamatenggo, 2014).

Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan SPSS 21 for windows. Apabila nilai cronbanch’s alpha yang diperoleh >0,60 maka reliable.

Jika kedua uji tersebut sudah dilakukan, tahap selajutnya dapat dilakukan pengambilan data menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden sebagai tahap awal pengukuran pengetahuan responden (pretest). Setelah itu dilakukan pemberian informasi kepada responden tentang penanganan diare. Pada akhir penelitian dilakukan post test pada responden yang sama. Post test ini bertujuan untuk mengukur tingkat pengetahuan terhadap penanganan penyakit diare setelah dilakukannya pemberian informasi.

Pada kuesioner tertadapat tiga tahapan, tahapan pertama menjawaban kuesioer dengan memberi tanda (√) pada kolom “B” jika pernyataan dianggap benar dan memberi tanda (√) pada kolom “S” apabila pernyataan dianggap salah. Untuk tahapan yang kedua jawaban kuesioner sudah disediakan dan responden tinggal memilih jawaban yang menurut responden tepat dan pada tahapan ini jawaban bisa lebih dari satu, sedangkan tahapan yang terakhir adalah tahap responden menguraikan jawaban yang diketahui. Bobot nilai kuesioner yang diberikan untuk jawaban benar dan salah pada tabel 1.

Tabel 1. Penilaian kuesioner

Bagian Jumlah soal Bobot nilai Nilai jawaban

I 10 30 Jika jawaban benar nilai 3 Jika jawaban salah nilai 0

II 5 50

Jika jawaban benar nilai 10 Jika ada jawaban salah nilai 5 Jika pilihan salah semua nilai 0

III 1 20

Jika jawaban benar nilai 20 Jika jawaban kurang tepat nilai 5 Jika tidak ada jawaban nilai 0


(9)

7 Seluruh hasil dijumlahkan dan dikategorikan tingkat pengetahuan sesuai tabel 2 untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden.

Tabel 2. Kategori Tingkat Pengetahuan Tingkat Pengetahuan Nilai

Tinggi 76-100

Sedang 56-75 Rendah 0-55

(Nursalam, 2003). Untuk mengevaluasi terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian informasi terhadap penanganan penyakit diare kepada ibu-ibu di Kabupaten Rembang, yaitu pada Kecamatan Pancur, Sedan, dan Kragan, data yang terkumpul dari nilai pretest dan post test dianalisis menggunakan SPSS 21 for windows dengan melakukan uji berikut:

1. Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang terdistribusi untuk penelitian sudah normal atau tidak normal. Dapat dikatakan terdistribusi dengan normal jika p>0,05 dan p<0,05 data terdistribusi tidak normal.

2. Uji Wilcoxon

Uji Wilcoxon termasuk analisis statistik parametik yang digunakan untuk menentukan ada tidaknya perbedaan nilai responden sebelum dan sesudah diberikan informasi. Jika nilai p<0,05 maka Ho ditolak, sebaliknya jika p>0,05 maka Ho diterima.

3. Uji Mann-whitney

Uji Mann-whitney untuk perbandingan rata-rata antara ceramah dan leaflet. Jika nilai p<0,05 maka Ho ditolak, sebaliknya jika p>0,05 maka Ho diterima.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran klinis

Kabupaten Rembang merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang terletak di:

Sebelah utara : Laut Jawa

Sebelah timur : Kabupaten Tuban Sebelah barat : Kabupaten Pati Sebelah selatan : Kabupaten Blora

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2013, penderita diare tertinggi terdapat pada 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Sedan, Kecamatan Pancur, dan Kecamatan Kragan. Dilaksanakan pada tanggal 7 agustus 2014. Sampel yang diambil sebanyak 225 sampel, untuk setiap kecamatan diambil 75 sampel dan diberi perlakuan


(10)

8 yang berbeda. Pada Kecamatan Pancur sebagai kelompok kontrol, Kecamatan Sedan diberikan perlakuan menggunakan leaflet, dan Kecamatan Kragan diberikan perlakuan ceramah.

B. Karakteristik responden 1. Umur responden

Umur responden termasuk kriteria inklusi pada penelitian, umur yang diambil untuk responden tidak lebih dari 55 tahun. Distribusi jumlah responden berdasarkan umur di Kabupaten Rembang pada tabel 3.

Tabel 3. Distribusi responden ibu-ibu berdasarkan umur di Kabupaten Rembang Umur

Jumlah Responden

Total Persentase (%)

Kecamatan Sedan Kecamatan Pancur Kecamatan Kragan

< 20 tahun 2 2 1 5 2,2

20-30 tahun 47 31 37 115 51,1

31-40 tahun 25 38 34 97 43,1

41-50 tahun - 4 2 6 2,7

51-55 tahun 1 - 1 2 0,9

Pada tabel 3 menunjukkan bahwa responden terbanyak pada ibu-ibu umur 20-30 tahun dengan jumlah 115 orang (51,1%) dan paling sedikit pada ibu-ibu umur 51-55 tahun dengan jumlah 2 orang (0,9%). Sembilan puluh persen lebih responden berusia produktif karena pada usia tersebut minat ibu dan kemauan ibu dalam meningkatkan pengetahuan lebih tinggi dibandingkan pada usia lanjut. Pemberian informasi diberikan kepada ibu-ibu dengan rentang usia kurang dari 20 sampai dengan 55 tahun karena lebih mudah dalam berkomunikasi dan mudah dalam pemberian penjelasan tentang informasi penanganan penyakit diare serta mempunyai minat yang tinggi untuk meningkatkan pengetahuan. 2. Pendidikan responden

Pendidikan terakhir responden juga dipertimbangkan dalam pemilihan responden dalam penelitian, maka berikut ini adalah distribusi jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir di Kabupaten Rembang pada tabel 4.

Tabel 4. Distribusi responden ibu-ibu berdasarkan pendidikan terakhir di Kabupaten Rembang Pendidikan

Jumlah Responden

Total Persentase (%)

Kecamatan Sedan Kecamatan Pancur Kecamatan Kragan

Tidak tamat SD - - - - -

SD/sederajat 8 4 15 27 12

SMP/sederajat 55 52 52 159 70,7

SMA/sederajat 12 19 8 39 17,3

Berdasarkan tabel 4 bahwa responden terbanyak dengan tingkat pendidikan terakhir SMP/sederajat dengan jumlah 159 orang (70,7%) dan paling sedikit dengan tingkat pendidikan terakhir SD/sederajat dengan jumlah 27 orang (12%). Pendidikan termasuk dalam karakteristik responden karena cakupan pengetahuan ditentukan oleh tingkat pendidikan, menurut Liliweri (2008) bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan


(11)

9 maka semakin mudah diberikan pengertian mengenai suatu informasi. Pada penelitian ini terdapat kriteria inklusi pada sampel, salah satu kriterianya adalah pendidikan terakhir SMA. Pada kriteria pendidikan dibatasi sampai dengan SMA karena rata-rata penduduk berpendidikan sedang maka pemberian informasi ini dapat memperluas wawasan ibu-ibu dengan pendidikan yang sedang.

3. Pekerjaan responden

Tidak hanya umur dan tingkat pendidikan, pekerjaan responden juga termasuk karakteristik responden yang perlu dipertimbangkan. Untuk distribusi jumlah responden ibu-ibu berdasarkan pekerjaan di Kabupaten Rembang pada tabel 5.

Tabel 5. Distribusi responden ibu-ibu berdasarkan pekerjaan di Kabupaten Rembang Pekerjaan

Jumlah Responden

Total Persentase (%)

Kecamatan Sedan

Kecamatan Pancur

Kecamatan Kragan

Pegawai Negeri - - - - -

Karyawati 2 3 - 5 2,2

Petani 23 24 17 64 28,4

Wiraswasta 20 13 19 52 23,1

Ibu rumah tangga 30 35 39 104 46,2

Berdasarkan tabel 5, menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah ibu rumah tangga dengan jumlah 104 orang (46,2%) dan responden paling sedikit bekerja sebagai karyawati dengan jumlah 5 orang (2,2%). Ibu rumah tangga merupakan responden terbesar dalam penelitian ini karena ibu rumah tangga mempunyai waktu luang yang lebih banyak dibanding dengan karyawati dan ibu rumah tangga memiliki keinginan yang lebih dalam keikutsertaan pemberian informasi, menurut Liliweri (2008) bahwa orang yang sibuk bekerja tidak tertarik menerima informasi secara rinci dan orang yang mempunyai waktu luang lebih suka menerima informasi.

4. Jarak Rumah dengan Balai Kesehatan

Jarak rumah dengan balai kesehatan dapat termasuk dalam karakteristik responden. Distribusi jarak rumah responden dengan balai kesehatan pada responden ibu-ibu di Kabupaten Rembang berdasarkan pada tabel 6.

Tabel 6. Distribusi jarak rumah responden ibu-ibu dengan balai kesehatan di Kabupaten Rembang

Jarak Jumlah Presentase (%)

Kurang dari 1 km 47 20,9

1-10 km 173 76,9

Lebih dari 10 km 5 2,2

Pada tabel 6 menunjukkan bahwa jarak rumah responden dengan balai kesehatan yang terbanyak pada jarak antara 1-10 kilometer sebanyak 173 orang (76,9%) dan responden paling sedikit pada jarak lebih dari 10 kilometer sebanyak 5 orang (2,2%). Jarak rumah dengan balai kesehatan termasuk kriteria responden penelitian karena jika jarak


(12)

10 rumah ke balai kesehatan lebih dekat, maka akan lebih memudahakan akses untuk ke balai kesehatan dan lebih cepat dalam mendapatkan informasi kesehatan.

5. Ketersediaan MCK

Ketersediaan MCK di rumah juga termasuk karakteristik responden. Distribusi ketersediaan MCK responden di Kabupaten Rembang pada tabel 7.

Tabel 7. Distribusi ketersediaan MCK pada responden ibu-ibu di Kabupaten Rembang

Ketersediaan MCK Jumlah Presentase (%)

Ada 132 58,7

Tidak ada 93 41,3

Berdasarkan tabel 7 bahwa 58,7% responden memiliki MCK di rumah, sedangkan sisanya tidak memiliki MCK dirumah, pada hasil ini dapat dilihat bahwa kesadaran masyarakat di Kabupaten Rembang untuk memiliki MCK dirumah masih kurang dan dapat terjadi pencermaran air dikarenakan pembuangan tinja di sungai. Hal ini dapat menyebabkan resiko penyakit diare karena lingkungan tercemar dan pencermaran air. Menurut Lindayani & Azizah (2013) bahwa kebiasaan hidup tidak sehat dan keadaan sanitasi lingkungan yang kurang baik dapat menyebabkan kejadian diare, maka diperlukan perbaikan sanitasi lingkungan dan perubahan untuk hidup bersih agar dapat mencegah terjadinya diare. Menurut Lindayani & Azizah (2013) bahwa dasar sanitasi lingkungan adalah sarana penyediaan air bersih, sarana pembuangan kotoran manusia, sarana pembuangan limbah, serta sarana pembuangan sampah, maka untuk perbaikan lingkungan tercemar dapat dilakukan hal-hal tersebut.

C. Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Pemberian Informasi

Pengukuran pengetahuan ibu-ibu di Kabupaten Rembang terhadap penanganan penyakit diare dapat dihitung dari nilai pretest dan post test. Nilai pretest dan post test dijelaskan pada tabel 8.

Tabel 8. Perbandingan nilai pretest dan post test pada kelompok kontrol, leaflet dan ceramah pada responden ibu-ibu di

Kabupaten Rembang Kategori nilai

Nilai Pengetahuan responden

Ceramah Leaflet Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest pretest Posttest

Nilai tertinggi 76 95 76 89 75 82

Nilai terendah 50 77 52 67 50 61

Nilai rata-rata 66,93 86,95 66,78 79,76 65,95 72,33

Presentase

kenaikan (%) 20,02 12,98 6,98

Pada kelompok kontrol mengalami kenaikan nilai rata-rata pada kelompok kontrol sebesar 6,98%. Pada kelompok kontrol mendapatkan hasil yang rendah dibandingkan dengan kelompok ceramah dan leaflet, hal ini sesuai dengan penelitian Supardi (2002) pemberian informasi menggunakan ceramah dan leaflet lebih tinggi dari peningkatan pengetahuan responden yang tidak mendapatkan perlakuan apapun. Berdasarkan tabel 8,


(13)

11 bahwa pada kelompok ceramah terjadi kenaikan nilai yang tinggi dibandingkan dengan kelompok leaflet. Kelompok ceramah terjadi peningkatan nilai sebesar 20,02%, dikarenakan pada kelompok ceramah mendapatkan informasi secara lisan dari penceramah, dapat membaca slide show presentasi penceramah, mendapatkan hangout slide materi, dan jika tidak mengerti dapat ditanyakan langsung kepada penceramah. Hal ini responden pada kelompok ceramah menggunakan penginderaan (mata, mulut, dan telinga), sedangkan pada kelompok leaflet hanya bisa membaca isi dari leaflet yang diberikan dua hari sebelum diadakan post test. Menurut Notoatmodjo (2005) pengetahuan seseorang didapat dari indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata).

Pada penelitian peningkatan pengetahuan responden dikategorikan dalam tingkat pengetahuan responden. Menurut Nursalam (2003) terdapat tiga tingkatan pengetahuan, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Tingkatan pengetahuan responden dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Jumlah responden berdasarkan tingkat pengetahuan di Kabupaten Rembang Tingkat

Pengetahuan

Jumlah Responden

Ceramah Leaflet

Pretest Post test Pretest Post test

Tinggi 2 75 6 60

Sedang 69 - 67 15

Rendah 4 - 2 -

Pada tabel 9 ditunjukkan peningkatan pengetahuan kategori tinggi mendapatkan hasil lebih dari 80% responden mengalami peningkatan pengetahuan setelah pemberian informasi dengan ceramah dan leaflet, sehingga dapat disimpulkan jika pemberian informasi dengan ceramah dan leaflet dapat mempengaruhi peningkatan pengetahuan responden dalam penanganan penyakit diare.

D. Perbedaan Pemberian Informasi terhadap Perlakuan

Ada atau tidaknya pengaruh pemberian informasi terhadap penanganan penyakit diare kepada ibu-ibu di Kabupaten Rembang dilakukan analisis pada data. Terlebih dahulu melakukan uji normalitas, agar dapat mengetahui data yang didapat terdistribusi normal atau tidak. Pada uji normalitas jika p<0,05 maka data tidak terdistribusi normal, sedangkan jika p>0,05 maka data terdistribusi normal. Pada ketiga perlakuan mendapatkan hasil p<0,05 maka data tidak terdistribusi normal.

Selanjutnya dilakukan uji non parametik, uji non parametik yang dilakukan adalah uji wilcoxon untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan sebelum dan sesudah diberikan informasi terhadap penanganan penyakit diare. Hasil yang diperoleh pada kelompok ceramah nilai p<0,05 (0,000) sehingga ada perbedaan pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberi informasi dengan ceramah. Begitu juga dengan kelompok leaflet nilai p<0,05 (0,000) dapat dikatakan terdapat perbedaan pengetahuan responden sebelum dan


(14)

12 sesudah diberi informasi menggunakan leaflet. Menurut Notoatmodjo (2005) bahwa informasi mengenai kesehatan dapat meningkatkan status kesehatan masyarakat. Pengetahuan akan menyebabkan perubahan perilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki (Notoatmodjo, 2010). Dengan adanya perbedaan pengetahuan yang terjadi pada penanganan penyakit diare, maka diharapkan dapat mencegah terjadinya diare dengan memahami penyebab diare dan menangani penyakit diare, sehingga dapat memperkecil angka kejadian diare di Kabupaten Rembang.

E. Perbedaan Pemberian Informasi terhadap Pengetahuan Ibu-ibu Responden

Pemberian informasi menggunakan ceramah dan leaflet mempengaruhi pengetahuan responden. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pengetahuan terhadap pemberian informasi kepada responden, dilakukan analisis menggunakan uji mann-whitney. Pada pengukuran pertama dilakukan pengukuran nilai pretest pada kedua kelompok, dan didapatkan hasil nilai p=0,699 (p>0,05) maka tidak ada perbedaan sebelum diberikannya informasi penanganan penyakit diare.

Menurut Sumarah (2009) metode ceramah dan leaflet mempunyai keefektifitas yang sama dalam meningkatkan pengetahuan. Untuk mengetahui ada tidaknya efektifitas pemberian informasi menggunakan ceramah dan leaflet terhadap penanganan penyakit diare di hitung selisih nilai pretest dan post test dan dibandingkan, lalu diananlisis menggunakan mann-whitney dan hasilnya p=0,000 (p<0,05). Hal ini dapat dikatakan terjadi perbedaan yang signifikan, sesuai dengan penelitian Sumarah (2009) bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam pemberian informasi dengan metode ceramah dan leaflet terhadap pengetahuan responden. Pada penelitian ini mendapatkan informasi menggunakan ceramah dan leaflet. Leaflet diberikan 2 hari sebelum dilakukaanya pengukuran pengetahuan akhir (post test), tetapi hasil lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok ceramah. Menurut Azwar (2000) pemberian informasi paling efektif dilakukan secara langsung (face to face), sehingga jika terjadi ketidakpahaman mengenai informasi yang diberikan dapat bertanya langsung kepada pemberi informasi. Azwar (2000) juga mengemukakan jika metode audiovisual lebih efektif daripada media cetak dalam pemberian informasi.


(15)

13 PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian efektifitas pemberian informasi dengan metode ceramah dan leaflet kepada ibu-ibu di Kabupaten Rembang yang dilakukan pada 3 kecamatan yaitu Kecamatan Kragan, Sedan, dan Pancur dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil pengukuran pengetahuan sebelum dan sesudah diberikannya informasi penanganan diare terjadi perbedaan yang signifikan, didapatkan hasil p=0,000.

2. Pemberian informasi menggunakan ceramah dan leaflet mempengaruhi peningkatan pengetahuan ibu-ibu terhadap penanganan penyakit diare dibuktikan dengan analisis menggunakan mann-whitney (p=0,000).

3. Metode ceramah dalam pemberian informasi terhadap pengetahuan penanganan penyakit mengalami kenaikan nilai rata-rata pretest-post test sebesar 20,02% dan pada leaflet mengalami kenaikan sebesar 12,98%.

B. Saran

1. Bagi pelayanan kesehatan

Dapat dilakukan penyuluhan secara rutin dan menyeluruh untuk memperkecil angka kejadian diare.

2. Bagi masyarakat

Masyarakat memahami sebab, gejala serta faktor resiko agar lebih bijaksana dalam pengambilan keputusan dalam penanganan penyakit diare dan dapat melakukan pencegahan terhadap penyakit diare.

3. Bagi peneliti lain

Dilakukan penelitian selanjutnya menggunakan media cetak yang lain, agar dapat mengetahui media cetak yang lebih efektif untuk meningkatkan pengetahuan penanganan penyakit diare.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S., 2000, Teori dan Aplikasi Sikap Manusia, p.72,77, Yogyakarta, Pustaka Pelajar

Dinkes, 2011, Kerangka Kerja Sektor Sanitasi. sanitasi kabupaten rembang, Rembang, Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang

Dinkes, 2013, Rekapitulasi Penderita Diare di Sarana Kesehatan dan Kader, Rembang, Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang

Lindayani, S., & Azizah, R., 2013, Hubungan Sarana Sanitasi Dasar Rumah dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Ngunut Kabupaten Tulungagung, Jurnal Kesehatan Lingkungan, 7, 1, 32-37


(16)

14 Liliweri, A., 2008, Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan, pp.189-191, 55 Yogyakarta,

Pustaka Pelajar

Malikhah, L., Fatimah, S., Simangunsong., 2012, Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Pencegahan dan Penanggulangan secara Dini Kejadian Diare pada Balita di Desa Hegarmanah Jatinangor, Laporan Penelitian, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

Notoatmodjo, S., 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Cetakan Kedua, pp. 79, 88, 158, Jakarta, Rineka Cipta

Notoatmodjo, S., 2005, Teori dan Aplikasi Promosi Kesehatan, pp. 143, 290-291, Jakarta, Rineka Cipta

Notoatmodjo, S., 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, p. 79,88, Jakarta, Rineka Cipta

Nursalam, 2003, Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan, p.124, Jakarta, Salemba Medika

Prasetyo, B., & Jannah, M. L., 2005, Metode Penelitian Kuantitatif, pp. 121-125, Jakarta, PT Rajagrafindo Persada

Suiraoka, P. & Suppariasa, N. D., 2012, Media Pendidikan Kesehatan, p. 29, Yogyakarta, Graha Ilmu

Sumantri, A., 2011, Metodologi Penelitian Kesehatan, p. 166–173, 185, Jakarta, Kencana Prenada Media

Sumarah, 2009 Efektivitas Ceramah dan Leaflet terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang Kanker Leher Rahim pada Akseptor KB Pil di Banyusumurup Girirejo Bantul, Laporan Penelitian, Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Yogyakarta

Sunyoto, D., 2013, Statistika untuk Paramedis, Cetakan Pertama., p.24, Bandung, Alfabeta

Supardi, S., Sampurno, O. D. & Notosiswoyo, M., 2002, Pengaruh Metode Ceramah dan Media Leaflet terhadap Perilaku Pengobatan Sendiri yang Sesuai dengan Aturan, Penelitian Kesehatan, 30, 133

Uno, B. H., & Lamatenggo, N., 2014, Teori Kinerja dan Pengukuran, p. 210-211, Jakarta, PT Bumi Aksara

Wijoyo, Y., 2013, Diare Pahami Penyakit dan Obatnya, pp. 8,39–40, 43–47, Yogyakarta, PT Citra Aji Parama


(1)

9 maka semakin mudah diberikan pengertian mengenai suatu informasi. Pada penelitian ini terdapat kriteria inklusi pada sampel, salah satu kriterianya adalah pendidikan terakhir SMA. Pada kriteria pendidikan dibatasi sampai dengan SMA karena rata-rata penduduk berpendidikan sedang maka pemberian informasi ini dapat memperluas wawasan ibu-ibu dengan pendidikan yang sedang.

3. Pekerjaan responden

Tidak hanya umur dan tingkat pendidikan, pekerjaan responden juga termasuk karakteristik responden yang perlu dipertimbangkan. Untuk distribusi jumlah responden ibu-ibu berdasarkan pekerjaan di Kabupaten Rembang pada tabel 5.

Tabel 5. Distribusi responden ibu-ibu berdasarkan pekerjaan di Kabupaten Rembang Pekerjaan

Jumlah Responden

Total Persentase (%) Kecamatan

Sedan

Kecamatan Pancur

Kecamatan Kragan

Pegawai Negeri - - - - -

Karyawati 2 3 - 5 2,2

Petani 23 24 17 64 28,4

Wiraswasta 20 13 19 52 23,1 Ibu rumah tangga 30 35 39 104 46,2

Berdasarkan tabel 5, menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah ibu rumah tangga dengan jumlah 104 orang (46,2%) dan responden paling sedikit bekerja sebagai karyawati dengan jumlah 5 orang (2,2%). Ibu rumah tangga merupakan responden terbesar dalam penelitian ini karena ibu rumah tangga mempunyai waktu luang yang lebih banyak dibanding dengan karyawati dan ibu rumah tangga memiliki keinginan yang lebih dalam keikutsertaan pemberian informasi, menurut Liliweri (2008) bahwa orang yang sibuk bekerja tidak tertarik menerima informasi secara rinci dan orang yang mempunyai waktu luang lebih suka menerima informasi.

4. Jarak Rumah dengan Balai Kesehatan

Jarak rumah dengan balai kesehatan dapat termasuk dalam karakteristik responden. Distribusi jarak rumah responden dengan balai kesehatan pada responden ibu-ibu di Kabupaten Rembang berdasarkan pada tabel 6.

Tabel 6. Distribusi jarak rumah responden ibu-ibu dengan balai kesehatan di Kabupaten Rembang

Jarak Jumlah Presentase (%)

Kurang dari 1 km 47 20,9

1-10 km 173 76,9

Lebih dari 10 km 5 2,2

Pada tabel 6 menunjukkan bahwa jarak rumah responden dengan balai kesehatan yang terbanyak pada jarak antara 1-10 kilometer sebanyak 173 orang (76,9%) dan responden paling sedikit pada jarak lebih dari 10 kilometer sebanyak 5 orang (2,2%). Jarak rumah dengan balai kesehatan termasuk kriteria responden penelitian karena jika jarak


(2)

10 rumah ke balai kesehatan lebih dekat, maka akan lebih memudahakan akses untuk ke balai kesehatan dan lebih cepat dalam mendapatkan informasi kesehatan.

5. Ketersediaan MCK

Ketersediaan MCK di rumah juga termasuk karakteristik responden. Distribusi ketersediaan MCK responden di Kabupaten Rembang pada tabel 7.

Tabel 7. Distribusi ketersediaan MCK pada responden ibu-ibu di Kabupaten Rembang Ketersediaan MCK Jumlah Presentase (%)

Ada 132 58,7

Tidak ada 93 41,3

Berdasarkan tabel 7 bahwa 58,7% responden memiliki MCK di rumah, sedangkan sisanya tidak memiliki MCK dirumah, pada hasil ini dapat dilihat bahwa kesadaran masyarakat di Kabupaten Rembang untuk memiliki MCK dirumah masih kurang dan dapat terjadi pencermaran air dikarenakan pembuangan tinja di sungai. Hal ini dapat menyebabkan resiko penyakit diare karena lingkungan tercemar dan pencermaran air. Menurut Lindayani & Azizah (2013) bahwa kebiasaan hidup tidak sehat dan keadaan sanitasi lingkungan yang kurang baik dapat menyebabkan kejadian diare, maka diperlukan perbaikan sanitasi lingkungan dan perubahan untuk hidup bersih agar dapat mencegah terjadinya diare. Menurut Lindayani & Azizah (2013) bahwa dasar sanitasi lingkungan adalah sarana penyediaan air bersih, sarana pembuangan kotoran manusia, sarana pembuangan limbah, serta sarana pembuangan sampah, maka untuk perbaikan lingkungan tercemar dapat dilakukan hal-hal tersebut.

C. Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Pemberian Informasi

Pengukuran pengetahuan ibu-ibu di Kabupaten Rembang terhadap penanganan penyakit diare dapat dihitung dari nilai pretest dan post test. Nilai pretest dan post test

dijelaskan pada tabel 8.

Tabel 8. Perbandingan nilai pretest dan post test pada kelompok kontrol, leaflet dan ceramah pada responden ibu-ibu di Kabupaten Rembang

Kategori nilai

Nilai Pengetahuan responden

Ceramah Leaflet Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest pretest Posttest

Nilai tertinggi 76 95 76 89 75 82

Nilai terendah 50 77 52 67 50 61

Nilai rata-rata 66,93 86,95 66,78 79,76 65,95 72,33 Presentase

kenaikan (%) 20,02 12,98 6,98

Pada kelompok kontrol mengalami kenaikan nilai rata-rata pada kelompok kontrol sebesar 6,98%. Pada kelompok kontrol mendapatkan hasil yang rendah dibandingkan dengan kelompok ceramah dan leaflet, hal ini sesuai dengan penelitian Supardi (2002) pemberian informasi menggunakan ceramah dan leaflet lebih tinggi dari peningkatan pengetahuan responden yang tidak mendapatkan perlakuan apapun. Berdasarkan tabel 8,


(3)

11 bahwa pada kelompok ceramah terjadi kenaikan nilai yang tinggi dibandingkan dengan kelompok leaflet. Kelompok ceramah terjadi peningkatan nilai sebesar 20,02%, dikarenakan pada kelompok ceramah mendapatkan informasi secara lisan dari penceramah, dapat membaca slide show presentasi penceramah, mendapatkan hangout slide materi, dan jika tidak mengerti dapat ditanyakan langsung kepada penceramah. Hal ini responden pada kelompok ceramah menggunakan penginderaan (mata, mulut, dan telinga), sedangkan pada kelompok leaflet hanya bisa membaca isi dari leaflet yang diberikan dua hari sebelum diadakan post test. Menurut Notoatmodjo (2005) pengetahuan seseorang didapat dari indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata).

Pada penelitian peningkatan pengetahuan responden dikategorikan dalam tingkat pengetahuan responden. Menurut Nursalam (2003) terdapat tiga tingkatan pengetahuan, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Tingkatan pengetahuan responden dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Jumlah responden berdasarkan tingkat pengetahuan di Kabupaten Rembang Tingkat

Pengetahuan

Jumlah Responden

Ceramah Leaflet

Pretest Post test Pretest Post test

Tinggi 2 75 6 60

Sedang 69 - 67 15

Rendah 4 - 2 -

Pada tabel 9 ditunjukkan peningkatan pengetahuan kategori tinggi mendapatkan hasil lebih dari 80% responden mengalami peningkatan pengetahuan setelah pemberian informasi dengan ceramah dan leaflet, sehingga dapat disimpulkan jika pemberian informasi dengan ceramah dan leaflet dapat mempengaruhi peningkatan pengetahuan responden dalam penanganan penyakit diare.

D. Perbedaan Pemberian Informasi terhadap Perlakuan

Ada atau tidaknya pengaruh pemberian informasi terhadap penanganan penyakit diare kepada ibu-ibu di Kabupaten Rembang dilakukan analisis pada data. Terlebih dahulu melakukan uji normalitas, agar dapat mengetahui data yang didapat terdistribusi normal atau tidak. Pada uji normalitas jika p<0,05 maka data tidak terdistribusi normal, sedangkan jika p>0,05 maka data terdistribusi normal. Pada ketiga perlakuan mendapatkan hasil

p<0,05 maka data tidak terdistribusi normal.

Selanjutnya dilakukan uji non parametik, uji non parametik yang dilakukan adalah uji wilcoxon untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan sebelum dan sesudah diberikan informasi terhadap penanganan penyakit diare. Hasil yang diperoleh pada kelompok ceramah nilai p<0,05 (0,000) sehingga ada perbedaan pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberi informasi dengan ceramah. Begitu juga dengan kelompok leaflet nilai


(4)

12 sesudah diberi informasi menggunakan leaflet. Menurut Notoatmodjo (2005) bahwa informasi mengenai kesehatan dapat meningkatkan status kesehatan masyarakat. Pengetahuan akan menyebabkan perubahan perilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki (Notoatmodjo, 2010). Dengan adanya perbedaan pengetahuan yang terjadi pada penanganan penyakit diare, maka diharapkan dapat mencegah terjadinya diare dengan memahami penyebab diare dan menangani penyakit diare, sehingga dapat memperkecil angka kejadian diare di Kabupaten Rembang.

E. Perbedaan Pemberian Informasi terhadap Pengetahuan Ibu-ibu Responden

Pemberian informasi menggunakan ceramah dan leaflet mempengaruhi pengetahuan responden. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pengetahuan terhadap pemberian informasi kepada responden, dilakukan analisis menggunakan uji mann-whitney. Pada pengukuran pertama dilakukan pengukuran nilai pretest pada kedua kelompok, dan didapatkan hasil nilai p=0,699 (p>0,05) maka tidak ada perbedaan sebelum diberikannya informasi penanganan penyakit diare.

Menurut Sumarah (2009) metode ceramah dan leaflet mempunyai keefektifitas yang sama dalam meningkatkan pengetahuan. Untuk mengetahui ada tidaknya efektifitas pemberian informasi menggunakan ceramah dan leaflet terhadap penanganan penyakit diare di hitung selisih nilai pretest dan post test dan dibandingkan, lalu diananlisis menggunakan mann-whitney dan hasilnya p=0,000 (p<0,05). Hal ini dapat dikatakan terjadi perbedaan yang signifikan, sesuai dengan penelitian Sumarah (2009) bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam pemberian informasi dengan metode ceramah dan leaflet terhadap pengetahuan responden. Pada penelitian ini mendapatkan informasi menggunakan ceramah dan leaflet. Leaflet diberikan 2 hari sebelum dilakukaanya pengukuran pengetahuan akhir (post test), tetapi hasil lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok ceramah. Menurut Azwar (2000) pemberian informasi paling efektif dilakukan secara langsung (face to face), sehingga jika terjadi ketidakpahaman mengenai informasi yang diberikan dapat bertanya langsung kepada pemberi informasi. Azwar (2000) juga mengemukakan jika metode audiovisual lebih efektif daripada media cetak dalam pemberian informasi.


(5)

13 PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian efektifitas pemberian informasi dengan metode ceramah dan

leaflet kepada ibu-ibu di Kabupaten Rembang yang dilakukan pada 3 kecamatan yaitu Kecamatan Kragan, Sedan, dan Pancur dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil pengukuran pengetahuan sebelum dan sesudah diberikannya informasi penanganan diare terjadi perbedaan yang signifikan, didapatkan hasil p=0,000.

2. Pemberian informasi menggunakan ceramah dan leaflet mempengaruhi peningkatan pengetahuan ibu-ibu terhadap penanganan penyakit diare dibuktikan dengan analisis menggunakan mann-whitney (p=0,000).

3. Metode ceramah dalam pemberian informasi terhadap pengetahuan penanganan penyakit mengalami kenaikan nilai rata-rata pretest-post test sebesar 20,02% dan pada

leaflet mengalami kenaikan sebesar 12,98%. B. Saran

1. Bagi pelayanan kesehatan

Dapat dilakukan penyuluhan secara rutin dan menyeluruh untuk memperkecil angka kejadian diare.

2. Bagi masyarakat

Masyarakat memahami sebab, gejala serta faktor resiko agar lebih bijaksana dalam pengambilan keputusan dalam penanganan penyakit diare dan dapat melakukan pencegahan terhadap penyakit diare.

3. Bagi peneliti lain

Dilakukan penelitian selanjutnya menggunakan media cetak yang lain, agar dapat mengetahui media cetak yang lebih efektif untuk meningkatkan pengetahuan penanganan penyakit diare.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S., 2000, Teori dan Aplikasi Sikap Manusia, p.72,77, Yogyakarta, Pustaka Pelajar Dinkes, 2011, Kerangka Kerja Sektor Sanitasi. sanitasi kabupaten rembang, Rembang,

Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang

Dinkes, 2013, Rekapitulasi Penderita Diare di Sarana Kesehatan dan Kader, Rembang, Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang

Lindayani, S., & Azizah, R., 2013, Hubungan Sarana Sanitasi Dasar Rumah dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Ngunut Kabupaten Tulungagung, Jurnal Kesehatan Lingkungan, 7, 1, 32-37


(6)

14 Liliweri, A., 2008, Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan, pp.189-191, 55 Yogyakarta,

Pustaka Pelajar

Malikhah, L., Fatimah, S., Simangunsong., 2012, Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Pencegahan dan Penanggulangan secara Dini Kejadian Diare pada Balita di Desa Hegarmanah Jatinangor, Laporan Penelitian, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

Notoatmodjo, S., 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Cetakan Kedua, pp. 79, 88, 158, Jakarta, Rineka Cipta

Notoatmodjo, S., 2005, Teori dan Aplikasi Promosi Kesehatan, pp. 143, 290-291, Jakarta, Rineka Cipta

Notoatmodjo, S., 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, p. 79,88, Jakarta, Rineka Cipta Nursalam, 2003, Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman

Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan, p.124, Jakarta, Salemba Medika

Prasetyo, B., & Jannah, M. L., 2005, Metode Penelitian Kuantitatif, pp. 121-125, Jakarta, PT Rajagrafindo Persada

Suiraoka, P. & Suppariasa, N. D., 2012, Media Pendidikan Kesehatan, p. 29, Yogyakarta, Graha Ilmu

Sumantri, A., 2011, Metodologi Penelitian Kesehatan, p. 166–173, 185, Jakarta, Kencana Prenada Media

Sumarah, 2009 Efektivitas Ceramah dan Leaflet terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang Kanker Leher Rahim pada Akseptor KB Pil di Banyusumurup Girirejo Bantul, Laporan Penelitian, Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Yogyakarta Sunyoto, D., 2013, Statistika untuk Paramedis, Cetakan Pertama., p.24, Bandung, Alfabeta Supardi, S., Sampurno, O. D. & Notosiswoyo, M., 2002, Pengaruh Metode Ceramah dan

Media Leaflet terhadap Perilaku Pengobatan Sendiri yang Sesuai dengan Aturan,

Penelitian Kesehatan, 30, 133

Uno, B. H., & Lamatenggo, N., 2014, Teori Kinerja dan Pengukuran, p. 210-211, Jakarta, PT Bumi Aksara

Wijoyo, Y., 2013, Diare Pahami Penyakit dan Obatnya, pp. 8,39–40, 43–47, Yogyakarta, PT Citra Aji Parama


Dokumen yang terkait

Efektifitas Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Ceramah Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Dalam Penanganan Diare Balita di Sekitar UPT TPA Cipayung, Depok

2 12 128

Perbedaan Metode Ceramah dan Leaflet Terhadap Skor Pengetahuan Santriwati Tentang Pedikulosis Kapitis di Pondok Pesantren Al-Mimbar Sambongdukuh Jombang

0 16 104

EFEKTIFITAS AUDIOVISUAL DENGAN CERAMAH DAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN Efektifitas Audiovisual Dengan Ceramah Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan Kontrasepsi Mow.

2 21 14

EFEKTIFITAS AUDIOVISUAL DENGAN CERAMAH DAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN Efektifitas Audiovisual Dengan Ceramah Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan Kontrasepsi Mow.

0 2 14

PENDAHULUAN Efektifitas Audiovisual Dengan Ceramah Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan Kontrasepsi Mow.

0 3 6

PENDAHULUAN Evaluasi Pengetahuan Ibu-Ibu Pkk Tentang Penyakit Ispa Sebelum Dan Sesudah Diberi Edukasi Dengan Ceramah Dan Leaflet Di Kabupaten Grobogan.

0 2 11

EFEKTIFITAS PEMBERIAN INFORMASI DENGAN CERAMAH DAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN PENANGANAN Efektifitas Pemberian Informasi Dengan Ceramah Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan Penanganan Penyakit Diare Kepada Ibu-Ibu Di Kabupaten Rembang.

0 2 12

PENDAHULUAN Efektifitas Pemberian Informasi Dengan Ceramah Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan Penanganan Penyakit Diare Kepada Ibu-Ibu Di Kabupaten Rembang.

0 4 16

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN METODE CERAMAH DENGAN LEAFLET Efektifitas Pendidikan Kesehatan Menggunakan Metode Ceramah Dengan Leaflet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pencegahan Demam Berdarah Dengue Di Desa Wonorejo Polokarto.

0 3 16

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN METODE CERAMAH DENGAN LEAFLET Efektifitas Pendidikan Kesehatan Menggunakan Metode Ceramah Dengan Leaflet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pencegahan Demam Berdarah Dengue Di Desa Wonorejo Polokarto.

0 3 12